PERCOBAAN IV
OLEH :
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Infeksi HIV bisa terjadi bila virus tersebut atau sel-sel yang terinfeksi virus
masuk ke dalam aliran darah. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, penderita
yang telah terinfeksi HIV, akan terinfeksi lebih lanjut dengan bakteri, virus, atau
protozoa yang menyebabkan multiplikasi AIDS virus pada penderita tersebut.
Adapun macam cara pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi
antibodi yang spesiÞ k terhadap HIV yakni secara kualitatif dan kuantitatif.
Salah satu metode pemeriksaan yang digunakan sebagai screening test diagnosa
AIDS adalah ImunokromatograÞ Rapid Test (cara kualitatif).
HIV bukan hanya ancaman bagi keselamatan jiwa ibu, tetapi juga
merupakan ancaman bagi anak yang dikandungnya. Lebih dari 90% kasus anak
HIV mendapatkan infeksi karena tertular dari ibunya Pencegahan penularan HIV
dari ibu ke bayi dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan HIV pada
kehamilan secara dini dan mengikuti program pencegahan penularan HIV dari ibu
ke bayi atau PMTCT (Prevention of mother to child HIV transmission)
(Halim,2016)
AIDS bekerja menurunkan imunitas, sampai saat ini HIV /AIDS belum
dapat disembuhkan namun replikasi dan infeksi lanjut bisa dicegah dengan obat
ARV. Faktor- faktor risiko yang diperkirakan meningkatkan angka kejadian
HIV/AIDS antara lain: Lingkungan Sosial ekonomi khususnya kemiskinan,latar
belakang kebudayaan/etnis, Keadaan demografi. Kelompok masyarakat yang
berpotensi punya risiko tinggi HIV adalah: Status penerima transfusi darah, bayi
dari ibu yang dinyatakan menderita AIDS (proses kehamilan, kelahiran dan
pemberianASI) pecandu narkotik (khususnya IDU, tindik dengan alat yang
terpapar HIV/AIDS). Mereka yang mempunyai banyak pasangan seks pramuria
(baik di diskotik atau bar, WPS, waria, panti pijat, homo dan heteroseks), Pola
hubungan seks, status awal berhubungan seks, orang yang terpenjara, keluarga
dengan penderita HIV/AIDS positif (pasangan penderita misal suami/ istri) yang
tidak menggunakan pelindung, pemakai alat suntik (pecinta tatto, tindik dengan
alat terpapar HIV/AIDS ) sangat mungkin tertular HIV dan AIDS
(Susilowati,2019)
Infeksi HIV bisa terjadi bila virus tersebut atau sel-sel yang terinfeksi
virus masuk ke dalam aliran darah. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium,
penderita yang telah terinfeksi HIV, akan terinfeksi lebih lanjut dengan bakteri,
virus, atau protozoa yang menyebabkan multiplikasi AIDS virus pada penderita
tersebut. Adapun macam cara pemeriksaan yang dapat digunakan untuk
mendeteksi antibodi yang spesiÞ k terhadap HIV yakni secara kualitatif dan
kuantitatif. Salah satu metode pemeriksaan yang digunakan sebagai screening test
diagnosa AIDS adalah ImunokromatograÞ Rapid Test (cara kualitatif) (Sri
harti,2014)
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.2.1 Alat
3.2.2 Bahan
1. Buffer
2. Handscoon
3. Masker
C. Prosedur Kerja
A.Hasil Pemeriksaan
No Gambar Keterangan
B.Pembahasan
BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada praktikum percobaan ini yaitu prinsip uji
serologi mendeteksi antigen pada infeksi hiv.salah satu pendekatan uji serologi
yang paling banyak dilakukan sebagai penanda infeksi HIV adalah deteksi
antibody anti-HIV.uji awal diagnosis HIV dapat dengan uji imunologi
menggunakan antibodi immunoglobulin g (IgG) terhadap HIV. Deteksi
antibody dapat dilakukan beberapa hari setelah infeksi tergantung antigen yang
di gunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Jaja raharja sum’un, 2019. Analisis jaringan kolaborasi dalam pencegahan dan
penangulangan HIV/AIDS : studi di kabupaten subang jawa barat.
Jurnal kependudukan Indonesia. Vol 14. No 1. ISSN : 1907-2902
Khairin herbawani chahya.2019. faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku
pencegahan penularan human immunodeficiency virus (HIV) oleh ibu
rumah tangga di nganjuk jawa timur. Jurnal Kesehatan reproduksi. Vol
10. No 02. ISSN : 2087-7032
M . thaha leida ida. 2020. Faktor dukungan social terhadap pencegahan HIV pada
ibu hamil. Jurnal media Kesehatan masyarakat Indonesia. Vol 16 .No 2
. ISSN :2399-2465
Naroeni areom, 2019. Karakteristik galur HIV Indonesia dari donor darah dengan
hasil uji serologi HIV inderterminate. Jurnal makara Kesehatan. Vol
12. No 1. ISSN : 2366-6877
Rahadiyanti devy dyatiara. 2018. Sifilis sekunder pada pasien HIV : laporan
kasus. Jurnal berkalah ilmu sehetan kulit dan kelamin. Vol 30. No 02.
ISSN : 1788-1489
Shaluhiyah zahroh. 2015. Stigma masyarakat terhadap orang dengan HIV /AIDS.
Jurnal Kesehatan masyarakat nasional. Vol. 9, No. 4, ISSN : 0853-
1943
Sri harti agnes. 2014. Pemeriksaan HIV 1 dan 2 metode imunokromotografi rapid
test sebagai screening test deteksi AIDS. Jurnal kesMaDaSka. Vol
05.No 01. ISSN 2087-0725
Safitri oktaria, 2019. Faktor faktor yang berhubungan dengan strung serologi
HIV, AIDS,SIFILIS,HEPATITIS B,RUBELLA ( INTEKSI
MATERNA) pada ibu hamil. Jurnal ilmu kebidanan. Vol 09. No 01
ISSN: 0853-1943
Tri gunawan yudhi. 2016. Hubungan karakteristik ODH dengan kejadian loss
follow up terapi ARV dikabupaten jember. Jurnal IKESMA . Vol 12.
No 1. ISSN : 2086-7719.
Umi ratih woro. 2014. Strategi pemeriksaan laboratorium anti HIV. Jurnal
farmasi sains dan komonitas. Vol 93. No 103. ISSN : 1693- 5683