Bentuk
Normal: simetris, potongan melintang berbentuk elips, diameter anteroposterior:lateral= 5:7, sela iga tidak terlalu lebar/sempit, iga-iga tidak terlalu
horizontal /vertical, angulus costae=70-90
Abnormal:
-Thorax emphysematicus= barrel chest= thorax bentuk tong
sela iga lebar, iga-iga horizontal, angulus costae>90, terdapat pada emphysema
-Thorax paralyticus= pthisic chest
thorax gepeng, sela iga sempit, iga vertical, scapula menonjol ke belakang, angulus
sub costae<70, terdapat pada Tb paru
-Thorax asimetris
karena depresi pada satu sisi, terdapat pada atelektasis, fibrosis
karena penonjolan sesisi, terdapat pada efusi pleura, pneumothorax
-Bulging= voussure cardiaque
penonjolan daerah precordium krn pembesaran jantung ketika masih muda, terdapat
pada penyakit jantung congenital
-Pectus carinatum= pigeon breast= chicken breast
tulang dada menonjol seperti dada burung karena rachitis semasa kanak-kanak
Daftar Pustaka
1.hendarto
4. Maitre B, Similowski T, Derenne JP. Physical examination of the adult patient with
respiratory diseases: inspection and palpation. Eur Respir J; 1995; p.1584-93.
PALPASI THORAX
1. Memeriksa dengan perabaan kelainan pada dinding toraks
Jika ditemukan benjolan tetapkan besar kelainan, ukuran,
lokasi , konsistensi, permukaan suhu, rasa nyeri pada perabaan,
permukaan kulit, mudah atau tidak digerakkan dari dasarnya dan jaringan
sekitar (5)
2. Gerak pernafasan
Letakkan satu tangan pada tiap sisi dada. Minta pasien untuk bernafas
dalam-dalam.Apakah gerakan tiap sisi berjalan secara sinkron baik dari segi
waktu maupun perluasanya? Mulailah dengan menempatkan ujung kedua ibu
jari pada prosesus xifoideus dengan jari-jari tangan dan tangan terentang pada
kedua bidang bawah anterior paru-paru.Ulangilah ini di bagian posterior dan
superior.(5)
3. Taktil fremitus
Dipakai untuk memastikan terjadinya perubahan dalam densitas paruparu.Suara yang diucapkan secara normal menimbulkan resonansi yang dapat
dipalpasi. Pakailah sisi ulnar jari ke lima atau telapak tangan pada tempat yang
sama di atas tiap paru-paru dan mintalah pasien untuk mengucapkan tujuh
puluh tujuh. Batas normal fremitus sangat luas tergantung pada habitus dan
perkembangan otot. Pada orang yang sangat gemuk getaran tidak dapat mudah
teraba karena dinding dada akan menghambat hantaranya. Pada orang yang
sangat kurus tiap bunyi yang sangat halus tampaknya mencapai jari yang
meraba dada.
Umumnya penurunan fremitus ditemukan dengan halangan hantaran
gelombang bunyi. Cairan atau udara intrapleura khususnya merupakan
PERKUSI THORAX
Teknik melakukan perkusi yaitu dengan meletakan jari tengah tangan kiri datar pada
dinding toraks(biasanya diletakan pada sela iga) kemudian pangkal kuku jari
diperkusi (diketuk) oleh jari tengah tangan kanan yang digerakan pada sendi
pergelangannya,lalu dengarkan bunyi yang ditimbulkan.
Bunyi perkusi tympani ialah bunyi yang amat nyaring seperti mengetuk
abdomen yang kosong.misalnya perkusi yang dilakukan pada pneumothorax.
Bunyi perkusi sonor adalah bunyi yang kurang nyaring dibandingkan dengan
bunyi hipersonor.merupakan bunyi perkusi pada dinding toraks dengan cavum
pleura dan jaringan paru di dalamnya yang normal.
Bunyi perkusi redup adalah bunyi yang kurang nyaring dibandingkan dengan
bunyi bunyi sonor karena volume udara dalam jaringan paru berkurang
misalnya karena terdapat infiltrat atau jaringan kosolidasi atau jaringan paru
normal tapi cavum pleura berisi cairan(efusi)
Bunyi perkusi pekak adalah bunyi perkusi pada thoraks bila jaringan paru
didalamnya tidak lagi berisi udara sama sekali,misalnya paru telah terisi tumor
yang padat atau mengalami atelektasis.(1)
Posisi pasien duduk dengan kedua tangan dipaha atau dipinggang dan berhadapan
dengan pemeriksa
2.
Mintalah pasien untuk mengangkat kedua lengan untuk melakukan perkusi aksila
Bunyi perkusi sonor pada kedua hemithorax bearti kedua paru dan cavum
pleura normal
AUSKULTASI THORAX
Pemeriksaan Paru Anterior(3)
Mengi(2)
o Kontinu
o Musical, panjang (tetapi tidak menetap selama siklus pernapasan)
o Relatif bernada tinggi dengan kualitas desis atau lengking
Ronkhi(2)
o Kontinu
o Musical, panjang (tetapi tidak menetap selama siklus pernapasan)
o Nada suara relatif rendah dengan kualitas suara dengkur
Krepitasi(1)
o Bunyi seperti suara gesekan rambut
o Berasal dari cairan dalam alveolus
o Biasanya hanya terdengar pada akhir inspirasi
Suara nafas terdengan lemah. Hal ini dapat terjadi pada efusi pleura,
emfisema, pneumotorax atau obstruksi bronkus.
Suara nafas mengeras. Hal ini terjadi karena adanya infiltrat pada paru dan
ateletaksis paru akibat kompresisedangkan lumen bronkus tetap terbuka.
Suara nafas amforik. Bunyi menyerupai tiupan pada botol kosong. Terjadi bila
terdapat kavitas besar yang berhubungan terbuka dengan suatu bronkus.
Pemeriksaan Jantung
Mendengarkan bunyi jantung I dan II
Anemia
Demam rematik akut
Bunyi jantung II(1)
Terdengar di area katup aorta terletak di garis sternalis dextra intercostae II dan
katup pulmonal terletak di garis sternalis sinistra intercostae II
o Melemah pada:
Hipotensi
Shock
Fibrosis katup semilunar
Emfisema
Pulmonal stenosis
o Mengeras pada:
Setelah aktifitas
Hipertensi sistemik
Hipertensi pulmonal
Splitting
o Apabila katup mitral dan tricuspid tidak menutup secara bersamaan.
Fisiologis jika terdengar saar inspirasi dan patologis jika terdengar saat
ekspirasi
Bunyi jantung III
o Terdengar rendah di daerah mitral dan pantulan vibrasi ventrikular
dihasilkan oleh pengisian ventrikel ketika diastol BJ III mengikuti BJ
II
o Mungkin disebabkan oleh aliran darah dari atrium ke ventrikel sangat
cepat, misal pada hipertiroidisme, anemia dan MI. juga pada kelainan
sempurna. Terdapat di MS
Pericardial friction rub
o Terdengar seperti bunyi sepatu kulit yang masih baru karena
permukaan pericardium parietal dan visceral menjadi kasar dan pada
pergesekan waktu systole dan diastole jantung menimbulkan bunyi.
o Terdapat pada perikarditis.
Daftar Pustaka
3. Swartz, Mark H. Buku Ajar Diagnosis Fisik: teknik auskultasi. EGC; 1995; p. 170175.