MAKALAH
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini
adalah : ASUHAN KEPERAWATAN CHALECYSTITIS. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..............................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian...............................................................................................6
B. Etiologi...................................................................................................6
D. Manifestasi Klinik..................................................................................7
G. Pemeriksaan Penunjang.........................................................................11
H. Klasifikasi..............................................................................................13
I. Asuhan Keperawatan...............................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................28
B. Saran.....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA................................................................................30
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Inflamasi pada kandung empedu yang dapat berupa akut, kronik,
atau kronik eksaserbasi akut merupakan proses terjadinya penykit
Kolesistitis. Cholecystitis sangat erat kaitannya dengan pembentukan batu
empedu (cholecystolithiasis). Sekitar 90% kasus cholecystitis disertai
dengan batu empedu (calculous cholecystitis) dan 10% tidak disertai
dengan batu empedu (acalculous cholecystitis).
Acute calculous cholecystitis merupakan komplikasi dari
cholecystolithiasis dan indikasi dilakukannya emergency cholecystectomy,
sedangkan acute acalculous cholecystitis hanya ditemukan pada 12%
kasus pada pengangkatan kandung empedu. Sama seperti acute
cholecystitis, chronic cholecystitis juga erat kaitannya dengan batu
empedu, tetapi chronic cholecystitis juga dapat disebabkan oleh
mikroorganisme. Kultur mikroorganisme E. coli dan Enterococcus
didapatkan pada sepertiga kasus.
Cholecystitis dapat dipicu oleh tiga faktor: (1) inflamasi mekanik
yang disebabkan peningkatan tekanan intraluminal dan distensi yang
menyebabkan iskemik mukosa dan dinding kandung empedu, (2)
Inflamasi kimia disebabkan pengeluaran lysolecithin, (3) inflamasi akibat
bakteri.
Di negara maju diperkirakan prevalensi batu empedu sekitar 10
15%, dengan lebih dari 85% batu empedu adalah batu kolesterol
sedangkan sisanya batu pigmen hitam contohnya calcium bilirubinate.
Sebanyak 20-25 juta kasus terdiagnosis batu empedu dan 750.000
cholecystectomy dilakukan tiap tahunnya di Amerika. Di Indonesia angka
kejadian cholecystitis belum diketahui secara pasti, namun penelitian di
Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Al-Islam Bandung tahun
2003-2007 menunjukkan angka kejadian cholecystitis sebesar 174 kasus.
Berdasarkan data di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
di Laboratorium Patologi Anatomi RS Dustira Cimahi mengenai gambaran
karakteristik pasien dengan cholecystitis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan kolesistitis atau radang kandung empedu?
2. Apa saja penyebab terjadi kolesistitis?
3. Apa saja tanda dan gejala kolesistitis?
4. Apa saja manifestasi klinik ?
5. Bagaimana patofisologi dan pathway Kolesistitis?
6. Bagaimana cara Penanganan atau Penatalaksanaan kolesistitis ?
7. Bagaiamana cara pemeriksaan penujang kolesistitis?
8. Apa saja klasifikasi kolesistitis?
9. Bagaiamana asuhan keperawatan pada pasien kolesistitis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kolesistitis atau radang
kandung empedu.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadi kolesistitis.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala kolesistitis.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinik.
5. Untuk mengetahui patofisologi dan pathway Kolesistitis.
6. Untuk mengetahui cara Penanganan atau Penatalaksanaan kolesistitis.
7. Untuk mengetaui cara pemeriksaan penujang kolesistitis.
8. Untuk mengetahui klasifikasi kolesistitis.
9. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien
kolesistitis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan
inflamasi akut dindingkandung empedu disertai nyeri perut kanan
atas,nyeri tekan dan panas badan. Dikenal duaklasifikasi yaitu akut dan
kronis (Brooker,2011).
Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu. Kolesistitis
adalah radangkandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut
dinding kandung empedu disertaikeluhan nyeri perut kanan atas, nyeri
tekan dan panas badan.Dikenal klasifikasi kolesistitis yaitukolesistitis akut
serta kronik. (Dr. Suparyanto, M.Kes 2009).
Kolesistitis akut adalah peradangan dari dinding kandung
empedu,biasanya merupakanakibat dari adanya batu empedu di duktus
sistikus,yang secara tiba-tiba menyebabkan serangannyeri yang luar biasa.
Kolesistitis kronis adalah peradangan menahun dari dinding kandung
empedu,yangditandai dengan serangan berulang dari nyeri perut yang
tajam dan hebat.
B. Etiologi
Sebagian besar kolesistitis disebabkan oleh penyumbatan pada
saluran empedu, sehingga membuat cairan empedu terperangkap di dalam
kantong empedu. Penyumbatan saluran empedu ini sendiri dapat
diakibatkan oleh batu,tumor, ataupun saluran yang menyempit.
Penyumbatan tersebut memicu terjadinya iritasi dan tekanan pada kantong
empedu, yang kemudian mengakibatkan pembengkakkan dan infeksi.
Diperkirakan bahwa adanya sumbatan yang dikombinasi dengan
infeksi bakterial merupakan salah satu penyebab dari adanya cholesistitis
akut.Sumbatan tersebut terjadi karena adanya batu empedu yang terbentuk
akibat perubahan komposisi empedu.
Batu-batu empedu tersebut bisa tedapat di duktus koledukus,
duktus hepatikus, dan duktus pankreas. Sumbatan batu empedu dapat
mengakibatkan distensi kandung empedu serta gangguan aliran darah dan
limfe dan bakteri komensal kemudian berkembang biak. Adapun jenis-
jenis batu dapat diklasifikasikan berdasarkann substansi yang
membentuknya yaitu batu yang berasal dari bilirubin dan yang berasal dari
kolesterol.
NO INTERVENSI RASIONAL
1. 1. Observasi dan catat Membedakan
lokasi, beratnya penyebab nyeri
(skala1-10) dan dan memberikan
karakteristik nyeri informassi tentang
(menetap, hilang kemajuan/perbaika
timbul, kolik) n penyakit,
terjadinya
komplikasi dan
keefektifan
intervensi.
2. 2. Catat respon terhadap Nyeri berat yang tidak
obat dan laporkan hilang dengan
pada dokter bila tindakan rutin
nyeri hilang dapat menun
jukkan terjadinya
komplikasi/
kebutuhan
terhadap intervensi
lebih lanjut
3. 3. Tingkatkan tirah Tirah baring pada
NO INTERVENSI RASIONAL
baring, biarkan posisi fowler
pasien melakukan rendah
posisi yang menurunkan
nyaman tekanan
intraabdomen :
namun pasien akan
melakukan posisi
yang
menghilangkan
nyeri secara
alamiah
4. 4. Dorong penggunaan Meningkatkan
teknik istirahat,
relaksasi,contoh memusatkan
bimbingan imajina kembali perhatian
si, visualisasi, dan dapat
latihan nafas meningkatkan
dalam koping
5. 5. Pertahankan status
puasa, pasang Membuang sekret
NGT dan gaster yang
penghisapan NG merangsang
sesuai dengan pengeluaran
indikasi kolesistokinin dan
erangsang
Berikan obat sesuai kontraksi kandung
indikasi : anti empedu
biotik, anti
kolinergik, sedatif Anti biotik mengobati
NO INTERVENSI RASIONAL
seperti proses infeksi.
phenobarbital, Antikolinergik
narkotik seperti menghilangkanspa
meperidin sme/kontraksi otot
hidoklorida. halus dan
membantu
menghilangkan
nyeri. Sedatif
Siapkan pasien untuk
meningkatkan
tindakan/prosedur:
istirahat dan
Endoskopi papilotomi
relaksasi otot.
(pengangkatan
Narkotikmenurunk
batu duktus)
an nyeri hebat
Syok gelombang
ekstrakorporeal
litotripsi (ESWL)
Pengobatan dengan
dengan gelombang
Endoscopi
syok diindikasikan
sfingterotomi
bila pasien
mengalami gejala
ringan atau sedang,
batu kolesterrol
pada kandung
empedu 0,5 mm
atau lebih besar
dan tak ada
NO INTERVENSI RASIONAL
Intervensi bedah obstruksi traktus
bilier. Tergantung
pada mesin yang
digunakan, pasien
akan duduk pada
tangki air atau
tidur tengkurap
pada tempat yang
berisi air.
Pengobatan
memerlukan waktu
1-2 jam dan 75%-
95% berhasil
Prosedur dilakukan
untuk
memperlebar
mulut duktus
koledukus dimana
bagian ini
mengosongkan
duodenum.
Prosedur ini dapat
juga termasuk
pengambilan batu
manual dari duktus
dengan keranjang
kecil atau balon
pada akhir
endoscopi. Batu
NO INTERVENSI RASIONAL
harus lebih kecil
dari 15mm.
Kolesistektomi dapat
diindikasikan
sehubungan
dengan ukuran
batu dan derajat
kerusakan
jaringan/adanya
nekrosis
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Observasi intake dan Memberikan informasi
output, kaji tentang status
menbran mukosa, cairan/volume
observasi tanda- sirkulasi dan
tanda vital kebutuhan
penggantian
2 Observasi tanda-tanda Muntah berkepanjangan,
berlanjutnya mual aspirasi gaster, dan
dan miuntah, kram pembatasan
NO INTERVENSI RASIONAL
abdomen, pemasukan oral dapat
kelemahan, kejang menimbulkan defisit
ringan, tacikardi, natrium, kalium dan
hipoaktif, bising klorida
usus lemah atau
tidak ada, depresi
pernafasan
3 Ciptakan lingkungan Menurunkan ragsangan
yang bersih dan pada pusat syaraf
nyaman dan tidak
berbau
4 Oral hygiene Menurunkan kekeringan
membran mukosa dan
menurunkan resiko
perdarahan
5 Kaji perdarahan Protombim darah
yang tidak biasanya menurun dan waktu
seperti koagulasi memanjang
perdarahan terus bila aliran empedu
menerus pada lokasi terhambat,
injeksi, epitaksis, meningkatkan resiko
perdarahan gusi, perdarahan
ptekie,
6 hematemesis,
melena
Kolaborasi :
a. Pasang NGT,
Menurunkan sekresi dan
hubungkan ke
motilitas gaster
penghisapan dan
NO INTERVENSI RASIONAL
pertahankan patensi
sesuai indikasi
b. Antiemetik
Menurunkan mual dan
mencegah muntah
c. Kaji ulang
pemeriksaan lab
Membantu dalam evaluasi
seperti Ht/Hb,
volume sirkulasi,
elektrolit, FH
mengidentifikassi
defisit dan
d. Berikan cairan IV,
mempengaruhi pilihan
elektrolit, dan
intervensi atau
vitamin K
penggantian/koreksi
Mempertahankan volume
sirkulasi dan
memperbaiki
ketidakseimbangan
NO INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji distensi Tanda non verbal
abdomen, sering ketidaknyamanan
bertahak, berhubungan dengan
berhati-hati, gangguan pencernaan,
menolak nyeri gas
bergerak
NO INTERVENSI RASIONAL
2 Hitung intake kalori Mengidentifikasi
kekurangan/kebutuhan
nutrisi
3 Timbang BB Mengawasi keefektifan
rencana diet
4 Kaji makanan Melibatkan pasien dalam
kesukaan, perencanaan,
makanan yang memampukan pasien
menyebabkan memiliki rasa kontrol dan
distres, dan mendorong untuk makan
jadwal makan
yang disukai
5 Oral hygiene Mulut yang bersih
sebelum makan meningkatkan nafsu
makan
6 Ambulasi dan
Membantu dalam
tingkatkan
mengeluarkan flatus,
aktifitas sesuai
penurunan distensi
toleransi
abdomen, mempengaruhi
penyembuhan dan rasa
sehat dan menurunkan
7 kemungkinan masalah
sekunder sehubungan
Kolaborasi : imobilisasi seperti
a. Konsultasi pneumonia,
sesuai indikasi
Berguna dalam membuat
kebutuhan nutrisi individu
b. Mulai diet cair
NO INTERVENSI RASIONAL
rendah lemak melalui rute yang tepat
setelah NGT
dilepas. Pembatasan lemak
menurunkan rangsangan
pada kandung empedu
c. Tambahkan diet
dan nyeri sehubungan
sesuai toleransi
dengan tidak semua lemak
biasanya rendah
dicerna
lemak tinggi
serat, batasi
makana yang
Mmenuhi kebutuhan nutrisi
banyak
dan meminimalkan
mengandung gas
rangsangan pada kandung
empedu
d. Berikan garam
empedu seperti
Meningkatkan pencernaan
biliron : zanchol
dan absorbsi lemak,
: asam
vitamin larut lemak,
dehidrokolik
kolesterol. Bergna pada
(decholin)
kolesistitis kronis.
sesuai indikasi
e. Lab BUN, alb, Memberi informasi
protein serum, kekurangan nutrisi
kadar transverin /keefektifan terapi
Meningkatkan
Anjurkan pasien
pembentukan gas, yang
mengunyah permen
dapat meningkatkan
karet, menghisap
8 distensi dan
permen atau
ketidaknyamanan
merokok
gaster
Diskusikan
menghindari Menurunkan resiko
NO INTERVENSI RASIONAL
produk yang perdarahan sehubungan
mengandung dengan perubahab
aspirin, meniup waktu koagulasi, iritasi
lewat hidung keras- mukosa, dan trauma.
keras, gerakan
tegang pada usus,
olah raga kontak,
anjurkan
menggunakan sikat
gigi halus,
pencukur elektrik
4. Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf
keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan
kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan
ditetapkan (Brooker, 2001).
Evaluasi yang diharapkan pada pasien post Operatif meliputi :
a.Menetapkan pola napas yang normal/efektif dan bebas dari
sianosis atau tanda - tanda hipoksia lainnya.
b. Meningkatkan tingkat kesadaran.
c. Keseimbangan cairan tubuh adekuat.
d. Pasien mengatakan bahwa rasa nyeri telah terkontrol atau hilang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan
inflamasi akut dindingkandung empedu disertai nyeri perut kanan
atas,nyeri tekan dan panas badan. Dikenal duaklasifikasi yaitu akut dan
kronis (Brooker,2011).
Kolesistitis adalah reaksi inflamasi dinding kandung empedu.Kolesistitis
adalah radangkandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut
dinding kandung empedu disertaikeluhan nyeri perut kanan atas, nyeri
tekan dan panas badan.Dikenal klasifikasi kolesistitis yaitukolesistitis akut
serta kronik.(Dr. Suparyanto, M.Kes 2009).
B. Saran
Kantong empedu mengalirkan cairan empedu yang diproduksi oleh
hati ke usus kecil untuk membantu mencerna makanan, terutama makanan
berlemak. Biasanya, gejala akan muncul ketika kolesterol sudah
menumpuk dan menyumbat saluran empedu. Beberapa makanan untuk
penderita batu empedu yang aman dan sehat untuk dinikmati, antara lain :
a. Sayur dan buah
Sayur dan buah adalah makanan yang bebas lemak, kecuali alpukat
yang punya lemak baik. Buah dan sayur kaya akan vitamin, antioksidan
dan juga mineral yang penting bagi tubuh. Terutama yang tinggi
kandungan vitamin C, kalsium, atau vitamin B, seperti buah jeruk,
jamur, stroberi, atau pepaya.
b. Biji-bijian dan kacang-kacangan
Roti dan biji-bijian adalah makanan dengan serat tinggi, vitamin,
dan mineral yang baik untuk tubuh.Sebagian besar biji-bijian juga
mengandung rendah lemak, sehingga jadi makanan untuk pengidap batu
empedu yang sehat dan aman.Jadi, pilih roti atau sereal yang terbuat
dari biji gandum.
c. Susu bebas lemak
Orang dengan batu empedu justru harus mengonsumsi lemak
kurang dari angka tersebut. Tetap boleh menikmati enaknya susu asal
pilih produk susu, seperti keju atau susu yang rendah lemak.
d. Daging tanpa lemak
Pilih daging sapi yang sudah disisihkan bagian lemaknya.
Sementara daging ayam, pilih dagingnya saja tanpa kulit. Untuk ikan,
bisa menikmati ikan segar, beku, atau kalengan karena lemak yang
terkandung pada ikan cenderung sedikit dan lebih sehat.
e. Makanan manis.
Jika menyukaimakanan manis, tetap bisa mengkonsumsi makanan
manis. Misalnya, es buah, es krim buah, atau yogurt.Selain itu, permen
atau marshmallow juga makanan bebas lemak yang masih aman untuk
dikonsumsi.Namun, porsinya tetap harus dibatasi untuk mencegah
asupan kalori yang berlebih.
DAFTAR PUSTAKA
Kim YK, Kwak HS, Kim CS, Han YM, Jeong TO, Kim IH, et al.
CT findings of mild forms or early manifestations of acute cholecystitis.
Clin Imaging. Jul-Aug 2009;33(4):274-80.