Menurut data terakhir di Indonesia angka penderita kasus AIDS lebih banyak
laki-laki daripada perempuan. Sangat memperihatinkan ketika mengetahui
bahwa telah terjadi peningkatan jumlah kasus HIV dan AIDS pada perempuan
yang tidak berperilaku seksual beresiko tinggi seperti ibu rumah tangga biasa
namun tertular dari pasangan tetapnya (suami) yang berperilaku seksual
beresiko tinggi. Dampak yang lebih mengerikan bila terjadi peningktan infeksi
pada ibu produktif akan menghasilkan bayi-bayi yang dilahirkannya beresiko
terinfeksi HIV.
Tidak ada pengecualian dalam toleransi terhadap stigma yang diberikan kepada
penderita HIV/AIDS. Stop stigma dan diskriminasi oleh masyarakat terutama
yang dilakukan oleh petugas kesehatan di manapun. Sebagian orang yang
mendalami dunia kesehatan dan pengobatan medis juga masih ada yang
menstigma negatif orang-orang yang terinfeksi HIV. Kerentanan perempuan
terhadap HIV lebih banyak disebabkan ketimpangan gender yang berakibat
pada ketidakmampuan perempuan untuk mengontrol perilaku seksual atau
menyuntik narkoba dari suami atau pasangan tetapnya. Laki-laki itu penentu,
mau pakai kondom atau tidak. Posisi tawar perempuan sangat rendah untuk ini.
Kondisi ini didominasi oleh masalah ketimpangan gender dan ketidk mampuan
anak dalam melindungi ancaman tertular infeksi menakutkan itu. Lindungi
Perempuan dan Anak dari ancaman HIV dan AIDS. Stop AIDS melalui Kesetaraan
Gender untuk Menghapus Segala Bentuk Stigma dan Diskriminas.
3 Stigma AIDS :
Stigma AIDS sering diekspresikan dalam satu atau lebih stigma, terutama yang
berhubungan dngan homoseksualitas, biseksualitas, pelacuran, dan
penggunaan narkoba melalui suntikan.