Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan sejak 2014-2016, terhitung sekitar 1,7
juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap status
imunisasinya. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep
imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi rutin
lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak
cukup, diperlukan imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan
yang optimal. (Depkes RI, 2018)

Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk imunisasi dasar


lengkap, bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan imunisasi Hepatitis B (HB-
0), usia 1 bulan diberikan (BCG dan Polio 1), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-
Hib 1 dan Polio 2), usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4
bulan diberikan (DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), dan usia 9
bulan diberikan (Campak atau MR) (Depkes RI, 2018).

Terkait capaian imunisasi, cakupan imunisasi dasar lengkap pada 2017


mencapai 92,04%, melebihi target yang telah ditetapkan yakni 92% dan
imunisasi DPT-HB-Hib Baduta mencapai 63,7%, juga melebihi target 45%
(Depkes RI, 2018).

Sementara tahun 2018 terhitung Januari hingga Maret imunisasi dasar


lengkap mencapai 13,9%, dan imunisasi DPT-HB-Hib Baduta mencapai
10,8%. Targetcakupan imunisasi dasar lengkap 2018 sebesar 92,5% dan
imunisasi DPT-HB-Hib Baduta 70%(Depkes RI, 2018)

Agar terbentuk kekebalan masyarakat yang tinggi, dibutuhkan cakupan


imunisasi dasar dan lanjutan yang tinggi dan merata di seluruh wilayah, bahkan
sampaitingkat desa. Bila tingkat kekebalan masyarakat tinggi, maka yang akan

1
terlindungi bukan hanya anak-anak yang mendapatkan imunisasi tetapi juga
seluruhmasyarakat.Dalam rangka mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan
merata di setiap wilayah, Menteri Kesehatan mengimbau agar seluruh Kepala
Daerah (1) mengatasidengan cermat hambatan utama di masing-masing daerah
dalam pelaksanaan program imunisasi; (2) menggerakkan sumber daya semua
sektor terkait termasukswasta; dan (3) meningkatkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya imunisasi rutin lengkap sehingga mau dan mampu mendatangi
tempat pelayanan imunisasi(Kemenkes, 2013)

Oleh karena itu, peran bidan sebagai tenaga kesehatan yang lebih dekat
dengan masyarakat adalah mengupayakan masyarakatnya untuk melakukan
imunisas dasar Pentabio (DPT-HB-Hib), yang dilakukan tiga kali, Imunisasi
Polio tetes diberikan 4 kali untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio
suntik pun diberikan 1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang terbentuk
semakin sempurna, dilanjutkan dengan pentabio booster pada usia balita yaitu
18 bulan, imunisasi DT-Td lanjutan sebanyak tiga kali pada usia sekolah yaitu
kelas 1, kelas 2, dan antara kelas 3-5, dan yang terakhir diperkuat dengan
imunisasi saat dewasa setiap 10 tahun sekali (Mulasari, 2015).

B. TUJUAN UMUM
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir
secara ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan pada anak sehat dengan
imunisasi Pentabio, polio oral dan IPV secara nyata serta mendapatkan
pengetahuan dalam memecahkan masalah sesuai dengan pola pikir
manajemen asuhan kebidanan SOAP.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
normal trimester tiga dengan menejemen SOAP di
Puskesmas Mantrijeron diharapkan mahasiswa kebidanan
mampu melakukan :

2
a. Pengkajian data subjektif Asuhan Kebidanan Pada pada
An. A umur 4 bulan di Puskesmas Mantrijeron
b. Pengkajian data obyektif Asuhan Kebidanan Pada pada
An. A umur 4 bulan di Puskesmas Mantrijeron
c. Penegakkan Analisis Data Asuhan Kebidanan Pada pada
An. A umur 4 bulan di Puskesmas Mantrijeron
d. Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada pada An. A
umur 4 bulan di Puskesmas Mantrijeron
e. Mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek di
lapangan.

C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mengerti mengenai penatalaksanaan pada balita sehat
mahasiswa mampu menganalisa keadaan pada bayi dan balita sehat, dan
mengerti tindakan segera yang harus dilakukan.
2. Bagi Lahan Praktik
Dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanan Asuhan kebidanan bayi
dan balita sehat sesuai standar pelayanan
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi, sember bacaan dan bahan pengajaran
terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada bayi dan balita
sehat.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Imunisasi


1. Pengertian
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Imunisasi adalah
suatu cara untukmeningkatkan kekebalan seseorang secaraaktif terhadap suatu
penyakit, sehingga bilakelak terpapar dengan penyakit tidakakan menderita
penyakit tersebut karena sistem memori (daya ingat), ketikavaksin masuk kedalam
tubuh maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem
memori akan menyimpan sebagai suatu pengalaman(Hidayat, 2009)

2. Tujuan
Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit :
a. Poliomyelitis (kelumpuhan).
b. Campak Rubela (measles rubella)
c. Difteri (indrak)
d. Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari)
e. Tetanus
f. Tuberculosis (TBC)
g. Hepatitis B
Dan untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh wabah yang sering berjangkit. (Hidayat, 2009)

3. Manfaat
a. Manfaat untuk anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
b. Manfaat untuk keluarga
Dapat menghilangkan kecemasan dan memperkuat psikologi pengobatan
bila anak jatuh sakit,mendukung pembentukan keluarga bila orang tua

4
yakin bahwa anaknya akan menghadapi dan menjalani masa kanak –
kanak dengan tenang.
c. Manfaat untuk negara
Meningkatkan derajat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra
bangsa Indonesia diantara segenap bangsa didunia(Hidayat, 2009).

B. Jadwal Pemberian Imunisasi dan Penyimpanan Vaksin

(Sari, 2016)
VVM (Vaccine Vial Monitor)

5
C. Imunisasi Pentabio (DPT.HB dan Hib)
a. Pengertian
Imunisasi Pentabio merupakan imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap beberapa penyakit berikut ini:
a) Penyakit difteri, yaitu radang tenggorokan yang sangat berbahaya
karena menimbulkan tenggorokan tersumbat dan kerusakan jantung
yang menyebabkan kematian dalam beberapa hari saja.
b) Penyakit pertusis, yaitu radang paru (pernapasan), yang disebut juga
batuk rejan atau batuk 100 hari. Karena sakitnya bisa mencapai 100
hari atau 3 bulan lebih. Gejalanya sangat khas, yaitu batuk yang
bertahap, panjang dan lama disertai bunyi “whoop”/ berbunyi dan
diakhiri dengan muntah, mata dapat bengkak atau penderita dapat
meninggal karena kesulitan bernapas
c) Penyakit tetanus, yaitu penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan
mulut terkunci / terkancing sehingga mulut tidak bisa membuka atau
dibuka.
d) Penyakit hepatitis b, yaitu penyakit infeksi yang dapat merusak hati
e) Penyakit Hemofillus Influenza tipe B, yaitu salah satu bakteri yang
dapat menyebabkan infeksi di beberapa organ seperti meningitis,
epiglotitis, pneumonia, artritis dan selulitis (Natalia, 2013)
b. Tanda dan Gejala
1. Penyakit Difteri :
Sakit tenggorakan, hilang nafsu makan, demam ringan dalam 2-3 hari,
timbul selaput putih kebiruan pada tenggorokan dan tonsil (Lestari,
2009)
2. Penyakit Pertusis :
Pilek, mata merah, bersin, demam, batuk ringan yang lama kelamaan
menjadi parah dan menimbulkan batuk yang cepat dan keras (Lestari,
2009)
3. Penyakit Tetanus :

6
Awalnya kaku otot pada rahang, kesulitan menelan, kaku otot perut,
berkeringat dan demam. Lalu dapat mengakibatkan kejang yang hebat
dan tubuh menjadi kaku (Lestari, 2009)
4. Penyakit Hepatitis B :
Lemah, gangguan perut, flu, urin menjadi kuning, kotoran menjadi
pucat, mata dan kulit terlihat kuning (Lestari, 2009)
5. Penyakit Hemofilus Influenza tipe B :
Pada selaput otak akan timbul gejala menigitis (demam, kaku kuduk,
kehilangan kesadaran). Pada paru menyebabkan pneumonia (demam,
sesak, retraksi otot pernafasan), terkadang menimbulkan gejala sisa
berupa kerusakan alat pendengaran (Lestari, 2009)
c. Efek Samping Imunisasi
Biasanya, hanya gejala-gejala ringan, seperti sedikit demam
(sumeng) saja dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan, pembengkakan,
agak nyeri atau pegal-pegal pada tempat suntikan, yang akan hilang
sendiri dalam beberapa hari, atau bila masih demam dapat diberikan obat
penurun panas bayi. Atau bisa juga dengan memberikan minum cairan
lebih banyak dan tidak memakaikan pakaian terlalu banyak (Hadinegoro,
2016)
d. Kontra Indikasi Imunisasi
Imunisasi ini tidak boleh diberikan pada anak yang kejang atau
gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf yang serius
(Alimul, 2009)
e. Penyimpanan
Aksin Pentabio di simpan pada suhu 2-8 °C (Alimul, 2009)

D. Imunisasi Polio oral dan IPV


a. Pengertian
Merupakan imunisasi yang bertujuan untuk mencegah penyakit yang
disebabkan oleh virus poliomyelitis. Virus ini dapat masuk melalui mulut
kemudian menginfeksi saluran pencernaan terutama usus. Virus ini
jugabisa masuk ke dalam peredaran darah kemudian mengalir ke sistem

7
saraf yang dapat mengakibatkan melemahnya otot sampai kelumpuhan
(paralisis) (Kemenkes, 2016)

b. Tanda dan Gejala


Masa inkubasi virus polio biasanya memakan waktu 3-6 hari, dan
kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari.Kebanyakan orang terinfeksi
(90%) tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan dan
biasanyatidak dikenali. Pada kondisi lain, gejala awal yaitu demam,
kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.
Adapun gejala Penderita polio dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

1) Polio non-paralisis dapat mnyebabkan muntah, lemah otot, demam,


meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala serta kaki, tangan,
leher dan punggung terasa kaku dan sakit
2) Polio paralisis menyebabkan sakit kepala, demam, lemah otot, kaki
dan lengan terasa lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
3) Sindrom pasca-polio menyebabkan sulit bernapas atau menelan, sulit
berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan
bernapas, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun (Natalia, 2013)

Vaksin Polio

Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran, yang masing-masing-masing


mengandung virus polio tipe I, II dan III; yaitu

1) Oral Polio Vaccine (OPV = Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup


yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
a) Penyimpanan : Freezer, suhu -20º C
b) Dosis : 2 tetes mulut
c) Kemasan : vial, disertai pipet tetes
2) Inactivated Polio Vaccine (IPV = Vaksin Salk), mengandung virus
polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan. (WHO,
2019)

8
a) Penyimpanan : Simpan pada + 2 ° C hingga + 8 ° C
b) Dosis : 0,5 cc ke dalam otot di bagian luar paha kiri
c) Kemasan : vial

c. Efek samping
Pada umunya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisis
yang disebabkan oleh vaksin jarang terjadi (WHO, 2019)
d. Kontra indikasi
Pemberian imunisasi polio tidak boleh dilakukan pada orang yang
menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul
akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun, jika ada
keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulang dapat
diberikan setelah sembuh.(WHO, 2019)

E. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Bayi dan Balita


Sehat
1. Manajemen SOAP
Pendokumentasian dengan metode SOAP yaitu tentang metode
dokumentasi.Di dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah
data objektif, A adalah analisis, P adalah penatalaksanaan. Metode ini
merupakan dokumentasi yang sederhana akan tetapi mengandung semua
unsur data dan langkah yang dibutuhkan dalam asuhan kebidanan, jelas,
logis.
a. Data Subjektif
Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang
klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan
berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien yang menderita
tuna wicara, dibagian data dibagian data dibelakang huruf “S”, diberi
tanda huruf “O” atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien

9
adalah penederita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan
menguatkan diagnosis yang akan disusun.
b. Data Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang
jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium.
Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini
akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosis.
c. Analisis
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena
keadaan klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan
ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif,
maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Di dalam
analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data yang
dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien.
Analisis yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien
akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada klien, dapat terus
diikuti dan diambil keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data
adalah melakukan intrepretasi data yang telah dikumpulkan,
mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan.
d. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan,
dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.Tujuan
penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya.

10
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BALITA SEHAT
PADA ANAK A UMUR 4 BULAN NORMAL
DI PUSKESMAS MANTRIJERON
IDENTITAS
Tanggal: 26 November 2019 Pukul: 09.00 WIB
1. IDENTITAS ANAK
a. Nama anak : An.A
b. Anak ke : Pertama
c. Umur : 15 juli 2019 (4 bulan )
d. Alamat : gedongkiwo, mantrijeron
2. IDENTITAS IBU IDENTITAS AYAH
a. Nama : Ny.O Nama : Tn.P
b. Umur : 25 th Umur : 30 th
c. Agama : Islam Agama : Islam
d. Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
e. Alamat : gedongkiwo, mantrijeron
DATA SUBYEKTIF
1. Alasan datang:
Ibu mengatakan anaknya berusia 4 bulan, hari ini jadwal
imunisasi pentabio 3, polio oral 4 dan IPV, ibu mengatakan
ingin mengimunisasikan anaknya dan ibu mengatakan anaknya
sehat.

11
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit lalu
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak menderita penyakit
menurun, menular dan menahun seperti DM,TBC,Jantung,
Asma
b. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak sedang menderita
penyakit
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menular, menahun, dan menurun seperti
asma, TBC, DM, Jantung, epilepsi dan hipertensi
3. Riwayat sosial
a. Pengasuh sehari-hari
Ibu mengatakan bahwa anaknya diasuh oleh orang tuanya
sendiri
b. Hubungan dengan orang lain
Ibu mengatakan bahwa anaknya dengan orang lain
hubungannya baik
c. Lingkungan rumah
Ibu mengatakan bahwa lingkungan rumahnya bersih,setiap
kamar ada jendelanya dan pencahayaannya cukup.
 Dirumah adakah yang merokok : Ibu mengatakan di
dalam rumah tidak ada yang merokok.
 Adakah yang batuk berkepanjangan selama sebulan
atau lebih : ibu mengatakan tidak ada yang batuk
berkepanjangan selama sebulan atau lebih.
 Ventilasi sirkulasi udara di dalam rumah : ibu
mengatakan rumahnya dilengkapi dengan ventilasi
udara yang cukup memadai.

4. Pola kebiasaan hidup sehari hari

12
a. Nutrisi
Frekuensi : on demand
Jenis : ASI full
Keluhan : Tidak ada keluhan

b. Istirahat/tidur
Tidur siang : 2-3 jam
Tidur malam : ±11 jam
c. Mandi
Pagi jam : 07.00 WIB
Sore jam : 15.00 WIB
d. Aktifitas.
1) Menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan
2) Menggenggam mainan
3) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
4) Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap
5) Tertawa
6) Membalas tersenyum ketika diajak bicara/ tersenyum
e. Eliminasi
1. BAK : 7-8x/hari, warna urin jernih
2. BAB : 1-2x/hari, konsistensi lunak

A. DATA OBYEKTIF
a) Status Generalis
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. TTV
 N : 100x/menit
 R : 40x/menit
 S : 36,6 C

13
d. BB/TB : 8.500 gram/80cm
e. LK/LILA : 35cm/14cm
b) Pemeriksaan sistematis
a. Kepala : Tidak ada benjolan, rambut hitam,
bersih
b. Ubun ubun : UUK sudah menutup, UUB sudah
menutup
c. Muka : tidak oedema, tidak pucat
d. Mata : Simetris, sklera putih, conjungtiva
merah muda
e. Telinga : bersih, tidak ada serumen
f. Hidung : simetris, tidak ada sekret
g. Mulut : bersih, tidak ada stomatitis, tidak
ada labioskisis
h. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
dan tiroid
i. Dada : simetris, bunyi nafas teratur
j. Perut : tidak ada benjolan, tidak kembung
k. Punggung : tidak ada pembengkakan atau
benjolan abnormal

l. Ekstremitas
Atas : jumlah jari lengkap, posisi dan
bentuknormal, gerakan aktif,
tidakada fraktur
Bawah :jumlah jari lengkap, posisi dan
bentuk normal, gerakan aktif,
tidakada fraktur
m. Genetalia : tidak dilakukan

14
n. Anus : tidak dilakukan
c) Pemeriksaan tingkat perkembangan :
a. Menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan
b. Menggenggam mainan
c. Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
d. Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap
e. Tertawa
f. Membalas tersenyum ketika diajak bicara/ tersenyum
d) Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan

B. ANALISA DATA
Tanggal: 26 November 2019 Pukul: 09.05
WIB
1) DIAGNOSA KEBIDANAN
An. A umur 4 bulan sehat dengan imunisasi pentabio 3,
Data dasar
DS:
Ibu mengatakan anaknya berusia 4 bulan 19 hari
Ibu mengatakan hari ini jadwal imunisasi Pentabio 3Ibu
mengatakan ingin mengimunisasikan anaknya
Ibu mengatakan anaknya sehat

DO:
KU : baik
Kesadaran : composmentis
VS :
S : 36,6oC
N : 100x/menit
R : 40x/menit
 BB/TB : 8500 gram/ 80 cm
 LK/LLA : 35cm/14cm

15
2) MASALAH
Tidak ada
3) KEBUTUHAN
Imunisasi Pentabio 3 + Polio 4 dan IPV

C. PENATALAKSANAAN
Tanggal: 26 November 2019 Pukul: 09.10 WIB
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa
anaknya dalam keadaan baik berdasarkan hasil pemeriksaan.
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan anaknya yaitu
anaknya dalam keadaan sehat.
a. Memberikan informasi pada ibu mengenai imunisasi Pentabio 3
Imunisasi Pentabio 3 adalah imunisasi yang diberikan pada bayi
saat usia 4 bulan dengan dosis 0,5 ml disuntikan di 1/3 paha
kanan agar anak kebal terhadap penyakit Difteri, Pertusis,
Tetanus, Hepatitis B dan Hemofillus Influenza tipe
B.Memberitahu ibu bahwa setelah disuntik anak akan
mengalami demam ringan (sumeng) saja dan rewel selama 1-2
hari, kemerahan, pembengkakan, agak nyeri atau pegal-pegal
pada tempat suntikan, yang akan hilang sendiri dalam beberapa
hari, atau bila masih demam dapat diberikan obat penurun
panas.
2. Memberikan surat persetujuan tindakan pada ibu untuk
ditandatangani
Hasil : Ibu bersedia menandatangani surat persetujuan tindakan
3. Memberikan imunisasi Pentabio 3
4. Alat dan Bahan :
a. ADS0,5 cc dan jarumnya
b. Vaksin Pentabio dalam vaccine carier
c. Vaksin polio Injeksi/ IPV
d. Vaksin Polio Oral
e. Kapas

16
f. Sarung tangan
g. Air hangat
h. Safety box
i. Tempat sampah

Langkah kerja :
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Menyapa klien
c. Mempersilahkanduduk
d. Menjelaskan prosedur tindakan pada orang tua
e. Mencuci tangan 6 lengkah dengan sabun dan air mengalir
f. Timbang berat badan, panjang badan, suhu tubuh, dll
g. Menggunakan sarung tangan
h. Meminta ibu untuk menggendong anaknya di atas pangkuan
ibu dan memegangi tangan anaknya
i. Selanjutnya mengambil vaksin pentabio 3 dengan
menggunakan ADS0,5 cc
j. Desinfeksi pada paha kanan atas dengan menggunakan kapas
yang telah dibasahi dengan air hangat
k. Memegang paha kanan atas dengan ibu jari dan jari telunjuk,
suntikkan jarum dengan sudut 90o (intramuskular), suntikkan
secara perlahan.
l. Cabut jarum dengan cepat dan tekan bekas suntikan dengan
kapas air hangat, jangan melakukan pemijatan pada daerah
bekas suntikan
m. Masukkan alat suntik ke dalam safety box tanpa ditutup
kembali
n. Bereskan semua peralatan yang sudah digunakan
o. Melepas sarung tangan
p. Mencuci tangan 6 lengkah dengan sabun dan air mengalir

17
Hasil : Anak telah mendapatkan imunisasi Pentabio
3Memberitahu ibu untuk datang kembali saat anak berusia 9
bulan untuk melakukan Imunisasi Campak/MR
Hasil : Ibu bersedia untuk datang kembali saat anak berusia 9
bulan untuk melakukan Imunisasi Campak/MR
5. Mendokumentasikan semua tindakan dalam buku KIA dan buku
register.
Hasil : Semua tindakan telah didokumentasikan didalam buku
KIA dan buku register.

BAB IV
PEMBAHASAN

Ny. O datang dengan alasan ingin mengimunisasikan anaknya. Anak A


sudah melakukan imunisasi sebanyak 4 kali dari usia 0 bulan – 3 bulan Ny.O
mengatakan anaknya sehat, tidak sedang menderita penyakit menular dan
penyakit serius lainnya.
An.A memiliki pola kebiasaan sehari-hari yang normal.Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik pada An.A mendapatkan hasil keadaannya baik, kesadaran
composmentis dengan tanda-tanda vital dalam keadaan normal.Lalu dilakukan
pemeriksaan dari ujung kepala sampai kaki, semua dalam keadaan normal.
Ny.O diberikan penjelasan mengenai imunisasi pentabio 3 yang akan
diberikan pada anaknya. Selanjutnya dilakukan pemberian imunisasi pentabio
pentabio 3 pada An.A dengan mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk imunisasi. Setelah tindakan selesai, Ny.O diberikan penjelasan
mengenai efek samping dari pemberian imunisasi.
Dari Data tersebut dapat diketahui bahwa An.A umur 4 bulan sehat dengan
imunisasi pentabio di Puskesmas Mantrijeron.Dalam memberikan asuhan
kebidanan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek di lahan, seperti
yang dijelaskan pada tabel berikut.

TEORI PRAKTEK LAPANGAN

18
Data Obyektif (Pemeriksaan Fisik) Data Obyektif (Pemeriksaan Fisik)
diperiksa secara menyeluruh dalam batas normal. Pemeriksaan secara
memastikan anak dalam keadaan sehat. menyeluruh dan anak dalam keadaan
normal.
Pengertian imunisasi pentabio 3 Pengertian imunisasi pentabio
Imunisasi Pentabio 3 adalah imunisasi 3Pengertian pentabio 3 telah
yang diberikan pada bayi saat usia 4 disampaikan bahwa pentabio 3 adalah
bulan dengan dosis 0,5 ml disuntikan imunisasi yang diberikan pada bayi saat
di 1/3 paha kanan agar anak kebal usia 4 bulan dengan dosis 0,5 ml
terhadap penyakit Difteri, Pertusis, disuntikan di 1/3 paha kanan agar anak
Tetanus, Hepatitis B dan Hemofillus kebal terhadap penyakit Difteri, Pertusis,
Influenza tipe B. Tetanus, Hepatitis B dan Hemofillus
Influenza tipe B.
.

Memberikansurat persetujuan tindakan Telah diberikan surat persetujuan


(informed consent) pada ibu tindakan (informed consent) pada ibu

Kejadian ikutan pasca imunisasi Kejadian ikutan pasca imunisasi


pentabio 3Setelah disuntik anak akan pentabio 3
mengalami demam ringan (sumeng) Telah disampaikan bahwa setelah
saja dan rewel selama 1-2 hari, disuntik anak akan mengalami demam
kemerahan, pembengkakan, agak nyeri ringan dan rewel selama 1-2 hari,
atau pegal-pegal pada tempat suntikan. kemerahan, pembengkakan, agak nyeri
atau pegal-pegal pada tempat suntikan.

Penanganan kejadian ikutan pasca Penanganan kejadian ikutan pasca


imunisasi pentabio 3 imunisasi pentabio 3
Apabila demam, dapat diberikan obat Telah disampaikan bahwa apabila terjadi
penurun panas yang telah diberikan demam , diberikan 1 bungkus obat yang
oleh bidan puyer Paracetsmol sebanyak diberikan bidan (puyer paracetamol
1 bungkus dengan dosis 100mg. Atau 100mg) atau bisa juga dengan
ias juga dengan memberikan minum memberikan minum lebih banyak dan

19
cairan lebih banyak dan tidak tidak memakaikan pakaian terlalu tebal.
memakaikan pakaian terlalu tebal.

Cara Pemberian Imunisasi Cara Pemberian Imunisasi


Imunisasi Pentabio 3 di berikan secara
Memberikan imunisasi Pentabio 3
IM pada 1/3 paha kanan atas
secara IM pada 1/3 paha kanan atas.

Cara Penyimpanan Vaksin Cara Penyimpanan Vaksin


Vaksin Pentabio di simpan pada suhu 2-
Vaksin Pentabio di simpan pada suhu
8°C
2-8°C

20
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada An.A dengan


imunisasi pentabio 3 di Puskesmas Mantrijeron, dapat ditarik kesimpulan:
Dalam melakukan pengkajian perlu diperlukan adanya ketelitian,
kepekaan dan diperlukan peran ibu sebagai orang tua sehingga diperoleh
data yang menunjang untuk menerangkan diagnosa kebidanan.Dalam
analisa data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu
pada tinjauan pustaka.Adanya perubahan dan kesenjangan dengan tinjauan
pustaka tergantung pada kondisi anak.
Pada perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka semuanya dapat
direncanakan pada kasus nyata.Sedangkan pelaksanaan merupakan
perwujudan dan perencanaan, dan semua rencana dapat dilaksanakan.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari asuhan kebidanan yang mana
setelah penulis mengadakan evaluasi pada An.A dengan imunisasi
pentabio 3 di Puskesmas Mantrijeron,didapatkan hasil bahwa pelaksanaan
imunisasi pentabio 3 tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di
lahan.

B. Saran
1. Bagi petugas
Disarankan meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya sebagai
pelaksana dan pengajar kebidanan lebih meningkatkan kemampuan
yang dimiliki. Bidan meningkatkan kerjasama yang baik dengan
petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.
2. Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama
yang baik dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien.
3. Bagi Puskesmas

22
Disarankan untuk mempertahankan pelayanan yang sudah ada dan
berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. Aziz. 2008. Pengantar Ilmu kesehatan anak untuk pendidikan


kebidanan. Jakarta: Salemba.
Anggraeni, Arti. 2015.Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi
Dasar Lengkap Anak dengan Kepatuhan Melaksanakan Imunisasi.PhD
Thesis. Fakultas Kedokteran (UNISBA).
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pelatihan Imunisasi Dasar Bagi Pelaksana
Imunisasi di UPK Swasta Buku Acuan. Jakarta: Depkes
. 2018. Berikan Anak Imunisasi Rutin Lengkap.
Jakarta: Depkes
Hadinegoro, Sri Rezeki S. 2016. Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).Sari
Pediatri, 2.1: 2-10.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008.Buku saku praktikum keperawatan anak. Jakarta:
EGC.
Kementerian Kesehatan RI. 2013.Riset kesehatan dasar. Jakarta:Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
. 2015. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta:
Depkes RI.
Lestari, C. S,dkk.2009. Dampak Status Imunisasi Anak Balita Di Indonesia
Terhadap Kejadian Penyakit. Media Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
Mulasari, S. A. 2013. Pencapaian Cakupan Imunisasi. Jurnal Ilmu Kebidanan
(Journal of Midwivery Science), 1(1), 7-15.
Natalia, Ari P. 2013. Modul Ketrampilan Imunisasi. Field Lab: Fakultas
Kedokeran (UNS).
Sari, P.2016. Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI. Sari Pediatri, 2.1: 43-7.
WHO. 2019. Tata Cara Pemberian Imunisasi IPV.

23
24

Anda mungkin juga menyukai