Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS JURNAL MENGGUNAKAN PENDEKATAN PICO DAN CRITICAL

APPRAISAL

Difference Urinary Inkontinence Before And After Conduted Massage, Kegel


Exercise In Elderly Patients At Public Hospitals Sembiring Deli Tua

Disusun oleh :

Alivia Karima Faqih 16010098


Eka Fina Herlinda 16010107
Khusnul Chotimah W 16010119
Muhamad Fauzi 16010126
Rizki Ardani 16010134
Siti Nur Latifah 16010137

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr.SOEBANDI JEMBER

TAHUN AJARAN 2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah swt, karena berkat rahmat dan inayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas Analisis Jurnal Inkontenensia Urine pada
lansia dengan mata kuliah Gerontik.

Shawalat serta salam selalu kami panjatkan kepada nabi akhirul zaman
Muhammad saw. Yang mana berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan
indahnya dinul islam. Analisis jurnal ini masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang karena kami memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu kami harapkan kepada
pembaca untuk memberikan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
analisis ini

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHLUAN
1.1 Latar belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II. ANALISIS JURNAL


2.1 Analisis dengan pendekatan pico ................................................................ 3
2.2 Critical apraisal............................................................................................. 6
BAB III. PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 11
4.2 Saran .............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inkotenensia urine adalah kehilangan kontrol berkemih yang bersifat


sementara atau menetap(potter, 2005). inkontinensia urin adalah pengeluaran urin
yang tidak terkendali pada waktu yang tidak dikehendaki dan tanpa melihat
frekuensi maupun jumlahnya, yang mana keadaan ini dapat menyebabkan masalah
fisik, emosional, sosial dan, higienis bagi penderitanya(vitriania, 2002).
Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin tanpa disadari, dalam jumlah dan
frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan atau
sosial(Kozier, 2009) Inkontinensia urin dapat terjadi karena kelainan dari saluran
kemih itu sendiri maupun kelainan neurologic. inkontinensia urine lebih sering
terjadi pada wanita dari pada pria. Terdapat banyak penelitian epidemiologis
mengenai inkontinensia pada wanita, tetapi berbeda dalam hal definisi, pengukuran
inkontinensia, metodologi survei, dan pemilihan kohort membuatnya sulit untuk
melakukan perbandingan. Terdapat penelitian epidemiologis di Amerika
mengidentifikasi angka prevalensi sebesar 10-40% wanita tua yang mengalami
inkontinensia

Di Indonesia jumlah penderita Inkontinensia urin sangat signifikan. Pada tahun


2006 diperkirakan sekitar 5,8% dari jumlah penduduk mengalami Inkontinensia
urin, tetapi penanganannya masih sangat kurang. Hal ini di sebabkan karena
masyarakat belum tahu tempat yang tepat untuk berobat disertai kurangnya
pemahaman tenaga kesehatan tentang inkontinensia urin (Depkes, 2012). Berbagai
macam perubahan terjadi pada lanjut usia, salah satunya pada sistem perkemihan
yaitu penurunan tonus otot vagina dan otot pintu saluran kemih (uretra) yang
disebabkan oleh penurunan hormon esterogen, sehingga menyebabkan terjadinya
inkontinensia urine, otot–otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml
atau menyebabkan frekuensi BAK meningkatdan tidak dapat dikontrol (Nugroho,
2008).

1
Menurut data dari WHO, 200 juta penduduk di dunia mengalami inkontenensia
urine, di indonesia jumlah penderita inkontenensia sangat sigifikan mencapai 5,8%
pada tahun 2006 penduduk mengalami inkontenensia urine tetapi penanganannya
masih sangat kurang. Hal ini di sebabkan karna masyarakat kurang tau tempat
pengobatan di sertai kurangnya pemahaman tenaga kesehatan tenaga kesehatan
tentang inkontenesia urine(karjoyo, 2017).
2.1 Rumusan masalah
Apakah ada pengaruh pemberian kegel exerise terhadap inkotensia urin pada
lansia ?
3.1 Tujuan
Untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian kegel exercise terhadap
inkotensia urin pada lansia

2
BAB II
ANALISIS JURNAL

2.1 Analisis dengan pendekatan PICO


2.1.1 Patient/Population/Problem
Populasi pada jurnal ini adalah seluruh pasien yang menderita
inkontinensia urine, di Rumah Sakit umum Sembiring Deli Tua yang
memenuhi kriteria pada 1 bulan terakhir terhitung April 2018 dengan
jumlah pasien sebanyak 15 orang. Masalah yang muncul pada jurnal ini
adalah untuk mengetahui adanya perbedaan sebelum dan setelah
dilakukan massage, kegel exercise pada pasien lansia di RS Sembiring.
2.1.2 Intervention
Penelitian ini jenis penelitian quasi experiment dengan one group pre test
dan post test desain penelitian untuk melihat pengaruh massage dan
kegel exercise terhadap inkontinensia urine pada lansia. Pengambilan
sampel di jurnal ini menggunakan teknik total sampling. Teknik ini
merupakan teknik pengambilan sampel secara kebetulan ada atau
tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. Sampel pada
penelitian ini adalah semua penderita inkontinensia urine yang
memenuhi kriteria inklusi diruang rawat inap RS Sembiring yang akan
dilakukan intervensi massage dan kegel exercise. Pada responden
intervensi ini berjumlah 15 responden yang nanti akan dilakukan
intervensi kegel exercise dan menskor hasil dari sebelum intervensi dan
setelah intervensi.
2.1.3 Comparation
Jurnal: Difference Urinary Incontinence Before And After Conducted
Massage, Kegel Exercise In Elderly Patients At Public Hospitals
Sembiring Deli Tua.
Jurnal yang kami ambil ini adalah jurnal dengan menggunakan metode
one group pre test dan post test, jenis penelitian quasi experiment dengan
intervensi pijat dan senam kegel bagi lansia yang mengalami
inkontinensia urine yang dilakukan di rumah sakit Sembiring Deli Tua.

3
Responden pada penelitian di jurnal ini sebanyak 15 orang lansia yang
dirawat di ruang rawat inap RS Sembiring yang dibedakan atas umur 60-
65 tahun 10 orang, 66-70 3 orang, 71-74 2 orang. Skor inkontinensia
urine sebelum dilakukan intervensi skor sejumlah 3-5 14 orang (93,3%),
skor 6-8 ada 1 orang (6,7%) sedangkan yang setelah dilakukan intervensi
pijat dan senam kegel didapatkan hasil skor 1-2 sebanyak 7
orang(46,7%), skor 3-5 sebanyak 8 orang(53,3%). Jadi dapat
disimpulakan bahwa terdapat perbedaab inkontinensia urine sebelum dan
sesudah dilakukannya massage, kagel exercise pada pasien lansia
(Rahmad Gurusinga, 2018).

Jurnal: Pengaruh Senam Kegel Terhadap Frekuensi Inkontinensia Urine


Pada Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Tumpaan Minahasa
Selatan.
Dari jurnal penelitian tersebut menggunakan intervensi senam kegel pada
lansia dengan metode pre test dan post test senam kegel pada lansia.
Pada penelitian ini terdapat 30 responden dengan umur 60-74 sebanyak
25 orang(83,3%), 75-90 tahun sebanyak 5 orang (16,7%), kemudian
dibedakan kembali dengan jenis persalinan normal sebanyak 21 orang
(70%) dan secara SC sebanyak 9 orang (30%). Sebelum intervensi para
responden menunjukkan frekuansi sedang sebagai inkontinensia urine
tertinggi yaitu sebanyak 16 orang (53,3%) dan setelah dilakukan
intervensi senam kegel didapat hasil frekuensi inkontinensia urine
tertinggi adalah frekuensi inkontinensia jarang sebanyak 25 orang
(83,3%), jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh senam kegel
terhadap frekuensi inkontinensia urine pada lanjut usia di Puskesmas
Tumpaan Minahasa Selatan (Karjoyo, Pangemanan, & Onibala, 2017).

Jurnal: Pengaruh Latihan Kandung Kemih (Blandder Training) Terhadap


Interval Berkemih Wanita Lanjut Usia Dengan Inkontinensia Urine.
Jurnal penelitian ini melakukan intervensi dengan latihan kandung kemih
pada LANSIA untuk melihat adanya pengaruh atau tidak dari latihan

4
kandung kemih terhadap inkontinensia urine lanjut usia dengan
menggunakan metode pre and post test one group dengan responden
sebanyak 26 orang dengan menggunakan lembar observasi dan data
diolah dengan menggunakan uji T. responden sebelum dilakukan
intervensi didapatkan hasil interval berkemih terpendek adalah 1 jam
sedangkan interval berkemih terpanjang 3,25 jam, dan setelah dilakukan
intervensi latihan kandung kemih pada responden didapatkan hasil
interval berkemih sesudah intervensi 1 jam dan interval terpanjang 3,50
jam. Maka didapatkan selisih intervan berkemih sebanyak 0,164 jam atau
setara dengan 8,76 menit. Jadi dapat disimpulkan dari hasil tersebut
bahawa latihan kandung kemih berpengaruh terhadap interval berkemih
lansia inkontinensia urine (Reza Pamungkas, 2013).
2.1 Outcome
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya
perbedaan atau pengaruh terhadap sebelum dan setelah dilakukannya
intervensi massage dan kegel exercise pada lansia mengalami
inkontiensia urine dengan nilai rata-rata sebelum mean sebesar 3,87 dan
setelah intervensi mean sebesar 2,47 dan nilai P=0,000. Massage dan
kagel exercise merupakan salah satu cara paling efektif untuk
mengontrol inkontinensia urine pada lansia tanpa obat-obatan dan
pembedahan.

5
2.2 Critical Appraisal
Critical Indicator Y Ti Tida Deskrips
Appraisal a da kjelas i
k
1. Judul Apakahjudulmemenuhikaidahpenu √ Judul
lisansecarajelas yang
ditulis di
jurnal
cukup
jelas dan
mudah
untuk di
mengerti,
serta
mencant
umkan
bagaima
na
tekhnik
pengamb
ilan
sample.
2. Penulis Apakahnamapenulisdicantumkans √ Penulis
ecarajelas ? jurnal
juga
dicantum
kan
secara
jelas :
Rahmad
Gurusing
a dan El
Saria Br
Sembirin
g
Apakahlatarbelakangpenulisdicant √ tidak
umkansecarajelas? dicantum
kan latar
belakang
penulis
beserta
dengan
gelar
juga
tidak

6
dicantum
kan.
3. Bidangi Apakahbidangilmudicantumkansec √ Pada
lmu arajelas? pojok
atas kiri
jurnal di
tuliskan
bahwa
jurnal ini
merupak
an jurnal
penelitin
keperawa
tan
medik.
Apakahlatarbelakangpenulissesuai √ Pada
dengan topic penelitian? jurnal
penulis
tidak
mencant
umkan
latar
belakang
penulis.
4. Metode Apakahtujuanpenelitiandisebutkan √ Pada
peneliti secarajelas? jurnal
an dituliska
n secara
jelas
tujuan
dilakuka
n
penelitia
n pada
jurnal ini
bahwa
untuk
mengeta
hui
perbedaa
n
sebelum
dan
sesudah
sebelum
diberikan
nya
latian

7
kegel
pada
lansia
dengan
inkontine
nsia
urine.
Apakahdesainpenelitian yang √ Kelompo
digunakandisebutkansecarajelas? k kurang
mngerti
designe
penelitia
n apa
yang
digunaka
n.
Bagaimanasampelpenelitianterseb √ Penulis
utdipilih? hanya
menulisk
an bahwa
dalam
penelitia
n ini
menggun
akan
sample
lansia
dengan
amsalah
ingkontin
ensia
urine
dengan
kelompo
k
kontrol.
Dalambentukapahasilpenelitiandis √ Dalam
ajikan? penulisan
hasil
penulis
menggun
akan
analisa
bivariat.
Apakahujistatistik yang √ Kelompo
digunakan? k tidak
mengeta
hui uji

8
statistik
apa yang
digunaka
n.

5. Hasilpe Apakahhasilpenelitiandapatdiimpl √ Latihan


nelitian ementasikandikeperawatan? kegel
dapat
Apakahadarekomendasikhususdala digunaka
mhasilpenelitian? n dan di
impleme
ntasikan
pada
dunia
keperawa
tan
dengan
pasien
inkontine
nsia
urine.
6. Daftarp Apakahdaftarpustaka yang √ Daftar
ustaka digunakanup to date? pustaka
yang
digunaka
n
kebanyak
an lebih
dari 5
tahun
kebelaka
ng.
Apakahdaftarpustaka yang √ Daftar
digunakansesuaidengan topic pustaka
penelitian? atau
sumber
yang
digunaka
n untuk
melakuk
an
penelitia

9
n ini
sesuai
dengan
topik
yang
diangkat.
Apakahdaftarpustaka yang √ Beberapa
digunakanberasaldarisumber yang dar
terpercaya? sumber
yang
diangkat
diambil
dari buku
kesehata
n.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Jurnal dengan judul “Difference Urinary Inkontinence Before And After


Conduted Massage, Kegel Exercise In Elderly Patients At Public Hospitals
Sembiring Deli Tua” menyebutkan hasil bahwa dengan menggunakan kegel
exercise pada pasien inkontinensia urine yang di alami oleh lansia memiliki
perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan.

3.2 Saran
Dengan adanya analisis jurnal menggunakan PICO ini diharakan para
pembaca dapat lebih muda untuk memahami kesimpulan, tekhnik, dan hasil
pada jurnal ini sehingga dapat memepermudah para pembaca untuk menjadikn
sumber jurnal ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

karjoyo, j. d. (2017). pengaruh senam kegel terhadap lansia yang mengalami inkotensia urine
pada lanjut usia. journal keperawatan , 1.

Kozier. (2009). BUKU AJAR KEPERAWATA KLINIS. JAKARTA: EGC.

potter, P. p. (2005). buku ajar fundamental keperawatan. jakarta: EGC.

vitriania. (2002). evaluasi dan manajmen medis inkontinensia urin. jakarta: FK- UNPAD.

12

Anda mungkin juga menyukai