Anda di halaman 1dari 21

KOMPLIKASI POST PARTUM :

TRAUMA MELAHIRKAN
By: Dayu Ningrat
INKONTINENSIA URINE
INKONTINENSIA URINE
• Inkontinensia Urine (IU) terjadi pada ibu usia muda dan
pertengahan
• Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia ibu
(Sampselle,2003)
• Insiden meningkat pada ibu yang telah melahirkan serta paritas
(Sampselle,2003)
• Melahirkan pervaginam membawa peningkatan resiko Prolaps
Organ Panggul (POP) yang merupakan factor resiko IU
INKONTINENSIA URINE
• Inkontinensia Urine (IU) adalah eliminasi urin dari kandung kemih yang
tidak terkendali atau terjadi diluar keinginan.
• Inkontinensia bisa bersifat sementara dan permanen
• Jenis inkontinensia :
1. Inkontinensia urgensi
• Pelepasan urine yang tidak terkontrol sebentar setelah ada peringatan ingin melakukan
urinasi
• Aktivitas otot destrusor yang berlebihan dan kontraksi kandung kemih yang tidak terkontrol
• Kondisi lain: gangguan VU dan uretra, abnormalitas saluran kemih kongenital
2. Inkontinensia stress
• Inkontinensia uretra: hipermobilitas uretra
• Inkontinensia karena peningkatan tiba-tiba dalam tekanan intrabdomen
• Kondisi yang mempengaruhi: batuk, bersin, tertawa, mengangkat berat
3. Overflow inkonetinensia
• Terjadi jika retensi menyebabkan kandung kemih terlalu penuh dan sebagian terlepas secara
tidak terkontrol
• Kondisi yang mempengaruhi : neurogenik bladder atau obstruksi bagian luar kandung kemih.
INKONTINENSIA URINE
ETIOLOGI
• Over activity otot detrusor o/k kondisi neurologis
• Kerusakan sfinkter uretra : kerusakan saraf pasca melahirkan,
penurunan estrogen, peningkatan otot abdomen
• Infeksi saluran kemih
• Kelemahan dasar panggul dan lemahnya spinkter vesikouretral
• Cedera anatomis dan neuromuskuler pasca melahirkan
• Peregangan atau trauma kandung kemih
• Efek epidural anastesi
• Trauma traktus genitalis
INKONTINENSIA URINE
MANIFESTASI KLINIS:
• Ketidaknyamanan daerah pubis
• Distensi kandung kemih
• Pengeluaran urine sedikit-sedikit dengan residu urine
• Urine menetes saat kandung kemih penuh
• Pancaran urine melemah
• Meningkatnya frekuensi berkemih
• Tidak dapat mengontrol keinginan berkemih
INKONTINENSIA URINE
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
• Sitoskopi :dipakai untuk menentukan adanya radang, tumor,
striktur, perubahan struktur vesika urinaria
• Urethrosistografi : memperlihatkan keadaan urethra, vesika urinaria, dan sudut
antara urethra dan vesica urinaria
• Sfingterometri: menguji ketahanan muskulus
• USG : melihat kelainan VU
• Foto konvensional: melihat kelainan panggul
• Kultur urine dan pemeriksaan specimen urine
• Uroflometri
INKONTINENSIA URINE
PENATALAKSANAAN:
• Farmakoterapi : obat untuk overactivitas bladder dan overactivitas
destrusor
• Penggunaan terapi hormonal : estrogen
• Penggunaan penyanggah dasar panggul (pesarium)
• Latihan fisik : latihan otot dasar panggul
• Bladder training
• Mechanical devices : tampon, Edward spring, Bonnas’s device
• Penanganan operatif
INKONTINENSIA URINE
ASUHAN KEPERAWATAN
• Pengkajian:
• Identitas
• Keluhan utama : ketidakmampuan menahan
kencing
• Riwayat penyakit sekarang : riwayat urinasi dan
catatan eliminasi klien
• Riwayat penyakit dahulu :riwayat pernah terjadi
trauma/cedera genitourinarius, pembedahan
ginjal, infeksi saluran kemih
• Kaji Pola eliminasi
INKONTINENSIA URINE
ASUHAN KEPERAWATAN
• Pengkajian:
• Pemeriksaan fisik pada Bladder
• Adanya kemerahan, iritasi / lecet dan bengkak pada daerah
perineal
• Periksa warna, bau, banyaknya urine biasanya bau menyengat
karena adanya aktivitas mikroorganisme (bakteri) dalam kandung
kemih serta disertai
• Keluarnya darah apabila ada lesi pada bladder
• Pembesaran daerah supra pubik lesi pada meatus uretra
• Nyeri saat berkemih menandakan disuria akibat dari infeksi
INKONTINENSIA URINE
ASUHAN KEPERAWATAN
• Masalah Keperawatan
1. Perubahan pola eliminasi urine
2. Gangguan rasa nyaman nyeri
3. Kerusakan integritas kulit
4. Gangguan citra tubuh
5. Resiko infeksi
FISTULA GENITALIA
Fistula Genitalia
• Fistula adalah adanya hubungan antara
rongga alat dalam dengan dunia luar
• Fistula genitalia : hubungan antara traktus
genitalia dengan traktus urinarius atau,
gastrointestinal
• Fistula genitalia merupakan perforasi organ
genitalia
• Sebagian besar terjadi diantara kandung
kemih dan saluran genitalia (vesikovagina),
antara uretra dan vagina (uretrovagina) serta
rectum atau kolon sigmoid dan vagina
(rektovagina)
Fistula Genitalia
ETIOLOGI
• Trauma persalinan : penekanan jalan lahir oleh
kepala bayi dalam partus lama
• Trauma operasi
• Proses keganasan
• Kelainan kongenital
• Infeksi seperti pada episiotomi
Fistula Genitalia
MANIFESTASI KLINIS
• Adanya urine, flatus atau feses dari vagina
• Bau urine atau feses di dalam vagina
• Iritasi jaringan vagina
• Ngompol terus-menerus dan tidak pernah miksi lagi, jika disertai
menouria àfistula vesikouterina
• Ngompol terus sedikit-sedikit tapi masih ingin miksi, maka
kebosoran dari salah satu ureter àureterovaginal
• Tidak ngompol, tapi kencing keluar dari vagina, kebocoran pada
uretra distal. Tapi jika mengenai bagian sfingter, ngompol terus
Fistula Genitalia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan inspekulo
• Pemeriksaan dengan kateter
• Pemeriksaan radiologi: IVP, Sistografi
• Pemeriksaan endoskopi : sistoskopi
Fistula Genitalia
PENATALAKSANAAN
• Pengelolaan konservatif jika fistula kecil dan dimaintaining
dengan drainase kontinyu
• Pembedahan, eksisi fistula
• Terapi radiasi
Fistula Genitalia
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Sirkulasi
2. Eliminasi: penurunan kekuatan/dorongan urinary, feses keluar
melalui fistula
3. Makanan/cairan: mual, muntah, anoreksia
4. Nyeri : nyeri suprapubik, daerah fistula dan nyeri punggung
bawah
Fistula Genitalia
ASUHAN KEPERAWATAN
Masalah Keperawatan
1. Nyeri
2. Resiko tinggi infeksi
3. Gangguan citra tubuh
4. Kecemasan
5. Kurang pengetahuan
Diskusikan bersama kelompok:
1. Asuhan Keperawatan ibu dengan fistula genitalia
2. Asuhan keperawatan pada ibu dengan
inkontinensia urine
Note: Asuhan keperawatan meliputi: pengkajian
(apa saja yang harus dikaji), diagnose keperawatan
dan intervensinya. Dan ditambah dengan WOC
singkat saja.
Selamat mengerjakan J

Anda mungkin juga menyukai