2. Stigma potensial
atau yg dirasakan terjadi jika tindakan
stigma belum terjadi tetapi ada tanda atau
perasaan tidak nyaman. Sehingga orang
cenderung tidak mengakses layanan
kesehatan.
3. Stigma internal atau stigmatisasi diri adalah
seseorang yang menghakimi dirinya sendiri sebagai
“tidak berhak” atau “tidak disukai masyarakat”.
Blatant Discrimination
Subtle Discrimination
Covert Discrimination
1. Stigma Instrumental AIDS
Refleksi ketakutan dan keprihatinan atas hal
– hal yang berhubungan engan penyakit mematikan
dan menular
2. Stigma Simbolis
Penggunaan HIV/AIDS untuk
mengekspresikan sikap terhadap kelompok sosial
atau gaya hidup tertentu yang dianggap
berhubungan dengan penyakit tsb.
3. Stigma Kesopanan
Hukuman sosial atas orang yang
berhubungan dg isu HIV/AIDS atau orang yang
positif.
Tipe pertama : stigma thd kecacatan pada
tubuh, dikenal krn ada kecacatan fisik pd
tubuh.
Stigma kedua : stigma thd buruknya perilaku
seseorang.
Stigma ketiga : tribal stigma, berdasarkan ke
dalam kelompok mana seseorang memiliki
afiliasi.
Ketiga stigma dimuka memiliki perbedaan dg
stigma HIV/AIDS, krn stigma ini terkait pd
suatu penyakit yg tidak dapat disembuhkan
dan berujung pada kematian. Stigma timbul
krn adanya rasa takut tertular dan seiring
pemahaman yg berkembang ttg penyakit ini,
stigma bergeser pd perilaku high risk yg dapat
menyebabkan seseorang terjangkiti virus tsb
dan juga dipandang tidak bermoral, shgga para
ODHA dirasa patut untuk menderita penyakit
mematikan ini.
Kesamaan antara stigma tadi yakni stigma
merupakan penilaian, pernyataan atau tanda
negatif yg diatribusikan kpd seseorang.
Proses stigmatisasi memiliki efek negatif thd
orang yg terstigmatisasi dan objek stigma yg
spesifik, shgga individu akan terisolasi dari
masyarakat.
Di sisi lain stigma terkait AIDS juga dapat
terasosiasi dg tipe stigma yg lain berhubungan
erat dg transmisi HIV, yakni stigma berdasarkan
pelanggaran norma sosial, penggunaan narkoba
suntik, kelompok etnis minoritas ataupun
orientasi seksualitas.
Upaya pencegahan terhambat oleh masih
adanya stigmatisasi di kalangan masyarakat,
salah satunya Indonesia. Hal ini
mengakibatkan laju pertumbuhan kasus
HIV/AIDS terus meningkat dlm beberapa
tahun terakhir, bahkan dianggap merupakan
salah satu negara dg laju pertumbuhan angka
penyakit yg tercepat di Asia Tenggara.
Program kampanye penggunaan kondom yg
ditujukan bagi orang yg tidak mampu
melakukan perilaku abstinentia atau menghin
dari hub seks atau be faithfull srg dianggap
sbg anjuran perilaku seks bebas.
Respon pemerintah dlm penanggulangan
HIV/AIDS tidak hanya merupakan
kepentingan Indonesia tapi jg dunia.
Dibentuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPAD)
Efek Stigma :
1. Isolasi
2. Hilangnya pendapatan
3. Penyangkalan atau pembatasan aksespd
layanan kesehatan
4. Kekerasan fisik dan emosional
1. Melibatkan Pemimpin Lokal
2. Mengajak Masyarakat untuk berbicara
secara lebih terbuka ttg HIV/AIDS
3. Mengatur dan mendukung kegiatan2 yg
kooperatif.
4. Mempromosikan dan mendukung kepedulian
masyarakat terhadap penderita yang tidak
mendapat dukungan keluarga.
Usiadari 28 ODHA yang diwawancarai dlm
studi ini berkisar dari 15-52 dg rata2 usia 25
tahun. Lima belas dari 28 responden adalah
perempuan dan 13 orang laki2. Kebanyakan
para responden memiliki tingkat
penghasilan/pendapatan yg rendah atau
menengah, namun ada beberapa dari mrk yg
memiliki pekerjaan tetap dg gaji tetap.
Tingkat pendidikan mereka semuanya
rendah.
Semua responden positif HIV dan sudah
menjalani tes guna mengkonfirmasi status
mereka. Dari semuanya Cuma 3 orang saja
yang saat ini menjalani terapi ARV yg
disediakan oleh 5 lokasi layanan kesehatan yg
berbeda. Tiga orang yg saat ini tidak
menjalani pengobatan tradisional yaitu ramu
– ramuan yg diambil dari hutan stempat.
Penelitian
ini mengungkap adanya
ketakutan2 yg luar biasa ttg stigma dari para
responden dan berbagai upaya ekstrim yg
dilakukan para responden untuk mencoba
dan melindungi diri mereka dari stigma.
Banyak responden menyebutkan cerita2 yang
sudah diketahui ttg orang2 yg dihukum
hingga hampir mati atau dihina oleh
masyarakat yang mrk pakai sbg alasan untuk
melindungi diri mereka.
Nilai2 budaya mempengaruhi respons thd
stigma hingga ke tingkatan tertentu.
Diantara masyarakat pegunungan, penarikan
diri secara sosial merupakan suatu respon
budaya yg disetujui thd suatu penyakit serius
yg dianggap menular.
Seseorang kadang mengucilkan diri dan
isolasi merupakan sesuatu yg sah dan biasa
sebagai respon thd dx HIV. ODHA tak
mengupayakan terapu ARV.