Disusun Oleh :
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul " Asuhan
Kebidanan pada Bayi Ny"M” Usia 25 Hari " ini tepat waktu. Tak lupa saya ucapkan terimakasih
yang sebesar-besarya kepada:
1. Bapak Dr. H. Miftahul Munir,SKM., DIE selaku Ketua STIKES NU Tuban yang telah
memberikan bimbingan sehingga kami bisa menjalankan praktek lapangan dengan baik
2. Ibu Aris Puji Utami, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing PKK 1 Prodi Kebidanan
STIKES NU Tuban.
3. Dan tak lupa kepada kedua orangtua yang selalu memberikan segalanya dan mendukung
sepenuhnya tanpa rasa pamrih.
4. Dan juga teman-teman yang ikut menyumbangkan ide-ide kreatifnya demi kesempurnaan
makalah saya ini.
Demikian pembuatan laporan ini saya buat dengan sepenuhnya walaupun laporan ini masih
jauh dari kesempunaan. Untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat saya perlukan demi
tercapainya kesempurnaan laporan kebidanan selanjutnya. Semoga bermanfaat untuk semua
pembaca dan saya ucapkan terimakasih sebesar-besamya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................3
1.3 Tujuan...................................................................................................................................5
1.4 Manfaat.................................................................................................................................5
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................47
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................47
4.2 Saran...................................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................48
2
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir yang melewati masa penyesuaian pada minggu
pertama kehidupannya. Sedangkan waktu di dalam uterus ibu bayi aman, hangat dan makan
dengan baik. Setelah lahir bayi harus menyesuaikan pada pola untuk makan, bernapas dan tetap
hangat (Asuhan Bayi Baru Lahir, 2000).
Bayi adalah makhluk yang hadir ke dunia dengan sebuah mekanisme bawaan untuk
menyenangkan orang lain, dan hanya meminta balasan berupa kondisi lingkungan yang tepat,
yang memungkinkan bertumbuhkembangnya "benih sifat pengasih" yang secara alami telah ada
dalam dirinya (Wiknjosastro,2007).
Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 28 hari. Neonatus dini
adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 8- 28 hari (Marmi, 2015).
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002, angka
kematian bayi baru lahir sebesar 45/1000 kelahiran hidup dan dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain: infeksi, asfiksia neonatorum, trauma kelahiran, cacat bawaan (seperti labio plato
skisis), penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan dismaturitas, imaturitas dan lain-
lain.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode
yang paling kritis. Kasus labio palato skisis merupakan salah satu bentuk kelainan kongenital
pada bayi baru lahir. Labio palate skisis sering dijumpai pada anak laki-laki dibandingkan anak
perempuan (Randwick, 2002). Kelainan ini merupakan kelainan yang disebabkan faktor
herediter, lingkungan, trauma, virus (Sjamsul Hidayat, 1997), tetapi dapat diperbaiki dengan
pembedahan.
Secara umum, perawatan bayi baru lahir berpusat pada ibu dan keluarga agar pemberian
asuhan keperawatan aman dan berkualitas dalam mengenali fokus dan adaptasi yang berorientasi
terhadap kebutuhan fisik dan psikososial bayi baru lahir. Riset menunjukkan bahwa kontak dini
3
yang diperpanjang antara orangtua-bayi baru lahir lebih besar secara signifikan dibandingkan
dengan risiko infeksi (Stright, 2005).
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
4
Hasil pengkajian ini dapat memberikan manfaat untuk menambah wawasan dan kajian
dalam ilmu kebidanan khususnya mengenai Asuhan Kebidanan pada bayi.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Bayi
2.1.1 Definisi
Neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma
kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin (Nanny, 2014). Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 28
hari. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 8- 28 hari
(Marmi, 2015).
Klasifikasi menurut masa gestasi, yaitu periode sejak konsepsi sampai bayi dilahirkan.
Menurut Rochmah dkk (2011), bayi baru lahir menurut masa gestasinya dibagi menjadi:
a. Bayi kurang bulan (preterm infant), masa gestasinya kurang dari 259 hari (kurang dari 37
minggu).
b. Bayi cukup bulan (term infant), masa gestasinya 259-293 hari (37-42 minggu).
c. Bayi lebih bulan (postterm infant), masa gestasinya 294 hari (lebih dari 42 minggu).
Berdasarkan berbagai pendapat dapat disimpulkan neonatus adalah bayi usia 0 – 28 hari,
selama periode ini bayi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstra uteri, bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dengan 7 umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
dengan berat lahir antara 2500 sampai 4000 gram.
1. Bayi adalah anak berumur 0-12 bulan. (Depkes RI, 2006).
2. Bayi adalah anak berusia 0 - 12 bulan. (Husaini, 2002).
3. Bayi adalah anak yang belum lama lahir. (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
4. Bayi adalah anak yang baru lahir sampai kemudian berusia 18 bulan atau bahkan 24
bulan. (Zulkifti L., 1986).
5. Bayi adalah makhluk yang hadir ke dunia dengan sebuah mekanisme bawaan untuk
menyenangkan orang lain, dan hanya meminta balasan berupa kondisi lingkungan
6
yang tepat, yang memungkinkan bertumbuhkembangnya "benih sifat pengasih" yang
secara alami telah ada dalam dirinya (Wiknjosastro,2007).
6. Bayi merupakan individu dengan pola pertumbuhan dan perkembangan yang unik
(Sara, 2004).
7. Neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami
trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Nanny, 2014). Neonatus adalah bayi berumur 0
(baru lahir) sampai dengan usia 28 hari. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.
Neonatus lanjut adalah bayi berusia 8- 28 hari (Marmi, 2015).
8. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat
lahirnya 2500 gram sampai 4000 gram.
7
dan dihargai, pengalaman baru, pujian, tanggung jawab untuk kemandirian sangatlah
penting untuk diberikan.
"Kebutuhan emosi dan kasih sayang atau ‘ASIH’ seperti hubungan yang erat dan
rasa saling percaya antara orang tua dengan anak, dan kebutuhan stimulasi mental-
bermain-latihan.
c. ASAH ( kebutuhan akan stimulasi mental dini)
Cikal bakal proses pembelajaran, pendidikan dan pelatihan yang diberikan sedini
dan sesuai mungkin.Terutama pada usia 4 – 5 tahun pertama ( golden year) sehingga
akan terwujud etika, kepribadian yang baik, kecerdasan, kemandirian, keterampilan
dan produktivitas yang baik."‘ASAH’ yang dapat meningkatkan perkembangan
mental psikososial anak, seperti kecerdasan, kreativitas, kepribadian, moral dan etika.
8
Bila bayi diangkat akan seolah-olah mengangkatkan tubuh pada orang yang
mendekatnya. Hentakan dan gerakan seperti mengenjang pada lengan dan tangan
disertai tangis yang kuat.
6. Tonick neck reflek
Gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila bayi ditengkurapkan ia akan spontan
memiringkan kepala.
7. Swallowing reflek (reflek menelan)
Kumpulan ASI di dalam mulut bayi mendesak otot-otot daerah mulut dan faring untuk
mengaktifkan reflek menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung bayi.
b. Syarat-syarat imunisasi :
Dalam pemberian imunisasi ada syarat yang harus diperhatikan, yaitu : diberikan pada
bayi atau anak yang sehat, vaksin yang diberikan harus baik, disimpan di lemari es dan belum
lewat masa berlakunya, pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat, mengetahi jadwal
imunisasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang telah diterima, meneliti jenis vaksin
yang diberikan, mencatat nomor batch pada buku anak atau kartu imunisasi serta memberikan
informed concent kepada orang tua atau keluarga, sebelum melakukan tindakan imunisasi yang
sebelumnya telah dijelaskan kepada orang tuanya tentang manfaat dan efek samping atau
9
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang dapat timbul setelah pemberian imunisasi. (Depkes
RI, 2005).
c. Macam-macam Imunisasi Dasar :
1. Imunisasi BCG (Bacillus Calmedtte Guerrin)
Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette Guerrin hidup yang dilemahkan,
diberikan secara intra cutan dengan dosis 0,05 ml pada insertio muskulus deltoideus.
Kontraindikasi untuk vaksin BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan
(misalnya penderita leukimia, penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka
panjang, penderita infeksi HIV). Reaksi yang mungkin terjadi :
- Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul
kemerahan dan benjilan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah
menjadi pustule (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka
terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12
minggu dengan meningkatkan jaringan parut yang disebut scar. Bila tidak ada scar
berarti imunisasi BCG tidak jadi, maka bila akan diulang dan bayi sudah berumur
lebih dari 2 bulan harus dilakukan uji Mantoux (tuberkulin).
- Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher tanpa
disertai rasa nyeri tekan maupun demam yang akan menghilang dalam waktu 3-6
bulan.
Komplikasi yang mungkin timbul adalah :
- Pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan karena
penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan.
Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan
aspirasi (pengisapan dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat.
- Limfadenis supurativa, terjadi jika penyuntikan dilakukan terlalu dalam atau
dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2-6 bulan.
2. Imunisasi DPT (Difteri Pertusis dan Tetanus)
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap difteri,
pertusis, dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan
dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan)
adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang
10
menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama
beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak
dapat bernafas, makan, atau minum. Pertusis juga dapat menumbulkan komplikasi
yang serius seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi
yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.
Vaksin DPT adalah vaksin 3 in 1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur
kurang dari 7 bulan. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang
disuntikkan pada otot paha secara sub cutan dalam. Imunisasi DPT diberikan sebanyak
3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II), 4 bulan (DPT
III), selang waktu tidak kurang dari 4 minggu dengan dosis 0,5 ml.
DPT sering menyebabkan efek samping yang ringan seperti demam ringan atau
nyeri tempat penyuntikan selama beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena
adanya komponen pertusis di dalam vaksin. Pada kurang dari 1% penyuntikan DPT
menyebabkan komplikasi sebagai berikut :
- Demam tinggi ( > 40,5 oC)
- Kejang
- Kejang demam
- Syok (kebiruan, pucat, lemah, tidak memberikan respon)
Kontraindikasi dari ppemberian imunisasi DPT adalah jika anak mempunyai
riwayat kejang. Pemberian imunisasi yang boleh diberikan adalah DT, yang hanya
dapat diperoleh di Puskesmas.
3. Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomyelitis.
Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua
lengan atau tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot
pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian. Imunisasi
dasar polio diberikan 4 kali (polio I, II, III dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4
minggu. Vaksin polio diberikan sebanyak 2 tetes (0,2 ml) langsung ke mulut anak atau
dengan menggunakan sendok berisi air gula. Kontraindikasi pemberian vaksin polio :
- Diare
- Gangguan kekebalan (karena obat imunosupresan, kemoterapi, kortikosteroid)
11
- Kehamilan
Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan kejang-kejang.
Dosis pertama dan kedua untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan
dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi sampai
tingkat yang tertinggi.
4. Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berusia 9 bulan dan
diulang 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara subcutan sebanyak 0,5 ml. Jika
terjadi wabah campak, dan ada bayi yang belum berusia 9 bulan, maka imunisasi
campak boleh diberikan. Kontraindikasi pemberian vaksin campak adalah :
- Infeksi akut yang disertai demam tinggi (>38oC)
- Gangguan sistem kekebalan
- Pemakaian obat imunosupresan
- Alergi terhadap protein telur
- Hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin
- Wanita hamil
Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare,
konjunctivitis dan gejala katarak serta ensefalitis (jarang)
5. Imunisasi HB (Hepatitis B)
Imunisasi HB memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah
suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Dosis pertama
(HB 0) diberikan segera setelah bayi lahir atau kurang dari 7 hari setelah kelahiran.
Pada umur 2 bulan, bayi mendapat imunisasi HB I dan 4 minggu kemudian mendapat
imunisasi HB II. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selnag waktu 1
bulan. Vaksin disuntikkan pada otot paha secara subcutan dalam dengan dosis 0,5 ml.
Efek samping dari vaksin HB adalah efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan
sistematis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran pencernaan), yang
akan hilang dalam beberapa hari.
12
Usia < 7 hari : Hepatitis B (HB 0)
Usia 1 bulan : BCG, polio (I)
Usia 2 bulan : DPT (I)/ HB (I), polio (II)
Usia 3 bulan : DPT (II)/ HB (II), polio (III)
Usia 4 bulan : DPT (III)/ HB (III), polio (VI)
Usia 9 bulan : Campak
13
Frekuensi pemberian cairan (ASI) tergantung pada berat badan bayi :
– Berat badan < 1.250 gr : 24 x / hari tiap 1 jam
– Berat badan 1.250 gr – < 2.000 gr : 12 x / hari tiap 2 jam
– Berat badan > 2.000 gr : 8 x / hari tiap 3 jam
Diusia >6 bulan diberikan makanan pendamping ASI seperti : bubur, ayam, bayam,
santan, tempe, minyak, kacang hijau dsb. Dalam sehari diberikan 3x makan, pemberiannya
sesuai usia :
6 bulan = 6 sendok makan
7 bulan = 7 sendok makan
8 bulan = 8 sendok makan
9 bulan = 9 sendok makan
10 bulan = 10 sendok makan
11 bulan = 11 sendok makan
Setiap hari harus diberikan 2x selingan makanan seperti : pisang, biscuit, buah-buahan
dsb. Jangan lupa ajari bayi untuk makan sendiri dengan sendok dan piring.
Bonding attachment bersifat unik, spesifik dan bertahan lama, karena ikatan antar
orang tua dan anak dapat terus berlanjut bahkan selamanya walau dipisahkan oleh jarak dan
waktu serta tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat (Klaus dan Kenell, 1982).
Dampak positif yang dapat diperoleh adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan,
dipercayai, merasa aman, menumbuhkan sikap social, serta berani mengadakan eksplorasi.
Hambatan yang sering ditemui adalah kurangnya dukungang (system support), ibu
dan bayi beresiko, serta kehadiran bayi yang tidak diinginkan. Dari hambatan ini maka
perkembangan tingkah laku anak juga akan terhambat serta bersikap apatis.
14
1. 0-6 bulan : penyesuaian dan persepsi ibu
2. 0-36 bulan : intelektual dan prilaku
3. 0-48 bulan : kognitif
4. 0-96 bulan : membaca dan menghitung
Srtimulasi ini dapat dilakukan setiap kali orang tua berinteraksi dengan anak, seperti
saat memandikan, mengganti baju, menonton tv,barmain dll.
15
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI tanpa diberi tambahan tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk
jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan (Roesli, 2000).
ASI ekslusif adalah memberikan ASI saja tanpa makanan dan minuman lain kepada bayi
sejak lahir sampai usia 6 bulan (Depkes RI, 2003).
Pada tahun 2002 World Health Organization menyatakan bahwa ASI eksklusif selama 6
bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian ketentuan sebelumnya (bahwa
ASI eksklusif itu cukup 4 bulan) sudah tidak berlaku lagi. Menyusui eksekusif adalah
memberikan hanya ASI segera setelah lahir sampai bayi berusia 6 bulan dan memberikan
kolostrum (Depkes RI, 2005).
Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai 6 bulan tanpa
tambahan makanan/ cairan seperti susu formula, madu, air teh, jeruk, air putih atau makanan
padat seperti pisang ,pepaya,bubur susu,biskuit ,nasi tim, dan sebagainya (Roesli, 2000).
Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI segera setelah lahir sampai bayi
berusia 6 bulan dan memberikan kolostrum (Depkes RI, 2001).
b. Lama Menyusui
Pada hari pertama biasanya ASI belum keluar dan bayi cukup disusukan selama 4-5 menit
untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan putting susu dihisap oleh bayi. Setelah hari
ke 4-5 boleh disusukan selama 10 menit, bila produksi ASI cukup dan lancar boleh disusukan
selama 15 menit. Jumlah Asi yang terhisap bayi pada 5 menit pertama 112 ml, kedua 64 ml dan
terakhir 16 ml. ASI yang dihisap bayi pada menit pertama dibanding terakhir adalah berbeda
dimana menit pertama lebih cepat dan encer dan kemudian akan lebih kental dan menit terakhir
mengandung lemak 4-5 x dan protein 1,5 x lebih banyak dibandingkan dengan ASI pada menit
pertama.
Jadi lama meyusui setiap payudara adalah sekitar 10-15 menit untuk bayi usia 1-12 bulan,
volume ASI akan menurun sesuai dengan waktu yaitu:
a. Tahun pertama : 400 - 700 ml / 24 jam
b. Tahun kedua : 200 - 400 ml / 24 jam.
c. Sesudah itu sekitar : 200 ml / 24 jam.
Juga terbukti tidak ada perubahan yang bermakna pada konsentrasi protein antara bulan ke
6 sampai tahun ke 2 masa laktasi, hanya konsentrasi lemak bervariasi luas. Produksi ASI
16
dipengaruhi oleh status gizi ibu dan ibu usia muda produksi asinya lebih banyak dibanding
dengan ibu usia tua (Soetjiningsih, 1997).
18
Enzim (lysozime, lactoperoxidese), Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein),
Faktor resisten terhadap staphylococcus, Complecement ( C3 dan C45) (Arifin,
2004).
19
bulan cm beberapa bagian warna.
tubuh seperti
tangan, kepala,
dan mulai belajar
memiringkan
tubuh.
6–9 64- 70 7–9 kg Dapat Mengoceh, sudah mengenal wajah
bulan cm menegakkan seseorang, bisa membedakan
kepala, belajar suara, belajar makan dan mengunyah
tengkurap sampai
dengan duduk
(pada usia 8 – 9
bulan), dan
memainkan ibu
jari kaki.
12– 74–81 10–11 Belajar berjalan Mulai belajar berbicara, mempunyai
18 cm kg dan berlari, ketertarikan terhadap jenis-jenis benda, dan
bulan mulai bermain, mulai muncul rasa ingin tahu.
dan koordinasi
mata semakin
baik.
2–3 86–96 12–15 Sudah pandai Keterampilan tangan mulai membaik,
tahun cm kg berlari, pada usia 3 tahun belajar menggunting
berolahraga, dan kertas, belajar
dapat meloncat menyanyi, dan membuat coretan
sederhana.
4–5 100–120 16–22 Dapat berdiri Mulai belajar membaca, berhitung,
tahun cm kg pada satu kaki, menggambar, mewarnai, dan merangkai
mulai dapat kalimat dengan baik.
menari,
melakukan
20
gerakan olah
tubuh,
keseimbangan
tubuh mulai
membaik.
2. Ciri-ciri psikologis
Usia Ciri-ciri Psikologis Balita (bawah lima tahun)
0-5 Mulai mengenal lingkungan. Membutuhkan perhatian khusus dari orang
tahu tua. Senang bermain. Bersifat kekanak-kanakan (manja). Cenderung
n keras kepala. Suka menolak perintah. Membutuhkan zat gizi yang
banyak. Hormon pertumbuhan dihasilkan secara meningkat.
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2010), pelayanan kesehatan neonatal
dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan bayi baru
lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang meliputi:
1) Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan
rendah dan masalah pemberian ASI.
21
2) Pemberian imunisasi hepatitis B-0 bila belum diberikan pada waktu perawatan bayi baru lahir.
3) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif, pencegahan hipotermi
dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan Buku KIA.
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) bertujuan untuk mengetahui apakah seorang
bayi baru lahir dalam keadaan sehat atau sakit dapat dilakukan dengan memeriksa tanda dan
gejala utama pada bayi. Pemeriksaan tersebut menggunakan bagan bayi muda pada pedoman
Manajemen Terpadu Balita Sakit.
Tanda atau gejala pada bayi muda sakit kadang merupakan suatu masalah tersendiri atau
bagian dari suatu penyakit. Untuk membantu petugas kesehatan supaya dapat menangani
masalah bayi muda dibuat suatu bagan yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan penyakit.
Klasifikasi bukan merupakan diagnosis tetapi dengan klasifikasi ini petugas bisa melakukan
langkah-langkah untuk melakukan pertolongan pada bayi sakit. Dengan bagan ini petugas
kesehatan diharapkan mampu mengklasifikasikan bayi sakit, melakukan tindakan atau
pengobatan, memberikan konseling dan memberikan pelayanan tindak lanjut.
Petugas akan menulis hasil pemeriksaannya di formulir MTBS dan menggunakan buku
bagan MTBS sebagai alat bantunya. Dalam setiap kunjungan rumah petugas harus mampu :
b. Apabila menemukan bayi sakit, harus mampu mengklasifikasikan penyakit bayi untuk :
2) Diare.
3) Ikterus.
22
e. Menentukan masalah atau keluhan lain.
g. Bila perlu, merujuk bayi muda dan memberi tindakan pra rujukan.
Penilaian dan klasifikasi Jika seorang anak atau bayi muda dibawa ke klinik, petugas
kesehatan menggunakan keterampilan komunikasi yang baik untuk :
b. Memeriksa adakah tanda bahaya umum yang menunjukkan kondisi yang mengancam jiwa.
c. Memeriksa bayi muda untuk tanda dan gejala, pemberian vitamin K1 dan imunisasi.
d. Membuat klasifikasi berdasarkan algoritma pada buku bagan (Dalam buku bagan terdapat 3
warna) :
1) Merah muda : bayi sakit berat dan harus dirujuk segera setelah diberi pengobatan pra rujukan
2) Kuning : bayi dapat berobat jalan dan membutuhkan pengobatan medis spesifik dan nasihat
3) Hijau : bayi sakit ringan dan cukup diberi nasihat sederhana tentang penanganan di rumah
(Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Kunjungan neonatus adalah kontak neonatus dengan tenaga kesehatan minimal dua kali
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan neonatus, baik di dalam maupun di luar gedung
Puskesmas. Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatal terhadap
23
pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan/masalah kesehatan
pada neonatus.
Risiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu
pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat
dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Adapun waktu
kunjungan neonatus menurut konsep pelayanan kesehatan neonatus esensial adalah sebagai
berikut (Kemenkes RI, 2010):
24
menunjukkan tanda bahaya
5. Bayi harus sudah BAB
dan BAK dalam waktu 24
jam setelah lahir.
Vitamin K dan imunisasi
HB-0 1. Vitamin K diberikan
segera setelah lahir agar
efektif, hal ini penting untuk
bayi prematur. 2. Imunisasi
HB-0 harus diberikan dalam
12 jam setelah lahir atau
kurang dari 7 hari setelah
Tanda bahaya bayi lahir (Nanny, 2014).
25
hari, muntah terus-menerus,
perut membengkak, tinja
hijau tua dan darah
berlendir, tidak berkemih
dalam 24 jam.
7. Mata bengkak atau
mengeluarkan cairan
8. Tali pusat merah,
Kunjungan Neonatal ke-2
bengkak, keluar cairan
(KN 2) dilakukan dalam Berat badan
berbau busuk dan darah.
kurun waktu hari ke 3
sampai dengan hari ke 7
Secara normal berat badan
setelah lahir.
akan berkurang 5-7%
Pemberian ASI selama hari pertama setelah
kelahiran.
26
Imunisasi bakteri, ikterus, diare, berat
badan rendah dan masalah
pemberian ASI.
27
berat badan bayi akan
kembali meningkat 150-210
gram per minggu
(Susilowati, 2008)
3. Pemeriksaan tanda bahaya
seperti kemungkinan infeksi
bakteri, ikterus, diare, berat
badan rendah dan masalah
pemberian ASI
4. Imunisasi BCG dapat
diberikan sejak lahir hingga
bayi berusia 2 bulan (Nanny,
2014).
28
Menjamin pertumbuhan jaringan sehingga bayi baru lahir memiliki berat yang
optimal yaitu 2500 – 4000 gram, apabila jumlah makannya dikurangi maka berat
badan bayi yang dilahirkan menjadi lebih kecil.
3. Riwayat Natal
Bayi normal akan lahir dengan spontan dimana persalinannya dengan bantuan
his dan kekuatan ibu mengejan tidak dengan persalinan buatan seperti vacum
extrasi/forseps lama persalinan kala I premi 12 jam sedankan nutrisi jam keadaan
BBL pada menit pertama setelah kelahiran dapat menilai dengan apgar score diantara
7 – 10.
Apgar Score
Tampilan Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
29
Denyut jantung pada menit pertama 180 kali per menit. Kemudian menurun menjadi 120 –
140 kali per menit. Pernapasan pada menit pertama 80 kali per menit, kemudian menurun 40 kali
per menit.
3. Pola Kebiasaan
a. Nutrisi
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan mengalami penurunan kadar untuk
menambah energi pada jam pertama kehidupannya. Bayi normal sudah disusui
segera setelah lahir. Pada hari ketiga bayi sudah harus disusui selama 10 menit
dengan jarak waktu 3 – 4 jam. Volume susu yang diberikan pada bayi untuk 1 – 14
hari yaitu :
Umur Volume
1 hari 60 ml / kg BB
2 hari 90 ml / kg
3 hari 120 ml / kg
4 hari 150 ml / kg
10 hari 180 ml / kg
14 hari 200 ml / kg
b. Pola aktivitas/istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi koma
saat tidur dalam; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata
cepat (REM); tidur sehari rata-rata 18-20 jam.
c. Pola eliminasi
Urin tidak berwarna atau kuning pucat, dengan 6 sampai 10 popok basah per 24
jam pergerakan feses mekonium dalam 24-48 jam kelahiran.
BAB :Tinja yang berbentuk mekoneum berwarna hijau tua akan mulai keluar dalam
24 jam pertama. Pengeluaran ini akan berlangsung sampai hari ke 2 – 3.
BAK :Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, kencing akan keluar 24
jam pertama, yang harus dicatat adalah frekuensi kencing berikutnya serta warna.
d. Personal Hygiene
30
Mata bayi dapat dibersihkan dengan air steril / garam fisiologis, hal ini perlu
dilakukan untuk menghindari infeksi mata. Muka sebaiknya diseka dengan air steril
terutama setelah minum susu. Tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan setiap
selesai mandi yaitu dengan membersihkan pangkal tali pusat yang ada di perut bayi
dan daerah sekitar selanjutnya ditutup dengan kasa bersih / steril. Kain pokok harus
segera diganti setiap basah karena air kencing/tinja.
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum
Bayi tampak semi koma saat tidur malam.
- TTV
Rata-rata nadi apikal 120-160 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai 120 dpm
pada 12-24 jam setelah kelahiran; dapat berfluktuasi dari 70-100 dpm (tidur) sampai
180 (menangis).
Nadi perifer mungkin lemah ( nadi kuat menunjukkan duktus arteriosus paten);
nadi brakhialis dan radialis lebih mudah dipalpasi daripada nadi femoralis (tidak
adanya nadi femoralis dan dorsalis menunjukkan koarktasi aorta).
Tekanan darah (TD) berentang dari 60-80 mmHg (sistolik) atau 40 sampai 45
mmHg (diastolik), rata-rata tekanan istirahat kira-kira 74/46 mmHg; TD paling
rendah pada usia 3 jam.
a. Anthropometri
Berat badan rata-rata 2500 sampai 4000 gram.
Penurunan berat badan di awal 5%-10%.
Lingkar kepala 32-37 cm.
Panjang badan 48-52 cm.
b. Pemeriksaan Neurologik
Adanya reflek moro, plantar, genggaman palmar, dan Babinski, respon reflek
bilateral (reflek moro unilateral menandakan fraktur klavikula atau cedera pleksus
brakialis); gerakan bergulung sementara mungkin terlihat. Tidak adanya kegugupan,
letargi, hipotonia dan parese.
c. Pemeriksaan Fisik
31
Kepala : Fontanel anterior dan posterior lunak dan datar. Kaput suksedaneum
dan/atau molding mungkin ada selama 3-4 hari; sutura kranial yang
bertumpang tidih dapat terlihat, sedikit obliterasi fontanel anterior
(lebar 2-3 cm) dan fontanel posterior (lebar 0,5 – 1,0 cm)
Mata : Mata dan kelopak mata mungkin edema; hemoragi subkonjungtiva
atau hemoragi retina mungkin terlihat; konjungtivitis kimia dalam 1-2
hari mungkin terjadi setelah penetesan obat tetes oftalmik terapeutik.
Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada.
Telinga : Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata
(telinga tersusun rendah menunjukkan abnormalitas ginjal atau
genetik).
Mulut : Saliva banyak; mutiara Epstein (kista epitel) dan lepuh cekung adalah
normal pada palatum keras atau margin gusi, gigi prekosius mungkin
ada.
Dada : Takipnea sementara dapat terlihat; khususnya setelah kelahiran sesaria
atau presentasi bokong.
Abdomen : Tali pusat di klem dengan aman tanpa rembesan darah; menunjukkan
tanda-tanda pengeringan dalam 1-2 jam kelahiran, mengerut dan
menghitam pada hari ke-2 atau 3.
Genetalia : Genetalia wanita; labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat; rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit (pseudomenstruasi) mungkin ada. Genetalia pria;
Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi
(lubang preputium sempit, mencegah retraksi foreskin ke glan),
epispadia dan hipospadia (kelainan letak lubang saluran kencing)
Ekstremitas :Gerakan rentang sendi normal ke segala arah, gerakan menunduk
ringan atau rotasi medial dari ekstremitas bawah, tonus otot baik.
Integumen :Akrosianosis mungkin ada untuk beberapa hari selama periode
transisi (kebiruan yang luas dapat menandakan polisitemia);
kemerahan atau area ekomotik dapat tampak di atas pipi atau di rahang
32
bawah atau area parietal sebagai akibat dari penggunaan forsep pada
kelahiran. (Doenges, 2001: 567)
II. Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan
Pada langkah interprestasi data ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan klien (Varney, 2007)
a. Diagnosa Kebidanan
Yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan
(Varney, 2007)
Diagnosa : By. Ny “X” umur, laki – laki/ perempuan, lahir imatur/ prematur/
aterm/postterm, usia...jam/hari,BB... gram, PB...cm,LIDA...cm,LIKA... cm,
prognosa baik/tidak baik.
Dasar : Data Subyektif :..........
Data Objektif : .........
b. Masalah
Yaitu hal – hal yang berhubungan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari
hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa (Varney,2007).
c. Kebutuhan
Yaitu hal – hal yang dibutuhkan atau diperlukan pasien dan belum
teridentifikasikan dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007).
V. Intervensi
(Diagnosa, tujuan dengan kriteria, rasional)
33
Suatu pengembangan rencana yang menyeluruh meliputi : apa yang diidentifikasi oleh
kondisi setiap masalah yang berkaitan, gambaran tentang apa yang terjadi berikutnya,
konseling dan rujukan.
Diagnosa : Bayi Ny....umur...hari, jenis kelamin.... aterm, keadaan
umum...prognosa baik
VI. Impelentasi
Langkah pelaksanaaan dalam proses manajemen kebidanan di laksanakan oleh bidan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Bidan melaksanakan secara mandiri/rujuk
ke fasilitas yang lebih tinggi, pelaksanaan tindakan selalu di upayakan dalam waktu
yang tepat, efektif dan berkwalitas.
VII. Evaluasi
Merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu untuk menilai tentang kriteria
hasil yang di capai apakah sesuai dengan tujuan atau tidak sejauh mana tujuan dapat
sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam evaluasi ini dituliskan catatan dengan
kriteria waktu yang telah ditentukan .
Catatan perkembangan ini dituliskan dengan bentuk SOAP
S : Subyek
Merupakan informasi yang diperoleh dari keluhan klien (Anamnese)
O : Obyek
Merupakan data yang diperoleh dari pemeriksaan oleh perawat atau tenaga
kesehatan lainnya.
A : Assesment
Merupakan penilaian yang disimpulkan dari informasi subyektif dan obyektif
P : Planning
Merupakan rencana tindakan yang dibuat sesuai dengan masalah klien
berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah di capai.
34
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGUMPULAN DATA
2. Keluhan Utama
35
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya 14 hari yang lalu pada tanggal
5 oktober 2020 Jam 19.45 WIB dan ibu mengatakan bahwa tidak ada
keluhan apapun.
3. Riwayat penyakit kehamilan
Perdarahan :-
Preeklamsia :-
Eklamsia :-
Penyakit kelamin : -
4. Kebiasaan waktu hamil
Makanan :
Makan Minum
Frekuensi : + 3x /hari Frekuensi : + 8x /hari
Porsi : 1 piring Porsi : 1 gelas
Jenis : nasi, sayur, lauk Jenis : air putih, susu
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
Pantangan : tidak ada Pantangan : tidak ada
36
Bau : tidak berbau
e. Komplikasi persalinan :
Ibu : tidak ada
Bayi : tidak ada
f. Keadaaan Bayi Baru Lahir :
Nilai APGAR : 1’ : 8 5’ : 9 10’ : 9
6. Riwayat yang pernah diderita
- Tidak mempunyai riwayat penyakit hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung,
ginjal dll
- Ibu tidak menderita penyakit kelamin
37
- Bounding attachment : Bayi mendapat kasih sayang dari semua keluarga
9. Riwayat Imunisasi
- Sudah diberikan : Hb0, Vit.k dan SHK
- Belum diberikan : BCG dan Polio I
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Suhu : 36,8 C
Pernafasan : 40x/menit
HR : 120x/menit
BB : 3.600 gram
38
Leher : simetris atau tidak, apakah ada pembesaran
kelenjar limfe, vena jugularis, dan kelenjar tyroid.
Dada : simetris, puting datar, pernafasan teratur, gerakan
aktif, tidak ada ronche.
Tali pusat : sudah lepas
Punggung : tidak ada spinabifida, tidak ada lordosis, tidak
ada skoliosis,tidak ada kifosis.
Ekstermitas : simetris, gerakan aktif, dan jari-jarinya
lengkap.
Genetalia : ada lubang vagina,ada lubang uretra, ada labia
mayora dan minora, ada klitoris.
Anus : anus berlubang, dan tidak adanya hemoroid
b. Palpasi
Hidung : bentuknya simteris tidak ada polip dan sekret
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, vena
jugularis, dan tyroid.
Abdomen : datar, lembek pada saat diam, keras pada saat
menangis.
c. Auskultasi
Dada : tidak ada wheezing, ronkhi, dan stidor.
3. Pemeriksaan Khusus
a. Antropometri
Ukuran muka belakang
Sub occipito bregmantika : Tidak Dikaji
Sub occipito fronttalis : Tidak Dikaji
Fronto occipitalis : Tidak Dikaji
Mento occipitalis : Tidak Dikaji
Sub mento bregmantika : Tidak Dikaji
Ukuran melintang
39
Bitemporalis : Tidak Dikaji
Bipariental : Tidak Dikaji
Ukuran kepala melingkar
Sub occipito bregmantika : 32 cm
Fronto occipito : 33 cm
Mento occipito : 36 cm
Lingkar dada : 35 cm
Lingkar lengan atas : 11 cm
Panjang badan : 49 cm
b. Refleks
Reflek Reflek moro : + kuat
Reflek rooting : + kuat (hilang pada usia 4 bulan)
Reflek sucking : + kuat (hilang pada usia 4 bulan)
Reflek Ekstrusi : + kuat
Reflek Menelan : + kuat (hilang pada usia 3 bulan)
Reflek Gag : + kuat
Reflek palmar graps : + kuat
Reflek plantar graps : + kuat
Reflek tonic neck : + kuat
Reflek Babinski : + kuat (jari-jari kaki mengembang & ibu
jari kaki dalam posisi dorso fleksi akan menghilang pada usia 1 tahun.)
c. Perkembangan Anak
Gerakan motoric kasar : sudah bisa mengangkat kepala
Gerakan motoric halus : tidur
Bahasa : sudah bersuara
Personal social : sudah bisa menatap wajah
4. Pemeriksaan Penunjang :-
40
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan usia bayi 14 hari
DO :
Tidak ada
Tidak ada
No Intervensi Rasional
1. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu Agar ibu mengetahui kondisi bayinya
2. Anjurkan ibu untuk menjaga personal Agar bayi terhindar dari penyakit infeksi
41
higiene bayi dan beritahu cara merawat dan bayi dalam keadaan selalu sehat.
bayi sehari-hari
3. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI Agar nutrisi bayi dapat terpenuhi dan
ekslusif selama 6 bulan, diberikan tiap 2 tumbuh kembang bayi dapat berjalan
jam atau setiap bayi merasa lapar. dengan lancar.
4. Anjurkan ibu untuk teratur memberikan Agar bayi mendapatkan imunitas sehingga
imunisasi terhadap bayinya sesuai terhindar dari penyakit
dengan jadwal yang diberikan.
5. Beritahu pada ibu mengenai tanda Agar bila timbul tanda bahaya pada bayi
bahaya pada bayi. maka bayi dapat segera ditangani dan resiko
komplikasi lebih sedikit.
6. Anjurkan ibu untuk tetap memantau Agar ibu mengetahui segala perkembangan
kondisi serta tumbuh kembang bayi dan pertumbuhan bayinya serta deteksi dini
dengan ikut posyandu. terhadap masalah-masalah yang mungkin
timbul sehubungan dengan tumbuh
kembang bayi.
7. Beritahu ibu untuk melakukan Agar kesehatan dan imunitas tubuh bayi
kunjungan ulang dan melakukan tetap terjaga.
imunisasi selanjutnya.
VI. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN
Tanggal/Jam Implementasi
19 Oktober 2020 Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang dilakukan
07.10 WIB - Keadaan umum : baik
- Suhu : 36,5 C
- Pernafasan : 40x/menit
- HR : 140x/menit
- BB : 3.800 gr
19 Oktober 2020 Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal higiene bayinya,
42
07.15 WIB serta memberitahu ibu cara merawat bayi sehari-hari dengan :
a. Mandi 2x sehari menggunakan air hangat
b. Sering mengganti popok dan membersihkan pantat bayi setiap
basah atau kotor dari pada memandikan. Tidak perlu membubuhi
bedak pada pantat atau alat kelamin bayi saat mengganti popok
karena akan menyebabkan penyumbatan dan infeksi.
c. Bila bayi buang air besar dan buang air kecil :
Bersihkan dengan lembut pantat yang kotor, cukup dibasuh
dengan kapas yang direndam dalam air hangat atau dengan
menggunakan tisu basah.
d. Saat membersihkan mata atau telinga :
1. Usaplah kelopak mata dengan kapas dari ujung mata sampai
ke arah hidung.
2. Bersihkan telinga dengan kapas yang digulung. Jangan
masuk terlalu dalam cukup sebatas mata dapat melihat.
18 Oktober 2020 Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI secara ekslusif
10.23 WIB minimal sampai 6 bulan dengan cara tidak memberikan makanan
pendampinng ASI selama usia bayi belum mencapai 6 bulan dan dengan
cara memberikan ASI setiap 2 jam dan atau pada saat bayi merasa lapar
dengan artian tidak dijadwal (on demand). Karena ASI banyak sekali
manfaatnya, yaitu :
a. Untuk Bayi, manfaat yang diperoleh antara lain : bayi dapat
memulai kehidupannya dengan baik, ASI mengandung
antibodi, ASI mengandung komposisi yang tepat, mengurangi
kejadian karies dentis, memberikan rasa aman dan nyaman
pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi, terhindar dari
alergi , ASI meningkatkan kecerdasan bayi, membantu
perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi
karena gerakan mengisap mulut bayi pada payudara sang ibu.
b. Untuk sang ibu menyusui akan mendapatkan manfaat antara
lain adalah bisa sebagai kontrasepsi, meningkatkan aspek
43
kesehatan ibu, membantu dalam hal penurunan berat badan,
aspek psikologi yang akan memberikan dampak positif kepada
para ibu yang menyusui air susu ibu itu sendiri.
19 Oktober 2020 Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan imunisasi kepada bayinya
07.20 WIB sesuai dengan usianya di bidan atau ke tempat pelayanan kesehatan lain.
Dengan jadwal:
9 bulan Campak
44
dan terjadi secara berulang-ulang (menguap, mengunyah,
mengisap, mata berkedip-kedip, mata mendelik, bola mata
berputar-putar, kaki seperti mengayuh sepeda) yang tidak
berhenti jika bayi disentuh atau dielus-elus, kemungkinan
bayi kejang.
c. Bayi lemah, bergerak hanya jika dipegang. Ini tandanya bayi
sakit berat.
d. Sesak nafas (>60x/menit)
e. Bayi merintih, ini tandanya bayi sakit berat
f. Pusar kemerahan sampai dinding perut. Jika kemerahan sudah
sampai ke dinding perut, tandanya bayi terkena infeksi.
g. Demam (suhu bayi lebih dari 37,5 oC) atau tubuh terasa
dingin (suhu tubuh bayi kurang dari 36,5 oC)
h. Mata bayi bernanah banyak. Ini dapat menyebabkan bayi
menjadi buta.
i. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar. Jika kulit perut dicubit
akan kembali lambat. Ini tandanya bayi kekurangan cairan
yang berat bisa menyebabkan kematian.
j. Kulit bayi terlihat kuning. Kuning pada bayi berbahaya jika
muncul pada hari pertama (kurang dari 25 jam) setelah lahir,
ditemukan pada umur >14 hari, kuning sampai ke telapak
tangan atau kaki.
k. Buang air besar / tinja bayi berwarna pucat
19 Oktober 2020 Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memantau pertumbuhan dan
07.30 WIB perkembangan bayinya dengan ikut posyandu atau dengan cara
melakukan pemeriksaan di tempat pelayanan kesehatan atau melihat
perkembangan dari buku KMS.
19 Oktober 2020 Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang dan melakukan
07.35 WIB imunisasi selanjutnya.
45
VII. EVALUASI
S : Ibu mengatakan sudah mengerti hasil pemeriksaan yang dilakukan bahwa bayinya sehat.
O : KU : Baik
Suhu : 36,8 oC
Pernafasan : 40 x/menit
HR : 120 x/menit
BB : 3600 gr
PB : 49 cm
P:
- Menganjurkan kepada ibu untuk tetap melanjutkan pemberian ASI saja tiap 2 jam
atau pada saat bayi merasa lapar selama mimimal sampai 6 bulan.
- Menganjurkan ibu untuk menjaga personal higiene dan melakukan perawatan
bayi sehari-hari.
- Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi selanjutnya untuk bayinya
- Menganjurkan ibu rutin ke bidan/posyandu untuk mengetahui perkembangan dan
pertumbuhan bayinya.
46
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kasus diatas, asuhan kebidanan yang diberikan pada Bayi Baru Lahir
Normal Ny.T umur 14 hari bayi lahir normal, spontan langsung menangis kuat, gerakan aktif,
dan warna kulit kemerahan. ibu mengetahui keadaan bayinya saat ini dan bersedia mengikuti
anjuran untuk merawat bayinya sehari-hari sesuai dengan asuhan yang sudah diberikan oleh
tenaga kesehatan. Kemudian ibu sudah mengerti tanda bahaya bayi baru lahir dan bersedia
kembali ke tenaga kesehatan apabila bayinya mengalami salah satu tanda bahaya tersebut.
Pada penatalaksanaan rencana tindakan disusun berdasarkan keadaan yang dialami oleh
bayi dan juga disesuaikan dengan kebutuhan bayi setelah rencana tindakan telah tersusun dengan
baik maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun
sebelumnya.
4.2 Saran
Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan maupun mahasiswa kebidanan hendaknya bisa
memberikan penaganan dengan tepat dan cepat pada bayi sehingga angka kematian pada
bayi semakin berkurang.
Dengan adanya Asuhan Kebidanan pada bayi pembaca dapat mengerti bagaimana cara
penatalaksanaan awal bayi.
47
DAFTAR PUSTAKA
BARBARA. 2005. PANDUAN Belajarkeperawatan Ibu Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.
Behrman, dkk.(2000). Ilmu kesehatan Anak Nelson Vol 3. Jakarta: EGC.
Obstetri Fisiologi, Bandung : FFU Unpad, 1983.
Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
Saifudin, Abdul Bari, Prof. Dr. SpOG, MDH, 2000. Pelayanan Kesehatan Maternal &
Neonatal. Jakarta : Yogyakarta : Bina Pustaka.
Staf Pengajar IKA-FKUI, (1Ilmu Kesehatan Anak). Jakarta : EGC.
Stright, B. R. (2005) Keperawatan ibu-bayi baru lahir. Jakarta: EGC.
Suryana, Dra. Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK. 1996. Jakarta : EGC.
Syahlan, Dr. SKM. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Anak Dalam Konteks Keluarga.
Jakarta : Depkes RI.
Winknjsastro, Hanifa. (2005.Ilmu Kebidanan Ed 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
48