Disusun Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2008
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah II dengan judul “ILEUS OBSTRUKSI”.
Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan yang belum
terjangkau oleh kami, maka kami mengharapkan kritik dan saran serta masukan
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Ns. Witri Handi, S. Kep selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II dan beberapa pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Ileus lebih sering terjadi pada obstruksi usus halus daripada usus
besar. Keduanya memiliki cara penanganan yang agak berbeda dengan tujuan
yang berbeda pula. Obstruksi usus halus yang dibiarkan dapat menyebabkan
hilang dengan sekali operasi. Terkadang cukup sulit untuk menentukan jenis
operasi kolon karena diperlukan diagnosis yang tepat tentang penyebab dan
1
Mengingat penanganan ileus dibedakan menjadi operasi dan
konservatif, maka hal ini sangat berpengaruh pada mortalitas ileus. Operasi
juga sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang sesuai,
juga berpengaruh dengan sangat berbeda dari satu daerah terhadap daerah
lainnya sehingga menarik untuk diteliti mortalitas ileus pada pasien yang
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
asuhan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
ileus obstruksi.
pengkajian.
2
e. Perawat menilai hasil tindakan perawatan yang dilakukan terhadap
pasien.
1.3. Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1. Definisi
penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Ileus obstruksi
dapat bersifat akut maupun kronik, parsial maupun total. Ileus obstruksi
mengenal usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat
dari usus melalui saluran usus. Aliran ini dapat terjadi karena dua tipe
proses :
usus.
pada daerah usus yang terkena, derajat dimana lumen tersumbat, dan
4
khususnya derajat dimana sirkulasi darah dalam dinding usus terganggu
Obstruksi Lambung :
juga dapat terjadi akibat proses keganasan dekat pylorus, atau adanya
benda asing atau dapat terjadi pada lambung bentuk jam pasir akibat
Hernia Inkarserata
5
terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata
2.1.2. Etiologi
1. Hernia inkarserata
3. Adhesi
4. Invaginasi
5. Volvulus
6. Malformasi usus
8. Intusepsi : Salah satu bagian dari usus menyusup ke dalam bagian lain
coecum ke dalam usus besar (colon) dan bahkan sampai sejauh rectum
dan anus.
6
9. Volvulus : Usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir
dapat juga terjadi pada usus halus yang terputar pada mesentriumnya.
10. Hernia : Protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding
11. Tumor : Tumor yang ada dalam dinding usus meluas ke lumen usus
2.1.3. Patofisiologi
tumor, diverticulitis, dan striktur), atau halangan lumen pada usus (seperti
atau ileus yang tidak dinamis. Penyumbatan ini bukan disebabkan karena
7
peningkatan tekanan. Penurunan penyerapan dapat menyebabkan 7 sampai
8 liter elektrolit cairan normal keluar dari usus selama 24 jam dan
ekstraseluler dapat berkisar antara 2-6 liter selama 2-3 hari setelah terjadi
sampai yang berat. Renal isufisiensi dan kematian dapat terjadi akibat
tetapi tergantung dari aliran darah yang menuju ke usus. Bakteri tanpa
8
2.1.4. WOC
Infeksi bakteri pada usus
Ileus obstruksi
Obstruksi Obstruksi
usus besar usus halus
9
2.1.5. Manifestasi Klinis
dan mukus, tetapi bukan materi fekal dan tidak terdapat flatus. Pada
keras dan akhirnya berbalik arah dan isi usus terdorong ke depan mulut.
Apabila obstruksi terjadi pada ileum maka muntah fekal dapat terjadi.
semakin jelas adanya distensi abdomen. Jika berlanjut terus dan tidak
dengan obstruksi pada usus halus tetapi intensitasnya jauh lebih rendah.
menjadi sangat distensi, loop dari usus besar menjadi dapat dilihat dari
luar melalui dinding abdomen, dan pasien menderita kram akibat nyeri
abdomen bawah.
10
2.1.6. Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan laboratorium :
2.1.7. Penatalaksanaan
11
2. Obstruksi Usus Besar
pembukaan secara bedah yang dibuat pasa sekum, dapat dilakukan pada
2.1.8. Komplikasi
1. Peritonitis septicemia
2. Syok hipovolemia
3. Perforasi usus
4. Nekrosis usus
5. Sepsis
6. Syok dehidrasi
7. Abses
8. Meninggal
9. Gangguan elektrolit
1. Aktivitas/Istirahat
12
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau
berair
5. Makanan/cairan
6. Higiene
13
- Stomatitis menunjukkan kekurangan vitamin
- Bau badan
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : - Nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadran kanan
8. Keamanan
- Artritis
- Penglihatan kabur
9. Interaksi sosial
14
2.2.2. Diagnosa Keperawatan
atau diaforesis.
atau kekakuan
kesehatan.
15
2.2.3. Rencana Asuhan Keperawatan
2 Nyeri berhubungan Rasa nyeri teratasi atau Pertahankan tirah baring pada posisi yang Intervensi dini pada kontrol nyeri
dengan distensi abdomenq terkontrol nyaman. memudahkan pemulihan otot/jaringan dengan
Kaji lokasi, berat dan type nyeri (skala 0- menurunkan tegangan otot dan memperbaiki
10) sirkulasi.
16
Pantau tanda-tanda vital Intervensi dini pada kontrol nyeri
Berikan tindakan kenyamanan memudahkan pemulihan otot/jaringan dengan
Berikan periode istirahat terencana menurunkan tegangan otot dan memperbaiki
Auskultasi bising usus sirkulasi.
Berikan dan anjurkan tindakan alternatif Faktor psikologis dan nyeri dapat
penghalang nyeri. meningkatkan tegangan otot, posisi tegak
meningkatkan tekanan intra abdomen, yang
dapat membantu dalam berkemih.
Menurunkan masalah yang terjadi karena
mobilisasi
Menurunkan menelan udara dan distensi.
17
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
Nama : Tn. B
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Tani
Golongan Darah :O
Nama : Ny. C
Pendidikan : SLTA
18
2. Alasan Masuk
Pasien Tn. B masuk ke rumah sakit dengan keluhan badan lemah. Nyeri
hilang timbul pada daerah perut sebelah kanan, mual, muntah, dan
Nyeri yang disebabkan oleh ileus obstruktif yang dirasakan Tn. B sehingga
timbul pada daerah perut sebelah kanan disertai mual, muntah dan
Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
DM, hemopili dan lain-lain dan juga penyakit menular serta tidak ada yang
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
sebelah kanan.
b. Tanda-Tanda Vital
TD : 90/60 mmHg
N : 80 x / menit
RR : 20 x / menit
19
BB : 60 Kg
TB : 170 cm
Suhu : 39,6oC
1) Kepala
Bentuk : Simetris
2) Mata
Konjungtiva : Anemis
Visus : Tajam
3) Hidung
Tulang hidung dan posisi : Septum nasi, tidak ada fraktur dan
bengkak
4) Telinga
20
Keadaan bibir : Tidak kering
6) Leher
thyroid
c. Pemeriksaan Integumen
Kebersihan : Bersih
Kehangatan : Hangat
Turgor : Elastis
Kelembaban : Lembab
lainnya
d. Pemeriksaan thorax/dada
1) Inspeksi thorax
Pernapasan
Frekuensi : 20 x / menit
Irama : Eupneu
2) Pemeriksaan Paru
21
Palpasi getaran suara :
Perkusi :
Auskultasi
3) Pemeriksaan jantung
Palpasi :
e. Pemeriksaan abdomen
1) Inspeksi
2) Auskultasi
3) Palpasi
bawah.
4) Perkusi
22
Kelainan pada anus : tidak ada
f. Pemeriksaan neurologi
g. Pola eliminasi
1) BAB
2) BAK
Bau : Khas
i. Pemeriksaan diagnostik
1) Laboratorium
Hb : 10 gr/dl
Leukosit : 13.100/mm3
Ureum : 22
23
Urinalisis : Normal
usus.
DO :
Pasie
n memegangi daerah perut.
Pasie
n nampak gelisah
Nyer
i tekan di abdomen
TTV
:
TD : 90/60 mmHg
N : 80 x / menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 39,6oC
2 DS :
Pasien mengatakan badannya Mual muntah Kekurangan
lemah. volume cairan
DO :
Pasie
n terlihat sering muntah-muntah
± 5 x sehari.
Pasie
n tampak gelisah.
TTV
:
24
TD : 90/60 mmHg
N : 80 x / menit
RR : 20 x / menit
Suhu : 39,6oC
25
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1 Kekurangan volume Kebutuhan cairan Awasi masukan dan haluaran, karakter dan Memberikan indikator langsung
cairan berhubungan terpenuhi jumlah faeces, perkirakan kehilangan yang tak keseimbangan cairan, kehilangan cairan
dengan mual, muntah, terlihat. paling besar terjadi pada ileustomi, tetapi
demam dan atau diforesis secara umum tidak lebih dari 500-800 ml/hari.
Pantau tanda vital dan observasi tingkat Menunjukkan status hidrasi/kemungkinan
kesadaran dan gejala syok kebutuhan untuk peningkatan penggantian
cairan
Observasi kulit kering berlebihan dan Memberikan informasi tentang volume
membran mukosa penurunan turgor kulit, sirkulasi umum dan tingkat hidrasi.
pengisian kapiler lambat.
Observasi abdomen terhadap Edema dapat terjadi karena perpindahan
ketidaknyamanan distensi, nyeri. cairan berkenaan dengan penurunan kadar
albumin serum/protein.
Auskultasi bising usus, 1 jam setelah Indikator langsung dari hidrasi/perfusi
makan, laporkan tak adanya bising usus. organ dan fungsi.
Pantau elektrolit, Hb dan Ht Memberikan pedoman untuk penggantian
cairan.
Siapkan untuk pembedahan sesuai indikasi.
2 Nyeri berhubungan Rasa nyeri teratasi atau Pertahankan tirah baring pada posisi yang Intervensi dini pada kontrol nyeri
dengan distensi abdomenq terkontrol nyaman. memudahkan pemulihan otot/jaringan dengan
Kaji lokasi, berat dan type nyeri (skala 0- menurunkan tegangan otot dan memperbaiki
10) sirkulasi.
Pantau tanda-tanda vital Intervensi dini pada kontrol nyeri
Berikan tindakan kenyamanan memudahkan pemulihan otot/jaringan dengan
Berikan periode istirahat terencana menurunkan tegangan otot dan memperbaiki
26
Auskultasi bising usus sirkulasi.
Berikan dan anjurkan tindakan alternatif Faktor psikologis dan nyeri dapat
penghalang nyeri. meningkatkan tegangan otot, posisi tegak
meningkatkan tekanan intra abdomen, yang
dapat membantu dalam berkemih.
Menurunkan masalah yang terjadi karena
mobilisasi
Menurunkan menelan udara dan distensi.
27
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Hari/Tgl Implementasi Paraf
Dx
Selasa, 1
14-10-2008
08.00 Wib 1. Memantau
masukan dan keluaran, karakteristik dan
jumlah faeces, perkiraan kehilangan yang tak
12.00 Wib terlihat.
2. Mengukur TTV
Respon pasien : mau dilakukan pemeriksaan
14.00 Wib TTV.
3. Mengobservasi
kulit kering berlebihan dan membran mukosa
penurunan turgor kulit.
4. Mengobservasi
17.00 Wib abdomen terhadap ketidaknyamanan distensi,
nyeri.
5. Melakukan
auskultasi bising usus
6. Memantau
elektrolit, Hb dan Ht
Rabu 2
15-10-2008
08.00 Wib 1.
Mempertahankan tirah baring pada posisi yang
nyaman.
2.
Mengkaji lokasi, berat dan type nyeri.
3.
Memantau TTV
4.
Memberikan tindakan kenyamanan pada pasien
5.
Memberikan periode istirahat terencana.
6.
Mengauskultasi bising usus.
7.
Memberikan dan menganjurkan tindakan
alternatif penghalang nyeri.
28
29
EVALUASI
No.
Evaluasi Paraf
Dx
1 S : Klien mengatakan badannya lebih terasa bertenaga
TTV normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 S : - Pasien mengatakan sudah dapat berjalan ke WC
- Merasa lemah
dibantu
BAB IV
30
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
tipe pokok ileus : ileus obstruktif dan ileus paralitik. Obstruksi terjadi karena
secara normal.
4.2. Saran
keperawatan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia Anderson, dkk. 2005. Patofisiologi Edisi Keenam Volume 2. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.
Sjamsuhidajat R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Kedua. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
32