Anda di halaman 1dari 7

A.

PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM PERNAFASAN


1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran tentang pemeriksaan fisik pada sistem
pernafasan, mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik pada sistem pernafasan
dengan benar dan tepat.
2. Deskripsi
Pemeriksaan fisik pada sistem pernafasan mencakup pemeriksaan pada bagian sistem
pernafasan dengan menggunakan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
3. Tujuan
Menggali data yang saling mendukung sehingga dalam penetuan masalah/diagnose
keperawatan menjadi terarah dan tepat.
4. Standar Operasional prosedur
a) Persiapan
1) Pasien
(a) Menyampaikan salam
(b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan serta
partisipasi yang diharapkan pada klien dengan bahasa yang mudah
dipahami
2) Alat
(a) Stetoskop
(b) Tongue Spatel
(c) Penlight
(d) tissue
b) Pelaksanaan
1) Perawat cuci tangan.
2) Pemeriksaan hidung :
(a) Inspeksi adanya pernafasan cuping hidung
(b) Periksa pasage udara dengan cara menutup satu lubang hidung sedangkan
lubang hidung yang terbuka di dekatkan dengan tissue, minta klien untuk
manarik nafas dan mengeluarkannya.
(c) Inspeksi nasal septum, pengeluaran sekret, membran mukosa dan adanya
obstruksi
3) Pemeriksaan area sinus, lakukan palpasi pada area sinus:
(a) Sinus frontalis : penekanan diatas alis mata dengan menggunakan ibu
jari
(b) Sinus maksilaris : penekanan dengan ibu jari pada tulang pipi
mengarah ke bagian atas
4) Pemeriksaan mata : Inspeksi warna konjuntiva
5) Pemeriksaan rongga mulut : Inspeksi mukosa pharynk, tonsil, dan uvula
6) Pemeriksaan leher : palpasi trakhea, normalnya harus ada di garis tengah
leher
7) Pemeriksaan Thorax dan Paru-paru :
 Inspeksi
(a) Bentuk dada : Pada orang dewasa perbandingan antara diameter
anteroposterior dengan diameter transversal adalah 1 : 2.
(b) Bentuk dada : funnel chest, pigeon chest, barrel chest, kiposis,
lordosis, scoliosis
(c) Gerakan pernapasan (ekspansi paru). Periksa penggunaan otot-otot
pernapasan tambahan.
(d) Dada pada saat bergerak untuk mengetahui frekuensi, sifat dan
ritme/irama pernapasan.(reguler/irreguler)
(e) Hitung frekuensi dan pola pernafasannya
 Palpasi
(a) Palpasi dada klien terhadap kemungkinan adanya massa, nyeri, dll
(b) Palpasi dinding dada untuk mengetahui kesimetrisan
pengembangan dada
(c) Focal fremitus : anjurkan klien untuk bicara “tuj(z)uh puluh
tuj(z)uh” palpasi dan bandingkan getaran yang dirasakan pada
telapak tangan pemeriksa. Pemadatan (pneumonia-keganasan)
lebih bergetar. Pleural effusion-pneumothorax kurang bergetar.
Konklusi: getaran paru kanan kiri sama keras
 Perkusi
(a) Ketukkan jari tengah kanan pada jari kiri yang menempel erat pada
ICS dinding dada. Mulai dari bagian atas terus ke bawah secara
bersilangan.
(b) Bunyi palpasi :
- Sonor : jaringan paru normal
- Redup: jaringan paru lebih padat / konsolidasi ; seperti
pneumonia
- Pekak: jaringan padat seperti cairan di rongga pleura, daerah
jantung & hepar
- Hipersonor / timpani: daerah berongga kosong seperti caverne
paru, asma kronik dengan barrel chest
 Auskultasi
(a) Suara napas normal :
- Vesikular : di semua lapangan paru normal; halus, nada rendah,
INSP > EKSP
- Broncho-vesikular: daerah percabangan bronchus-trachea (sekitar
sternum & regio interscapular); lebih kasar, INSP= EKSP
- Bronchial: daerah trachea (leher) & supra sternal notch; kasar,
tinggi, INSP < EKSP
(b) Suara napas tambahan :
- Rales: akibat eksudat lengket saat saluran napas mengembang
(inspirasi). Halus: “meritik” pada akhir inspirasi; pendek.
Sedang: lebih kasar di tengah-akhir inspirasi. Kasar: lebih lama;
pada seluruh fase inspirasi. Rales tidak hilang saat pasien disuruh
batuk
- Ronchi: akibat terkumpulnya cairan mukus dalam trakhea /
bronkus besar (edema paru), nada rendah, sangat kasar; pada
inspirasi & ekspirasi, hilang bila pasien disuruh batuk
- Wheezing: akibat ada eksudat lengket tertiup aliran udara &
bergetar nyaring (bronkitis akut), bunyi
musikal….ngiiiiik…..pada ekspirasi dan inspirasi, lebih jelas
pada ekspirasi
- Pleural-friction rub:akibat peradangan pleura, terdengar
sepanjang fase pernapasan (inspirasi sepenuhnya), kering seperti
gosokan amplas pada kayu, paling jelas pada posteri-lateral
bawah dinding thoraks
8) Pemeriksaan Ektermitas : Inspeksi adanya cyanosis dan clubbing finger
FORMAT PENILAIAN PEMERIKSAAN FISIK PADA SISTEM PERNAFASAN

NAMA MAHASISWA :
……………………………………………………………………………………
NIM :
……………………………………………………………………………………
KELAS :
……………………………………………………………………………………
NO PROSEDUR/LANGKAH KEGIATAN SKALA PENILAIAN
1 2 3 4
PERSIAPAN
Alat
(e) Stetoskop
(f) Tongue Spatel
(g) Penlight
(h) tissue

Pasien
(a) Menyampaikan salam
(b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan dengan bahasa yang mudah dipahami
(c) Memperhatikan privacy

PELAKSANAAN
1 Perawat cuci tangan

2 Pemeriksaan hidung :
(d) Inspeksi adanya pernafasan cuping hidung
(e) Periksa pasage udara dengan cara menutup satu lubang hidung
sedangkan lubang hidung yang terbuka di dekatkan dengan
tissue, minta klien untuk manarik nafas dan mengeluarkannya.
(f) Inspeksi nasal septum, pengeluaran sekret, membran mukosa
dan adanya obstruksi
3 Pemeriksaan area sinus, lakukan palpasi pada area sinus:
(c) Sinus frontalis : penekanan diatas alis mata dengan
menggunakan ibu jari
(d) Sinus maksilaris : penekanan dengan ibu jari pada tulang pipi
mengarah ke bagian atas

4 Pemeriksaan mata :
Inspeksi warna konjuntiva, sklera

5 Pemeriksaan rongga mulut :


Inspeksi mukosa pharynk, tonsil, dan uvula

6 Pemeriksaan leher :
(a) palpasi trakhea, normalnya harus ada di garis tengah leher
(b) Palapasi kelenjar lymfe dan kelenjar tiroid, terdapat
pembengkakan tidak

7 Pemeriksaan Thorax dan Paru-paru :


 Inspeksi
(f) Bentuk dada : Pada orang dewasa perbandingan antara
diameter anteroposterior dengan diameter transversal
adalah 1 : 2.
(g) Bentuk dada : funnel chest, pigeon chest, barrel chest,
kiposis, lordosis, scoliosis
(h) Gerakan pernapasan (ekspansi paru). Periksa penggunaan
otot-otot pernapasan tambahan.
(i) Dada pada saat bergerak untuk mengetahui frekuensi, sifat
dan ritme/irama pernapasan.(reguler/irreguler)
(j) Hitung frekuensi dan pola pernafasannya

8  Palpasi
(d) Palpasi dada klien terhadap kemungkinan adanya massa,
nyeri, dll
(e) Palpasi dinding dada untuk mengetahui kesimetrisan
pengembangan dada
(f) Focal fremitus : anjurkan klien untuk bicara “tuj(z)uh
puluh tuj(z)uh” palpasi dan bandingkan getaran yang
dirasakan pada telapak tangan pemeriksa. Pemadatan
(pneumonia-keganasan) lebih bergetar. Pleural effusion-
pneumothorax kurang bergetar. Konklusi: getaran paru
kanan kiri sama keras

9  Perkusi
(c) Ketukkan jari tengah kanan pada jari kiri yang menempel
erat pada ICS dinding dada. Mulai dari bagian atas terus
ke bawah secara bersilangan.
(d) Bunyi perkusi paru :
- Sonor : jaringan paru normal
- Redup: jaringan paru lebih padat / konsolidasi ; seperti
pneumonia
- Pekak: jaringan padat seperti cairan di rongga pleura,
daerah jantung & hepar
- Hipersonor / timpani: daerah berongga kosong seperti
caverne paru, asma kronik dengan barrel chest

10  Auskultasi
(c) Suara napas normal :
- Vesikular : di semua lapangan paru normal; halus, nada
rendah, INSP > EKSP
- Broncho-vesikular: daerah percabangan bronchus-
trachea (sekitar sternum & regio interscapular); lebih
kasar, INSP= EKSP
- Bronchial: daerah trachea (leher) & supra sternal notch;
kasar, tinggi, INSP < EKSP
(d) Suara napas tambahan :
- Rales: akibat eksudat lengket saat saluran napas
mengembang (inspirasi). Halus: “meritik” pada akhir
inspirasi; pendek. Sedang: lebih kasar di tengah-akhir
inspirasi. Kasar: lebih lama; pada seluruh fase inspirasi.
Rales tidak hilang saat pasien disuruh batuk
- Ronchi: akibat terkumpulnya cairan mukus dalam
trakhea / bronkus besar (edema paru), nada rendah,
sangat kasar; pada inspirasi & ekspirasi, hilang bila
pasien disuruh batuk
- Wheezing: akibat ada eksudat lengket tertiup aliran
udara & bergetar nyaring (bronkitis akut), bunyi
musikal….ngiiiiik…..pada ekspirasi dan inspirasi, lebih
jelas pada ekspirasi
- Pleural-friction rub:akibat peradangan pleura, terdengar
sepanjang fase pernapasan (inspirasi sepenuhnya),
kering seperti gosokan amplas pada kayu, paling jelas
pada posteri-lateral bawah dinding thoraks

11 Pemeriksaan Ektermitas :
Inspeksi adanya cyanosis dan clubbing finger

DOKUMENTASI

1) Waktu pelaksanaan
2) Hasil Pemeriksaan fisik
3) Respon klien
4) Nama perawat yang melaksanakan tindakan

Nilai Akhir Keterampilan = JUMLAH NILAI


JUMLAH ITEM
Keterangan :
1 = tidak dilakukan/dilakukan dengan bantuan penuh
2 = dengan sedikit bimbingan
3 = tanpa bimbingan
4 = mahir

Anda mungkin juga menyukai