Anda di halaman 1dari 44

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI ANTERIOR CRUCIATE

LIGAMENT AND POSTERIOR


CRUCIATE LIGAMENT AND COMBINED RECONSTRUCTION
SURGERY REHABILITATION PROGRAM
ANATOMI DAN FISIOLOGI
KNEE JOINT
Knee Anatomy

Sumber : comportho.com
Sendi lutut merupakan sendi yang memperoleh beban besar dengan gerakan
yang luas, dan berfungsi sebagai pembentuk sikap tubuh, berperan dalam gerak weight
transfer, dan dalam pergerakan seperti berjalan, berlari, melompat, menendang,
mendorong, menarik dan lain sebagainya. Secara sekilas sendi lutut hanyalah sebuah
sendi sederhana, tetapi sebenarnya sendi lutut adalah sendi yang terbesar dan sendi
paling kompleks pada tubuh manusia. Sendi ini diklasifikasikan dalam synovial hinge joint
dengan gerakan yang terjadi adalah fleksi dan ekstensi.

Meskipun lutut merupakan sendi terbesar, lutut merupakan sendi yang paling
sering terkena cedera pada populasi yang masih aktif bergerak. Lutut pada dasarnya tidak
stabil karena lutut menerima torsi yang cukup besar karena terletak di antara dua level
arm yang Panjang, yaitu tulang femur dan tulang tibia. Stabilitas lutut dipertahankan oleh
ligament dan otot. Knee merupakan sendi terbesar yang ada ditubuh yang merupakan
sendi kompleks yang terbentuk dari 3 tulang (Femur,tibia dan patella) dan membentuk 2
persendian yaitu tibio femoral joint dan patella femora joint
Ligamentum pada
Sendi Lutut
Ligamentum mempunyai sifat extensibility dan tensile
strength yang berfungsi sebagai pembatas gerakan dan
stabilisator sendi. Lutut memiliki beberapa ligamentum, di
antaranya.

`1. Ligamentum crusiatum anterior


2. ligamentum crusiatum posterior (PCL)
3. medial colllateral ligament (MCL)
4. Lateral collateral ligament (LCL)
5. Kapsul knee joint
6. meniscus knee joint
7. bursa knee joint
PATOFISIOLOGI
ANTERIOR
CRUSIATUM
LIGAMENT (ACL)
APA ITU ACL ….?
Anterior Cruciate Ligament merupakan bagian dari
empat ligamen utama yang menstabilisasi sendi lutut.
Anterior Cruciate Ligament (ACL) dan Posterior
Cruciate Ligament (PCL) terentang dari tulang
disekitar fosa interkondiler femur sampai ketibia
masing- masing didepan dan dibelakang interkondiler
(William E. Prentice: 2016). Penamaan anterior dan
posterior berdasarkan perlekatannya pada tibia. Kedua
ligamen ini saling menyilang seperti huruf X. ACL
melonggar ketika knee fleksi dan tegang ketika
ekstensi penuh. Mencegah tulang tibia dari pergeseran
yang berlebihan dan menstabilisasi knee dalam
melakukan berbagai aktivitas. Posterior Cruciate
Ligament tegang ketika knee joint fleksi dan berguna
untuk membatasi pergerakan femur ke anterior dan
tibia ke posterior terutama ketika knee fleksi.
Anterior Cruciate Ligament ( ACL) &
Posterior Cruciate Ligament (PCL)
ACL : bundel anteromedial dan posterolateral
PCL : bundel anterolateral dan posteromedial

Sumber : leutikaprio.com
Fisiologi
Berfungsi sebagai Stabilisator
Stabilitas dinamis sendi lutut dipengaruhi oleh
tahanan pasif (ligament) dan aktif
(neuromuscular)

Fungsi dari ligamen ini adalah menjaga gerakan


sendi pada lutut, membatasi gerakan ekstensi,
juga menjaga gerakan sliding ke depan dan
belakang femur pada tibia

ACL berfungsi mencegah translasi anterior tibia


terhadap femur sedangkan PCL berfungsi
mencegah translasi posterior tibia terhadap femur
ACL Injury
Cedera pada ACL terjadi melalui mekanisme
nonkontak yaitu fleksivalgus-eksternal rotasi, fleksi-
varus internal rotasi, dan external rotasi atau
hiperekstensi berlebihan (Deehan, 2005).

Sumber : https://www.sportnova.co.uk/acl-injury
Ruptur adalah robek atau putusnya jaringan lunak yang disebabkan
karena trauma dimana dapat terjadi secara parsial maupun komplit.
Ruptur Anterior Cruciate Ligament dapat digolongkan menjadi: (William
E. Prentice: 2016)
 Derajat I Serat dari ligamen yang meregang tetapi tidak robek ada
pembengkakan sedikit dan nyeri ringan. Tidak meningkatkan
kelemahan dan ada end feel.
 Derajat II Serat ligamen yang robek sebagian atau robek lengkap
dengan perdarahan. Ada pembengkakan yang moderat dengan
beberapa hilangnya fungsi. Sendi mungkin merasa tidak stabil selama
aktivitas. Nyeri dan sakit meningkat dengan Lachman dan anterior
drawer stress test.
 Derajat III Serat-serat ligamen benar-benar robek (ruptured). Ligamen
telah robek sepenuhnya menjadi dua bagian. Ada kelembutan tetapi
tidak banyak rasa sakit terutama bila dibandingkan keseriusan
cedera. Mungkin ada pembengkakan sedikit atau banyak
pembengkakan.
Ruptur ACL adalah robeknya ligament anterior
cruciatum yang menyebabkan sendi lutut menjadi
tidak stabil sehingga tulang tibia bergeser secara
bebas. Ruptur ACL sering terjadi pada olahraga
high-impact, seperti sepak bola, futsal, bola voli,
tenis, bulutangkis, bola basket dan olahraga lain
seperti beladiri (McMillan, 2013). Sebagian besar
cedera ACL memerlukan tindakkan
operasi.Standar operasi rekonstruksi ACL yang
biasa dipakai adalah teknik arthroskopi (Moore et
al., 2014)
PCL Injury

Sumber : https://sunorthopaedic.com/
Epidemiologi

60% 50% 20% 80%

Cedera lutut hampir Ruptur ACL Robekan PCL terjadi Cedera ini mengganggu
mendekati 60% sendiri dihitung pada sekitar 20% cedera sejumlah olahragawan,
cedera olahraga lebih dari 50% ligamen lutut. Cedera dimana gangguannya
yang merobek PCL sebesar 80% dari semua
pada tingkat sekolah pada kejadian
seringkali juga merobek cedara olahraga
menengah cedera lutut ligamen lain di lutut. (Sayampanathan et al., 2017)

Living Sports Healthy Life


Etiologi
Jatuh pada permukaan licin
Trauma saat berolahraga (sepak bola, bola
basket, futsal, bola voli, dan gym).
Kondisi yang buruk atau penurunan kondisi saat
return to sport.
Patomekanisme
Direct Contact

Inderect Contact

Non Contact

Living Sports Healthy Life


ACL mencegah translasi anterior tibia tehadap femur dan
berfungsi untuk meminimalisasi rotasi tibia. Fungsi sekunder ACL
adalah untuk mencegah posisi valgus dan valrus pada lutut,
terutama saat ekstensi. Cedera ACL menyebabkan perubahan
kinematika lutut. Terkait dengan patologi yang terjadi, penundaan
rekontruksi ACL dapat mengakibatkan terjadinya Osteoarthitis.
Sekitar 15% dari kasus rupture ACL menjalani Total Knee
Replacement (TKR). (Brukner,P& Khan, 2013)
ACL menerima suplai darah dari arteri middle genuelate,
sehingga jika terjadi rupture ACL akan terjadi haemoarthrosis.
Namun, meskipun lokasinya intra-artikular, ACL adalah
Ektrasinovial karena tidak memiliki zat-zat penyembuh luka,
maka jika terjadi ruptur ACL akan sulit sembuh dengan sendirinya
(Brukner,P& Khan, 2013)
 

Living Sports Healthy Life


Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala Komplikasi
1) Nyeri • Arthrofibrosis
2) Bengkak • Cyclop lesion
3) Suara “POP” di lutut • Kontraktur Infapatellar
4) Instabilitas lutut • Artropi
5) Kekakuan sendi

Living Sports Healthy Life


Living Sports Healthy Life
Rekonstruksi
(arthroscopy)
Teknik arthroscopy merupakan
suatu operasi bedah sayatan
minimal, dimana seluruh prosedur
dilakukan dengan menggunakan
kamera, tanpa menimbulkan luka
besar di lutut

Keuntungan dari teknik ini adalah


kurangnya nyeri akibat
pembedahan, waktu rawat inap di
rumah sakit lebih singkat, dan
waktu penyembuhan lebih cepat.  
Rekonstruksi
(arthroscopy)
Pentalaksanaan
Fisioterapi pada
Kasus Post
Rekonstruksi
ACL & PCL
Identitas pasien

Nama : Tn. M
Usia : 36 Tahun
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln saleno baru No. 43
Hobi : Olahraga ( sepak bola
Agama : Islam

Living Sports Healthy Life


 Keluhan Utama : Nyeri dan keterbatasan gerak knee
 Lokasi Keluhan : Lutut kanan
 Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien mengalami cedera sekitar 2 bulan yang lalu saat melakukan
hobinya yaitu bermain bulu tangkis dan secara tidak sengaja terjatuh pada
saaat melompat. Kemudian pasien memeriksakan diri ke dokter dikarenakan
keluhan nyeri semakin bertambah. Dokter menyarankan untuk melakukan
pemeriksaan MRI. Dari hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kerobekan ACL
dan disarankan untuk melakukan rekonstruksi ACL. Setelah operasi pasien di
rujuk ke fisioterapi. Saat ini pasien telah memasuki minggu ketiga pasca operasi
 Faktor yang memperberat : Menggerakkan lutut kanan
 Faktor yang memperingan : Beristirahat

Living Sports Healthy Life


 Tampak luka bekas
operasi di lateral dan Antalgic gait dengan
midline knee joint kecenderungan
dekstra.
 Pasien datang dengan menumpu pada
knee brace dan kruk tungkai kiri
 Tampak semi fleksi pada
knee dekstra

Living Sports Healthy Life


Suhu : 36° C o Suhu terasa hangat pada knee
Denyut Nadi : 87 kali/menit dekstra
Frekuensi Pernapasan : 22 kali / menit o Terdapat oedem pada knee
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
dekstra

Pasien tidak dapat


melakukan gerakan

Living Sports Healthy Life


•Pitting Oedem
Pelaksanaan : Pasien dalam supine lying dengan area yang diperiksa dalam keadaan
bebas pakaian. Pada pitting edema akan timbul indentasi kulit yang ditekan, dan akan
kembali secara perlahan-lahan. Perhatikan kedalaman dan lama kembalinya ke posisi
semula.

•Ballotement Test
Pelaksanaan : Recessus suprapatellaris dikosongkan dengan cara menekan dengan satu
tangan dan sementara itu dengan jari-jari tangan lainnya dipatella ditekan kebawah. Dalam
keadaan normal patella tidak dapat ditekan kebawah, bila banyak cairan dalam lutut, maka
patella seperti terangkat yang memungkinkan adanya sedikit gerakan.
Interprestasi : Positif test mengindikasikan adanya efusi pada lutut
Hasil : (+)

Living Sports Healthy Life


Pelaksanaan : Intruksikan kepada
pasien untuk memberi tanda titik pada Pelaksanaan : Posisi pasien dalam
garis skala VAS, yang dapat posisi test yang direkomendasikan
menggambarkan rasa nyeri yang sewaktu menstabilkan komponen
dikeluhkan, antara 0 (tidak ada nyeri) sendi proksimal, terapis
sampai 10 (nyeri berat). menggerakan secara lembut
komponen sendi bagian distal
sehingga mencapai akhir ROM
yang ditentukan.
Hasil :
ROM Aktif : S. 10˚. 98˚
ROM Pasif : S. 6˚. 105˚

Living Sports Healthy Life


Gangguan Knee Pain with hipomobilty et
Causa Post Reconstruksi ACL Knee Dextra

Living Sports Healthy Life


Problematik Fisioterapi

Living Sports Healthy Life


 Menurunkan nyeri Mengembalikan ukuran otot
 Meningkatkan luas yang mengalami atropi serta
gerak sendi knee membantu mengembalikan
 Menurunkan oedema aktivitas walking dan transfer
 Meningkatkan kekuatan serta aktivitas rekreasi bebas
otot hambatan

Living Sports Healthy Life


Living Sports Healthy Life
Fase Intermediet Post Operatif
1-4 (hari ke 1 – 13) 5-13
BRACE BRACE
kunci brace pada nol derajat ekstensi
dengan kompresi pembungkus
01 Lanjutkan mengunci brace pada
nol derajat ekstensi selama
tidur menggunakan brace bergerak dan tidur

WEIGHTBEARING WEIGHTBEARING
Toleransi dua tongkat (kurang dari 50%)
02 Dua tongkat : secara
bertahap tingkatkan WB
ke 50% di hari ke 7;
75% di hari ke 12
ROM ROM
ROM 0 – 45 / 500
CPM toleransi 0 - 600
03 Hari ke 5
Hari ke 7
: 0 – 650
: 0 - 750
Hari ke 10 : 0 – 85/900
EXERCISE Hari ke 13 : 0 – 900
Ankle pump EXERCISE
Quad sets
SLR - fleksi, abduksi, adduksi di brace
04 Lanjutkan latihan sebelumnya
Memulai ekstensi knee 60 - 00
Stimulasi otot quadriceps (4 jam per hari) Lanjutkan penggunaan stimulasi otot
selama quad sets dan SLR Lanjutkan menggunakan Ice, Elevasi, Compresi Mobilisasi patella 5-6x setiap hari
Mobilisasi Patella 5-6 x setiap hari
Living Sports Healthy Life
Fase Proteksi Maksimum
(pekan 2 – 6)
Pekan ke 2
Brace
• Lanjutkan mengunci brace pada nol derajat
ekstensi
Weightbearing
• Batas toleransi, mulai 75% pembebanan
tubuh
ROM
• Lanjut untuk melakukan pasif ROM 5-6x
setiap hari (heel slide with tera band)
• Hari ke 14 : 0 – 900
Latihan
• Lanjutkan quadriceps set dan SLR
• Lanjutkan ekstensi knee 60 - 00
• Isometrik banyak arah pada 800, 600, 400
• Mobilisasi patella 5-6x setiap hari
• Sepeda dengan kaki yang sehat
• Pergeseran pembebanan berat badan Lanjutkan
• Mini squats (0 - 450) menggunakan Ice,
• Lanjutkan menggunakan stimulasi otot Elevasi, Compresi
Fase Proteksi Maksimum
(pekan 2 – 6)
Pekan ke 3

• Lanjutkan latihan yang


disebutkan di atas
• ROM : 0 - 900
• Lanjutkan menggunakan 2
tongkat dengan 75-80% berat
badan

Lanjutkan menggunakan Ice, Elevasi, Compresi


Fase Proteksi Maksimum
(pekan 2 – 6)
Pekan ke 4
Brace
• Lanjutkan mengunci brace pada nol derajat
ekstensi
• Behenti menggunakan brace saat tidur
Weightbearing
• Lanjutkan latihan pembebanan berat badan
sampai batas toleransi dengan 1 tongkat
ROM
• AAROM, PROM: 0 – 90/1000
Latihan
• Latihan partial WB
• Mini squats (0 - 450)
• Ekstensi knee 90 - 400 (kebijakan terapis)
• Latihan renang ringan dan berjalan
• Memulai bersepeda untuk ROM dan daya tahan
• Mulai leg press 60 - 00 (pembebanan ringan)
• Latihan Proprioceptif / keseimbangan

Lanjutkan menggunakan Ice, Elevasi, Compresi


Fase Proteksi Maksimum
(pekan 2 – 6)
Pekan ke 5 & 6
• Hentikan penggunaan tongkat pada
pekan ke 5 – 6
• Buka brace saat ambulasi pekan ke 6
• Sesuaikan brace ACL/PCL fungsional
• ROM pekan ke 5 : 0 – 105° ; pekan ke
6: 0 - 115°
• Lanjutkan latihan renang
• Mulai lunges ke samping
• Abduksi dan adduksi hip

Lanjutkan menggunakan Ice, Elevasi, Compresi


Fase Proteksi Moderat
(Pekan ke 7 – 12)
TUJUAN
kontrol kekuatan saat ambulasi
Meningkatkan ROM BRACE
Meningkatkan kekuatan ekstremitas bawah
Menambah proprioseptif, kontrol keseimbangan, dan
Lanjutkan membuka brace
neuromuskular untuk ambulasi –lepaskan
Meningkatkan daya tahan otot pada pekan 7-8
Mengembalikan kepercayaan dan fungsi anggota gerak bawah

EXERCISE

ROM
• Lanjutkan latihan sebelumnya
• Mulai untuk berenang
AAROM, PROM: 0 – 1250 • Memulai step up ke depan dan ke samping
(2” langkah, meningkat bertahap)
• Meningkatkan latihan closed kinetic chain
(squats 0 – 600, leg press 90 – 00)
• Bisa memulai latihan ringan isotonic
WEIGHTBEARING
hamstring pekan ke 8
Lanjutkan latihan pembebanan berat badan • Menambah latihan proprioseptif
sampai batas toleransi dengan 1 tongkat
Fase Mengontrol Aktivitas
Exercise
(pekan ke 13 – 16)
• Lanjutkan latihan sebelumnya
• Tekankan pada latihan kekuatan
quadriceps secara eksentrik
• Lanjutkan latihan close kinetic chain mini
squat, step up, step down, lateral lunges,
leg press
• Lanjutkan ekstensi knee 90 – 400
• Abduksi dan adduksi hip
• Memulai lunges ke depan
• Calf raises (penguatan gastroc dan soleus)
• Bersepeda dan stairmaster untuk daya
tahan
• Memulai berlari di kolam (ke samping,
belakang, depan)
• Memulai program berjalan
• Memulai latihan isokinetic 100 – 40 0 (120 -
2400 /s spektrum)

Living Sports Healthy Life


Fase Aktivitas Ringan
(bulan ke 4 – 6)
Exercise
Tujuan
• Lanjutkan latihan kekuatan –
penekanan pada quadriceps menambah kekuatan, power,
dan kontraksi konsentrik dan daya tahan
• Memulai program plyometric
bulan ke 4-5
• Memulai program berlari bulan
ke 4-5 Memulai aktivitas fungsional
• Memulai latihan kecepatan dan olahraga secara spesifik
bulan ke 5-6
• Memulai training olahraga
spesifik bukan 5-6
Mempersiapkan untuk
• Tes kekuatan isokinetik pada
kembali ke aktivitas
pekan 16 dan 18
fungsional

Living Sports Healthy Life


Fase Return to Sport
(bulan ke 6 – 9)

Lanjutkan program
Meningkatkan latihan berlari dan kelincahan
olahraga secara
Lanjutkan program spesifik
Lanjutkan latihan plyometric
proprioseptif dan
Lanjutkan program kontrol neuromuscular
penguatan
CLINICAL FOLLOW-UPS PADA BULAN KE 6, 12, & 24
POSTOPERATIVE

TES KT-2000 TES


ISOKINETIC

TES CLINICAL
FUNGSIONAL EXAMINATION
THANK YOU
Manajemen FT Musculosceletal and reproduksi

Anda mungkin juga menyukai