Anda di halaman 1dari 15

EBP

EFEKTIVITAS SENAM KEGEL TERHADAP KEJADIAN


INKOTINENSIA URIN PADA LANSIA

WIDIA YUNI PRATIWI

5022031122

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS FALETEHAN SERANG

TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

nikmat serta karunia sehat walafiat sehingga penulis dapat mengerjakan tugas

EBP hingga dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga ingin mengucapkan

terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan

tugas EBP ini dan berbagai sumber yang telah penulis pakai sebagai data dan

fakta pada tugas EBP ini. Penulis mengakui bahwa penulis adalah manusia biasa

yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal

yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan tugas EBP

ini yang telah penulis selesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.

Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca agar dapat

memperbaiki tugas EBP ini di masa yang akan datang. Sehingga tugas EBP

berikutnya dan tugas Literatur lain dapat menambah pengetahuan dan pemahaman

tentang “Efektivitas Senam Kegel Terhadap kejadian Inkotinensia Urin Pada

Lansia”

Serang, 9 September 2022

Widia Yuni Pratiwi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Tujuan Penulisan......................................................................... 2

BAB II ANALISIS KRITIS


A. Pertanyaan Klinis......................................................................... 3
B. Tabel PICO.................................................................................. 3
C. Tabel Penelusuran Jurnal............................................................. 3
D. Critical Appraisal......................................................................... 4
1. Argumen Riset 1.................................................................... 4
2. Argumen Riset 2.................................................................... 5
3. Argumen Riset 3.................................................................... 7
BAB III ANALISIS DAN KESIMPULAN
A. Analisis Jurnal......................................................................... 9
B. Kesimpulan............................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia atau seringkali disebut juga sebagai lanjut usia merupakan seorang
manusia dimana memiliki rentan usia sekitar 60 tahun atau lebih. Proses
kehidupan dari seorang lanjut usia atau yang sering disebut juga sebagai
proses menua akan menyebabkan beberapa perubahan pada fungsi tubuh
yang terjadi baik dari segi perubahan fisik, perubahan bilogis, perubahan
mental dan perubahan psikososial. Perubahan ini dapat terjadi dari
berbagai sistem tubuh seorang lanjut usia.(Wijaya & Andari, 2022).
Data kependudukan di Indonesia tahun 2019 mencatat penduduk lansia
mencapai 25,9 juta atau 9,7%. Seiring dengan pertambahan usia akan ada
berbagai perubahan yang terjadi, salah satunya adalah sistem kemih.
Artinya terjadi penurunan kekuatan otot vagina dan saluran kemih (urine)
akibat berkurangnya hormon estrogen. Hal ini dapat menyebabkan
inkontinensia urine. Sebagai akibat adanya kelemahan otot sehingga
frekuensi dalam berkemih akan mengalami peningkatan (Sulistyawati et
al., 2022). Inkontinensia urine adalah semua jenis gangguan dalam
berkemih dimana urine yang keluar tidak dapat terkontrol. Inkontinensia
urine merupakan permasalahan umum pada pasien usia lanjut.
Inkontinensia dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam hal kebersihan
diri pada penderitanya(Sulistyawati et al., 2022).
Organisasi dunia WHO mencatat 200 juta penduduk dunia mengalami
inkontinensia urine nn . Inkontinensia urine membutuhkan pengobatan
yang tepat, karena jika tidak diatasi segera inkontinensia urine dapat
mengakibatkan komplikasi. Misalnya, infeksi saluran kemih, infeksi kulit
kelamin, gangguan tidur, dan gejala kulit kemerahan(Sulistyawati et al.,
2022).
Penatalaksanaan kondisi ini dapat diatasi melalui terapi nonfarmakologi,
salah satunya dengan mengontrol otot-otot kandung kemih dan sphincter

1
atau biasa disebut latihan kegel guna menguatkan otot dasar
panggulnya(Sulistyawati et al., 2022). Definisi senam kegel adalah latihan
yang dapat memperkuat otot dasar panggul khususnya otot
pubococcygeus, serta dapat mengencangkan otot-otot vagina dan otot
levator ani. Saat otot tesebut pulih diharapkan kekuatannya akan
membantu mengontrol kembali keluarnya urine. Latihan tersebut dapat
dilakukan selama 10-15 menit selama 4 minggu sebanyak 2 kali dalam
seminggu. (Sulistyawati et al., 2022)
.
A. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui efektivitas senam keagel terhadap kejadian nkotinensia
urin pada lansia.

2
BAB II
ANALISIS KRITIS

A. Pertanyaan Klinis
Apakah senam keagel terbukti dapat mengontrol kandung kemih terhadap kejadian
inkotinensia urin pada lansia?
Table PICO

Analisis
P (Problem/Populasi) Inkotinensia urin pada lansia
I (Intervention/Intervensi kep) Senam keagel
C (Compare/Pembanding) Tidak ada pembanding
O (Outcome/Hasil yang diharapkan) Frekuensi berkemih terkontrol

C. Tabel Penelusuran Jurnal

Kata kunci Google Garuda DOAJ IOSR


Scholar
181 hasil 5 -
Frekuensi 2 relavan
berkemih,
lansia, senam
keagel
3.590 hasil - - -
urinary
frequency, 1 relavan
elderly, kegel
exercise

3
A. Critical Appraisal

1. Argumen Riset 1

No Critical Appraisal (Validity, Important, Applicability)


1
Nama peneliti : Andri Kusuma Wijaya, Fatsiwi Nunik Andari.
Tahun : 2022
Alamat web: ejurnalmalahayati.ac.id
Tahun terbit jurnal : Mei 2022
Judul penelitian : Pengaruh Senam Kegel Terhadap Frekuensi Berkemih
Atau Buang Air Kecil Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial
Tresna Werdha Pagar Dewa Bengkulu.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh senam kegel


terhadap Frekuensi berkemih pada lansia

Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian kuantitatif


dengan menggunakan metode quasy experiment dengan desain pre dan post tes
yang dilakukan pada suatu kelompok (One group pre-post design). Bengkulu.
Populasi dalam penelitian ini adalah lanjut usia penghuni Panti Sosial Tresna
Werdha Pagar Dewa Bengkulu yang berjumlah 85 lanjut usia. Tehnik sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purpose sampling dimana tehnik
pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 lanjut usia yang mengalami
kondisi frekuensi berkemih atau buang air kecil abnormal atau mengalami kondisi
inkotinensia urine yang dimanifestasi kliniskan dalam bentuk frekuensi berkemih
atau buang air kecil ≥ 8 kali dalam sehari serta telah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini adalah lembar persetujuan responden sebagai bukti kesediaan
responden dalam mengikuti penelitian ini dan lembar kuisioner yang berisi tentang
pertanyaan terkait data diri responden dan frekuensi berkemih atau buang air kecil
selama 24 jam yang dialami lanjut usia.

4
Hasil Penelitian : Setelah diberikan intervensi senam kegel selama 3 kali dalam 5
minggu perlakuan, diperoleh data :

a. diketahui jenis kelamin lanjut usia yang menderita inkotinensia urine


atau frekuensi berkemih/buang air kecil ≥ 8 kali sehari di Panti Sosial
Tresna Werdha Pagar Dewa Bengkulu dimana sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 9 (60%)
sementara yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 6 (40%).
b. rata-rata frekuensi berkemih atau buang air kecil lanjut usia sebelum
intervensi senam kegel ialah 11,06 dengan standar deviasi 1,66
c. Setelah pemberian intervensi berupa senam kegel rata –rata frekuensi
berkemih atau buang air kecil ialah 6,60 kali dengan standar deviasi
1,24
d. uji analisis statistic didapatkan nilai P Value 0,00,
e. Hasil : ada pengaruh senam kegel terhadap frekuensi berkemih atau
buang air kecil lanjut usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Pagar
Dewa Bengkulu sebelum dan setelah pemberian intervensi berupa
senam kegel.

Pembahasan dan kesimpulan :

Setelah diberikan intervensi sebanyak 3 kali perhari selama 5 minggu perlakuan,


terjadi perubahan yang signifikan pada tingkat kecemasa responden.

Kekuatan:

Pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas, dan prosedur
dalam penelitian dijelaskan secara rinci dan menjaga keamanan responden

Kelemahan: penelitian ini hanya menyimpulan hasil akhir dari 4 kali perlakukan
yang diberikan, tidak di jabarkan dari perlakukan pertama hingga akhir.

5
2
Nama peneliti : Aulia Ika Sulistyawati, Ahmad Abdullah , Rachma Putri
Kasimbara , Yohanes Deo Fau.
Tahun : 2022
Alamat web : http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM
Tahun terbit jurnal : 2022
Judul penelitian : Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Terhadap Kecemasan
Pasien Hemodialisa
Tujuan Penelitian : Pengaruh Latihan Senam Kegel Terhadap Inkontinensia Urine
Pada Lansia Di Rs Toeloengredjo Pare Aulia

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh senam kegel


terhadap Frekuensi berkemih pada lansia

Metode Penelitian: Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan desain One


Group Pretest and Posttest. Penelitian yang dilakukan pada 23 populasi lansia
dengan kategori usia pasien antara usia 60 sampai >70 tahun.diberikan pelatihan
senam kegel sebanyak 2 kali dalam seminggu selama 4 minggu. Sampel populasi
lansia yang diambil adalah lansia yang mengalami inkontinensia urine yang datang
ke Poli Geriatri RS Toeloengredjo Kota Kediri. Penelitian ini mengukur hasil
evaluasi dari nilai skor QUID yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian
sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Instrumet yang digunakan yaitu alat tulis
serta lembar penilain skala QUID dengan purposive sampling.

Hasil Penelitian :

Setelah diberikan intervensi senam kegel selama 2 kali dalam 4 minggu perlakuan,
diperoleh data :

a. Karateristik subjek penelitian didasarkan pada jenis kelamin menunjukkan


bahwa subjek penelitian laki-laki sebanyak 8 orang yaitu 34,8% dan

6
perempuan sebanyak 15 orang yaitu 65,2%.
b. Berdasarkan tabel 2 tipe inkontinensia urine sesudah diberikan terapi senam
kegel dari yg tidak inkontinensia 0 menjadi 2 orang,
c. kemudian terdapat perubahan dari tipe stress dari yang semula 8 orang
menjadi 16 orang.
d. Serta dari tipe urgensi yang semula 13 berubah 4 orang.
e. Berdasarkan tabel 3 menunjukan hasil dari uji Wilcoxon nilai P value =
0,000 artinya terdapat perubahan frekuensi berkemih setelah diberikan
latihan senam kegel.

Pembahasan dan kesimpulan: berdasarkan perhitungan melalui SPSS didapat


nilai P value 0,000. Karena nilai P value 0,000<0.005 berarti hipotesis di terima.
Maka dapat ditarik kesimpulan, terdapat pengaruh pemberian terapi senam kegel 2
kali dalam seminggu selama 8 kali perlakuan terhadap peningkatan kemampuan
menahan BAK pada kondisi inkontinensia urine.

Kekuatan:

Pada penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas, dan prosedur
dalam penelitian dijelaskan secara rinci dan menjaga keamanan responden

Kelemahan: tidak ada priteria inklusi dan eklusi dalam penelitain ini dan tidak
dijabarkan hasil perhari dalam kegiatan.

3 Nama peneliti : Ingard Nilsen, Guillermo Rebolledo, Ganesha Acharya,


Gunnar Leivseth.
Tahun : 2017
Alamat web :
https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/aogs.13412

Tahun terbit jurnal : Juni 2017


Judul penelitian : Effect of Kegel Exercises on the Management of Female

7
Stress Urinary Incontinence: A Systematic Review of
Randomized Controlled Trials.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh senam kegel


terhadap Frekuensi berkemih pada lansia

Metode Penelitian : . : Enam puluh wanita dengan stres inkontinensia urin


dimasukkan dalam penelitian kohort prospektif ini. Mechanosignals getaran
ditumpangkan selama latihan Kegel menggunakan perangkat intravaginal. Setiap
sesi latihan terdiri dari 15 kontraksi maksimal otot dasar panggul selama 5 detik.
Para wanita melakukan pelatihan (5 menit/hari) di rumah selama 4 (n = 60) dan 6 (n
= 36) minggu. Kebocoran urin (g) selama tes stres dengan volume kandung kemih
standar, dan kekuatan kontraksi tanpa dan dengan stimulasi mekanik yang
ditumpangkan diukur pada inklusi (T0), dan setelah 4 (T2) dan 6 (T3) minggu
pelatihan menggunakan perangkat intravaginal. Kuesioner Inkontinensia—Bentuk
Singkat direkam di T0, dan dalam sub-kohort wanita (n = 36) pada 2 tahun tindak
lanjut.

Hasil Penelitian : Rata-rata kebocoran urin berkurang secara signifikan dari 20,5 (±
12,2) g pada T0hingga 4,8 (± 6,7) g pada T2dan 1,5 (± 6,7) g pada T3. Setelah 4 dan
6 minggu pelatihan, kebocoran urin adalah 4 g pada tes stres pada 44 dan 49 dari 60
wanita, masing-masing. Di T0, rata-rata Kuesioner Inkontinensia—skor Formulir
Singkat adalah 13 (± 2,4), dan pada tindak lanjut 2 tahun, skornya adalah 6,3 (±
3,75)

Pembahasan dan kesimpulan: Stimulasi mekanis yang ditumpangkan dengan


latihan Kegel secara signifikan mengurangi kebocoran urin pada wanita dengan
inkontinensia urin stres.

Kekuatan:

Kelemahan:

8
kriteria inklusi dan eksklusi Pada penelitian ini tidak dijelaskan

9
BAB III
ANALISIS DAN KESIMPULAN

A. Analisis Jurnal
Inkotinensia urin adalah jenis gangguan dalam berkemih dimana urine yang keluar
tidak dapat terkontrol. Inkontinensia urine merupakan permasalahan umum pada
pasien usia lanjut. Guna mencegah komplikasi akibat inkotinensia urin maka dapat
dilaksanakan dengan terapi nonfarmakologi yaitu dengan senam kegel adalah latihan
yang dapat memperkuat otot dasar panggul khususnya otot pubococcygeus, serta
dapat mengencangkan otot-otot vagina dan otot levator ani.yang terbukti mampu
menurunkan frekuensi berkemih pada lensia.
B. Kesimpulan
Dari 3 jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa
1. Metode yang digunakan pada setiap jurnal adalah metode eksperimen. Jurnal
1,2,3 menggunakan quasy Eksperiment
2. Jumlah sampel pada setiap jurnal beragam. Pada jurnal 1 terdapat 15 responden.
Pada jurnal 2 berjumlah 23 responden yang sesuai dengan kriteria responden,
3. Dari hasil penelitian 6 jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas senam
keagel sangat singnifikan dalam membantu mampu untuk menurunkan frekuensi
berkemih atau buang air kecil yang dialami oleh lanjut usia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, aulia ika, Abdullah, A., Kasimbara, rachma putri, & Fau, yohanes deo. (2022).
Pengaruh Latihan Senam Kegel Terhadap Inkontinensia Urine Pada Lansia Di RS
Toeloengredjo Pare. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu, 7(1), 51.
Wijaya, A. K., & Andari, F. N. (2022). Pengaruh Senam Kegel Terhadap Frekuensi Berkemih
Atau Buang Air Kecil Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werdha Pagar Dewa
Bengkulu. Malahayati Nursing Journal, 4(5), 1274–1286.
https://doi.org/10.33024/mnj.v4i5.6600
Nilsen I, Rebolledo G, Acharya G, Leivseth G. 2017. Mechanical oscillations superimposed on
the pelvic floor muscles during Kegel exercises reduce urine leakage in women suffering
from stress urinary incontinence: A prospective cohort study with a 2- year follow up.
University Hospital of Northern-Norway, Tromsø, Norway.

11
12

Anda mungkin juga menyukai