ODHA 2. FAMILY CENTERED CARE 3. STIGMA DAN DISKRIMINASI PADA ODHA PASIONISTA VIANITATI, S.KEP.,NS.,M.KES Prinsip Hidup dengan ODHA Hidup dengan ODHA selama ini selalu digambarkan dengan sebuah kondisi yang sulit untuk dikendalikan oleh kebanyakan orang namun pada kenyataanya hal ini merupakan cara yang mudah untuk dilakukan. Hidup dengan ODHA artinya menghilangkan segala batasan antara pasien dengan orang yang merawatnya, jika hal ini dilakukan dapat membantu pasien HIV untuk bangkit dari keterpurukan yang dialaminya. Prinsip hidup dengan ODHA saat di rumah : 1. Tidak mengucilkan ODHA dlm ruang tertutup Cara yg dilakukan ini tdk akan pernah menyelesaikan msalah/menyembuhkan penyakit yg di alami oleh anggota keluarga yg menderitra HIV 2. Mengajak ODHA utk lebih terbuka AIDS pada ODHA dapat ditekan apabila tubuh ODHA sehat, dan kesehatan ini secara langsung juga dipengaruhi oleh mental ODHA.
Hilangkan STIGMA dan DISKRIMINASI
Tidak menguncilkan ODHA dalam ruangan tertutup
Mengajak ODHA untuk lebih terbuka Family Centered Care Konsep dari Family Centered Care Pada ODHA • Martabat kehormatan praktisi keperawatan mendengarkan dan menghormati pandangan dan pilihan pasien. Pengetahuan, nilai, kepercayaan dan latar belakang budaya pasien dan keluarga bergabung dlm rencana dan intervensi keperawatan pada ODHA • Pasien & keluarga menerima informasi setiap waktu, lengkap, akurat agar dapat berpartisipasi dalam perawatan dan pengambilan keputusan pd ODHA. Pasien pada ODHA dan keluarga termotivasi bpartisipasi dlm perawatan & pgambilan keputusan sesuai dgn kesepakatan yg telah dibuat Permasalahan yg timbul akibat HIV/AIDS sangat kompleks, diantaranya masalah fisik, psikologis, sosial dan spiritual yg mempengaruhi kualitas hidup. Ini dpa mpengaruhi kualitas hidup ODHAbshg mmerlukan dukungan keluarga.
Kolaborasi : pasien pd ODHA & keluarga jg termasuk ke dlm
komponen dasar kolaborasi. Perawat berkolaborasi dgn pasien pd ODHA & keluarga dlm pgambilan kebijakan & pengembangan program, implementasi & evaluasi, desain Mengapa keluarga merupakan sasaran utama? Keluarga mrpkn lingkungan sosial terdekat & sangat signifikan berpengaruh terhdp perkembangan dan kehidupan umum. Family centerd care adlh sbgi filosofi dimana pemberi perawatn mmentingkan & melibatkan peran penting dari keluarga, dukungan keluarga akan membangun kekuatan, membantu utk membuat suatu pilihan yg terbaik dan mningkatkan pola norma yg ada dlm keseharianx selama anak/anggota keluarga yg sakit dan menjalani penyembuhan. Alasan dilakukan family centered care pd ODHA
1. Membangun system kolaborasi dan control ayau penyembuhan
pd ODHA 2. Berfokus pd kekuatan dan sumber keluarga drpd kelemahan keluarga 3. Mengakui keahlian keluarga dlm merawat ODHA 4. Membangun pemberdayaan drpd ketergantungan 5. Meningkatkn lebih banyak sharing informasidgn para ODHA • Dukungan keluarga yang diterima ODHA juga merupakan bentuk dukungan dari keluarga yang dapat mengurangi stress akibat berbagai masalah fisik, psikologis maupun sosial yang sering dihadapi ODHA (Friedman (2010), • Dukungan keluarga dpt berfungsi sbg strategi pencegahan untuk mengurangi stress, dgn cara keluarga memberikan semangat dan motivasi serta menghibur ODHA. Selain dari dukungan keluarga, dukungan dari orang2 terdekat sgt dibutuhkan jgoleh ODHA. Slh satu contoh yi dukungan dari teman sebaya, seperti dukungan kelompok sebaya sangatlah penting bagi ODHA dgn mberikan semangat atau dukungan dlm menjalani pengobatan.
orientasi seksual, usia, status sosial, dan sebagaix. Jadi setiap kelompok dukungan sebaya mpunyai spesifikan anggota tersendiri. Karena unsur kesamaan atau kesebayaan orang2 di dlmnya akan merasa lebih nyaman & saling terbuka, lebih leluasa mgeluarkan pikiran, lebih mudah merasakan dan mmahami pmasalah yg ada di komunitasx (USAID, 2011) Pada penelitian Li (2009) diketahui juga bahwa orang yang hidup dengan HIV/AIDS sangat membutuhkan bantuan dan dukungan dari keluarga karena penyakit ini bersifat kronis dan membutuhkan penanganan yang komprehensif. Dukungan keluarga tersebut meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi dan instrumental.
Dukungan keluarga dpt berupa sikap, tindakan, dan penerimaan
keluarga thdp penderita yg sedang sakit. Bentuk-Bentuk Dukungan Yang Diberikan Keluarga : a. Dukungan Emosional. Dukungan emosional merupakan suatu upaya yang diberikan dalam memperlihatkan perasaan maupun kasih sayang terhadap seseorang ketika berada dalam kondisi labil. Hal ini seperti yang ditunjukan oleh keluarga ketika ada anggota keluarga yang terinfeksi HIV/AIDS b. Dukungan Penghargaan. Perhatian dan penerimaan keluarga kepada ODHA, merupakan suatu semangat bagi ODHA dalam menjalani kehidupan mereka. Adanya penerimaan dari keluarga berdampak secara signifikan dalam proses pengobatan yang dilakukan oleh ODHA. c. Dukungan Materi. Berbagai cara dilakukan oleh keluarga untuk membantu pengiobatan anaknya. Mereka melakukan berbagai cara untuk memperoleh uang agar dapat membeli obat yang dikonsumsi oleh anggota keluarga yang terinfeksi. d. Dukungan Informasi. Upaya yang dilakukan oleh keluarga besar saat menerima atau mengetahui tentang kondisi anggota keluarga yang terinfeksi HIV adalah berusaha untuk mencari informasi sebanyak mungkin terkait dengan penyakit yang dialami oleh anak atau anggota keluarganya, disamping itu mereka meminta saran dari berbagai pihak yang berkepentingan terkait dengan kondisi yang dialami oleh anak/anggota keluarga lainnya. e. Dukungan Bersosialisasi. Setelah mengumpulkan informasi dan memperoleh saran dari berbagai pihak maka keluarga berusaha untuk terlibat di lembaga-lembaga yang memberikan pelayanan kepada orang dengan HIV/AIDS yaitu melalui kepompokkelompok dukungan. Upaya yang dilakukan keluarga merupakan suatu cara untuk membantu Orang Dengan HIV/AIDS tidak merasa terisolasi dari lingkungan sosialnnya Green (dalam Cholil; 1997) mengatakan stigma pada pasien HIV/AIDS ada tiga sumber, diantaranya:
1. Ketakutan, semua tahu HIV AIDS adlh penyakit infeksi yg
sampai saat ini blm ditemukn obat utk myembuhkanx 2. Moril, fakta yang ada penyakit HIV/AIDS sering terkait dengan seks bebas dan penyalahgunaan obat terlarang atau obat bius, kutukan Tuhan dengan alasan bahwa ODHA adalah orang-orang yg melanggar norma agama. 3. Ketidakacuhan oleh media masa, adanya pemikiran dan ketakutan dan pikiran moril pembaca ttg HIV/AIDS. Sedangkan Takahashi (dalam Rudianto, 2005) mengatakan stigma terjadi pada penderita HIV/AIDS karena tiga hal yaitu:
1. Fungsi mereka ditengah masyarakat.
Dalam hal ini mereka dianggap kurang produktif dan karena itu merugikan masy Produktifitas adalah norma sosial yg ada dalam masy. 2. Keberadaan mereka yang merupakan ancaman bagi masy Kelompok penderita HIV/AIDS dianggap potensial membahayakan masyarakat karena penyakit yang disandangnya. Mereka dianggap potensial menulari orang-orang yang sehat dengan AIDS. 3. Anggapan masyarakat pada penderita HIV/AIDS. Persepsi bahwa penderita AIDS bertanggung jawab secara pribadi atas penyakit yang disandangnya dari publikasi besar-besaran mengenai kalangan yang beresiko tertinggi tertular HIV/AIDS. Jenis-Jenis Diskriminasi TERIMAKASIH