Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES


MELITUS  

SEPTI WAHANA PINTARTI

P07124519004

PRODI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN

JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


YOGYAKARTA

TAHUN 2020
ASUHAN KEBIDANAN
DIABETES MELITUS  PADA IBU HAMIL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Diabetes merupakan salah satu gangguan kesehatan dengan jumlah
penderita yang cukup besar didalam populasi penduduk dunia. Diabetes
merupakan suatu bentuk kelainan atau gangguan metabolisme tubuh, dimana
tubuh penderita diabetes mengalami gangguan mengolah karbohidrat dikarenakan
kurangnya hormon insulin atau mengalami kekurangan transporter glukosa.
Adapun penanganan diabetes melitus pada ibu hamil memerlukan perhatian yang
serius karena menyangkut 2 nyawa yaitu : nyawa sang ibu serta janin yang tengah
dikandung. Ibu hamil memiliki resiko mengalami diabetes gestational yang
biasanya diakibatkan karena obesitas dan hipertensi.
Semua ibu hamil pada suatu waktu dalam masa kehamilannya akan
menjalani pemeriksaan untuk men-screeningdiabetes gestasional. terutama pada
ibu hamil yang usianya diatas 35 tahun, berat badan berlebih, atau yang memiliki
riwayat diabetes dalam keluarga dapat menjalani pemeriksaan ini lebih awal dan
lebih sering.  Ibu hamil yang sebelum masa kehamilan tidak menderita diabetes
melitus juga berisiko untuk menderita diabetes melitus gestasional pada masa
kehamilan.
Mengalami gangguan diabetes disaat hamil dapat mengakibatkan dampak
buruk bagi sang ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya. Melakukan
pemeriksaan teratur guna mengecek kondisi gula darah merupakan tindakan yang
sangat dianjurkan dan juga teratur mengunjungi dokter guna menjalani konsultasi
medis. Adapun penangan diabetes melitus pada ibu hamil sebagai usaha menjaga
kestabilan kondisi tubuh seperti melakukan pengaturan pola makan guna
mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia.
Sekitar 2-5% ibu hamil dapat mengalami diabetes gestasional dengan
peningkatan hingga 7-9% pada populasi dengan ibu yang memiliki faktor risiko.
Biasanya pemeriksaaan untuk screeningpenyakit ini dilakukan pada masa antara
kehamilan minggu ke-24 dan ke-28 karena pada saat ini plasenta memproduksi
hormon dalam yang dapat mengakibatkan resistensi insulin dalam jumlah banyak.
Jika hasil pemeriksaan didapatkan kadar yang meningkat, pemeriksaan
selanjutnya perlu dilakukan untuk konfirmasi diagnosis diabetes gestasional.

1.2 Rumusan Masalah
1.Apa itu kehamilan?
2. Apa itu penyakit Diabetes Mellitus (DM)?
3. Apa kaitan Diabetes Mellitus (DM) dengan Ibu Hamil?
4. Bagaimana Asuhan Kebidanan ibu hamil dengan penyakit Diabetes Mellitus?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian dari
kehamilan, Diabetes Mellitus (DM) serta kaitan Diabetes
Mellitus (DM) dengan ibu hamil
2.  Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami asuhan kebidanan ibu
hamil dengan penyakit Diabetes Mellitus (DM)

1.3.2  Tujuan Khusus
Mampu menerapkan asuhankebidanan ibu hamil dengan penyakit Diabetes
Mellitus sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan.

1.4  Manfaat Penulisan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan kehamilan
2.      Mengetahui apa yang dimaksud Diabetes Mellitus (DM)
3.      Dapat menjelaskan kaitan Diabetes Mellitus (DM) dengan Ibu Hamil
4.      Mampu menerapakan asuhan kebidanan ibu hamil dengan penyakit Diabetes
Mellitus sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR


2.1.1 Definisi
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari
pertama haid terakhir (syaifuddin, 2006).
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai
sejak konsepsi yang berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba,2008).
Kehamilan merupakan proses yang diawali  dengan adanya pembuahan
(konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang
bayi (Monika,2009).
Jadi, kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin yang
diawali dengan adanya pembuahan dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi di hitung
dari hari pertama haid terakhir.
Diabetes melitus merupakan kelainan herediter dengan ciri influensi atau
absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi,
dan  berkurangnya glikogenesis (Wahyu Purwaningsih, 2010).
Mengalami gangguan diabetes disaat hamil dapat mengakibatkan dampak
buruk bagi sang ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya.

2.1.2 Etiologi
Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan
karena kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan
untuk membawa glukosa melewati membran sel.

2.1.3 Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat
yang menunjang pemasukan makanan bagi janin serta persiapan menyusui.
Glukosa dapat difusi secara tetap melalui plasenta pada janin sehingga kadarnya
dalam darah janin hampir menyerupai kadar dalam darah ibu. Insulin ibu tidak
dapat mencapai janin sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar dalam
janin. Pengendalian yang utama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa
hormon lain yaitu estrogen, steroid, plasenta laktogen. Akibat lambatnya
reabsorbsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan menuntut
kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat mencapai 3 kali
dari keadaan normal yang disebut: tekanan diabetogenik dalam kehamilan. Secara
fisiologis telah terjadi retensi insulin yaitu bila ditambah dengan estrogen eksogen
ia tidak mudah menjadi hipoglikemia. Yang menjadi masalah bila seorang ibu
tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga relatif hipoinsulin yang
mengakibatkan hiperglikemia / diabetes kehamilan. Retensi insulin juga
disebabkan oleh adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol, prolaktin dan
plasenta laktogen yang mempengaruhi reseptor insulin pada sel sehingga
mengurangi fungsi insulin. keadaan yang disebut hiperglikemia, sehingga dapat
menyembuhkan kondisi kompensasi  tubuh seperti meningkatkan rasa haus
(polidipsi) mengekskresikan cairan (poliuri), mudah lapar (polifagi)

2.1.4 Klasifikasi Diabetes Melitus


Tipe diabetes mellitus dapat dibedakan menjadi:
1.      DM Tipe 1 (IDDM) Insulin dependent diabetes mellitus atau tergantung
insulin (T1) yaitu kasus yang memerlukan insulin dalam pengendalian kadar
gula darah.
2.      DM Tipe 11 (NIDDM) Non insulin dependent diabetes mellitus atau tidak
tergantung insulin (TT1) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam
pengendalian kadar gula darah
3.      Diabetes mellitus gestasional (DMG) atau diabetes laten  yaitu diabetes
yang hanya timbul dalam kehamilan. Pengobatan tidak memerlukan insulin
cukup dengan diit saja.
Ada beberapa macam klasifikasi berdasarkan kelas, salah satunya menurut White
(1965)
1.      Kelas A. Diabetes kimiawi disebut juga diabetes laten/subklinus atau
diabetes kehamilan dengan kadar gula darah normal setelah makan, tetapi
terjadi meningkatkan kadar glukosa 1 atau 2 jam. Ibu tidak memerlukan
insulin, cukup dioabati dengan perawatan diet.
2.      Kelas B. Diabetes dewasa, terjadi setelah usia 19 tahun dan berlangsung
selama 10 tahun, tidak disertai kelainan pembuluh darah.
3.      Kelas C. Diabetes yang diderita pada usia 10-19 tahun dan berlangsung
selama 10-19 tahun dengan tidak disertai penyakit vascular.
4.      Kelas D. Diabetes yang sudah lebih dari 20 tahun, tetapi diderita
sebelum usia 10 tahun disertai dengan kelainan pembuluh darah.
5.      Kelas E. Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh darah
panggul termasuk arteri uterus.
6.      Kelas F. Diabetes dengan nefropati, termasuk glomerulonefritis dan
pielonefritis.
2.1.5 Faktor Risiko
Faktor risiko ibu hamil dengan diabetes melitus adalah :
1.      Riwayat keluarga dengan diabetes melitus
2.      Glukosuria dua kali berturut-turut
3.      Obesitas
4.      Keguguran kehamilan yang tidak bisa dijelaskan (abortus spontan)
5.      Adanya hidramnion
6.      Kelahiran anak sebelumnya besar
7.      Umur mulai tua
8.      Herediter
2.1.6 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis patogenesis Diabetes Melitus menurut Mansjoer, (2000),
yaitu sebagai berikut :
1.      Polifagia.
2.      Poliuria
3.      Polidipsi
4.      Lemas
5.      BB menurun
6.      Kesemutan
7.      Gatal.
8.      Mata kabur
9.      Pruritus vulva.
10.  Ketonemia
11.  Glikosuria
12.  Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.
13.  Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
14.  Gula darah puasa > 126 mg/dl.

Kemungkinan atau dugaan penyakit makin tinggi terjadi pada:


1.  Umur penderita makin tua.
2.  Pada multiparitas
3.  Penderita gemuk.
4. Kelainan anak lebih besar dari 4000gr.
5.  Riwayat kehamilan yang mengalami sering meninggal dalam rahim, sering
mengalami lahir mati, sering mengalami keguguran.
6.  Bersifat keturunan.
7.  Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urin.

Kejadian penyakit gula dalam kehamilan sering memberikan pengaruh


yang kurang menguntungkan dan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.    Pengaruh kehamilan, persalinan, dan nifas terhadap penyakit gula diantaranya:
a.   Keadaan pre-diabetes lebih jelas menimbulkan gejala pada kehamilan,
persalinan, dankala nifas.
b.  Penyakit diabetes (gula) makin berat.
c. Saat persalinan, karena meerlukan tenaga yang besar, dapat terjadi koma
diabetikum.
2.   Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan diantaranya:
a.   Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dalam rahim: terjadi keguguran,
persalinan premature, kematian dalam rahim, lahir mati atau bayi yang besar.
b.   Dapat terjadi hidramnion.
c.   Dapat menimbulkan pre-eklampsia-eklampsia.
3.    Pengaruh penyakit terhadap persalinan diantaranya:
a.   Gangguan kontraksi otot rahim yang menimbulkan persalinan lama atau
terlantar.
b.   Janin besar dari sering memerlukan tindakan opersai.
c.   Gangguan pembuluh darah plasenta yang menimbulkan asfiksia sampai
lahir mati.
d.   Perdarahan postpartum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e.   Post partum mudah terjadi infeksi.
f.   Bayi mengalami hipoglisemia post partum dan dapat menimbulkan
kematian.
4.    Pengaruh penyakit gula terhadap kala nifas diantaranya:
a.   Mudah terjadi infeksi postpartum.
b.   Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar.
5.    Pengaruh penyakit terhadap janin (bayi) diantaranya:
a   Dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas, kematian janin dalam
rahim (setelah minggu 36) dan lahir mati.
b    Bayi dengan dismaturitas.
c    Bayi dengan cacat bawaan.
d    Bayi yang potensial mengalami kelainan saraf dan jiwa.
e    Bayi yang dapat menjadi potensial mengidap penyakit gula.

2.1.7 Komplikasi Diabetes Melitus  Terhadap Kehamilan


Diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan janin
intrauteri.
Komplikasi ibu hamil dengan dibetes mellitus yang terjadi dalam berbagai
manifestasi klinik dapat bersumber dari :
1.      Lamanya menderita diabetes mellitus.
2.      Konsentrasi kolesterol darah yang tinggi.
3.      Hiperglikemi glukosuria.
4.      Banyak dan lamanya terdapat badan keton dalam darah.

Hal-hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan sebagai berikuut:


1.  Kerusakan pembuluh darah.
2.  Viskositas darah meningkat, sehingga distribusi dan suplai O2 ke jaringan
makin menurun.
3. Pembuluh darah mengalami aterosklerosis sekunder dapat menimbulkan
hipertensi.
4. Hipertensi menimbulkan gangguan organ vital terkait melalui:
a.       Diabetika endarteritis.
b.      Mikrokoagulasi.
c.       Ekstravasasi cairan menimbulkan edema.
2.1.8 Bentuk-bentuk Kelainan Kongenital
1.   Kardiovaskuler
a.      Transposisi pembuluh darah besar.
b.      Defek septum ventrikuler.
c.      Defek septum atrial.
d.      Hipoplastik ventrikel kiri.
e.      Situs invrsus.
f.      Anomaly aorta
2.   System saraf pusat
a.      Anensefalus.
b.      Ensefalokel.
c.      Meningomielokele.
d.      holoprosensefale.
e.      Mikrosefali.
3.   Penulangan
a.      Sindrom regresi kuadalis.
b.      Spina bifida
4.   Genitourinari
a.      Tanpa ginjal (Potter syndrome)
b.      Polikistik ginjal.
c.      Ureter ganda.
5.   Gastrointestinal
a.       Fistula trakeo-oesophagus.
b.      Atresiaani
c.      Anus inforferata.

2.1.9Manajemen Terapeutik
Manajemen terapeutik yang diberikan bertujuan untuk kemungkinan
timbulnya komplikasi pada ibu dan mempertinggi angka keselamatan
bayi (salvage fetal rate).
Ada tiga tujuan utama pengobatan diabetes melitus gestational sebagai
berikut :
1.      Mencegah timbulnya ketosis dan hipodlikemia
2.      Mencegah hiperglikemia dan glikosuria seminimal mungkin
3.      Mencapai usia kehamilan seoptimal mungkin
Diet ibu diabetes dalam kehamilan tidak berbeda dengan diabetes lainnya,
kecuali penambahan kalori total untuk mencapai penambahan berat badan 10-12
kg selama hamil dan menjaga asupan karbohidrat tidak kurang dari 200
gr/hari.  Diperhatikan diet yang teratur dan asupan kalori total yang tepat diselingi
dengan makanan kecil (4-6 kali sehari).
2.1.10 Pemeriksaan Diagnostik
Kriteria Diagnosis:
1.      Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl. Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan waktu
makan terakhir. Atau:
2.      Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori
tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
3.      Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan
Standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa
anhidrus yang dilarutkan dalam air.

Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)

1.      Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari (dengan
karbohidrat yang cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa
2.      Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum
air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
3.      Diperiksa kadar glukosa darah puasa
4.      Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa), atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak),
dilarutkan dalam 250 ml air dan diminum dalam waktu 5 menit
5.      Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam
setelah minum larutan glukosa selesai
6.      Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
7.      Selama proses pemeriksaan, subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM,
maka dapat digolongkan ke dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh.
         TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah pembebanan antara 140 – 199 mg/dl
         GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125mg/dl.

Reduksi Urine

Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin yang
selalu dilakukan di klinik. Hasil yang (+) menunjukkan adanyaglukosuria.
Beberapa hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi urine adalah:
1.      Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining, bukan untuk
menegakkan diagnosis
2.      Nilai (+) sampai (++++)
3.      Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebab lain, seperti: renal glukosuria, obat-
obatan, dan lainnya
4.      Reduksi (++) kemungkinan KGD: 200 –300 mg%
5.      Reduksi (+++)  kemungkinan KGD: 300 – 400 mg%
6.      Reduksi (++++) kemungkinan KGD:  400 mg%
7.      Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
8.      Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikan pedoman.
2.1.11    Penatalaksanaan Medis

1.      Terapi Diet
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah
untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan
kronik. Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar
dari hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada
ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi
dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus
adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
         J I      :  jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
         J 2      : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
         J 3      :jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).

Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain
:
         Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak 30 %,
protein 20 %.
         Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.
         Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.
         Diet B1 dan B2 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal ginjal.

N Tipe Diet Indikasi Diet


O
1. Diet A Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada umumnya.
2. Diet B Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :
1. Kurang tahan lapan dengan dietnya.
2. Mempunyai hyperkolestonemia.
3. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah
mengalami cerobrovaskuler accident (cva) penyakit jantung koroner.
4. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat
retinopati diabetik tetapi belum ada nefropati yang nyata.
5. Telah menderita diabetes dari 15 tahun
3. Diet B1 Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein
tinggi, yaitu penderita diabetes terutama yang :
1. Mampu atau kebiasaan makan tinggi protein tetapi normalip
idemia.
2. Kurus (underweight) dengan relatif body weight kurang dari
90 %.
3. Masih muda perlu pertumbuhan.
4. Mengalami patah tulang.
5. Hamil dan menyusui.
6. Menderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis.
7. Menderita tuberkulosis paru.
8. Menderita penyakit graves (morbus basedou).
9. Menderita selulitis.
10. Dalam keadaan pasca bedah. Indikasi tersebut di atas selama
tidak ada kontra indikasi penggunaan protein kadar tinggi.
4. Diet B1 Diet B2 (Diberikan pada penderita nefropati dengan gagal ginjal
dan B2 kronik yang klirens kreatininnya masih lebar dari 25 ml/mt).

Sifat-sifat diet B2
1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari tetapi mengandung
protein kurang.
2. Komposisi sama dengan diet B, (68 % hidrat arang, 12 %
protein dan 20 % lemak) hanya saja diet B2 kaya asam amino
esensial.
3. Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2100 –
2300 kalori / hari. Karena bila tidak maka jumlah perhari akan
berubah.
Diet B3 (Diberikan pada penderita nefropati diabetik dengan gagal
ginjal kronik yang klibers kreatininnya kurang dari 25 MI/mt)

Sifat diet B3
1. Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).
2. Rendah protein tinggi asam amino esensial, jumlah protein 40
gram/hari.
3. Karena alasan No 2 maka hanya dapat disusun diet B3 2100
kalori dan 2300 / hari. (bila tidak akan merubah jumlah protein).
4. Tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
5. Dipilih lemak yang tidak jenuh. Semua penderita diabetes
mellitus dianjurkan untuk latihan ringan yang dilaksanakan secara
teratur tiap hari pada saat setengah jam sesudah makan. Juga
dianjurkan untuk melakukan latihan ringan setiap hari, pagi dan sore
hari dengan maksud untuk menurunkan BB. Penyuluhan kesehatan,
untuk meningkatkan pemahaman maka dilakukan penyuluhan melalui
perorangan antara dokter dengan penderita yang datang. Selain itu
juga dilakukan melalui media-media cetak dan elektronik.
2.      Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya tahan
terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan
oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan sudah
memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar kehamilan
sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi. Perubahan-
perubahan dalam kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia dan asidosis
tapi juga menimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu
ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada 140
mg/dl.
Insulin yang dapat digunakan untuk terapi diantaranya:
a). Humulin
         Komposisi : Humulin R Reguler soluble humaninsulin
(rekombinant DNA origin). Humulin N isophane human insulin
(rekombinant DNAorigin). Humulin 30/70 reguler soluble human insulin 30% &
human insulin suspensi 70% (rekombinant DNA origin).
         Indikasi : IDDM
         Dosis : Dosis disesuaikan dengan kebutuhan individu. Diberikan secara injeksi
SK, IM, Humulin R dapat diberikan secara IV. Humulin R mulai kerja ½ jam,
lamanya 6-8 jam, puncaknya 2-4 jam. Humulin N mulai kerja 1-2 jam, lamanya
18-24 jam, puncaknya 6-12 jam. Humulin 30/70 mulai kerja ½ jam, lamanya 14-
15 jam, puncaknya 1-8 jam.
         Kontraindikasi : Hipoglikemik.
         Peringatan : Pemindahan dari insulin lain, sakit atau gangguan emosi, diberikan
bersama obat hiperglokemik aktif.
         Efek sampinng : Jarang, lipodistropi, resisten terhadap insulin, reaksi alergi local
atau sistemik.
         Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
b). Insulatard Hm/ Insulatard Hm Penfill
         Komposisi : Suspensi netral isophane dari monokomponen insulin manusia.
Rekombinan DNA asli.
         Indikasi : DM yang memerlukan insulin
         Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-2x/hari (SK).
Onset: ½ jam. Puncak: 4-12 jam. Terminasi: setelah 24 jam. Penfill harus
digunakan dengan Novo pen 3 dengan jarum Novofine 30 G x 8mm.
         Kontraindikasi : Hipoglikemia.
         Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
c. Actrapid Hm/Actrapid Hm Penfill
         Komposisi : Larutan netral dari monokomponen insulin manusia. Rekombinan
DNA asli
         Indikasi : DM
         Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal, biasanya diberikan 3 x atau lebih
sehari. Penfill SK, IV, IM. Harus digunakan dengan Novo Pen 3 & jarum
Novofine 30 G x 8 mm. Tidak dianjurkan untuk pompa insulin. Durasi daya kerja
setelah injeksi SK: ½ jam, puncak: 1-3 jam. Terminasi setelah 8 jam.
         Kontraindikasi : hipoglikemia, insulinoma. Pengunaan pada pompa insulin.
         Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit lain yang meningkatkan kebutuhan
insulin. Hamil.
         Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
         Interaksi obat : MAOI, alcohol, bloker meningkatkan efek hipoglikemik.
Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic meningkatkan kebutuhan
insulin.
         Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
d. Humalog/Humalog Mix 25
         Komposisi : Per Humalog insulin lispro. Per Humalog Mix 25 insulin lispro 25%,
insulin lispro protamine suspensi 75%.
         Indikasi : Untuk pasien DM yang memerlukan insulin untuk memelihara
homeostasis normal glukosa. Humalog stabil awal untuk DM, dapat digunakan
bersama insulin manusia kerja lama untuk pemberian pra-prandial
         Dosis : Dosis bersifat individual. Injeksi SK aktivitas kerja cepat dari obat ini,
membuat obat ini dapat diberikan mendekati waktu makan (15 menit sebelum
makan)
         Kontraindikasi : hipoglikemia. Humalog mix 25 tidak untuk pemberian IV.
         Peringatan : Pemindahan dari terapi insulin lain. Penyakit atau gangguan
emosional. Gagal ginjal atau gagal hati. Perubahan aktivitas fisik atau diet. Hamil.
         Efek samping : Hipoglikemia, lipodisatrofi, reaksi alergi local & sistemik.
         Interaksi obat : Kontrasepsi oral,kortikosteroid, atau terapi sulih tiroid dapat
menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin meningkat. Obat hipoglikemik oral,
salisilat, antibiotik sulfa, dapat menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin
menurun.
         Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
e. Mixtard 30 Hm/Mixtard Hm Penfill
         Komposisi : Produk campuran netral berisi 30% soluble HM insulin & 70%
isophane HM insulin (monokomponen manusia). Rekombinan DNA asli.
         Indikasi : DM yang memerlukan terapi insulin.
         Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-2 x/hari.
Onset: ½ jam. Puncak 2-8 jam. Terminasi setelah 24 jam. Penfill harus digunakan
dalam Novo Pen 2 dengan jarum Novofine 30 G x 8 mm.
         Kontraindikasi : Hipoglikemia, insulinoma.
         Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit yang dapat meningkatkan
kebutuhan insulin. Hamil.
         Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
         Interaksiobat : MAOI, alkohol, ? bloker meningkatkan efek
hipoglikemik. Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic
meningkatkan kebutuhan insulin.
         Faktor resiko : pada kehamilan kategori B.
3.      Olahraga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk
memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi
glukosa. Olahraga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan
memelihara berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake
kalori 0

2.2          KONSEP ASUHAN KEBIDANAN


2.2.1Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kehamilan
4. Riwayat Penyakit Keluarga
5. Riwayat Obstetri
6. Riwayat Kehamilan sekarang
7. Riwayat antenatal care meliputi :
8. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola nutrisi
b. Pola eliminasi
c. Pola personal hygiene
d. Pola istirahat dan tidur
e. Pola aktifitas dan latihan
9.  Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan rambut
b. Wajah
c. Mata
d. Hidung
e. Keadaan mulut
f.Telinga
g. Leher
h.Dada dan payudara
i. Ekstremitas dan kulit
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.3   Intervensi
2.2.4 Evaluasi
BAB III
GAMBARAN KASUS

“Asuhan Kebidana pada Ibu Hamil dengan Diabetes Melitus (DM)”


Pada Ny. S Umur 31 Tahun G2P1A0AH1 Umur Kehamilan 30 minggu
Di BPM Haniyah, Sleman, Yogyakarta

A.  Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
1.      Nama                                  : Ny ‘S’                                  
2.      Umur                                  : 31th                                                               
3.      Suku/Bangsa                       : Sumatera/Indonesia             
4.      Agama                                : Islam                                    
5.      Pendidikan                         : SMA                                    
6.      Pekarjaan                            : Pedagang                             
7.      Alamat                                : Jl.Krapyak, Sleman              
8.      No. Register                     : 01042013
9.      Dx. Medis                                      : DM
10.  Tanggal masuk                 : Minggu, 1 Maret 2020
11.  Tanggal pengkajian           : Minggu, 1 Maret 2020
b. Identitas penanggung jawab
1.       Nama                                    : Tn. ‘Z’
2.       Umur                                    : 34th
3.       Jenis kelamin                    : laki-laki
4.       Agama                                  : Islam
5.       Pendidikan                                     : D3
6.       Pekarjaan                                        : Karyawan swasta
7.       Suku/Bangsa                                  : Jawa/Indonesia
8.       Alamat                                 : Jl.Krapyak, Sleman
9.       Hubungan dengan klien       : Suami

2. Data Subjektif
a). Alasan Datang/ Dirawat :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya.
b). Keluhan utama
Ibu mengeluh sering merasa haus, merasa lapar dan sering BAK
c). Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti
PMS, HIV/AIDS, TBC, penyakit menurun seperti DM, Hipertensi, jantung, dan
penyakit menahun seperti Asma, jantung, dan Hipertensi. Dan Ibu mengatakan
dulu pernah melakukan operasi sesar.
d). Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga ibu maupun keluarga suami tidak pernah/sedang
menderita penyakit menular seperti PMS, HIV/AIDS, TBC, penyakit menurun
seperti DM, Hipertensi, jantung, dan penyakit menahun seperti Asma, jantung,
dan Hipertensi.
e). Riwayat Kehamilan Sekarang :
a.   HPM           : 4-9-2019                    HPL    :  11-6-2020
b.   ANC pertama umur kehamilan       :  6minggu
c.   Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi    : 6 Minggu
Keluhan      : mual muntah
Komplikasi :  tidak ada
Terapi                      :  belum diberikan
Trimester II
Frekuensi    :  2x
Keluhan      : pusing
Komplikasi : DMG
Terapi                      : tablet Fe, Lico Calk,
Trimester III
Frekuensi    : 2x
Keluhan      : sering haus, lapar, BAK
Komplikasi : DMG
Terapi                      : tablet fe
d.   Imunisasi TT: 
TT 1 : TT Caten
TT 2 : tanggal 25 September 2007
TT 3 : tanggal 28 Oktober 2007
TT 4 : tanggal        
TT 5 : tanggal        

e.  Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)


Ibu mengatakan janinnya bergerak lebih dari 10x sehari.

f). Aspek psikologis


         Ibu mengatakan suami dan keluarga senang dan menerima dengan kehamilan
sekarang.]
         Ibu mengatakan suami dan keluarga mendukung ibu dengan kehamilan sekarang.
         Ibu mengatakan hubungan ibu, suami, keluarga, dan tetangga baik-baik saja
g). Aspek sosial
Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti keluarganya bergantian
menjaganya selama di Rumah Sakit. Hubungan klien dengan lingkungan juga
sangat baik, terbukti banyak yang menjenguknya,
h). Aspek spiritual
Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien rajin
beribadah, begitu juga selama dirawat di rumah sakit.
i). Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
-          Ibu mengatakan belum mengetahui tentang kehamilan trimester 1,2, dan 3.
-          Ibu mengatakan belum mengetahui tentang masa persalinan.
-          Ibu mengatakan belum mengerti tentang masa nifas dan menyusui.

2. Data Objektif
a) .Pemeriksaan umum
Keadaan umum           : baik
Kesadaran                   : composmentis
Status emosional         : stabil
Tanda vital                  :
Tekanan darah                    : 120/80mmhg             Nadi    : 72x/menit
Pernafasan                          : 25x/menit                  Suhu    : 36.50c
BB                                      : 68kg                          TB       : 150cm
b). Pemeriksaan Fisik
Kepala             : messocepal. Tidak ada benjolan, bersih, tidak berketombe
Wajah              : simetris, tidak ada odema, ada cloasma gravidarum
Telinga : simetris, terdapat lubang telinga
 Mata               : simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidumg           : simetris, tidak polip, tidak ada sekret
Mulut               : simetris, tidak labioskisis/palatoskisis, tidak karies gigi
Leher               : tidak ada pmbesaran vena jugularis, kelenjar parotis/limfe
Dada                : simetris, tidak retraksi dinding dada.
Payudara         : simetris, putting menonjol, colustrum(-), hyperpigmentasi
Abdomen        : linea(+), striae(+), tfu 3 jari atas pusat.

 Palpasi           
 Leopold I        : pada bagian fundus teraba bulat, lunak, dan ridak melenting yaitu
bokong janin.
 Leopold II      : pada bagian kanan ibu teraba panjang, datar, keras yaitu punggung
janin, pada bagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil yaitu
ekstremitas janin.
 Leopold III     : Pada bagian terendah teraba bulat, keras, melenting yaitu kepala
janin.
 Leopold IV     : Bagian terendah janin belum masuk PAP

Auskultasi
DJJ                                        : 144x/menit
Ekstremitas atas                    : Simetris, tidak ada udema,jari lengkap
Ekstermitas bawah                : Simetris, tidak ada udema,jari lengkap
Genitalia luar                                    : bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi
Pemeriksaan panggul            : tidak dilakukan
c). Pemeriksaan penunjang             tanggal: 31-3-2020    jam: 09.30WIB
Cek GDS = 220 mg/dl
d). Data penunjang
GDP: 120 mg/dl
2 jam sesudah makan: 140mg/dl
HbA1c : 7%
 e). System pengindraan
1)  Sistem penglihatan
Inspeksi       : bentuk mata dan bola mata simetris, reflek pupil klien baik, saat ada
rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak ikterik, gerakan
bola mata baik.
Palpasi         : tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan nyeri tekan.
 2)  Sistem pendengaran
Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup baik
karena klien mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.
h, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata. 
 3) Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak aa pernafasan cuping hidung,
retraksi dada negative, tidak ada nyeri tekan pada adda, tidak ada benjolan pada
dada, terdengar suara sonor pada dada sebelah kiri dan kanan, tidak ada wheezing.
.

f). Pola Aktivitas Sehari-hari


No.
1. Nutrisi
1. Makan 3x/hari
-          Frekuensi Nasi dan lauk-pauk (sayur,
ikan, tempe, dll)
-          Jenis Tidak Ada
-          Porsi/Jumlah 6-7 gls/hari
-          Makanan pantangan ± 1.500 – 1.750 ml/hari
1. Minum
-          Frekuensi
-          Jumlah
2. Eliminasi 1-2 x/hari
Lembek
1
1. BAB /2 -1 cc/kg berat badan/jam
-          Frekuensi ± 900 – 1.000 ml/hari
-          Konsistensi Jernih
1. BAK Tidak
-          Frekuensi
-          Jumlah urine output
-          Warna
-          Terpasang kateter
3. Istirahat Tidur 21.00 – 05.00 WIB
-          Waktu Tidur  : Malam 12.00 – 13.00 WIB
Siang ± 8 jam
-          Lama Tidur    : Malam ± 1 jam
Siang Tidak
-          Masalah tidur
4. Personal Hygiene 2x sehari
1. Mandi Ya
-          Frekuensi Sendiri
-          Penggunaan Sabun 2x sehari
-          Cara Ya
1. Oral Hygiene Sendiri
2x Seminggu
-          Frekuensi
Ya
-          Penggunaan pasta gigi
Sendiri
-          Cara melakukan
Tidak tentu
1. Pemeliharaan Rambut
sendiri
-          Frekuensi
-          Penggunaan shampoo
-          Cara melakukan
1. Pemeliharaan Kuku
-          Frekuensi
-          Cara melakukan
5. Aktivitas Klien mengatakan mulai
beraktivitas pada jam 05.30
– 16.30 WIB sebagai Petani

B. Diagnosa Kebidanan

Diagnosa Masalah : Ibu Ny. S hamil TM 1 dengan DM pragestasi Gr 1


Diagonosa potensial
Hipertensi, preklampsia – eklampsia, makrosomia
Tindakan Segera
Diet ketat, rendah karbohidrat, rendah lemak dan tinggi protein.

2.5. Perencanaan
1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
2. Beritahu ibu sebab dan cara mengatasi keluhannya
3. Beritahu ibu konseling diet gizi seimbang bagi penderita DM
4. Beritahu ibu tentang tanda bahaya TM I
5. Lakukan inform konsen pada ibu dan keluarga bahwa akan dilakukan kolaborasi dengan ahli gizi
dan dokter Sp.OG
6. Anjurkan ibu untuk banyak beristirahat dan tidak bekerja berat serta menghindari terjadinya resiko
infeksi
7. Anjurkan ibu untuk rutin mengecek gula darah
8. Berikan ibu terapi
9. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang
10. Lakukan dokumentasi
2.6. Pelaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, y
Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu keseluruhan baik , akan tetapi mengingat ibu memiliki riwayat diabetes
melitus sebelumnya dan terdapat indikasi bahwa ibu masih menderita penyakit tersebut
maka ibu harus mendapat perawatan yang intensif atau khusus.
2. Memberitahu ibu sebab dan cara mengatasi rasa mualnya yaitu, rasa mualnya terjadi akibat dari
perubahan keseimbangan hormone yang terjadi di dalam tubuhnya dan untuk mengatasi
rasa mualnya sebaiknya ibu menghindari makan makannan yang berlemak dan berbau
menyangat dan makan sedikit namun sering.
3. Memberitahu ibu konseling diet gizi seimbang bagi penderita DM yaitu, seorang penderita DM
wajib untuk selalu memperhatikan status gizinya. Sebaiknya ibu mengkonsumsi makanan
yang rendah karbohidrat seperti ibu bisa makan 2 butir kentang sebagai pengganti nasi ,
kemudian makanan rendah lemak dan tinggi protein seperti sayur-sayuran, kacang-
kacangan dan minum susu rendah lemak .
4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya TM I yaitu apabila muncul odema/bengkak pada kaki,
tangan, wajah ibu, keluar darah dari jalan lahir, nyeri perut hebat, ganguan visual seperti
penglihatan kabur , pusing yang hebat . dan apabila ibu merasakan pegal-pegal yang
berlebihan serta menurunya berat badan ibu. Apabila menemui hal tersebut, ibu harus
segera menemui tenaga kesehatan terdekat.
5. Melakukan inform konsen pada ibu dan keluarga bahwa bidan akan melakukan kolaborasi dengan
ahli gizi untuk mengontrol gula darah ibu melalui diet yang ibu butuhkan dan kolaborasi
dengan dokter Sp.OG untuk memantau keadaan ibu dan janin serta tanggap terhadap
berbagai resiko yang dapat terjadi pada ibu penderita diabetes miletus.
6. Menganjurkan ibu untuk banyak beristirahat dan tidak bekerja berat serta menghindari terjadinya
resiko infeksi.
7. Mengnjurkan ibu untuk rutin mengecek gula darah dan gula dalam urine.
8. Memberikan ibu terapi tablet fe dan kalk.
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang minimal 2 minggu sekali.
10. Melakukukan pendokumentasian

2.7. Evaluasi
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaanya
2. Ibu sudah mengetahui penyebab dan cara mengatasi keluhanya
3. Ibu sudah mengetahui diet gizi seimbanh untuk penderita diabetes miletus
4. Bidan sudah melakukan infom konsen dengan ibu dan keluarga
5. Ibu sudah menetahui tentang tanda bahaya TM 1
6. Ibu mengatakan akan beristirahat yang cukup dan mengurangi pekerjaan yang terlalu berat
7. Ibu sudah mengetahui dan berajanji akan rutin mengecek gula darah
8. Ibu sudah diberikan terapi
9. Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi yaitu pada tanggal 6 April 2013
10. Sudah dilakukan pendokumentasian

BAB IV
PENUTUP

4.1Kesimpulan
1.  Diabetes melitus pada kehamilan dapat mengakibatkan dampak buruk bagi sang
ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya.
2.  Penyakit diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena
kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubh yang dibutuhkan untuk
membawa glukosa melewati membran sel.
3.  Faktor resiko ibu hamil dengan diabetes melitus adalahRiwayat keluarga
dengan diabetes melitus, Glukosuria dua kali berturut-turut, Obesitas, Keguguran
kehamilan yang tidak bisa dijelaskan (abortus spontan), Adanya
hidramnion, Kelahiran anak sebelumnya besar, Umur mulai tua, Herediter.
4.  Hal yang terpenting dari penanganan diabetes gestasional adalah mengontrol kadar
gula dalam darah.

4.2  Saran
Bagi ibu hamil hendaknya mengatur pola makan dan porsi makan dengan
benar, menhindari makan dan minuman yang mengandung glukosa berlebih, rutin
berolahraga, serta selalu rajin untuk control gula darah, agar jika terdapat
peningkatan gula darah yang berlebih, segera mendapatkan penangan dari petugas
kesehatan.
5.       
DAFTAR PUSTAKA
Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta. Salemba Medika
Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi
4. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede dan I N Chandranita Manuaba. 2007.Pemgantar Kuliah
Obstetri. Jakarta: EGC
Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan
Maternitas. Jogjakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai