• Rongga mulut :
-. periksa bau mulut, radang mucosa (stomatitis), dan
adanya aphtoe (sariawan).
• Labio/Palate/Gnato schizis : kalau ada dicatat.
• Gigi :
-. Periksa adanya makanan, karang gigi, carries, sisa akar
gigi yang tanggal, pendarahan, abses, benda asing (gigi
palsu), keadan gusi = meradang/gingivitis dan ada
tidaknya radang jaringan penyangga gigi (periodontitis).
• Lidah :
-. Kotor/coated pada keadaan hygiene mulut kurang,
demam thypoid, tidak suka makan, pasien koma.
• TONSIL / TONSILA PALATINA :
• Kaku kuduk :
INSPEKSI :
• Mencari ictus cordis : denyutan dinding thorax karena
pukulan ventrikel kiri pada dinding thorax.
• Normal : berada di ICS-5 pada linea medio clavikularis kiri
selebar 1 cm saja.
• Mengetahui letak ictus, scr tak langsung diperoleh gambar-
an ttg ada / tidak pembesaran jantung (pembesaran jantung
ictus cordis bisa sampai pada linea axillaries anterior).
• Bulging precordial : daerah precordial yang lebih menonjol
dari dinding thorax yang lain, menunjukkan kemungkinan
pembesaran ventrikel kanan atau aneurysma pangkal aorta.
PALPASI :
• Pada ictus cordis : meraba ictus cordis dengan telapak jari II-III-IV
(seringkali juga ictus tidak tampak namun bisa teraba).
• Dirasakan kekuatan pukul dan lebarnya ictus cordis yang normal
tidak lebih dari 1 cm2.
• Kalau terasa lebih lebar dan pukulannya kuat serta letaknya
bergeser ke kiri berarti hipertropi ventrikel kiri (hipertensi yang
lama)
• Hitung frekuensi jantung / heart rate (HR), selama 1 menit
penuh serta diamati teratur tidaknya denyut jantung.
• Kemudian membandingkan HR dengan frekuensi nadi yang telah
kita hitung sebelumnya.
• Memeriksa ada tidaknya Thrill : getaran ictus cordis tidak lain ini
adalah murmur (auskultasi) derajat 5-6 yang karena
keras/kasarnya dapat kita raba.
PERKUSI :
• Tentukan batas-batas jantung, ( daerah jantung terdengar
pekak ).
• Pembesaran jantung dpt diperiksa dng perkusi adalah
pembesaran ventrikel kiri, yg kanan kurang dapat ditentukan
dengan perkusi karena pembesarannya lebih kearah antero
posterior.
AUSKULTASI :
• Mendengar bunyi jantung dengan alat stetoskop.
• Diperlukan suasana yang tenang agar bunyi jantung terdengar
baik.
• Mula-mula gunakanlah sisi membrane dengan tekanan kuat
untuk mendengar nada-nada yang lebih tinggi.
• Kemudian sisi bell dengan tekanan ringan untuk mendengar
nada-nada yang lebih rendah.
AUSKULTASI : TERDENGAR BUNYI JANTUNG
SAMPAI JUMPA
Px / INSPEKSI ABDOMEN
a. Pemeriksaan oedema :
-. Edema biasa terjadi di : pretibia, maliolus, dorsum
pedis, jari-jari.
-. Juga bisa terjadi di : palpabrae, daerah tulang sacrum,
terlebih pada pasien yang berbaring lama.
-. Edema diperiksa dg menekankan jari dipermukaan
kulit dan kecekungan yang terjadi akan tidak segera
hilang (pitting edema).
-. Hal ini terjadi karena terkumpulnya cairan dijaringan
extraseluler lebih banyak dari biasanya (decomp
cordis, nefrotik sindrom ).
b. Menilai rentang gerak (ROM = Range of Motion)
-. Diperiksa simetrisitas lengan dan tungkai : panjang
dan besarnya dibandingkan antara sisi kiri dan
kanan.
-. Keadaan ini patogenik seperti : polio, fraktur tulang
dan kelumpuhan.
-. Gerakan pasif ke berbagai arah dinilai : apakah
mengala-mi hambatan/keterbatasan gerak yang
mungkin akibat dari kelainan sendi atau jaringan
disekitar sendi.
c. Uji kekuatan otot
1. Memeriksa Tonus Otot (ketegangan otot).
2. Trofi otot (ukuran otot) dg cara inspeksi & palpasi.
Bandingkan antara kiri dan kanan.
3. Kekuatan otot dinilai dengan angka nol sampai lima :
0 Otot sama sekali tidak mampu bergerak, bila lengan /
tungkai dilepaskan akan jatuh 100% pasif.
1 Tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada
tahanan sewaktu jatuh.
2 Mampu menahan tegak yang berarti mampu menahan
gaya gravitasi saja, tapi dengan sentuhan akan jatuh.
3 Mampu menahan tegak dg sedikit didorong tetapi
tidak mampu melawan tekanan dari pemeriksa.
4 Kekuatan kurang dibandingkan sisi lain
5 Kekuatan utuh.
d. Menilai refleks-refleks fisiologik :
-. Refleks fisiologik diperiksa pada ketukan tendon yang
akan dijawab dengan kontraksi otot.
-. Diperiksa refleks tendon : biceps, patella, achiles.
e. Mencari refleks patologik :
-. Refleks patoligik Babinsky normal tidak ditemui.
Caranya : dengan menggoreskan benda berujung
tumpul pada telapak kaki.
-. Babinsky positif bila ibu jari kaki dan jari-jari kaki
lainnya mengalami dorso-fleksi (ini artinya patologis).
-. Babinsky negative bila ibu jari kaki dan jari-jari kaki
lainnya mengalami plantar-fleksi (ini artinya fisiologis
atau normal).
f. Mencari tanda khusus :
-. Clubbing of the finger : ujung jari seperti tongkat
genderang ( pada penyakit jantung bawaan, kronik, TBC ).
-. Terjadi pada semua keadaan dimana jaringan kekurang an
oksigen secara menahun/lama.
-. Spider naevi, pelebaran arteriola pada pasien cirhosis
hepatic yang sudah lanjut.
-. Uremic frost, didapat pada pasien uremia, setelah keringat
yang mengandung ureum menguap, tertinggal “bedak”
ureum.
Pemeriksaan dengan perabaan dan bukan saat pasien baru
saja dimandikan.
Px/ PAYUDARA pd WANITA
Inspeksi :
Periksa apakah tampak retraksi kulit daerah mamae akibat
tarikan ligamentum cowperi seperti kulit jeruk (peau de’
orange). Adakah discharge berbau dari puting susu, ulkus,
benjolan, sehingga tampak tidak simetris bentuknya.
Palpasi :
Lengan kanan pasien ditopang dg tangan kiri pemeriksa,
tangan kanan pemeriksa melakukan palpasi pada setiap
kwadrat mamae pasien dan fossa axilarisnya. Hal-hal yang
perlu diperiksa adalah :
-. Ukuran massa, ( dlm cm ), dan posisinya dicatat ( atas
luar, atas dalam, bawah luar, bawah dalam)
Bentuk massa :
-. Delimitasi, apakah mempunyai tepi yang jelas, seperti
pada kista?
4. Nervus IV = Troclearis :
-. Caranya : meminta pasien menggerakkan bola mata
kearah atas dan bawah.
5. Nervus V = Trigeminus :
-. Caranya : meminta pasien membuka dan menutup
rahang, menggerakkan rahang lateral.
-. Memeriksa refleks, cornea, sensori wajah dengan
memberi rangsang nyeri (jarum), suhu (panas atau
dingin), texture ( kain, kertas, wool ).
6. Nervus VI = Abducens :
-. Caranya : meminta pasien untuk menggerakkan bola
mata kearah lateral.
SAMPAI JUMPA