BAB 1
PENDAHULUAN
Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang
rawan sendi, tulang rawan epifise, baik yang bersifat total maupun parsial. Untuk
mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kondisi patah, harus diketahui
keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah.
Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan
membengkok, memutar dan tarikan.(1)
Secara klinis, fraktur dapat dibedakan menjadi fraktur tertutup, fraktur terbuka dan
fraktur dengan komplikasi. Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai
hubungan dengan dunia luar, sedangkan fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai
hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk
from within (dari dalam) atau from without (dari luar). Sedangkan fraktur dengan
komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi diantaranya early, immediate
dan late komplikasi.
Salah satu jenis fraktur yang sering terjadi adalah fraktur radius distal dan
mempunyai insiden yang cukup tinggi diantara jenis-jenis fraktur lainnya. Umumnya
fraktur radius distal terjadi pada tulang radius bagian ujung (mendekati sendi wrist).
Dapat terjadi Pada remaja dan hingga orang tua 15-60 thn. Fraktur radius distal juga
merupakan salah satu fraktur yang paling tinggi menyebabkan morbiditas pada
pasien. Deformitas/perubahan bentuk, dan kekakuan sendi pergelangan tangan
merupakan komplikasi terbesar dari fraktur radius distal.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
II. Definisi
Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi
pada pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh dalam keadaan
tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia. Bila seseorang
jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba menjadi kaku, dan
kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan lengan bawah. Jenis luka
yang terjadi akibat keadaan ini tergantung usia penderita. Pada anak-anak dan lanjut
usia, akan menyebabkan fraktur tulang radius. Fraktur radius distal merupakan 20%
dari seluruh kejadian fraktur pada dewasa. Abraham Colles adalah orang yang
pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distal pada tahun 1814 dan sekarang
dikenal dengan nama fraktur Colles. Ini adalah fraktur yang paling sering ditemukan
pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis
pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh
pada tangan yang terentang. Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan
berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. Gaya akan diteruskan ke
daerah metafisis radius distal yang akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana
garis patah berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fragmen
bagian distal radius dapat terjadi dislokasi ke arah dorsal maupun volar, radial dan
supinasi. Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur avulsi dari prosesus
styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah
radial menyebabkan subluksasi sendi radioulnar distal. Gerakan tangan dan
pergelangan tangan terasa nyeri. Komplikasi yang sering terjadi adalah kekakuan dan
EPIDEMIOLOGI
Fraktur radius distal adalah salah satu fraktur yang paling umum dari
ekstremitas atas. Lebih dari 450.000 terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Fraktur
radius distal mewakili sekitar seperenam dari semua patah tulang yang dirawat di
bagian gawat darurat. Insiden fraktur radius distal pada usia tua selalu berhubungan
dengan osteopenia dan naik dalam insiden dengan bertambahnya usia, hampir secara
paralel dengan peningkatan kejadian patah tulang pinggul. Fraktur radius distal yang
terjadi pada usia muda, disebabkan oleh trauma. Baik karena kecelakaan lalu lintas
ataupun terjatuh dari ketinggian.
Faktor resiko fraktur radius distal pada orang tua termasuk penurunan tulang
mineral, jenis kelamin perempuan, ras kulit putih, riwayat keluarga, dan menopause
dini.(3)
ANATOMI
Radius distal terdiri dari atas tulang metaphysis (Cancellous), Scaphoid facet
dan Lunate Facet, dan Sigmoid notch, bagian dari metaphysis melebar kearah distal,
dengan korteks tulang yang tipis pada sisi dorsal dan radial.
Patofisiologi :
Pada kebanyakan aktifitas, sisi dorsal dari radius distal cenderung mengalami
tension, sisi volar dari radius distal cenderung mengalami kompresi, hal ini
disebabkan oleh bentuk integritas dari korteks pada sisi distal dari radius, dimana sisi
dorsal lebih tipis dan lemah sedangkan pada sisi volar lebih tebal dan kuat. Beban
5
yang berlebihan dan mekanisme trauma yang terjadi pada pergelangan tangan akan
menentukan bentuk garis fraktur yang akan terjadi.
MEKANISME CEDERA
Mekanisme umum fraktur radius distal pada usia muda termasuk jatuh dari
ketinggian, kecelakaan kendaraan bermotor, atau cedera karena olah raga. Pada orang
tua, fraktur radius distal sering timbul dari mekanisme energi yang rendah, seperti
terjatuh pada saat berjalan, ataupun terpeleset. Mekanisme cedera yang paling umum
terjadi adalah jatuh ke tangan terulur dengan pergelangan tangan dalam dorsofleksi.
Fraktur radius distal terjadi ketika dorsofleksi pergelangan tangan bervariasi antara 40
dan 90 derajat, dengan derajat yang lebih rendah dari gaya yang dibutuhkan pada
sudut yang lebih kecil. Impaksi pada tulang metaphysis distal radius terhadap tulang
karpal juga sering terjadi. Selain itu, kekuatan
EVALUASI KLINIS
Dari klinis pasien biasanya terlihat dengan deformitas berupa dinner fork
deformity biasa terjadi pada colles fracture, dengan gambaran seperti garpu makan,
dimana distal dari radius displaced (bergeser) kearah dorsal. Dapat juga berupa
garden spade biasa terjadi pada smith fracture dimana distal dari radius displaced
(bergeser) kearah volar. Pergelangan tangan biasanya juga bengkak dengan
6
hematoma, nyeri tekan dan keterbatasan dalam melakukan gerakan. Siku ipsilateral
dan bahu juga harus diperiksa untuk cedera terkait. Penilaian terhadap neurovaskular
juga harus dilakukan, dengan perhatian khusus pada fungsi saraf median. Gejala
sindroma karpal tunnel juga kadang terjadi (13 % sampai 23 %) karena posisi paksa
hiperekstensi dari pergelangan tangan, trauma langsung dari fragmen fraktur,
pembentukan hematoma, atau peningkatan tekanan kompartemen.
EVALUASI RADIOLOGI
Posisi Anteroposterior dan Lateral dari wrist joint/pergelangan tangan harus
dilakukan. Bahu atau siku juga harus dievaluasi radiologi foto pergelangan tangan
kontralateral juga biasa dilakukan untuk dapat membantu menilai sudut ulnar varians
dan sudut scapholunate.
5. Tipe 5 : Fraktur distal radius dengan garis melewati sendi radio ulnar distal.
TERAPI/PENGOBATAN
Semua pasien dengan radius distal fraktur umumnya selalu ditangani dengan
reposisi tertutup dan imobilisasi dengan gyps/cast, kecuali pasien dengan open fraktur
ataupun kondisi fragmen fraktur yang tidak memenuhi kriteria acceptable.
Jika fraktur stabil dan hasil reduksi baik, maka tidak diperlukan tindakan
operasi lanjutan. Jika fraktur dinilai tidak stabil, dinilai dari pergeseran (displaced)
dari fragmen setelah dilakukan tindakan reduksi tertutup, maka dapat
dipertimbangkan tindakan operatif.
Faktor lokal : kualitas tulang, cedera jaringan lunak, fraktur kominusi (fraktur
lebih dari 3 fragmen), Displaced (pergeseran) dari fraktur, dan energi dari
cedera .
Faktor pasien : usia pasien fisiologis, gaya hidup, pekerjaan, dominasi tangan,
kondisi medis yang terkait, cedera terkait, dan kepatuhan.
Semua fraktur harus dilakukan reduksi tertutup, jika diperlukan juga. Reduksi
fraktur membantu untuk mengurangi bengkak setelah fraktur, memberikan
penghilang rasa sakit, dan mengurangi kompresi pada saraf median.
Low-energy fraktur
Low demand pasien
Komorbiditas Medis
Displacement seminimal mungkin yang masih dapat diterima
Displaced fraktur dengan pola fraktur yang stabil diharapkan dapat sembuh
dalam posisi radiologi yg acceptable/dapat diterima.
Gips harus dipakai selama kurang lebih 6 minggu atau sampai sudah terlihat
proses penyembuhan dari radiologi. Pemeriksaan radiologi juga Sering
diperlukan untuk mendeteksi hilangnya reduksi.
11
OPERASI
Indikasi :
Cedera energi tinggi
Cedera terbuka
Kehilangan reduksi
Metaphyseal kominutif atau adanya bone loss (bagian fragmen tulang yang
hilang)
TINDAKAN OPERASI(6,7,8)
Prinsip dari penanganan radius distal adalah mengembalikan fungsi dari sendi
pergelangan tangan (wrist joint). Plate yang konvensional dapat digunakan buttress
ataupun neutralization plate, plate dengan locking screw juga kini sering digunakan,
umumnya untuk tulang yang sudah mengalami pengeroposan (osteoporosis).
Gambar 7,8. Contoh plating pada radius distal fraktur,dan penggunaan konvensional
PINNING PERKUTANEUS
Ini dapat dicapai dengan menggunakan dua atau tiga buah Kirschner wire
ditempatkan pada lokasi fraktur, umumnya dari styloid radial, diarahkan
proksimal dan dari sisi dorsoulnar dari fragmen radial distal diarahkan
proksimal.
Pinning perkutan umumnya digunakan untuk melengkapi short arm cast atau fiksasi
eksternal. Pin dapat dicabut 3 sampai 4 minggu setelah operasi, dengan tambahan
gyps dipertahankan 2 sampai 3 minggu.
FIKSASI EKSTERNAL
Fiksasi eksternal saja mungkin tidak cukup stabil untuk mencegah beberapa
derajat kolaps dan hilangnya palmar tilt selama penyembuhan.
Overdistraksi harus dihindari karena dapat menyebabkan jari kaku dan dapat
diakui oleh peningkatan jarak interkarpal pada fluoroskopi intraoperatif.
Besar
Sekrup yang buruk menahan porosis dan kerut
Sekrup tidak menopang
Lebih invasif
15
FIKSASI AJUVAN
Ajuvan Kirschner kawat fiksasi dapat membantu untuk fragmen yang lebih
kecil.
ARTHROSKOPI
Keuntungan dari penggunaan arthroskopi adalah
(1). Fraktur artikular kompleks tanpa metaphyseal kominusi, terutama fraktur dengan
fragmen impaksi central; dan
Complex).(5,6,7,8)
KOMPLIKASI
Malunion
Infeksi pin
RSD / arthrofibrosis
Kekakuan jari
Kehilangan reduksi; awal vs terlambat
Tendon pecah
16
BAB 3
LAPORAN KASUS
Nama : MR. OA
Usia : 42 tahun
Alamat : Naibonat
Keluhan utama : lengan kiri bawah terkena mesin perontok padi pagi ini sebelum
dibawa ke rumah sakit.
Pasien merupakan rujukan dari RSUD Naibonat dengan keluhan lengan kiri bawah
terkena mesin perontok padi pada jam 11.00 (1/6/19) dengan diagnosa open fracture
Os. Radius 1/3 distal S. Menurut pasien saat sedang menahan batang padi dengan
karung, tangan pasien ikut tertarik masuk ke mulut mesin perontok padi dan terkena
baling-balingnya.
Saat ini pasien mengeluhkan nyeri pada lengan kiri bawah serta jari-jari tangan kiri
terasa kaku dan nyeri saat di gerakkan
Riwayat Penyakit Dahulu : Setelah tangan pasien terkena mesin perontok padi, pasien
langsung segera dibawa ke PKM Fatukanutu dan dirujuk lagi ke RSUD Naibonat,
saat itu luka hanya dibalut dengan kasa, pada sekitar pukul 19.00 (1/6/19) luka
dijahit, pasien juga telah mendapatkan IVFD RL 500 cc 20 tpm, Inj. Ceftriaxone 1 gr
17
IV, Inj. Ketorolac 30 mg IV, Inj. Asam Tranexamat 500 mg IV. Pasien tiba di RSUD
Johannes 02.10 (2/6/19) dan telah mendapat Inj. Ketorolac 30 mg IV dan Inj.
Ranitidine 50 mg IV.
Primary Survey
A: Clear & Patent
B: Pengembangan dinding dada simetris D=S, reguler, pernapasan
vesikuler, RR: 20x / menit
C: TD: 120/70 mmHg, HR: 80x / minute, CRT <2 detik
D: Alert, Pupil bulat, Isokor, Φ 2mm / 2mm, RCL (+ / +), RCTL (+ / +)
E: Tampak lengan kiri bawah tertutup kasa dan terpasang sepasang palk,
multple vanus aceratum pada manus dorsum manus sinistra.
Secondary Survey
Status Lokalis
L: Lengan kiri bawah nampak tertutup kasa dan terpasang sepasang spalk dengan
rembesan (+), multiple vulnus laseratum at manus sinistra
setelah kasa dan spalk di lepas nampak vulnus laseratum yang telah dijahit pada volar
manus S sepanjang ± 7 cm, edema (+)
F: Hangat, nyeri tekan (+), krepitasi (+)
M: ROM terbatas karena nyeri dan rasa kaku
Hb:11.5 g/dL
RBC: 3850000
Leukosit: 146400
Trombosit: 233000
3.5 Terapi :
IVFD RL 20tpm
Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr/iv
Inj.Ketorolac3x30 mg/iv
Inj. Ranitidin 2x50mg/iv
Puasa
3.5 Follow Up
05/06/2019 06/06/2019 07/06/2019
nyeri berkurang pada nyeri berkurang pada
tangan kiri dan kelima tangan kiri dan kelima
jari tgn kiri (+) gerak jari tgn kiri (+) terasa
Nyeri pada tangan kiri dan
masih terbatas karena keram pada tgn kiri td
S kelima jari tangan kiri, sulit
nyeri, malam.
digerakkan karena nyeri
Makan baik, minum Makan baik, minum
baik, BAB/BAK baik, BAB/BAK
normal sprti biasa. normal sprti biasa.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Edisi ketiga, Yarsif Watampore,
Jakarta, 2007; 355-357
3. Duncan Scott F. M., Weiland J. Andrew , Hand Surgery, 1st Edition USA : Lippincot
and Williams;2004 ; 15:248-272
4. Nana D. Arvind, Joshi Atul, Licthman M. David, Plating of the Distal Radius, Journal
of the American Academy of Orthopaedic Surgeon, 2005 ; Vol.13; 3:159-171
5. MA,Murray Jayson, MPH Gross Leeaht, Treatment of Distal Radius Fractures, Journal
of the American Academy of Orthopaedic Surgeons, 2013; Vol. 21; 8:502-505
8. Jupiter B. Jesse, Complex Articular Fractures of the Distal Radius: Classification and
Management, Journal of The American Academy of Ortrhopaedic Surgeons, 1997; Vol
5; 3:119-129
10. Nellans W. Kate, Kowalski Evan, BS, and Chung C. Kevin, The Epidemiology of
Distal Radius Fracture, University of Michigan Health System. Elsevier inc., 2012.