5022031122
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta karunia sehat walafiat sehingga penulis dapat mengerjakan tugas
EBP hingga dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga ingin mengucapkan
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan
tugas EBP ini dan berbagai sumber yang telah penulis pakai sebagai data dan
fakta pada tugas EBP ini. Penulis mengakui bahwa penulis adalah manusia biasa
yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal
yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan tugas EBP
ini yang telah penulis selesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca agar dapat
memperbaiki tugas EBP ini di masa yang akan datang. Sehingga tugas EBP
berikutnya dan tugas Literatur lain dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
Lansia”
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Tujuan Penulisan......................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia atau seringkali disebut juga sebagai lanjut usia merupakan seorang
manusia dimana memiliki rentan usia sekitar 60 tahun atau lebih. Proses
kehidupan dari seorang lanjut usia atau yang sering disebut juga sebagai
proses menua akan menyebabkan beberapa perubahan pada fungsi tubuh
yang terjadi baik dari segi perubahan fisik, perubahan bilogis, perubahan
mental dan perubahan psikososial. Perubahan ini dapat terjadi dari
berbagai sistem tubuh seorang lanjut usia.(Wijaya & Andari, 2022).
Data kependudukan di Indonesia tahun 2019 mencatat penduduk lansia
mencapai 25,9 juta atau 9,7%. Seiring dengan pertambahan usia akan ada
berbagai perubahan yang terjadi, salah satunya adalah sistem kemih.
Artinya terjadi penurunan kekuatan otot vagina dan saluran kemih (urine)
akibat berkurangnya hormon estrogen. Hal ini dapat menyebabkan
inkontinensia urine. Sebagai akibat adanya kelemahan otot sehingga
frekuensi dalam berkemih akan mengalami peningkatan (Sulistyawati et
al., 2022). Inkontinensia urine adalah semua jenis gangguan dalam
berkemih dimana urine yang keluar tidak dapat terkontrol. Inkontinensia
urine merupakan permasalahan umum pada pasien usia lanjut.
Inkontinensia dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam hal kebersihan
diri pada penderitanya(Sulistyawati et al., 2022).
Organisasi dunia WHO mencatat 200 juta penduduk dunia mengalami
inkontinensia urine nn . Inkontinensia urine membutuhkan pengobatan
yang tepat, karena jika tidak diatasi segera inkontinensia urine dapat
mengakibatkan komplikasi. Misalnya, infeksi saluran kemih, infeksi kulit
kelamin, gangguan tidur, dan gejala kulit kemerahan(Sulistyawati et al.,
2022).
Penatalaksanaan kondisi ini dapat diatasi melalui terapi nonfarmakologi,
salah satunya dengan mengontrol otot-otot kandung kemih dan sphincter
1
atau biasa disebut latihan kegel guna menguatkan otot dasar
panggulnya(Sulistyawati et al., 2022). Definisi senam kegel adalah latihan
yang dapat memperkuat otot dasar panggul khususnya otot
pubococcygeus, serta dapat mengencangkan otot-otot vagina dan otot
levator ani. Saat otot tesebut pulih diharapkan kekuatannya akan
membantu mengontrol kembali keluarnya urine. Latihan tersebut dapat
dilakukan selama 10-15 menit selama 4 minggu sebanyak 2 kali dalam
seminggu. (Sulistyawati et al., 2022)
.
A. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui efektivitas senam keagel terhadap kejadian nkotinensia
urin pada lansia.
2
BAB II
ANALISIS KRITIS
A. Pertanyaan Klinis
Apakah senam keagel terbukti dapat mengontrol kandung kemih terhadap kejadian
inkotinensia urin pada lansia?
Table PICO
Analisis
P (Problem/Populasi) Inkotinensia urin pada lansia
I (Intervention/Intervensi kep) Senam keagel
C (Compare/Pembanding) Tidak ada pembanding
O (Outcome/Hasil yang diharapkan) Frekuensi berkemih terkontrol
3
A. Critical Appraisal
1. Argumen Riset 1
4
Hasil Penelitian : Setelah diberikan intervensi senam kegel selama 3 kali dalam 5
minggu perlakuan, diperoleh data :
Kekuatan:
Pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas, dan prosedur
dalam penelitian dijelaskan secara rinci dan menjaga keamanan responden
Kelemahan: penelitian ini hanya menyimpulan hasil akhir dari 4 kali perlakukan
yang diberikan, tidak di jabarkan dari perlakukan pertama hingga akhir.
5
2
Nama peneliti : Aulia Ika Sulistyawati, Ahmad Abdullah , Rachma Putri
Kasimbara , Yohanes Deo Fau.
Tahun : 2022
Alamat web : http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM
Tahun terbit jurnal : 2022
Judul penelitian : Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap Kecemasan
Pasien Hemodialisa
Tujuan Penelitian : Pengaruh Latihan Senam Kegel Terhadap Inkontinensia Urine
Pada Lansia Di Rs Toeloengredjo Pare Aulia
Hasil Penelitian :
Setelah diberikan intervensi senam kegel selama 2 kali dalam 4 minggu perlakuan,
diperoleh data :
6
perempuan sebanyak 15 orang yaitu 65,2%.
b. Berdasarkan tabel 2 tipe inkontinensia urine sesudah diberikan terapi senam
kegel dari yg tidak inkontinensia 0 menjadi 2 orang,
c. kemudian terdapat perubahan dari tipe stress dari yang semula 8 orang
menjadi 16 orang.
d. Serta dari tipe urgensi yang semula 13 berubah 4 orang.
e. Berdasarkan tabel 3 menunjukan hasil dari uji Wilcoxon nilai P value =
0,000 artinya terdapat perubahan frekuensi berkemih setelah diberikan
latihan senam kegel.
Kekuatan:
Pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas, dan prosedur
dalam penelitian dijelaskan secara rinci dan menjaga keamanan responden
Kelemahan: tidak ada priteria inklusi dan eklusi dalam penelitain ini dan tidak
dijabarkan hasil perhari dalam kegiatan.
7
Stress Urinary Incontinence: A Systematic Review of
Randomized Controlled Trials.
Hasil Penelitian : Rata-rata kebocoran urin berkurang secara signifikan dari 20,5 (±
12,2) g pada T0hingga 4,8 (± 6,7) g pada T2dan 1,5 (± 6,7) g pada T3. Setelah 4 dan
6 minggu pelatihan, kebocoran urin adalah 4 g pada tes stres pada 44 dan 49 dari 60
wanita, masing-masing. Di T0, rata-rata Kuesioner Inkontinensia—skor Formulir
Singkat adalah 13 (± 2,4), dan pada tindak lanjut 2 tahun, skornya adalah 6,3 (±
3,75)
Kekuatan:
Kelemahan:
8
kriteria inklusi dan eksklusi Pada penelitian ini tidak dijelaskan
9
BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN
A. Analisis Jurnal
Inkotinensia urin adalah jenis gangguan dalam berkemih dimana urine yang keluar
tidak dapat terkontrol. Inkontinensia urine merupakan permasalahan umum pada
pasien usia lanjut. Guna mencegah komplikasi akibat inkotinensia urin maka dapat
dilaksanakan dengan terapi nonfarmakologi yaitu dengan senam kegel adalah latihan
yang dapat memperkuat otot dasar panggul khususnya otot pubococcygeus, serta
dapat mengencangkan otot-otot vagina dan otot levator ani.yang terbukti mampu
menurunkan frekuensi berkemih pada lensia.
B. Kesimpulan
Dari 3 jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa
1. Metode yang digunakan pada setiap jurnal adalah metode eksperimen. Jurnal
1,2,3 menggunakan quasy Eksperiment
2. Jumlah sampel pada setiap jurnal beragam. Pada jurnal 1 terdapat 15 responden.
Pada jurnal 2 berjumlah 23 responden yang sesuai dengan kriteria responden,
3. Dari hasil penelitian 6 jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas senam
keagel sangat singnifikan dalam membantu mampu untuk menurunkan frekuensi
berkemih atau buang air kecil yang dialami oleh lanjut usia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, aulia ika, Abdullah, A., Kasimbara, rachma putri, & Fau, yohanes deo. (2022).
Pengaruh Latihan Senam Kegel Terhadap Inkontinensia Urine Pada Lansia Di RS
Toeloengredjo Pare. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, 7(1), 51.
Wijaya, A. K., & Andari, F. N. (2022). Pengaruh Senam Kegel Terhadap Frekuensi Berkemih
Atau Buang Air Kecil Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Pagar Dewa
Bengkulu. Malahayati Nursing Journal, 4(5), 1274–1286.
https://doi.org/10.33024/mnj.v4i5.6600
Nilsen I, Rebolledo G, Acharya G, Leivseth G. 2017. Mechanical oscillations superimposed on
the pelvic floor muscles during Kegel exercises reduce urine leakage in women suffering
from stress urinary incontinence: A prospective cohort study with a 2- year follow up.
University Hospital of Northern-Norway, Tromsø, Norway.
11
12