BAB I
PENDAHULUAN
A.Dasar
Penyusunan makalah ilniah adalah kegiatan belajar mengajar yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengungkapkan penalaran secara komprehensif melalui tulisan sesuai dengan
ruang lingkup dan tanggung jawab profesinya. Melalui penulisan makalah ilmiah ini pula dapat
dimiliki kemampuan daya analosos dan sintesispeserta didik dalam menghadapi situasi nyata serta
kemampuan dalam menerapkan teori – teori yang diperolehnya di kelas dalam menghadapi suatu
masalah dan pemecahannya.
Bentuk makalah ilmiah ini adalah suatu laporan studi kasus,yaitu laporan pengalaman secara nyata
dilapangan bagi mahasiswadalam menerapkan ilmu atau teori teori yang diperoleh dikelas selama
pendidikan .Penekanan utama pengambilan judul makalah ,diarahkan kepada asuhan keperawatan
klinik dan keluarga baik di Rumah Sakit maupun di masyarakat.Isi makalah terdiri dari 5 Bab yang
meliputi bab pendahuluan,ban tinjauan teori,bab tintauan kasus,bab pembahasan,bab kesimpulan
dan saran.
Pada akhirnya makalah ilmiah ini disajikan dan dipertanggungjawabkan di depan penguji,pada
waktu yang telah ditetapkan sesuai jadwal kegiatan pendidikan.
B.Tujuan
Umum :
Mahasiswa dapat mengungkapkan pola pikir ilmiah dalam menyelesaikan masalah kesehatan klien
yang dihadapi secara komprehensif.
3
Khusus :
Mahasiswa mampu :
1.Menerapkan teori dan pengetahuan secara komprehensif
2.Mengidentifikasi masalah aktual dalam bidang keperawatan
3.Menggunakan metodologi pemecahan masalah secara ilmiah
4
BAB II
Pada Bab ini akan diuraikan tentang sistematika penulisan makalah sebagai berikut
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini disusun untuk memberi gambaran tentang isi makalah secara keseluruhan. Bab
pendahuluan dibagi menjadi sub-sub bab yaitu latar belakang, tujuan penulisan, metode dan
sistematika penulisan.
A. Latar belakang
Pada latar belakang ini mengemukaan semua permasalahan – permasalahan yang melatar
belakangi pengambilan kasus, isi latar belakang meliputi fakta-fakta maupun data, yang
disajikan dari yang sifatnya umum (luas),semakin lama semakin spesifik mengkait pada kasus
yang dirawat dan diakhiri dengan perumusan masalah.
1. Insiden penyakit hepatitis secara umum (teori dan dirumah sakit ) .Prosentasi kasus
hepatitis yang dirawat dibandingkan dengan kasus pencernaan lainnya.
2. Masalah-masalah yang dapat terjadi pada klien dengan hepatitisdan keterkaitan perawat
dalam penanggulangan masalah yang terjadi pada klien dengan hepatitis,baik yang dilihat
dari aspek promotif ,preventif ,kuratif,dan rehabilitatif .
3. Berdasarkan uraian diatas ,maka penulis ingin mengetahui bagaimana asuhan keperawatan
pada klien hepatitis dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
5
B. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan pada dasarnya adalah harapan yang ingin dicapai atau diketahui oleh
penulis ..Tujuan yang dimaksud harus sesuai dengan judul dan permasalahan.
Contoh :
Rumusan masalah: bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan hepatitis dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan? maka tujuan utama penulisan makalah ilmiah
ini adalah untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien hepatitis dengan menggunakan proses keperawatan.
2. Menganalisa data yang ditemukan pada klien hepatitis untuk merumuskan diagnosa
keperawatan.
7. Mengidentifikasi adanya kesenjangan asuhan keperawatan antara teori dan kasus serta
justifikasinya.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup menerangkan batasan penulisan makalah ilmiah sesuai dengan asuhan
keperawatan yang diberikan pada klien yang dilakukan selama 3 hari dengan mencantumkan
waktu pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan tersebut .
Contoh: penulisan makalah ini merupakan pembahasan pemberian asuhan keperawatan pada
klien Tn X dengan hepatitis di ruang perwtn paviliun Darmawan Lantai VI RSPAD Gatot
6
Soebroto Jakarta yang dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 1 sampai dengan 3 April 2019.
D. Metode
Yang dimaksud dengan metode penulisan karya tulis ilmiah ini adalah pendekatan yang
digunakn dalam menghimpun data atau informasi. Karya tulis ilmiah ini merupakan laporan
pengalaman mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus yang dirawat
selama tiga hari.Dalam metode ini disebutkan juga bagaimana penulis memperoleh data atau
informasi ( misalnya wawancara,,observasi,pengukuran,angket,dll) dan tujuan serta sumber
data.
Contoh:
1. Metode deskriptif, tipe studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan. Tehnik yang
digunakan dalam pengumpulan data dengan cara wawancara, angket, observasi dan
pemeriksaan fisik. Sumber data yang digunakan adalah data primer diperoleh langsung
dari klien sedangkan data sekunder diperoleh dari keluarga, tenaga kesehatan, dokumen
hasil pemeriksaan penunjang lainya (pilih yang digunakan).
2. Studi Kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan asuhan
keperawatan yang diberikan pada klien.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan garis-garis besar isi karya tulis dimulai dari Bab satu sampai
dengan bab lima.Jelaskan isi masing-masing Bab atau atau sub bab dengan cara naratif.
Contoh :
Bab tiga : Tinjauan Kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
Implementasi dan evaluasi.
Bab empat : Pembahasan yang dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
7
Bab inin berisikan teori teori yang relevan dengan kasus yang dirawat .Teori – teori ini ditulis
dan disusun secara singkat dan jelas,terkait dengan judul dan akan digunakan sebagai rujukan
atau acuan pada waktu pembahasan .Apabila kasus yang dipilih menyangkut asuhan
keperawatan klien dirumah sakit ,maka bab ini berisikan :
A. Pengertian
Pada sub bab ini dituliskan pengertian penyakit berdasarkan literature,apabila pengertian ini
diambil dari beberapa literature harus ada suati kesimpulan dari penyakit tersebut .
B. Patofisiologi
Penulisan patofisiologi ini dituliskan dari etiologi,proses terjadinya penyakit sampai timbulnya
gejala dan komplikasi.Dalam penulisan patofisiologi ini harus berdasarkan literature (tidak
memindahkan literature,menggunakan beberapa refrensi dan menggunakan bahasa sendiri ).
C. Penatalaksanaan ( Medis,Keperawtan,Diet )
D. Pengkajian
Meliputi factor predisposisi dan factor presipitasi berdasarkan kasus dan manifestasi klinis
serta pemeriksaan diagnostic yang menunjang ( pada penulisan pemeriksaan diagnostik bukan
hanya jenis pemeriksaanya,tetapi hasil dari pemeriksaan secara teori.).Dalam penulisan
pengkajian ini juga harus berdasarkan literature.
Contoh :
Pengkajian pada klien dengan hepatitis menurut Doengoes (2000) & Barbara,(2001 )
diperoleh data sebagai berikut :
1. Sistem Penglihatan
2. Sistem Pencernaan
8
E. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan data yang ada pada pengkajian teori dan diambil dari inti beberapa buku
referensi ( diagnosa keperawatan ini menurut siapa)
Contoh ;
Diagnosa Keperawatan berdasarkan analisa data menurut Nanda (2018) ditemukan diagnosa
keperawatan sebagai berikut :
F. Perencanaan
Perencanaan ditulis sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ada pada teori mencakup
tujuan, criteria evaluasi dan rencana tindakan untuk setiap diagnosa keperawatan (evaluasi
sudah tercakup dalam criteria evaluasi)
Contoh :
Tujuan :………………..
Krteria Evaluasi :1
Intervensi:
Bab ini menuliskan pengalaman nyata yang dilakukan mahasiswa, selama 3 hari merawat
klien mulai dari kegiatan pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan
9
evaluasi (menggambarkan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, dan hari ke-4 dilakukan
evaluasi). penulisanya secara sistematis dan jelas meliputi :
A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat keperawatan
1) Pola nutrisi
2) Pola eliminasi
3) dst
3. Pengkajian Fisik
a. Sistem penglihatan
b. Sistem pendengaran
c. Dst
4. pemeriksaan penunjang
5. Penatalaksanaan
6. Resume
- Data focus pertama kali klien masuk rumah sakit ,sampai sebelum penulis melakukan
pengkajian.
7. Data Fokus
Data- data yang menunjang untuk dilakukan analisa,termasuk data- data yang menentukan
diagnosa keperawatan meliputi data-data abnormal dan normal untuk menunjang masalah
resiko dan potensial diambil dari kesimpulan data dasar terdiri dari data subyektif dan obyektif
( data yang ditulis dalam data focus harus ada didalam pengkajian data dasar )
8. Analisa data
Analisa data dibuat dalam bentuk kolom.Data yang dianalisa adalah data yang berdasarkan
data focus dan dikelompokan sesuai dengan data penunjangnya terdiri dari data subyektif dan
data obyektif.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditulis berdasarkan hasil analisa data dan disusun menurut prioritas
masalah/diagnosa keperawatan dan dituliskan tanggal ditemukan ( tidak perlu dituliskan data
subyektif dan data obyektif ).
C. Perencanaan
11
Perencanaan tindakan dibuat sesuai dengan diagnosa keperawatan dan disusun untuk setiap
diagnosa keperawatan yang meliputi tujuan dan criteria ( SMART ), serta intervensi.Rencana
tindakan keperawatan baik tindakan independent dan kolaborasi disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan.Dalam menyusun rencana tindakan harus sistematis ( dari tindakan mandiri
kemudian tindakan kolaborasi ),operasional ( bisa dilakukan semua perawata ),menggunakan
kalimat perintah,dan ditulis nomor urut intervensi.
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan mengacu pada waktu yang ditetapkan dalam tujuan.Evaluasi menggunakan
SOAP dan dilakukan pada setiap diagnosa yang ditemukan sesuai kasus.Dalam
pendokumentasian evaluasi dituluskan no diagnosa keperawatan, tanggal, pukul, evaluasi klien
terdiri dari S: Subyektif dan O : Obyektif yang mengacu pada criteria hasil, sedangkan A :
(Assesment/analisa ) adalah kesimpulan terhadap hasil analisa dengan membandingkan hasil
yang diperoleh dengan criteria hasil untuk menilai sejauh mana pencapaian tujuan.( Tujuan
tercapai, masalah teratasi; tujuan belum tercapai masalah belum teratasi, tujuan tercapai
sebagian,masalah belum teratasi ). P adalah perencanaan, ditulis rencana dihentikan bila tujuan
tercapai, bila tujuan tercapai sebagian dan rencana tindakan tidak seluruhnya dilaksanakan
maka dituliskan nomor intervensi yang dilakukan dan bila dimodifikasi apa modifikasinya
langsung ditulis.
Contoh :
Untuk poin C,D,E bila ditulis narasi digabungkan dan diberikan pengantar pada sub bab, bab
ini akan diuraikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi untuk setiap diagnosa keperawatan
secara tuntas.
12
A. Pengkajian
Membahas ketidaksesuaian hasil pengkajian secara teori dan kasus mencakup etiologi,factor
predisposisi dan presipitasi,manifestasi klinik, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan
medis. Yang dibahas adalah perbedaan antara teori dan kasus dan kemukakan alasan secara
rasional dan identifikasi factor penunjang dan penghambat pada pengkajian, bila menemukan
hambatan dalam pengkajian apa alternative penyelesaian hambatan tersebut.
B. Diagnosa Keperawatan
Membahas kesenjangan antara teori dan kasus,yang dibahas adalah perbedaan diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada kasus dan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada
teori ,kemukakan alasannya secara rasional sesuai patofisiologi.Identifikasi factor penunjang
dan penghambat bila menemukan hambatan apa alternative penyelesaiannya.
C. Perencanaan
Membahas prioritas masalah sesuai dengan teori atau tidak,bila tidak kemukakan rasionalnya,
kesenjangan tujuan dan criteria antara teori dan kasus, perbedaan rencana tindakan pada teori
dan kasus,juga membahas factor penunjang dan penghambat didalam perencanaan serta
penyelesaiannya.
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
13
Membahas tentang evaluasi yang dilakukan pada setiap diagnosa keperawatan. Bila diagnosa
keperawatan tidak teratasi sesuai dengan rencana kemukakan alasanya. Identifikasi factor
penunjang dan penghambat (pendokumentasian hasil tindakan untuk setiap diagnosa
keperawatan. Apabila ada hambatan apa jalan keluarnya.
A. Kesimpulan
3. Perencanaan ,inti dari aspek-aspek yang menonjol pada pembahasan rencana tindakan.
5. Evaluasi, inti dari aspek aspek yang menonjol pada pembahasan evaluasi .
B. SARAN
2. Saran dapat berupa perbaikan atau mempertahankan apa yang sudah baik
Ditujukan pada klien, Rumah Sakit,teman sejawat berdasarkan hal-hal yang telah dimuat dan
bersifat operasional ( dapat diaplikasikan ).
14
BAB III
Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki format penulisan tertentu
untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah. Uraian di bawah ini membahas format
penulisan karya tulis ilmiah berupa penulisan makalah ilmiah. Namun beberapa poin penting dalam
format penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam paper/makalah, artikel dalam jurnal
ilmiah, dan lain sebagainya.
B. Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sebagai berikut:
1. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti MS Word, Excel,
dan lain-lain.
2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman denganUkuran 12 kecuali
untuk:
a. Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft cover), yang
menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran
font mulai 12 sampai 16 .
b. Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.
3. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub sub- bab), memberi
penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
4. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah,
memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul yang hirarkhinya tidak
setingkat), dan sejenisnya. Judul subsub-sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf
miring dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan
15
C. Penomoran Halaman
Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman awal, halaman judul bab,
halaman teks utama, dan lain sebagainya, adalah sebagai berikut:
1. Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan,
abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar
lampiran) diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan
ditempatkan di tengah bagian bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap
dihitung.
2. Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka diberi nomor
halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya). Nomor halaman ditempatkan di
sebelah kanan atas, kecuali bab baru yang tidak diisi nomor halaman.
3. Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang disajikan menurut
kelompoknya tanpa diberi nomor halaman. Contoh: Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Peta Desa Harapan Baru
19
1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka spasi yang digunakan
adalah satu spasi. Baris terakhir judul terletak dua spasi di atas garis batas atas tabel.
2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor tabel terdiri
dari dua bagian, bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat tabel itu
dimuat, dan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu. Contoh:
Tabel 2.5 menunjukkan bahwa tabel itu ada di BAB II dan tabel urutan
kelima pada bab itu.
i. Tabel yang memerlukan kertas yang lebih besar dari halaman naskah dapat
diizinkan, tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika dilipat satu kali sudah mencapai
ukuran halaman naskah yang dimasukkan dalam teks.
j. Dalam setiap tabel tentang data, di bawah tabel tersebut harus dicantumkan
sumbernya dengan ukuran huruf (font) 10 dengan spasi tunggal (lihat Lampiran).
20
2. Gambar
a. Yang dimaksud dengan gambar adalah bagan, grafik, peta, diagram, atau foto.
b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian rupa sehingga garis batas tersebut tidak
melampaui batas tepi kertas.
c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan
pengetikan; sedangkan untuk gambar kecil yang tampilannya menjadi kurang bagus
kalau diperbesar, atur ukuran dan posisinya agar simetris dengan batas tepi halaman (tidak
sejajar, tapi jarak ke tepi kiri dan kanan sama).
d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar, dengan ketentuan:
1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih, spasi yang digunakan
adalah spasi tunggal. Baris terakhir judul terletak dua spasi di atas gambar.
2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor gambar
terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menunjukkan nomor bab tempat
gambar itu dimuat, sedangkan bagian kedua menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu.
Contoh: Gambar 2.1 menunjukkan bahwa gambar tersebut adalah gambar urutan
pertama pada Bab II.
e. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih besar dari halaman naskah disajikan
sebagai lampiran.
f. Jika ada keterangan gambar, keterangan tersebut ditulis pada tempat kosong di bawah
gambar (tidak diletakkan di halaman lain).
21
BAB IV
PENGGUNAAN BAHASA
Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat krusial dalam penulisan karya
ilmiah. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan oleh penulis skripsi bisa dipahami oleh
pembaca. Oleh karenanya, gunakan bahasa yang baik dan benar.Ketentuan penggunaan
bahasa dalam penyusunan karya ilmiah adalah sebagai berikut:
2. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku sebagaimana termuat dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
3. Kalimat yang dibuat mesti lengkap, dalam arti ada subyek, predikat, obyek dan/atau
keterangan.
4. Satu paragraf terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat inti dan kalimatpenjelas.
5. Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah diIndonesia-kan.
6. Istilah (terminologi) asing boleh digunakan jika memang belum ada padanannya dalam
bahasa Indonesia atau bila dirasa perlu sekali (sebagai penjelas/konfirmasi istilah, diletakkan
dalam kurung), dan diketik dengan menggunakan huruf miring.
7. Kutipan dalam bahasa asing diperkenankan namun harus diterjemahkan atau dijelaskan
maksudnya, dan ditulis dengan huruf miring (italic).
8. Hal-hal yang harus dihindari:
a. Penggunaan kata ganti orang pertama atau orang kedua (saya, aku, kami, kita, kamu).
Pada penyajian ucapan terima kasih di bagian Kata Pengantar, istilah “saya” diganti
dengan “penulis”.
b. Menonjolkan penulis dalam menguraikan penelitian.
c. Pemakaian tanda baca yang tidak tepat.
d. Penggunaan awalan di dan ke yang tidak tepat (harus dibedakan dengan fungsi di dan
ke sebagai kata depan).
e. Memberikan spasi antara tanda hubung atau sebelum koma, titik, titik koma, titik
dua, tanda tanya, tanda kurung, dan sejenisnya.
f. Penggunaan kata yang kurang tepat pemakaiannya dalam penulisan karya ilmiah.
22
Beberapa contoh kesalahan yang sering di jumpai dalam penyusunan karya ilmiah beserta
koreksinya sebagai berikut :
Benar:
Menurut Ichlasul Amal (1994), pemerintah Indonesia menghadapi dilema dalam
melakukan desentralisasi dan demokratisasi.
Benar:
Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia menghadapi
dilema dalam melakukan des entralis as i dan demokratisasi.
Benar:
Sistem pemerintahan di tingkat desa telah disempurnakan. Dilihat dari perspektif
politik, Kepala Desa yang dipilih langsung memiliki posisi tawar yang lebih besar
dibanding Kepala Desa yang ditunjuk. Karenanya, arus aspirasi otonom dari bawah
ke atas mengalir deras.
23
Benar:
Kecamatan Long Iram terdiri dari beberapa desa, yang sebagian di antaranya
tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.
Salah:
Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting behaviour dalam
pemilihan umum?.
Benar: (tanpa spasi sebelum tanda tanya, tanpa titik setelah tanda tanya)
Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting behaviour
dalam pemilihan umum?
24
Contoh 7: Jika-maka
Salah:
Jika pemerintah pusat tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga
otonomi polittik. Maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam menyelesaikan
persolan-persoalan di daerahnya.
Benar:
Jika pemerintah tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga otonomi
politik, maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam penyelesaikan persoalan-
persoalan di daerahnya.
16
BAB V
Mentaati etika ilmiah dalam pengutipan dengan menyebutkan sumber kutipan akan
menghindarkan diri dari perbuatan melakukan plagiasi atau plagiarisme. Bab ini
membahas jenis-jenis kutipan dan ketentuan penyebutan sumber rujukan, yang di dalamnya
meliputi pembahasan cara-cara pengutipan.
A. Jenis-Jenis Kutipan
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil karya, atau
pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya (yang dikutip).
Dalam merujuk sumber kutipan di teks utama, sebutkan referensinya dengan menulis nama
pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halamannya.
a. Jika jumlah kata kutipan tidak lebih dari tiga baris, kutipan tersebut diketik dengan
jarak dua spasi dan diberi tanda petik. Contoh:
Ratnawati (2006:148) menegaskan bahwa “Hasil pemilu 1999 dan pemilu 2004
secara gamblang menunjukkan bahwa PDI-P leading di Kabupaten Bantul.”
b. Jika jumlah kata kutipan lebih dari tiga baris, kutipan diketik pada garis baru,
sejajar dengan awal alinea baru, berjarak satu spasi, dan tanpa tanda petik:
negara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan (kecil) yang kira-
kira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda dari
satu negara ke negara lain, misalnya di Inggris jumlah penduduknya
kira-kira 500.000 orang dan India lebih dari 1 juta orang. Karena satu
distrik hanya berhak atas satu wakil, maka calon yang memperoleh suara
pluralitas (suara terbanyak) dalam distriknya menang.
17
Atau (jika huruf “n” kecil dalam kata “negara” diganti dengan huruf “N” besar dalam kata
“Negara”):
c. Jika kutipan memakai bahasa asing, kutipannya ditulis dalam huruf miring. Contoh:
d. Jika mengutip bukan dari buku/sumber aslinya, melainkan dari pengarang lain
(mengutip sebuah kutipan), maka tambahkan kata “dalam” ketika menyebut
referensinya. Contoh: Afan Gaffar menulis sebuah buku dan di dalam bukunya ia
mengutip pendapat Giovanni Sartori; penulis skripsi kemudian mengutip pendapat
Sartori yang terdapat dalam buku Gaffar tersebut; maka penulisan referensinya
adalah sebagai berikut:
17
18
Atau:
Seorang pakar ilmu politik, yang banyak mengamati perilaku partai politik,
mengatakan bahwa “[t]he hegemonic party system neither allows for a formal
nor a defacto competition for power. Other parties are permitted to exist, but
as second class, licensed parties” (Sartori, dalam Gaffar 1992:37).
Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara dalam mengutip
secara tidak langsung. Pertama, dengan meringkas, menyimpulkan, atau merujuk
pokok-pokok pikiran orang lain. Contoh: Penyusun skripsi yang meringkas atau merujuk
pokok-pokok pikiran (pendapat) Huntington tentang gelombang demokratisasi di dunia ini
dalam bukunya The Third Wave of Democratization:
Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa dibagi menjadi tiga
periode, yakni demokratisasi gelombang pertama yang berlangsung
antara 1828-1926, demokratisasi gelombang kedua yang terjadi antara 1943-1962,
dan demokratisasi gelombang ketiga yang dimulai dari tahun 1974 sampai
tahun1990-an (Huntington 1991). Mengingat sekarang masih banyak rejim-rejim
otoriter, apakah akan ada gelombang demokratisasi keempat?
Kalimat paraphrasenya:
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan
umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki variannya
sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah pemenangnya—yang akan menjadi
wakil di parlemen—adalah satu orang, sedangkan dalam sistem proporsional
jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah pemilihan adalah beberapa
orang sesuai dengan proporsi perolehan suaranya (Budiardjo 1982:4).
Rozi dan beberapa ahli mengamati bahwa meluasnya pertikaian antar masyarakat
beberapa saat setelah Orde Baru tumbang dikarenakan “gagalnya upaya-upaya
penghentian kekerasan atau dalam beberapa kasus tampak adanya indikasi
‘pembiaran’ oleh aktor-aktor Negara” (Rozi et al. 2006:5).
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan
umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki variannya
sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah pemenangnya—yang akan
21
menjadi wakil di Dewan Perwakilan Rakyat—adalah satu orang, sedangkan
dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah
pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan
suaranya (Budiardjo 1982). Mengenai sistem mana yang lebih cocok untuk
diterapkan di suatu negara, hal ini tergantung dari sejarah negara yang bersangkutan,
kesiapan penduduk, geografi wilayah, dan lain sebagainya (Gaffar 1999).
3. Jika suatu tulisan mempunyai dua atau tiga penulis, gunakan kata “dan “ dalam teks
tetapi gunakan simbol “&“ dalam rujukan referensi langsung (running notes).
Contoh 1:
Max Weber telah meletakkan prinsip-prinsip dasar birokrasi yang rasional agar
bisa melayani masyarakat dengan baik. Namun birokrasi yang gemuk dan
kompleks, bisa menimbulkan masalah. Dalam pandangan Osborne dan Plastrik
(2001), birokrasi yang gemuk dan lamban perlu dipangkas agar lebih efisien dan
lincah dalam merespon permintaan layanan dari masyarakat.
Contoh 2
Dalam pandangan Osborne dan Plastrik, birokrasi yang gemuk dan lamban perlu
dipangkas agar lebih efisien dan lincah (Osborne & Plastrik 2001). Upaya-upaya
seperti ini bisa mendorong penciptaan akuntabilitas dan responsibilitas birokrasi
(Thoha 2006).
Contoh 3:
4. Untuk dua sampai tiga pengarang, sebutkan nama mereka semuanya (misalnya:
Torgerson, Andrew & Smith 2001), sedangkan untuk empat atau lebih penulis,
gunakan ”et al.” (misalnya: Rozi et al. 2001).
5. Untuk mengutip lebih dari satu tulisan yang ditulis oleh seorang penulis,
gunakan huruf kecil “a, b, c” untuk mengidentifikasi tulisan yang dipublikasikan
pada tahun yang sama oleh penulis yang sama. Contoh: ”(Thompson 2000a)” dan
”(Thompson 2000b)”. Kemudian gunakan ”2000a” dan ”2000b” untuk tahun
terbitnya dalam Daftar Pustaka.
6. Jika penulisnya adalah korporat, lembaga, atau organisasi yang namanya cukup panjang,
nama lengkap dari korporat, lembaga, atau organisasi ini ditulis ketika pertama kali
disebut dan singkatannya diletakkan dalam tanda kurung. Untuk selanjutnya,
penyebutannya cukup singkatannyasaja. Penulisan referensi dalam running notes
adalah singkatannya. Contoh:
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific
(UNESCAP) memakai terminologi “governance” dalam beberapa konteks,
seperti corporate governance, national governance, dan local governance
(UNESCAP 2005). Pemakaian istilah “governance“ dalam beberapa konteks
oleh UNESCAP ini kemudian dirujuk oleh banyak ahli (lihat Holtz 2002, Conyon
2008, Lee & Yoo 2008, Bauwhede & Willekens 2008).
a. Majalah:
b. Koran:
8. Sumber Online
a. Sebuah sumber online dikutip dengan cara yang sama seperti sumber
yang dicetak, yakni dengan mencantumkan nama penulis/organisasi,
nama website, atau pemilik website diikuti oleh tahun publikasi dan tanggal
akses (URL-nya dicantumkan di Daftar Pustaka).
b. Jika hanya ada nama penulis/organisasi tanpa tahun terbit, cantumkan tahun terbit
dengan n.d. (no data) dan tanggal akses (URL-nya dicantumkan di Daftar
Pustaka). Contoh:
2) Bila URL-nya relatif panjang, cantumkan URL dan tanggal akses pada catatan
kaki (footnote) dengan ukuran huruf 10. Contoh penulisan: lihat Bab III
huruf B nomor 3 pada Bagian Pertama buku ini.
Kegiatan illegal logging di wilayah ini sudah sangat parah, dan upaya
untuk membasminya seperti menegakkan benang basah. Banyak pihak
yang terlibat, mulai dari oknum-oknum aparat sampai masyarakat sendiri.
Semuanya punya alasan atau logikanya sendiri-sendiri mengapa
mereka tetap melakukan, mendukung, atau menutup mata atas
kegiatan tersebut. Jika hutan itu nanti tandus, apa yang masih bisa kita
wariskan kepada anak cucu kita? (Suparlan, wawancara, 21 Juli 2007).
Ada perbedaan pendapat tentang hal ini. Sekretaris Desa, Budi Rahman,
mengatakan bahwa semua prosedur sudah dilakukan (wawancara, 12 Mei
2007), sementara seorang tokoh masyarakat, Fadjar Susanto, mengatakan bahwa
masih ada prosedur yang belum dilakukan (wawancara, 24 Juni 2007).
Di desa yang kelihatannya damai, tentram, dan sejuk ini, situasinya sebenarnya
seperti bara dalam sekam dan berpotensi terjadinya konflik frontal. Menurut
seorang tokoh masyarakat, Budiarso, konflik yang terpendam ini sudah terjadi
sejak lama (komunikasi personal, 12 Maret 2008). Narasumber lain menjelaskan,
pemicu ketegangan tersebut adalah persaingan pribadi antara dua mantan calon
Kepala Desa, yang memakai isu etnis dalam memobilisasi massanya (Anonim,
komunikasi personal, 27 Mei 2008). Hal ini dikonfirmasi oleh seorang peneliti
dari Italia yang sudah lama tinggal di desa itu (Jenny Eghenter, komunikasi
personal, 3 Juni 2008).
27
BAB VI
A. Ketentuan Umum
Ketentuan-ketentuan umum penulisan Daftar Pustaka dalam sebuah karya ilmiah adalah
berikut:
5. Ketik baris pertama dari setiap referensi rata kiri, dan baris selanjutnya masuk ke
dalam (hanging) satu sentimeter atau lima spasi.
7. Jika referensi dalam Daftar Pustaka terdiri dari berbagai kategori (buku, dokumen-
dokumen, koran/majalah, sumber internet, dsb), kelompokkan referensinya sebagai
berikut:
a. Untuk buku-buku, jurnal, proceedings, laporan penelitian, diktat, dan sejenisnya,
tidak perlu diisi nama kategori (referensi utama)
b. Masukkan referensi berupa Undang-Undang, Peraturan, SK, dokumen-
dokumen, Berita Acara, dan sejenisnya dalam kategori: Dokumen-Dokumen.
c. Masukkan referensi yang berasal dari majalah, koran ke dalam kategori:
Majalah [jika hanya berisi sumber dari majalah], Koran [jika hanya berisi
sumber dari], atau Majalah/Koran [jika berisi sumber dari majalah dan koran].
d. Masukkan referensi yang berasal dari internet dalam kategori: Sumber
Internet.
e. Dan kategori lainnya (bila dianggap perlu)
28
B. Ketentuan Khusus:
Ketentuan-ketentuan khusus dalam penulisan Daftar Pustaka dijelaskan dalam uraian berikut:
c. Buku yang dikarang oleh dua atau tiga pengarang, penulisannya sebagai berikut
berikut:
d. Jika sebuah buku mempunyai empat atau lebih penulis, cantumkan penulis
pertama, diikuti dengan et al. untuk mengindikasikan penulis lainnya:
e. Jika sebuah buku terdiri tiga pengarang atau lebih dan ada pengarang yang namanya
terdiri dari satu kata (tanpa nama keluarga/belakang), maka penulisannya memakai
tanda titik koma (;) untuk membedakan pengarang satu dengan lainnya. Contoh:
Atau:
g. Jika referensi pertama adalah seorang pengarang dengan karya ilmiah yang dibuat
sendiri, dan dalam referensi kedua pengarang ini membuat karya ilmiah dengan
orang lain, maka referensi kedua ditulis dengan “_____, dan pengarang lain”
(garis bawah panjang [koma] dan pengarang lain). Contoh:
Collier, Paul. 1998. “On the Economic Consequences of Civil War.” Dalam
Oxford Economic Papers 51 (1999, 168- 83). Washington DC: The
World Bank.
Dengan pola penulisan yang sama, referensi di Daftar Pustaka bisa seperti di bawah
ini:
Collier, Paul. (1998). “On the Economic Consequences of Civil War.” Dalam
Oxford Economic Papers 51 (1999, 168- 83). Washington DC: The
World Bank.
h. Referensi dengan pengarang yang sama dan tahun terbit yang sama disusun
30
secara alfabetis dan ditandai dengan huruf kecil (a, b, c) tepat setelah tahun.
BPS Kutai. (2000)a. Kecamatan Long Bagun Dalam Angka 2000 (Long Hubung
Sub District in Figure 2000). Tenggarong: Badan Pusat Statistik Kabupaten
Kutai.
_____. (2000)b. Kecamatan Long Hubung Dalam Angka 2000 (Long Bagun Sub
District in Figure 2000). Tenggarong: Badan Pusat Statistik Kabupaten
Kutai.
i. Sebuah buku yang ditulis oleh korporat, lembaga atau organisasi disusun
seperti berikut :
The World Bank. (2007). Minding the Gaps: Integrating Poverty Reduction
Strategies and Budgets for Domestic Accountability. Washington:
The World Bank.
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific
(UNESCAP). 2008. Economic and Social Survey of Asia and the
Pacific 2008. Bangkok: UNESCAP
j. Untuk buku yang diedit, di dalam Daftar Pustaka referensinya disusun seperti
berikut:
Tahun terbit referensi untuk artikel dalam buku hanya ditulis satu kali (karena
umumnya sama), kecuali disebutkan bahwa tahun terbit artikel untuk pertama
31
kalinya (atau copyrightnya) berbeda dengan tahun terbit buku.
Braakman, Lydia, dan Edwards, Karen. n.d. The Art of Building Facilitation
Capacities [Videotape]. Bangkok, Thailand: RECOFTC
BAB VII
a. Sampul
Diwajibkan sama untuk setiap angkatan.Pada sampul dicetak judul makalah ilmiah
(paling atas), lalu berturut – turut kebawah logo akademi keperawatan, nama
mahasiswa lengkap dengan nomor induknya dan paling bawah adalah tempat
(misalnya: Akademi Keperawatan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto,
35
Jakarta 2011.
Contoh : lampiran 1
b. Halaman judul
c. Halaman persetujuan
Yaitu lembar yang berisi persetujuan dari Direktur dan pembimbing bahwa makalah
ilmiah diajukan untuk diujikan. Paling atas ditulis:
Makalah ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada ……………..” ini telah
disetujui untuk diujikan pda ujian sidang dihadapan tim penguji.
Empat spasi ditulis ‘ Pembimbing “ ,lalu enam spasi kebawah lagi nama
pembimbing.Delapan spasi dibawah nama pembimbing ditulis mengetahui Direktur
Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto dan enam spasi kebawah berikutnya
nama direktur .
Contoh :Lampiran 2
d. Halaman pengesahan
Yaitu: lembar pengesahan dari penguji.halaman ini disediakan dan diisi setelah
pelaksanaan ujian dari makalah ilmiah telah diperbaiki (bila diperlukan /bila ada
perbaikan)
Contoh : Lampiran 3
f. Halaman Motto
g. Abstrak
Merupakan ulasan singkat dari masalah yang dibahas ,alasan dan tujuan, metode yang
digunakan, dan implementasi dari hasil tersebut.Jumlah kata yang digunakan dalam
abstrak sebanyak 600 kata atau 2/3 halaman diketik Satu spasi diletakan sebelum kata
pengantar. Abstrak tidak perlu diberi indeks berarti tidak dicantumkan didaftar isi.
h. Kata Pengantar
Isinya menyampaikan maksud dan tujuan penyusunan makalah ilmiah, ucapan terima
kasih dan harapan-harapan manfaat makalah ilmiah bahkan permohonan kritik-kritik
yang membangun dari pembaca.Dengan adanya “kata pengantar” ini ,maka harus
diikuti pencantuman penulis dipojok bawah sebelah kanan sejauh empat spasi dari
baris terakhir.
i. Daftar Isi
Menggambarkan sistematika atau garis besar isi makalah ilmiah.Daftar isi ini gunanya
untuk memudahkan pembaca memperoleh bagian yang dikehendaki tanpa membuka
halaman perhalaman.daftar isi disusun teratur berurutan nomor halaman,dan memuat :
- daftar table
- Daftar gambar/ilustrasi
- Daftar Kepustakaan
- Lampiran
j. Daftar Tabel
37
Menggambarkan sistematika table yang ada. Daftar table diketik seperti daftar
isi,nomor table menggunakan huruf arab. Penomoran tabel sesuai dengan nomor bab.
Contoh : Tabel 2-1 artinya table yang kesatu yang terdapat di bab dua. Judul table
dalam daftar darus sama dengan judul pada tulisan, judul yang panjang sehingga
memerlukan baris di bawahnya diberi antara satu spasi dan masuk kedalam dimulai
pada ketuk kelima, antara judul table dengan judul table berikutnya diberi jarak dua
spasi.
k. Daftar Lampiran
Menggambarkan sistematika lampiran yang ada ,cara penulisannya sama dengan daftar
tabel .
Daftar ini dibuat dalam tulisan banyak singkatan atau simbul-simbul,tetapi bila hanya
beberapa saja maka arti kata – kata tersebut dapat langsung diterangkan pada catatan
kaki saja atau dengan mencantumkan tulisan lengkap terlebih dahulu lalu menuliskan
singkatannya didalam dua tanda kurung .
2. Bagian isi
Yang terdiri dari Bab I sampai dengan Bab V ,sebagaimana telah ditrangkan pada
bagian dua buku ini.
3. Bagian Penutup
a. Daftar Pustaka
Daftar pustaka yang digunakan meliputi 5 buah buku keperawatan dan 5 buah buku
penunjang dengan ketentuan terbit 10 tahun terakhir. Daftar ini memuat suatu daftar
yang yang lengkap tentang informasi /rujukan yang telah digunakan dalam
penyusunan makalah ini, meliputi semua bahan yang telah dikutip penulis, kecuali
bahan – bahan yang tidak diterbitkan dan tidak dapat diperoleh diperpustakaan,
sehingga pembaca tidak dapat menelusuri kembali.
Bahan seperti keterangan pribadi ,hasil diskusi dengan pembimbing, hand out, catatan
kuliah dan semua tulisan-tulisan yang tidak diterbitkan tidak dimasukan dalam daftar
pustaka. Namun bila ini dianggap penting sebagai
Semua buku dapat diterbitkan, majalah, bulletin, Koran dan sebagai pengecualian
skripsi, tesis dan hasil /laporan penelitian dapat damasukan disini, karena skripsi, tesis
ada diperpustakaan dan hasil penelitian juga disebarluaskan bahkan juga di
perpustakaan-perpustakaan.
b. Lampiran
Lampiran harus diberi nama dan nomor disudut kanan atas, dan didahului oleh suatu
halaman yang hanya perkataan yang memuat “lampiran” dan ditempatkan ditengah –
tengah halaman. Lampiran sebagaimana gambar dan tabel, dapat diindeks untuk
lampiran harus sama dengan kertas pada halaman lainnya, Bila lampiran berasal dari
guntingan kertas atau Koran dapat digunakan fotocopynya.
C. TEKNIK PENGETIKAN
1. Tehnik Pengetikan
b. Huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan font 12.
d. Lambang, huruf atau tanda yang tdk terdapat pada mesin tulis /computer ditulis
dengan rapi menggunakan tinta hitam.
e. Jika alat ketik /computer tidak menyediakan huruf kursif,huruf itu dapat diganti
dengan huruf biasa dengan diberi garis bawahnya.
f. Alenia baru tidak diberi indensi, tetapi jarak antar paragraph sebesar 2 kali jarak
antar garis /kalimat.
2. Jarak Tepi:
Ketikan terletik :
3. Nomor Halaman :
Halaman makalah rujukan diberi nomor urut dengan angka arab,dimulai dengan angka 1
dan seterusnya ( termasuk halaman rujukan dan lampiran ).Semua nomor halaman diketik
pada setiap halaman (kanan atas ).Sedangkan untuk bab baru nomor halaman ditulis
40
dibawah tengah.
a. Tabel harus diketik dengan menggunakan tipe huruf yang sama dengan yang
digunakan untuk mengetik keseluruhan naskah. Bila pengetikan tidak mungkin,
misalnya seperti lambing, huruf yunani,penulisan dilakukan dengan menggunakan
tinta hitam.
a. Judul diketikdengan huruf capital pada halaman baru, dengan jarak 5 cm dari tepi
atas,dan dengan jarak seimbang dari tepi kiri dan kanan ( ditengah ). Judul dicetak
tebal.
b. Sub judul : Huruf pertama ditulis dengan huruf capital, diawal dari tepi kiri,dan
dicetak tebal.
c. Anak sub-judul ditulis dari tepi sebelah kiri,setelah diindensi huruf pertamanya
diketik dengan huruf capital, dan dicetak tebal.Kalimat pertamanya merupakan
alinea baru.
6. Judul dalam tindakan yang lebih rendah, ditulis seperti pada c, diikuti langsung oleh
kalimat pertama.
Semua sumber pustaka yang dikutip (secar langsung atau tidak) dan dijadikan
rujukan harus disebutkan. Cara menyebutkan sumber itu antara lain dengan
menuliskan didalam kurung: nama pengarang, tahun publikasi dan (bila perlu )
halaman yang dikutip atau yang dijadikan rujukan, kecuali bila ada ketentuanlain
41
menurut kebiasaandalam suatu bidang ilmu tertentu
8. Makalah ilmiah
1. Untuk Bagian permulaan atau disebut juga bagian termalitas digunakan angka
romawi kecil.Halaman judul seharusnya bernomor “i” tetapi nomor ini tidak
dicantumkan,selanjutnya ii, iii,iv dan seterusnya diketik ditengah tengah bagian
bawah.
b. Semua nomor halaman menggunakan angka arab diketik pada tepi kanan 2,5 cm
dari tepi kertas dan 3 cm dari tepi kerta ssebelah kanan.
d. Tulisa “ BAB “ ditulis ditengah-tengah dengan jarak 2,5 cm ditambah 2 spasi dari
tepi atas dan judul bab diketik dua spasi dari tulisan “BAB” sedangkan isi dari
bab dimulai 4 spasi setelah judul.
g. Nomor halaman pada daftar kepustakaan merupakan nomor lanjutan dari isi
makalah ilmiah,dan tidak merupakan bab baru,
42
E. BAHASA
Dalam penulisan makalah ilmiah hendaknya digunakan bahasa Indonesia yang baku dan
ejaan yang telah disempurnakan.
Apabila terpaksa harus menggunakan kata asing atau istilah yang tidak lazim digunakan
dalam bahasa Indonesia,kata tersebut agar diketik dengan huruf ITALIK,yaitu huruf yang
dicetak miring.Bila tidak ada mesin ketik seperti itu dapat dicetak biasa dan diberi garis
bawah.
F. SISTIMATIKA
1. Alur atau sistematika berfikir dan penuanganya dalam bentuk tulisan, antara lain:
keterkaitan antar bab dengan bab lainnya, keterkaitan antara alenia dengan alenia
berikutnya dalam satu bab atau antara satu paragraph dengan paragraph berikutnya.
2. Konsistensi isi atau materi tulisan yang sedang dibuat, mulai dari judulnya,
permasalahannya, tujuan penulisan, analiasa atu pembahasannya sampai dengan
kesimpulan dan saran harus terkait dan berkesinambungan..
3. Susunan kata dalam kaliamat, kalimat dakam alenia, harus mengikuti kaidah bahasa
Indonesia yang baku.Suatu kalimat dari suatu paragrap baru tidak boleh diketik pada
halaman terpisah, kecuali bila cukup sedikitnya untuk 2 baris.
G. PEMISAHAN KATA
Pemotongan kata kadang kadang diperlukan karena memang tidak dapat dihindarkan,
misalnya untuk membuat tepi kanan menjadi rapih. Hal ini diperbolehkan asal
menggunakan kaidah yang berlaku (Indonesia maupun asing). Suatu kata pada baris
terakhir pada halaman tidak boleh dipotong.
43
H. ANGKA DAN SATUAN
Angka ataupun satuan agar tidak dituliskan pada permulaan kalimat. Apabila diperlukan,
maka tulislah huruf (tiga sentimeter, dst). Bila angka terlalu besar, misalnya : 10.000.000
tulislah menjadi 10 juta dan seterusnya.
Rujukan kepustakaan merupakan bagian dari artikel ilmiah. Penulisan rujukan bertujuan
membawa pembaca mengetahui sumber informasi penulis, menunjukan bahwa penulis
mengikuti perkembangan bidang yang ditekuninya, dan menunjukan rasa
hormat/terimakasih pada penulis yang pendapatnya dikutip.
Semua sumber rujukan,baik dalam teks (kutipan )maupun diluar teks, harus penulis
cantumkan dengan mengikuti kaidah berikut; Tidak mengadakan perubahan
(memperbaiki) teks yang dirujuk tanpa keterangan bahwa teks tersebut telah diubah
(gunakan kata (sic!) )segera setelah menulis kutipan yang tidak sesuai ), penghilangan
bagian yang dikutip dapat dilakukan dengan menggunakan tiga titik (…) asal tidak
mengakibatkan perubahan makna asli keseluruhan dan mempertahankan koherensi
paragraph antara kutipan dan pembahasan dalam paragraph tersebut.
2. Kutipan langsung yang singkat (kurang dari 40 kata ) berada dalam teks dan
diikuti oleh tanda kutip ganda.Kutipan yang terdiri 40 kata atau lebih tidak perlu
menggunakan tanda kutipan ganda namun kutipan ditulis pada baris baru dan masuk
lima spasi dari margin kiri.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Lampiran 1
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa
NIM
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
Jakarta,……………2014
Pembimbing makalah
………………………
Mengetahuai
Direktur Akademi Keperawatan
RSPAD Gatot Soebroto
……………………
48
Lampiran 3
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I
Nama penguji
Penguji II
Nama Penguji