Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

LUFFA ACUTANGULA SEBAGAI ALTERNATIF PENURUN


KADAR GLUKOSA DARAH
Joko Sigit1
Rini Listyowati2
Fitriana3
Heni Septryaningrum4
Rizqina Bintari Mahmudah5
Nurul Purborini6

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang1, 2, 3, 4, 5, 6


Kutipan: Sigit, J., Listyowati, R., Fitriana., Septyaningrum, H., Mahmudah, R. B., & Purborini,
N. (2016). Luffa Acutangula Sebagai Alternatif Penurun Kadar Glukosa Darah. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 1 (1): 1-6.
INFORMASI ABSTRACT

Korespodensi: Objective: To determine the effect of Luffa Acutangula to reduce


ners.nurul@gmail.com blood glucose level.

Methods: It used literature review method. It identification


publication articles since October 2006 to October 2015 using
keywords oyong, luffa acutangula, and diabetes mellitus..

Keywords: Oyong, Luffa Results: Result of identifaction found three articles that discuss
Acutangula, Diabetes Mellitus about effect and composition of luffa acutangula.

Conclusion: Oyong (Luffa Acutangula) had curcubitacin and


flavonoid that have hipoglikemic effect. Those two compounds can
prevent increasing of blood glucose.

PENDAHULUAN miologi terkini, jumlah penderita DM di


seluruh dunia mencapai 200 juta, dan
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit
diperkirakan meningkat lebih dari 330
yang terjadi karena hiperglikemia dan
juta pada tahun 2025. Penderita DM di
gangguan metabolisme pada tubuh yang
Indonesia jumlahnya cukup fantastis,
dihubungkan dengan kekurangan secara
pada tahun 2006 ditemukan 14 juta.
absolut atau relatif dari kerja dan atau
World Health Organization (WHO)
sekresi insulin (Buraerah, 2010). Di
memperkirakan pada 2030 nanti sekitar
kalangan masyarakat luas, penyakit ini
21,3 juta orang Indonesia akan terkena
lebih dikenal sebagai penyakit gula atau
penyakit DM (Corwin, 2009).
kencing manis. Dari berbagai peneli-
tian, terjadi kecenderungan peningkatan Di Jawa Tengah, prevalensi penderita
prevalensi DM baik di Indonesia mau- DM yang tergantung insulin pada tahun
pun di dunia. Berdasarkan bukti epide- 2012 sebesar 0,6 persen lebih rendah

1
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

dibanding tahun 2011 (0,09 persen). Model perawatan yang banyak dilaku-
Daerah dengan prevalensi tertinggi kan penderita DM adalah dengan meng-
untuk DM yang tergantung insulin konsumsi obat. Obat yang dikonsumsi
adalah Kabupaten Semarang sebesar dapat berupa obat kimia maupun obat
0,66 persen. Prevalensi kasus DM tidak dari bahan alami atau yang dikenal
tergantung insulin mengalami penuru- sebagai herbal. Salah satu jenis herbal
nan dari 0,63 persen menjadi 0,55 yang ternyata mempunyai khasiat untuk
persen pada tahun 2012. Daerah dengan menurunkan kadar glukosa darah dan
prevalensi tertinggi untuk DM yang belum banyak digunakan adalah oyong,
tidak tergantung insulin adalah Kota gambas, atau Luffa Acutangala.
Magelang sebesar 7,93 persen (Dinas Menurut Pimple, et al (2011), oyong
Kesehatan Provinsi Jawa Tenggah, dapat menurunkan kadar glukosa darah
2012). karena memiliki kandungan curcubi-
tacin yang termasuk ke dalam golongan
Diabetes Mellitus merupakan penyakit
saponin. Tanaman buah ini berbentuk
silent killer. Hal ini karena terkadang
bulat panjang dengan ukuran 15–30 cm,
penderita tidak menyadari bahwa diri-
dan semakin mengecil ke pangkalnya.
nya terkena DM sampai akhirnya
Bentuk buahnya menyerupai belimbing
timbul komplikasi. komplikasi yang ter-
dengan siku-siku yang memanjang.
jadi disebabakan oleh keadaan hiper-
Kulitnya keras seperti kaktus dengan
glikemia di dalam tubuh. Keadaan
daging yang lunak dan halus. Tanaman
hiperglikemia yang terjadi dari waktu
ini banyak ditemukan di Asia Tropis
ke waktu dapat merusak sistem orang
(Rizki, 2013). Selain itu, tanaman
tubuh, seperti pembuluh darah dan
oyong merupakan tanaman yang dengan
sistem saraf. Komplikasi yang sering
mudah dapat ditemui di pasar dan
terjadi pada penderita DM antara lain
banyak dikonsumsi oleh masyarakat
peningkatan resiko gangguan kardio-
Indonesia. Berdasarkan data tersebut,
vaskuler, stroke, neuropati (terutama di
oyong dapat memiliki manfaat dalam
bagian kaki), ulkus diabetikum,, retino-
menurunkan kadar glukosa darah tetapi
pati diabetikum, gagal ginjal, dan
belum banyak yang mengetahuinya.
kematian (Pusat Data dan Informasi
Tujuan dari artikel ini adalah untuk
Kementrian Kesehatan RI, 2014).
mengetahui tentang manfaat dari oyong
Komplikasi dari DM dapat dihindari dalam menurunkan kadar glukosa
dengan menjaga kadar glukosa darah darah.
dalam rentang normal. Kadar glukosa
darah dapat berada dalam rentang
normal jika dilakukan perawatan yang METODE
tepat pada penderita. Perawatan bagi
Artikel ilmiah ini mengidentifikasi
penderita meliputi diet, obat hipo-
artikel-artikel yang telah dipublikasikan
glikemik oral, insulin sensiting agent,
dari Oktober 2006 sampai Oktober
olahraga, penurunan berat badan, mana-
2015. Identifikasi artikel terpublikasi
jemen stress, dan pemantauan kadar
dilakukan melalui Google Scholar. Kata
glukosa darah secara rutin
kunci yang digunakan dalam proses
(Wijaya,2013).

2
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

pencarian dan identifikasi meliputi triterpenoid, tannin, flavonoid, dan


oyong, diabetes mellitus, dan Luffa minyak. Untuk uji Ekstrak diperoleh
Acutangula . Melalui proses identifikasi data bahwa oyong mengandung petro-
dan seleksi, akhirnya ditetapkan tiga leum ether 60-80 persen ethyl acetat,
artikel yang secara spesifik membahas air, dan alkohol. Pada uji fitochemical
tentang manfaat dan kandungan oyong diketahui bahwa oyong mengandung
(Luffa Acutangula). karbohidrat, flavonoid, minyak, tannin,
steroid, triterpenoid, dan protein.
Shrivastava dan Roy (2013) melakukan
HASIL
penelitian tentang family curcubitacea
Setelah dilakukan pencarian dan yang digunakan dalam konsep ethno-
penelusuran artikel, ditetapkan tiga medecine oleh penduduk lokal di
artikel yang akan direview. Ketiga daerah Jaipur, India. Metode yang digu-
artikel tersebut yaitu Mohan & Sanjay nakan dalam penelitian ini adalah
(2010); Shrivastava & Roy (2013); dan metode survey dengan menyebarkan
Sari & Sujono (2015). Mohan dan kuesioner yang berisikan data tanaman
Sanjay (2010) melakukan penelitian yang digunakan, bagian tanaman yang
farmakognostic dan phytochemical pa- digunakan, dan tujuan penggunaan
da tanaman Luffa acutangula. Peneli- tanaman tersebut.
tian ini dilakukan Shirpur India. Metode
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penelitian yang dilakukan adalah de-
terdapat 9 jenis tanaman yang termasuk
ngan penelitian kandungan dari Luffa
ke dalam family curcubitacea yang
Acutangula di laboratorium. Bahan
sering digunakan oleh penduduk Jaipur
yang diuji adalah oyong dalam bentuk
untuk pengobatan saat mreka sakit.
segar dan serbuk. Oyong dalam bentuk
Sembilan jenis tanaman itu adalah
segar digunakan untuk pemeriksaan
Citrullus colocynthis (biiter apple),
makroskopik dan mikroskopik. Oyong
Citrullus lanatus (semangka), Cucumis
dalam bentuk serbuk digunakan untuk
sativus (mentimun), Cucurbit pepo L
pemeriksaan histochemical, behavior,
(labu)., Luffa cylindrical (blustru),
ekstrak, dan fitochemical.
Lagenaria siceraria (bottle groud),
Dari uji yang dilakukan diperoleh Luffa acutangula (oyong), Momordica
beberapa data. Untuk uji makroskopik charantia (pare), dan Trichosanthes
dperoleh data bahwa oyong yang sudah dioica (pointed groud). Bagian yang
siap petik berwarna hijau gelap sampai dapat digunakan adalah buah, biji dan
hijau kekuning-kuningan dengan uku- daun. Untuk beberapa tanaman, seperti
ran panjang 2.5-8 cm. Uji microskopik oyong dan bitter apple, bagian akar juga
menunujkkan bahwa oyong terdiri dari sering digunakan untk pengobatan.
tiga lapisan yaitu epicarp, mesocrap,
Sari dan Sujono (2015) melakukan
dan endocarp. Pada uji histochemical
penelitian tentang infusa buah gambas
diketahui bahwa oyong mengandung
untuk penurunan kadar glukosa darah
lignin, selulose, dan steroids/triter-
pada tikus putih yang diinduksi aloksan.
penoid. Uji Behaviour mennghasilkan
Metode penelitian yang dilakukan ada-
data bahwa oyong mengandung steroid/

3
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

lah penelitian eksperimental dengan dalam golongan saponin. Saponin


metode pretest posttest with control adalah senyawa glikosida yang memi-
design. Lama waktu penelitian adalah liki molekul tinggi dan terdaat dalam
11 hari. Penelitian ini menggunakan 25 tanaman. Saponin dapat menurunkan
tikus putih jantan yang dibagi ke dalam kadar glukosa darah dengan cara
5 kelompok, yaitu kelompok kontrol melepas insulin dan mencegah terben-
negatif, kelompok kontrol positif, tuknya formasi glukosa pada pembuluh
kelompok infusa gambas 10 persen, darah (Bushan, et al., 2009) Pada
kelompok infusa gambas 5 persen, dan oyong, terdapat curcubitacin yang
kelompok infusa gambas 2.5 persen. merupakan golongan saponin dan dapat
Pada kelompok kontrol negatif, tikus memberikan efek antihiperglikemik
diberikan aquades. Pada kelompok kon- (Patil, Patel, & Bhavsar, 2010).
trol positif, tikus diberi glibenklamid
Selain triterpenoid, oyong juga mengan-
0.5mg/kgBB. Untuk mengetahui adanya
dung flavonoid. Menurut Herowati, ey
perubahan kadar glukosa darah, kadar
al. (2013), flavonoid yang terdapat
glukosa darah diukur pada hari ke 0, 4,
dalam oyong memiliki efek hipo-
dan 11. Pengukuran kadar glukosa
glikemik. Hal ini juga diperkuat dengan
darah dengan menggunakan metode
penelitian dari Bushan, et al. (2009)
enzimatik GOD PAP (Glucose Oxidase
yang menemukan bahwa senyawa
Phenol 4-Aminoantipyrine).
flavonoid menekan level glukosa darah
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan cara meningkatkan aktivitas dari
ada perbedaan penurunan kadar glukosa enzim glukokinase hepar yang akan
darah pretes-posttes pada kelima menstimulasi pancreas untuk mengha-
kelompok. Kelompok kontrol negatif silkan insulin. Dilihat dari kandungan-
memiliki nilai glukosa darah yang nya, oyong memiliki efek antihiper-
paling tinggi diantara kelompok yang glikemik. Efek antihiperglikemik ini
lain karena pada kelompok kontrol juga sudah dibuktikan melalui peneliti-
negatif hanya diberi aquades. Untuk an pre klinik dan klinik. Untuk pene-
kelompok dengan pemberian infusa litian pre klinik, sudah dilakukan bebe-
konsentrasi 10 persen, 5 persen, dan 2.5 rapa penelitian terhadap tikus putih
persen terdapat penurunan kadar yang menunjukkan adanya penurunan
glukosa darah yang bermakna dengan kadar glukosa darah pada tikus putih
p<0.05. yang sudah diberikan infusa biji dan
buah gambas (Larasati, 2012; Herowati,
et al., 2013; Sari & Sujono, 2015).
PEMBAHASAN Hasil dari uji pre klinis ini juga
Berdasarkan data yang didapat dari diperkuat dengan uji klinis yang
hasil penelusuran artikel diperoleh data dilakukan oleh Fourina (2014) yang
bahwa oyong mengandung flavonoid melakukan penelitian tentang pengaruh
dan triterpenoid. Kedua senyawa ini pemberian sayur gambas terhadap
diyakini dapat menurunkan kadar penurunan kadar glukosa darah pada
glukosa darah. Menurut Sharma & prediabetik di Puskesmas Pauh Padang.
Paliwal (2013) triterpenoid termasuk ke Pada penelitian ini peroleh hasil bahwa

4
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

pada pasien prediabetik, setelah meng- Dinas Kesehatan Jawa Tenggah, 2012.
konsumsi sayur gambas secara rutin Buku Profil Kesehatan Provinsi
terdapat penurunan kadar glukosa darah Jawa Tengah Tahun 2012.
dengan P < 0.05. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah: Semarang.
Fourina, S. 2014. Pengaruh pemberian
KESIMPULAN
sayur gambas (Luffa
Oyong (Luffa Acutangula) mengan- cylindrical) terhadap penurunan
dung senyawa curcubitacin dan flavor- gula darah pada prediabetes di
noid yang memiliki efek antihiper- wilayah kerja Puskesmas Pauh
glikemik. Senyawa tersebut dapat men- Padang. Skripsi. Fakultas
cegah peningkatan kadar glukosa darah. Keperawatan Universitas
Oleh karena itu, oyong dapat disarankan Andalas: Padang.
untuk digunakan sebagai salah satu
Herowati, R., Widodo, G.P., Sulistyani,
makanan yang dapat disarankan bagi
P.W., Hapsari. 2013. Efek
penderita Diabetes Mellitus. Selain itu,
antidiabetes kombinasi infusa
penelitian klinis terkait dengan penga-
biji oyong (Luffa Acutangula
ruh tanaman oyong terhadap penurunan
L.Roxb.) dengan Metformin dan
kadar glukosa darah perlu ditingkatkan
Glibenklamid. Jurnal Farmasi
lagi agar semakin memperkuat bukti
Indonesia, 6, 4.
ilmiah penggunaan tanaman oyong
sebagai antiihiperglikemia. Jyothi, V., Ambati, S.,&Jyothi, A.,
2010. The Pharmacognistic,
Phytochemical and
DAFTAR PUSTAKA Pharmalogical Profile of Luffa
Buraerah, H., 2010. Analisa Faktor Acutanglukosa. International
Resiko Diabetes Melitus Tipe 2 Journal of Pharmacy and
di Puskesmas Tanrutedong, Technology, 2, 4: 512-524
Sidenreng Rappan. Jurnal Larasati, P.L.2012. Efek Penurunan
ilmiah Nasional diakses pada 1 Kadar Glukosa Darah
Oktober 2015. Kombinasi Ekstrak Etanol Daun
Bushan, M., Rao, V., Ojha, S., Alpukat (Persea Americana
Vijayakumar, M., & Verma, A. Mill) Dan Buah Oyong (Luffa
2009. An Analytical Review of Acutanglukosa (L) Roxb) Pada
Plants For Anti Diabetic Mencit Putih Jantan Yang
Activity With Their Dibebani Glukosa,
Phytoconstituent & Mechanism http://karyailmiah.unisba.ac.id/i
of Action. International Journal ndex.php/farmasi/article/view/1
of Pharmaceutical Sciences and 753 diakses tanggal 6 Oktober
Research, 1 (1), 35 2015.

Corwin, E. J., 2009. Buku Saku Mohan, K., & Sanjay, S. 2010.
Patofisiologi. EGC: Jakarta. Pharmacognostic and

5
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(1) 2016

Phytochemical Investigation of Shrivastava, A. & Roy, S. 2013.


Luffa acutangulavar. amaria Cucurbitaceae : A
Fruits. International Journal of Ethnomedicinally Important
Pharm Tech Research, 2 (2), Vegetable Family. Journal of
1609 Medicinal Plants Studies, 1 (4),
19.
Patil, P.S., Patel, M.S., & Bhavsar, C.J.
2010. Comparative antidiabetic Wijaya, A.S., dkk. 2013. Keperawatan
activity of herbal plants. An Medikal Bedah 2. Nuha Medika:
International Journal of Yogyakarta
Pharmaceutical Sciences, 1, 12-
19.
ACKNOWLEDGEMENT
Pimple, B., Kadam, P., & Patil, M.
2011. Antidiabetic and Diucapkan terima kasih kepada
Antihyperlipidemic Activity of Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Luffa acutangula Fruit Extract in Muhammadiyah Magelang yang telah
Streptozotocin Induced NIDDM memfasilitasi selama proses penulisan
Rats. Asian Journal of artikel ini.
Pharmaceutical and Clinical
Research, 4,1.
Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI. 2014. Situasi dan
Analisis Diabetes.
http://www.depkes.go.id/resourc
es/download/pusdatin/infodatin/i
nfodatin-diabetes.pdf. Diakses
pada 20 Mei 2016.
Rizki, F., 2013. The Miracle of
Vegetables. ArgoMedia: Jakarta
Sari, H.T., & Sujono, T.A.. 2015.
Pengaruh Pemberian Infusa
Buah Gambas (Luffa
Acutanglukosa L) terhadap
Penurunan Kadar Glukosa
Darah Tikus Putih yang di
Induksi Aloksan, Fakultas
Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
diakses tanggal 5 Oktober 2015.

Anda mungkin juga menyukai