Sumber : comportho.com
Sendi lutut merupakan sendi yang memperoleh beban besar dengan gerakan
yang luas, dan berfungsi sebagai pembentuk sikap tubuh, berperan dalam gerak weight
transfer, dan dalam pergerakan seperti berjalan, berlari, melompat, menendang,
mendorong, menarik dan lain sebagainya. Secara sekilas sendi lutut hanyalah sebuah
sendi sederhana, tetapi sebenarnya sendi lutut adalah sendi yang terbesar dan sendi
paling kompleks pada tubuh manusia. Sendi ini diklasifikasikan dalam synovial hinge joint
dengan gerakan yang terjadi adalah fleksi dan ekstensi.
Meskipun lutut merupakan sendi terbesar, lutut merupakan sendi yang paling
sering terkena cedera pada populasi yang masih aktif bergerak. Lutut pada dasarnya tidak
stabil karena lutut menerima torsi yang cukup besar karena terletak di antara dua level
arm yang Panjang, yaitu tulang femur dan tulang tibia. Stabilitas lutut dipertahankan oleh
ligament dan otot. Knee merupakan sendi terbesar yang ada ditubuh yang merupakan
sendi kompleks yang terbentuk dari 3 tulang (Femur,tibia dan patella) dan membentuk 2
persendian yaitu tibio femoral joint dan patella femora joint
Ligamentum pada
Sendi Lutut
Ligamentum mempunyai sifat extensibility dan tensile
strength yang berfungsi sebagai pembatas gerakan dan
stabilisator sendi. Lutut memiliki beberapa ligamentum, di
antaranya.
Sumber : leutikaprio.com
Fisiologi
Berfungsi sebagai Stabilisator
Stabilitas dinamis sendi lutut dipengaruhi oleh
tahanan pasif (ligament) dan aktif
(neuromuscular)
Sumber : https://www.sportnova.co.uk/acl-injury
Ruptur adalah robek atau putusnya jaringan lunak yang disebabkan
karena trauma dimana dapat terjadi secara parsial maupun komplit.
Ruptur Anterior Cruciate Ligament dapat digolongkan menjadi: (William
E. Prentice: 2016)
Derajat I Serat dari ligamen yang meregang tetapi tidak robek ada
pembengkakan sedikit dan nyeri ringan. Tidak meningkatkan
kelemahan dan ada end feel.
Derajat II Serat ligamen yang robek sebagian atau robek lengkap
dengan perdarahan. Ada pembengkakan yang moderat dengan
beberapa hilangnya fungsi. Sendi mungkin merasa tidak stabil selama
aktivitas. Nyeri dan sakit meningkat dengan Lachman dan anterior
drawer stress test.
Derajat III Serat-serat ligamen benar-benar robek (ruptured). Ligamen
telah robek sepenuhnya menjadi dua bagian. Ada kelembutan tetapi
tidak banyak rasa sakit terutama bila dibandingkan keseriusan
cedera. Mungkin ada pembengkakan sedikit atau banyak
pembengkakan.
Ruptur ACL adalah robeknya ligament anterior
cruciatum yang menyebabkan sendi lutut menjadi
tidak stabil sehingga tulang tibia bergeser secara
bebas. Ruptur ACL sering terjadi pada olahraga
high-impact, seperti sepak bola, futsal, bola voli,
tenis, bulutangkis, bola basket dan olahraga lain
seperti beladiri (McMillan, 2013). Sebagian besar
cedera ACL memerlukan tindakkan
operasi.Standar operasi rekonstruksi ACL yang
biasa dipakai adalah teknik arthroskopi (Moore et
al., 2014)
PCL Injury
Sumber : https://sunorthopaedic.com/
Epidemiologi
Cedera lutut hampir Ruptur ACL Robekan PCL terjadi Cedera ini mengganggu
mendekati 60% sendiri dihitung pada sekitar 20% cedera sejumlah olahragawan,
cedera olahraga lebih dari 50% ligamen lutut. Cedera dimana gangguannya
yang merobek PCL sebesar 80% dari semua
pada tingkat sekolah pada kejadian
seringkali juga merobek cedara olahraga
menengah cedera lutut ligamen lain di lutut. (Sayampanathan et al., 2017)
Inderect Contact
Non Contact
Nama : Tn. M
Usia : 36 Tahun
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln saleno baru No. 43
Hobi : Olahraga ( sepak bola
Agama : Islam
•Ballotement Test
Pelaksanaan : Recessus suprapatellaris dikosongkan dengan cara menekan dengan satu
tangan dan sementara itu dengan jari-jari tangan lainnya dipatella ditekan kebawah. Dalam
keadaan normal patella tidak dapat ditekan kebawah, bila banyak cairan dalam lutut, maka
patella seperti terangkat yang memungkinkan adanya sedikit gerakan.
Interprestasi : Positif test mengindikasikan adanya efusi pada lutut
Hasil : (+)
WEIGHTBEARING WEIGHTBEARING
Toleransi dua tongkat (kurang dari 50%)
02 Dua tongkat : secara
bertahap tingkatkan WB
ke 50% di hari ke 7;
75% di hari ke 12
ROM ROM
ROM 0 – 45 / 500
CPM toleransi 0 - 600
03 Hari ke 5
Hari ke 7
: 0 – 650
: 0 - 750
Hari ke 10 : 0 – 85/900
EXERCISE Hari ke 13 : 0 – 900
Ankle pump EXERCISE
Quad sets
SLR - fleksi, abduksi, adduksi di brace
04 Lanjutkan latihan sebelumnya
Memulai ekstensi knee 60 - 00
Stimulasi otot quadriceps (4 jam per hari) Lanjutkan penggunaan stimulasi otot
selama quad sets dan SLR Lanjutkan menggunakan Ice, Elevasi, Compresi Mobilisasi patella 5-6x setiap hari
Mobilisasi Patella 5-6 x setiap hari
Living Sports Healthy Life
Fase Proteksi Maksimum
(pekan 2 – 6)
Pekan ke 2
Brace
• Lanjutkan mengunci brace pada nol derajat
ekstensi
Weightbearing
• Batas toleransi, mulai 75% pembebanan
tubuh
ROM
• Lanjut untuk melakukan pasif ROM 5-6x
setiap hari (heel slide with tera band)
• Hari ke 14 : 0 – 900
Latihan
• Lanjutkan quadriceps set dan SLR
• Lanjutkan ekstensi knee 60 - 00
• Isometrik banyak arah pada 800, 600, 400
• Mobilisasi patella 5-6x setiap hari
• Sepeda dengan kaki yang sehat
• Pergeseran pembebanan berat badan Lanjutkan
• Mini squats (0 - 450) menggunakan Ice,
• Lanjutkan menggunakan stimulasi otot Elevasi, Compresi
Fase Proteksi Maksimum
(pekan 2 – 6)
Pekan ke 3
EXERCISE
ROM
• Lanjutkan latihan sebelumnya
• Mulai untuk berenang
AAROM, PROM: 0 – 1250 • Memulai step up ke depan dan ke samping
(2” langkah, meningkat bertahap)
• Meningkatkan latihan closed kinetic chain
(squats 0 – 600, leg press 90 – 00)
• Bisa memulai latihan ringan isotonic
WEIGHTBEARING
hamstring pekan ke 8
Lanjutkan latihan pembebanan berat badan • Menambah latihan proprioseptif
sampai batas toleransi dengan 1 tongkat
Fase Mengontrol Aktivitas
Exercise
(pekan ke 13 – 16)
• Lanjutkan latihan sebelumnya
• Tekankan pada latihan kekuatan
quadriceps secara eksentrik
• Lanjutkan latihan close kinetic chain mini
squat, step up, step down, lateral lunges,
leg press
• Lanjutkan ekstensi knee 90 – 400
• Abduksi dan adduksi hip
• Memulai lunges ke depan
• Calf raises (penguatan gastroc dan soleus)
• Bersepeda dan stairmaster untuk daya
tahan
• Memulai berlari di kolam (ke samping,
belakang, depan)
• Memulai program berjalan
• Memulai latihan isokinetic 100 – 40 0 (120 -
2400 /s spektrum)
Lanjutkan program
Meningkatkan latihan berlari dan kelincahan
olahraga secara
Lanjutkan program spesifik
Lanjutkan latihan plyometric
proprioseptif dan
Lanjutkan program kontrol neuromuscular
penguatan
CLINICAL FOLLOW-UPS PADA BULAN KE 6, 12, & 24
POSTOPERATIVE
TES CLINICAL
FUNGSIONAL EXAMINATION
THANK YOU
Manajemen FT Musculosceletal and reproduksi