Disusun oleh:
Indra Lesmana, S.Kep
19149011014
3. Rencana Tindakan
1) Diagnosa Keperawatan:
Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan :
Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x 24 jam.
Kriteria hasil :
1. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
2. Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
3. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
Intervensi :
1. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik
yang tepat
2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian
kapiler
5. Catat edema umum
6. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi
jumlah pengunjung.
7. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat
tidur/kursi
8. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
9. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher,
meninggikan kepala tempat tidur.
10. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas
pengalihan
11. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
12. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
Kolaborasi
1. Untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
2) Diagnosa Keperawatan:
Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral
Tujuan :
Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
1. Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala
2. Pasien tampak nyaman
3. TTV dalam batas normal
Intervensi :
1. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit
penerangan
2. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
3. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
4. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
5. Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit
kepala seperti kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan
leher, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi dan
distraksi
6. Hilangkan / minimalkan vasokonstriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala misalnya mengejan saat BAB, batuk
panjang, membungkuk
Kolaborasi
1. Pemberian obat sesuai indikasi : analgesik, antiansietas
(lorazepam, ativan, diazepam, valium )
3) Diagnosa Keperawatan
Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung
berhubungan dengan adanya tahanan pembuluh darah
Tujuan :
Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
Kriteria Hasil :
1. Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik
seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat
diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai
laboratorium dalam batas normal, haluaran urin 30 ml/ menit
2. Tanda-tanda vital stabil
Intervensi :
1. Pertahankan tirah baring
2. Tinggikan kepala tempat tidur
3. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk
dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
4. Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan
5. Amati adanya hipotensi mendadak
6. Ukur masukan dan pengeluaran
7. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai program
8. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai program
4) Diagnosa Keperawatan
Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output
Tujuan :
Tidak terjadi intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari – hari
Menunjukkan penurunan gejala – gejala intoleransi aktifitas
Intervensi :
1. Berikan dorongan untuk aktifitas / perawatan diri bertahap jika
dapat ditoleransi.
2. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
3. Instruksikan pasien tentang penghematan energy
4. Kaji respon pasien terhadap aktifitas
5. Monitor adanya diaforesis, pusing
6. Observasi TTV tiap 4 jam
7. Berikan jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk
memungkinkan waktu
8. istirahat yang tidak terganggu, berikan waktu istirahat
sepanjang siang atau sore
5) Diagnosa Keperawatan
Gangguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepala
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan pola tidur setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
1. Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat 6 – 8 jam per hari
2. Tampak dapat istirahat dengan cukup
3. TTV dalam batas normal
Intervensi :
1. Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman
2. Beri kesempatan klien untuk istirahat / tidur
3. Evaluasi tingkat stress
4. Monitor keluhan nyeri kepala
5. Lengkapi jadwal tidur secara teratur
6. Berikan makanan kecil sore hari dan / susu hangat
7. Lakukan masase punggung
8. Putarkan musik yang lembut
6) Diagnosa Keperawatan
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan
fisik.
Tujuan:
Perawatan diri klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam
Kriteria hasil :
1. Mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan
2. Dapat mendemonstrasikan tehnik untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri
Intervensi :
1. Kaji kemampuan klien untuk melakukan kebutuhan perawatan
diri
2. Beri pasien waktu untuk mengerjakan tugas
3. Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
4. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang
dilakukan klien / atas keberhasilannya
7) Diagnosa Keperawatan
Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya
hipertensi yang diderita klien
Tujuan:
Kecemasan hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 Jam
Kriteria hasil :
1. Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi / cemas berkurang
2. Ekspresi wajah rilek
3. TTV dalam batas normal
Intervensi :
1. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku
misalnya kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian,
keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan
2. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan
konsentrasi, peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala,
ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah
3. Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan
kemungkinan strategi untuk mengatasinya
4. Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri
dorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan
5. Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas atau tujuan hidup
6. Kaji tingkat kecemasan klien baik secara verbal maupun non
verbal
7. Observasi TTV tiap 4 jam
8. Dengarkan dan beri kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaanya
9. Berikan support mental pada klien
10. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan dukungan pada
klien
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2.
Jakarta: EGC.
Darmojo Boedi, Martono Hadi. 1999. Geriatri. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Marilynn E Doenges, dkk., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, Dan Praktik. Edisi 4.Volume 1. Alih Bahasa : Yasmin Asih, dkk.
Jakarta : EGC.
Rokhaeni, dkk, (2001). Buku Ajar Keperawatan Kardiovasculer. Edisi I. Bidang
Pendidikan & Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
Nasional ”Harapan Kita”
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC
Stanley, M., & Beare, P. G. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta:
EGC.
Wahjudi, Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC