KOLELITIASIS
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar III
Dosen Pengampu : Ns. Erny Yusnita, S.Kep., M.Kep
Disusun Oleh
PSIK Transfer- A
Anggota:
Kiki Anisah 1020032082
Titin Prihartini 1020032077
Widia Yuni Pratiwi 1020032079
Winda Lipstiani 1020032081
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan dengan judul
“KOLELITIASIS”.
Terimakasih kepada bapak Ns. Erny Yunita selaku dosen pengampu mata
kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan dan kepada anggota kelompok 8
yang telah bekerjasama dalam penyelasaian makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..............................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3. Tujuan ..........................................................................................................
1.4. Manfaat.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi.................................................................................................................
2.2 Etiologi.................................................................................................................
2.3 Tanda dan gejala .................................................................................................
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi.......................................................................
2.5 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................
2.6 Pemeriksaan Diagnostik.......................................................................................
2.7 Patoflow ..............................................................................................................
2.8 Therapy................................................................................................................
2.9 Komplikasi dan Pencegahan................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Definsi
2.2 Etiologi
Etiologi batu empedu masih belum diketahui secara pasti,adapun faktor
predisposisi terpenting, yaitu : gangguan metabolisme yang menyebabkan
terjadinya perubahan komposisi empedu, statis empedu, dan infeksi kandung
empedu.
a) Perubahan komposisi empedu kemungkinan merupakan faktor terpenting
dalam pembentukan batu empedu karena hati penderita batu empedu
kolesterol mengekresi empedu yang sangat jenuh dengan kolesterol.
Kolesterol yang berlebihan ini mengendap dalam kandung empedu
(dengan cara yang belum diketahui sepenuhnya) untuk membentuk batu
empedu.
b) Statis empedu dalam kandung empedu dapat mengakibatkan supersaturasi
progresif, perubahan komposisi kimia, dan pengendapan unsur-insur
tersebut. Gangguan kontraksi kandung empedu atau spasme spingter oddi,
atau keduanya dapat menyebabkan statis. Faktor hormonal (hormon
kolesistokinin dan sekretin ) dapat dikaitkan dengan keterlambatan
pengosongan kandung empedu.
c) Infeksi bakteri dalam saluran empedu dapat berperan dalam pembentukan
batu. Mukus meningkatakn viskositas empedu dan unsur sel atau bakteri
dapat berperan sebagai pusat presipitasi/pengendapan.Infeksi lebih timbul
akibat dari terbentuknya batu ,dibanding panyebab terbentuknya batu.
2.4 Patoflow
2.5 Penatalaksanaan/Therapy
2.6 Komplikasi
1. Kolesistitis akut dan kronik.
2. Koledokolitiasis.
3. Pankabatitis.
4. Kolangitis.
5. Abses hati.
6. Sirosin bilien.
7. Empiema.
8. Ikterus obstruktif.
2.7 Pemeriksaan Penunjang
a) Radiologi Pemeriksaan USG telah menggantikan kolesistografi oral sebagai
prosedur diagnostik pilihan karena pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cepat
dan akurat, dan dapat digunakan pada penderita disfungsi hati dan ikterus.
Disamping itu, pemeriksaan USG tidak membuat pasien terpajan radiasi inisasi.
Prosedur ini akan memberikan hasil yang paling akurat jika pasien sudah
berpuasa pada malam harinya sehingga kandung empedunya berada dalam
keadan distensi. Penggunaan ultra sound berdasarkan pada gelombang suara yang
dipantulkan kembali. Pemeriksan USG dapat mendeteksi kalkuli dalam kandung
empedu atau duktus koleduktus yang mengalami dilatasi.
b) Radiografi: Kolesistografi Kolesistografi digunakan bila USG tidak tersedia atau
bila hasil USG meragukan. Kolangiografi oral dapat dilakukan untuk mendeteksi
batu empedu dan mengkaji kemampuan kandung empedu untuk melakukan
pengisian, memekatkan isinya, berkontraksi serta mengosongkan isinya. Oral
kolesistografi tidak digunakan bila pasien jaundice karena liver tidak dapat
menghantarkan media kontras ke kandung empedu yang mengalami obstruksi.
(Smeltzer, 2002)
c) Sonogram Sonogram dapat mendeteksi batu dan menentukan apakah dinding
kandung empedu telah menebal.(Williams, 2003)
d) ERCP (Endoscopic Retrograde Colangiopancreatografi) Pemeriksaan ini
memungkinkan visualisasi struktur secara langsung yang hanya dapat dilihat pada
saat laparatomi. Pemeriksaan ini meliputi insersi endoskop serat optik yang
fleksibel ke dalam esofagus hingga mencapai duodenum pars desendens. Sebuah
kanula dimasukan ke dalam duktus koleduktus serta duktus pankreatikus,
kemudian bahan kontras disuntikan ke dalam duktus tersebut untuk menentukan
keberadaan batu di duktus dan memungkinkan visualisassi serta evaluasi
percabangan bilier.(Smeltzer, 2002)
e) Pemeriksaan darah
Evelyn C. Pearce, 2002, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, PT. Gramedia:
Jakarta.