Anda di halaman 1dari 21

Blok Kedokteran Komunitas

MODUL KEDOKTERAN KELUARGA

Oleh :

1. Risti Indah Nurcha’yanti Anwar 10542060315


2. Dinda Fuadila Al-Humaira 10542060415
3. Dzar Fadli El Furqan 10542060515
4. Fajriah A. Somadayo 10542062515
5. Harbiah 10542062115
6. Muhammad Aril Afif 10542062515
7. Risky Amalia 10542063215
8. Emi Andira 10542063315
9. Arni Safri 10542063815
10. Siti Nastiti Deviyana 10542063015
11. Iqbal Pratama S. Idris 10542064615

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan observasi puskesmas Mangasa ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan sebagai tugas akhir dari mata kuliah Kedokteran Komunitas.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 31 Januari 2019

Penyusun
1. Profil Keluarga

Identitas Penderita
Nama : Tunnia dg Lebang
Tempat dan tanggal lahir : 07 April 1953
Umur : 66 Tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Alamat : Jl. Sultan Alauddin LRG I
Tanggal Kunjungan :19 Januari 2019.
Identitas Anggota Keluarga dalam Satu Lingkungan Rumah
a. Anak Penderita
Nama : Ibrahim
Pekerjaan : Juru Parkir
Pendidikan : SD
Riwayat Penyakit :Depresi
b. Anak Penderita
Nama : Mansyur
Pekerjaan : Juru Parkir
Pendidikan : SMP
Riwayat Penyakit : Varicella
c. Menantu penderita
Nama : Ani
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Riawayat Penyakit : -

2. Deskripsi Kegiatan kasus

Penentuan kasus kedokteran keluarga ini bekerja sama dengan pihak puskesmas
Mangasa. Berdasarkan observasi yang dilakukan penyakit Hipertensi masuk ke dalam
10 penyakit terbesar pada tahun 2017. Menurut Pemegang Program Hipertensi di
Puskesmas Mangasa terdapat banyak kasus dengan diagnosis Hipertensi salah satunya
yang terdeteksi pada saat pelacakan bulan Januari 2019. Penderita tersebut rutin ke
puskesmas dan telah mendapatkan terapi pemulihan dari pihak puskesmas sehingga
disarankan untuk menilai perkembangan status kesehatan penderita serta melihat
kondisi lingkungan pasien dan mencari kemungkinan faktor penyebab. Pada tanggal 19
Januari 2019, kami mulai melakukan observasi dimana kami dibagi menjadi 2
kelompok. Kelompok pertama bertugas melakukan observasi di lingkungan Puskesmas
untuk meminta data rekam medis pasien sekaligus melakukan wawancara dengan pihak
puskesmas, sedangkan kelompok kedua melakukan kunjungan ke rumah pasien
penderita Hipertensi yang berinisial Ny. T. Kami melakukan observasi serta wawancara
kepada pasien seputar riwayat penyakit yang diderita, keadaan dalam rumah tangga
maupun keadaan lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
telah dilakukan, kami menemukan banyak faktor baik eksternal maupun internal yang
diduga kuat berpengaruh terhadap kondisi pasien tersebut. Diakhir sesi, kami
melakukan edukasi terhadap pasien mengenai pola hidup sehat, dan upaya pencegahan
komplikasi dari Hipertensi tersebut
3. Hasil Observasi Rumah Pasien
a. Anamnesis
Ibu Tunnia dg Lebang merupakan salah satu kasus yang berikan dari poli umum
puskesmas Mangasa. Ibu tunnia telah lama menderita penyakit hipertensi dan saat
ini kondisi hipertensinya dapat dikategorikan terkontrol dengan setiap hari ibu
tunnia meminum obat yang diresepkan. Selain hipertensi ibu Tunnia juga menderita
kolesterol, asam urat dan osteoporis. Saat dilakukan anamnesis pasien mengeluh
nyeri pada lutut dan sendi – sendi lainnya saat itu.
Setiap hari pasien rutin meminum obat yang diresepkan oleh dokter puskesmas
mangasa yaitu Amlodipin 10 mg, Simvastatin dan neurodex. Pasien juga mulai
mengurangi makanan yang merupakan pantangan dari penyakitnya seperti gorengan
dan makanan bergaram tinggi. Saat dikunjungi tampak pasien mengeluh nyeri pada
lutut dan persendian lainnya.
Pasien merupak seorang janda yang memiliki 5 orang anak, suami pasien telah
meminggal 6 bulan lalu dengan riwayat asma dan asam urat pula. Anak pertama dari
pasien merupakan seorang laki - laki dan telah lama meninggalkan rumah untuk
bekerja begitu pula dengan anak keduanya yang dimenikah dengan seorang tentara.
Anak pertama dan kedua pasien ini jarang menghubungi ataupun mengunjungi
pasien. Anak ketiga dari pasien telah meninggal dengan riwayat asma.
Saat ini pasien tinggal bersama Mansyur (anak keempat), Ibrahim (anak kelima, dan
Ani (Menantunya). Mansyur merupakan tulang punggung keluarga tersebut
sedangkan Ibrahim mulai tampak membaik setelah menderita depresi akibat sang
ayah meninggal. Ani merupakan istri dari Mansyur yang baru 1 tahun menikah.

Anamnesis Keluarga:
- Bentuk dan Fungsi keluarga
Multigenerational Family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah
- Family Cyrcle
 Tahap Siklus Keluarga : Tahap menjanda atau menduda, dimulai
dari saat meninggalnya suami atau istri hingga pasangannya meninggal
dunia.
 Siklus Hidup Keluarga : Tahap V (dissolution), salah satu pasangan
meninggal dunia.
- Genogram

Alm Ibu T
Bpk T 65 thn

Anak 1 Anak Alm Ibrahim


2 anak 3 35 tahun

Mansur Ani
41 tahun 33 tahun
thn
- Apgar Keluarga

PENILAIAN

HAMPI
KADAN
R
KOMPONEN PERNYATAAN G
SELALU TIDAK
KADAN
PERNA
G
H
1.ADAPTASI Saya puas dengan
bantuan yang
diberikan oleh
KELUARGA*
2
saya jika saya
berada dalam
kesulitan

2.KEMITRAAN Saya puas dengan


cara-cara yang
dilakukan oleh
KELUARGA*
saya dalam
memdiskusikan/m
1
enyelesaikan
masalah-masalah/
membagi
kesenangan
terhadap sesuatu
dengan saya
3.PERTUMBUHA Saya menemukan
N bahwa
KELUARGA*
saya menerima
keinginan saya
untuk bertumbuh
dan berkembang 2
atau melakukan
perubahan pada
diri saya

4.KASIH- Saya puas dengan


SAYANG cara
KELUARGA*
saya menyatakan
kasih sayang
kepada saya dan
cara 1
KELUARAGA
saya merespon
perasaan
(kegembiraa,
kesedihan, dan
kemarahan) saya.
5.KEBERSAMAA Saya merasa puas
N dengan jumlah
0
waktu luang yang
kami habiskan
bersama-sama
dengan
KELUARGA*
saya
KESIMPULAN : Dari hasil APGAR yang didapatkan maka Keluarga Ibu T
merupakan disfungsi keluarga moderate

b. Pemeriksaan Fisik
Dari rekam medis kunjungan terakhir ibu Tunnia pada tanggal 07 Januari 2019
didapat TD 120/80 mmHg, BB 43 kg, dan TB 142 cm. Saat kunjungan tersebut
dilakukan pula pemeriksaan GDS dengan hasil 141 dan pemeriksaan urine dengan
hasil sedimen albumin positif (+) , dan epitel sel positif (+). Pada Saat dilakukan
kunjungan hanya dilakukan pemeriksaan tekanan darah yang didapat yaitu TD ibu
Tunnia 130/80 mmHg dan TD Ani 100/80 mmHg.

4. Identifikasi Masalah

Untuk mengidentifikasi masalah pada pasien ini, kami melakukan wawancara


dengan pasien, dimana selain kami mengamati status kesehatan pasien, keadaan sosial
ekonomi juga dilihat kondisi rumah pasien serta mengamati faktor-faktor resiko yang
kami jumpai pada pasien ini dan mencarikan solusinya melalui 6 langkah pelayanan
kedokteran keluarga yang mencakup komprehensif, berkesinambungan, koordinatif dan
kolaboratif, pencegahan, menimbang keluarga, masyarakat dan lingkungannya.
Dalam menetapkan masalah serta faktor yang mempengaruhi, digunakan konsep
Mandala of Health (menggunakan gambar mandala of helath)
Diagnosis holistik yang ditegakkan pada pasien adalah sebagai berikut.
I. Alasan kedatangan pasien
Pasien datang karena.mengalami keluhan dengan gejala Hipertensi
II. Diagnosis kerja yang ditegakkan
Pasien didiagnosa menderita Hipertensi.
III. Perilaku pasien
Dalam hal keteraturan berobat pasien cukup rajin hal ini dibuktikan dengan tidak
absennya pasien untuk melakukan terapi, dimana pasien teratur untuk melakukan
pengobatan dan mengambil obat antihipertensi setiap bulannya di Puskesmas. Selain
itu, pasien juga sering mengikuti kegiatan senam setiap sabtu yang diadakan pasien
Hipertensi.
IV. Masalah Utama
Masalah utama pasien adalah Hipertensi yang apabila pasien tidak meminum obat
ataupun memakan makanan pantangan dapat menyebabkan tidak terkontrolnya
kondisii hipertensi pasien.
V. Skala Fungsional pasien

Pada saat kunjugan kami, pasien memiliki skala fungsional 1, di mana


pasien bisa melakukan aktivitas sehari-harinya seperti normal sebelum pasien
mengalami penyakit tersebut.
Secara terperinci kami uraikan sebagai berikut :
1. Gambaran status kesehatan keluarga

Berdasarkan hasil wawancara, tampak pasien memiliki keluhan – keluhan


penyakit lainnya, anak keempat beliau yang merupak tulang punggung keluarga
sedang menderita varicella, dan anak bungsu pasien memiliki riwayat depresi
yang telah membaik dan dapat bekerja.

2. Gambaran singkat keadaan sosial ekonomi

Berdasarkan hasil wawancara pula, pasien hanya bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan pemasukan berasal dari anaknya yang bekerja sebagi Juru Parkir
dan untuk pengobatan pasien menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS)

3. Kondisi Rumah

Berdasarkan dari hasil observasi kami, pasien tinggal di daerah yang kumuh
dengan jarak antara rumah sangat rapat dan sanitasi lingkungan yang buruk.
Pasien juga tinggal di rumah tanpa ventilasi dan kurang terkena sinar
matahari sehingga ini dapat berdampak buruk untuk kesehatan pasien.
4. Faktor resiko :

Host Agent Environment


Berdasarkan model segitiga epidemiologi, maka kejadian penyakit hipertensi
dipengaruhi oleh faktor host, agent, dan environment.
a. Host.
Pasien seorang ibu 65 tahun yang menderita hipertensi terkontrol, selain
itu ibu juga menderita kolesterol, asam urat dan osteoporosis. Setiap hari
pasien rutin meminum obat yang diresepkan oleh dokter puskesmas
mangasa yaitu Amlodipin 10 mg, Simvastatin dan neurodex. Pasien juga
mulai mengurangi makanan yang merupakan pantangan dari penyakitnya
seperti gorengan dan makanan bergaram tinggi. Saat dikunjungi tampak
pasien mengeluh nyeri pada lutut dan persendian lainnya.
Pasien merupak seorang janda yang memiliki 5 orang anak, suami pasien
telah meminggal 6 bulan lalu dengan riwayat asma dan asam urat pula.
Anak pertama dari pasien merupakan seorang laki - laki dan telah lama
meninggalkan rumah untuk bekerja begitu pula dengan anak keduanya
yang dimenikah dengan seorang tentara. Anak pertama dan kedua pasien
ini jarang menghubungi ataupun mengunjungi pasien. Anak ketiga dari
pasien telah meninggal dengan riwayat asma.
Saat ini pasien tinggal bersama Mansyur (anak keempat), Ibrahim (anak
kelima, dan Ani (Menantunya). Mansyur merupakan tulang punggung
keluarga tersebut sedangkan Ibrahim mulai tampak membaik setelah
menderita depresi akibat sang ayah meninggal. Ani merupakan istri dari
Mansyur yang baru 1 tahun menikah.
b. Agent.
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu
sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong
dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan tekanan darah ini bisa
berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang
dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan
normal/istirahat) dan daya tahan pembuluh darahnya.
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari
140/90 milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada
bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika
jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya
dengan darah.
Ibu Tunnia yang telah lama menderita hipertensi rutin setiap hari
mengonsumsi obat hipertensi yang diresepkan untuk tetap mengontrol
penyakit pasien. Pasien juga mengurangi mengonsumsi makanan
pantangan.
c. Enviroment.
Permasalahan dalam keluarg ayang dapat memicu meningaktnya tekanan
darah pada pasien, dimana diketahui bahwa ada hubungan keluarga yang
tidak berjalan dengan seharusnya.
Derajat Kesehatan menurut teori H.L. Blum
a. Kependudukan/Keturunan
Lingkungan kependudukan di area sekitar/kampung tempat rumah ibu
Tunnia dg. Lebang termasuk area kumuh sehingga berpengaruh pada
perilaku individual maupun masyarakat. Hampir setiap rumah-rumah yang
dilewati menuju ke rumah ibu Tunnia, penduduk terkhusus yang laki-laki
hampir tidak ada yang tidak merokok.
Dari sisi keturunan, seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa ayah dan anak di
lingkup keluarga memiliki riwayat asthma sehingga menjadi faktor resiko
langsung terhadap penyakit asthma.
b. Lingkungan
Ibu Tunni tinggal di kawasan lorong yang dimana kondisi lingkungan rumah
yang saling berdempetan, meskipun terlihat tidak sehat tetapi kerukunan
antar tetangga terjalin cukup harmonis.
c. Pelayanan Kesehatan
Wilayah ini dibawahi oleh Puskesmas Mangasa. Dari data rekam medik ibu
Tunnia dan beberapa anaknya, yakni pak Mansur dan Ibrahim, pelayanan
kesehatan yang dijalankan sejatinya sudah sesuai standar prosedural dan
terus mengikuti perkembangan penyakit dari keluarga ibu Tunnia, hanya saja
dalam beberapa waktu tertentu ibu Tunnia dan keluarga tidak melakukan
check up kembali untuk gejala yang dialami oleh keluarga.
d. Perilaku Kesehatan
Hal yang menjadi sorotan adalah kebiasaaan merokok dari anggota keluarga,
sehingga faktor resiko terjadinya asma semakin meningkat.

5. Pemecahan Masalah

Sebagai dokter keluarga, langkah-langkah yang kami ambil adalah sesuai dengan

prinsip-prinsip kedokteran keluarga meliputi tindakan terhadap pasien, keluarga, dan

lingkungannyasebagai berikut:

1. Personal

a. Memberikan pemahaman kepada pasien tentang penyakit yang dialami.

Bahwa Hipertensi merupakan penyakit yang sangat dipengaruhi oleh pola

hidup yang tidak sehat. Oleh karena itu, pasien perlu memperbaiki pola

hidup dengan menjaga makanannya, upayakan yang rendah kandungan

lemaknya. Dan rutin melakukan aktivitas fisik misalnya dengan berolahraga.

Serta rutin mengkonsumsi obat antihipertensi

b. Tetap mengedukasikan pasien tentang kebersihan diri dan lingkungan

2. Komprehensif

Primordial :

a. Menjelaskan kepada pasien perlunya menjaga pola makan dan gaya hidup

yang sehat..

Primer :
a. Menjaga pola hidup seperti :
o Menjaga berat badan ideal. Berat badan berlebih bisa membuat
seseorang lebih berisiko terserang hipertensi.
o Berolahraga secara rutin. Seseorang yang aktif berolahraga akan
lebih terhindar dari risiko terserang hipertensi. Lakukan jalan cepat
atau bersepeda 2-3 jam setiap minggu.
o Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat. Misalnya,
roti dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.
o Kurangi garam. Batasi dalam makanan, tidak lebih dari satu
sendok teh.
o Kurangi konsumsi alkohol. Mengonsumsi lebih dari takaran
alkohol yang disarankan, bisa meningkatkan risiko hipertensi.
o Berhenti merokok. Meski rokok tidak menyebabkan hipertensi
secara langsung, tetapi rokok bisa membuat arteri menyempit,
sehingga meningkatkan risiko serangan jantungdan stroke.
o Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan. Meminum lebih dari
empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.

Sekunder :

a. Menjelaskan kepada pasien pentingnya meminum obat secara rutin tanpa

putus.

b. Menjelaskan kepada pasien efek samping obat.

c. Mengingatkan pasien untuk selalu mengontrol tekanan darah

Tersier :

a. Menjelaskan kepada pasien kemungkinan adanya komplikasi berupa kelainan

fungsi jantung, ginjal, bahkan dapat menyebabkan stroke


b. Memantau perkembangan pasien untuk penyakit Hipertensi dengan rutin

mengkonsumsi obat anti hipertensi dan melakukan pemeriksaan kontrol

tekanan darah

c. Mencatat rekam medis pasien yang berisi perkembangan penyakit pasien.

d. Pengisiin berat badan dan perkembangan berat badan pasien tiap bulan

selama terapi

e. Edukasi dan pemeriksaan kesehatan keluarga pasien juga sangat penting

terkait penyakit Hipertensi yang merupakan salah satu penyakit genetic

3. Koordinatif dan kolaboratif

a. Menyarankan kepada masyarakat dan kader puskesmas Mangasa untuk ikut

berpartisipasi aktif dalam pengawasan obat pasien

b. Menjaga kebersihan pasien dan lingkungan rumah .

4. Mengutamakan pencegahan

a. Mengingatkan pasien untuk selalu melakukan cek tekanan darah secara berkala

b. Mengingatkan orang sekitar pasien untuk mengingatkan pasien meminum obat

antihipertensi secara rutin

c. Menjelaskan kepada pasien dan pasien itu sendiri bagaimana cara-cara untuk

mencegah berkembangnya penyakit hipertensi agar tidak terjadi komplikasi

Adapun cara-caranya adalah sebagai berikut:


 Genetika, faktor risiko yang tidak bisa dihindari namun bisa dikontrol
 Obesitas, Overweight atau Kegemukan
 Kebiasan Konsumsi Alkohol Berlebihan
 Kebiasaan merokok
 Faktor Usia, Kontrol dengan Rutin Olah Raga
5. Menimbang keluarga, masyarakat dan lingkungannya
o Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga
dengan lingkungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi
bersamaan. Secara lebih spesifik,keberadan dukungan sosial keluarga yang
adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah
sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Selain itu, pengaruh
positif dari dukungan sosial keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian
dalam kehidupan yang penuh dengan stress. Dalam semua tahap, dukungan sosial
keluarga menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan
akal, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam
kehidupan.
o Faktor resiko hipertensi pada pekerja meliputi jenis pekerjaan, lingkungan kerja,
beban kerja, gaya hidup dan karakteristik pekerja. Guru obesitas lebih beresiko
terkena hipertensi, hipertensi pada pegawai berhubungan dengan aktivitas fisik dan
obesitas, lingkungan terpapar kebisingan 75-85 db (A) beresiko terjadi hipertensi
1,56 kali. Pekerja shift memiliki persentasi kejadian hipertensi lebih tinggi
dibandingkan pekerja non-shift. Bekerja berlebihan atau selama 11 jam sehari akan
meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan yaitu depresi, stress, mata tegang,
kinerja otak menurun, kualitas tidur menurun dan termasuk mengakibatkan
penyakit jantung dan hipertensi.
o Peran kondisi rumah sangat berpengaruh juga untuk keluhan pasien karena rumah
yang kurang bersih dapat memicu stress yang dapat berpengaruh terhadap kondisi
pasien.

Penatalaksanaan kesehatan keluarga :


1. Upaya keluarga terkait promosi kesehatan
a. Keluarga memegang peranan yang penting dalam berbagai bentuk upaya
promosi kesehatan di dalam keluarga.
b. Ada banyak bentuk bentuk peningkatan kesehatan, pencegahan dan
pengurangan resiko: Sekitar masalah pola hidup  berhenti merokok, olah
raga, imunisasi dan lain-lain.
c. Agar strategi sehat dapat berhasil; menunut perbaikan pola hidup seluruh
anggota keluarga.
d. Anggota keluarga perlu mempelajari status kesehatan mereka dan citra tubuh
 seperti apakah tubuh mereka lemah, sakit-sakitan atau sehat.
e. Anggota keluarga yang dapat menunjukkan perilaku hidup sehat akan
menjadi contoh yang sangat ampuh bagi anggota keluarga yang lain.
2. Respon keluarga terhadap gejala-gejala
a. Tahapan ini dimulai: mengenal, menginterprestasikan bahaya yang timbul,
menujukkan kepeduliaan terhadap masalah yang timbul.
b. Keluarga meyakini gejala – gejala penyakit yang timbul dan mencari jalan
penyelesaiannya.
c. Tahap ini terdiri dari: kepercayaan yang menyangkut gejala atau penyakit dari
anggota keluarga, bagaimana menangani pentakit tersebut.
3. Mencari tempat pelayanan
a. Dimulai ketika keluarga menyetakan adanya anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
b. Orang yang sakit dan keluarga mulai mencari informasi, bantuan sesuai
dengan keyakinan mereka baik kepada tenaga profesional, maupun tenaga
yang mereka yakini dapat membantu.
c. Keputusan apakah ditangani di rumah, di klinik atau RS  cenderung
dirundingkan di keluarga.
4. Merujuk dan mendapatkan pelayanan
a. Adanya kontak keluarga dengan pelayanan kesehatan.
b. Keluarga menentukan kepada siapa mereka akan berkonsultasi dan
mendapatkan pelayanan.
5. Respon segera keluarga terhadap penyakit
a. Keluarga menerima peran sakitnya? Ditandai dengan: Ketergantungan
terhadap tenaga kesehatan, Keinginan utk mentaati nasehat medik, Berusaha
keras untuk sembuh
b. Tahap respon akut  penyesuaian yang hrs segera dibuat.
c. Penyakit serius/mengancam jiwa  krisis kelg dapat terjadi  respon
kekuatan stressor.
6. Tahap penyesuaian/penyembuhan sakit
a. Penyakit serius dan kronis dari seorang anggota keluarga  mempengaruhi
secara mendalam pada sistem keluarga, khususnya struktur peran dan
pelaksanaan fungsi keluarga.
b. Keseriusan ketidakmampuan.
c. Sentralitas klien dalam unit keluarga.
d. Keluarga mempunyai peran yang bersifat mendukung selama masa
penyembuhan dan pemulihan.
Pencegahan Penyakit :
1. Rutin berkunjung ke pelayanan kesehatan (PUSKESMAS)
Dengan melakukan kunjunggna ke pelayan kesehatan maka pasien akan rutin pula
memeriksa tekanan darah, hal inilah yang snagat pentingnkarena dengan begitu
pasien dapat mengetahui apakah tekanan darah Anda normal atau tidak. Hal ini
dapat menjadi dasar keteraturan mengonsumsi obat pula.
2. Mengatur Pola Makan
Pola makan yang buruk sangat mungkin menyebabkan tekanan darah melonjak.
Maka itu, Anda harus mengurangi makanan yang tinggi natrium yang banyak
terkandung dalam garam dapur serta makanan olahan, supaya tekanan darah tetap
normal. Sebaliknya, untuk mencegah hipertensi Anda dapat memilih makanan yang
tinggi kalium yang dapat membantu menjaga tekanan darah stabil. Kalium dapat
Anda temukan dalam kentang, pisang, alpukat, ikan, dan susu. Tak hanya itu,
makanan rendah lemak serta makanan berserat seperti buah-buahan, sayur, serta biji-
bijian utuh juga dianjurkan untuk dikonsumsi. Saat ini sudah ada beberapa jenis diet
yang ditujukan untuk orang yang memiliki darah tinggi, seperti diet DASH. Dengan
menerapkan diet ini, Anda harus mengonsumsi asupan serat yang tinggi, sumber
protein dengan kandungan lemak yang rendah, membatasi natrium, serta
menghindari makanan dengan kolesterol tinggi. Jangan lupa juga untuk minum air
putih yang cukup, karena kekurangan cairan akan memengaruhi jumlah natrium di
dalam tubuh.
3. Rutin malakukan aktifitas olahraga
Saat ini olahraga sudah jadi kebutuhan semua orang karena dapat menjaga kesehatan
tubuh secara umum, termasuk mencegah hipertensi. Faktanya, orang yang
berolahraga rutin memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah ketimbang yang tidak
melakukan olahraga sama sekali. Untuk menjaga tekanan darah tetap normal,
sebaiknya lakukan olahraga selama 2 jam hingga 30 menit per minggu. Tak perlu
olahraga yang terlalu sulit, cukup jalan santai, jogging, atau bersepeda saja sudah
dapat mencegah hipertensi. Sementara anak-anak dan remaja dianjurkan untuk
berolahraga selama satu jam setiap hari supaya tubuhnya tetap bugar dan terhindar
dari risiko hipertensi.
FOTO KUNJUNGAN RUMAH

A. Lingkungan Sekitar Rumah Pasien

B. Keadaan dalam Rumah Pasien


C. Foto bersama pasien setelah wawancara

Anda mungkin juga menyukai