Anda di halaman 1dari 44

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekstremitas (anggota gerak) mempunyai fungsi lokomotris. Dibedakan

antara ekstremitas atas dan bawah karena manusia sebagai insan yang berdiri

tegak memerlukan anggota gerak bawah yang kokoh dan; sedangkan anggota

gerak atas mempunyai fungsi yang halus, sehingga bentuk dan susunan

anggota gerak yang terdiri dari tulang/otot dan persendian mempunyai

gerakan yang berbeda pula sesuai dengan fungsi tiap bagian tersebut.

Dengan meningkatnya mobilitas disektor lalu lintas dan faktor

kelalaian manusia sebagai salah satu penyebab paling sering terjadinya

kecelakaan yang dapat menyebabkan fraktur. Penyebab yang lain dapat karena

kecelakaan kerja, olah raga dan rumah tangga.

Patah tulang antebrachii sering terjadi pada bagian distal yang

umumnya disebabkan oleh gaya pematah langsung sewaktu jatuh dengan

posisi tangan hiperekstensi. Hal ini dapat diterangkan oleh karena adanya

mekanisme refleks jatuh di mana lengan menahan badan dengan posisi siku

agak menekuk seperti gaya jatuhnya atlit atau penerjun payung.

Fraktur yang terjadi dapat mengenai orang dewasa maupun anak-anak,

Fraktur yang mengenai lengan bawah pada anak sekitar 82% pada daerah

1
2

metafisis tulang radius distal, dan ulna distal sedangkan fraktur pada daerah

diafisis yang terjadi sering sebagai faktur type green-stick. Fraktur tulang

radius dapat terjadi pada 1/3 proksimal, 1/3 tengah atau 1/3 distal.

2
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi

Anatomi Radius

Ujung proximal radius membentuk caput radii (=capitulum radii),

berbentuk roda, letak melintang. Ujung cranial caput radii membentuk fovea

articularis (=fossa articularis) yang serasi dengan capitulum radii. Caput radii

dikelilingi oleh facies articularis, yang disebut circumferentia articularis dan

berhubungan dengan incisura radialis ulnae. caput radii terpisah dari corpus

radii oleh collum radii. Di sebelah caudal collum pada sisi medial terdapt

tuberositas radii. Corpus radii di bagian tengah agak cepat membentuk margo

interossea (=crista interossea), margo anterior (=margo volaris), dan margo

posterior. Ujung distal radius melebar ke arah lateral membentuk processus

styloideus radii, di bagian medial membentuk incisura ulnaris, dan pada facies

dorsalis terdapat sulcus-sulcus yang ditempati oleh tendo. Permukaan ujung

distal radius membentuk facies articularis carpi.

3
4

Gambar 3. Tulang Radius

(dikutip dari atlas anatomi Sobotta )

Anatomi Ulna
Ujung proximal ulna lebih besar daripada ujung distalnya. Hal yang

sebaliknya terdapat pada radius. Pada ujung proximal ulna terdapat incisura

trochlearis (= incisura semiulnaris), menghadap ke arah ventral, membentuk

persendian dengan trochlea humeri. Tonjolan di bagian dorsal disebut

olecranon. Di sebelah caudal incisura trochlearis terdapat processus

coronoideus, dan di sebelah caudalnya terdapat tuberositas ulnae, tempat

perlekatan m.brachialis. di bagian lateral dan incisura trochlearis terdapat

incisura radialis, yang berhadapan dengan caput radii. Di sebelah caudal

incisura radialis terdapat crista musculi supinatoris. Corpus ulnae membentuk

4
5

facies anterior, facies posterior, facies medialis, margo interosseus, margo

anterior dan margo posterior. Ujung distal ulna disebut caput ulnae (=

capitulum ulnae). Caput ulnae berbentuk circumferentia articularis, dan di

bagian dorsal terdapt processus styloideus serta silcus m.extensoris carpi

ulnaris. Ujung distal ulna berhadapan dengan cartilago triangularis dan dengan

radius.

Gambar 4. Tulang Ulna

(dikutip dari atlas anatomi Sobotta )

Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang

diperkuat oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius, dan di

distal oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamen radioulnar, yang

mengandung fibrokartilago triangularis. Membranes interosea memperkuat

hubungan ini sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat.

5
6

Oleh karena itu, patah yang hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi

atau bila patahnya hanya mengenai satu tulang, hampir selalu disertai

dislokasi sendi radioulnar yang dekat dengan patah tersebut.

Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh otot antartulang, yaitu otot

supinator, m.pronator teres, m.pronator kuadratus yang membuat gerakan

pronasi-supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi

pada radius dan ulna menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai

dislokasi angulasi dan rotasi, terutama pada radius.

Gambar 5. Anatomi radius dan ulna

(dikutip dari atlas anatomi Sobotta )

6
7

2.2. Definisi

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang,

tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis baik bersifat total ataupun parsial

yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan, sering diikuti oleh

kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai

pembuluh darah, otot dan persarafan. Trauma yang menyebabkan tulang patah

dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Trauma langsung

menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah

tekanan. Trauma tidak langsung, apabila trauma dihantarkan ke daerah yang

lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat

menyebabkan fraktur pada klavikula, pada keadaan ini biasanya jaringan

lunak tetap utuh.

Fraktura adalah patah atau ruptur kontinuitas struktur dari tulang atau

cartilago dengan atau tanpa disertai dislokasio fragmen. Fraktur os radius dan

fraktus os ulna adalah trauma yang terjadi pada bagian tungkai depan. Kadang

kala sering terjadi fraktur yang terbuka, hal ini sering terjadi karena trauma

terjadi pada lapisan jaringan yang tipis dan lembut. Fraktur tulang radius dan

tulang ulna sering terjadi pada hewan kucing dan anjing,lokasi fraktur sering

terjadi pada bagian tengah dari tulang radus atau pada bagian distal tulang

raduis dan ulna atau pada bagian distal atau keduanya.

Fraktura os radius ulna Penyebab fraktur secara umum dapat disebabkan

menjadi 2, yaitu : penyebab ekstrinsik dan intrinsik. Penyebab ekstinsik juga

7
8

dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu penyebab fraktur akibat gangguan

langsung yaitu berupa trauma yang merupakan penyebab utama terjadinya

fraktur, misalnya kecelakaan, tertabrak, jatuh. Penyebab yang lainnya adalah

fraktur akibat gangguan tidak langsung seperti perputaran, kompresi.

Penyebab fraktur secara intrinsik dapat diakibatkan kontraksi dari otot yang

menyebabkan avulsion fraktur, seperti fraktur yangsering terjadi pada hewan

yang belum dewasa. Fraktur patologis adalah fraktur yang diakibatkan oleh

penyakit sistemik seperti neoplasia, cyste tulang, ricketsia, osteoporosis,

hiperparatyroidisme, osteomalasia. Tekanan yang berulang juga dapat

menyebabkan fraktura.

2.3. Epidemiologi

Fraktur radius distal adalah salah satu penyebab paling umum dari

ektremitas atas. Lebih dari 450.000 terjadi setiap tahun di Amerika Serikat.

Fraktur radius distal mewakili sekitar seperenam dari semua patah tulang yang

dirawat di bagian gawat darurat. Insiden fraktur radius distal pada usia tua

selalu berhubungan dengan ostepenia dan naik dalam insiden dengan

bertambahnya usia, hampir secara paralel dengan peningkatan kejadian patah

tulang pinggul. Fraktur radius distal yang terjadi pada usia muda, disebabkan

oleh trauma, baik karena kecelakanaan lalu lintas ataupun terjatuh dari

ketinggian.

8
9

Faktor resiko radius distal pada orang tua termaksuk penurunan tulang

mineral jenis kelamin perempuan, ras kulit putih, riwayat keluarga dan

menopause dini.

2.4. Etiologi

Tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan

gaya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat:

1. Peristiwa trauma

Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan

berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan,

pemuntiran, atau penarikan. Bila terkena kekuatan langsung, tulang dapat

patah pada tempat yang terkena, jaringan lunaknya juga pasti rusak. Bila

terkena kekuatan tak langsung, tulang dapat mengalami fraktur pada tempat

yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu, kerusakan jaringan lunak

di tempat fraktur mungkin tidak ada.

2. Fraktur kelelahan atau tekanan

Keadaan ini paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau metatarsal,

terutama pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan berbaris dalam

jarak jauh.

3. Fraktur patologik

Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah

(misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada

penyakit Paget).

9
10

Daya pemuntir menyebabkan fraktur spiral pada kedua tulang kaki

dalam tingkat yang berbeda; daya angulasi menimbulkan fraktur melintang

atau oblik pendek, biasanya pada tingkatyang sama. Pada cedera tak

langsung, salah satu dari fragmen tulang dapat menembus kulit; cedera

langsung akan menembus atau merobek kulit diatas fraktur. Kecelakaan

sepeda motor adalah penyebab yang paling lazim.

Banyak diantara fraktur itu disebabkan oleh trauma tumpul, dan

resiko komplikasinya berkaitan langsung dengan luas dan tipe kerusakan

jaringan lunak. Tscherne (1984) menekankan pentingnya menilai dan

menetapkan tingkat cedera jaringan lunak:

C0 = kerusakan jaringan lunak sedikit dengan fraktur biasa

C1 = abrasi dangkal atau kontusio dari dalam

C2 = abrasi dalam, kontusio jaringan lunak dan pembengkakan, dengan

fraktur berat

C3 = kerusakan jaringan lunak yang luas dengan ancaman sindroma

kompartemen.

2.5. Patofisiologi

Pada kebanyakan aktifitas, sisi dorsal dari radius cenderung mengalami

tension, sisi volar dari radius distal benderung mengalami kompresi, hal ini

disebabkan oleh bentuk interitas dari korteks pada sisi distal dari radius,

dimana sisi dorsal lebih menipis dan lemah sedangkan pada sisi volar lebih

tebal dan kuat. Beban yang berlebihan dan mekanisme trauma yang terjadi

10
11

pada pergelangan tangan akan menentukan bentuk garis fraktur yang akan

terjadi.

Cedera yang Berkaitan dengan Fraktur

Lebih dari 68 persen dari fraktur pada radius distal dan ulna memiliki

korelasi dengan cedera jaringan lunak, seperti robekan parsial dan total dari

TFCC, ligament schapolunatum dan ligament lonotriquetral.

MEKANISME CEDERA

Mekanisme umum fraktur radius distal pada usia muda termaksud jatuh

dari ketinggian, kecelakaan kendaraan bermotor, atau cedera karena olahraga.

Pada orang tua fraktur radius distal sering timbul dari mekanisme energi yang

rendah, sperti terjatuh pada saat berjalan, ataupun terpeleset. Mekanisme

cedera paling umum terjadi adalah jatuh ke tangga terulur dengan pergelangan

tangan dalam dorsofleksi. Fraktur radius distal terjadi ketika dorsofleksi

pergelangan tangan bervariasi antara 40 dan 90 derajat, dengan derajat yang

lebih rendah dari gaya yang dibutuhkan pada sudut yang lebih kecil. Impaksi

pada tulang metaphysis distal radius terhadap tulang karpal juga sering terjadi,

selain itu, kekuatan dari mekanisme trauma juga sering mengakibatkan

keterlibatan permukaan artikular mekanisme dengan energi tinggi (misalnya

trauma kendaraan/kecelakaan lalu lintas) dapat mengakibatkan pergeseran

atau fraktur yang sangat kominutif (fraktur lebih dari tiga fragmen) dan

mengakibatkan sendi wrist tidak stabil.

11
12

2.6. Manifestasi Klinis

Adapun tanda dan gejala dari fraktur, sebagai berikut :

Nyeri

Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang

diimobilisasi.Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bidai alamiah

yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang

Hilangnya fungsi dan deformitas

Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan cenderung

bergerak secara tidak alamiah.Radius Ulna tak dapat berfungsi dengan baik

karena fungsi normal otot berrgantung pada integritas tulang tempat

melengketnya otot.

Pemendekan ekstremitas

Terjadinya pemendekan tulang yang sebenarnya karena konstraksi otot yang

melengket di atas dan bawah tempat fraktur.

Krepitus

Saat bagian Radius dan Ulna diperiksa, teraba adanya derik engan lainya.

12
13

Pembengkakan lokal dan Perubahan warna

Terjadi sebagai akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda

ini baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cidera.

2.7. Diagnosis

Film polos tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara

fragmen satu d tetap merupakan pemeriksaan penunjang radiologis yang

utama pada sistem skeletal. Gambar harus selalu diambil dalam dua proyeksi.

Film polos merupakan metode penilaian awal utama pada pasien

dengan kecurigaan trauma skeletal. Setiap tulang dapat mengalami fraktur

walaupun beberapa diantaranya sangat rentan.

Tanda dan gambaran yang khas pada fraktur adalah :

Garis fraktur : garis fraktur dapat melintang di seluruh diameter tulang

atau menimbulkan keretakan pada tepi kortikal luar yang normal pada

fraktur minor.

Pembengkakan jaringan lunak : biasanya terjadi setelah terjadi fraktur.

Iregularis kortikal : sedikit penonjolan atau berupa anak tangga pada

korteks.

Posisi yang dianjurkan untuk melakukan plain x-ray adalah AP dan

lateral view. Posisi ini dibutuhkan agar letak tulang radius dan tulang ulna

tidak bersilangan, serta posisi lengan bawah menghadap ke arah datangnya

13
14

sinar (posisi anatomi). Sinar datang dari arah depan sehingga disebut AP

(Antero-Posterior)

Terdapat tiga posisi yang diperlukan pada foto pergelangan tangan

untuk menilai sebuah fraktur distal radius yaitu AP, lateral, dan oblik. Posisi

AP bertujuan untuk menilai kemiringan dan panjang os radius, posisi lateral

bertujuan untuk menilai permukaan artikulasi distal radius pada posisi normal

volar (posisi anatomis).

Berikut ini gejala klinis dari beberapa jenis fraktur yang terdapat pada

fraktur radius dan ulna :

Fraktur Kaput Radius

Fraktur kaput radius sering ditemukan pada orang dewasa tetapi hampir

tidak pernah ditemukan pada anak-anak. Fraktur ini kadang-kadang terasa

nyeri saat lengan bawah dirotasi, dan nyeri tekan pada sisi lateral siku

memberi petunjuk untuk mendiagnosisnya.

Fraktur Leher Radius

Jatuh pada tangan yang terentang dapat memaksa siku ke dalam valgus

dan mendorong kaput radius pada kapitulum. Pada orang dewasa kaput

radius dapat retak atau, patah sedangkan pada anak-anak tulang lebih

mungkin mengalami fraktur pada leher radius. Setelah jatuh, anak

mengeluh nyeri pada siku. Pada fraktur ini kemungkinan terdapat nyeri

tekan pada kaput radius dan nyeri bila lengan berotasi.

14
15

Fraktur Diafisis Radius

Kalau terdapat nyeri tekan lokal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan sinar-

Fraktur Distal Radius

Fraktur Distal Radius dibagi dalam :

1) Fraktur Galeazzi

Fraktur Galeazzi yaitu Fraktur pada 1/3 distal radius disertai dislokasi

sendi radio-ulna distal. Fragmen distal mengalami pergeseran dan

angulasi ke arah dorsal. Dislokasi mengenai ulna ke arah dorsal dan

medial. Fraktur ini akibat terjatuh dengan tangan terentang dan lengan

bawah dalam keadaan pronasi, atau terjadi karena pukulan langsung pada

pergelangan tangan bagian dorsolateral. Fraktur Galeazzi jauh lebih

sering terjadi daripada fraktur Monteggia. Ujung bagian bawah ulna yang

menonjol merupakan tanda yang mencolok. Perlu dilakukan pemeriksaan

untuk lesi saraf ulnaris, yang sering terjadi.

Gambar 6. Fraktur Galeazzi

15
16

2) Fraktur Colles

Fraktur ini akibat terjatuh dengan tangan terentang. Fraktur radius terjadi

di korpus distal, biasanya sekitar 2 cm dari permukaan artikular. Fragmen

distal bergeser ke arah dorsal dan proksimal, memperlihatkan gambaran

deformitas garpu-makan malam (dinner-fork). Kemungkinan dapat

disertai dengan fraktur pada prosesus styloideus ulna.

Fraktur radius bagian distal (sampai 1 inci dari ujung distal) dengan

angulasi ke posterior, dislokasi ke posterior dan deviasi pragmen distal ke

radial. Dapat bersifat kominutiva. Dapat disertai fraktur prosesus stiloid

ulna. Fraktur collees dapat terjadi setelah terjatuh, sehingga dapat

menyebabkan fraktur pada ujung bawah radius dengan pergeseran

posterior dari fragmen distal

3) Fraktur Smith

Fraktur ini akibat jatuh pada punggung tangan atau pukulan keras secara

langsung pada punggung tangan. Pasien mengalami cedera pergelangan

tangan, tetapi tidak terdapat deformitas. Fraktur radius bagian distal

dengan angulasi atau dislokasi fragmen distal ke arah ventral dengan

diviasi radius tangan yang memberikan gambaran deformitas sekop

kebun (garden spade).

16
17

Gambar 7. Fraktur Colles dan fraktur Smith

Gambar 8. Gambaran radiologi fraktur Smith

Gambar 9. Gambaran radiologi fraktur Colles

17
18

4) Fraktur Lempeng Epifisis

Fraktur Lempeng Epifisis merupakan fraktur pada tulang panjang di

daerah ujung tulang pada dislokasi sendi serta robekan ligamen.

Klasifikasi menurut Salter-Harris merupakan klasifikasi yang dianut dan

dibagi dalam 5 tipe

Gambar 10. Klasifikasi Salter Harris

Paling umum adalah tipe II, dengan fragmen metafisis triangular terlihat di

dorsal.

- Tipe I

Terjadi pemisahan total lempeng epifisis tanpa adanya fraktur pada

tulang, sel-sel pertumbuhan lempeng epifisis masih melekat pada epifisis.

Fraktur ini terjadi oleh karena adanya shearing force dan sering terjadi

pada bayi baru lahir dan pada anak-anak yang lebih muda. Pengobatan

dengan reduksi tertutup mudah oleh karena masih ada perlekatan

18
19

periosteum yang utuh dan intak. Prognosis biasanya baik bila

direposisisdengan cepat.

Gambar 11. Cedera Salter Harris tipe I

- Tipe II

Merupakan jenis fraktur yang sering ditemukan. Garis fraktur melalui

sepanjang lempeng epifisis dan membelok ke metafisis dan akan

membentuk suatu fragmen metafisis yang berbentuk segitiga yang disebut

tanda Thurson-Holland. Sel-sel pertumbuhan pada lempeng epifisis juga

masih melekat. Trauma yang menghasilkan jenis fraktur ini biasanya

terjadi pada anak-anak yang lebih tua. Periosteum mengalami robekan

pada daerah konveks tetapi tetap utuh pada daerah konkaf. Pengobatan

dengan reposisi secepatnya tidak begitu sulit kecuali bila reposisi

terlambat harus dilakukan tindakan operasi. Prognosis biasanya baik,

tergantung kerusakan pembuluh darah.

19
20

Gambar 12. Cedera Salter Harris tipe II pada tulang radius ulna

- Tipe III

Fraktur lempeng epifisis tipe III merupakan fraktur intra-artikuler. Garis

fraktur mulai permukaan sendi melewati lempeng epifisis kemudian

sepanjang garis lempeng epifisis. Jenis fraktur ini bersifat intra-artikuler

dan biasanya ditemukan pada epifisis tibia distal. Oleh karena fraktur ini

bersifat intra-artikuler dan diperlukan reduksi yang akurat maka

sebaiknya dilakukan operasi terbuka dan fiksasi interna dengan

mempergunakan pin yang halus.

20
21

Gambar 13. Cedera Salter Harris tipe III atau Tillaux fracture
- Tipe IV

Fraktur tipe ini juga merupakan fraktur intra-artikuler yang melalui

permukaan sendi memotong epifisis serta seluruh lapisan epifisis dan

berlanjut pada sebagian metafisis. Jenis fraktur ini misalnya fraktur kondilus

lateralis humeri pada anak-anak. Pengobatan dengan operasi terbuka dan

fiksasi interna dilakukan karena fraktur tidak stabil akibat tarikan otot.

Prognosis jelek bila reduksi tidak dilakuakn.

21
22

Gambar 14. Cedera Salter Harris tipe IV

- Tipe V

Fraktur tipe V merupakan fraktur akibat hancurnya epifisis yang

diteruskan pada lempeng epifisis. Biasanya terjadi pada daerah sendi

penopang badan yaitu sendi pergelangan kaki dan sendi lutut. Diagnosa

sulit karena secara radiologik tidak dapat dilihat. Prognosis jelek karena

dapat terjadi kerusakan sebagian atau seluruh lempeng pertumbuhan.

22
23

Gambar 15. Cedera Salter Harris tipe V

5) Fraktur Monteggia

Fraktur jenis ini disebabkan oleh pronasi lengan bawah yang dipaksakan

saat jatuh atau pukulan secara langsung pada bagian dorsal sepertiga

proksimal dengan angulasi anterior yang disertai dengan dislokasi

anterior kaput radius.

Gambar 16. Fraktur Monteggia


CT scan di gunakan untuk mendeteksi letak struktur fraktur yang

kompleks dan menentukan apakah fraktur tersebut merupakan fraktur kompresi,

23
24

burst fraktur atau fraktur dislokasi. Biasanya dengan scan MRI fraktur ini akan

lebih jelas mengevaluasi trauma jaringan lunak, kerusakan ligament dan adanya

pendarahan.

Gambar 17. Gambaran CT Scan Fraktur Radius Ulna

2.8. Penatalaksanaan

Fraktur dari distal radius adalah jenis fraktur yang paling sering terjadi.

Fraktur radius dan ulna biasanya selalu berupa perubahan posisi dan tidak stabil

sehingga umumnya membutuhkan terapi operatif. Fraktur yang tidak disertai

perubahan posisi ekstraartikular dari distal radius dan fraktur tertutup dari ulna

24
25

dapat diatasi secara efektif dengan primary care provider. Fraktur distal radius

umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja, serta mudah sembuh pada

kebanyakan kasus.

Terapi fraktur diperlukan konsep empat R yaitu : rekognisi,

reduksi/reposisi, terensi/fiksasi, dan rehabilitasi.

1. Rekognisi atau pengenalan adalah dengan melakukan berbagai diagnosa

yang benar sehingga akan membantu dalam penanganan fraktur karena

perencanaan terapinya dapat dipersiapkan lebih sempurna.

2. Reduksi atau reposisi adalah tindakan mengembalikan fragmen-fragmen

fraktur semirip mungkin dengan keadaan atau kedudukan semula atau

keadaan letak normal.

3. Retensi atau fiksasi atau imobilisasi adalah tindakan mempertahankan atau

menahan fragmen fraktur tersebut selama penyembuhan.

4. Rehabilitasi adalah tindakan dengan maksud agar bagian yang menderita

fraktur tersebut dapat kembali normal.

25
26

Gambar 18 . Proses penyembuhan fraktur


(dikutip dari referensi 6)

Secara rinci proses penyembuhan fraktur dapat dibagi dalam beberapa

tahap sebagai berikut :

Fase hematoma

Pada mulanya terjadi hematoma dan disertai pembengkakan jaringan

lunak, kemudian terjadi organisasi (proliferasi jaringan penyambung muda

dalam daerah radang) dan hematoma akan mengempis. Tiap fraktur biasanya

disertai putusnya pembuluh darah sehingga terdapat penimbunan darah di

sekitar fraktur. Pada ujung tulang yang patah terjadi ischemia sampai beberapa

milimeter dari garis patahan yang mengakibatkan matinya osteocyt pada daerah

fraktur tersebut.

26
27

Fase proliferatif

Proliferasi sel-sel periosteal dan endoosteal, yang menonjol adalah

proliferasi sel-sel lapisan dalam periosteal dekat daerah fraktur. Hematoma

terdesak oleh proliferasi ini dan diabsorbsi oleh tubuh. Bersamaan dengan

aktivitas sel-sel sub periosteal maka terjadi aktifitas sel-sel dari kanalis

medularis dari lapisan endosteum dan dari bone marrow masing-masing

fragmen. Proses dari periosteum dan kanalis medularis dari masing-masing

fragmen bertemu dalam satu preses yang sama, proses terus berlangsung

kedalam dan keluar dari tulang tersebut sehingga menjembatani permukaan

fraktur satu sama lain. Pada saat ini mungkin tampak di beberapa tempat pulau-

pulau kartilago, yang mungkin banyak sekali,walaupun adanya kartilago ini

tidak mutlak dalam penyembuhan tulang. Pada fase ini sudah terjadi

pengendapan kalsium.

Fase pembentukan callus

Pada fase ini terbentuk fibrous callus dan disini tulang menjadi

osteoporotik akibat resorbsi kalsium untuk penyembuhan. Sel-sel osteoblas

mengeluarkan matriks intra selluler yang terdiri dari kolagen dan polisakarida,

yang segera bersatu dengan garam-garam kalsium, membentuk tulang immature

atau young callus, karena proses pembauran tersebut, maka pada akhir stadium

ter dapat dua macam callus yaitu didalam disebut internal callus dan diluar

disebut external callus.

27
28

Fase konsolidasi

Pada fase ini callus yang terbentuk mengalami maturisasi lebih lanjut oleh

aktivitas osteoblas, callus menjadi tulang yang lebih dewasa (mature) dengan

pembentukan lamela-lamela). Pada stadium ini sebenarnya proses

penyembuhan sedah lengkap. Pada fase ini terjadi pergantian fibrous callus

menjadi primary callus. Pada saat ini sudah mulai diletakkan sehingga sudah

tampak jaringan yang radioopaque. Fase ini terjadi sesudah 4 (empat) minggu,

namun pada umur-umur lebih mudah lebih cepat. Secara berangsur-angsur

primary bone callus diresorbsi dan diganti dengan second bone callus yang

sudah mirip dengan jaringan tulang yang normal.

Fase remodeling

Pada fase ini secondary bone callus sudah ditimbuni dengan kalsium

yang banyak dan tulang sedah terbentuk dengan baik, serta terjadi pembentukan

kembali dari medula tulang. Apabila union sudah lengkap, tulang baru yang

terbentuk pada umumnya berlebihan, mengelilingi daerah fraktur di luar

maupun didalam kanal, sehingga dapat membentuk kanal medularis. Dengan

mengikuti stress/tekanan dan tarik mekanis, misalnya gerakan, kontraksi otot

dan sebagainya, maka callus yang sudah mature secara pelan-pelan terhisap

kembali dengan kecepatan yang konstan sehingga terbentuk tulang yang sesuai

dengan aslinya.

Ilizarov, Bone lengthening, Bone distraction osteogenesis atau Callotaxis

adalah suatu istilah yang sama dalam program pemanjangan tulang. Ilizarov

28
29

dikembangkan pertama kali oleh seorang dari Siberia Rusia yang bernama

Gabriel Abramovich Ilizarov. Ilizarov adalah suatu alat eksternal fiksasi yang

berfungsi untuk menjaga agar tidak terjadi pergeseran tulang dan untuk

membantu dalam proses pemanjangan tulang.

Gambar 19. Callotaxis

(Dikutip dari referensi 17)

Indikasi pemasangan Ilizarov :

Menyamakan panjang lengan atau tungkai yang tidak sama,

Menyamakan dan menumbuhkan daerah tulang yang hilang akibat patah

tulang terbuka yang hilang,

Membuang tulang yang infeksi dan diisi dengan cara menumbuhkan tulang

yang sehat,

Menambah tinggi badan.

29
30

Kontra indikasi pemasangan Ilizarov :

Open fraktur dengan soft tissue yang perlu penanganan lanjut yang lebih

baik bila dipasang single planar fiksator,

Fraktur intra artikuler yang perlu ORIF,

Simple fraktur (bisa dengan pemasangan plate and screw nail wire).

2.9. Komplikasi

Komplikasi Dini

Sirkulasi darah pada jari harus diperiksa; pembalut yang menahan

slab perlu dibuka atau dilonggarkan. Cedera saraf jarang terjadi, dan yang

mengherankan tekanan saraf medianus pada saluran karpal pun jarang

terjadi. Kalau hal ini terjadi, ligamen karpal yang melintang harus dibelah

sehingga tekanan saluran dalam karpal berkurang. Distroft refleks

simpatetik mungkin amat sering ditemukan, tetapi untungnya ini jarang

berkembang lengkap menjadi keadaan atrofi Sudeck. Mungkin terdapat

pembengkakan dan nyeri tekan pada sendi-sendi jari, waspadalah jangan

sampai melalaikan latihan tiap hari. Pada sekitar 5% kasus, pada saat gips

dilepas tangan akan kaku dan nyeri Berta ter-dapat tanda-tanda

ketidakstabilan vasomotor. Sinar-X memperlihatkan osteoporosis dan

terdapat peningkatan aktivitas pada scan tulang.

30
31

Komplikasi patah tulang dapat dibagi menjadi komplikasi segera,

komplikasi dini, dan komplikasi lambat atau kemudian. Komplikasi

segera terjadi pada saat patah tulang atau segera set3elahnya, komplikasi

dini terjadi dalam beberapa hari setelah kejadian, dan komplikasi

kemudian terjadi lama setelah tulang patah. Pada ketiganya, dibagi lagi

menjadi komplikasi umum dan lokal.

Komplikasi lanjut

Malunion

Malunion sering ditemukan, baik karena reduksi tidak lengkap atau

karena pergeseran dalam gips yang terlewatkan. Penampilannya buruk,

kelemahan dan hilangnya rotasi dapat bersifat menetap. Pada umumnya

terapi tidak diperlukan. Bila ketidakmampuan hebat dan pasiennya relatif

muda, 2,5 cm bagian bawah ulna dapat dieksisi untuk memulihkan rotasi,

dan deformitas radius dikoreksi dengan osteotomi.

Penyatuan lambat dan non-union pada radius tidak terjadi, tetapi

prosesus stiloideus ulnar sering hanya diikat dengan jaringan fibrosa saja

dan tetap mengalami nyeri dan nyeri tekan selama beberapa bulan.

Kekakuan pada bahu, karena kelalaian, adalah komplikasi yang sering

ditemukan. Kekakuan pergelangan tangan dapat terjadi akibat

pembebatan yang lama.

31
32

Osteomyelitis

Adapun komplikasi infeksi jaringan tulang disebut

sebagai osteomyelitis, dan dapat timbul akut atau kronik. Bentuk

akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun

manifestasilocal yang berjalan dengan cepat. Pada anak-anak infeksi

tulang seringkali timbul sebagaikomplikasi dari infeksi pada tempat-

tempat lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga (otitis media) dan

kulit (impetigo). Bakterinya (Staphylococcus aureus,

Streptococcus, Haemophylus influenzae) berpindah melalui aliran

darah menuju metafisis tulang didekat lempeng pertumbuhan dimana

darah mengalir ke dalam sinusoid.

Akibat perkembangbiakan bakteri dan nekrosis jaringan, maka

tempat peradangan yang terbatas ini akan tersas nyeri dan nyeri tekan.

Perlu sekali mendiagnosis ini sedini mungkin, terutama pada anak-anak,

sehingga pengobatan dengan antibiotika dapat dimulai, dan perawatan

pembedahan yang sesuai dapat dilakukan dengan pencegahan penyebaran

infeksi yang masih terlokalisasi dan untuk mencegah jangan sampai

seluruh tulang mengalami kerusaskan yang dapatmenimbulkan

kelumpuhan. Diagnosis yang salah pada anak -anak yang

menderita osteomyelitis dapat mengakibatkan keterlambatan dalam

memberikan pengobatan yang memadai.

32
33

(a) (b)
Gambar 20. (a) Osteomyelitis Akut pada Radius Ulna (b) Osteomyelitis Kronik

(Dikutip dari referensi 24)

Pada orang dewasa, osteomyelitis juga dapat awali oleh bakteri dalam

aliran darah, Namun biasanya akibat kontaminasi jaringan saat cedera atau

operasi. Osteomyelitis kronik adalah akibat dari ost eomyelitis akut

yang tidak di tangani dengan baik. Seperti yang sudah disebutkan

sebelumnya, osteomyelitis sangan resisten terhadap pengobatan dengan

33
34

antibiotika. Infeksi tulang sangat sulit untuk ditangani, bahkan tindakan

drainase dan debridement, serta pemberian antibiotika yang tepat masih tidak

cukup untuk menghilangkan penyakit.

2.10. Prognosis

Proses penyembuhan patah tulang adalah proses biologis alami yang

akan terjadi pada setiap patah tulang, tidak peduli apa yang telah dikerjakan

dokter pada patahan tulang tersebut. Pada permulaan akan terjadi perdarahan di

sekitar patahan tulang, yang disebabkan oleh terputusnya pembuluh darah pada

tulang dan periost yang disebut dengan fase hematoma, kemudian berubah

menjadi fase jaringan fibrosis, lalu penyatuan klinis, dan pada akhirnya fase

konsolidasi.

Waktu yang diperlukan untuk penyembuhan fraktur tulang sangat

bergantung pada lokasi fraktur dan umur pasien. Rata-rata masa penyembuhan

fraktur:

Lokasi Fraktur Masa Penyembuhan Lokasi Fraktur Masa Penyembuhan

1. Pergelangan tangan 3-4 minggu 7. Kaki 3-4 minggu

2. Fibula 4-6 minggu 8. Metatarsal 5-6 minggu

3. Tibia 4-6 minggu 9. Metakarpal 3-4 minggu

4. Pergelangan kaki 5-8 minggu 10. Hairline 2-4 minggu

5. Tulang rusuk 4-5 minggu 11. Jari tangan 2-3 minggu

34
35

6. Jones fracture 3-5 minggu 12. Jari kaki 2-4 minggu

Rata-rata masa penyembuhan: Anak-anak (3-4 minggu), dewasa (4-6 minggu),

lansia (> 8 minggu).

Jumlah Kematian dari fraktur: 4,3 per 100.000 dari 1.302 kasus di Kanada pada

tahun 1997.

Tingkat kematian dari fraktur:

Kematian : 11.696

Insiden : 1.499.999

0,78% rasio dari kematian per insiden

35
36

BAB III

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : I Nengah Dodi

Usia : 12 tahun

Pekerjaan : Pelajar

Pendidikan : SMP

Agama : Hindu

Suku : Bali

Alamat : Alas Ngandang Karangasem

Status Pernikahan : Belum Menikah

MRS : 30 September 2017

No Rekam Medik : 262708

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri lengan bawah kanan

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke IRD RSUD Bangli pada tanggal

30 September 2017 Pukul 11.20 dalam keadaan sadar diantar oleh keluarga.

Pasien mengeluhkan nyeri lengan bawah kanannya dan tidak dapat digerakkan

serta membengkak.

36
37

Pasien mengaku bahwa telah mengalami kecelakaan pada saat main bola di

sekolah dan tiba-tiba jatuh kemudian lengan bawah kiri terjatuh duluan. Setelah

itu pasien merasakan kesakitan dan tidak dapat menggerakan lengan bawah

kanan. Keluarga dan pasien menyangkal telah membawa pasien ke dukun untuk

diurut.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat trauma sebelumnya tidak ditemukan

- Pasien tidak pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya

- Pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Riwayat anggota memiliki keluhan serupa disangkal. Riwayat anggota

keluarga memiliki penyakit keganasan disangkal dan juga riwayat darah

tinggi, asma, diabetes melitus dan jantung juga disangkal oleh pasien.

III. STATUS GENERALIS

a. Keadaan umum : Sakit Sedang

b. Kesadaran/GCS : Compos Mentis/E4V5M6

c. Tanda vital

- Tekanan darah : 110/80 mmHg

- Frekuensi nadi : 80 x/menit

- Frekuensi napas : 20 x/menit

- Suhu : 36,5oC

37
38

d. Kepala : Normochepali

Mata : konjungtiva anemis -/-; ikterik -/-

e. Thorax

- Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)

- Pulmo : vesikuler +/+ wheezing -/-, rhonki -/-.

f. Abdomen : ~ status obstetri

g. Ekstremitas: hangat (+/+)/(+/+) ; edema (-/-)/(-/-)

IV. STATUS LOKALIS

Regio antebrachii dextra

Look : Tak tampak luka terbuka, terlihat deformitas berupa pembengkakan

dan pemendekan panjang lengan bawah kiri bila dibandingkan dengan

regio antebrachii kanan.

Feel : Didapatkan adanya nyeri tekan setempat, krepitasi, suhu sama dengan

bagian yang normal, teraba hangat, sensibilitas (+),NVD (neurovaskuler

disturbance) (-), kapiler refil < 3 detik. Arteri radialis teraba.

Move : Gerakan aktif dan pasif terhambat, Gerakan abduksi lengan bawah kiri

terhambat, gerakan adduksi lengan bawah kiri terhambat, sakit bila

digerakkan, gangguan persarafan tidak ada, tampak, gerakan terbatas

(+), keterbatasan pergerakan wrist & elbow joint (karena terasa nyeri

saat digerakkan). False of movement (+)

38
39

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil pemeriksaan Laboratorium 30-09-2017

1. Hb :10,6 g/dL

2. HCT : 29,6 %

3. RBC : 3,89

4. WBC : 10,5/mm3

5. PLT : 145/mm3

Hasil pemeriksaan Rontgen 30-09-2017

39
40

VI. RESUME

Pria anak-anak usia 12 tahun datang dengan keluhan nyeri dan tak

dapat digerakkan serta bengkak pada lengan bawah sebelah kiri setelah

kecelakaan bermain bola.

Dari pemeriksaan lokalis pada regio antebrachii dextra didapatkan

deformitas (+) berupa pembengkakan dan pemendekan bila dibandingkan regio

antebarachii dextra, didapatkan adanya nyeri tekan setempat, krepitasi, suhu

sama dengan bagian yang normal, teraba hangat, gerakan aktif dan pasif

terhambat, keterbatasan pergerakan wrist & joint elbow karena terasa sakit bila

digerakkan. False of movement (+)

VII. DIAGNOSIS KERJA

Close Fraktur 1/3 Distal Os Radius dan 1/3 Distal Os Ulna Sinistra

VIII. PENATALAKSANAAN

a. Planning pemeriksaan

Lab : - Darah lengkap

Faktor pembekuan: PTT-aPTT

Pemeriksaan imunologi: Hbs Ag

Foto Rontgen : Regio Antebrachii Sinistra AP/Lateral

40
41

b. Planning Terapi

1. Non operatif

a. Medikamentosa

Analgetik

Antibiotik Sebelum Operasi

b. Non medikamentosa

Istirahat

Pemasangan bidai melewati 2 sendi.

Edukasi kepada pasien beserta keluarganya tentang

penyakit yang diderita pasien.

Reposisi tertutup dan pemasangan gips

2. Operatif

Reposisi terbuka dan fiksasi interna: ORIF

IX. CATATAN PERKEMBANGAN

Waktu Subjektif Objektif Assesment Rencana


02-10- Nyeri dan TD : 100/60 mmHg CF 1/3 Pro reposisi dengan
DistalOs gips hari ini
2017 bengkak N : 80 x/menit
Radius dan Instruksi pro op :
pada RR : 20 x/menit 1/3 dostal
- Infomed Consen
Os ulna
tangan kiri To : 37,3oC - IVFD NaCL 18
sinistra
tpm
- In Ceftriaxon
Status lokalis
1gr pro op
L: deformitas (+),

41
42

Vulnus (-), edema (-


), terpasang spalk
F: Nyeri (+),
krepitasi (-)
M: ROM (+),
terbatas.
03/10/2 Pasien TD : 120/70 mmHg CF 1/3 Pasien BPL
017
mengeluh N : 82 x/menit DistalOs
nyeri (+), RR : 19 x/menit Radius dan
bengkak To : 36,1oC 1/3 dostal
(+) dan Os ulna
pasien Status lokalis sinistra
sudah di L: deformitas (+),
pasang Vulnus (-), edema (-
gips ), terpasang gips
F: Nyeri (+),
krepitasi (-)
M: ROM (+),
terbatas.

42
43

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan anamnesa didapatkan, pria umur 33 tahun datang dengan

keluhan nyeri dan tak dapat digerakkan serta bengkak pada lengan bawah

sebelah kiri setelah kecelakaan setelah bermain bola sebelum MRS. Pada saat

MRS, pingsan (-), mual(-), muntah(-), kepala pusing (-).

Dari pemeriksaan lokalis pada regio antebrachii sinistra didapatkan

edema (+), deformitas (+), didapatkan adanya nyeri tekan setempat, krepitasi,

suhu sama dengan bagian yang normal, teraba hangat, gerakan aktif dan pasif

terhambat, sakit bila digerakkan. False of Movement (+)

Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien ini

dapat didiagnosa Close Fraktur Radius Ulna Sinistra.

43
44

DAFTAR PUSTAKA

Chantika,Suwarta. Available at
http://web.ipb.ac.id/~bedahradiologi/images/pdf/Fraktura%20Os%20Radius
%20dan%20Ulna.pdf. Accessed on Oktober 03, 2017.

Pramaswari. Available at http://eprints.ums.ac.id/45205/7/BAB%20II.pdf.


Accessed on Oktober 03, 2017.

Sjamsuhidajat R. dan Jong W.D., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 4, Jakarta, EGC,
1997

44

Anda mungkin juga menyukai