Anda di halaman 1dari 19

STIGMA & DISKRIMINA SI PA DA

ODHA DI LINGKUNGA N
MA SY A RA KAKELOMPO
T
1 KABDI
4 : RISKI
. SAPUTRA ADELIA
2 KARISMA AGNES
. DEFITRI DELVIRA
3 HUSNI INDRA
.
SAPUTRA
4
NURFITRI RAHMADANI
.
RiNDU ARISYA
5
. RISKA NURFADILA
TOPIC OUTLINE
STIGMA & DISKRIMINASI PADA ODHA DI
MASYARAKAT
DEFINISI STIGMA

Stigma menurut Kamus Besar Basaha Indonesia adalah ciri negatif


yang menempel pada diri seseorang karena pengaruh
lingkungannya (Depatermen Pendidikan Nasional, 2001). Beberapa
pendapat para ahli adalah Bagi Erving Goffman, “stigma as a
sign or a mark that designater the bearer as “spoilet” and
therefore as valued less that normal people”. Stigma
adalah tanda atau ciri yang menandakan pemiliknya
yang membawa sesuatu yang buruk dan oleh karena itu dinilai
lebih rendah dibandingkan dengan orang
normal (Heatherton,dkk, 2003)
DEFINISI
STIGMA
Parker & Aggleton dalam Leslie Butt (2010) mengatakan bahwa
menekankan bagaimana stigma terjadi pada berbagai tingkat. Keduanya
mengidentifikasi 4 tingkat utama terjadinya stigma:
a.Diri: berbagai mekanisme internal yang dibuat diri sendiri, yang kita
sebut stigmatisasi diri
b.Masyarakat: gosip, pelanggaran dan pengasingan di tingkat budaya
dan masyarakat
c.Lembaga: perlakuan preferensial atau diskriminasi dalam
lembagalembaga
d.Struktur: lembaga-lembaga yang lebih luas seperti kemiskinan, rasisme,
serta kolonialisme yang terus-menerus mendiskriminasi suatu kelompok
tertentu
Faktor-faktor yang mempengaruhi stigma Terjadinya stigma
dan diskriminasi dipengaruhi oleh beberapa faktor (Tri Paryati et al,
2012), yaitu:
a. Pengetahuan tentang HIV/AIDS
b. Persepsi tentang ODHA
c. Tingkat Pendidikan
d. Kepatuhan terhadap agama
A LA SA N TERJA DINY A
STIGMA

Alasan terjadinya stigma pada penderita HIV/AIDS Choili (1997)


mengatakan bahwa ada tiga sumber alasan terjadinya stigma, yaitu:
a.Ketakutan, HIV/AIDS adalah penyakit infeksi yang belum ada obatnya
dan bagaimana cara penyembuhannya.
b.Moril, fakta yang sering dikaitkan tentang penyakit HIV/AIDS tentang
seks bebas, penyalagunaan obat terlarang, dan kutukan Tuhan bahwa
orang yang terkena HIV/AIDS orang yang melanggar norma agama.
c.Ketidak acuan media masa, adanya pemikiran dan ketakutan serta
pikiran moril tentang HIV/AIDS
d. HIV/AIDS
A LA SA N TERJA DINY A
STIGMA

Stigma yang terjadi pada penderita HIV/AIDS karena lima hal


(Rudianto, 2005), yaitu :
a. Fungsi mereka ditengah masyarakat.
b. Mereka dianggap kurang produktif sebab merugikan masyarakat
c. Keberadaan mereka yang merupakan ancaman pada masyarakat.
d.Di kelompok penderita HIV/AIDS mereka dianggap membahayakan
masyarakat di sekitarnya dan menulari orang yang ada di sekitarnya.
e.Mereka dianggap bertanggung jawab secara pribadi atas keberadaan
mereka. Masyarakat menganggap bahwa penderita HIV/AIDS bertanggung
jawab sendiri atas penyakit yang di sandangnya .
3 sTIGMA
AIDS
3 Stigma AIDS :
Stigma simbolis AIDS – yaitu penggunaan HIV/AIDS untuk
mengekspresikan sikap terhadap kelompok sosial atau gaya
hidup tertentu yang dianggap berhubungan dengan penyakit
tersebut.
Stigma kesopanan AIDS – yaitu hukuman sosial atas orang yang
berhubungan dengan isu HIV/AIDS atau orang yang positif
HIV. Stigma instrumental AIDS – yaitu refleksi ketakutan dan
keprihatinan atas hal-hal yang berhubungan dengan penyakit
mematikan dan menular.
HENTIKAN STIGMA DAN
DISKRIMINASI HIV/AIDS
Hentikan Diskriminasi dan Stigma Penderita HIV AIDS
Sangat memprihatinkan ketika ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) diasingkan
dari keluarga, teman, atau bahkan warga di lingkungan tempat tinggalnya.
Ia seakan menjadi momok yang menakutkan, seakan membawa sebuah
penyakit kutukan. Musibah bagi ODHA dibutuhkan dukungan moril dari
keluarga, sahabat dan orang-orang yang terdekatnya dalam menghadapi
masa-masa sulit saat terkena musibah tersebut. ODHA membutuhkan
lingkungan yang penuh empati dan kepedulian terhadap penderitaan yang
dialaminya. Manusia di lingkungannya harus mampu memotivasinya untuk
bangkit dari segala keterpurukan, bukan untuk dihakimi dengan vonis dan
stigma buruk baginya. Hukuman sosial itu bagi penderita HIV/AIDS,
umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit
mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut juga turut
tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat
dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
KONTEKS MASYARAKAT
TERHADAP ODHA
IKonteks Masyarakat Sikap masyarakat terhadap isu HIV I AIDS tergantung
dari sistem budaya yang melandasi kehidupan masyarakat tersebut. Dalam
masyarakat yang menganut paham individualisme, HIV I AIDS akan diterima
sebagai akibat dari tidak adanya tanggung jawab individu. Dengan
demikian, pihak individulah yang dipersalahkan dengan terjadinya penularan
infeksi tersebut (Kegeles eta/., 1989). Namun, dalam masyarakat yang
memiliki latar belakang budaya yang sangat kuat kebersamaannya, HIV I
AIDS akan dipandang sebagai sesuatu yang mempermalukan keluarga dan
masyarakat (Panos, 1990; Warwick et a/., 1998). Adanya kepercayaan
lokal tentang sebab-sebab munculnya penyakit tersebut juga dapat
memengaruhi stigma dan diskriminasi. Misalnya, ketika
KONTEKS MASYARAKAT
TERHADAP ODHA

penderita dipercaya mendapatkan penyakitnya tersebut sebab perilakunya

yang "tidak bermoral" atau "tidak pantas"(Warwick eta/., 1998). Manifestasi

dari stigma dan diskriminasi di tingkat keluarga dan masyarakat antara lain

dalam bentuk sanksilhukuman kepada penderita HIV I AIDS, terus

menyudutkan/ mempersalahkan penderita sehingga dalam beberapa kasus

ada yang sampai menimbulkan tindak kekerasan bahkan pembunuhan

(Nardi and Bolton, 1991 )


UPA Y A Y A NG HA RUS DILA KUKA N
UNTUK MENGURA NGI STIGMA

Stigma yang terkait dengan penyakitnya merupakan tantangan psikologis tersendiri


untuk Odha. Saat mereka diketahui mengidap HIV, perlahan tapi pasti satu persatu
teman-temannya menjauhi, bahkan tak jarang keluarganya pun menjauhi. Padahal,
disaat seperti ini Odha sangat membutuhkan dukungan penuh dari lingkungan
sosialnya, karena mereka mengalami tekanan psikologis yang cukup berat akibat
dinyatakan terinfeksi HIV.
Dengan berusaha mencoba memahami pengalaman hidup yang dialami pengidap HIV
akan menyebabkan hasil psikologis yang positif untuk membantu meningkatkan
kualitas hidup orang dengan HIV/ AIDS (Treisman & Angelino, 2004).
UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK
MENGURA NGI STIGMA
Memberikan pengertian dan pengetahuan yang memadai kepada masyarakat terutama kepada
mahasiswa sebagai intelektual muda menjadi suatu hal yang sangat penting, mahasiswa yang
notabene kisaran usianya kurang lebih sama dengan rata-rata usia odha tentunya akan lebih
mudah mengerti dan tersentuh jika belajar dan bergaul langsung dari odha tentang pengalaman
pahitnya menghadapi stigmatisasi, dilain pihak odha akan lebih merasa nyaman
mengungkapkan statusnya kepada mereka yang usianya kurang lebih sama dengan mereka.
Dibutuhkan berbagai penelitian aplikatif, konsisten agar terwujud peran serta berbagai pihak
dalam upaya menurunkan stigma dan diskriminasi yang dialami Odha, sehingga mereka mau
lebih terbuka mengenai penyakitnya yang makin memudahkan upaya pencegahan penularan
terselubung dan memudahkan odha mengakses pelayanan kesehatan yang adekuat tanpa rasa
takut akan menghadapi stigma dan diskriminasi.
DAMPAK ADANYA
STIGMA

Dampak dari adanya stigma dan diskriminasi ini


ditengah masyarakat lebih berat dihadapi oleh ODHA
perempuan karena hal tersebut menyebabkan
terjadinya berbagai persoalan yang tidak
menguntungkan dalam hal ekonomi, pendidikan,
sosial, dan budaya serta mengakibatkan juga
kesenjangan akses terhadap informasi dan
pelayanan.
KEGIATAN YANG
DILAKUKAN
Kegiatan dan Dampaknya Terdapat berbagai kegiatan yang lakukan oleh kelompok
masyarakat madani untuk membantu mengurangi penyebaran epidemi HIV & AIDS termasuk
mengurangi persepsi dan perilaku masyarakat yang mengarah pada stigma dan diskriminasi.
Di Bandung contohnya, salah satu kegiatan yang dilakukan oleh tokoh agama untuk
mendiskusikan hal-hal seputar HIV & AIDS adalah melalui pembelajaranAl-Qur'an yang
dilakukan di masjid atau sekolah. Ketika mereka mendiskusikan isu tersebut, tokoh agama
tidak secara eksplisit menjelaskan persoalan yang terkait dengan HIV & AIDS, tetapi mereka
menerangkannya melalui ajaran moral, khususnya terkait dengan perilaku yang
menyimpang, yang melanggar ajaran-ajaran Tuhan, seperti melakukan kegiatan seksual di
luar ikatan perkawinan, berganti-ganti pasangan seksual. Dengan demikian, pesan yang
disampaikan kepada para anggota yang terlibat dalam kegiatan keagamaan terse but
adalah virus HIV dapat menular kepada orang yang melakukan kegiatan seksual di luar
perkawinan. Meskipun dalam kenyataannya, penularan virus juga terjadi melalui berbagai
media dan tidak terkait dengan kegiatan seksual.
KEGIATAN YANG
DILAKUKAN

Baik tokoh masyarakat maupun agama, sebagai kelompok masyarakat


madani yang disegani,ditengarai dapat memengaruhi perilaku masyarakat.
Salah satu caranya adalah melalui forum dialog yang difasilitasi untuk
mendukung upaya pengurangan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA
termasuk memobilisasi massa dalam memberikan dukungan dan pelayanan
kepada mereka yang
terinfeksi virus HIV. Keberadaan tokoh-tokoh tersebut sangat penting
dalam

membantu mengubah persepsi negatif masyarakat terhadap ODHA


HA L Y A NG TIDA K BOLEH DILA KUKA N KEPADA ODHA

1. Jangan menghakimi ODHA


2. Jangan membeda-bedakan ODHA
3. Tidak mengasingkan ODHA
4. Jangan mendiskriminasi ODHA
5. Jangan mengucilkan ODHA
THANK
.
Y OU

Anda mungkin juga menyukai