Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA

SEKOLAH

‘‘TRANSPORTASI DAN MOBILISASI BAYI”

Dosen pengampu:

Evi Desfauza, SST, M.Kes

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 13

Putri Sagita (P07524419029)

Sri Chici Angraini (P07524419038)

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN D-IV KEBIDANAN

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dalam mata kuliah Asuhan kebidanan pada bayi, balita dan anak pra sekolah.

Tujuan kami dalam penulisan Asuhan kebidanan pada bayi, balita dan anak pra
sekolah ini untuk Memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan asuhan
kebidanan pada bayi, balita dan anak pra sekolah.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna perbaikan
dimasa mendatang.

Medan, 29 januari 2022

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... 2

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4


B. Rumusan masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan .......................................................................................................... 4

Bab II Pembahasan

1. Defenisi transportasi ...................................................................................... 5


2. Organisasi pelayananan transportasi.............................................................. 6
3. Mobilisasi bayi............................................................................................... 9
4. Menggendong bayi dengan aman .................................................................. 11

Bab III Penutup

Kesimpulan ............................................................................................................... 19

Daftar Pustaka.......................................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap
orangtua.Untuk mewujudkannya tentu sajaorang tua harus selalu memperhatikan,
mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak dapat
berlangsung secara alamiah,tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa
atau orang tua. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada masa
ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya.
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini
sangat rawan oleh karenanya memerlukan penyesuaian fisiologis agar bayi di luar kandungan
dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka
kematian neonatus.

B. Rumusan Masalah
A. Defenisi transportasi dan mobilisasi bayi
B. Apa saja faktor yang mempengaruhi mobilisasi
C. Bagaimana teknik menggendong yang baik dan benar

C. Tujuan Penulisan

1. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi, balita dan anak pra sekolah
2. Memahami dan menjelaskan mobilisasi dan menggendong bayi dengan aman:
 Transportasi dan mobilisasi bayi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. TRANSPORTASI

A.1. PENGERTIAN

Transportasi neonatus memiliki tujuan utama yaitu untuk memberikan terapi atau penanganan
lanjutan di tempat yang dituju serta melakukan pengawasan selama dilakukan transportasi
sehingga neonatus tersebut dalam keadaan aman dan mempunyai hasil akhir yang lebih baik
dalam perawatannya. Transportasi antara rumah sakit sangat diperlukan pada neonatus yang
memiliki resiko tinggi di tempat pelayanan rumah sakit yang tidak mempunyai sarana
prasarana yang memadai. Idealnya seorang wanita yang ingin melahirkan dengan resiko pada
bayinya haruslah melahirkan di tempat rumah sakit yang memiliki sarana prasarana serta tim
medis yang mampu, sehingga neonatus yang mempunyai resiko tinggi dapat dilakukan
tindakan stabilisasi yang baik bilamana diperlukan. Transportasi ke antar rumah sakit
memerlukan tindakan stabilisai awal sebelum dilakukan transportasi, dan rumah sakit awal
harus menghubungi rumah sakit yang akan dikirim apakah sudah siap dengan neonatal
intensive care unit (NICU) untuk menangani penerimaan. Kriteria neonatus untuk di lakukan
transportasi pertama tama haruslah dilihat kemampuan rumah sakit yang akan menerima
dapat menangani keadaan atau resiko yang ada pada neonatus tersebut. American Academy
of Pediatric menetapkan kriteria neonatus yang harus dirawat di NICU antara lain adalah:

1. Prematur atau berat badan < 1.500 gr


2. Usia gestasi < 32 minggu
3. Respiratory distress yang memerlukan pemakaian ventilator
4. Kejang
5. Adanya anomali kongenital yang menghambat metabolism
6. Gangguan jangtung kongenital atau terjadinya aritmia yang memerlukan penanganan
jantung
7. Hipoksia dan inskemik injury
8. Semua keadaaan lain yang memerlukan penanganan khusus contohnya :
a. Hiperbilirubin yang memerlukan transfusi exchange
b. Neonatus deengan ibu yang diabetes

5
c. Hambatan pertumbuhan intra uterin yang gawat d. Berat badan 1500 – 2000
gr dengan gestasi < 36 minggu
9. Seluruh keadaan lain yang memerlukan penanganan yang tidak dapat dilakukan
ditempat awal.

ORGANISASI PELAYANAN TRANSPORTASI

1. TIM TRANSPORTASI
Tim untuk transportasi dibutuhkan setidaknya dua atau tiga tim medis yang mampu,
sebaiknya di sertai dengan serior residen anak yang kemampuannya lebih baik lagi
disupervisi oleh seorang neonatologist. Selain itu dapat disertai dengan perawat neonatus
yang handal dan dokter ahli dalam bidang kegawatdaruratan. Setiap anggota tim disertai
dengan perincian yang baik tentang tugas mereka selama dilakukannya transportasi
neonatus.Commission on Accreditation of Medical Transport Systems (CAMTS)
menetapkan keharusan kemampuan yang harus dimiliki oleh tim transport neonatus,
antara lain adalah keahlian melakukan basic life support skill untuk A,B,C,D, kemudian
dilanjutkan dengan keahlian advanced life support procedures.

2. MODEL TRANSPORTASI
Ditentukan apakah transportasi yang akan dilakukan lewat jalan darat, udara atau air,
kemudian disiapkan sarana prasarana didalam kendaraan yang akan digunakan,
misalnya pada jalan darat dengan ambulance atau jalan udara dengan ambulance
halikopter yang akan digunakan, selama transportasi ini haruslah diketahui berbagai
hal misalnya apakah bunyi bising selama perjalanan dan getaran dapat berpengaruh
pada neonatus yang dibawa, adanya perubahan suhu, ataupun perubahan atmosphere
bila menggunakan jalan udara, karena suara dapat menyebabkan ketidakstabilan
sistem kardiovaskular, getaran dapat meningkatkan resiko perdarahan intra kranial,
perubahan tekanan atmosphere dapat menyebabkan resiko pneumothorak.
3. KELENGKAPAN
Kelengkapan dibagi menjadi kelengkapan tim, kelengkapan pada kendaraan
transportasi dan kelengkapan obat obatan yang akan digunakan.

6
Kelengkapan tim transportasi

1. Inkubator
2. Alat suction
3. Infusion pumps
4. Adaptors untuk alat medis
5. Peralatan untuk airway
6. Laryngoscope no 0 dan 1
7. Magill forceps
8. Instrumentasi untuk selang dada dan catheter vascular
9. Stetoscope
10. Peralatan untuk oksigen, penghangat dan sumber listrik

Kelengkapan didalam kendaraan transportasi Ambulance :

pada kendaraan ambulance harus diperhatiakan seluruh kelengkapan dr kendaraan untuk


keamanan tim dan pasien, serta saat mengendarai harus diperhatikan kecepatannya,
diperhatikan juga pengaturan tempat duduk, tempat troli, cahaya penerangan, ketersediaan
oksigen.

Kelengkapan alat alat untuk keperluan neonatus didalam ambulance haruslah tersedia yaitu:

1. Swabs alcohol 12. Ngt


2. Swabs betadine 13. Pisau scaple
3. Chest tube no 10 dan 12 14. Alat suction
4. Face mask 15. Benang untuk menjahit luka
5. Kassa 16. Peralatan steril untuk menjahit luka
6. Sarung tangan steril 17. Termometer
7. Abocath no 22 dan 24 18. Umbilical catheter
8. Spuit 19. Urine catheter
9. Gel lubrikasi 20. Urine colector
10. Ett no 2,5 3,5 dan 4 mm 21. Tape seperti hansaplast atau hipafix
11. Selang oksigen

Kelengkapan obat-obatan:

7
1. Atropine 12. Lidocain
2. Calsium 13. Midazolan
3. Calcium glukonas 14. Morphine
4. Dexamethasone 15. Naloxone
5. Dekstrose 50% 16. Prostaglandin E1
6. Dekstrose 10% 17. Normal saline
7. Dobutamine 18. Phenobarbital
8. Dopamine 19. Potassium cloride
9. Epinephrine 20. Air Steril untuk injeksi
10. Fentanyl 21. Vitamin K
11. Flurosemide 22. Erythromicin salep mata

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan

1. Sebelum transportasi
Pemeriksaan berikut (4-B) harus dilakukan sebelum dilakukan transportasi:
 Blood count (pemeriksaan darah rutin)
 Blood culture (kultur darah)
 Blood glucose (kadar glukosa darah)
 Blood gas (analisis gas darah)

2. Setelah transportasi
Pemeriksaan laboratorium setelah transportasi tergantung dari riwayat, faktor risiko,
dan gejala klinis dari bayi. Pemeriksaan yang dapat dilakukan diantaranya
pemeriksaan C- reactive protein (CRP), elektrolit (natrium, kalium, kalsium), fungsi
ginjal (ureum, kreatinin), fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin, pT, aPTT, fibrinogen,
D-dimer).

B. MOBILISASI BAYI

Mobilisasi atau kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia yang harus terpenuhi. Tujuan mobilisasi adalah memenuhi kebutuhan dasar

8
(termasuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan aktifitas rekreasi), mempertahankan diri
(melindungi diri dari trauma), mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan
gerakan tangan non verbal.

Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot, skeletal,
sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena
adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit.
Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada kontraksi isotonik, peningkatan
tekanan otot menyebabkan otot memendek. Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan
tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot,
misalnya, menganjurkan klien untuk latihan kuadrisep. Gerakan volunter adalah kombinasi
dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot
memendek, namun pemakaian energi meningkat. Perawat harus mengenal adanya
peningkatan energi (peningkatan kecepatan pernafasan, fluktuasi irama jantung, tekanan
darah) karena latihan isometrik. Hal ini menjadi kontra indikasi pada klien yang sakit (infark
miokard atau penyakit obstruksi paru kronik).

Faktor yang mempengaruhi mobilisasi:

1. Sistem neuromuscular
2. Gaya hidup
3. Ketidakmampuan
4. Tingkat energy
5. Tingkat perkembangan
 Bayi: sistem muskuloskeletal bayi bersifat fleksibel. Ekstremitas lentur dan
persendian memiliki ROM lengkap. Posturnya kaku karena kepala dan tubuh
bagian atas dibawa ke depan dan tidak seimbang sehingga mudah terjatuh.
 Batita: kekakuan postur tampak berkurang, garis pada tulang belakang servikal
dan lumbal lebih nyata
 Balita dan anak sekolah: tulang-tulang panjang pada lengan dan tungkai
tumbuh. Otot, ligamen, dan tendon menjadi lebih kuat, berakibat pada
perkembangan postur dan peningkatan kekuatan otot. Koordinasi yang lebih
baik memungkinkan anak melakukan tugas-tugas yang membutuhkan
keterampilan motorik yang baik.

9
 Remaja: remaja putri biasanya tumbuh dan berkembang lebih dulu dibanding
yang laki-laki. Pinggul membesar, lemak disimpan di lengan atas, paha, dan
bokong. Perubahan laki-laki pada bentuk biasanya menghasilkan pertumbuhan
tulang panjang dan meningkatnya massa otot. Tungkai menjadi lebih panjang
dan pinggul menjadi lebih sempit. Perkembangan otot meningkat di dada,
lengan, bahu, dan tungkai atas.
 Dewasa: postur dan kesegarisan tubuh lebih baik. Perubahan normal pada
tubuh dan kesegarisan tubuh pada orang dewasa terjadi terutama pada wanita
hamil. Perubahan ini akibat dari respon adaptif tubuh terhadap penambahan
berat dan pertumbuhan fetus. Pusat gravitasi berpindah ke bagian depan.
Wanita hamil bersandar ke belakang dan agak berpunggung lengkung. Dia
biasanya mengeluh sakit punggung.
 Lansia: kehilangan progresif pada massa tulang total terjadi pada orangtua.

6. Kondisi patologik:
a. Postur abnormal:
 Tortikolis: kepala miring pada satu sisi, di mana adanya kontraktur pada
otot sternoklei domanstoid
 Lordosis: kurva spinal lumbal yang terlalu cembung ke depan/ anterior
 Kifosis: peningkatan kurva spinal torakal
 Kipolordosis: kombinasi dari kifosis dan lordosis
 Skolioasis: kurva spinal yang miring ke samping, tidak samanya tinggi
hip/ pinggul dan bahu
 Kiposkoliosis: tidak normalnya kurva spinal anteroposterior dan lateral
 Footdrop: plantar fleksi, ketidakmampuan menekuk kaki karena kerusakan
saraf peroneal
b. Gangguan perkembangan otot, seperti distropsi muskular, terjadi karena gangguan
yang disebabkan oleh degenerasi serat otot skeletal
c. Kerusakan sistem saraf pusat
d. Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal: kontusio, salah urat, dan fraktur.

10
Gerakan – gerakan Mobilisasi:

1. Pergerakan bahu
2. Pergerakan siku
3. Pergerakan tangan
4. Pergerakan jari tangan
5. Pergerakan kaki

MENGGENDONG BAYI DENGAN AMAN

Dipaparkan sebelumnya bahwa kegiatan menggendong bayi Sudah menjadi kebiasaan


turun temurun dari nenek moyang kita dalam keseharian di berbagai bangsa. Namun
ternyata, masih banyak yang belum memahami Bagaimana cara menggendong yang aman
dan nyaman dan lebih percaya pada mitos dibandingkan hasil penelitian ilmiah para ahli.
ada 2 mitos yang paling sering ditemui saat menggendong bayi kedua mitos inilah yang
sering membuat orang tua menjadi ragu saat akan menggendong bayinya berikut mitos
dan penjelasan ilmiah untuk menjawab mitos tersebut.

1. Mitos:

kaki bayi harus diluruskan dan tidak boleh dibiarkan mengangkang karena nanti
anak jalannya jadi mengangkang atau kakinya nanti akan tumbuh berbentuk o 

fakta:

terlebih dahulu Mari kita telaah Bagaimana pertumbuhan tulang belakang dan kaki
bayi sejak lahir. sejak tumbuh didalam rahim ibu, Bentuk tulang belakang bayi
sudah melengkung dan masih tetap melengkung saat ia dilahirkan. saat dilahirkan
bentuk tulang belakang bayi masih melengkung atau total kyphosis yang apabila
dilihat dari samping membentuk seperti huruf c atau sering disebut C shape, lalu
seiring dengan pertumbuhannya tulang belakang bayi akan berubah semakin tegak
menuju ke bentuk tulang belakang yang sama dengan tulang belakang manusia
dewasa atau lumbar lordosis.

2. mitos:

Bayi yang sering digendong akan menjadi bau tangan dan manja 
11
fakta: 

bayi sangat suka digendong, karena sesungguhnya bayi memang selalu digendong
sedari masih dalam kandungan ibunya. sejak dalam kandungan, bayi senantiasa
mendengar detak jantung Ibu, suara ibu yang khas, hangat tubuh ibunya, serta
ritme pergerakan tubuh ibu. namun ketika bayi lahir ke dunia luar yang sangat
asing baginya bayi menjadi mudah menangis dan gelisah karena belum terbiasa.
gendongan membantu bayi beradaptasi di dunia yang baru dan asing sejak ia
dilahirkan. saat di gendong, bayi bisa merasa sangat dekat dengan suasana ketika
masih dalam kandungan itulah alasan mengapa setelah bayi dilahirkan tubuh ibu
menjadi tempat yang paling nyaman dan gendongan adalah alat yang paling tepat
digunakan sehingga bayi mudah terlelap saat digendong dan mudah terbangun saat
dilepaskan dalam gendongannya.

Menggendong bayi tidak sama dengan memanjakan atau melindungi secara berlebihan.
pada usia 1 sampai 2 tahun bonding merupakan kebutuhan utama bayi. menggendong
adalah salah satu cara untuk meningkatkan bonding ini. menggendong anak, memeluknya
dengan erat sebenarnya adalah cara kita untuk mengatakan kepadanya bahwa tidak ada
yang perlu ditakutkan karena apapun yang akan terjadi perlindungan dan dukungan dari
kita orang tuanya selalu ada untuknya. jadi mitos mengenai anak tidak boleh sering
digendong agar anak tidak bau tangan adalah tidak benar

Manfaat menggendong

Ada banyak manfaat dari menggendong bayi , Bayi yang tenang dalam gendongan dapat
belajar banyak hal dan lebih mudah diajak berinteraksi, meningkatkan kemampuan
mereka dalam membuat pilihan hidupnya, menciptakan keintiman serta Interaksi yang
kuat dan baik secara konstan belajar menjadi manusia baik yang merasa aman dan nyaman
dalam gendongan membuat ibu yang menyusui menjadi tenang dan percaya diri sehingga
hidupnya menjadi lebih bahagia lalu kadar hormon oksitosin yang berperan besar dalam
produksi ASI juga membantu mengatasi depresi pasca melahirkan. 

Manfaat menggendong bagi bayi adalah

1. mengurangi tangisan 2. pengganti Tummy time 

12
3. Membantu perkembangan ritme 11. mempromosikan kontak kulit ke
sirkadian atau pola tidur dan kulit
bangun  12. reka ulang kondisi dalam rahim
4. Membantu perkembangan atau trimester keempat
berbicara  13. menambah durasi menyusui 
5. membantu refleks dan Kolik  14. memungkinkan penambahan
6. Membantu perkembangan indra waktu diam waspada
penciuman  15. meningkatkan kekuatan inti otot
7. Membantu perkembangan 16. memberi keamanan
vestibular atau sistem 17. menyediakan lingkungan yang
keseimbangan aman untuk tidur
8. mempromosikan tidur nyenyak 18. mengatur suhu pernapasan dan
dan lama  denyut jantung
9. mempromosikan pemberian 19. mengurangi terhadap paparan
ASI  toksin berbahaya 
10. mempromosikan pertumbuhan

Manfaat menggendong bayi bagi penggendong

1. bisa lepas tangan atau handsfree 6. memperbolehkan bayi untuk


2. meringankan kegelisahan merasa menjadi bagian dan
3. menambah oksitosin atau Happy terlibat 
hormon 7. membantu hubungan keluarga 
4. membantu mempererat ikatan 8. mempromosikan ikatan 
antara bayi dan penggendong  9. menjauhkan orang lain atau
5. membantu pemberian cinta orang asing Untuk menjangkau
secara penuh  anak 
10. interaksi dengan berbagai
macam orang

dengan memahami manfaat menggendong kegiatan menggendong pun akan menjadi jauh
lebih bermakna sehingga memotivasi orang tua untuk selalu meluangkan waktu
menggendong anak anaknya.

13
Memilih gendongan yang tepat 

Memilih gendongan untuk bayi tidak bisa sembarangan, sebab jika salah bisa beresiko
terhadap keamanan baik siapa pun kita pasti ingin gendongan yang terbaik untuk anak-
anak kita dengan mengetahui perkembangan tulang belakang bayi seharusnya membuat
kita semakin mengerti jenis gendongan seperti apa yang dibutuhkan

gendongan ergonomis ini umumnya dibagi dalam lima tipe

1. wraps, gendongan ini berupa kain panjang dengan berbagai macam ukuran dan
bahan umumnya Dikenal dua jenis yaitu stretchy wrap (SW)  yang terbuat dari
bahan katun dan campuran spandek, kainnya bersifat elastis  dan dan woven wrap
(ww) kain tenun khusus dalam berbagai macam ukuran dan variasi jenis bahan
seperti katun, linen, wol serta Sutra. jarik termasuk dalam jenis wrab berukuran
Pendek 
2. ring sling. ini adalah adaptasi modern dari jarik atau selendang gendong di mana
sepasang ring dijahit pada salah satu ujung kain sepanjang 2 m dan ujung lainnya
diselipkan melalui kedua Ring agar dapat disesuaikan dengan tubuh penggendong.
gendongan ini cocok untuk menggendong bayi dan anak-anak saat mereka perlu
naik turun gendongan
3. pouch sling, gendongan berupa kain yang dijahit melingkar dan digunakan pada
salah satu pun ndak menggendongnya mirip ring sling hanya saja tidak dapat
disesuaikan besar kecilnya ukuran
4. meh dai, ini adalah adaptasi modern dari gendongan tradisional rakyat Tiongkok 
5. soft structured pada carrier (ssc). pada umumnya gendongan ini dilengkapi Ban
pinggang yang berbusa tebal begitu juga pada tali pundak yang nyaman secara
ergonomis dan dapat digunakan menggendong depan belakang dan terkadang
samping 

Cara menggendong yang aman dan nyaman 

School of baby wearing memberikan beberapa poin yang harus diingat ketika
menggendong yaitu:

14
1. T(ight)

ketat, eratkan gendongan sehingga badan anak menempel di badan Anda. anak
serasa dipeluk, kain yang longgar membuat anak jadi mudah bergeser atau susah
bernafas

2. (I)n view  At All Time

Posisi wajah anak harus selalu bisa terlihat agar penggendong dapat dengan mudah
melihat tanda-tanda dari wajah anak (misal: mengantuk, resah, takut dan
sebagainya) wajah anak tidak boleh sampai tertutup oleh kain gendongan, bisa
mengganggu pernafasan

3. (c)lose enough to kiss

kepala anak terjangkau untuk dicium bagian atas kepala anak dekat dengan dagu
penggendong
4. (k)eep chin of the chest,
Posisi badan anak jangan terlalu melengkung atau menunduk apalagi sampai dagu
anak menempel ke dada anak karena bisa mengganggu pernafasan,pastikan ada
jeda Satu Atau Dua Jari antara dagu dan dada anak
5. (s)upport at back,
dalam posisi gendong tegak, dada dan perut menempel di tubuh anda dan
punggung anak tersanggah dengan aman.

Dilansir dari web kompas.com, Dalam periode 3 bulan pertama usia kehidupan bayi disebut
sebagai "trisemester keempat kehamilan". Kondisi ini membuat bayi yang kecil
membutuhkan lingkungan yang mirip dengan rahim ibu, yaitu lingkungan yang hangat,
mendekap dan mengayun-ayun.

Menurut Karen Sokal-Gutierez, MD, Ketua Komisi Early Childhood Adoption and
Dependent Care di American Academy of Pediatrics, itulah mengapa bayi kecil terlihat
nyaman dalam pangkuan, timangan, dan balutan selimut.

Menggendong bayi merupakan hal yang vital dalam menciptakan ikatan kasih sayang ibu dan
bayi. Menggendong penting untuk pengembangan kepercayaan, empati, belas kasih, dan hati

15
nurani bayi. Dari situ, bayi mengembangkan kecerdasan dan kapasitasnya dalam menerima
dan memberikan kasih sayang, keintiman, cinta, dan kebahagiaan.

Teknik Menggendong Bayi Sesuai Usia

 Bayi 0-3 Bulan

Tubuh bayi baru lahir hingga 3 bulan masih sangat lemah, terutama bagian leher dan
kepalanya. Ia baru bisa menolehkan kepala tanpa dapat mengangkatnya. Karenanya,
perhatikan betul cara menggendong si kecil.

Cara mengangkat bayi:

 Sebelum mengangkat si kecil, ia harus mengetahui lebih dulu kehadiran kita. Bisa
lewat suara atau kontak mata. Kalau tahu-tahu diangkat, bayi bisa terkejut dan
gelisah, kecuali ia tengah tidur pulas.

Dekatkan tubuh kita ke arah bayi dengan cara menekuk lutut dan membungkukkan badan.
Dengan lembut, selipkan kedua telapak tangan kita ke bawah tubuhnya.

 Satu tangan di leher dan kepalanya, satu tangan di bokong. Pastikan posisi kedua
tangan sudah mantap sebelum mengangkatnya.

 Setelah bayi sejajar dengan tubuh kita, mulailah mengatur posisi kedua lengan untuk
menopang punggung dan juga tungkainya.

Geser tangan yang tadinya memegang bokong ke arah punggung. Otomatis, tungkai pun
akan tertopang oleh lengan.

Cara menggendong yang luwes dan nyaman bisa dikuasai jika orangtua sering
melakukannya. Terpenting, lakukan dengan rasa percaya diri. Kadang, bayi mungil cukup
ditopang dengan satu lengan, sementara lengan yang lain dapat mengerjakan kegiatan
berbeda.

 Untuk mengangkat bayi yang sedang tidur tengkurap, selipkan satu tangan di
bawah dagu dan lehernya, sedangkan tangan yang lain di bawah perutnya.

16
Cara meletakkan bayi setelah menggendong:

Bungkukkan badan ke arah permukaan yang akan menjadi tempat mendaratnya. Setelah
lengan kita menyentuh permukaan, biarkan kedua tangan untuk beberapa saat ditindih bayi,
sampai bayi merasa aman dan nyaman. Selanjutnya, perlahan lepaskan tangan dari bokong
dan pindahkan tangan itu untuk menahan kepalanya. Lalu, lepaskan tangan yang menopang
leher. Terakhir, lepaskan tangan yang menahan kepala. Beri tepukan atau sentuhan lembut
dan sedikit kata-kata untuk memberinya tanda bahwa Anda akan pergi.

Posisi bayi dalam gendongan

a. Posisi tegak: Lakukan seperti hendak menyendawakan bayi. Bayi menghadap


belakang dengan kepala di atas bahu kita. Satu tangan kita menopang leher
dan kepalanya, sementara tangan lain memegang bokong dan sebagian
punggung.

b. Posisi cradling hold: Satu tangan diletakkan pada punggung dan bokong bayi
untuk menopang tubuhnya. Letakkan kepala bayi pada lipatan siku (posisi
kepala harus lebih tinggi dari bokong bayi); tangan yang lain menahan bokong
dan tungkai bayi.

c. Posisi duduk: Setelah berusia sebulan, bayi dapat digendong dengan posisi
setengah duduk baik di atas lengan/tangan atau di pangkuan. Badan dan
kepalanya bersandar ke dada kita dan pandangannya menghadap ke muka.
Untuk menjaga keseimbangannya, pegangi dada dan kepalanya dengan satu
tangan yang lain.

d. Posisi shoulder hold: Syaratnya, bayi harus sudah bisa mengangkat lehernya
saat posisinya tengkurap. Dengan posisi ini, bayi digendong dalam posisi
tegak 45 derajat dan perut bayi bersentuhan dengan dada ibu. Posisi ini
diyakini mempunyai manfaat kontak batin yang dalam, karena bayi dapat
mendengar detak jantung ibu.

 Bayi 3-6 Bulan

17
 Bayi sudah semakin kuat. Saat digendong, leher dan punggungnya tak lagi mesti
ditopang. Biasanya, bayi usia 3 bulan bisa duduk di pangkuan dengan dipegangi.

 Karena itu mulai usia ini bayi lebih senang digendong dengan posisi bersandar
menghadap ke muka.

 Masuk usia 4 bulan, cara menggendongnya sudah bisa lebih santai, baik dengan posisi
menghadap ke depan, belakang, atau berhadapan.

 Menghadap depan adalah gaya gendong favorit bayi sebab dengan begitu ia jadi bisa
memiliki luas pandang yang lebar.

 Mulai usia 5 bulan, bayi semakin berat dan aktif bergerak. Disarankan untuk
menggendongnya dengan menggunakan kain atau baby carrier.

 Selain membuat bayi nyaman, kita pun masih bisa melakukan aktivitas lain. Bisa
juga, bayi didudukkan di pinggang dengan topangan salah satu lengan.

 Kedua kaki bayi melingkari pinggul kita. Tangan yang lain bisa melakukan aktivitas
berbeda. Mulai usia ini, bayi juga bisa digendong dengan gaya rocking games.

 Caranya, tengkurapkan si kecil di satu lengan yang menahan pinggangnya, sementara


tangan yang lain menyangga perutnya.

 Ayun si kecil dari kiri ke kanan atau depan ke belakang secara perlahan seperti
pesawat terbang. Ia pasti suka. Boleh dilakukan pada bayi di usia 3 bulan ke atas.

 Bayi Usia di Atas 6 Bulan

Karena otot-ototnya sudah kuat dan lehernya pun mampu menopang kepala
dengan baik, maka si kecil dapat kita gendong di punggung dengan menggunakan
alat gendong. Gendongan cara ini membuat kedua tangan kita bebas melakukan
aktivitas lain. Bisa juga bayi digendong dengan cara didudukkan di lengan bawah
kita dengan punggung bayi bersandar di dada dan tangan kita yang satunya
melingkari perut bayi. Cara ini banyak dilakukan karena praktis, tidak
menakutkan, aman, dan kita bisa menyangga berat badannya. Untuk mengajaknya
bermain, si kecil bisa digendong dengan gaya flying in the air (melayang di

18
udara).

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Transportasi neonatus memiliki tujuan utama yaitu untuk memberikan terapi atau
penanganan lanjutan di tempat yang dituju serta melakukan pengawasan selama dilakukan
transportasi sehingga neonatus tersebut dalam keadaan aman dan mempunyai hasil akhir
yang lebih baik dalam perawatannya. Transportasi antara rumah sakit sangat diperlukan pada
neonatus yang memiliki resiko tinggi di tempat pelayanan rumah sakit yang tidak mempunyai
sarana prasarana yang memadai.
Mobilisasi atau kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia yang harus terpenuhi. Tujuan mobilisasi adalah memenuhi kebutuhan dasar
(termasuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan aktifitas rekreasi), mempertahankan diri
(melindungi diri dari trauma), mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan
gerakan tangan non verbal.

19
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot,
skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan tulang
karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem
pengungkit. Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada kontraksi isotonik,
peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek.

Memilih gendongan yang tepat

1. warps
2. ring sling
3. Pouch sling
4. Soft

Cara menggendong yang aman dan 2. (i)n view At All Time


nyaman 3. (c )lose enough to kiss
4. (k)eep chin of the best
1. T (ight)
5. (S)upport at back

DAFTAR PUSTAKA

astuti, sukesi, & esyuananik. (n.d.). asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan
anak pra sekolah. Jakarta: KEMENKES RI.

Bapedda Tanjung Balai kota. (2018). Buletin vol 3, 13-19.

eti, melia, & ulia. (2020). Retrieved from kebutuhan mobilisasi dan transportasi.

Handiyani, H. (2017). mobilisasi dan imobilisasi. 1-3.

Kameliawati, F. (2016). TRANSPORTASI DENGAN PERAWATAN METODE


KANGURU UNTUK MENYESUAIKAN FUNGSI FISIOLOGIS BBLR.
JURNAL ILMU KESEHATAN AISYAH STIKES AISYAH PRINGSEWU
LAMPUNG .

maya citra rosa. (2021). cara dan teknik menggendong bayi sesuai periode usianya.
Jakarta: kompas.com.

20
sjarif, & ruankha. (2017). TRANSPORTASI PADA NEONATUS.

21

Anda mungkin juga menyukai