Nim : 1020032077
Kelas : IA PSIK-Transfer
UNIVERSITAS FALETEHAN
PENDAHULUAN
Cacing nematoda jaringan memiliki morfologi dasar yang sama dengan cacing
nematoda yang lainnya. Cacing dewasa hidup dalam sistem limfatik, subkutan, dan
jaringan ikat dalam pada tubuh manusia. Mikrofilaria (prelarva) ada yang bersarung dan
tidak bersarung dan terdapat pada darah perifer/jaringan kulit serta sifatnya sangat aktif.
Penularan penyakit melalui vektor artropoda (nyamuk). Siklus hidup tiap spesies
memiliki pola kompleks (larva infektif berkembang menjadi dewasa dan memerlukan
waktu bertahun-tahun agar mendapatkan patologis nyata manusia).
Penyakit yang disebabkan oleh nematode jaringan adalah Filariasis, filariasis adalah
penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh dunia.
Penyebabnya adalah edema, infeksi oleh sekelompok cacing nematoda parasit yang
tergabung dalam superfamilia filarioidea. Gejala yang umum terlihat adalah terjadinya
elefantiasis, berupa membesarnya tungkai bawah (kaki) dan kantung zakar (skrotum),
sehingga penyakit ini secara awam dikenal sebagai penyakit kaki gajah. Walaupun
demikian, gejala pembesaran ini tidak selalu disebabkan oleh filariasis.
Filariasis disebabkan oleh infeksi parasit nematoda yang ditularkan oleh vektor
filaria. Tergantung pada spesiesnya, filaria dewasa dapat hidup di limfatik, pembuluh
darah, kulit, jaringan ikat atau selaput serous. Betina menghasilkan larva (mikrofilaria)
yang hidup di aliran darah atau kulit. Semua filaria yang menginfeksi manusia
(superfamily filarioidea; family onchocercidae) ditransmisikan oleh vektor dipteran.
Filariasis limfatik ditandai oleh berbagai macam gejala klinis. Satu kelompok
individu di komunitas endemik tidak menunjukkan manifestasi klinis atau mikrofilaria.
Ini termasuk individu yang belum cukup terpapar terinfeksi, orang dengan infeksi
prepaten atau infeksi cacing dewasa tanpa mikrofilaremia, dan individu yang telah bebas
dari infeksi. Kelompok individu lain di komunitas endemik menunjukkan mikrofilaria
dalam darah mereka namun tidak ada manifestasi klinis yang jelas. Beberapa di antaranya
mungkin tetap mikrofilaraemik dan asimtomatik selama bertahun-tahun atau bahkan
selama sisa hidup mereka.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Filariasis
2.1.1 Pengertian Filariasis
3
Tabel 1. Persebaran Filaria
Spesies Persebaran
Brugia malayi Indonesia, India, dan negara-negara lain di Asia Tenggara, Asia
Timur, dan Asia Selatan
4
Epidemiologi
Wuchereria bancrofti atau Filariasis bancrofti dapat dijumpai di
perkotaan atau pedesaan. Kelompok umur dewasa muda merupakan
kelompok penduduk yang paling sering menderita, terutama mereka yang
tergolong penghasilan rendah. Obat DEC tidak menmpunyai khasiat
pencegahan. Oleh sebab itu, penduduk perlu dididik untuk melindungi
dirinya dari gigitan nyamuk (Sutanto,2008).
Siklus hidup & kondisi penyakit terkini
Sumber : http://dpd.cdc.gov/dpdx
Daur hidup parasit yang membutuhkan manusia (hospes definitif) dan
nyamuk (hospes perantara) memerlukan waktu sangat panjang. Masa
pertumbuhan parasit didalam nyamuk Culex quinquefasciatus, atau nyamuk
Anopheles, Aedes, dan Mansonia untuk pedesaan sebagai vektor kurang lebih
dua minggu. Pada manusia, masa pertumbuhan tersebut belum diketahui
secara pasti, tetapi diduga kurang lebih 7 bulan, sama dengan masa
pertumbuhan parasit ini di dalam Presbytis cristata (lutung). Mikrofilaria
yang terisap oleh nyamuk, melepaskan sarungnya didalam lambung,
menembus dinding lambung dan bersarang diantara otot-otot toraks. Mula-
mula parasit ini memendek, bentuknya menyerupai sosis dan disebut larva
stadium I. Dalam waktu kurang lebih satu minggu, larva ini bertukar kulit,
tumbuh menjadi lebih gemuk dan panjan, disebut larva stadium II. Pada hari
kesepuluh dan selanjutnya, larva bertukar kulit sekali lagi, dan tumbuh makin
panjang dan kurus disebut larva stadium III.
Gerak larva stadium III sangat aktif. Bentuk ini bermigrasi, mula-mula
ke rongga abdomen kemudian ke kepala dan alat tusuk nyamuk. Bila nyamuk
yang mengandung larva stadium III (bentuk infektif) mengigit manusia, maka
lava tersebut secara aktif masuk melalui luka tusuk kedalam tubuh hospes
dan bersarang disaluran limfe setempat. Di dalam tubuh hospes, larva
mengalami dua pergantian kulit, tumbuh menjadi larva stadium IV, lalu
stadium V atau cacing dewasa.
5
Nyamuk Culex quinquefasciatus Nyamuk Aedes
Nyamuk Anopheles
Sumber gambar :
http://www.cdc.gov/parasites/lymphaticfilariasis/gen_info/vectors.html
6
Brugia malayi
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Secermentea
Ordo : Spirurida
Genus : Brugia
Species : Brugia malayi
Epidemiologi
Brugia timori merupakan spesies baru yang ditemukan di Indonesia
sejak 1965, yang ditularkan oleh vektor yaitu Anopheles barbirostris yang
berkembang biak di daerah sawah, baik di dekat pantai maupun di daerah
pedalaman. Brugia timori hanya terdapat di Indonesia Timur di Pulau Timor,
Flores, Rote, Alor dan beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara Timur
(Sutanto, 2008).
B. malayi menginfeksi 13 juta orang di selatan dan Asia Tenggaradan
yang bertanggung jawab untuk hampir 10% dari total kasus didunia filariasis
limfatik. Infeksi B. malayi adalah endemik atauberpotensi endemik di 16
negara, di mana ia paling umum di Cinaselatan dan India, tetapi juga terjadi
di Indonesia, Thailand,Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan.
Penyebaran B.malayi tumpang tindih dengan W. bancrofti di wilayah ini,
tetapi tidak hidup berdampingan dengan B. timori. Daerah fokus
dariendemisitas ditentukan sebagian oleh vektor nyamuk (Muslim, 2009).
Siklus Hidup & Kondisi Penyakit Terkini
Sumber : http://doctorology.net/?p=92
7
BAB III
METODE PERCOBAAN
Tujuan praktikum : Untuk mengetahui cara membuat dan memulas sediaan darah
mikrofilaria Untuk dapat melihat bentuk cacing mikrofilaria
Prinsip Pemeriksaan :
1. Alat
2. Obyek glass
3. Cover glass
4. Mikroskop
Bahan
Prosedur Kerja
8
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil pengamatan :
2. Makrofilaria yang betina memiliki panjang kurang lebih 65 – 100 mm, ekornya
berujung tumpul, untuk makrofilarial yang jantan memiliki panjang kurang lebih 40
mm, ekor melingkar. Sedangkan mikrofilaria berukuran panjang kurang lebih 250
mikron, bersarung pucat.
3. Tempat hidup Makrofilaria jantan dan betina di saluran limfe dan kelenjar limfe.
Sedangkan pada malam hari mikrofilaria terdapat di dalam pembuluh darah tepi, dan
pada siang hari mikrofilaria terdapat di kapiler alat-alat dalam, misalnya: paru-paru,
jantung, dan hati
9
BAB V
KESIMPULAN
10