Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KASUS MATA KULIAH

ASUHAN KEBIDANAN BAYI SEHAT

An. M umur 4 bulan dengan imunisasi Pentabio dan Polio 4

DI RUANG KIA PUSKESMAS WONOSARI 1

PADA TANGGAL 7 NOVEMBER 2016

DISUSUN OLEH:

NAMA:FARADILLA AHLAQUL GIFARI

NIM :P27224015106

KELAS D4 REGULER A SEMESTER 3

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

TAHUN AJARAN

2016/2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan pada An. M umur 4 bulan dengan imunisasi Pentabio&Polio 4

di Ruang KIA Puskesmas Wonosari 1

Disusun oleh:
Nama:Faradilla Ahlaqul Gifari

NIM: P27224015106

DIV Kebidanan Reguler A semester III

Tanggal Pengkajian/Pemberian Asuhan :15 November 2016


Disetujui tanggal ...............................

Pembimbing

DewiSusilawatiS,SiT,M.Kes
NIP:198007132005012001

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada penyusun untuk dapat menyelesaikan
laporan kasus asuhan kebidana persalinan untuk melengkapi tugas mata
kuliah asuhan kebidanan persalinan.
Dalam menyelesaikan laporan ini, penyusun telah mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan tidak sempat
penyusun sebutkan satu per satu.
Saya berharap semoga dengan disusunnya laporan ini dapat memberikan
pengetahuan bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Klaten,22 Februari 2017

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................1

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................2

KATA PENGANTAR ................................................................................3

DAFTAR ISI................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang .................................................................................5


b. Rumusan masalah.............................................................................6
c. Tujuan...............................................................................................6
d. Manfaat ............................................................................................7

BAB 2 TINJAUAN TEORI......................................……………………....8

BAB 3 TINJAUAN KASUS..........………………………………………..38

BAB 4 PEMBAHASAN..............................................................................48

BAB 5 PENUTUP

a. Kesimpulan dan saran.......................................................................49

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................50

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari.
Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan
penyesuaian fisiologis agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-
baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka
kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu
tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke
ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan
faali.(Depkes,2008).
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang
spesifik terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab
kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat
buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai,
manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya
perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si
bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil. (Depkes,2008).
Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi tahun 2014 di
Kab. Sukoharjo terdapat 135 kematian. Oleh karena itu estimasi Angka
Kematian bayi pada tahun 2014 adalah 10,43/ 1.000 Kelahiran Hidup.
Jumlah kematian bayi pada tahun 2014 meningkat sangat signifikan bila
dibanding tahun 2013 sebanyak 37 kematian bayi. Jumlah kematian
tertinggi di Kecamatan Weru 18 kasus dan Kecamatan Polokarto 16 kasus.
Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014 22 c. Angka Kematian
Anak Balita (AKABA) Pada tahun 2014 berdasarkan data laporan register
dari bidan desa dan Rumah Sakit terdapat 20 kematian balita.
Dibandingkan tahun 2013 yang dilaporkan ada 21 kematian balita
sehingga ada penurunan jumlah kematian, Kematian balita tertinggi di
Kecamatan Grogol, Baki dan Kartasura masing masing 3 kematian balita.
(Depkes,2014).
Tingkat kesehatan ibu dan anak merupakan salah salah satu
indikator di suatu negara. Angka kematian maternal dan neonatal masih
tinggi, salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka tersebut

5
dengan memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
berkualitas
keadaan masyarakat yang belum terlaksana. (Prawirohardjo, 2009 ).
Menurut WHO, setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120
juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian
meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57%
meninggal pada masa BBL (usia dibawah 1 bulan). Setiap 6 menit terdapat
satu bayi meninggal. Penyebab kematian BBL di indonesia adalah BBLR
29%, Asfiksia 27%, trauma lahir, Tetanus Neonatorum, infeksi lain dan
kelainan kongenital (Depkes, 2008)
Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang
berkualitas maka petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan
keterampilan untuk dapat melaksanakan pelayanan essensial neonatal.

B. RumusanMasalah
Denganmelihattingginyaangkakematian maternal dan neonatal,
makapenulisdapatmengetahuisalahsatu factor
pentingdalampenurunanangkatersebut.

C. Tujuan
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan bayibarulahir berdasarkan
metode menajemen Varney.

TujuanKhusus :
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan data
objektif.
2. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa masalah dan diagnosa
kebutuhan.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
lain.
4. Mahasiswa mampumengetahuikebutuhanbayibarulahir.
5. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan bayibarulahir yang
menyeluruh.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan perencanaan.

6
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan.

C. Manfaat
1. Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang asuhan
bayibarulahir , sebagai penerapan ilmu yang didapat selamaperkuliahan.
dan mengaplikasikan asuhan pada bayi baru lahir.
2. Bagiibu
Agar klien mengetahui dan memahami perubahan fisiologis yang terjadi
pada bayi serta masalah padabayisehingga timbul kesadaran bagi klien
untuk memperhatikan bayinya.
3. Bagirumahbersalinataubidanpraktikmandiri
Hasilpenulisandapatmemberikanmasukanterhadaptenagakesehatanuntu
klebihmeningkatanpelayanankesehatanbagimasyarakatdanselalumenja
gamutupelayanan.
4. Bagiinstitusipendidikan
Sebagaitambahansumberperpustakaandanperbandinganpadaasuhankebi
dananneonatesfisiologis

7
BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Teori Medis
1. Pengertian Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
a. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan
berat badan antara 2500 gram sampai 4000 gram nilai apgar >7 dan
tanpa cacat bawaan. (Rukiyah, 2010)
b. Neonatus adalah bayi baru lahir sampai 28 hari pertama kehidupan
(Surasmi, 2003).
c. Bayi adalah manusia yang berusia 28 hari sampai usia 24 bulan.
d. Balita adalah singkatan dari bawah lima tahun. Manusia dalam
masa balita berumur 2 sampai 5 tahun. Pada masa-masa balita
balita biasanya sudah dapat berjalan atau berlari, menggunakan
banyak energi untuk melakukan aktivitas.
e. Anak pra sekolah yaitu anak yang berusia aniara 3-6 tahun menurut
Biechler dan Snowman (1993).
2. Bayi Baru Lahir
a. Ciri-ciri Umum Bayi Baru Lahir Normal
1) Berat badan 2500-4000 gram;
2) Panjang badan 48-52 cm;
3) Lingkar dada 30-38 cm;
4) Lingkar kepala 33-35 cm;
5) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 kali/menit,
kemudian menurun sampai 120-140 denyut/menit;
6) Pernapasan pada menit pertama cepat kira-kira 80 kali/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 kali/menit;
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan
yang cukup terbentuk dan diliputi verniks kaseosa;
8) Rambut lanugo tidak terlihat lagi, rambut kepala biasanya telah
sempurna;
9) Kuku agak panjang dan lunak;

8
10) Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki);
11) Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki);
12) Reflek sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan
baik
12) Reflek moro sudah baik, bayi ketika dikejutkan akan
memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk;
13) Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 48 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan (Wahyuni,
2012).
b. Masa Adaptasi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi usia 0 – 28 hari, selama
periode ini bayi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstra
uteri, yang terbagi dalam dua masa antara lain :
1) Masa Portunate
Masa portunate pada bayi berlangsung antara 15 - 30 menit
pertama sejak bayi lahir sampai tali pusatnya dipotong.
2) Masa Neonate
Masa neonate berlangsung dari pemotongan dan pengkatan tali
pusar sampai akhir mingggu kedua dari kehidupan pascamatur.
Ada empat penyesuaian utama yang harus dilakukan sebelum
anak dapat memperoleh kemajuan perkembangan tingkah laku,
yaitu :
a) Perubahan suhu dalam rahim ibu dengan suhu lingkungan.
b) Perubahan pernafasan, sebelum lahir bayi bernafas dengan
plasenta dan setelah lahir bernafas dengan paru-paru.
c) Dan menelan sebagai cara untuk memperoleh makanan
yang semula dari plasenta melalui tali pusat.
d) Cara pembuangan melalui organ-organ sekresi yang mana
sebelum lahir melalui plasenta dan tali pusat.

9
Pada masa neonatus, bayi akan lebih banyak tidur dan untuk
mempertahankan hidupnya dengan beberapa kemampuan antara
lain :
1) Insting
Insting adalah kemampuan yang ada sejak lahir, bersifat
psikofisis yang bertujuan untuk memberikan reaksi terhadap
lingkungan dengan rangsangan yang khas dan terjadi tanpa
belajar. Misalanya : reaksi menyusui, kebutuhan akan rasa
aman, insting sosial yang memungkinkan anak berkomunikasi
dengan lingkungan misalnya senyum bila ibu mengajak bayi
bicara.
2) Reflek
Refleks adalah gerakan yang terjadi secara otomatis/spontan
tanpa disadari pada bayi yang normal. Macam-macam reflek
pada bayi antara lain :
a) Tonic Neck reflek (reflek tonus leher) adalah gerakan
spontan otot kuduk, apabila bayi ditengkurapkan, maka
secara spontan bayi akan memiringkan kepalanya.
b) Rooting reflek (reflek menghisap) adalah reflek apabila ada
yang menyentuh disekitar mulut bayi, maka bayi akan
membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya kearah yang
menyentuh.
c) Graps reflek (reflek menggenggam), apabila tangan kita
menyentuh telapak tangan bayi, maka bayi akan berusaha
menggenggam tangan kita dengan kuat.
d) Moro reflek adalah reaksi emosional yang timbul di luar
kemauan atau kesadaran bayi. Reflek ini seolah-olah bayi
mendekatkan tubuhnya pada orang yang mendekapnya.
e) Startle reflek (reflek mengehntak) adalah rekasi emosional
berupa hentakan dan gerakan seperti mengejang pada lengan
dan tangan dan sering diikuti dengan tangisan rasa takut.
f) Stapping reflek bersifat reflek belajar seolah-olah akan
berjalan.
(Rukiyah : 2013)

10
3) Kemampuan untuk belajar
c. Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian
fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus.
1) Sistem pernapasan
Selama didalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran
gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus
melalui paru-paru bayi. Rangsangan untuk gerakan pernapasan
pertama :
a) Tekanan mekanik torak sewaktu melalui jalan lahir
(stimulasi mekanik).
b) Penurunan O2 dan kenaikan CO2 merangsang
komereseptor yang terletak disinus karotikus (stimulasi
kimiawi).
c) Rangsangan dingin di daerah muka dan penurunan suhu
didalam uterus (stimulasi sensorik).
Pernapasan pertama pada bayi baru lahir normal terjadi dalam
waktu 30 detik pertama sesudah lahir. (Indrayani & Moudy,
2013).
2) Sirkulasi darah
Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis
sebagian ke hati, sebagian langsung keserambi kiri jantung,
kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah dipompa
melalui aorta keseluruh tubuh. Dari bilik kanan darah di pompa
sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus ke
aorta. Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan
tekanan arteriol dalam paru menurun. Tekanan darah pada
waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui
transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun,
untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira-kira
85/40 mmHg (Indrayani & Moudy, 2013).
3) Perlindungan termal (termoregulasi)
Mekanisme pengaturan suhu tubuh ada bayi baru lahir belum
berfungsi sempurna, untuk itu perlu dilakukan upaya
pencegahan kehilangan panas dari tubuh bayi karena bayi

11
beresiko mengalami hipotermi. Beberapa mekanisme
kehilangan panas tubuh pada BBL menurut Wahyuni (2012) :
a) Evaporasi
Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan pada
tubuh bayi.
b) Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung
antara tubuh bayi dan benda atau permukaan yang
temperaturnya lebih rendah.
c) Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat
tubuh bayi terpapar udara atau lingkungan yang
bertemperatur dingin.
d) Radiasi
Kehilangan panas badan bayi melalui pancaran/ radiasi dari
tubuh bayi kelingkungan sekitar bayi yang lebih dingin.
4) Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari tubuh
orang dewasa sehingga metabolisme basal per KgBB akan
lebih besar, sehingga BBL harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru sehingga energi diperoleh dari metabolisme
karbohidrat dan lemak.
5) Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Fungsi ginjal belum sempurna karena :
a) Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.
b) Ketidak seimbangan luas permukaan glomerulus dan
volume tubulus proksimal.
c) Renal blood flow relatif kurang bila dibanding dengan
orang dewasa (Indrayani & Moudy, 2013).
6) Immunoglobulin
a) Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sumsum
tulang belakang dan lamina propia ilium dan apendiks.
b) Plasentan merupakan sawar sehingga fetus bebas dari
antigen dan stress imunologis.

12
c) Pada BBL hanya terdapat gama globulin G, sehingga
imunologi dari ibu dapat melalui plasenta karena berat
molekulnya kecil.
d) Tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta (Lues,
toksoplasma, herpes simpleks) reaksi imunologis dapat
terjadi dengan pembentukan sel plasma dan antiboti gama
A, G dan M (Indrayani & Moudy, 2013)
7) Traktus digestivus
Traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam
kehijauan yang disebut mekonium. Pengeluaran mekonium
biasanya dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya
tinjanya sudah berbentuk dan berwarna biasa. Gumoh sering
terjadi akibat dari hubungan esophagus bawah dengan lambung
belum sempurna, dan kapasitas dari lambung juga terbatas
yaitu + 30 cc (Indrayani & Moudy, 2013).
8) Hati
Segera setelah lahir, terjadi kenaikan kadar protein dan
penurunan kadar lemak dan glikogen.
9) Keseimbangan asam basa
PH darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis anaerobik.
(Indrayani & Moudy, 2013).
d. Pemeriksaan Pada BBL
Pengkajian setelah lahir terjadi dalam tiga tahapan. (Suwanti :
2007)
1) Tahap I
Segera selama menit-menit pertama kelahiran menggunakan
system scoring APGAR untuk fisik dan skrining GRAY untuk
interaksi bayi dengan orang tua.
Klasifikasi klinik :
a) Nilai 7-10 : bayi normal
b) Nilai 4-6 : bayi asfiksia ringan-sedang
c) Nilai 0-3 : bayi asfiksia berat

13
Skor
Tanda
0 1 2
A : Apperance colon Biru Badan Seluruh
(warna kulit) pucat merah, tubuh
ekstermitas kemerahan
biru
P : Pulse (frekuensi Tidak <100 >100
jantung) ada
G : Grimage (rangsangan) Tidak Sedikit Menangis,
ada gerakan, batuk, bersin
minim
A : Activity (aktivitas lumpuh Ekstermitas Gerakan aktif
tonus otot) dalam sedikit
fleksi
R : Respiration Tidak Lemah, tidak Menangis
(pernafasan) ada teratur kuat

2) Tahap II
Transisional selama aktivitas yaitu pengkajian selama 24 jam
pertama juga penting.
3) Tahap III
Periodic, pengkajian, setelah 24 jam pertama yaitu masing-
masing sistem tubuh diperiksa.
Penilaian APGAR dilakukan pada :
1’ : menentukan pelaksanaan resusitasi aktif (untuk mengetahui
apakah bayi menderita asfiksia atau tidak.
5’ : menentukan kemungkinan adanya gangguan neurologi di
kemudian hari untuk menghindari APGAR <7 maka penanganan
sebagai berikut :
a) Dilakukan pemeriksaan lender serta cairan pada mulut,
hidung, dan mata dengan kassa.
b) Posisi badan dibuat kepala lebih rendah agar cairan atau
lender keluar dari trachea dan faring, kemudian lendir
dihisap dengan penghisap lendir.

14
Keadaan umum : Bayi tampak sehat, aktif, tonus otot baik,
menangis kuat.
Vital sign
Berat Badan, BAK ± 3-8x/hari, BAB 1x/hari
Kemampuan menghisap
Warna kulit
Tidur 18-20 jam/hari
Pemeriksaan Reflek
Anak yang dilahirkan mempunyai sejumlah reflek, ini
merupakan dasar bayi untuk mengadakan reaksi dan tindakan aktif.
1) Reflek Permanen
Reflek urat achialis (kontraksi otot/bisa urat daging dipukul)
Reflek urat patelair (kontraksi bawah lutut bila dipukul)
Reflek pupil (pupil mengecil bila ada sinar)
2) Reflek sementara
Reflek morro/reflek peluk (reflek berkejut).
Reflek tonic neck (reflek otot leher) : anak akan mengangkat
leher dan menoleh jika ditelungkupkan
3) Reflek rooting : timbul karena stimulasi taktil pada pipi dan
daerah mulut anak bereaksi dengan memutar kepala seakan-
akan mencari putting susu.
4) Reflek sucking : timbul bersama rangsangan pipi untuk
menghisap putting susu dan menelan ASI.
5) Reflek babinsky : bila ada rangsangan pada telapak kaki, ibu
jari akan bergerak ke atas.
6) Reflek staping : jika bayi dibuat posisi berdiri, maka akan ada
gerakan seperti kaki melangkah ke depan walaupun belum
dapat berjalan.
e. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahir bervariasi dalam
berespon terhadap lingkungan.
1) Suhu bayi
Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5-37,50 C
pada pengukuran diaxila.

15
2) Nadi
Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120-140 kali permenit.
3) Pernafasan
Pernafasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman,
kecepatan, iramanya. Pernafasannya bervariasi dari 30 sampai
60 kali permenit.
4) Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk di ukur
secara akurat. Rata-rata tekanan darah pada waktu lahir adalah
80/64 mmHg.

f. Penatalaksanaan Awal Pada Bayi Baru Lahir


1) Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir.
Bila bayi baru lahir segera menangis spontan atau segera
menangis, hindari melakukan penghisapan secara rutin pada
jalan nafasnya karena penghisapan pada jalan nafas yang tidak
dilakukan secara hati-hati dapat menyebabkan perlukaan pada
jalan nafas hingga terjadi infeksi, serta dapat merangsang
terjadinya gangguan denyut jantung dan spasme (gerakan
involuter dan tidak terkendali pada otot, gerakan tersebut diluar
kontrol otak). Pada laring dan tenggorokan bayi. Bayi normal
akan segera menangis segera setelah lahir. Apabila tidak
langsung menangis maka lakukan:
a) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras
dan hangat.
b) Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi
dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau
gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar agar bayi
segera menangis.
2) Memotong dan merawat tali pusat
Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 5 cm dari dinding
perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat

16
steril. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan
perawatan terbuka tanpa dibubuhi apapun.
3) Mempertahankan suhu tubuh bayi
Cegah terjadinya kehilangan panas dengan mengeringkan
tubuh bayi dengan handuk atau kain bersih kemudian selimuti
tubuh bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering, dan
bersih. Tutupi bagian kepala bayi dengan topi dan anjurkan ibu
untuk memeluk dan menyusui bayinya serta jangan segera
menimbang atau memandikan bayi baru lahir karena bayi baru
lahir mudah kehilangan panas tubuhnya.
4) Pemberian vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi
baru lahir dilaporkan cukup tinggi, sekitar 0,25 – 0,5 %. Untuk
mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir
normal dan cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1
mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi
Vitamin K perenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM.
5) Upaya profilaksis terhadap gangguan mata.
Pemberian obat tetes mata Eritromisin 0,5% atau
Tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata
karena klamidia (penyakit menular seksual). (Abdul Bari
Saifuddin, 2009) Tetes mata / salep antibiotik tersebut harus
diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya
profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika
tidak diberikan dalam 1 jam pertama kehidupannya. Teknik
pemberian profilaksis mata :
a) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
b) Jelaskan pada keluarganya tentang apa yang anda lakukan,
yakinkan mereka bahwa obat tersebut akan sangat
menguntungkan bayi.
c) Berikan salep / teki mata dalam satu garis lurus, mulai dari
bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju
ke bagian luar mata.
d) Jangan biarkan ujung mulut tabung / salep atau tabung
penetes menyentuh mata bayi.

17
e) Jangan menghapus salep / tetes mata bayi dan minta agar
keluarganya tidak menghapus obat tersebut.
6) Identifikasi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang
persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah
alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi
baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi
dipulangkan. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu
tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin, dan di
ruang rawat bayi. Alat yang digunakan hendaknya kebal air,
dengan tepi yang halus dan tidak mudah melukai, tidak mudah
sobek dan tidak mudah lepas. Pada alat identifikasi harus
tercantum: nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi,
jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. Di setiap tempat tidur
harus di beri tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir
dan nomor identifikasi. Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari
ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah hilang. Sidik
telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang
berpengalaman menerapkan car ini, dan dibuat dalam catatan
bayi. Bantalan sidik jari harus disimpan dalam ruangan bersuhu
kamar. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala,
lingkar perut dan catat dalam rekam medik.
7) Mulai Pemberian ASI
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1
jam setelah bayi lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk
memeluk dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera
setlah tali pusat diklem dan dipotong berdukungan dan bantu
ibu untuk menyusukan bayinya. Keuntungan peberian ASI:
a) Merangsang produksi air susu ibu
b) Memperkuat reflek menghisab bayi
c) Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayinya
d) Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui
kolostrum

18
e) Merangsang kontraksi uterus
Posisi untuk menyusui :
a) Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara urus agar muka
bayi menghadapi ke payudara ibu dengan hidung di depan
puting susu ibu.
b) Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus menopang
seluruh tubuh bayi tidak hanya leher dan bahunya.
c) Dekatkan bayi ke payudara jika ia tampak siap untuk
menghisap puting susu, karena dapat :
(1) Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi
pada puting susu di payudaranya.
(2) Dagu menyentuh payudara ibu.
(3) Mulut terbuka lebar.
(4) Mulut bayi menutupi sampai ke areola.
(5) Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar.
(6) Bayi menghisap dengan perlahan dan dalam, serta
kadang-kadang berhenti.

g. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


1) Sebelum bayi lahir, segera di periksakan di ruang VK. Alat-alat
yang dibutuhkan :
a) Alat penghisap lendir (aseptor aspirator).
b) Tabung oksigen dan alat untuk membantu pernafasan bayi.
c) Alat resusitasi untuk pemasaran seperti laringaskop kecil,
kanula trachea, masker ventilaton kecil.
d) Obat-obatan lain seperti glukosa 40%, larutan bikarbonat
75%, kalorfin sebagai antidotum morfin dan bethidin.
e) Alat pemotong tali pusat, alat pengikat tali pusat, obat
antiseptic,kain kassa steril untuk merawat tali pusat.
f) Tanda pengenal bayi (identifikasi) sesuai dengan ibunya.
g) Tempat tidur berserta kain katon/selimut, dan incubator
h) Kapas, baju steril yang dipakai penolong.
i) Stopwatch dan thermometer.
j) Ruang yang sesuai dengan bayi, suhu 30⁰C
2) Pertolongan Pada Waktu Bayi Baru Lahir

19
a) Mulai melakukan pembersihan lender. Pada saat keluar
dengan membersihkan mulut, hidung, dan mata dengan
kassa steril.
b) Jam lahir di catat dengan stopwatch.
c) Lendir dihisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan
dengan kepala lebih rendah dari kaki dan kaki dalam posisi
sedikit ekstensi, supaya lender mudah keluar.
d) Tali pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptic
kemudian dijepit dengan klem jepit plastic atau ikat dengan
benang tali pusat.
e) Segera setelah lahir, bayi sehat akan menangis kuat,
bernafas, serta menggerakkan tangan dan kakinya, kulit
berwarna kemerahan.
f) Bayi dibersihkan dan dimandikan dengan air hangat (suam-
suam kuku) dari lumuran darah, air ketuban, mekonium,
vernik kaseosa. Adapun yang membersihkannya dengan
minyak kelapa atau minyak zaitun.
g) Menilai APGAR score.
h) Bayi ditimbang berat badannya dan diukur panjang
badannya saat setelah lahir kemudian catat hasilnya,
i) Perawatan mata bayi, dibersihkan kemudian beri salep/obat.
(1) Metode crase : dengan tetesan nitras 1-2% sebanyak 2
tetes pada masing-masing mata.
(2) Penicillin salep atau geramicin salep mata.
j) Pemeriksaan anus, alat genetalia eksterna dan jenis kelamin
bayi. Pada bayi laki-laki, periksa apakah ada atau didapatkan
fimosis desconsus testis krilorum telah lengkap atau belum.
Di beberapa Negara barat pada bayi laki-laki segera lakukan,
apalagi bila terjadi femosis.
k) Bayi akhirnya diperlihatkan kepada ibu, ayah, dan keluarga
yang mendampingi. (Mochtar, 1998).
3. Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah
a. Kebutuhan Imunisasi
1) Pengertian Imunisasi

20
Imunisasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kekebalan aktif seseorang terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh bayi atau anak. Imunisasi
dasar adalah pemberian imunisasi untuk mencapai kadar
kekebalan diatas ambang perlindungan (Depkes, 2005). Yang
dimaksud dengan imunisasi dasar lengkap menurut Ranuh dkk
(2001), adalah pemberian imunisasi BCG 1x, hepatitis B 3x
DPT 3x, polio 4x, dan campak 1x sebelum bayi berusia 1 tahun.
2) Tujuan Pemberian Imunisasi
Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan
penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar
(Ranuh dkk, 2000). Memberikan kekebalan terhadap penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu polio, campak,
difteri, pertusis, tetanus, TBC, dan hepatitis B (Depkes, 2000).
3) Syarat Imunisasi
Menurut Depkes RI (2005), dalam pemberian imunisasi ada
syarat yang harus diperhatikan yaitu : diberikan pada bayi atau
anak yang sehat, vaksin yang diberikan harus baik, disimpan
pada lemari es dan belum lewat masa berlakunya, pemberian
imunisasi dengan teknik yang tepat, mengetahui jadwal
imunisasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang telah
diterima, meneliti jenis vaksin yang diberikan, memberikan
dosis yang akan diberikan, mencatat nomor batch pada buku
anak atau kartu imunisasi serta memberikan informed concent
kepada orang tua atau keluarga sebelum melakukan imunisasi
yang sebelumnya telah dijelaskan kepada orang tuanya tentang
manfaat dan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) yang timbul setelah pemberian imunisasi.
4) Macam-macam Imunisasi Dasar Menurut Theophilus (2007)
a) Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerrin)
Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette Guerrin
hidup yang dilemahkan, diberikan secara intra cutan dengan
dosis 0,05 ml pada insertio muskulus deltoideus.

21
Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita
gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita leukemia,
penderita yang menjalani pengobatan steroid jangka
panjang, penderita infeksi HIV). Reaksi yang mngkin
terjadi :
(1) Reaksi local : 1-2 minggu setelah penyuntikkan, pada
tempat suntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil
yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah
menjadi pustule (gelembung berisi nanah), lalu pecah
dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya
sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu
dengam meningkatkan jaringan parut yang disebut scar.
Bila tidak ada scar berarti imunisasi BCG tidak jadi,
maka bila tidak jadi akan diulang dan bayi sudah
berumur lebih dari 2 bulan harus dilakukan uji Mantoux
(tuberculin).
(2) Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening
ketiak atau leher tanpa disertai nyeri tekan maupun
demam yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan.
Kemungkinan yang mungkin timbul :
(a) Pembentukan abses (penimbunan nanah) di
tempat penyuntikkan karena penyuntikkan
terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara
spontan. Untuk mempercepat penyembuhan,
bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan
aspirasi (penghisapan abses dengan
menggunakan jarum) dan bukan disayat.
(b) Limfadenis supurativa, terjadi jika penyuntikkan
dilakukan dilakukan terlalu dalam atau dosisnya
terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam
waktu 2-6 bulan.
b) Imunisasi DPT (Difteri Pertusis dan Tetanus)
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3 in 1 yang
melindungi terhadap difetri, pertusis, dan tetanus. Difteri
adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan

22
dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius dan fatal.
Pertusis (batuk rejak) adalah infeksi bakteri pada saluran
udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta
bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung
selama beberapa minggu dan dapat meneyebakan serangan
batu hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau
minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi yang
serius seperti pneumonia, kejang, dan kerusakan otak.
Tetanus adalah infeksi yang bisa menyebabkan kekakuan
pada rahang serta kejang.
Vaksin DPT dapat diberikan kepada anak yang
berumur kurang dari 7 bulan. Biasanya vaksin DPT
terdapat dalam bentuk suntikkan, yang disuntikkan pada
otot paha secara sub kutan. Imunisasi DPT diberikan
sebanyak 3 kali, yaitu pada anak saat umur 2 bulan (DPT I),
3 bulan (DPT II), 4 bulan (DPT III), selang waktu tidak
kurang dari 4 minggu dengan dosis 0,5 ml.
DPT sering menimbulkan efek samping yang ringan
seperti demam ringan atau nyeri di tempat penyuntikkan
selama beberapa har. Efek samping tersebut terjadi karena
adanya komponen pertusis di dalam vaksin. Pada kurang
dari 1% penyuntikkan DPT menyebabkan komplikasi
sebagai berikut :
(1) Demam tinggi (> 40,5⁰C)
(2) Kejang
(3) Kejang demam (resiko lebih tinggi pada anak yang
sebelumnya pernah mengalami kejang atau terdapat
riwayat kejang dalam keluarga)
(4) Syok ( kebiruan, pucat, lemah, tidak memberikan
respon)
Kontraindikasi dari pemberian imunisasi DPT
adalah jika anak mempunyai riwayat kejang. Pemberian
imunisasi yang boleh diberikan adalah DT, yang hanya
dapat diperoleh di Puskemas (kombinasi toksoid difteria
dan tetanus (DT) yang mengandung 10-12 Lf dapat

23
diberikan pada anak yang memiliki kontraindikasi terhadap
pemberian vaksin pertusis) (Ranuh,dkk, 2005).
1-2 hari setelah mendapat imunisasi ini, mungkin
akan terjadi demam ringan, nyeri, kemerahan, atau
pembengkakan di tempat penyuntikkan. Untuk mengatasi
nyeri dan menurunkan demam, dapat diberikan
asetaminofen atau ibuprofen. Untuk mengurangi nyeri
ditempat pennyuntikkan juga dapat dilakukan kompres
hangat atau lebih sering menggerak-gerakan lengan
maupun tulang yang bersangkutan.
c) Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit poliomyelitis. Polio bisa menyebabkan
nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua
lengan atau tungkai. Polio juga bisa menyebabkan
kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk
menelan. Polio bisa menyebabkan kematian. Imunisasi
dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II,III, dan IV) dengan
interval tidak kurang dari 4 minggu. Vaksin polio
deiberikan sebanyak 2 tetes (0,2 ml) langsung ke mulut
anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air
gula. Kontraindikasi pemberian vaksin polio :
(1) Diare
(2) Gangguan kekebalan (karena obat imunosupresan,
kemoterapi, kortikosteroid)
(3) Kehamilan
Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan
dan kejang-kejang. Dosis pertama dan kedua diperlukan
untuk menimbulkan respon kekebalan primer,
sedangkan dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk
meningkatkan kekuatan antibody sampai tingkat yang
tertinggi.
d) Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit campak. Imunisasi campak diberikan

24
sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan dan
diulang 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara sub
kutan sebanyak 0,5 mL. jika terjadi wabah campak, dan ada
bayi yang belum berusia 9 bulan, maka imunisasi campak
boleh diberikan. Kontraindikasi pemberian vaksin campak
adalah sebagai berikut :
(1) Infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38⁰C
(2) Gangguan system kekebalan
(3) Pemakaian obat imunosupresan
(4) Alergi terhadap protein telur
(5) Hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin
(6) Wanita hamil
Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam,
ruam kulit, diare, konjungtivitis, dan gejala katarak serta
ensefalitis (jarang).
e) Imunisasi HB (Hepatitis B)
Imunisasi HB memberikan kekebalan terhadap
hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa
menyebabkan kanker hati dan kematian. Dosis pertama
(HB 0) diberikan segera setelah bayi lahir atau kurang dari
7 hari setelah kelahiran. Pada umur 2 bulan, bayi mendapat
imunisasi HB 1 dan 4 minggu kemudian mendapat
imunisasi HB II. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali
dengan selang waktu 1 bulan. Vaksin disuntikkan pada otot
paha secara sub kutan dalam dengan dosis 0,5 ml.
Pemberian imunisasi kepada anak yang sakit berat
sebaiknya ditunda samapi anak benar-benar pulih. Efek
samping dari vaksin HB adalah efek local (nyeri di tempat
suntikan) dan sistemik (demam ringan, lesu, perasaan tidak
enak pada saluran pencernaan), yang akan hilang dalam
beberapa hari.

25
b. Jadwal Imunisasi
1) Imunisasi Dasar
Umur Jenis
0 bulan Hepatitis B0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan DPT-Hb-Hib 3, Polio 4
9 bulan Campak

2) Imunisasi lanjutan pada anak <3 tahun (imunisasi booster)


Umur Jenis
18 bulan DPT-HB-Hib
24 bulan Campak

3) Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar


Waktu
Sasaran Imunisasi
Pelaksanaan
Campak Agustus
Kelas 1 SD
DT November
Kelas 2 SD Td November
Kelas 3 SD Td November

B. Teori Kebidanan
1. Manajemen Kebidanan
Menurut Hallen Varney ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan
yaitu:
a. Langkah I : Pengkajian (Pengumpulan Data Dasar)
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah
mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi
keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk
mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi pasien. (Ambarwati, 2010),
meliputi :

26
1) Data Subjektif
Yaitu informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan
yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada pasien
atau klien (anamnesis) atau dari keluarga (Hidayat, 2008).
a) Biodata Pasien :
(1) Nama bayi
Digunakan untuk membedakan antar bayi yang satu
dengan yang lain. (Marmi, 2012)
(2) Umur
Untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan
klinis bayi tersebut normal sesuai dengan umurnya.
(Matondang, 2013)
(3) Tanggal/jam lahir
Untuk mengetahui kapan bayi lahir. (Kosim, 2004)
(4) Berat badan/panjang badan
Untuk mengetahui berat badan bayi, mengidentifikasi
dan mengantisipasi masalah yang berhubungan
dengan berat lebih rendah dan untuk mengukur
panjang badan bayi. Normal berat badan bayi adalah
2500-4000 gram dan panjang badan bayi 48-52 cm.
(Putra, 2012)
(5) Jenis kelamin
Untuk penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya
nilai-nilai baku, insiden seks, penyakit-penyakit seks.
(Matondang, 2013)
(6) Nama ibu/ayah
Nama jelas dan lengkap, agar tidak keliru dengan
orang lain. (Matondang, 2013)
(7) Umur
Untuk menambah keakuratan data. (Matondang,
2013)
(8) Pekerjaan
Guna untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam
gizi pasien tersebut. (Ambarwati, 2010)

27
(9) Agama dan suku bangsa
Untuk memantapkan identitas serta untuk mengetahui
perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit
yang sering berhubungan dengan agama dan suku
bangsa. (Matondang, 2013)
(10) Pendidikan
Berperan dalam pendekatan selanjutnya sesuai tingkat
pengetahuannya. (Matondang,2013)
(11) Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah
bila diperlukan. (Matondang, 2013)
b) Data Ibu
Data ibu yang meliputi :
Riwayat obstetri, frekuensi ANC, Imunisasi TT,
Obat/jamu yang dikonsumsi, kenaikan BB, riwayat
penyakit penyerta, komplikasi selama hamil, serta riwayat
persalinan terakhir.
c) Keadaan BBL
2) Data Objektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik,
pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang. (Hidayat,
2008).
a) Pemeriksaan Khusus
Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit
pertama, kelima, dan kesepuluh untuk mengetahui gejala
sisa, meliputi : Appearance (warna kulit), Pulse rate
(frekuensi nadi), Grimace (reaksi rangsang), Activity
(tonus otot), Respiration (pernafasan). (Kosim, 2005)
b) Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang,
lemah dari pasien (Saifuddin, 2003).

28
(2) Kesadaran
Untuk mengetahui kesadaran bayi meliputi tingkat
kesadaran (sadar penuh yaitu memberikan respon
yang cukup terhadap stimulus yang diberikan, apatis
yaitu acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya,
gelisah yaitu tidak responsive terhadap rangsangan
ringan dan masih memberikan respon terhadap
rangsangan yang kuat, koma yaitu tidak dapat
bereaksi terhadap stimulus atau rangsangan apapun)
gerakan yang ekstrem dan ketegangan otot. (Hidayat,
2009)
(3) Tanda-tanda Vital, meliputi :
(a) Nadi
Untuk mengetahui jumlah denyut nadi bayi
dalam satu menit, sehingga diketahui normal
atau tidaknya nadi bayi tersebut. Normalnya
yaitu 120-160 kali/menit. (Putra, 2012)
(b) Pernafasan BBL normal 30-60 kali/menit, tanpa
retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase
ekspirasi. (Sudarti, 2013)
(c) Suhu
Untuk mengetahui bayi hipotermi atau tidak.
Suhu bayi normalnya adalah 36,5-37,7⁰C.
(Sudarti, 2013)
c) Pemeriksaan Fisik
(1) Kepala
Periksa sutura, molase, caput succedaneum, cephal
hematoma, hidrosefalus, ubun-ubun kecil. (Sudarti,
2013)
(2) Keluar nanah, bengkak pada kelopak mata,
perdarahan subkonjungtiva dan kesimetrisan.
(Sudarti, 2013)
(3) Hidung
Periksa kebersihannya. (Sudarti, 2013)

29
(4) Telinga
Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi
terkejut/menangis dalam reaksi terhadap bunyi yang
keras. (Varney, 2007)
(5) Mulut
Adakah kemungkinan adanya kelainan kongenital
labio-palatoskisis, trush, sianosis, mukosa
kering/basah. (Sudarti, 2013).
(6) Leher
Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah keretakan
pada clavikula (normal, rata atau tanpa gumpalan di
sepanjang tulang simetris). (Varney,2007)
(7) Dada
Periksa bentuk dada, putting susu, bunyi jantung, dan
pernafasan. (Sudarti, 2013)
(8) Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, bentuk,
perdarahan tali pusat, dinding perut, adanya benjolan,
gastroskisis, omfalokel. (Sudarti, 2013)
(9) Kulit
Memeriksa adanya laserasi, tanda lahir, ruam,
mongolian, memar, dan setiap trauma kelahiran.
(Chapman, 2006)
(10) Genetalia
Kelamin laki-laki : testis berada dalam penis
berlubang dan ada di ujung penis. Kelamin
perempuan : vagina, uretra berlubang, labia mayora,
dan labia minora. (Sudarti, 2013)
(11) Ekstermitas
Adakah kelainan seperti polidaktili atau sinidaktili,
adakah tulang yang retak misalnya clavikula. (Varney,
2007)
(12) Tulang Punggung
Adakah kerusakan yang terlihat misalnya masa, lekuk
atau tonjolan. (Varney, 2007)

30
(13) Anus
Berlubang atau tidak, fungsi spingter ani. (Sudarti,
2013)

d) Pemeriksaan Reflek
(1) Reflek morro
Tangan pemeriksa menyangga pada punggungg
dengan posisi 45 derajat, dalam keadaan rileks kepala
dijatuhkan 10 derajat, normalnya akan terjadi abduksi
sendi bahu dan ekstensi lengan. (Dewi, 2012)
(2) Reflek rooting
Yaitu mencari putting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut. (Dewi, 2012)
(3) Reflek walking
Yaitu bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan
berjalan dan kaki akan bergantian dari fleksi ke
ekstensi. (Dewi, 2012)
(4) Reflek grasping
Bayi akan menggenggam dengan kuat saat pemeriksa
meletakkan jari telunjuk pada palmar yang ditekan
dengan kuat. (Dewi, 2012)
(5) Reflek sucking
Reflek menghisap dan menelan yaitu dilihat pada
waktu bayi menyusu. (Dewi, 2012)
(6) Reflek tonic neck
Letakkan bayi dalam posisi terlentang, putar kepala
ke satu sisi dengan badan ditahan, ekstermitas
terekstensi pada sisi kepala yang diputar, tetapi
ekstermitas padda ssi lain fleksi. Pada keadaan
normal, bayi akan berusaha untuk mengembalikan
kepala ketika diputar ke sisi pengujian saraf asesori.
(Dewi, 2012)

e) Pemeriksaan Antropometri
(1) Lingkar kepala

31
Pengukuran ini dilakukan dengan meletakkan pita
melingkar pada lingkar oksipito-frontal. Pengukuran
yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali pengukuran,
normlanya pada bayi 32-37 cm. (Chapman, 2006)
(2) Lingkar dada
Deteksi dini bayi berat lahir rendah, normalnya adalah
30-38 cm. (Putra, 2012)
(3) Berat badan
Menimbang berat badan tujuannya untuk mengetahui
pertumbuhan bayi sehingga diketahui normal atau
tidaknya pertumbuhannya. Berat badan normal bayi
adalah 2500-4000 gram. (Putra, 2012)
(4) Panjang badan
Bervariasi antara 48-52 cm. (Dewi, 2012)
f) Pola Eliminasi
Bayi baru lahir normal biasanya BAK lebih dari 6 kali per
hari. Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja
hijau atau mengandung lender atau darah. (Sudarti, 2013)
g) Data Penunjang
Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium
(Sulistyawati, 2009)
b. Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah ini melakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosis, masalah, dan kebutuhan bayi berdasarkan data-data
yang telah dikumpulkan. (Sudarti, 2013)
1) Diagnose kebidanan
Menurut Hani dkk (2010), diagnose kebidanan adalah
diagnose yang tegakkan bidan dalam lingkup praktik
kebidanan dan memenuhi standart nomenklatur diagnosis
kebidanan.
a) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang menggambarkan
pendokumentasian hanya pengumpulan data klien
melalui anamnesis tanda gejala subjektif yang diperoleh

32
dari bertanya dari pasien dan atau keluarga. (Rukiyah
dkk, 2009)
b) Data Objektif
Data objektif adalah data yang menggambarkan
pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, yang
dirumuskan dalam data focus. (Rukiyah dkk, 2009)
2) Masalah
Adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai
diagnosis. (Hani dkk, 2010)
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan
belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang
didapatkan dengan melakukan analisis data. (Hani dkk, 2010)
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnose
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi
memungkinkan dilakukan pencegahan dan kolaborasi dengan
dokter dapat dilakukan, menunggu sambil menunggu pasien,
bidan bersiap-siap bila masalah potensial ini benar-benar terjadi
(Varney, 2007).
d. Langkah IV : Antisipasi
Pada langkah ini perlunya tindakan segera bidan atau dokter
dan atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi
bayi. (Sudarti, 2013)
e. Langkah V : Perencanaan
Langkah-langkah ini ditemukan oleh langkah-langkah
sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnose
yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari
kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi
juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi pasien

33
tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya (Ambarwati,
2010)
f. Langkah VI : Implementasi
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan dilaksanakan secara efisien dan aman
(Sulistyawati, 2009).
g. Langkah VII : Evaluasi
Merupakan tahap akhir dalam manajemen kebidanan, yakni
dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun
pelaksanaan yang dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari
proses yang dilakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan
pelayanan secara komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan
kondisi atau kebutuhan klien. (Hidayat, 2008)

34
BAB 3

PEMBAHASAN

NO/KODE KETERAMPILAN: NO.DOKUMEN:

Tempat Praktek : Ruang KIA Puskesmas Wonosari 1

No.Reg :-

Tanggal,Jam : 7 November 2016, 09.30 WIB

I.PENGKAJIAN DATA/PENGUMPULAN DATA DASAR

A.Data Subjektif

1.Identitas

a.Bayi

1).Nama : An.M

2).Umur : 4 bulan

3).Jenis Kelamin: Laki-laki

b.Orangtua

1).Nama ibu : Ny.A 1).Nama : Tn.D

2).Umur : 23 Tahun 2).Umur : 25Tahun

3).Agama : Islam 3).Agama : Islam

4).Pekerjaan : IRT 4).Pekerjaan :Wiraswasta

5).Pendidikan : SMA 5).Pendidikan : SMA

6).Alamat : Boto,Wonosari 6).Alamat:Boto,Wonosari

2.Alasan datang:

Alasan ibu datang karna hari ini adalah jadwal imunisasi bagi anaknya.

35
3.Riwayat kelahiran

a.Tanggal Lahir : 7 Juli 2016

b.Jenis persalinan : Normal

c.Penolong : Bidan

d.Antropometri :

1).BBL : 3600 gram

2).PBL : 51 cm

3).LK : 35 cm

e.Komplikasi : Tidak ada

f.Laktasi : ASI eksklusif

4.Riwayat kesehatan :

a.Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan bahwa dirinya sedang tidak menderita sakit apapun

b.Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak pernah menderita sakit apapun

c.Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita


penyakit Jantung,Diabetes Melitus,Ginjal serta penyakit menular lainnya

36
5.Riwayat Imunisasi

JENIS PEMBERIAN KE/TGL PEMBERIAN KET


IMUNISASI
0 1 2 3 4

HEPATITIS 7/7/’16

BCG

POLIO 1 28/8/’16

DPT-HB1-Hib
POLIO 2
28/9/’16

DPT-HB2-Hib
POLIO 3
6/10/’16

DPT-HB3-Hib 7/11/’16
POLIO 4

6.Pola kebutuhan sehari-hari

a.Nutrisi

1).Makanan yang disukai :

Ibu mengatakan bahwa anaknya hanya mengkonsumsi ASI

2).Makanan yang tidak disukai

Ibu mengatakan bahwa anaknya belum ada makanan yang tidak disukai
karna anaknya hanya mengkonsumsi ASI

3).Pola makan yang diberikan

Ibu mengatakan bahwa dirinya menyusui anaknya setiap 2 jam sekali


atau sesuai keinginan bayinya.

37
b.Eliminasi

1).Ibu mengatakan bahwa anaknya BAK 6-12 kali setiap harinya dan
berwarna kuning jernih

2).Ibu mengatakan anaknya BAB 1-2 kali setiap harinya,dengan konsistensi


sedikit lunak dan warnanya kuning

c.Istirahat

Ibu mengatakan bahwa bayinya tidur selama ±14 jam setiap harinya

d.Aktivitas

Ibu mengatakan bahwa bayinya sudah bisa mengangkat kepalanya dengan


posisi tegak dan sudah bisa melambaikan tangannya.

e.Personal Hygiene

1).Mandi pagi :

Ibu mengatakan memandikan bayinya pukul 08.00 WIB dan mengganti


pakaian sekali setelah mandi dan mengganti pakaian apabila basah

2).Mandi sore :

Ibu mengatakan memandikan bayinya pukul 15.30 WIB dan mengganti


pakaian sekali setelah mandi dan mennganti pakaian apabila pakaian basah.

7.Data sosial budaya

a.Pandangan keluarga terhadap kesehatan

Ibu mengatakan bahwa pandangan keluarga terhadap kesehatan,bahwa


kesehatan adalah hal yang penting harus dijaga

b.Keadaan lingkungan

Ibu mengatakan bahwa lingkungan tempat tinggalnya bersih dan nyaman

c.Pengasuhan anak oleh

Ibu mengatakan bahwa anaknya diasuh oleh dirinya dan suaminya sendiri

38
8.Data Perkembangan

Pada usia 4 bulan ini An.M sudah memiliki kemampuan berikut

a.Dapat meraih benda disekitarnya

b.Kepalanya dapat tegak tanpa bantuan

c.Dapat membalikkan badan dari posisi tengkurap ke posisi telentang dan


begitu sebaliknya

B.Data Objektif

1.Pemeriksaan umum

a.Keadaan umum : Baik

b.Kesadaran : Compos mentis

c.Tanda-tanda vital :

1).Nadi : 124 kali tiap menit

2).Suhu : 36,7 ºC

3).Respirasi : 37 kali tiap menit

d.Antropometri :

1).BBL : 5,8 kg

2).PBL : 63 cm

3).LK : 39 cm

4).LD : 38 cm

5).LLA : 12 cm

2.Pemeriksaan Fisik (Head to toe )

a.Kulit

berwarna kemerahan

39
b.Muka

Tidak ada oedema

c.Mata

Konjungtiva tidak pucat,sklera tidak ikterus,simetris

d.Telinga

bersih,telinga kanan dan telinga kiri simetris

e.Hidung

tidak ada polip,bersih

f.Mulut

tidak labiopalatiskizis,tidak labioskizis

g.Dada

puting simetris,puting tidak ada sekret,tidak terdapat retraksi

h.Perut

Tidak ada pembesaran

i.Genetalia/anus

genetalia normal,anus berlubang

j.Ekstremitas

Simetris kanan dan kiri,tidak polidaktil,tidak sidaktil

3.Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan

II.INTERPRETASI DATA

Tanggal: 7 November 2016

A.Diagnosa Kebidanan

An.M umur 4 bulan bayi sehat akan imunisasi DPT-HB3-Hib dan Polio 4

40
1.Data Subjektif

a.Ibu mengatakan An.M lahir pada tanggal 7 Juli 2016

b.Ibu mengatakan An.M berumur 4+10bulan

c.Ibu mengatakan An.M belum diimunisasi DPT-HB3-Hib dan Polio 4

2.Data Objektif

a.Keadaan umum : Baik

b.Kesadaran : Compos mentis

c.Tanda-tanda vital

1).Nadi : 124 kali per menit

2).Suhu : 36,7ºC

3).Respirasi : 37 kali per menit

B.Masalah

Tidak ada

c.Kebutuhan

Tidak ada

III.IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

IV.IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA

a.Mandiri

Tidak ada

b.Kolaborasi

Tidak ada

c.Rujukan

Tidak ada

41
V.RENCANA TINDAKAN

Tanggal : 7 November 2016

a.Minta buku KIA dan cek tanggal imunisasi

b.Periksa keadaan An.M

c.Beritahu ibu tentang keadaan bayinya

d.Beritahu ibu tentang imunisasi DPT-HB3-Hib dan Polio 4

e.Siapkan alat dan vaksin DPT-HB3-Hib dan Polio 4

f.suntikkan vaksin DPT-HB3-Hib di 1/3 paha An.M dan teteskan vaksin Polio
4 secara oral

g.Amati pasca penyuntikkan vaksin 5 menit kemudian

h.Beritahu ibu bahwa imunisasi telah selesai dilakukan

i.Berikan terapi obat dab jelaskan cara minumnya

j.Beritahu ibu jadwal imunisasi selanjutnya

k.Dokumentasi

VI.IMPLEMENTASI

Tanggal : 7 November 2016

a.Meminta buku KIA dan mengecek tanggal imunisasi DPT-HB3-Hib dan


Polio 4

b.Memeriksa keadaan An.M

c.Memberitahu ibu tentang keadaan An.M

d.Memberitahu ibu tentang imunisasi DPT-HB3-Hib dan Polio 4

e.Menyiapkan alat dan vaksin DPT-HB3-Hib dan Polio 4

f.Menyuntikkan vaksin DPT-HB3-Hib ke 1/3 paha An.M

dan Meneteskan vaksin Polio 4 secara oral

g.Mengamati pasca penyuntikkan vaksin 5 menit kemudian

42
h.Memberitahu ibu bahwa imunisasi telah selesai diakukan

i.Memberikan terapi obat dan menjelaskan cara meminumnya

j.Memberitahu ibu jadwal imunisasi selanjutnya

k.Mendokumentasikan tindakan yang telah selesai dilakukan

VII.EVALUASI

Tanggal : 7 November 2016

a.Buku KIA sudah dicek dan hasilnya sesuai tanggal imunisasi

b.An.M telah diperiksa keadaannya

c.Ibu sudah mengetahui keadaan bayinya bahwa keadaan bayinya sehat dan
tidak ditemukan adanya masalah

d.Ibu sudah paham tentang imunisasi DPT-HB3-Hib dan Polio 4

e.Alat dan bahan sudah disiapkan

f.Vaksin DPT-HB3-Hib telah disuntikkan ke 1/3 paha An.M

dan Polio 4 telah diberikan secara oral

g.telah dilakukan observasi setelah imunisasi selesai dilakukan

h.ibu mengetahui bahwa imunisasi telah selesai dilakukan

i.Terapi obat telah diberikan kepada ibu dan ibu mengerti bahwa kapan obat
harus diberiakan kepada An.M

j.Ibu telah mengetahui jadwal imunisasi selanjutnya

k.semua tindakan telah didokumentasikan.

43
BAB 4

PEMBAHASAN

Dalam asuhan kebidanan pada An.M usia 4+10 bulan dengan imunisasi
DPT-HB3-Hib dan Polio 4.Dari data subyektif dan data obyektif ditemukan
bahwa anak dalam keadaan sehat,BB anak saat ini 5,8 kg dan PB saat ini 63
cm.Menurut teori dalam pemberian imunisasi anak harus dalam keadaan
sehat.(Pedoman teknis imunisasi tingkat puskesmas Depkes 2005).Dalam hal ini
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

An.M saat ini berusia 4+10 bulan dan ibunya mengatakan bahwa pada hari
tersebut adalah jadwal pemberian imunisasi anaknya.Menurut teori dari
Theophilus 2007 bahwa macam-macam imunisasi dasar adalah salah satunya
vaksin DPT III yang diberikan kepada bayi usia 4 bulan dengan dosis 0,5
ml.Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara praktik dan teori karna ibu An.M
telah datang ke puskesmas untuk mengimunisasikan An.M vaksin DPT III

Kemudian setelah An.M diimunisasi vaksin DPT III,An.M diimunisasi


Polio 4.Menurut teori dari Theophilus 2007 bahwa bayi usia 4 bulan dianjurkan
untuk diimunisasi dengan polio 4.Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara
praktik dan teori.

44
BAB 5

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan asuahan kebidanan pada bayi sehat imunisasi


dengan pendokumentasian 7 langkah manajemen varney yang dilakukan pada
tanggal 7 November 2016,maka dapat disimpulkan

a) Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidananpada bayi sehat dengan


imunisasi DPT-HBIII-Hib dan Polio 4 tanggal 7 November 2016 pada
An.M umur 4+10 bulan.Saat ibu membawa anaknya untuk
diimunisasi,An.M dalam keadaan sehat sehinngga imunisasi bisa
dilakukan.

B. SARAN
Sebaiknya petugas kesehatan mencuci tangan dahulu sebelum melakukan
tindakan pemberian imunisasi

45
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes,RI.2009.Pedoman Asuhan Bayi Baru Lahir


Terpadu.Jakarta:Depkes RI.
2. Prawirohardjo,Sarwono.2002.Buku Acuan Nasional pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta : Yayasan bina pustaka.
3. Universitas Padjadjaran.2000.Asuhan Bayi Baru
Lahir.Bandung.Universitas Padjadjaran.
4. http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/1/jhptump-a-citrahadik-7-1-
dokument-n.pdf
5. Chris Tanto, dkk.2014. Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Media
Aesculapius
6. Sudarti.2010.Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan.Yogyakarta.
7. Nuha Medika Uliyah,Musrifatul.2006.Ketrampilan Dasar Praktik
Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika
8. Varney,H.Et,All.2007.Buku Ajar Kebidanan,Edisi 2. Jakarta:EGC

46

Anda mungkin juga menyukai