Anda di halaman 1dari 10

BAHAN PENYULUHAN (FGD)

JUDUL: HIV/AIDS

KELOMPOK 1 KELAS 4A

1. Adinda Mutiara
2. Allysa Putri Nasution
3. Intan Kumalasari Damanik
4. Putri Sagita
5. Sri Chici Angraini
6. Suci Utami Aulia
7. Syifa Salsabila Fadlulrrahman

SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES NEGERI MEDAN

TA. 2022/2023
PENGERTIAN

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih
yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh
yang disebabkan infeksi oleh HIV. Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan
Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk
ke dalam stadium AIDS, sedangkan penderita AIDS membutuhkan pengobatan ARV untuk
mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya.

Meningkatnya angka penularan HIV/AIDS secara seksual terutama melalui hubungan seks,
telah menggantikan posisi penularan lewat jarum suntik di kalangan pengguna napza suntik,
sebagai jalur utama penularan HIV. Meningkatnya angka penularan melalui kelompok
heteroseksual menyebabkan semakin rentannya penularan kepada kelompok resiko rendah
seperti ibu rumah tangga dan bayi.`

HIV dan virus-virusnya sejenis umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan
kulit dalam (membrane mukosa) atau aliran darah, cairan tubuh yang mengandung HIV
seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal dan air susu ibu. Penularan dapat
terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral). transfuse darah, jarum suntik
yang terkontaminasi. Hubungan seksual adalah factor penyebab penularan HIV/AIDS
tertinggi.

Penyakit HIV /AIDS menimbulkan beberapa permasalahan yang cukup serius bagi
penderitanya. Secara fisik menimbulkan kerentanan terhadap beberapa penyakit seperti
munculnya penyakit TB, Infeksi pada mulut dan tenggorokan oleh jamur, pembengkakan
kelenjar getah bening, muncul herpes zoster berulang dan muncul bercak gatal diseluruh
tubuh (Darti & Imelda, 2019). Banyak dampak negative yang ditimbulkan dari HIV AIDS
bukan hanya bagi penderitanya tetapi juga dampak negative bagi Negara yang disebabkan
oleh penyakit ini. HIV/AIDS memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan menghancurkan
jumlah manusia dengan kemampuan produksi (human capital), tanpa nutrisi yang baik,
fasilitas kesehatan dan obat yang ada dapat meruntuhkan ekonomi dan daerah.
Faktor Risiko HIV dan AIDS
Kelompok orang yang lebih berisiko terinfeksi, antara lain:

 Orang yang melakukan hubungan intim tanpa kondom, baik hubungan sesama jenis
maupun heteroseksual.

 Orang yang sering membuat tato atau melakukan tindik.

 Orang yang terkena infeksi penyakit seksual lain.

 Pengguna narkotika suntik.

 Orang yang berhubungan intim dengan pengguna narkotika suntik.

Gejala HIV dan AIDS


Gejala HIV dan AIDS tergantung pada tahap mana orang tersebut terinfeksi.

Tahap Pertama:

 Tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.


 Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi,
selama satu hingga dua bulan.
 Timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah
bening, diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.

Tahap Kedua:

 Umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.


 Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
 Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain.
 Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.

Tahap Ketiga:

 Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi AIDS.
 Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari.
 Merasa lelah setiap saat.
 Sulit bernapas.
 Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama.
 Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina.
 Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.

 Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis. 

(Makarim, 2022)

Cara penularan

HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi,
seperti darah, ASI (Air Susu Ibu), semen dan cairan vagina. HIV juga dapat ditularkan dari
seorang ibu ke anaknya selama kehamilan dan persalinan. Orang tidak dapat terinfeksi
melalui kontak sehari-hari seperti mencium, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda
pribadi, makanan, atau air. (WHO, 2019)

Pencegahan HIV dan AIDS

Ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan AIDS, antara
lain:

 Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim.

 Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.

 Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan juga
menjalani tes HIV.

 Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil, mengenai
penanganan selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan dari
ibu ke janin.

 Bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.

 Jika menduga baru terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah melakukan
hubungan intim dengan pengidap HIV, maka harus segera ke dokter. Tujuannya agar
mendapatkan obat post-exposure prophylaxis (PEP) yang dikonsumsi selama 28 hari
dan terdiri dari 3 obat antiretroviral.
CARA MENGHINDARI PENULARAN HIV

Untuk menghindari penularan HIV, dikenal konsep “ABCDE” sebagai berikut:

A Abstinence: artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum
menikah.

B Be faithful: artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak berganti-ganti
pasangan).

C Condom: artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan menggunakan
kondom.

D Drug No: artinya Dilarang menggunakan narkoba.

E Education : artinya pemberian Edukasi dan informasi yang benar mengenai HIV, cara
penularan, pencegahan dan pengobatannya.
Pada gambar di atas terlihat bahwa populasi terinfeksi HIV terbesar di dunia adalah di benua
Afrika (25,7 juta orang), kemudian di Asia Tenggara (3,8 juta), dan di Amerika (3,5 juta).
Sedangkan yang terendah ada di Pasifik Barat sebanyak 1,9 juta orang. Tingginya populasi
orang terinfeksi HIV di Asia Tenggara mengharuskan Indonesia untuk lebih waspada
terhadap

penyebaran dan penularan virus ini.


JUMLAH KASUS HIV/AIDS DI INDONESIA
Meskipun cenderung fluktuatif, data kasus HIV AIDS di Indonesia terus meningkat dari
tahun ke tahun. Seperti pada gambar di bawah ini, terlihat bahwa selama sebelas tahun
terakhir jumlah kasus HIV di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2019, yaitu
sebanyak 50.282 kasus. Berdasarkan data WHO tahun 2019, terdapat 78% infeksi HIV baru
di regional Asia Pasifik. Untuk kasus AIDS tertinggi selama sebelas tahun terakhir pada
tahun 2013, yaitu 12.214 kasus.
Berdasarkan gambar di atas, lima provinsi dengan jumlah kasus HIV terbanyak adalah Jawa
Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Papua, dimana pada tahun 2017 kasus
HIV terbanyak juga dimiliki oleh kelima provinsi tersebut. Sedangkan di Gambar 3, diketahui
bahwa provinsi dengan jumlah kasus AIDS terbanyak adalah Jawa Tengah, Papua, Jawa
Timur, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau. Kasus AIDS di Jawa Tengah adalah sekitar 22%
dari total kasus di Indonesia. Tren kasus HIV dan AIDS tertinggi dari tahun 2017 sampai
dengan 2019 masih sama, yaitu sebagian besar di pulau Jawa.
TES HIV
Tes HIV Menurut laporan SIHA tahun 2013-2019 berdasarkan tempat layanan yang
melaporkan, jumlah orang yang melakukan tes HIV mengalami peningkatan dan hanya ada
penurunan pada tahun 2017. Pada tahun 2017, sebanyak 882.721 orang melakukan tes HIV
dan 48.300 orang di antaranya merupakan HIV positif. Angka ini mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan tahun 2016. Sampai tahun 2019, jumlah pemeriksaan tertinggi memang
pada tahun 2019 yaitu sebanyak 4.064.812 pemeriksaan HIV dan 50.282 di antaranya
merupakan HIV positif. Data di bawah ini adalah data tes HIV dan HIV positif berdasarkan
laporan SIHA Tahun 2013-2019.

DAFTAR PUSTAKA
Darti, N. A., & Imelda, F. (2019). UPAYA PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN HIV/AIDS MELALUI PENINGKATAN

PENGETAHUAN DAN SCREENING. Jurnal Riset Hesti Medan Vol. 4 No. 1.

khairani. (2020). Infodatin HIV. Jakarta: Kemenkes.

Makarim, F. R. (2022, may 11). HIV/AIDS. Retrieved from

https://www.halodoc.com/kesehatan/hiv-dan-aids

WHO. (2019). HIV.

Anda mungkin juga menyukai