Anda di halaman 1dari 6

SOAL IV FORENSIK

1. Fungsi utama ilmu kedokteran forensic :


Membantu penegak hukum untuk menentukan:
- Apakah suatu peristiwa merupakan peristiwa pidana atau bukan
- Mengetahui bagaimana proses terjadinya tindak pidana tersebut, meliputi :
a. Kapan dilakukan
b. Dimana dilakukan
c. Dengan apa atau senjata apa dilakukan
d. Bagaimana cara melakukannya
e. Apa akibatnya
- Mengenali identitas korban
- Mengenali identitas pelaku tindak pidana

2. Sejarah ilmu kedokteran forensic


Berkaitan dengan sejarah dan perkembangan hukum acara pidana.
Kejahatan yang terjadi sudah ada sejak dahulu seperti mencuri, menipu, menyakiti orang lain,
memperkosa, dan bahkan membunuh sesama.  menimbulkan kerugian, penderitaan,
kematian, kecemasan, ketakutan di masyarakat  upaya pemberantas dibentuk badan-badan
yang ditugasi untuk menangkap, mengadili, menghukum orang – orang yang bersalah 
metode pembuktian masih didasarkan pada pemikiran yang tidak rasional serta dipengaruhi
oleh takhayul. Missal Trial by ordeal (menyuruh orang yang bersalah berjalan di bara api ,
dimasukan kedalam kolam air, atau menyantap makanan yang sudah diberi mantra – mantra 
jika selamat maka kesalahan tidak terbukti, atau bisa jadi menderita luka – luka dan meninggal
dunia  diganti dengan system pembuktian berdasar pengakuan , pusat peradilan hanya
terpusat pada upaya mengorek pengakuan tersangka saja  muncul siksaan fisik, kecacatan,
kematian, juga dapat mengakibatkan orang mengakui apa yang tidak dilakukannya.  upaya
menenukan kesalahan orang sudah ditambah dengan keberadaan saksi  diharap lebih adil ,
kekurangannya saksi bisa dusta (karena diancam, dibayar, lupa , atau kurang pandai
menceritakan Kembali hal hal yang pernah dilihat, didengar, dialaminya ) bisa juga saksi koran
dramatisasi agar pelaku dihukum berat  penegak hukum sadar, peranan barang bukti yang
hamper selalu ada di tiap kejahatan  dapat meberikan petunjuk yang bermanfaat bagi
penyelesaian pidana  para ahli menganalisa dan mau mempelajari penerapan ilmu
pengetahuan yang dimiliki untuk kepentingan peradilan  muncul ILMU ILMU FORENSIK (ilmu
kedokteran forensic, ilmu kedokteran gigi forensic dll)

3. Apa yang diketahui tentang penyidikan :


Menurut KUHAP : Tindakan mencari dan mengumpukan barang bukti – bukti supaya dengan
bukti-bukti tersebut perkaranya menjadi jelas dan pelakunya dapat ditangkap.
Untuk keperluan penyidikan tersebut polisi (penyidik) diberi kewenangan oleh undang-undang
untuk melakukan semua Tindakan yang diperlukan, termasuk meminta bantuan ahli (baik dokter
atau ahli kedokteran forensic).

4. Perbedaan dokter sebagai saksi dan sebagai ahli


- Dokter sebagai saksi : saksi fakta  dokter yang memeriksa dan yang merawat korban
tersebut
- Dokter sebagai ahli : dokter memberikan keterangan ahli suatu perkara pidana di pegadilan
berdasarkan dengan ilmu pengetahuan,pengalaman, dan keahlian khususnya.

5. Pada tingkat penyidikan maka bantuan dokter sebagai ahli akan memberikan keterangan
tentang objek (tersangka/terdakwa dan korban yang diajukan untuk diperiksa dan suatu
masalah yang bersifat hipotetik jelaskan keterangan tentang hipotetik.
Hipotetik adalah : arah untuk melakukan prediksi dari suatu permasalahan yang dihadapi untuk
didapatkan kesimpulan dari suatu permasalahan yang terjadi.
Hipotesis dan kesimpulan tersebut merupakan hasil pemahaman/ ilmu pengetahuan
permasalahan ditambah data atau informasi yang telah dimilki.

6. Keterangan dokter sebagai ahli disebut keterangan yang meguatkan keyakinan hakim :
Apabila diberikan secara lisan disidang pengadilan sesudah dokter menjalani sesudah dokter
menjalani penyanderaan maksimal 14 hari karena waktu itu ia menolak mengucapkan sumpah
atau janji disidang pengadilan.

Pasal 161 KUHAP: apabila ahli menolak bersumpah atau berjanji tanpa alasan yang sah maka
pemeriksaan terhadapnya tetap dilakukan, tetapi ia dengan surat penetapan hakim ketua siding
dapat disandera (bukan ditahan) dirumah tahanan negara paling lama 14 hari. Jika tenggang
waktu itu telah usai dan dokter tetap menolak bersumpah atau berjanji maka keterangan yang
telah diberikan hanya dapat berlaku sebagai keterangan yang dapat menguatkan keyakinan
hakim.

Penyanderaan dimaksudkan untuk melakukan upaya paksa agar dokter mau mengikuti kemauan
hakim mengucapkan sumpah atau janji agar keterangan yang diberikan dapat berfungsi sebagai
alat bukti yang sekaligus sebagai unsur pembentuk keyakinan hakim.

7. Apa yang anda lakukan bila ditempak anda bekerja tidakada fasilitas khusus untuk otopsi dan
pemeriksaan penunjang namun anda diminta untuk melakukan otopsi?
Melakuakan otopsi di rumah sakit lain terdekat yang meiliki fasilitas khusus untuk otopsi dan
pemeriksaan penunjang.

8. Pasal sanksi dokter yang tidak mau jadi saksi ahli


Pasal 224 KUHP
Barag siapa yang dipanggil sebagai saksi atau ahli atau juru ahwa menurut undang-undang
sengaja tidak memenuhi kewajibannya berdasar undang-undang yang harus dipenuhinya,
diancam :
1. Dalam perkara pidana , dengan penjara paling lambat 9 bulan
2. Dalam perkara lain, dengan penjara paling lama 6 bulan

9. Pembusukan
Proses otolisa dan aktivitas mikroorganisme
- Proses otolisa :
Terjadi sebab akibat dari pengaruh enzim yang dilepaskan sel-sel yang sudah mati. Mula
mula yang terkena nucleoprotein yang ada dalam kromatin dan setelah itu dalam
sitoplasma. Seterusnya dinding sel akan mengalami kehancuran dan akibatnya jaringan akan
menjadi lunak atau mencair.
Proses otolisa tidak dipengaruh mikroorganisme  mayat bebas hama  mayat bayi dala
kandungan (proses otolisa tetap berlangsung)

- Mikroorganisme penyabab (Kuman Clostridium welchii yang biasanya ada dalam usus besar.
Mati  system pertahanan tubuh hilang  kuman leusa masuk pembuluh darah 
gunakan darah sebagai media untuk berkembang biak.
Kuman  menyebabkan hemolisa, pencairan bekuan darah yang terjadi sebelum atau
sesudah mati , pencairan thrombus/emboli, perusakan jaringan, pembentukan gas-gas
pembusukan. Terjadi kurang lebih 48 jam setelah kematian

Tanda – tanda :
- Warna kehijauan pada dnding perut seelah kanan bawah  reaksi H2S (dari gas
pembusukan yang terjadi dalam usus besar dgn hb menjadi suf met hb)
- Pelebaran pembuluh darah superfisial
- Muka sembab/bengkak
- Perut mengbung akibat timbunan gas pembusukan
- Kantong pelir laki-laki dan vulv aperempuan bengkak
- Kulit melepuh atau gelembung
- Cairan dari lubang mulut dan hidung
- Bola mata jadi lunak
- Lidah dan bola mata menonjol akibat desakan gas pembusukan
- Dinding perut dada atau perut pecah akibat besarnya tekanan gas
- Kuku dan rambut lepas
- Organ-organ dalam membusuk dan kemudian hancur

Yang palig cepat membusuk : otak, hati, lambung, usus halus , limpa, Rahim wanita hamil/nifas

lambat : esofagus, jantung, paru-paru, diafragma, ginjal, kandung kencing

Paling lambat : prostat laki-laki, Rahim wanita yang tidak hamil/nifas

10. Manfaat traumatology forensic


- Untuk menentukan jenis penyebab trauma
- Waktu terjadinya trauma
- Cara melakukannya
- Akibat trauma
- Kontek peristiwa penyebab trauma

11. Balistik interna dan balistik eksterna


- Balistik interna : mempelajari apa yang terjadi pada peluru dari suatu senjata saat picu
ditarik saat anak peluru meninggalkan ujung laras.
- Balistik eksterna : mempelajari jalannya anak peluru setelah meninggalkan ujung laras.

12. Kelainan post mortem tenggelam


a. Pemeriksaan luar :
- Pakaian basah dan kadang kadang bercampur lumpur
- Kulit basah, keriput, kadang seperti kulit angsa
- Kulit telapak tangan dan telapak kaki kadang menyerupai kulit wanita pencuci pakaian
( washer woman skin)
- Lebam mayat, terutama di kepala dan leher
- Tanda- tanda asfiksia
- Kadand ditemukan cadaveric spasme
- Petunjuk kuat : buih halus akibat acute pulmonary edema waran putih dan persisten. Buih
menjadi banyak bila ditekan

b. Pemeriksaan dalam
- Saluran nafas( trakea dan bronkus ) ditemukan adanya buih
- Paru-paru membesar dan pucat. Bila diiris akan meningggalkan buih berair
- Kondisi paru paru tersebut  ephyema ….. petujunk kuat
- Lambung dan esofagus berisi air dengan butir – butir pasir dan ganggang (algae)
- Hemolisis  lemak lemak hemolisis pada dindig aorta
-

13. Unsur tindak pidana pemerkosaan


a. Unsur pelaku
- Laki-laki
- Mampu melakukan persetubuhan
b. Unsur korban
- Perempuan
- Bukan isteri dari pelaku
c. unsur perbuatan

- persetubuhan dengan paksa (against he will)

- Paksaan tersebut dilakukan dengan menggunakan kekerasan fisik atau ancaman kekerasan

- Persetubuhan berupa intravaginal coitus

14. Unsur yang diperiksa ibu aborsi


Untuk memastikan
1. Peempuan tersebut hamil atau tidak
a. Payudara
- Tampak membesar akibat proliferasi kelenjar susu
b. Uterus
- Tampak membesar
- Ditemukan sisa sisa janin pada aborsi yang tidak sukses
- Ditemukan sel sel trofoblas dan desidua
c. Ovarium
- Terdapat corpus luteum persisten
2. Ada tanda – tanda upaya aborsi atau tidak
- Memar , laserasi atau perdarahan pada alat kelamin
- Infeksi atau sepsis (gunain alat yang tidak steril )
- Obat oral /suntik  pemeriksaan toksikologik

15. Dasar hukum infanticide


Kinderdoodslag (Pasal 341 KUHP ) : tanpa rencana
Kindermoord ( Pasal 342 KUP ) : rencana  hukuman lebih ringan
Kriteria :
- Pelaku harus ibu kandung
- Koran harus anak kandung sendiri
- Pembunuhan harus dilakukan pada saat lahir/ tidak lama kemudian
- Motifnya karena takut ketahuan telah melahirkan anak

16. Tujuan identifikasi


Untuk kepentingan penyidikan perkara pidana dan bagi tugas tugas kepolisian yang lain
(peritistiwa bencan alam, kecelakaan yang menimbulkan banyak korban  mass
disaster),peristiwa ditemukannya seorang demensia/kelaiann jiwa yang sulit berkomunikasi.

Identifikasi korban yang tidak dikenal  banyak korban kejahatan yang ditemukan jauh dari
tempat tinggalnya/tidak ada orang yang mengenali/membusuk  identitas

Identifikasi orang yang melakukan penyamaran.

17. Kegunaan pemeriksaan darah korban mati :


- Golongan darahnya untuk dicocokan dengan golongan darah yang menempel pada senjata
atau mobil yang dicurigai sebab kematiannya
- Sebab kematiannya, dengan memeriksa ada tidaknya zat atau racun yang bisa menyebabkan
kematian

18. Urutan pelakasanaan otopsi


1. Pemeriksaan luar
Seluruh bagian luar dari tubuh jenazah mulai dari ujung rambut sampai kaki, harus diperiksa
teliti
2. Pemeriksaan dalam
a. Incise (pengirisan ) untuk membuka rogga kepala,leher, rongga dada, rongga perut,
rongga panggul dan bagian-bagian lain yang diperlukan
b. Pengeluaran oragan dalam: satu demi satu, persistem, per blok, secara utuh ( seluruh
organ dalam mulai dari mulut, leher, dada, perut, panggul dikeluarkan seluruhnya dalam
keadaan utuh
c. Pemeriksaan tiap-tiap organ satu persatu
d. Pengembalian organ tubuh ke tempat semula
e. Menutup dan menjahit Kembali
3. Pemeriksaan penunjang
Diperlukan jika dari pemeriksaan yang telah disebutkan diatas belum dapat menjawab
seluruh persoalan yang muncul atau yang kira-kira akan muncul dalam proses peradilan
pidana. Misalnya : pemeriksaan laboratorium sederhana, toksikologik, mikroskopik, serlogik,
DNA, dll

Anda mungkin juga menyukai