Anda di halaman 1dari 24

AUSKULTASI

Pengukuran Fisioterapi Sistem Neurologi dan


Kardiovaskular Pulmonal
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3

● NURUL HUSNAH (PO714241194004)


● AYU RENSI AMBABUNGA (PO714241194010)
● SITI OVIANTI MOHASA (PO714241194015)
● FATHUR RAHMA BAHTIAR (PO714241194020)
● LUTHFIAH DWI AMALIA (PO714241194025)
● NURUL SASMITA (PO714241194031)
● RATNA RIANTI (PO714241194036)
● SYARLA APRILIYA IMAYA (PO714241194041)
● ST. ALFIRAH DAMAYANTI (PO714241194046)
POKOK BAHASAN

Karakteristik Bunyi
01 Definisi Auskultasi 02 Auskultasi

Macam-Macam Daerah
03 Pemeriksaan 04 Auskultasi
01
DEFINISI
AUSKULTASI
adalah suatu tindakan pemeriksaan
dengan mendengarkan bunyi yang
terbentuk di dalam tubuh. Hal ini di
maksudkan untuk mendeteksi
adanya kelainan dengan cara
membandingkan dengan
bunyi normal. Auskultasi dilakukan
di dada dengan cara mendengarkan
suara napas dan bila di lakukan
di abdomen mendengarkan suara
bising usus.
02
KARAKTERISTIK
BUNYI
1. Frekuensi atau jumlah siklus gelombang per detik yang dihasilkan oleh benda yang bergetar.
Semakin tinggi frekuensinya, semakin tinggi nada bunyi dan sebaliknya.
2. Kekerasan atau amplitudo gelombang bunyi. Bunyi terauskultasi digambarkan sebagai keras atau
pelan.
3. Kualitas, atau bunyi-bunyian dengan frekuensi dan kekerasan yang sama dari sumber berbeda.
Istilah seperti tiupan atau gemuruh menggambarkan kualitas bunyi.
4. Durasi, atau lamanya waktu bunyi itu berlangsung. Durasi bunyi adalah pendek, sedang dan
panjang. Lapisan jaringan lunak mengendapkan durasi bunyi dari organ internal dalam. Pemeriksa
harus mengenal berbagai tipe bunyi normal yang terdengar pada organ yang berbeda, sehingga
bunyi abnormal dapat di deteksi dengan sempurna. Untuk mendeteksi suara diperlukan suatu alat
yang disebut stetoskop yang berfungsi menghantarkan, mengumpulkan dan memilih frekuensi
suara.
03
Pemeriksaan
1. Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung bagian mana yang diperiksa dan
bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka
2. Pastikan pasien dalam keadaan rilek dengan posisi yang nyaman
3. Pastikan stetoskop sudah terpasang baik dan tidak bocor antara bagian kepala, selang dan
telinga
4. Pasanglah ujung steoskop bagian telinga ke lubang telinga pemeriksa sesuai arah, ukuran dan
lengkungannya. Stetoskop telinga
5. Hangatkan dulu kepala stetoskop dengan cara menempelkan pada telapak tangan pemeriksa
atau menggosokan pada pakaian pemeriksan
6. Tempelkan kepala stetoskop pada bagian tubuh pasien yang akan diperiksa dan lakukan
pemeriksaan dengan seksama dan sistimatis
7. Pergunakanlah bel stetoskop untuk mendengarkan bunyi bernada rendah pada tekanan ringan
yaitu pada bunyi jantung dan vaskuler dan gunakan diafragma untuk bunyi bernada tinggi
seperti bunyi usus dan paru
8. Informasikan hasil pemeriksaan dan catat pada status
04
Macam-Macam Daerah
Auskultasi
A. AUSKULTASI JANTUNG
Dari jantung yang normal dapat didengar lub-dub, lub-dub, lub-dub... Lub adalah suara penutupan
katup mitral dan katup trikuspid, yang menandai awal sistole. Dub adalah suara katup aorta dan
katup pulmonalis sebagai tanda awal diastole. Pada suara dub, apabila pasien bernafas akan
terdengar suara
yang terpecah.
• Posisi pasien berbaring dengan sudut 30 derajat
• Mintalah pasien relak dan bernapas biasa
• Tempelkan kepala stetoskop pada ictus cordis dengarkan suara dasar jantung
• Bila auskultasi dengan corong stestokop untuk daerah apek dan ruang interkosta 4 dan 5 kiri
kearah sternum. Dengan membran untuk ruang interkosta 2 kiri kearah sternum
• Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung
• Bedakan irama systole, diastole dan intensitasnya
• Perhatikan suara tambahan yang mungkin timbul
• Gabungkan auskultasi dengan kualitas pulsus (denyut nadi)
• Tentukan daerah penjalaran bising dan titik maksimumnya
B. AUSKULTASI PARU-PARU

Tujuan pemeriksaan auskultasi paru adalah untuk menentukan adanya perubahan dalam
saluran napas dan pengembangan paru. Dengan auskultasi dapat didengarkan suara napas, suara
tambahan, suara bisik dan suara percakapan. Suara napas adalah suara yang dihasilkan aliran udara
yang masuk dan keluar paru pada waktu bernapas. Pada proses pernapasan terjadi pusaran/ eddies
dan benturan/ turbulensi pada bronkus dan percabangannya. Getaran dihantarkan melalui lumen
dan dinding bronkus. Pusaran dan benturan lebih banyak pada waktu inspirasi/menarik napas
dibanding ekspirasi/ mengeluarkan napas, hal inilah yang menyebabkan perbedaan suara antara
inspirasi dan ekspirasi.
Lanjutan….

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:


• Mendengarkan suara napas
• Identifikasi suara napas

1. Vesicular  halus, mendesir, sepoi-sepoi dan


terdengar diatas chest kecuali dekat trachea dan
bronchus dan diantara scapula  lebih panjang
terdengar saat inspirasi dari expirasi
2. Bronchovesicular  halus, sepoi-sepoi
terdengan sama saat inspirasi dan expirasi
dekat cabang bronchus space intercostalis 1
dan 2 dan diantara scapula di posterior
3. Bronchial  keras, bergema, berputar (tubular)
dan terdengar sepanjang sternum  terdenganr
lama saat ekspirasi dari pada phase inspirasi
4. Tracheal  keras, kasar /tajam dan sangat jelas
dan hanya terdengar diatas trachea
Lanjutan….

a. Auskultasi Paru Depan


 Posisi pasien duduk dengan kedua tangan dipaha atau dipinggang dan berhadapan dengan
pemeriksa
 Tempelkan stetoskop pada dinding dada
 Mintalah pasien menarik napas pelan-pelan dengan mulut terbuka
 Dengarkan satu periode inspirasi dan ekspirasi
 Mulailah dari depan diatas klavikula kiri dan teruskan kesisi dinding dada kanan selanjutnya
geser kebawah 2- 3 cm dan seterusnya, sampai kedada bagian bawah
 Mintalah pasien mengangkat lengan nya untuk pemeriksaan di daerah aksila kanan dan kiri
 Bandingkan suara napas kanan dan kiri, serta dengarkan adanya suara napas tambahan
Lanjutan….

b. Auskultasi Paru Belakang


 Posisi pasien duduk dengan kedua tangan dipaha atau dipinggang dan membelakangi
pemeriksa
 Tempelkan kepala stetoskop pada supraskapula dada belakang kiri, dan dengarkan dengan
seksama, kemudian lanjutkan kebagian dada kanan selanjutnya geser kebawah 2- 3 cm dan
seterusnya, sampai kedada bagian bawah
 Mintalah pasien mengangkat lengan nya untuk auskultasi pada aksila posterior kanan dan
kiri
 Bandingkan getaran suara kanan dan kiri, dengarkan adanya suara napas tambahan
CONCLUSIONS
Mercury is the closest planet to the sun
and the smallest one in the solar system—
it’s only a bit larger than the Moon
SUARA TAMBAHAN
Pada pernapasan normal tidak ditemukan suara tambahan, jika ditemukan suara tambahan indikasi
ada kelainan,adapun suara tambahan adalah:
a. Rales/Krakles Bunyi yang dihasilkan oleh exudat lengket saat saluran halus pernapasan
mengembang dan tidak hilang, suruh pasien batuk, sering ditemui pada pasien dengan
peradangan paru seperti TBC maupun pneumonia.
b. Ronchi Bunyi dengan nada rendah, sangat kasar terdengar baik inspirasi maupun ekspirasi
akibat terkumpulnya secret dalam trachea atau bronchus sering ditemui pada pasien oedema
paru, bronchitis.
c. Wheezing Bunyi musical terdengar “ngii...” yang bisa ditemukan pada fase ekspirasi maupun
ekspirasi akibat udara terjebak pada celah yang sempit seperti oedema pada brochus.
d. Fleural Friction Rub Suatu bunyi terdengar kering akibat gesekan pleura yang meradang,
bunyi ini biasanya terdengar pada akhir inspirasi atau awal ekspirasi, suara seperti gosokan
amplas.
e. Vocal resonansi pemeriksaan mendengarkan dengan stethoscope secara sistematik disemua
lapang guru, membandingkan kanan dan kiri pasien diminta mengucapkan tujuh puluh tujuh
berulang-ulang.
Lanjutan….
• Vokal resonan normal terdengar intensitas dan kualitas sama antara kanan dan kiri.
• Bronchophoni : terdengar jelas dan lebih keras dibandingkan sisi yang lain umumnya akibat
adanya konsolidasi.
• Pectorilequy : suara terdengar jauh dan tidak jelas biasanya pada pasien effusion atau
atelektasis.
• Egopony : suara terdengar bergema seperti hidungnya tersumbat
Link: https://youtu.be/CHGMBzaW9-k
Link: https://youtu.be/Ntj5lFN25CU
Link Video Auskultasi Kelompok 3
https://drive.google.com/file/d/1e0PZpRc_Cdvyl0Pn1EnhbpcHR6J9GdAu/view?usp=drivesdk
THANK
YOU!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai