Anda di halaman 1dari 20

PENATALAKSANAAN

AWAL JALAN NAPAS


KELOMPOK 2:
ADHE YULFIYAH GANI
ANDI SULFI ALPHIANI
IIN ADE SAPUTRA
NIZHAMUL HUKMI
SHAFIRA SALSABIIL MS
WIWY AYU SEPTIKA
ANATOMI JALAN NAPAS

• Keberhasilan pengelolaan jalan nafas diantaranya intubasi, ventilasi,


krikotirotomi dan anestasi regional untuk laring memerlukan pengetahuan
detail dari anatomi jalan nafas.
• Ada dua gerbang untuk masuk ke jalan nafas pada manusia yaitu hidung
yang menuju nasofaring (pars nasalis), dan mulut yang menuju orofaring
(pars oralis). Kedua bagian ini di pisahkan oleh palatum pada bagian
anteriornya, tapi kemudian bergabung di bagian posterior dalam faring.
AIRWAY MANAGEMENT

• Airway Management ialah memastikan jalan napas terbuka. Tindakan


paling penting untuk keberhasilan resusitasi adalah segera
melapangkan saluran pernapasan dengan tujuan untuk menjamin
jalan masuknya udara ke paru secara normal sehingga menjamin
kecukupan oksigenasi jaringan.
MACAM-MACAM GANGGUAN
JALAN NAFAS
Obstruksi jalan nafas berdasarkan derajat sumbatan

Obstruksi Total Obstruksi Parsial

• Keadaan dimana jalan nafas • Sumbatan pada sebagian jalan


menuju paru-paru tersumbat nafas sehingga dalam keadaan
total, sehingga tidak ada udara ini udara masih dapat masuk ke
yang masuk ke paru-paru. paru-paru walaupun dalam
Terjadi perubahan yang akut jumlah yang lebih sedikit. Bila
berupa hipoksemia yang tidak dikoreksi dapat
menyebabkan terjadinya menyebabkan kerusakan otak.
kegagalan pernafasan secara
cepat.
Obstruksi jalan nafas berdasarkan penyebab

Trauma Benda asing, dapat tersangkut pada

• Trauma dapat disebabkan oleh karena • Laring – terjadinya obstruksi pada laring
kecelakaan, gantung diri, atau kasus dapat diketahui yakni secara progresif
percobaan pembunuhan. Lokasi obstruksi terjadi stridor, dispneu, apneu, disfagia,
biasanya terjadi di tulang rawan sekitar hemopsitis
misalnya arytenoid, pita suara. • Trakea – benda asing di dalam trakea
• Trauma Maksilofasial tidak dapat dikeluarkan, karena
• Trauma Leher tersangkut dalam rima glottis dan
• Trauma Laringeal menimbulkan gejala obstruksi laring.
• Bronkus – biasanya akan tersangkut pada
bronkus kanan karena diameternya lebih
besar dan formasnya dilapisi oleh sekresi
bronchus.
PENGKAJIAN JALAN NAFAS

LOOK

LISTEN

FEEL
LOOK
Look untuk melihat apakah pasien agitasi/gelisah, mengalami penurunan kesadaran, atau
sianosis
• Kesadaran ; pasien yang bias bicara berarti airway bebas, namun tetap perlu evaluasi berkala
• Agitasi memberi kesan adanya hipoksia
• Nafas cuping hidung
• Sianosis menunjukkan hipoksemia yang disebabkan oleh kurangnya oksigenasi dan dapat
dilihat dengan melihat pada kuku-kuku
• Adanya retraksi dan penggunaan otot-otot napas tambahan yang merupakan bukti adanya
gangguan airway
LISTEN
• Snoring, akibat sumbatan sebagian jalan napas setinggi farng
• Gurgling, (suata berkumur) menunjukkan adanya cairan/benda asing
• Sridor, dapat terjadi akibat sumbatan sebagian jalan napas setinggi larings atau
setinggi trakea
• Hoarseness, akibat sumbatan sebagian jalan napas setinggi faring
• Afoni, pada pasien sadar merupakan petanda buruk, pasien yang membutuhkan
napas pendek untuk bicara menandakan telh terjadi gagal napas
FEEL
• Aliran udara dari mulut atau hidung.
• Posisi trakea terutama pada pasien trauma. Palpasi
trakea untuk menentukan apakah terjadi deviasi dari
midline
• Palpasi apakah ada krepitasi
TEKNIK MENGELUARKAN BENDA ASING
PADA PASIEN DEWASA SADAR

Langkah 1 Langkah 2

• Memastikan pasien tersedak, tanyakan • Bila pasien berdiri penolong berdiri di


“apakah anda tersedak?” belakang pasien, bila pasien duduk
• Jika pasien mengiyakan dengan bersuara penolong berlutut dan berada di
dan masih dapat bernafas serta dapat belakang pasien
batuk, mintalah pasien batuk sekeras • Letakkan satu kaki di antara kedua
mungkin agar benda asing dapat keluar tungkai
• Bila jalan napas pasien tersumbat, dia
tidak dapat berbicara, bernapas, maupun
batuk dan wajahnya kebiruan penolong
harus segera melakukan langkah
berikutnya.
Langkah 3
• Lingkarkan lengan anda pada perut pasien dan cari pusar
• Letakkan 2 jari di atas pusar
• Kepalkan tangan yang lain
• Tempatkan sisi ibu jari kepalan tangan pada dinding abdomen
di atas dua jari tadi
• Minta pasien membungkuk dan genggam kepalan tangan anda
dengan tangan yang lain
• Lakukan hentakan ke arah dalam dan atas
• Periksa bilamana benda asing keluar setiap 5 kali hentakan
• Ulangin abdominal thrust sampai benda asing keluar atau
pasien tidak sadar.
TEKNIK PERTOLONGAN SUMBATAN BENDA
ASING PADA PASIEN DEWASA TIDAK SADAR
a. Langkah 1
• Posisikan pasien/korban terlentang di alas yang datar dan keras.
b. Langkah 2
• Buka jalan napas pasien/korban dengan head tilt-chin lift
• Periksa mulut pasien/korban untuk melihat bilamana tampak benda asing.
• Untuk memeriksa jalan nafas terutama di daerah mulut, dapat dilakukan teknik Cross
Finger yaitu dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yang disilangkan dan menekan
gigi atas dan bawah. Kegagalan membuka nafas dengan cara ini perlu dipikirkan hal lain
yaitu adanya sumbatan jalan nafas di daerah faring atau adanya henti nafas (apnea)
• Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut dilakukan
pembersihan manual dengan sapuan jari (finger sweep).
• Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut
dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari (finger sweep).
c. Langkah 3
• Evaluasi pernapasan pasien/korban dengan melihat, mendengar dan merasakan
• Bila tidak ada napas, lakukan ventilasi
• Bila jalan napas tersumbat, reposisi kepala dan lakukan ventilasi ulang
d. Langkah 4
• Bila jalan napas tetap tersumbat, lakukan 30 kompresi dada (posisi tangan untuk
kompresi dada sama dengan RJP dewasa)
e. Langkah 5
• Ulangi langkah 2-4 sampai ventilasi berhasil (ventilasi berhasil bila terjadi
pengembangan dinding dada)
f. Langkah 6
• Evaluasi nadi, tanda-tanda sirkulasi ketika jalan napas bebas
• Jika nadi tidak teraba, perlakukan sebagai henti jantung, lanjutkan RJP
30:2
• Jika nadi teraba, periksa pernapasan
• Jika tidak ada napas, lakukan bantuan napas 10-12x/menit (satu tiupan
tiap 5-6 detik) dengan hitungan satu ribu, dua ribu, tiga ribu, empat
ribu, tiup. Ulangi sampai 12 kali.
• Jika nadi dan napas ada, letakkan pasien/korban pada posisi recovery
• Evaluasi nadi, tanda-tanda sirkulasi dan pernapasan tiap beberapa
menit
TEKNIK PERTOLONGAN SUMBATAN BENDA
ASING PADA ANAK DIBAWAH 1 TAHUN.
• Posisikan bayi pada posisi menengadah dengan telapak tangan yang berada di atas paha
menopang belakang kepala bayi dan tangan lainnya menekan dada bayi.
• Lakukanmanuver hentakkan (chest thrust) pada dada sebanyak lima kali dengan
menggunakan jari tengah dan telunjuk tangan sejajar dengan putting susu bayi.
• Lalu, balikkan bayi sehingga bayi berada pada posisi menelungkup dan lakukan tepukan di
punggung (back blow) dengan menggunakan pangkal telapak tangan sebanyak lima kali.
• Kemudian, dari posisi menelungkup, telapak tangan penolong yang bebas menopang
bagian belakang kepala bayi sehingga bayi berada di antara kedua tangan kita (tangan satu
menopang bagian belakang kepala bayi, dan satunya menopang mulut dan wajah bayi).
• Lakukan tepukan pada punggung bayi sebanyak 5 kali, lalu kembali lakukan manuver
hentakan/dorongan pada dada bayi dengan posisi telungkup.
PENGELOLAAN JALAN NAFAS SECARA MANUAL
Pada pasien yang tidak sadar, penyebab tersering sumbatan jalan napas
yang terjadi adalah akibat hilangnya tonus otot-otot tenggorokan. Dalam kasus
ini lidah jatuh ke belakang dan menyumbat jalan napas ada bagian faring.
Letakkan pasien pada posisi terlentang pada alas keras ubin atau selipkan
papan kalau pasien diatas kasur. Jika tonus otot menghilang, lidah akan
menyumbat faring dan epiglotis akan menyumbat laring. Untuk menghindari
hal ini dilakukan beberapa tindakan, yaitu:
a. Perasat kepala tengadah-dagu diangkat (head tilt-chin lift manuver)
b. Perasat dorong rahang bawah (jaw thrust manuver)
PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN ALAT SEDERHANA

Hilangnya tonus otot jalan nafas bagian atas pada pasien yang tidak sadar
atau dianestesi menyebabkan lidah dan epiglotis jatuh kebelakang kearah
dinding posterior faring. Mengubah posisi kepala atau jaw thrust merupakan
teknik yang disukai untuk membebaskan jalan nafas. Untuk mempertahankan
jalan nafas bebas, jalan nafas buatan (artificial airway) dapat dimasukkan
melalui mulut atau hidung untuk menimbulkan adanya aliran udara antara lidah
dengan dinding faring bagian posterior.
a. Oropharyngeal Airway (OPA)
b. Nasopharyngeal Airway (NPA)
PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN
ALAT LANJUTAN

a. Face Mask Design dan Teknik


b. Laryngeal Mask Airway (LMA)
c. Intubasi dengan Endotrakeal Tube (ETT)
d. Combitube
PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN
TINDAKAN OPERASI

Metode bedah untuk manajemen jalan napas mengandalkan membuat


sayatan bedah dibuat di bawah glotis untuk mencapai akses langsung ke
saluran pernapasan bagian bawah, melewati saluran pernapasan bagian atas.
Manajemen jalan napas bedah sering dilakukan sebagai upaya terakhir dalam
kasus di mana Orotracheal dan intubasi nasotrakeal tidak mungkin atau
kontraindikasi. Manajemen jalan napas bedah juga digunakan ketika seseorang
akan membutuhkan ventilator mekanik untuk jangka waktu lama.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai