Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr. Wb.


Segala puji atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "CHOLECISTITYS DISEASE". Makal
ah ini disusun untuk menyelesaikan tugas Block Nursing 3 sebagai salah satu persyaratan mengikuti ujian
block.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman, para dosen dan narasumber pada saat proses pembelajaran kuliah pakar yang telah memberikan s
umbangsi ilmunya kepada penulis dan teman-teman.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih kurang sempurna, hal ini karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang br
sifat membangun guna perbaikan dan kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Wassalamuallaikum Wr. Wb
Yogyakarta, November 2013
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................... 1
C. Manfaat ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
A. Definisi Cholecistitys .............................................................................................. 3
B. Mekanisme Etiologi Terhadap Penyakit Cholecistitys............................................... 3
C. Mekanisme Manifestasi Klinis Terhadap Penyakit Cholecistit................................... 4
D. Patofisiologi Cholescititys ....................................................................................... 5
E. Faktor Resiko Terjadinya Cholecistitys ................................................................... 6
F. Pathway Cholecistitys ............................................................................................. 6
G. Komplikasi Cholecistitys ........................................................................................ 7
H. Prognosis Cholecistitys .......................................................................................... 7
I. Pemeriksaan Penunjang Cholecistitys ....................................................................... 8
J. Penatalaksaan Medis Cholecistitys ........................................................................... 9
K. Diagnosa yang Mungkin Muncul ............................................................................. 9
L. Intervensi (NIC) dan Outcome (NOC) .................................................................... 9
BAB III KESIMPULAN ................................................................................................. 15
A. Kesimpulan .............................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kolesistiti adalah peradangan kandung empedu baik secara akut ataupun kronis (Barbara C. Long, 19
96 : 154). Kolesistitis sering disebabkan cholelithiasis (kehadiran choleliths, atau batu empedu, di kandung
empedu itu), dengan choleliths paling sering memblokir saluran cystic langsung. Hal ini menyebabkan inspi
ssation (penebalan) dari empedu , empedu stasis , infeksi sekunder dan organisme usus, terutama E. coli
and Bacteroides species.
Sejauh ini belum ada data epidemiologis penduduk, insidensi kolesistitis di Negara kita relative lebih re
ndah di banding negara-negara barat. Sebuah diperkirakan 10-
20% orang Amerika memiliki batu empedu, dan sebanyak sepertiga dari orang-
orang mengembangkan kolesistitis akut. Kolesistektomi baik untuk berulang kolik bilier kolesistitis akut atau
merupakan prosedur bedah umum utama sebagian besar dilakukan oleh dokter bedah umum, yang meng
akibatkan sekitar 500.000 operasi setiap tahunnya.
Kebanyakan pasien dengan kolesistitis akut memiliki remisi lengkap dalam 1-4 hari. Namun, 25-
30% dari pasien baik memerlukan operasi atau mengembangkan beberapa komplikasi. Pasien dengan kol
esistitis acalculous memiliki tingkat kematian berkisar antara 10-
50%, yang jauh melebihi 4% diharapkan angka kematian yang diamati pada pasien dengan kolesistitis calc
ulous. Emphysematous kolesistitis memiliki tingkat mortalitas mendekati 15%. Perforasi terjadi dalam 10-
15% kasus.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui dan memahami akan penyakit cholecistitys.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian, etiologi, dan manifestasi klinis penyakit cholecis
titys
b. Untuk dapat mengetahui dan memahami patofisiologi, pathway, komplikasi dan prognosis penyakit cholecistit
ys.
c. Untuk dapat mengetahui, memahami dan mengimplementasikan pemeriksaan penunjang dan penatalaksana
an medis penyakit cholecistitys.
d. Untuk dapat mengetahui, memahami dan mengimplementasikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan pe
nyakit cholestitys.

C. Manfaat
Harapannya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri dalam m
emahami akan penyakit cholecystitis, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari sebagai proteksi diri dari penyakit tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Cholecistitys

Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan inflamasi akut dinding kandung empedu
disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan (Brooker, 2001). Kolesistitis adalah radang ka
ndung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu disertai keluhan nyeri perut
kanan atas, nyeri tekan dan panas badan. Dikenal klasifikasi kolesistitis yaitu kolesistitis akut serta kronik (
Dr. Suparyanto, M.Kes 2009).
Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya merupakan akibat dari a
danya batu empedu di dalam duktus sistikus, yang secara tiba-
tiba menyebabkan serangan nyeri yang luar biasa (www.medicastore.com). Kolesistitis Kronis adalah pera
dangan menahun dari dinding kandung empedu, yang ditandai dengan serangan berulang dari nyeri perut
yang tajam dan hebat (www.medicastore.com). Cholesistektomy adalah bedah pengangkatan kandung em
pedu (biasanya untuk relief batu empedu sakit) (Dictionary: WordNet).

B. Mekanisme Etiologi Terhadap Penyakit Cholecistitys

1. Batu Empedu
Sifat kolesterol yang larut lemak dibuat menjadi larut air dengan cara agregasi melalui garam empedu dan l
esitin yang dikeluarkan bersama kedalam empedu. Jika konsentrasi kolesterol melebihi kapasitas solubilisa
si empedu (supersatusasi), kolesterol tidak lagi tidak terdispersi sehingga terjadi penggumpalan menjadi kri
stal kolesterol monohidrat padat. Sumbatan batu empedu pada duktus sistikus menyebabkan distensi kand
ung empedu dan gangguan aliran darah darah dan limfe, bakteri komensal kemudian berkembang biak seh
ingga mengakibatkan inflamasi pada saluran kandung empedu.

2. Pembedahan (terjadi perubahan fungsi)


Dapat terjadi sebagai akibat dari jejas kimiawi oleh sumbatan batu empedu yang menjadi predisposisi terja
dinya infeksi atau dapat pula terjadi karena adanya ketidakseimbangan komposisi empedu seperti tingginy
a kadar garam empedu atau asam empedu, sehingga menginduksi terjadinya peradangan akibat jejas kimi
a.

3. Infeksi
Suda jelas jika terjadi membentukan batu empedu akan terjadi infeksi dengan Adanya kuman seperti E. Co
li, salmonela typhosa, cacing askaris, atau karena pengaruh enzim –
enzim pankreas karena, sistem saluran empedu adalah sistem drainase yang membawa empedu dari hati
dan kandung empedu ke daerah dari usus kecil yang disebut duodenum.

4. Luka Bakar
Respon umum pada luka bakar > 20 % adalah penurunan aktivitas gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh
kombinasi efek respon hipovolemik dan neurologik serta respon endokrin terhadap adanya perlukan yang l
uas.

5. Pemasangan Infus dalam Jangka Waktu Lama


Pemasangan infus lama dapat menyebabkan radang pada kandung empedu karna cairan infus banyak me
ngandung elektrolit sehingga jika terpasang lama maka dapat membentuk kristal yng disebut batu empedu
selain itu juga cairan tersebut sangat pekah sehingga tidak dapat diserap oleh empedu di kandung empedu
.

6. Trauma Abdomen
Trauma abdomen adalah suatu keadaan klinik akibat kegawatan di rongga abdomen biasanya timbul secar
a mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama yang memerlukan penanganan segera. Hal ini bisa dise
babkan karena pertama adanya inflamasi/peradangan pada kandung empedu.

C. Mekanisme Manifestasi Klinis Terhadap Penyakit Cholecistitys

a) Sakit Perut Sisi Kanan Atas


Jadi kalau kita mengalami nyeri perut di sebelah kanan, tinggal melihat bagian atas atau bawah, bila yang
nyeri bagian atas, kemungkinan yang mengalami gangguan adalah organ-
organ yang terletak pada bagian kanan atas tadi, diantara berbagai organ tadi, yang paling sering terjadi ga
ngguan pada sebelah kanan atas adalah Gangguan Hati, Radang pada kandung empedu akibat adanya ba
tu, serta kadang-
kadang bisa terjadi radang usus kecil. Tetapi kalau tempat nyeri berada agak ditengah dan rasa nyerinya s
ampai menembus kebelakang, bisa-bisa organ Ginjal yang lagi mengalami masalah.
b) Nyeri yang hilang timbul dan berpindah-
pindah tempat dari sebelah kanan atas perut lalu mengarah ke punggung, dan berpindah lagi ke bahu dan
ke dada depan.
c) Mual, Munta, Perut Terasa Kembung
Perut terasa kembung terutama sesudah makan-
makanan yang berlemak, makanan yang digoreng yang di sebabkan karna empedu suda tidak berfungsi s
ecara maksimal yaitu untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah
merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
d) Kulit Berwarna Kuning (apabila batu empedu menghalangi saluran empedu).
Penyakit kuning warna kuning di kulit, selaput lendir, atau mata. Pigmen kuning dari bilirubin. Bilirubin adal
ah hasil dari sel-
sel darah merah tua. Blirubin kuning adalah warna yang Anda lihat ketika memar adalah penyembuhan. Pe
nyakit kuning terjadi ketika terjadi terlalu banyak sel darah merah tua dalam darah. Jika ada terlalu banyak
sel darah merah pensiun bagi hati untuk menangani, pigmen kuning menumpuk di dalam tubuh. Ketika ada
cukup untuk bisa dilihat, hasil penyakit kuning.
e) Suhu Badan Tinggi (demam)
Demam merupakan respon fisiologis tubuh terhadap penyakit yang di perantarai oleh sitokin dan ditandai d
engan peningkatan suhu pusat tubuh dan aktivitas kompleks imun. Demam banyak ditemukan pada keada
an perjalanan penyakit yang secara nyata disebabkan oleh infeksi bakteri maupu virus.

D. Patofisiologi Cholecistitys

Kandung empedu memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan cairan empedu dan memekatkan cairan
empedu yang ada didalamnya dengan cara mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan empedu ini adalah caira
n elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati. Pada individu normal, cairan empedu mengalir ke kandung emped
u pada saat katup Oddi tertutup. Dalam kandung empedu, cairan empedu dipekatkan dengan mengabsorp
si air. Derajat pemekatannya diperlihatkan oleh peningkatan konsentrasi zat-
zat padat. Stasis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi progresif, perubaha
n susunan kimia dan pengendapan unsur tersebut. Perubahan metabolisme yang disebabkan oleh peruba
han susunan empedu, stasis empedu, dapat menyebabkan infeksi kandung empedu. Jika pengobatan tertu
nda atau tidak tersedia, dalam beberapa kasus kandung empedu menjadi sangat terinfeksi dan bahkan ga
ngren. Hal ini dapat mengakibatkan keracunan darah (septikemia), yang sangat serius dan dapat menganc
am hidup. mungkin komplikasi lain termasuk: kantong empedu dapat perforasi (pecah), atau fistula (saluran
) bisa terbentuk antara kandung empedu dan usus sebagai akibat dari peradangan lanjutan.

E. Faktor Resiko Terjadinya Cholecistitys

Faktor risiko utama untuk kolesistitis, memiliki peningkatan prevalensi di kalangan orang-
orang keturunan Skandinavia, Pima India, dan populasi Hispanik, cholelithiasis sedangkan kurang umum di
antara orang dari sub-Sahara Afrika dan Asia. Beberapa faktor resiko yang lain sebagai berikut:
1) Adanya riwayat kolesistitis akut sebelumnya
2) Wanita (beresiko dua jadi lebih besar dibanding laki-laki)
3) Usia lebih dari 40 tahun .
4) Kegemukan (obesitas).
5) Faktor keturunan
6) Aktivitas fisik
7) Kehamilan (resiko meningkat pada kehamilan)
8) Hiperlipidemia
9) Diet tinggi lemak dan rendah serat
10) Pengosongan lambung yang memanjang
11) Nutrisi intravena jangka lama
12) Dismotilitas kandung empedu
13) Obat-obatan antihiperlipedmia (clofibrate)
14) Penyakit lain (seperti Fibrosis sistik, Diabetes mellitus, sirosis hati, pankreatitis dan kanker kandung empedu
) dan penyakit ileus (kekurangan garam empedu).
F. Komplikasi Cholecistitys

1. Demam tinggi, menggigil, peningkatan jumlah leukosit dan berhentinya gerakan usus (ileus) dapat menunjukk
an terjadinya abses, gangren atau perforasi kandung empedu.
2. Serangan yang disertai jaundice (sakit kuning) atau arus balik dari empedu ke dalam hati menunjukkan bahw
a saluran empedu telah tersumbat sebagian oleh batu empedu atau oleh peradangan.
3. Jika pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan kadar enzim amilase, mungkin telah terjadi peradangan p
ankreas (pankreatitis) yang disebabkan oleh penyumbatan batu empedu pada saluran pankreas (duktus pa
nkreatikus).
4. Kolesistitis gangren adalah komplikasi umum dari kolesistitis akut yang terjadi pada 30 % kasus . Kolesistitis
gangren terjadi ketika berat inflamasi (pembengkakan) mengganggu suplai darah ke kantong empedu. Tan
pa pasokan konstan darah, jaringan kantong empedu akan mulai mati. Hal ini berpotensi serius karena jari
ngan mati rentan terhadap infeksi serius, yang dapat dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh .
5. Dalam kasus peradangan yang parah, dinding kantong empedu dapat merobek dan empedu yang terinfeksi b
isa bocor keluar. Hal ini dapat menyebabkan infeksi pada selaput perut (perut), yang dikenal sebagai perito
nitis.
(http://www.nhs.uk/Conditions/cholecystitis-acute/Pages/Symptoms.aspx).

G. Prognosis Cholecistitys

Prognosis untuk kolesistitis adalah menguntungkan dalam sebagian besar kasus. Kolesistektomi (oper
asi laparoskopi baik atau terbuka ) dikaitkan dengan angka kematian 0,1 % pada individu di bawah 50 tahu
n dan 0,8 % pada mereka yang berusia di atas 50 (Gladden). Prosedur laparoskopi kurang invasif dikaitkan
dengan nyeri kurang, tinggal di rumah sakit lebih pendek, dan periode pemulihan lebih pendek daripada pr
osedur terbuka. Kolesistektomi memberikan resolusi lengkap gejala pada 75% sampai 90 % kasus. Setela
h kolesistektomi, batu empedu dapat terjadi pada saluran empedu , kondisi yang dikenal sebagai choledoc
holithiasis.
Dalam kasus di mana kolesistitis diperlakukan nonsurgically (konservatif) dengan obat-
obatan saja, 25 % dari individu akan memiliki episode lain dari kolesistitis akut dalam waktu 1 tahun, dan 6
0 % akan memiliki episode lain dalam 6 tahun (Gladden). Kasus rumit kolesistitis seperti pasien sakit kritis,
mereka dengan kandung empedu berlubang, kolesistitis acalculous, kolesistitis gangren, pankreatitis sekun
der, atau sepsis memiliki prognosis yang kurang menguntungkan, dengan kematian setinggi 50 % sampai
60 % tergantung pada spesifikasi komplikasi (Gladden). (http://www.mdguidelines.com/cholecystitis/progno
sis).

H. Pemeriksaan Penunjang Cholecistitys

1. Bilier USG : Mengungkapkan bate , dengan kandung empedu dan / atau saluran empedu distensi (sering pro
sedur diagnostik awal) .
2. Oral Kolesistografi (OCG) : Metode yang dipilih untuk memvisualisasikan penampilan umum dan fungsi kand
ung empedu, termasuk kehadiran mengisi cacat, cacat struktural, dan atau batu di saluran/pohon bilier. Bis
a dilakukan IV (IVC) ketika mual / muntah mencegah asupan oral, ketika kantong empedu tidak dapat divis
ualisasikan selama OCG, atau bila gejala terus berlangsung setelah kolesistektomi. IVC juga dapat dilakuk
an perioperatif untuk menilai struktur dan fungsi saluran, mendeteksi batu yang tersisa setelah lithotripsy at
au kolesistektomi, dan atau untuk mendeteksi komplikasi bedah. Dye juga bisa disuntikkan melalui T -
tabung drain pasca operasi.
3. Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP) : Visualisasi cabang bilier dengan kanulasi dukt
us empedu melalui duodenum.
4. Percutaneous Transhepatik Colangiografi (PTC) : pencitraan fluoroscopic membedakan antara penyakit kand
ung empedu dan kanker pankreas (ketika penyakit kuning hadir), mendukung diagnosis ikterus obstruktif d
an mengungkapkan bate pada saluran.
5. Cholecystograms (untuk kolesistitis kronis ) : Mengungkapkan batu dalam sistem empedu. Catatan : Kontrain
dikasi pada kolesistitis akut karena pasien terlalu sakit untuk mengambil pewarna melalui mulut.
6. Non-
nuklir CT scan : Dapat mengungkapkan kista kandung empedu, pelebaran saluran empedu, dan membeda
kan antara obstruktif / ikterus nonobstruktif .
7. Hepatobiliary (HIDA, PIPIDA) scan : Dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis kolesistitis, terutama k
etika studi barium merupakan kontraindikasi. Pindai dapat dikombinasikan dengan injeksi cholecystokinin u
ntuk menunjukkan normal kandung empedu ejeksi.
8. Perut film x - ray (multipositional) : radiopaque (kalsifikasi) batu empedu hadir dalam 10 % -
15 % kasus; pengapuran dinding atau pembesaran kandung empedu.
9. Rontgen dada : Aturan keluar penyebab pernapasan sakit dimaksud.
10. CBC : leukositosis moderat (akut) .
11. Bilirubin serum dan amilase : Elevated.
12. Serum enzim-AST hati, ALT, ALP, LDH: elevasi Sedikit, alkaline phosphatase dan 5-
nucleotidase yang nyata meningkat pada obstruksi bilier.
13. Tingkat protrombin: Mengurangi ketika obstruksi aliran empedu ke dalam usus menurun penyerapan vitamin
K.
(http://nurseslabs.com/4-cholecystitis-cholelithiasis-nursing-care-plans/)

I. Penatalaksanaan Medis Cholecistitys

1. Pengobatan yang biasa dilakukan adalah pembedahan.


2. Kolesistektomi bisa dilakukan melalui pembedahan perut maupun melalui laparoskopi.
3. Penderita yang memiliki resiko pembedahan tinggi karena keadaan medis lainnya, dianjurkan untuk menjalan
i diet rendah lemak dan menurunkan berat badan.
4. Bisa diberikan antasid dan obat-obat antikolinergik.

J. Diagnosa yang Mungkin Muncul

1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Kerugian yang berlebihan
melalui hisap lambung, muntah, distensi, dan hipermotilitas lambung
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera biologis (obstruksi / spasme duktus, pr
oses inflamasi, iskemia jaringan / nekrosis).
3. Diagnosa Kepeawatan: Risiko Nutrisi tidak seimbang : Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan hi
langnya nutrisi (mual muntah), gangguan pencernaan lemak karena penyumbatan aliran empedu.
K. Intervensi (NIC) dan Outcome (NOC)

1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan Kerugian yang berlebihan
melalui hisap lambung, muntah, distensi, dan hipermotilitas lambung
Dibuktikan dengan: Tidak terdapat adanya tanda dan gejala dan menetapkan diagnosis yang sebenarnya.
Hasil yang diinginkan: Menunjukkan keseimbangan cairan yang memadai dibuktikan dengan tanda-
tanda stabil vital, membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler, keluaran urin secara individ
ual sesuai, adanya muntah.
Nursing Intervention (NIC) Rasionale
a. Maintain accurate record of I&O, noting output less than intake, inc Provides information about fluid status/
reased urine specific gravity. Assess skin/mucous membranes, p circulating volume and replacement
eripheral pulses, and capillary refill. needs.
b. Monitor for signs/symptoms of increased/continued nausea or vomi Prolonged vomiting, gastric aspiration,
ting, abdominal cramps, weakness, twitching, seizures, irregular and restricted oral intake can lead to
heart rate, paresthesia, hypoactive or absent bowel sounds, dep deficits in sodium, potassium, and ch
ressed respirations. loride.
c. Eliminate noxious sights/smells from environment. Reduces stimulation of vomiting center
d. Perform frequent oral hygiene with alcohol- .
free mouthwash; apply lubricants. Decreases dryness of oral mucous me
e. Use small- mbranes; reduces risk of oral bleedin
gauge needles for injections and apply firm pressure for longer t g.
han usual after venipuncture. Reduces trauma, risk of bleeding/hem
f. Assess for unusual bleeding, e.g., oozing from injection sites, epista atoma formation.
xis, bleeding gums, ecchymosis, petechiae, hematemesis/melen Prothrombin is reduced and coagulatio
a. n time prolonged when bile flow is ob
g. Keep patient NPO as necessary. structed, increasing risk of bleeding/
h. Insert NG tube, connect to suction, and maintain patency as indicat hemorrhage.
ed. Decreases GI secretions and motility.
To rest the GI Tract
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera biologis (obstruksi / spasme duktus, pr
oses inflamasi, iskemia jaringan / nekrosis).
Dibuktikan dengan: Skala nyeri berkurang, raut wajah klien tampak rileks, tidak terdapat perilaku menghind
ar terhadap nyeri.
Hasil yang diinginkan: Klien tampak rileks, nyeri dapat dikendalikan, klien dapat mendemonstrasikan pengg
unaan keterampilan relaksasi dan aktivitas pengalihan seperti yang ditunjukkan untuk situasi individu.
Nursing Intervention (
Rasionale
NIC)
a. Observe and document loAssists in differentiating cause of pain, and provides information about diseas
cation, severity (0– e progression/ resolution, development of complications, and effectiveness of
10 scale), and character interventions.
of pain (e.g., steady, inte
Severe pain not relieved by routine measures may indicate developing compli
rmittent, colicky). cations/need for further intervention.
b. Note response to medicati Bedrest in low-Fowler’s position reduces intra-
on, and report to physici abdominal pressure; however, patient will naturally assume least painful posi
an if pain is not being rel tion.
ieved. Reduces irritation/dryness of the skin and itching sensation.
c. Promote bedrest, allowingCool surroundings aid in minimizing dermal discomfort.
patient to assume positiPromotes rest, redirects attention, may enhance coping.
on of comfort. Helpful in alleviating anxiety and refocusing attention, which can relieve pain.
d. Use soft/cotton linens; calRemoves gastric secretions that stimulate release of cholecystokinin and gallb
amine lotion, oil bath; co ladder contractions.
ol/moist compresses asRelieves
i reflex spasm/smooth muscle contraction and assists with pain mana
ndicated. gement.Promotes rest and relaxes smooth muscle, relieving pain.Given to re
e. Control environmental te duce severe pain. Morphine is used with caution because it may increase sp
mperature. asms of the sphincter of Oddi, although nitroglycerin may be given to reduce
f. Encourage use of relaxatio morphine-induced spasms if they occur.
n techniques, e.g., guide This medication may be used after a cholecystectomy for retained stones or fo
d imagery, visualization, r newly formed large stones in the bile duct. It is a lengthy treatment (1–
deep- 3 wk) and is administered via a nasal-
breathing exercises. Pro biliary tube. A cholangiogram is done periodically to monitor stone dissolution
vide diversional activities .
. Relieves ductal spasm.
g. Make time to listen to andThese natural bile acids decrease cholesterol synthesis, dissolving gallstones.
maintain frequent contac Success of this treatment depends on the number and size of gallstones (pr
t with patient. eferably three or fewer stones smaller than 20 min in diameter) floating in a f
h. Maintain NPO status, inse unctioning gallbladder.
rt/maintain NG suction aTo treat infectious process, reducing inflammation.
s indicated.
i. Administer medications as
indicated: Anticholinergi
cs, e.g., atropine, propa
ntheline (Pro-Banthı-
ne); Sedatives, e.g., phe
nobarbital; Narcotics, e.
g., meperidine hydrochlo
ride (Demerol), morphin
e sulfate;
Monoctanoin (Moctanin);
Smooth muscle relaxants
, e.g., papaverine (Pava
bid), nitroglycerin, amyl
nitrite;
Chenodeoxycholic acid (
Chenix), ursodeoxycholi
c acid (Urso, Actigall);
Antibiotics.
3. Diagnosa Kepeawatan: Risiko Nutrisi tidak seimbang : Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan hi
langnya nutrisi (mual muntah), gangguan pencernaan lemak karena penyumbatan aliran empedu.
Dibuktikan dengan: Tidak adanya tanda dan gejala menetapkan diagnosis yang sebenarnya.
Hasil yang diinginkan: Laporkan lega mual/muntah, menunjukkan perkembangan terhadap berat badan ya
ng diinginkan mendapatkan atau mempertahankan berat badan secara individu sesuai BBL.

Nursing Intervention (NIC) Rasionale

a. Estimate/calculate caloric intake. Keep comIdentifies nutritional deficiencies/needs. Focusing on proble


ments about appetite to a minimum. m creates a negative atmosphere and may interfere with in
b. Weigh as indicated. take.
c. Consult with patient about likes/dislikes, food Monitors effectiveness of dietary plan.
s that cause distress, and preferred meal sInvolving patient in planning enables patient to have a sens
chedule. e of control and encourages eating.
d. Provide a pleasant atmosphere at mealtime;Useful in promoting appetite/reducing nausea.
remove noxious stimuli. A clean mouth enhances appetite.
e. Provide oral hygiene before meals. May lessen nausea and relieve gas. Note:May be contraindi
f. Offer effervescent drinks with meals, if tolerat cated if beverage causes gas formation/gastric discomfort.
ed. Nonverbal signs of discomfort associated with impaired dig
g. Assess for abdominal distension, frequent b estion, gas pain.
elching, guarding, reluctance to move. Helpful in expulsion of flatus, reduction of abdominal disten
h. Ambulate and increase activity as tolerated. sion. Contributes to overall recovery and sense of well-
i. Consult with dietitian/nutritional support team being and decreases possibility of secondary problems rel
as indicated. ated to immobility 9 e.g., pneumonia, thrombophlebitis).
j. Begin low- Useful in establishing individual nutritional needs and most
fat liquid diet after NG tube is removed. appropriate route.
k. Advance diet as tolerated, usually low- Limiting fat content reduces stimulation of gallbladder and p
fat, high-fiber. Restrict gas- ain associated with incomplete fat digestion and is helpful i
producing foods (e.g., onions, cabbage, po n preventing recurrence.
pcorn) and foods/fluids high in fats (e.g., bMeets nutritional requirements while minimizing stimulation
utter, fried foods, nuts). of the gallbladder.
l. Administer bile salts, e.g., Bilron, Zanchol, dePromotes digestion and absorption of fats, fat-
hydrocholic acid (Decholin), as indicated. soluble vitamins, cholesterol. Useful in chronic cholecystiti
m. Monitor laboratory studies, e.g., BUN, preal s.
bumin, albumin, total protein, transferrin leProvides information about nutritional deficits/effectiveness
vels. of therapy.
n. Provide parenteral/enteral feedings as needAlternative feeding may be required depending on degree o
ed. f disability/gallbladder involvement and need for prolonged
gastric rest.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa cholecistitys merupakan radang kandung
empedu yang merupakan inflamasi akut dinding kandung empedu disertai nyeri perut kanan atas, nyeri tek
an dan panas badan. Kolesistitis adalah radang kandung empedu yang merupakan reaksi inflamasi akut di
nding kandung empedu disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan. Dikenal klasi
fikasi kolesistitis yaitu kolesistitis akut serta kronik.
Penyakit kolesistitis dapat disebabkan oleh koletiasis, pembedahan, trauma abdomen, penggunaan pe
masangan infus dalam jangka waktu lama, infeksi, dan luka bakar. Biasanya ditandai dengan mual muntah,
dehidrasi masif, nyeri abdomen sisi kanan atas, adanya ikterik, peningkatan suhu lebih dari batas normal.
Selain itu, terdapat faktor resiko terjadinya kolesistitis salah satunya adalah adanya riwayat kolesistitis akut
sebelumnya, wanita (beresiko dua jadi lebih besar dibanding laki-
laki), usia lebih dari 40 tahun, kegemukan (obesitas) dan pola higien yang buruk. Penyakit kolesistitis dapat
diidentifikasi dengan dilakukan pemeriksaan penunjang berupa biller USG, Oral Kolesistografi (OCG), End
oscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP), Percutaneous Transhepatik Colangiografi (PTC),
Cholecystograms (untuk kolesistitis kronis), dan lain-
lain, sehingga dapat diangkat diagnosa dan perencanaan yang akan dilakukan sedini mungkin.

B. Saran

Seyogyanya kita perlu mengetahui tentang penyakit kolesistitis agar kita dapat mencegah hal itu timbu
l dalam lingkungan kita. Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurna
an, untuk itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurna
kan penulisan makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Y. 2009. Kuncara Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan dan Manajeme, edisi 2, Jakarta: Buku kedokt
eran EGC
Sanders G, Kingsnorth AN. 2007. Batu Empedu. BMJ. BMJ. 2007 Aug 11;335(7614):295-
9. 2007 Agustus 11; 335 (7614) :295-9.
Gladden D, Migala A et al. 2009. Cholecystitis eMedicine.com. Gladden D, Migala A et al. ; kolesistitis eMedicin
e.com 2009. (diakses tanggal 06 November 2013, Pukul 13.00).
David GG, Al-
Sarira AA, Willmott S, et al. 2008. Pengelolaan sakit saluran kandung kemih akut di Inggris. Br J Surg. Br J
Surg. 2008 Apr; 95(4):472-6. Apr 2008; 95 (4) :472-6. [abstract] [Abstrak.
http://www.nhs.uk/Conditions/cholecystitis-acute/Pages/Symptoms.aspx.(Diakses tanggal 16 November 2013, Pukul 13.00).
http://www.mdguidelines.com/cholecystitis/prognosis . (Diakses tanggal 16 November 2013, Pukul 13.10).
http://nurseslabs.com/4-cholecystitis-cholelithiasis-nursing-care-plans/. (Diakses tanggal 16 November 2013, Pukul 13.15)

Anda mungkin juga menyukai