Anda di halaman 1dari 6

Bunyi Nafas

July 1, 2011 Medicinesia6 Comments bronkial, bronkovesikular, bunyi nafas, gesekan pleura,
krepitasi, mengi, rongki basah, ronki, stridor

Artikel ini sudah dibaca 375114 kali!

Pada pemeriksaan fisik paru, salah satu tahap yang terpenting adalah pemeriksaan auskultasi
yang bertujuan untuk menilai pergerakan udara pada jalan napas besar sampai sedang dan
untuk membuat kesimpulan tentang jalan nafas, parenkim dan rongga pleura. Diafragma
stetoskop (dihangatkan dengan memegang atau menggenggamnya dengan kuat pada telapak
tangan digunakan untuk asukultasi paru rutin. (1)Pada pemeriksaan fisik paru, ada beberapa
suara yang dapat didengar secara langsung tanpa alat bantu. Di antaranya adalah:

Suara batuk: Suara batuk, baik berdahak maupun tidak, menunjukan gangguan pada daerah
bronkus maupun bronkiolus.

Suara mengi (wheezing): Suara ini dapat didengar baik pada saat inspirasi maupun
ekspirasi. Wheezing merupakan suara nafas seperti musik yang terjadi karena adanya
penyempitan jalan udara atau tersumbat sebagian. Obstruksi seringkali terjadi sebagai akibat
adanya sekresi atau edema. Bunyi yang sama juga terdengar pada asma dan banyak proses
yang berkaitan dengan bronkokonstriksi. Mengi dapat dihilangkan dengan membatukannya.

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh bronkospasme, edema mukosa, hilangnya penyokong
elastik, dan berlikunya saluran nafas. Asma maupun obstruksi oleh bahan intralumen, seperti
benda asing atau sekresi yang diaspirasi, merupakan penyebabnya pula. Wheezing yang tidak
berubah dengan batuk, mungkin menunjukan bronkus yang tersumbat sebagian oleh benda
asing atau tumor. (2)

Mengi berasal dari bronki oleh osilasi kontinyu dari dinding jalan nafas yang menyempit.
Mengi cenderung menjadi lebih keras pada ekspirasi. Ini disebabkan penyempitan jalan nafas
terjadi bila tekanan paru lebih tinggi seperti pada ekspirasi. Mengi inspirasi menunjukan
penyempitan jalan nafas yang berat.

Mengi dapat berasal dari bronki dan bronkiolus yang kecil. Bunyi yang terdengar mempunyai
puncak suara tinggi dan bersiul. Ronki berasal dari bronki yang lebih besar atau trakea dan
mempunyai bunyi yang berpuncak lebih rendah dari sonor. Bunyi-bunyi tersebut terdengar
pada klien yang mengalami penurunan sekresi.

Frekuensi mengi bervariasi . Nada ditentukan kecepatan aliran udara, dan tidak berkaitan
dengan panjangnya jalan nafas dan ukurannya. Mengi bernada tinggi, ditimbulkan bronkus
kecil, kualitasnya seperti bunyi siulan, sedangkan mengi yang bernada rendah timbul dari
bronkus yang lebih besar.

Mengi merupakan petunjuk yang buruk untuk menentukan berat ringannya obstruksi jalan
nafas. Pada obstruksi jalan napas berat, mengi dapat menghilang karena ventilasi sangat
rendah sehingga kecepatan aliran udara berkurang di bawah tingkat kritis yang diperlukan
untuk menimbulkan bunyi napas. Obstruksi bronkus menetap seperti pada karsinoma paru,
cenderung menyebabkan mengi terlokalisasi atau unilateral yang memiliki nada tunggal yang
musikal (monofonik) dan tidak menghilang dengan batuk. Suatu dada yang sunyi pada pasien
dengan serangan asma akut biasanya merupakan tanda buruk dan menunjukan beratnya
obstruksi.(2), 3

Stridor: merupakan suara berkerok secara teratur. Suara ini terjadi karena ada penyumbatan
di daerah laring. Stridor dapat berupa inspiratoir atau ekspiratoir. Yang paling banyak adalah
stridor inspiratoir yang dapat terjadi pada tumor, peradangan pada trakea, atau karena ada
benda asing di trakea.

Suara serak (hoarseness), terjadi karena kelumpuhan pada saraf laring atau peradangan pita
suara.

Aliran turubulensi udara terjadi pada trakea dan jalan udara yang besar. Suara yang
ditimbulkannya mempunyai nada yang keras, dinamakan suara trakeal. Pada percabangan-
percabangan bronkus yang besar, akan terdengar suara bronkus vesikular (campuran antara
suara bronkial dan vesikular). Selanjutnya, percabangan bronkus kecil (percabangan ke-15)
sampai distal akan memberikan nada yang lebih rendah karena adanya jaringan paru sebagai
saringan udara.

Suara nafas, dilukiskan sebagai normal atau menurun kualitasnya. Penyebab penurunan suara
nafs terdapat pada emfisema paru, pneumotoraks, penebalan pleura dan penebalan otot-otot
dada/lemak pada obesitas. Auskultasi dilakukan berurutan dengan selang-seling dada kiri dan
kanan (zig-zag). Termasuk diauskultasi juga daerah aksila selanjutnya berpindah ke bagian
belakang yang sama diauskultasi seperti bagian depan.

Pada auskultasi terdapat 2 bunyi, yaitu bunyi nafas pokok dan bunyi nafas tambahan.

A. Bunyi nafas pokok: 3,4

1. Vesikular, terdengar sebagai bunyi yang tenang, bernada rendah. Suara ini terdapat
pada paru yang normal, di mana suara inspirasi lebih keras dan lebih tinggi nadanya
serta 3x lebih panjang daripada ekspirasi. Suara vesikular diproduksi oleh udara jalan
nafas di alveol. Suaranya menyerupai tiupan angin di daun-daunan. Antara inspirasi
dan ekspirasi , tidak ada bunyi nafas tambahan. Bunyi ini normalnya terdengar di
seluruh bidang paru, kecuali di atas sternum atas dan di antara skapula. Bunyi nafas
vesikular disertai ekspirasi yang memanjang dapat terjadi pada emfisema paru.
2. Bronkial. Bunyi bronkial terdengar biasanya terdengar lebih keras dan dengan nada
yang lebih tinggi dibandingkan bunyi vesikular. Turbulensi udara di dalam bronkus
kartilaginosa dapat menimbulkan bunyi pernafasan ini. Dibandingkan dengan bunyi
vesikuler, bunyi bronkial lebih kasar dan nadanya lebih tinggi.Bunyi pernafasan
bronkialhampir hilang seluruhnya ketika mereka melintasi sekat alveolus. Oleh karena
itu, mereka biasanya tidak terdengar di bagian perifer paru-paru normal. Dalam
keadaan normal, dapat terdengar di daerah interskapular, juga di atas trakea.(5)
Biasanya, terdapat alveoli yang terisi eksudat atau konsolidasi tapi lumen bronkus
atau bronkial masih terbuka. Baik suara inspirasi maupun ekspirasi sama atau lebih
panjang dari inspirasi. Suara bronkial ini terdapat pada daerah konsolidasi atau
dibagian atas daerah efusi pleura.
3. Bronkovesikular, merupakan bunyi yang terdengar antara vesikular dan bronkial, di
mana ekspirasi menjadi lebih keras, lebih tinggi nadanya, dan lebih memanjang
hingga hampir menyerupai inspirasi. Bunyi ini dapat didengar pada tempat-tempat
yang ada bronkiolus besar yang ditutupi satu lapisan tipis alveolus. Suara ini secara
spesifik dapat didengar antara skapula dan pada kedua sisi sternum. (5)Penyakit yang
menyebabkan misalnya adalah penyakit paru dengan infiltrat misalnya
bronkopneumonia, tuberkulosis paru.
4. Amfotrik, didapatkan bila terdapat kavitas besar yang letaknya perifer dan
berhubungan terbuka dengan bronkus, terdengar seperti tiupan dalam botol kosong.

Bunyi bronkial dan bronkovesikular yang terdengar di semua tempat di paru menandakan
keadaan patologi. Bunyi ini biasanya menunjukan area yang mengalami konsolidasi pada
paru (misalnya pnemuonia dan gagal jantung) dan membutuhkan evaluasi lebih lanjut.

Kualitas dan intensitas bunyi napas ditentukan selama auskultasi. Jika aliran udara menurun
akibat obstruksi bronkial (atelektasis) atau ketika cairan (efusi pleural) atau jaringan
(obesitas) memisahkan saluran udara dari stetoskop, maka bunyi napas akan menghilang atau
tidak terdengar. Sebagai contoh, bunyi napas penderita emfisema dapat samar bahkan tidak
terdengar.

Kadang-kadang, untuk memberikan resonansi vokal dan dengan jelas memberikan perbedaan
suara nafas pada beberapa lapangan paru, seringkali pasien diminta mengucapkan beberapa
kata seperti 77 dan 99.

B. Bunyi Nafas Tambahan (4)

Bunyi nafas tambahan merupakan suara getaran dari jaringan paru yang sakit. Semestinya,
suara ini tidak ada pada kondisi normal. Bunyi nafas tersebut, di antaranya adalah:

1. Ronki kering, merupakan bunyi yang terputus, terjadi oleh getaran dalam lumen
saluran nafas akibat penyempitan. Kelainan ini terjadi pada mukosa atau adanya
sekret yang kental dan lengket. Terdengar lebih jelas pada ekspirasi walaupun pada
inspirasi sering terdengar juga. Suara ini dapat terdengar di semua bagian bronkus,
makin kecil diameter lumen, makin tinggi dan makin keras nadanya. Wheezing
merupakan ronki kering yang tinggi nadanya dan panjang yang biasa terdengar pada
serangan asma.
2. Ronki basah. Ronki basah sering juga disebut dengan suara krekels (crackles) atau
rales. Ronki basah merupakan suara berisik dan terputus akibat aliran udara yang
melewati cairan. Ronki basah halus, sedang atau kasar tergantung pada besarnya
bronkus yang terkena dan umumnya terdengar pada inspirasi. Ronki basah halus
biasanya terdapat pada bronkiale, sedangkan yang lebih halus lagi berasal dari
alveolus yang sering disebut krepitasi, akibat terbukanya alveoli pada akhir inspirasi.
Sifat ronki basah ini dapat nyaring (infiltrat)atau tidak nyaring (pada edema paru).
Krekel dapat dihilangkan dengan batuk, tapi mungkin juga tidak. Krekels
mencerminkan inflamasi atau kongesti yang mendasarinya dan sering timbul pada
kondisi seperti pneumonia,bronkitis, gagal jantung kongesti, bronkiektasis, dan
fibrosis pulmonal serta khas pada pneumonia dan interstitial atau fibrosis.Timing
(waktu) ronkhi ini sangat penting. Ronki inspirasi awal menunjukan kemungkinan
penyakit pada jalan napas kecil, dan khas untuk hambatan jalan napas kronis. Ronki
lainnya terdengar pada inspirasi awal dan bersifat kasar sedang. Ronki berbeda
dengan yang terdengar pada gagal ventrikel kiri yang terjadi di akhir siklus
pernapasan.
Ronki pada inspirasi akhir atau paninspirasi menunjukan kemungkinan penyakit yang
mengenai alveoli dan dapat bersifat halus, sedang, atau kasar. Ronki halus dideskripsikan
sebagai bunyi rambut yang digosok-gosok dengan jari-jari tangan. Bunyi ini secara khas
disebabkan oleh fibrosis paru. Ronki sedang biasanya akibat gagal ventrikel kiri, bila ada
cairan alveoli merusak fungsi dari surfaktan yang disekresi dalam keadaan normal. Ronki
kasar khas untuk pengumpulan sekret yang tertahan dan memiliki kualitas seperti mendeguk
yang tidak mengenakan. Bunyi ini cenderung berubah dengan batuk yang juga memiliki
kualitas yang sama. Bronkiektasis paling sering menyebabkan terjadinya ronki, tetapi setiap
penyakit yang menimbulkan retensi sekret dapat menyebabkan gangguan ini.

Ronki mungkin disebabkan oleh hilangnya stabilitas jalan napas perifer yang kolaps pada saat
ekspirasi. Tekanan inspirasi yang tinggi menyebabkan terjadinya pemasukan udara cepat ke
dalam unit-unit udara distal. Hal ini menyebabkan pembukaan yang cepat dari alveoli dan
bronkus kecil atau bronkus sedang yang mengandung sekret pada bagian-bagian paru yang
berdeflasi sampai volume residu. 3

3. Bunyi gesekan pleura (p.viseralis dan p. parietalis). Bunyi ini terjadi akibat inflamasi
permukaan pleura yang mengakibatkan bunyi krekling. Bunyi ini paling jelas terdengar pada
akhir inspirasi dan awal ekspirasi. Seringkali, bunyi ini dilukiskan sebagai bunyi yang dibuat
dengan menkeriat-keriutkan kulit yang sudah disamak. Bunyi ini dapat terdengar terutama
bila permukaan pleura menjadi kasar atau menebal karena sel-sel radang atau neoplasma atau
endapan fibrin.(2)

Bunyi terdengar cukup jelas dan dapat ditingkatkan dengan memberikan tekanan pada
dinding dada menggunakan bagian kepala stetoskop. Bunyi ini dapat ditirukan dengan
menggesekan ibu jari dan jari telunjuk di dekat telinga. Bunyi grating dari friction rub ini
tidak dapat diubah dengan membatukannya. Jika hanya terdengar selama inspirasi, bunyi ini
mungkin sulit dibedakan dari krekels, yang mungkin terdengar multiple dan terlalu nyaring
sehingga yang diduga adalah bunyi krekels. Friction rub terdengar sangat baik pada
permukaan anterior lateral bawah toraks.3

4. Hippocrates succusion, merupakan suara cairan pada hidropneumotoraks yang terdengar


bila pasien di goyang-goyangkan.

SUARA NAPAS NORMAL

Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke
alveoli, dengan sifat bersih
• Suara nafas normal :
a) Bronchial : sering juga disebut dengan “Tubular sound” karena suara ini dihasilkan oleh
udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengar keras, nyaring, dengan hembusan
yang lembut. Fase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak ada henti diantara
kedua fase tersebut. Normal terdengar di atas trachea atau daerah suprasternal notch.
b) Bronchovesikular : merupakan gabungan dari suara nafas bronchial dan vesikular.
Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang. Inspirasi sama panjang
dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi tertutup oleh dinding
dada.
c) Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan.
SUARA NAPAS TAMBAHAN/ABNORMAL

1. Crackles

Adalah bunyi yang berlainan, non kontinu akibat penundaan pembukaan kembali jalan napas
yang menutup. Terdengar selama : inspirasi.

 Fine crackles / krekels halus

Terdengar selama : akhir inspirasi. Karakter suara : meletup, terpatah-patah.

Penyebab : udara melewati daerah yang lembab di alveoli atau bronchioles / penutupan jalan
napas kecil. Suara seperti rambut yang digesekkan.

 Krekels kasar

Terdengar selama : ekspirasi. Karakter suara : parau, basah, lemah, kasar, suara gesekan
terpotong.

Penyebab : terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan nafas yang besar. Mungkin akan
berubah ketika klien batuk.

2. Wheezing (mengi)

Adalah bunyi seperti bersiul, kontinu, yang durasinya lebih lama dari krekels. Terdengar
selama : inspirasi dan ekspirasi, secara klinis lebih jelas pada saat ekspirasi.

Penyebab : akibat udara melewati jalan napas yang menyempit/tersumbat sebagian. Dapat
dihilangkan dengan batuk.

Dengan karakter suara nyaring, suara terus menerus yang berhubungan dengan aliran udara
melalui jalan nafas yang menyempit (seperti pada asma dan bronchitis kronik). Wheezing
dapat terjadi oleh karena perubahan temperature, allergen, latihan jasmani, dan bahan iritan
terhadap bronkus.

3. Ronchi

Adalah bunyi gaduh yang dalam. Terdengar selama : ekspirasi.

Penyebab : gerakan udara melewati jalan napas yang menyempit akibat obstruksi napas.
Obstruksi : sumbatan akibat sekresi, odema, atau tumor.
Contoh : suara ngorok.

 Ronchi kering : suatu bunyi tambahan yang terdengar kontinyu terutama waktu
ekspirasi disertai adanya mucus/secret pada bronkus. Ada yang high pitch (menciut)
misalnya pada asma dan low pitch oleh karena secret yang meningkat pada bronkus
yang besar yang dapat juga terdengar waktu inspirasi.
 Ronchi basah (krepitasi) : bunyi tambahan yang terdengar tidak kontinyu pada waktu
inspirasi seperti bunyi ranting kering yang terbakar, disebabkan oleh secret di dalam
alveoli atau bronkiolus. Ronki basah dapat halus, sedang, dan kasar. Ronki halus dan
sedang dapat disebabkan cairan di alveoli misalnya pada pneumonia dan edema paru,
sedangkan ronki kasar misalnya pada bronkiekstatis.

Perbedaan ronchi dan mengi.

Mengi berasal dari bronki dan bronkiolus yang lebih kecil salurannya, terdengar bersuara
tinggi dan bersiul. Biasanya terdengar jelas pada pasien asma.

Ronchi berasal dari bronki dan bronkiolus yang lebih besar salurannya, mempunyai suara
yang rendah, sonor. Biasanya terdengar jelas pada orang ngorok.

4. Pleural friction rub

Adalah suara tambahan yang timbul akibat terjadinya peradangan pada pleura sehingga
permukaan pleura menjadi kasar.

Karakter suara : kasar, berciut, disertai keluhan nyeri pleura. Terdengar selama : akhir
inspirasi dan permulaan ekspirasi. Tidak dapat dihilangkan dengan dibatukkan. Terdengar
sangat baik pada permukaan anterior lateral bawah toraks.

Terdengar seperti bunyi gesekan jari tangan dengan kuat di dekat telinga, jelas terdengar pada
akhir inspirasi dan permulaan ekspirasi, dan biasanya disertai juga dengan keluhan nyeri
pleura. Bunyi ini dapat menghilang ketika nafas ditahan. Sering didapatkan pada pneumonia,
infark paru, dan tuberculosis.

Anda mungkin juga menyukai