OLEH
KELAS B11-A
KELOMPOK 5
i
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Trend dan Isusue Keperawatan Gerontik ” ini tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini merupakan salah satu tugas Keperawatan Gerontik.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak dan sumber.Karena itu kami sangat menghargai bantuan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku-buku
dan beberapa sumber lainnya sehingga tugas ini bisa terwujud.Oleh karena itu,
melalui media ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh
dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami
miliki. Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik
yang dapat memotivasi saya agar dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Denpasar, Februari 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Terapi Lampu Dan Genggam Jari Obati Stres & Susah Tidur pada
Lansia....................................................................................................................5
3.1 Simpulan...............................................................................................................8
3.2 Saran.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mencapai mimpi, dan ketika bangun tubuh menjadi lebih segar, merasakan
kepuasan tidur dan bebas dari ketegangan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui trend dan isu dalam keperawatan gerontik
1.3.2 Untuk mengetahui terapi lampu dan genggam jari obati stress dan susah
tidur pada lansia
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan
Makalah ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan untuk
menambah ilmu pengetahuan tentang trend dan issue dalam keperawatan gerontik
yang berkaitan dengan terapi komplementer dapat digunakan sebagai refrensi
tambahan untuk mengetahui kesehatan di Indonesia.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Makalah ini dapat bermanfaat sebagai refrensi di Institusi Pendidikan dan
sebagai bahan bacaan tentang Trend dan Isue Dalam Keperawatan Gerontik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
gangguan cemas dan depresi, suasana kamar yang kurang nyaman, sering
berkemih ketika malam hari dan infeksi saluran kemih (Maryam, 2008).
Insomnia adalah gangguan tidur yang sering dikeluhkan lansia yang
ditandai dengan kesulitan untuk tidur dan mempertahankan tidur. Menurut studi
penelitian yang telah dilakukan University of California 40-50% orang dengan
usia lebih dari 60 tahun telah mengalami gangguan tidur (Roepke & Ancoli,
2010). Menurut National Sleep Foundation (2010) 67% dari 1.508 lansia di
Amerika usia 65 tahun keatas melaporkan mengalami gangguan tidur atau
insomnia dan 7,3% lansia melaporkan gangguan dalam memulai tidur dan
mempertahankan tidur. Prevalensi insomnia di Indonesia pada lansia tergolong
tinggi yaitu sekitar 67% dari populasi yang berusia diatas 65 tahun. Hasil
penelitian didapatkan insomnia sebagian besar dialami oleh perempuan yaitu
sebesar 78,1% dengan usia 60-74 tahun (Sulistyarini & Santosa, 2016).
Insomnia yang dialami lansia disebabkan oleh berbagai faktor seperti
pensiunan, kematian pasangan atau teman dekat, peningkatan obat-obatan, dan
penyakit yang dialami. Penyebab insomnia pada lansia dibagi menjadi 4
kelompok yaitu kelompok penyakit fisik atau gejala : nyeri jangka panjang,
masalah pada kandung kemih atau prostat, penyakit sendi seperti arthtritis atau
bursitis dan gastroesophageal reflux, kelompok lingkungan/ faktor perilaku,
kelompok penggunaan obat-obatan, kafein, alkohol atau obat pada penyakit kronis
dan keompok dengan penyakit mental atau gejala seperti : cemas, depresi,
kehilangan identitas pribadi dan persepsi kesehatan yang buruk (Tsou, 2013).
Perubahan yang sangat menonjol pada pola tidur gangguan insomnia
lansia adalah pengurangan pada gelombang lambat, terutama stadium 4,
gelombang alfa menurun, dan meningkatnya frekuensi sering terbangun dimalam
hari. Gangguan tersebut terjadi juga karena lansia sensitif terhadap stimulus dari
lingkungan, pada usia dewasa muda normal akan terbangun 2-4 kali namun pada
usia lansia akan lebih sering terbangun (Darmojo, 2009). Gangguan tidur pada
lansia walaupun begitu rata-rata waktu tidur lansia dan usia dewasa hampir sama.
Dampak insomnia pada lansia dapat mengakibatkan perubahan pada kehidupan
sosial, psikologi dan fisik. Selain itu juga akan berdampak pada ekonomi dimana
hilangnya produktivitas serta biaya pengobatan pada pelayanan kesehatan.
4
Insomnia dapat meningkatkan risiko penyakit generatif seperti hipertensi dan
jantung, depresi dan stress juga merupakan manifestasi dari insomnia pada lansia
(Ghaddafi, 2010). Selain itu insomnia meningkatkan resiko jatuh pada lansia
(Helbig, et al., 2013).
Diusia yang sudah lanjut, banyak yang mengalami stres dan tekanan darah
yang tidak menentu. Akibatnya, para lansia cenderung mengalami kesepian dan
susah tidur/insomnia. Insomnia adalah keluhan terkait rendahnya kuantitas dan
atau kualitas tidur tiga hari dalam seminggu selama satu bulan. Menurut
penelitian, penderita insomnia kebanyakan merupakan golongan lansia,dimana
hampir 40-50% lansia mengalami insomnia. Persentase dari jumlah tersebut,
penderita wanita berjumlah 54% dan pria sebanyak 36%.
Ciri-ciri yang dapat diamati pada lansia yang menderita insomnia antara
lain kesulitan tidur, merasa lelah dan tidak segar saat bangun tidur, mudah marah,
sering terbangun tengah malam dan tidak dapat tidur lagi, dan sakit kepala di pagi
hari. Selain itu, ada juga ciri yang mudah diamati pada wajah penderita, seperti
wajah memerah, tampak garis hitam pada kelopak mata bagian bawah, dan wajah
tampak pucat.
2.2 Terapi Lampu Dan Genggam Jari Obati Stres & Susah Tidur pada
Lansia
Insomnia pada lansia dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain
proses penuaan, kurangnya paparan cahaya matahari, penurunan aktivitas fisik,
kebiaasaan buruk saat tidur misalnya terlalu sering berganti posisi tidur dan factor
psikologis misalnya perubahan dalam rutinitas, dan masalah ekonomi. Selain itu,
konsumsi alcohol atau kafein, serta konsumsi obat-obatan juga dapat
menyebabkan insomnia..Dengan metode light therapy, terbukti ampuh membuat
lansia lebih stabil dan dapat beristirahat cukup tanpa harus menggunakan cara
medis. Alat sederhana ini diberi nama light box Untuk mengatasinya, salah satu
hal yang dapat dilakukan ialah dengan light therapy atau terapi lampu. Alat inilah
yang digunakan untuk melakukan terapi yang diberi nama terapi lampu.
5
Alat ini hanya terdiri dari lampu khusus berwarna biru yang diletakkan di
dalam kotak, dan di beri penyetel waktu saat menyala. Light therapy hanya
dilakukan pada lansia yang berumur rata-rata 45 tahun hingga 90 tahun, memiliki
insomnia, stres, dan depresi, serta memiliki tekanan darah tinggi. Sebaiknya,
terapi dilakukan mulai pagi hari. Sebelum dilakukan terapi, para lansia diperiksa
tekanan darahnya, dan diukur suhu tubuh. Selanjutnya, penderita dilakukan terapi
awal. Penderita dibawa ke dalam ruangan dengan kondisi gelap tanpa ada sinar
matahari. Terapi awal dilakukan untuk merangsang hormon melatonim. Hormon
hanya dapat dihasilkan oleh kelenjar pineal di dalam otak dan pembentukannya
akan dipicu oleh gelap. Lalu, penderita diminta untuk memandang light box yang
dinyalakan dan hanya berintensitas 200-2500 lux atau 2,5 watt selama kurang
lebih 10 menit.
Usai terapi awal, lansia dapat beraktivitas seperti biasanya. Selanjutnya
menjelang malam hari, kembali dilakukan pemeriksaan darah, dan pengukuran
suhu tubuh. Selama istirahat malam ruangan dipasang lampu berwarna biru
dengan kondisi tertutup selama 9 jam. Selama dilakukan terapi, penderita dilarang
meminum obat-obatan. Terapi lampu secara efektif dilakukan selama tiga hari
berturut-turut. Meski tampak sederhana, namun hanya dalam tiga hari sudah
cukup membuahkan hasil.
Terapi genggam jari merupakan relaksasi sederhana yang dapat mudah
dilakukan oleh siapapun yang berkaitan dengan tangan dan aliran tubuh manusia
yang dapat mengontrol dari rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi
pada nyeri (Potter & Perry, 2009). Teknik menggenggam jari merupakan bagian
6
dari teknik Jin Shin Jyutsu. Jin Shin Jyutsu adalah akupresure Jepang. Bentuk seni
yang menggunakan sentuhan sederhana tangan dan pernafasan untuk
menyeimbangkan energi didalam tubuh. Tangan ( jari dan telapak tangan ) adalah
alat bantuan sederhana dan ampuh menyelaraskan dan membawa tubuh menjadi
seimbang.
Setiap jari tangan berhubungan dengan sikap sehari-hari. Ibu jari
berhubungan dengan perasaan khawatir, jari telunjuk berhubungan dengan
ketakutan, jari tengah berhubungan dengan kemarahan, jari manis berhubungan
dengan kesedihan, dan jari kelingking berhubungan dengan rendah diri dan kecil
hati (Hill, 2011). Dengan menggenggam jari akan menghasilkan impuls yang
dikirim saraf aferen non nosiseptor yang akan mengakibatkan tertutupnya pintu
gerbang ke thalamus sehingga stimulus ke korteks serebri terhambat dan
menyebabkan nyeri berkurang (Pinandita, Purwanti , & Utoyo, 2012).
BAB III
7
PENUTUP
3.1 Simpulan
Insomnia yang dialami lansia disebabkan oleh berbagai faktor seperti
pensiunan, kematian pasangan atau teman dekat, peningkatan obat-obatan, dan
penyakit yang dialami. Penyebab insomnia pada lansia dibagi menjadi 4
kelompok yaitu kelompok penyakit fisik atau gejala : nyeri jangka panjang,
masalah pada kandung kemih atau prostat, penyakit sendi seperti arthtritis atau
bursitis dan gastroesophageal reflux, kelompok lingkungan/ faktor perilaku,
kelompok penggunaan obat-obatan, kafein, alkohol atau obat pada penyakit kronis
dan keompok dengan penyakit mental atau gejala seperti : cemas, depresi,
kehilangan identitas pribadi dan persepsi kesehatan yang buruk (Tsou, 2013).
Perubahan yang sangat menonjol pada pola tidur gangguan insomnia lansia
adalah pengurangan pada gelombang lambat, terutama stadium 4, gelombang alfa
menurun, dan meningkatnya frekuensi sering terbangun dimalam hari. Gangguan
tersebut terjadi juga karena lansia sensitif terhadap stimulus dari lingkungan, pada
usia dewasa muda normal akan terbangun 2-4 kali namun pada usia lansia akan
lebih sering terbangun (Darmojo, 2009).
Dengan metode light therapy, terbukti ampuh membuat lansia lebih stabil dan
dapat beristirahat cukup tanpa harus menggunakan cara medis. Alat sederhana ini
diberi nama light box Untuk mengatasinya, salah satu hal yang dapat dilakukan
ialah dengan light therapy atau terapi lampu. Alat inilah yang digunakan untuk
melakukan terapi yang diberi nama terapi lampu.
3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu,kritik dan
saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya akan lebih baik dari sekarang dan kami juga berharap pengetahuan
tentang Trend dan Isue Keperawatan Gerontik dapat terus dikembangkan dan
diterapkan dalam bidang keperawatan Gerontik.
DAFTAR PUSTAKA
8
Fatimah. (2012). Populasi lansia. Tersedia dalam
http://theopoxibink.blogspot.com/.
Johnson & Epperson. (2006). Quality of sleep and quality of life in elderly. Sleep
Med 12(1), 93–102.
Kemenkes RI. (2015). Pelayanan dan peningkatan kesehatan usia lanjut. Tersedia
dalam http://www.depkes.go.id/article/ view/15052700010/.
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/03/11/195/433781/terapi-lampu-obati-
stres-susah-tidur-pada-lansia
http://ardianumam.web.ugm.ac.id/?p=79
http://medicastore.com/penyakit/317/Insomnia_%28kesulitan_tidur%29.html