Anda di halaman 1dari 11

FRAKTUR RADIUS ULNA setelah trauma trivial, misalnya penyakit Paget,

(Faisal Budisasmita, Andi Heryati, Luthfy Attamimi) osteoporosis, atau tumor.


 Fraktur stres atau lelah : akibat trauma minor berulang
I. PENDAHULUAN dan kronis. Daerah yang rentan antara lain metatarsal
Dengan meningkatnya mobilitas disektor lalu kedua atau ketiga (fraktur march), batang tibia
lintas dan faktor kelalaian manusia sebagai salah satu proksimal, fibula, dan batang femoral (pada pelari jarak
penyebab paling sering terjadinya kecelakaan yang dapat jauh dan penari balet).
menyebabkan fraktur. Penyebab yang lain dapat karena  Fraktur impaksi : fragmen-fragmen saling tertekan satu
kecelakaan kerja, olah raga dan rumah tangga. sama lain, tanpa adanya garis fraktur yang jelas.
Patah tulang antebrachii sering terjadi pada  Fraktur lempeng epifisis pada anak di bawah usia 16
bagian distal yang umumnya disebabkan oleh gaya pematah tahun. Fraktur ini dapat dikelompokkan menjadi tipe 1
langsung sewaktu jatuh dengan posisi tangan hiperekstensi. sampai 5 berdasarkan klasifikasi Salter Harris.(5)
Hal ini dapat diterangkan oleh karena adanya mekanisme
refleks jatuh di mana lengan menahan badan dengan posisi
siku agak menekuk seperti gaya jatuhnya atlit atau penerjun
payung.(1)
Fraktur adalah gangguan pada kontinuitas tulang
dengan atau tanpa letak perubahan letak fragmen tulang.
Menurut Lane and Cooper, fraktur atau patah tulang adalah
kerusakan jaringan atau tulang baik komplet maupun
inkomplete yang berakibat tulang yang menderita tersebut
kehilangan kontinuitasnya dengan atau tanpa adanya jarak
yang menyebabkan fragmen.(2)
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan
oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga
tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di
sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu
lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila
seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap
tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. (3)
Secara garis besar, fraktur dapat diklasifikasikan
menjadi fraktur komplit dan inkomplit. Pada fraktur komplit,
tulang benra-benar patah menjadi dua fragmen atau lebih.
Fraktur inkomplit adalah patahnya tulang hanya pada satu sisi
saja. Fraktur komplit dapat dibagi lagi menjadi fraktur Gambar 1. Beberapa tipe fraktur
transversa, oblik/spiral, impaksi, kominutif, dan intra-artikular. (dikutip dari referensi 6)
Fraktur inkomplit dapat dibagi menjadi greenstick fracture, II. INSIDENS
yang khas pada anak-anak, dan fraktur kompresi, yang Fraktur yang terjadi dapat mengenai orang
biasanya ditemukan pada orang dewasa. Fraktur avulsi terjadi dewasa maupun anak-anak, Fraktur yang mengenai lengan
bila suatu fragmen tulang terputus dari bagian tulang sisanya bawah pada anak sekitar 82% pada daerah metafisis tulang
yang disebabkan oleh tarikan ligamentum atau pelekatan radius distal, dan ulna distal sedangkan fraktur pada daerah
tendon yang kuat dan biasnya terjadi akibat dari kontraksi otot diafisis yang terjadi sering sebagai faktur type green-stick.
secara paksa. (4) Fraktur tulang radius dapat terjadi pada 1/3 proksimal, 1/3
Jenis-jenis fraktur : tengah atau 1/3 distal.(1)
 Greenstick : tulang anak bersifat fleksibel, sehingga III. ETIOLOGI
fraktur dapat berupa bengkokan tulang di satu sisi dan Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat
patahan korteks di sisi lainnya. Tulang juga dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan
melengkung tanpa disertai patahan yang nyata (fraktur bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan
torus). dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu
 Comminuted : fraktur dengan fragmen multiple. pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius
 Avulsi : sebuah fragmen tulang terlepas dari lokasi distal patah.(1)
ligamen atau insersi tendon. Fraktur tidak selalu disebabkan oleh trauma yang
 Patologis : fraktur yang terjadi pada tulang yang berat; kadang-kadang trauma ringan saja dapat menimbulkan
memang telah memiliki kelainan, seringkali terjadi fraktur bila tulangnya sendiri terkena penyakit tertentu. Jika

1
trauma ringan yang terus menerus dapat menimbulkan fraktur. metaphysis, tempat peartumbuhan memanjang dari tulang
Berdasarkan ini, maka dikenal berbagai jenis fraktur : (peralihan antara cartilago menjadi osseum). (8)
 Fraktur disebabkan trauma yang berat Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada
 Fraktur spontan/patologik bagian luar yang disebut korteks dan bagian dalam yang
 Fraktur stress/fatigue bersifat spongiosa berbentuk trabekula dan diluarnya dilapisi
Trauma dapat bersifat: oleh periostenum. Pada anak lebih tebal daripada orang
 Eksternal : tertabrak, jatuh dan sebagainya. dewasa, yang ,memungkingkan penyembuhan tulang pada
 Internal : kontraksi otot yang kuat dan memdadak anak lebih cepat dibandingkan orang dewasa. (7)
seperti pada serangan epilepsi, tetanus, renjatan
listrik, keracunan strinkin.
 Trauma ringan tetapi terus menerus.
Fraktur patologik adalah fraktur yang terjadi pada
tulang yang sebelumnya telah mengalami proses patologik,
misalnya tumor tulang primer atau sekunder, myeloma
multiple, kista tulang, osteomyelitis, dan sebagainya. Trau ma
ringan saja sudah dapat menimbulkan fraktur.
Fraktur stress disebabkan oleh trauma ringan
tetpai terus menerus, misalnya fraktur march pada metatarsal
fraktur tibia pada penari balet, fraktur fibula pelari jarak jauh,
dan sebagainya.(6)

IV. ANATOMI DAN FISIOLOGI TULANG


Anatomi Tulang
Tulang dalam garis besarnya dibagi atas:
1. Tulang panjang
Yang termasuk tulang panjang misalnya femur,
tibia, ulna dan humerus, dimana daerah batas disebut
diafisis dan daerah yang berdekatan dengan garis efifisis
disebut metafisis. Daerah ini merupakan suatu daerah
Gambar 2. Contoh tulang pendek, panjang, pipih
yang sangat sering ditemukan adanya kelainan atau
(dikutip dari atlas anatomi Sobotta ; referensi 9)
penyakit, oleh karena daerah ini merupakan daerah
metabolic yang aktif dan banyak mengandung pembuluh
Anatomi Radius
darah. Kerusakan atau kelainan berkembang pada
Ujung proximal radius membentuk caput radii
daerah lempeng efifisis akan menyebabkan kelainan
(=capitulum radii), berbentuk roda, letak melintang. Ujung
pertumbuhan tulang.
cranial caput radii membentuk fovea articularis (=fossa
2. Tulang pendek
articularis) yang serasi dengan capitulum radii. Caput radii
Contoh dari tulang pendek antara lain tulang
dikelilingi oleh facies articularis, yang disebut circumferentia
vertebra dan tulang-tulang karpal.
articularis dan berhubungan dengan incisura radialis ulnae.
3. Tulang pipih
caput radii terpisah dari corpus radii oleh collum radii. Di
Yang termasuk tulang pipih antara lain tulang
sebelah caudal collum pada sisi medial terdapt tuberositas
iga, tulang scavula dan tulang pelvis.(7)
radii. Corpus radii di bagian tengah agak cepat membentuk
Secara makroskop terdiri dari : (1) substantia
margo interossea (=crista interossea), margo anterior (=margo
compacta dan (2) substantia spongiosa. Pada os Longum
volaris), dan margo posterior. Ujung distal radius melebar ke
substantia compacta berada di bagian tengah dan makin ke
arah lateral membentuk processus styloideus radii, di bagian
ujung tulang menjadi semakin tipis. Pada ujung tulang
medial membentuk incisura ulnaris, dan pada facies dorsalis
terdapat substantia spongiosa, yang pada pertumbuhan
terdapat sulcus-sulcus yang ditempati oleh tendo. Permukaan
memanjang tulang membentuk cavitis medullaris. Lapisan
ujung distal radius membentuk facies articularis carpi. (8)
superficialis tulang disebut periosteum dan lapisan profunda
disebut endosteum. Bagain tengah os longum disebut corpus,
ujung tulang berbentuk konveks atau konkaf, membesar,
membentuk persendiaan dengan tulang lainnya.
Dari aspek pertumbuhan, bagian tengah tulang
disebut diaphysis, ujung tulang disebut epiphysis dibentuk
oleh cartilago, dan bagian diantara keduanya disebut

2
(dikutip dari atlas anatomi Sobotta ; referensi 9)

Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh


sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamentum anulare yang
melingkari kapitulum radius, dan di distal oleh sendi radioulnar
yang diperkuat oleh ligamen radioulnar, yang mengandung
fibrokartilago triangularis. Membranes interosea memperkuat
hubungan ini sehingga radius dan ulna merupakan satu
kesatuan yang kuat. Oleh karena itu, patah yang hanya
mengenai satu tulang agak jarang terjadi atau bila patahnya
hanya mengenai satu tulang, hampir selalu disertai dislokasi
sendi radioulnar yang dekat dengan patah tersebut.
Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh otot
antartulang, yaitu otot supinator, m.pronator teres, m.pronator
kuadratus yang membuat gerakan pronasi-supinasi. Ketiga
otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi pada radius
dan ulna menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai
Gambar 3. Tulang Radius dislokasi angulasi dan rotasi, terutama pada radius.(1)
(dikutip dari atlas anatomi Sobotta ; referensi 9)
Anatomi Ulna
Ujung proximal ulna lebih besar daripada ujung
distalnya. Hal yang sebaliknya terdapat pada radius. Pada
ujung proximal ulna terdapat incisura trochlearis (= incisura
semiulnaris), menghadap ke arah ventral, membentuk
persendian dengan trochlea humeri. Tonjolan di bagian dorsal
disebut olecranon. Di sebelah caudal incisura trochlearis
terdapat processus coronoideus, dan di sebelah caudalnya
terdapat tuberositas ulnae, tempat perlekatan m.brachialis. di
bagian lateral dan incisura trochlearis terdapat incisura
radialis, yang berhadapan dengan caput radii. Di sebelah
caudal incisura radialis terdapat crista musculi supinatoris.
Corpus ulnae membentuk facies anterior, facies posterior,
facies medialis, margo interosseus, margo anterior dan margo
posterior. Ujung distal ulna disebut caput ulnae (= capitulum
ulnae). Caput ulnae berbentuk circumferentia articularis, dan
di bagian dorsal terdapt processus styloideus serta silcus
m.extensoris carpi ulnaris. Ujung distal ulna berhadapan
dengan cartilago triangularis dan dengan radius. (8)

Gambar 5. Anatomi radius dan ulna


(dikutip dari atlas anatomi Sobotta ; referensi 9)

Fisiologi
Tulang adalah adalah suatu jaringan dinamis yang
tersusun dari tiga jenis sel : osteoblast, osteosit, dan
osteoklas. Osteoblast membangun tulang dengan membentuk
kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau
jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi.
Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblast
mensekresikan sejumlah besar fosfatase alkali, yang
memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium
dan fosfat ke dalam matriks tulang. Sebagian dari fosfatase
alkali akan memasuki aliran darah, dengan demikian maka
Gambar 4. Tulang Ulna kadar fosfatase alkali di dalam darah dapat menjadi indikator

3
yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah Film polos tetap merupakan pemeriksaan penunjang
mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis kanker radiologis yang utama pada sistem skeletal. Gambar harus
ke tulang. (10) selalu diambil dalam dua proyeksi. (11)
Osteoblas merupakan salah satu jenis sel hasil Film polos merupakan metode penilaian awal utama
diferensiasi mesenkim yang sangat penting dalam proses pada pasien dengan kecurigaan trauma skeletal. Setiap tulang
osteogenesis atau osifikasi. Sebagai sel, osteoblas dapat dapat mengalami fraktur walaupun beberapa diantaranya
memproduksi substansi organic intraseluler matriks, dimana sangat rentan.
klasifikasi terjadi di kemudian hari. Jaringan yang tidak Tanda dan gambaran yang khas pada fraktur adalah
mengandung kalsium disebut osteoid dan apabila klasifikasi :
terjadi pada matriks maka jaringan disebut tulang. Sesaat  Garis fraktur : garis fraktur dapat melintang di seluruh
setelah osteoblas dikelilingi oleh substansi organic intraseluler, diameter tulang atau menimbulkan keretakan pada tepi
disebut osteosit dimana keadaaan ini terjadi dalam lakuna. kortikal luar yang normal pada fraktur minor.
Sel yang bersifat multinukleus, tidak ditutupi oleh  Pembengkakan jaringan lunak : biasanya terjadi setelah
permukaan tulang dengan sifat dan fungsi resopsi serta terjadi fraktur.
mengeluarkan tulang yang disebut osteoklas. Kalsium hanya  Iregularis kortikal : sedikit penonjolan atau berupa anak
dapat dikeluarkan oleh tulang melalui proses aktivitas tangga pada korteks.(5)
osteoklasin yang menghilangkan matriks organic dan kalsium Posisi yang dianjurkan untuk melakukan plain x-ray
secara bersamaan dan disebut deosifikasi. adalah AP dan lateral view. Posisi ini dibutuhkan agar letak
Struktur tulang berubah sangat lambat terutama tulang radius dan tulang ulna tidak bersilangan, serta posisi
setelah periode pertumbuhan tulang berakhir. Setelah fase ini lengan bawah menghadap ke arah datangnya sinar (posisi
tulang lebih banyak terjadi dalam bentuk perubahan anatomi). Sinar datang dari arah depan sehingga disebut AP
mikroskopik akibat aktifitas fisiologi tulang sebagai suatu (Antero-Posterior) (12)
organ biokimia utama tulang. Terdapat tiga posisi yang diperlukan pada foto
Komposisi tulang terdiri atas: pergelangan tangan untuk menilai sebuah fraktur distal radius
Substansi organic : 35% yaitu AP, lateral, dan oblik. Posisi AP bertujuan untuk menilai
Substansi Inorganic : 45% kemiringan dan panjang os radius, posisi lateral bertujuan
Air : 20% untuk menilai permukaan artikulasi distal radius pada posisi
Substansi organik terdiri atas sel-sel tulang serta normal volar (posisi anatomis).(13)
substansi organic intraseluler atau matriks kolagen dan Berikut ini gejala klinis dari beberapa jenis fraktur
merupakan bagian terbesar dari matriks (90%), sedangkan yang terdapat pada fraktur radius dan ulna :
adalah asam hialuronat dan kondroitin asam sulfur. Substansi  Fraktur Kaput Radius
inorganic terutama terdiri atas kalsium dan fosfor dan sisanya Fraktur kaput radius sering ditemukan pada orang
oleh magnesium, sodium, hidroksil, karbonat dan fluoride. dewasa tetapi hampir tidak pernah ditemukan pada anak-
Enzim tulang adalah alkali fosfatase yang diproduksi oleh anak. Fraktur ini kadang-kadang terasa nyeri saat lengan
osteoblas yang kemungkinan besar mempunyai peranan yang bawah dirotasi, dan nyeri tekan pada sisi lateral siku memberi
paling penting dalam produksi organic matriks sebelum terjadi petunjuk untuk mendiagnosisnya.
kalsifikasi.(7)
Pada keadaan normal tulang mengalami  Fraktur Leher Radius
pembentukan dan absorpsi pada suatu tingkat yang konstan, Jatuh pada tangan yang terentang dapat memaksa
kecuali pada masa pertumbuhan kanak-kanak ketika terjadi siku ke dalam valgus dan mendorong kaput radius pada
lebih banyak pembentukan daripada absorpsi tulang. kapitulum. Pada orang dewasa kaput radius dapat retak atau,
Pergantian yang berlangsung terus-menerus ini penting untuk patah sedangkan pada anak-anak tulang lebih mungkin
fungsi normal tulang dan membuat tulang dapat berespon mengalami fraktur pada leher radius. Setelah jatuh, anak
terhadap tekanan yang meningkat dan untuk mencegah terjadi mengeluh nyeri pada siku. Pada fraktur ini kemungkinan
patah tulang. Betuk tulang dapat disesuaikan dalam terdapat nyeri tekan pada kaput radius dan nyeri bila lengan
menanggung kekuatan mekanis yang semakin meningkat. berotasi.
Perubahan tersebut juga membantu mempertahankan  Fraktur Diafisis Radius
kekuatan tulang pada proses penuaan. Matriks organik yang Kalau terdapat nyeri tekan lokal, sebaiknya
sudah tua berdegenerasi, sehingga membuat tulang secara dilakukan pemeriksaan sinar-X
relative menjadi lemah dan rapuh. Pembentukan tulang yang  Fraktur Distal Radius
baru memerlukan matriks organik baru, sehingga memberi Fraktur Distal Radius dibagi dalam :
tambahan kekuatan pada tulang. (10) 1) Fraktur Galeazzi
V. DIAGNOSIS Fraktur Galeazzi yaitu Fraktur pada 1/3 distal radius
disertai dislokasi sendi radio-ulna distal. Fragmen distal
mengalami pergeseran dan angulasi ke arah dorsal.

4
Dislokasi mengenai ulna ke arah dorsal dan medial.
Fraktur ini akibat terjatuh dengan tangan terentang dan
lengan bawah dalam keadaan pronasi, atau terjadi
karena pukulan langsung pada pergelangan tangan
bagian dorsolateral. Fraktur Galeazzi jauh lebih sering
terjadi daripada fraktur Monteggia. Ujung bagian bawah
ulna yang menonjol merupakan tanda yang mencolok.
Perlu dilakukan pemeriksaan untuk lesi saraf ulnaris,
yang sering terjadi.(1,14,15)

Gambar 7. Fraktur Colles dan fraktur Smith


(Dikutip dari referensi 6)

Gambar 6. Fraktur Galeazzi


(dikutip dari referensi 6)
2) Fraktur Colles
Fraktur ini akibat terjatuh dengan tangan terentang.
Fraktur radius terjadi di korpus distal, biasanya sekitar 2
cm dari permukaan artikular. Fragmen distal bergeser ke
arah dorsal dan proksimal, memperlihatkan gambaran Gambar 8. Gambaran radiologi fraktur Smith
deformitas “garpu-makan malam” (dinner-fork). (dikutip dari referensi 16)
Kemungkinan dapat disertai dengan fraktur pada
prosesus styloideus ulna. (14)
Fraktur radius bagian distal (sampai 1 inci dari ujung
distal) dengan angulasi ke posterior, dislokasi ke
posterior dan deviasi pragmen distal ke radial. Dapat
bersifat kominutiva. Dapat disertai fraktur prosesus
stiloid ulna. Fraktur collees dapat terjadi setelah terjatuh,
sehingga dapat menyebabkan fraktur pada ujung
bawah radius dengan pergeseran posterior dari fragmen
distal (1,6)

3) Fraktur Smith
Fraktur ini akibat jatuh pada punggung tangan atau
pukulan keras secara langsung pada punggung tangan.
Pasien mengalami cedera pergelangan tangan, tetapi
tidak terdapat deformitas. Fraktur radius bagian distal
dengan angulasi atau dislokasi fragmen distal ke arah
ventral dengan diviasi radius tangan yang memberikan
gambaran deformitas “sekop kebun” (garden spade).
(1,6,14)

Gambar 9. Gambaran radiologi fraktur Colles


(dikutip dari referensi 16)
5
fragmen metafisis yang berbentuk segitiga yang
4) Fraktur Lempeng Epifisis disebut tanda Thurson-Holland. Sel-sel pertumbuhan
Fraktur Lempeng Epifisis merupakan fraktur pada pada lempeng epifisis juga masih melekat. Trauma
tulang panjang di daerah ujung tulang pada dislokasi yang menghasilkan jenis fraktur ini biasanya terjadi
sendi serta robekan ligamen.(21) pada anak-anak yang lebih tua. Periosteum
Klasifikasi menurut Salter-Harris merupakan mengalami robekan pada daerah konveks tetapi
klasifikasi yang dianut dan dibagi dalam 5 tipe :(21) tetap utuh pada daerah konkaf. Pengobatan dengan
reposisi secepatnya tidak begitu sulit kecuali bila
reposisi terlambat harus dilakukan tindakan operasi.
Prognosis biasanya baik, tergantung kerusakan
pembuluh darah.(21)

Gambar 10. Klasifikasi Salter Harris


(dikutip dari referensi 20)

Paling umum adalah tipe II, dengan fragmen


Gambar 12. Cedera Salter Harris tipe II pada tulang
metafisis triangular terlihat di dorsal.(20)
radius ulna
(dikutip dari referensi 20)
- Tipe I
Terjadi pemisahan total lempeng epifisis tanpa
- Tipe III
adanya fraktur pada tulang, sel-sel pertumbuhan
Fraktur lempeng epifisis tipe III merupakan fraktur
lempeng epifisis masih melekat pada epifisis. Fraktur
intra-artikuler. Garis fraktur mulai permukaan sendi
ini terjadi oleh karena adanya shearing force dan
melewati lempeng epifisis kemudian sepanjang garis
sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak-
lempeng epifisis. Jenis fraktur ini bersifat intra-
anak yang lebih muda. Pengobatan dengan reduksi
artikuler dan biasanya ditemukan pada epifisis tibia
tertutup mudah oleh karena masih ada perlekatan
distal. Oleh karena fraktur ini bersifat intra-artikuler
periosteum yang utuh dan intak. Prognosis biasanya
dan diperlukan reduksi yang akurat maka sebaiknya
baik bila direposisisdengan cepat.(21)
dilakukan operasi terbuka dan fiksasi interna dengan
mempergunakan pin yang halus.

Gambar 11. Cedera Salter Harris tipe I


(dikutip dari referensi 20) Gambar 13. Cedera Salter Harris tipe III atau Tillaux fracture
- Tipe II (dikutip dari referensi 20)
Merupakan jenis fraktur yang sering ditemukan. - Tipe IV
Garis fraktur melalui sepanjang lempeng epifisis dan Fraktur tipe ini juga merupakan fraktur intra-artikuler
membelok ke metafisis dan akan membentuk suatu yang melalui permukaan sendi memotong epifisis
6
serta seluruh lapisan epifisis dan berlanjut pada 5) Fraktur Monteggia
sebagian metafisis. Jenis fraktur ini misalnya fraktur Fraktur jenis ini disebabkan oleh pronasi lengan
kondilus lateralis humeri pada anak-anak. bawah yang dipaksakan saat jatuh atau pukulan
Pengobatan dengan operasi terbuka dan fiksasi secara langsung pada bagian dorsal sepertiga
interna dilakukan karena fraktur tidak stabil akibat proksimal dengan angulasi anterior yang disertai
tarikan otot. Prognosis jelek bila reduksi tidak dengan dislokasi anterior kaput radius.(14)
dilakuakn.

Gambar 16. Fraktur Monteggia


(dikutip dari referensi 6)
CT scan di gunakan untuk mendeteksi letak struktur
fraktur yang kompleks dan menentukan apakah fraktur
tersebut merupakan fraktur kompresi, burst fraktur atau fraktur
dislokasi. Biasanya dengan scan MRI fraktur ini akan lebih
jelas mengevaluasi trauma jaringan lunak, kerusakan ligament
dan adanya pendarahan.(22)

Gambar 14. Cedera Salter Harris tipe IV


(dikutip dari referensi 20)
- Tipe V
Fraktur tipe V merupakan fraktur akibat hancurnya
epifisis yang diteruskan pada lempeng epifisis.
Biasanya terjadi pada daerah sendi penopang badan
yaitu sendi pergelangan kaki dan sendi lutut.
Diagnosa sulit karena secara radiologik tidak dapat
dilihat. Prognosis jelek karena dapat terjadi
kerusakan sebagian atau seluruh lempeng
pertumbuhan.

Gambar 17. Gambaran CT Scan Fraktur Radius


Ulna
(dikutip dari referensi 23)
Gambar 15. Cedera Salter Harris tipe V
(dikutip dari referensi 20) VI. PENATALAKSANAAN
Fraktur dari distal radius adalah jenis fraktur yang
paling sering terjadi. Fraktur radius dan ulna biasanya selalu
berupa perubahan posisi dan tidak stabil sehingga umumnya

7
membutuhkan terapi operatif. Fraktur yang tidak disertai Proliferasi sel-sel periosteal dan endoosteal, yang
perubahan posisi ekstraartikular dari distal radius dan fraktur menonjol adalah proliferasi sel-sel lapisan dalam periosteal
tertutup dari ulna dapat diatasi secara efektif dengan primary dekat daerah fraktur. Hematoma terdesak oleh proliferasi ini
care provider. Fraktur distal radius umumnya terjadi pada dan diabsorbsi oleh tubuh. Bersamaan dengan aktivitas sel-sel
anak-anak dan remaja, serta mudah sembuh pada sub periosteal maka terjadi aktifitas sel-sel dari kanalis
kebanyakan kasus. (13) medularis dari lapisan endosteum dan dari bone marrow
Terapi fraktur diperlukan konsep ”empat R” yaitu : masing-masing fragmen. Proses dari periosteum dan kanalis
rekognisi, reduksi/reposisi, terensi/fiksasi, dan rehabilitasi. medularis dari masing-masing fragmen bertemu dalam satu
1. Rekognisi atau pengenalan adalah dengan melakukan preses yang sama, proses terus berlangsung kedalam dan
berbagai diagnosa yang benar sehingga akan membantu keluar dari tulang tersebut sehingga menjembatani permukaan
dalam penanganan fraktur karena perencanaan terapinya fraktur satu sama lain. Pada saat ini mungkin tampak di
dapat dipersiapkan lebih sempurna. beberapa tempat pulau-pulau kartilago, yang mungkin banyak
2. Reduksi atau reposisi adalah tindakan mengembalikan sekali,walaupun adanya kartilago ini tidak mutlak dalam
fragmen-fragmen fraktur semirip mungkin dengan penyembuhan tulang. Pada fase ini sudah terjadi
keadaan atau kedudukan semula atau keadaan letak pengendapan kalsium.
normal. 3. Fase pembentukan callus
3. Retensi atau fiksasi atau imobilisasi adalah tindakan Pada fase ini terbentuk fibrous callus dan disini
mempertahankan atau menahan fragmen fraktur tersebut tulang menjadi osteoporotik akibat resorbsi kalsium untuk
selama penyembuhan. penyembuhan. Sel-sel osteoblas mengeluarkan matriks intra
4. Rehabilitasi adalah tindakan dengan maksud agar bagian selluler yang terdiri dari kolagen dan polisakarida, yang segera
yang menderita fraktur tersebut dapat kembali normal.(2) bersatu dengan garam-garam kalsium, membentuk tulang
immature atau young callus, karena proses pembauran
tersebut, maka pada akhir stadium ter dapat dua macam
callus yaitu didalam disebut internal callus dan diluar disebut
external callus.
4. Fase konsolidasi
Pada fase ini callus yang terbentuk mengalami
maturisasi lebih lanjut oleh aktivitas osteoblas, callus menjadi
tulang yang lebih dewasa (mature) dengan pembentukan
lamela-lamela). Pada stadium ini sebenarnya proses
penyembuhan sedah lengkap. Pada fase ini terjadi pergantian
fibrous callus menjadi primary callus. Pada saat ini sudah
mulai diletakkan sehingga sudah tampak jaringan yang
radioopaque. Fase ini terjadi sesudah 4 (empat) minggu,
namun pada umur-umur lebih mudah lebih cepat. Secara
berangsur-angsur primary bone callus diresorbsi dan diganti
dengan second bone callus yang sudah mirip dengan jaringan
tulang yang normal.
5. Fase remodeling
Pada fase ini secondary bone callus sudah ditimbuni
Gambar 18 . Proses penyembuhan fraktur dengan kalsium yang banyak dan tulang sedah terbentuk
(dikutip dari referensi 6) dengan baik, serta terjadi pembentukan kembali dari medula
Secara rinci proses penyembuhan fraktur dapat tulang. Apabila union sudah lengkap, tulang baru yang
dibagi dalam beberapa tahap sebagai berikut : terbentuk pada umumnya berlebihan, mengelilingi daerah
1. Fase hematoma fraktur di luar maupun didalam kanal, sehingga dapat
Pada mulanya terjadi hematoma dan disertai membentuk kanal medularis. Dengan mengikuti
pembengkakan jaringan lunak, kemudian terjadi organisasi stress/tekanan dan tarik mekanis, misalnya gerakan, kontraksi
(proliferasi jaringan penyambung muda dalam daerah radang) otot dan sebagainya, maka callus yang sudah mature secara
dan hematoma akan mengempis. Tiap fraktur biasanya pelan-pelan terhisap kembali dengan kecepatan yang konstan
disertai putusnya pembuluh darah sehingga terdapat sehingga terbentuk tulang yang sesuai dengan aslinya. (2)
penimbunan darah di sekitar fraktur. Pada ujung tulang yang Ilizarov, Bone lengthening, Bone distraction
patah terjadi ischemia sampai beberapa milimeter dari garis osteogenesis atau Callotaxis adalah suatu istilah yang sama
patahan yang mengakibatkan matinya osteocyt pada daerah dalam program pemanjangan tulang. Ilizarov dikembangkan
fraktur tersebut. pertama kali oleh seorang dari Siberia Rusia yang bernama
2. Fase proliferatif Gabriel Abramovich Ilizarov. Ilizarov adalah suatu alat

8
eksternal fiksasi yang berfungsi untuk menjaga agar tidak terjadi lama setelah tulang patah. Pada ketiganya, dibagi lagi
terjadi pergeseran tulang dan untuk membantu dalam proses menjadi komplikasi umum dan lokal.(18)
pemanjangan tulang. B. Komplikasi lanjut
 Malunion
Malunion sering ditemukan, baik karena reduksi
tidak lengkap atau karena pergeseran dalam gips yang
terlewatkan. Penampilannya buruk, kelemahan dan hilangnya
rotasi dapat bersifat menetap. Pada umumnya terapi tidak
diperlukan. Bila ketidakmampuan hebat dan pasiennya relatif
muda, 2,5 cm bagian bawah ulna dapat dieksisi untuk
memulihkan rotasi, dan deformitas radius dikoreksi dengan
osteotomi.
Penyatuan lambat dan non-union pada radius tidak
terjadi, tetapi prosesus stiloideus ulnar sering hanya diikat
dengan jaringan fibrosa saja dan tetap mengalami nyeri dan
nyeri tekan selama beberapa bulan. Kekakuan pada bahu,
Gambar 19. Callotaxis karena kelalaian, adalah komplikasi yang sering ditemukan.
(Dikutip dari referensi 17) Kekakuan pergelangan tangan dapat terjadi akibat
Indikasi pemasangan Ilizarov : pembebatan yang lama.(1)
1. Menyamakan panjang lengan atau tungkai yang tidak
sama,  Osteomyelitis
2. Menyamakan dan menumbuhkan daerah tulang yang hilang Adapun komplikasi i nfeksi jaringan tulang
akibat patah tulang terbuka yang hilang, disebut sebagai osteomyelitis , dan dapat timbul
3. Membuang tulang yang infeksi dan diisi dengan cara akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya
menumbuhkan tulang yang sehat, awitan demam sistemik maupun manifestasilocal yang
4. Menambah tinggi badan. berjalan dengan cepat. Pada anak-anak infeksi tulang
seringkali timbul sebagaikomplikasi dari infeksi pada tempat-
Kontra indikasi pemasangan Ilizarov : tempat lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga (otitis
1. Open fraktur dengan soft tissue yang perlu penanganan media) dan kulit (impetigo). Bakterinya
lanjut yang lebih baik bila dipasang single planar fiksator, (Staphylococcus aureus, Streptococcus,
2. Fraktur intra artikuler yang perlu ORIF, Haemophylus influenzae) berpindah melalui aliran darah
3. Simple fraktur (bisa dengan pemasangan plate and screw menuju metafisis tulang didekat lempeng pertumbuhan
nail wire).(17) dimana darah mengalir ke dalam sinusoid.
Akibat perkembangbiakan bakteri dan nekrosis
VII. KOMPLIKASI jaringan, maka tempat peradangan yang terbatas ini akan
A. Komplikasi Dini tersas nyeri dan nyeri tekan. Perlu sekali mendiagnosis ini
Sirkulasi darah pada jari harus diperiksa; pembalut sedini mungkin, terutama pada anak-anak, sehingga
yang menahan slab perlu dibuka atau dilonggarkan. Cedera pengobatan dengan antibiotika dapat dimulai, dan perawatan
saraf jarang terjadi, dan yang mengherankan tekanan saraf pembedahan yang sesuai dapat dilakukan dengan
medianus pada saluran karpal pun jarang terjadi. Kalau hal ini pencegahan penyebaran infeksi yang masih terlokalisasi dan
terjadi, ligamen karpal yang melintang harus dibelah sehingga untuk mencegah jangan sampai seluruh tulang mengalami
tekanan saluran dalam karpal berkurang. Distroft refleks kerusaskan yang dapatmenimbulkan kelumpuhan.
simpatetik mungkin amat sering ditemukan, tetapi untungnya Diagnosis yang salah pada anak -anak yang
ini jarang berkembang lengkap menjadi keadaan atrofi menderita osteomyelitis dapat mengakibatkan
Sudeck. Mungkin terdapat pembengkakan dan nyeri tekan keterlambatan dalam memberikan pengobatan yang memadai.
pada sendi-sendi jari, waspadalah jangan sampai melalaikan
latihan tiap hari. Pada sekitar 5% kasus, pada saat gips
dilepas tangan akan kaku dan nyeri Berta ter-dapat tanda-
tanda ketidakstabilan vasomotor. Sinar-X memperlihatkan
osteoporosis dan terdapat peningkatan aktivitas pada scan
tulang.(1)
Komplikasi patah tulang dapat dibagi menjadi
komplikasi segera, komplikasi dini, dan komplikasi lambat atau
kemudian. Komplikasi segera terjadi pada saat patah tulang
atau segera setelahnya, komplikasi dini terjadi dalam
beberapa hari setelah kejadian, dan komplikasi kemudian
9
Pada orang dewasa, osteomyelitis juga dapat awali
oleh bakteri dalam aliran darah, Namun biasanya akibat
kontaminasi jaringan saat cedera atau operasi.
Osteomyelitis kronik adalah akibat dari
osteomyelitis akut yang tidak di tangani dengan
baik. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya,
osteomyelitis sangan resisten terhadap pengobatan dengan
antibiotika. Infeksi tulang sangat sulit untuk ditangani, bahkan
tindakan drainase dan debridement, serta pemberian
antibiotika yang tepat masih tidak cukup untuk menghilangkan
penyakit.( 3 )

VIII. PROGNOSIS
Proses penyembuhan patah tulang adalah proses
biologis alami yang akan terjadi pada setiap patah tulang,
tidak peduli apa yang telah dikerjakan dokter pada patahan
tulang tersebut. Pada permulaan akan terjadi perdarahan di
sekitar patahan tulang, yang disebabkan oleh terputusnya
pembuluh darah pada tulang dan periost yang disebut dengan
fase hematoma, kemudian berubah menjadi fase jaringan
fibrosis, lalu penyatuan klinis, dan pada akhirnya fase
konsolidasi.(18)
Waktu yang diperlukan untuk penyembuhan fraktur
tulang sangat bergantung pada lokasi fraktur dan umur pasien.
Rata-rata masa penyembuhan fraktur:
Lokasi Fraktur Masa Lokasi Masa
Penyembuhan Fraktur Penyembuhan
1. Pergelangan 3-4 minggu 7. Kaki 3-4 minggu
tangan
2. Fibula 4-6 minggu 8. 5-6 minggu
Metatarsal
3. Tibia 4-6 minggu 9. 3-4 minggu
Metakarpal
4. Pergelangan 5-8 minggu 10. Hairline 2-4 minggu
kaki
5. Tulang 4-5 minggu 11. Jari 2-3 minggu
rusuk tangan
6. Jones 3-5 minggu 12. Jari kaki 2-4 minggu
fracture

Rata-rata masa penyembuhan: Anak-anak (3-4 minggu),


dewasa (4-6 minggu), lansia (> 8 minggu).
Jumlah Kematian dari fraktur: 4,3 per 100.000 dari 1.302
kasus di Kanada pada tahun 1997.
Tingkat kematian dari fraktur:
 Kematian : 11.696
 Insiden : 1.499.999
 0,78% rasio dari kematian per insiden(19
(a)

Gambar 20. (a) Osteomyelitis Akut pada Radius Ulna (b)


Osteomyelitis Kronik
(Dikutip dari referensi 24)
10
DAFTAR PUSTAKA Foto-Foto Diagnostik. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta. 2011. Hal 97-107.
1. Handkerchief el-Ahmed. Refarat Fraktur Tulang 15. Malang Unmuh. Fraktur Radius Ulna. Diunduh dari
Radius. Diunduh :
dari:http://www.kumpulaninformasi.com/article-el- http://bedahunhum.wordpress.com/2010/05/…/fraktu
ahmed-handkerchief-referat-fraktur-tulang- r-radius-ulna/.
radius.html. 16. Helmes Erakinc. J and Misra Rakesh.R. in: A-Z
2. Weblog Heri’s. Fraktur dan Fraktur Radius Ulna. Emergency Radiology. from GMM. Cambridge.
Diunduh dari:http://heriblog.wordpress.com/page/2/. Page 94-101.
3. Carter Michel A., Fraktur dan Dislokasi dalam: Price 17. Rujito S. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada
Sylvia A, Wilson Lorraine McCarty. Patofisiologi Fraktur Dengan Pemasangan illizarov. Diunduh
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. dari:http:// www.rujito-
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2006. Hal fisioterapi.com/category/fisioterapi -pada-fraktur/.
1365-1371. 18. Sjamsuhidayat R., dan de Jong Wim. Patah Tuland
4. Goh Lesley A., Peh Wilfred C. G., Fraktur- dan Dislokasi dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi
klasifikasi,penyatuan, dan komplikasi dalam : Corr ke-2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Peter. Mengenali Pola Foto-Foto Diagnostik. 2005. Hal 840-854.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2011. Hal 19. Bone Healing, Komlpikasi dan Prognosis
112-121. Fraktur. Diunduh dari:
5. Patel Pradip R., Trauma Skeletal dalam: Patel http://www.wrongdiagnosis.com/f/fracture/prognosis.
Pradip R. Lecture Notes Radiologi. Edisi kedua. htm
Penerbit Buku Erlangga. Jakarta. 2005. Hal 221- 20. Soetikno, R. Cedera Epifisis dalam : Radiologi
230. Emergensi. Cetakan Pertama. Penerbit Refika
6. Ekayuda Iwan, Trauma Skelet (Rudapaksa Skelet) Aditama. Bandung. 2011. Hal 170-202.
dalam: Rasad Sjahriar, Radiologi Diagnostik. Edisi 21. Rasjad, C. Trauma Pada Tulang dalam : Pengantar
kedua, cetakan ke-6. Penerbit Buku Balai Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi Ketiga. Penerbit Yarsif
Penerbitan FKUI. Jakarta. 2009. Hal 31-43. Watampone. Jakarta. 2007. Hal 374-377.
7. Rasjad Chairuddin, Struktur dan Fungsi Tulang 22. Fraktur Radius Ulna. Diunduh dari:
dalam: Rasjad Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah http://www.artikelkedokteran.com/838/fraktur-radius-
Ortopedi. Cetakan keenam. Penerbit PT. Yarsif ulna.html
Watampone. Jakarta. 2009. Hal 6-11. 23. Fracture assesment and surgical strategy –
8. Buranda Theopilus et. al., Osteologi dalam : Diktat illustrative case. Diunduh dari :
Anatomi Biomedik I. Penerbit Bagian Anatomi FK https://www2.aofoundation.org/wps/portal/Distal
Unhas. Makassar. 2011. Hal 4-7. radius - Reduction & Fixation - Bridge plating - AO
9. Puts R and Pabst R.. Ekstremitas Atas dalam: Atlas Surgery Reference.htm
Anatomi Manusia Sobotta. Edisi 22. Penerbit Buku 24. Patel Pradip R., Trauma Skeletal dalam: Patel
Kedokteran EGC Jilid 1. Jakarta. 2006. Hal 158, Pradip R. Lecture Notes Radiologi. Edisi kedua.
166, 167, dan 169. Penerbit Buku Erlangga. Jakarta. 2005. Hal 218-
10. Carter Michel A., Anatomi dan Fisiologi Tulang dan 219.
Sendi dalam: Price Sylvia A, Wilson Lorraine
McCarty. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Edisi 6. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. 2006. Hal 1357-1359.
11. Patel Pradip R., Sistem Skeletal dalam: Patel Pradip
R. Lecture Notes Radiologi. Edisi kedua. Penerbit
Buku Erlangga. Jakarta. 2005. Hal 191-194.
12. Begg James D., The Upper Limb in : Accident and
Emergency X-Rays Made Easy. Publisher Churchill
Livingstone. UK. 2005. Page 162-167.
13. Eiff et. al., Radius and Ulna Fractures in : Fracture
Management For Primary Care. Second Edition.
Publisher Saunders. UK. 2004. Page 116-119.
14. Kune Wong Siew, Peh Wilfred C. G., Trauma
Ekstremitas dalam : Corr Peter. Mengenali Pola
11

Anda mungkin juga menyukai