Anda di halaman 1dari 28

TRAUMA MELAHIRKAN

INKONTINENSIA URIN DAN


FISTULA GENETALIA
Definisi Inkontinensia urin
• Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin secara involunter (Diluar kesadaran) yang
menjadi masalah sosial atau higiene serta dapat diperlihatkan secara objektif (Error
Norwitz & John Schorge, 2007:41).

• Variasi dari inkontinensia urin meliputi keluar hanya beberapa tetes urin saja, sampai
benar-benar banyak, bahkan terkadang juga disertai inkontinensia alvi (disertai
pengeluaran feses). Inkontinensia urine lebih sering terjadi pada wanita yang sudah
pernah melahirkan daripada yang belum pernah melahirkan (nulipara). Hal ini terjadi
karena adanya perubahan otot dan fasia di dasar panggul.
Jenis Inkontinensia Urin
• Inkontinensia Urgensi
Pelepasan urine yang tidak terkontrol sebentar setelah ada
peringatan ingin melakukan urinasi. Disebabkan oleh aktivitas otot
destrusor yang berlebihan atau kontraksi kandung kemih yang tidak
terkontrol.
• Inkontinensia Tekanan
Pelepasan urine yang tidak terkontrol selama aktivitas yang
meningkatkan tekanan dalam lubang intra abdominal. Batuk, bersin,
tertawa dan mengangkat beban berat adalah aktivitas yang dapat
menyebabkan inkontinensia urine.
• Inkontinensia Aliran Yang Berlebihan (Over Flow
Inkontinensia)
Terjadi jika retensi menyebabkan kandung kemih terlalu penuh dan
sebagian terlepas secara tidak terkontrol, hal ini pada umumnya
disebabkan oleh neurogenik bladder atau obstruksi bagian luar
kandung kemih. (Charlene J.Reeves at all).
Etiologi Inkontinensia Urin
a. Gejala Infeksi Saluran Kemih
Serangan bakteri memicu infeksi lokal yang mengiritasi mukosa kandung kemih dan
menyebabkan dorongan kuat untuk buang air kecil.
b. Atrofi Vaginitis
Atrofi atau peradangan pada vagina akibat penurunan yang signifikan dari kadar estrogen;
kurangnya estrogen dapat menyebabkan penurunan kekuatan otototot dasar panggul. atrofi
mukosa vagina juga menyebabkan ketidak nyamanan vagina, rasa terbakar, gatal, dan
terkait dispareunia.
c. Efek Samping Obat
obat psikotropika dapat memperburuk inkontinensia, efek sedatif dan benzodiazepin dapat
mengganggu kemampuan pasien untuk mengendalikan fungsi kandung kemih, sehingga
urge incontinence iatrogenik diuretik dan meningkatkan Volume kemih konsumsi cairan
cepat dan berpotensi memperburuk gejala inkontinensia urin.
Etiologi Inkontinensia Urin
d. Konsumsi Kopi dan Alkohol
Kopi menyebabkan kedua efek diuretik dan efek iritasi independen, sehingga
mengisi kandung kemih yang cepat dan keinginan yang mendesak dan tidak
sukarela untuk buang air kecil.

e. Inkontinensia urin biasanya berhubungan dengan penyakit fisik yang


mendasari, termasuk disfungsi kandung kemih, melemah dasar panggul atau
otot kandung kemih, penyakit neurologis, operasi panggul sebelumnya, atau
obstruksi saluran kemih.
Klasifikasi Inkontinensia Urin
a. Inkontinensia Stress
Adanya tekanan di alam abdomen, seperti bersin, dapat menyebabkan kebocoran urine dari
kandung kemih serta tidak terdapat aktivitas kandung kemih. Tipe inkontinensia ini sering
diderita wanita yang mempunyai banyak anak
b. Inkontinensia Mendesak (Urge Incontinence)
Mereka tidak merasakan adanya tanda berkemih. Kondisi ini terjadi karena kandung kemih
seseorang berkontraksi tanpa didahului oleh keinginan untuk berkemih.Kehilangan sensasi
untuk berkemih ini disebabkan oleh adanya perununan fungsi pesyarafan yang mengatur
perkemihan.
c. Inkontinensia Overflow
Seseorang yang menderita inkontinensia overflow akan mengeluh bahwa urinenya mengalir
terus menerus. Hal ini disebabkn karena obstruksi pada saluran kemih seperti pada
pembesaran prostat atau konstipasi.MUntuk pembesaran prostat yang menyebabkan
inkontinensiadibutuhkan tindakan pembedahan dan untuk konstipasinya relatif mudah diatasi.
Klasifikasi Inkontinensia Urin
d. Inkontinensia Refleks
Ini terjadi karena kondisi sistem saraf pusat yag terganggu seperti
pada demensia. Dalam hal ini, pengosongan kandung kemih
dipengaruhi refleks yang dirangsang oleh pengisian. Kemampuan
rasa ingin berkemih dan berhenti berkemih tidak ada.
e. Inkontinensia Fungsional
Kondisi ini muncul akibat beberapa ketidakmampuan lain yang
mengurangi kemampuanya untuk mempertahankan kontinensia.
Patofisiologi Inkontinensia Urin

• Inkontinensia urine bisa disebabkan oleh karena komplikasi dari


penyakit infeksi saluran kemih, kehilangan kontrol spinkter atau
terjadinya perubahan tekanan abdomen secara tiba-tiba.
Inkontinensia bisa bersifat permanen misalnya pada spinal cord
trauma atau bersifat temporer pada wanita hamil dengan
struktur dasar panggul yang lemah dapat berakibat terjadinya
inkontinensia urine. Meskipun inkontinensia urine dapat terjadi
pada pasien dari berbagai usia, kehilangan kontrol urinari
merupakan masalah bagi lanjut usia.
Manifestasi klinis Inkontinensia Urin

 Inkontinensia Urgensi
Ketidakmampuan menahan  Inkontenensia Kombinasi
keluanya urin dengan gambaran Kombinasi antara Inkontinensia
seringnya terburu – buru untuk urgensi dan Inkontinensia stress.
berkemih.  Inkontinensia Overflow
 Inkontenesia Stress Urine menetes saat kandung kemih
Keluarnya urine selama batuk, penuh
mengedan, dan sebagainya. Urine 1. Disfungsi neutrologis
keluar tanpa kontraksi detrusor. 2. Penyakit endokrin
1. Tonus otot panggul yang buruk 3. Penurunan kelenturan dinding
2. Defisiensi sfreingter uretra, kandung keih
4. Obstruksi pintu keluar kandung
congenital atau didapat
kemih
3. Kelebihan berat badan
Manifestasi klinis Inkontinensia Urin

● Enuresis Noktural
10 % anak usia 5 tahun dan 5 % anak usia 10 tahun mengompol
selama tidur. Mengompol pada anak yang tua merupakan sesuatu yang
abnormal dan menunjukan adsanya kandung kemih yang tidak stabil.
● Gejala infeksi urin (frekuensi, disuria, nukturia), obstruksi (pancaran
lemah, menetes), trauma (termasuk pembedahan, misalnya reseksi
abdominoperineal), fistula (menetes terus – menerus ), penyakit
neurologis (disfungsi seksual atau usus besar) atau penyakit
sistemik (miasalnya diabetes) dapat menunjukkan penyakit yang
mendasari.
Pemeriksaan Diagnostik Inkontinensia Urin
1. Kultur Urine 7. Marshall Test (Marshall -Bonney test)
2. IVU : untuk menilai saluran bagian atas dan uji ini dapat dilakukan untuk mengetahui
obstruksi atau fistula apakah kebocoran dapat dicegah dengan cara
3. Sistoskopi jika dicurigai terdapat batu atau menstabilisasi dasar kandung kemih sehingga
neoplasma kandung kemih mencegah herniasime lalu diafragma
4. Pemeriksan speculum vagina ± sistogram urogenital atau tidak.
jika dicurigai terdapat fistula vesilovagina.
5. Uji Uro Dinamik 8. Pad Test
6. Q-Tip Test Merupakan penilaian semi objektif untuk
Tes ini dilakukan dengan menginsersikan mengetahui apakah cairan yang keluar
sebuah cotton swab (Qtip) yang steril kedalam adalah urin, seberapa banyak keluarnya urin
uretra wanita lalu kekandung kemih. Secara dan dapat digunakan untuk memantau
perlahan tarik kembali hingga leher dari Q-tip keberhasilan terapi inkontinensia.
berada di leherkandungkemih. Pasien lalu
diminta untuk melakukan Valsavamanuver atau
mengkontraksikan otot abdominalnya
Komplikasi Inkontinensia Urin
1. Ruam kulit atau iritasi
2. Infeksi saluran kemih
3. Inkontinensia meningkatkan risiko infeksi saluran kemih berulang.
4. Prolapse
Prolaps merupakan komplikasi dari inkontinensia urin yang dapat terjadi pada
wanita. Hal ini terjadi ketika bagian dari vagina, kandung kemih, dan dalam
beberapa kasus uretra, drop-down ke pintu masuk vagina. Lemahnya otot
dasar panggul sering menyebabkan masalah. Prolaps biasanya perlu
diperbaiki dengan menggunakan operasi.
Definisi Fistula Genetalia
• Fistula adalah terjadinya hubungan antara rongga alat dalam dengan dunia luar.
Fistula Genetalis adalah terjadinya hubungan antara traktus genitalia dengan
traktus urinarius atau, gastrointestinal dan dapat ditemukan satu atau gabungan
dua kelainan secara bersamaan.
Jenis Fistula Genetalia
1. Fistula Vesikovaginal
Fistula terbentuk antara vagina dengan kandung kemih. Disebut juga fistula kandung kemih.

2. Fistula Ureterovaginal
Fistula terbentuk antara vagina dan ureter (saluran yang membawa urine dari ginjal ke kandung
kemih).

3. Fistula Uretrovaginal
Fistula terbentuk antara vagina dengan uretra (saluran kemih). Nama lainnya adalah fistula
uretra.

4. Fistula Kolovaginal
Fistula terbentuk antara vagina dengan usus besar.

5. Fistula Enterovaginal
Fistula terbentuk antara usus halus dengan vagina.
Etiologi Fistula Genetalia
• Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Fistula Vesiko Vagina antara lain :
A. Komplikasi Obstetrik, yaitu terjadi karena persalinan.
1. Karena robekan oleh forceps, alat-alat yang meleset atau karena sectio sesare.
2. Karena nekrosis tekanan, dimana jaringan tertekan lama antara kepala anak dan
sympisis seperti pada persalinan dengan panggul sempit, hydrocepalus atau kelainan
letak.
B. Operasi Ginekologi, terjadi pada :
1. Karsinoma, terutama karsinoma servisis uteri.
2. Karena penyinaran : baru timbul 2-5 tahun setelah penyinaran.
3. Karena operasi ginekologis : pada histerektomi abdominal dan vaginal atau operasi
untuk prolaps dapat terjadi perlukaan vesika urinaria. Pada histerektomi totalis dapat
terjadi lesi dari ureter atau kandung kemih.
C. Fistula Recto Vaginal
• Cedera selama proses melahirkan
• Penyakit Crohn atau penyakit peradangan usus lainnya.
• Pengobatan kanker atau radiasi di daerah pinggul.
• Operasi yang melibatkan vagina, perineum, rektum dan anus berikut
komplikasinya.
• Penyebab lainnya seperti infeksi anus atau rektum; diverkulitis; ulcerative colitis;
atau cedera vagina lain yang tidak disebabkan proses melahirkan.
Klasifikasi Festula Genetalia
 Fistula VesikoVaginal
Terdapat 2 jenis fistula vesikovaginalis, yaitu :
. A. Simple vesicovaginal fistulae
• Ukuran fistula < 2-3 cm dan terletak supratrigonal.
• Tidak ada riwayat radiasi atau keganasan
• Panjang vagina normal
B. Complicated vesicovaginal fistulae
• Mempunyai riwayat radiasi sebelumnya
• Terdapat keganasan pelvis
• Vagina pendek
• Ukuran fistula > 3 cm
• Mengenai trigonum vesika urinaria
Klasifikasi Festula Genetalia
• Fistula Recto Vaginal
Sejumlah faktor yang berhubungan dengan fistula
rektovaginal dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
fistula termasuk ukuran, lokasi, dan penyebab fistula.
Faktor-faktor yang untuk mengklasifikasikan fistula ke fistula
simple atau kompleks.
A. Simple rektovaginal fistula
• Rendah atau pertengahan vagina septum<2,5
cm dengan diameter
• Karena trauma atau infeksi

B. Kompleks rektovaginal fistula


• Tinggi rektovaginal septum> 2,5 cm dengan
diameter
• Karena penyakit radang usus, radiasi, atau
neoplasma sebelumnya gagal perbaikan
Patofisiologi Fistula Genetalia
Salah satu etiologi dari terbentuknya fistel adalah dari pembedahan. biasanya karena terjadi
kurangnya ke sterilan alat atau kerusakan intervensi bedah yang merusak abdomen. Maka
kuman akan masuk kedalam peritoneum hingga terjadinya peradangan pada peritoneum
sehingga keluarnya eksudat & fibrinosa (abses) , terbentuknya abses biasanya disertai
dengan rasa nyeri pada lokasi abses.
Manifestasi Klinis Fistula Genetalia
● Fistula Vesiko Vaginal
Secara klinis gejala Fistula Vesiko Vagina ● Fistula Recto Vaginal
mengalami inkontinen urine dan tidak ada Gejala dari fistula recto vaginal antara
rasa nyeri lain yaitu : a. Keluarnya gas, tinja atau
● Fistula Recto Vaginal nanah dari vagina.
Gejala dari fistula recto vaginal antara 1. Segala sesuatu yang keluar dari
lain yaitu : vagina berbau tajam.
1. Keluarnya gas, tinja atau nanah dari 2. Infeksi saluran kemih atau vagina
kambuhan.
vagina.
3. Iritasi atau nyeri pada vulva,
2. Segala sesuatu yang keluar dari
vagina serta area diantara vagina
vagina berbau tajam. dan anus (perineum).
3. Infeksi saluran kemih atau vagina 4. Terasa nyeri ketika berhubungan
kambuhan. seksual
Pemeriksaan Diagnostik Fistula Genetalia
● Tes pewarnaan Urine (Test Metilen Biru)
Dilakukan jika dengan pemeriksaan Spekulum lokasi Fistel sukar ditentukan
● Endoskopi ( Cystoscopy )
Dapat membedakan lokasi dan ukuran Fistel serta derajat reaksi radang sekitar
Fistel.
● Pemeriksaan Radiologis
IVP dilakukan untuk membedakan Fistula Vesiko Vagina atau Obstruksi Ureter
Penatalaksanaan Medis Fistula Genetalia
● Medis
Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara operasi. Operasi untuk kasus ini
tanpa komplikasi memiliki tingkat keberhasilan 90%. Operasi ini sukses dapat
memungkinkan perempuan untuk hidup normal dan memiliki anak lagi. Perawatan pasca
operasi sangat penting untuk mencegah infeksi. Beberapa wanita yang tidak bersedia
untuk operasi ini, dapat mencari pengobatan alternatif yang disebut urostomy
(pengumpulan urine dipakai setiap hari).
● Keperawatan
1. Pra Operasi: Persiapan fisik, laboratorium, antibioka profilaksis, persiapan kolon bila perlu.
2. Waktu reparasi, tergantung sebab trauma operasi segera, saat operasi tersebut, atau
ditunda jika diketahui pasca operasi.
3. Pasca Operasi: drainase urine kateter terpasang.
Komplikasi Fistula Genetalia
● Ureter obstruksi, dapat berupa obstruksi karena terjahit atau terlipat akibat jahitan di
sekitar ureter. Dapat diketahui dengan evaluasi cystoskopi.
● Perdarahan vesika, dapat terjadi akibat perlukaan mukosa vesika. Bekuan dapat
menyumbat katheter sehingga distensi vesika yang berlebihan mengakibatkan jaringan
yang baru dijahit terbuka. Bekuan ini dapat dibersihkan dengan penghisap melalui uretra.
● Infeksi , terjadi karena invasi kuman daerah genital, umumnya gram negatip. Antibiotika
profilaksis diberikan sebe
● Fistula terbuka, kegagalan penutupan fistula biasanya diketahui hari 7 – 10, penderita
mengeluh ngompol kembali.
● Inkontinensia , pada vesika yang kontraktur terjadi gangguan pada sfingter, meskipun
fistula sudah tertutup baik, penderita tidak dapat menahan kencing, urine keluar spontan.
Asuhan Keperawatan Inkontinensia Urin

1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Iritasi Kulit.
Ansietas berhubungan dengan Status Kesehatan.
Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Kelelahan
3. Intervensi
Diagnosa 1 : Kerusakan Integritas Kulit berhubungan Iritasi Kulit Tujuan : Integritas kulit pasien
menjadi baik.
Kriteria hasil :
1. Tidak ada luka atau lesi pada kulit.
2. Mampu melindungi kulit dan mempertahakan kelembaban kulit.
3. Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka.
4. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera
berulang.
Asuhan Keperawatan Inkontinensia Urin

Diagnosa 2 : Ansietas berhubungan dengan status kesehatan.


Tujuan : Pasien dapat mengatasi kecemasannya.
Kriteria hasil :
1. Pasien mampu mengidentifikasi dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas.
2. Pasien mampu mengungkapkan gejala cemas.
3. TTV dalam batas normal.
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh menunjukkan berkurangnya
kecemasan
Diagnosa 3 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan kelelahan.
Tujuan : Pola tidur pasien menjadi lebih teratur.
Kriteria hasil :
1. Jumlah jam tidur dalam batas normal.
2. Kualitas tidur dalam batas normal.
3. Perasaan fresh sesudah tidur atau istirahat
Asuhan Keperawatan Fistula Genetalia

1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa, proses inflamasi.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, proses
pembedahan.
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
3. Intervensi
Diagnosa 1 : Nyeri b.d iritasi mukosa, proses inflamasi Tujuan : Dapat mengatasi nyeri
yang dirasakan oleh pasien.
Kriteria hasil :
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik
nonfarmokologi untuk mengurangi nyeri).
2. Menyatakan rasa nyaman saat nyeri berkurang.
3. Mampu mengenali skala nyeri.
4. Tidak mengalami gangguan tidur.
Asuhan Keperawatan Fistula Genetalia

Diagnosa 2 : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan


tubuh.
Tujuan : Pasien tidak mengalami infeksi.
Kriteria hasil :
1. Pasien bebas dari gejala infeksi.
2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.
3. Menunjukkan perilaku hidup sehat.
Diagnosa 3 : Ansietas berhubungan dengan status kesehatan.
Tujuan : Pasien dapat mengatasi kecemasannya.
Kriteria hasil :
1. Pasien mampu mengidentifikasi dan menunjukkan teknik untuk mengontrol
cemas.
2. Pasien mampu mengungkapkan gejala cemas.
3. TTV dalam batas normal.
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh menunjukkan berkurangnya
kecemasan.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai