Anda di halaman 1dari 43

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan
toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan
trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan
respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG
asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat
pemeriksaan rutin.
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9 -3,6% dan sekitar 40-60% wanita
yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan
mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan
penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam
post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat
diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa
darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg%
berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah
dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan
kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1
jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test
tolesansi glukosa oral.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud diabetes mellitus gestasional?
2. Apa sajakah klasifikasi, etiologi, faktor resiko, manifestasi klinis penyakit
kehamilan dengan Diabetes Melitus?
3. Bagaimana patofisiologi dari kehamilan dengan Diabetes Melitus?
4. Bagaimana pencegahan dan penatalaksanaan medis kehamilan dengan
DM?
5. Bagaimana komplikasi kehamilan dengan Diabetes Melitus?
1

6. Bagaimana asuhan keperawatan pada kehamilan dengan Diabetes Melitus?


1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Peserta diskusi diharapkan dapat menerapkan proses keperawatan dalam
memenuhi kebutuhan klien pada kehamilan dengan Diabetes Melitus.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian Diabetes Melitus gestasional.
2. Untuk mengetahui klasifikasi, etiologi, faktor resiko, manifestasi
klinis kehamilan dengan Diabetes Melitus?
3. Untuk mengetahui patofisiologi kehamilan dengan Diabetes
Melitus?
4. Untuk mengetahui pencegahan dan penatalaksanaan medis dari
kehamilan dengan DM?
5. Untuk mengetahui komplikasi kehamilan dengan Diabetes Melitus?
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kehamilan klien dengan
dengan Diabetes Melitus?
1.4 Manfaat
1. Mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang kehamilan dengan
DM.
2. Meningkatkan pemahaman askep pada kehamilan klien dengan DM.
3. Mampu memberikan askep profesional pada kehamilan klien dengan DM.
4. Meningkatkan soft skill perawat dalam memenuhi kebutuhan dasar
kehamilan klien dengan DM

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) adalah kelainan pada metabolisme
karbohidrat dari faktor yang memberatkan yang terjadi selama kehamilan
(Marilyn. 2001).
Diabetes Mellitus Gestational adalah kehamilan normal yang disertai
dengan peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal mempertahankan
euglycemia).
Diabetes Mellitus Gestational adalah gangguan dari glukosa yang dipicu
oleh kehamilan,biasanya menghilang setelah melahirkan (Murrayet al. 2002).
Diabetes Mellitus Gestational adalah diabetes yang dialami oleh seorang
ibu yang pernah menderita DM sebelum hamil dan ibu mengalami DM pada
saat hamil. (Syafei Piliang. 1993).
Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi karbohidrat dari
seorang wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes
gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan
karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa. Biasanya timbul di
trimester kedua (minggu ke 24-28) dan akan berakhir pada saat bayi lahir. Teori
yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai unmasked
atau baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki
ciri gemuk, riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi lebih dari 4 kg,
riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus berulang. (Klik dokter. 2008)

2.2 Etiologi
Penyakit diabetes mellitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan
karena kurangya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan
untuk membawa glukosa melewati membrane sel.
A. Diabetes Tipe I : Menurut Brunner dan Suddart, 2001 ada beberapa faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya dabetes tipe I
a. Faktor genetik. Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu
sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan
genetik ke arah terjadinya diabetes tipe I.
b. Faktor imunologi. Pada diabetes tipe I terdapat adanya respon
otoimun abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal
tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor

lingkungan.

Penyelidikan

sedang

dilakukan

terhadap

kemungkinan faktor-faktor eksternal yang dapat memicu destruksi


sel beta.
B. Diabetes Tipe II. Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 mekanisme yang
tepat yang menyebabkan belum diketahui. Namun, ada beberapa resiko
yang berhubungan dengan terjadinya DM type II, antara lain:
1. Faktor genetik.
2. Usia.
3. Obesitas.
4. Riwayat keluarga.
5. Kelompok etnik.
2.3 Faktor resiko
Menurut Mochtar, 1998 kemungkinan diabetes dalam kehamilan lebih
besar bila:

a) Umur sudah lebih dari 30 tahun.


b) Multiparitas.
c) Gemuk (obesitas) yaitu berat badan saat hamil lebih dari 20% berat
badan ideal.
d) Ada anggota keluarga sakit diabetes (hereditas).
e) Ada sejarah lahir mati dan anak besar (bayi dengan berat lebih dari
4000 gram).
f) Sering abortus.
g) Glukosuria dua kali berturut-turut.
2.4 Klasifikasi Diabetes Melitus
2.4.1 Berdasarkan klasifikasi dari WHO (1985) dibagi beberapa type yaitu :
a) Diabetes mellitus type II, Insulin Dependen diabetes mellitus (IDDM)
yang dahulu dikenal dengan nama Juvenil Onset diabetes (JOD), klien
tergantung pada pemberian insulin untuk mencegah terjadinya
ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-anak
atau usia muda dapat disebabkan karena keturunan.
b) Diabetes mellitus type II, Non Insulin Dependen diabetes mellitus
(NIDDM), yang dahulu dikenal dengan nama Maturity Onset diabetes
(MOD) terbagi dua yaitu :
a) Non Obesitas
b) Obesitas : Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta
pankreas, tetapi biasanya resistensi aksi insulin pada jaringan perifer.
Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak
dengan obesitas.
c) Diabetes mellitus type lain,
a) diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pankreas, kelainan
hormonal, diabetes karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin,
kelainan genetic dan lain-lain.
b) Obat-obat yang dapat menyebabkan huperglikemia antara lain :
Furasemid, thyasida diuretic glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik
c) diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama
kehamilan, tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan
5

kehamilan meningkat sekresi hormon pertumbuhan dan hormon


chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk
mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.
2.4.2 Klasifikasi menurut umur, waktu penyakit timbul, lama sakit, berat penyakit,
dan komplikasi (White)
a) Kelas A : Diabetes laten (subklinis atau diabetes hamil). Uji toleransi
gula tidak normal. Pengobatan tidak memerlukan insulin, cukup
dengan diet saja. Prognosis untuk ibu dan janin baik.
b) Kelas B: Diabetes dewasa diketahui setelah usia 19 tahun; berlangsung
kurang dari 10 tahun; tidak disertai kelainan pembuluh darah.
c) Kelas C: timbul pada umur 10-19 tahun, menderita selama 10-19
tahun; tanpa kelainan pembuluh darah.
d) Kelas D: Diderita sejak umur 10 tahun; lama 20 tahun; disertai
kelainan pembuluh darah seperti arteriosklerosis pada retina, tungkai,
dan renitis.
e) Kelas E: Telah terjadi kalsifikasi pembuluh darah.
f) Kelas F: Diabetes dengan nefropatia, termasuk glomerulonefritis dan
pielonefritis.
g) Kelas R: Diabetes dengan komplikasi retinistis proliferans atau dengan
perdarahan dalam korpus vitreum.
h) Kelas H: Diabetes dengan komplikasi penyakit koroner.
2.4.3 Klasifikasi Pyke untuk DM gestasional:
1. Diabetes gestasional, dimana DM terjadi hanya pada waktu hamil
2. Diabetes pregestasional, dimana DM sudah ada sebelum hamil dan
berlanjut sesudah kehamilan
3. Diabetes pregestasional yang disertai dengan komplikasi angiopati.
2.4.4 Klasifikasi baru tang akhir-akhir ini banyak dipakai adalah Javanovic
(1986)
1. Regulasi baik ( good diabetic Control)
Glukosa darah puasa 55-65 mg/dL, rata-rata 84 mg/dL, 1 jam
sesudah makan < 140 mg/dL. Hb A 1c normal dalam 30 minggu untuk
diabetes gestasional dan dalam 12 minggu untuk diabetes pregestasional

2. Regulasi tak baik ( Less than optimal Diabetic Control)


a) Tidak kontrol selama hamil
b) Glukosa darah diatas normal
c) Tidak terkontrol baik selama 26 minggu untuk diabetes gestasional
atau 12 minggu untuk diabetes pregestasional (Syamhudi, 2009)
2.5 Patofisiologi
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan
karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan
untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada
janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah
ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula darah ibu
mempengaruhi kadar darah janin. Pengendalian kadar gula darah terutama
dipengaruhi oleh insulin, di samping hormon estrogen, steroid, dan plasenta
laktogen. Akibat lambatnya resorbsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang
relatif lama dan ini menyebabkan kebutuhan insulin meningkat. Menjelang
aterm kebutuhan insulin meningkat hingga mencapai 3 kali dari keadaan
normal. Hal ini disebut tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara
fisiologis telah terjadi resistensi insulin, yaitu bila ia ditambah dengan insulin
eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia. Yang menjadi masalah adalah
bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan insulin, sehingga ia relatif
hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan.
Glukosa yang tidak masuk ke sel tubuh akan tertimbun di dalam darah.
Setelah mencapai kadar tertentu, glukosa tersebut juga akan muncul dalam air
seni, padahal air seni yang normal tidak mengandung glukosa. Jika glukosa
terdapat dalam air seni, glukosa tersebut akan menarik lebih banyak air
bersamanya dengan demikian menyebabkan bertambahnya volume air seni.
Karena terjadi pengeluaran air seni yang berlebihan, tubuh kehilangan banyak
cairan, sehingga terjadi rasa haus yang berlebihan.
Ketika sel tidak terdapat cukup glukosa dikarenakan kurangnya jumlah
insulin, meski sebenarnya dalam darah terdapat glukosa yang berlebihan,
boleh dikatakan sel-sel ini kelaparan. Hal ini menyebabkan peningkatan
7

nafsu
makan
dan

walaupun penderita DM sudah makan lebih banyak, kelihatannya sel tidak


pernah mendapatkan cukup glukosa.
Untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan, sel yang kelaparan ini
mulai memecahkan lemak dan protein yang ada di dalam tubuh. Hal ini
mengakibatkan turunnya berat badan dan rasa lelah. Jika kadar glukosa dalam
darah sangat tinggi, beberapa orang menjadi mudah tersinggung. Selain itu,
tubuh juga menjadi rentan terhadap infeksi.
Tidak semua penderita diabetes mengalami gejala ini dan beberapa orang
lainnya bahkan tidak mengalami gejala apa pun; pada keadaan ini, baru
diketahui bahwa mereka ternyata menderita penyakit DM dari pemeriksaan
laboratorium rutin.
Resistensi insulin juga dapat disebabkan oleh adanya hormon estrogen,
progesteron, kortisol, prolaktin, dan plasenta laktogen. Hormon tersebut
mempengaruhi reseptor insulin pada sel, sehingga mengurangi afinitas insulin
(Prawirohardjo, 1997).

2.6 Tanda dan gejala


Tanda dan gejala klinis patogenesis Diabetes Melitus menurut Kapita
Selekta Jilid III, 2006, Yaitu sebagai berikut :
1. Polifagia.

8. Mata kabur .

2. Poliuria.

9. Pruritus vulva.

3. Polidipsi.

10. Ketonemia.

4. Lemas.

11. Glikosuria.

5. BB menurun.

12. Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.

6. Kesemutan.

13. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl.

7. Gatal.

14. Gula darah puasa > 126 mg/dl.

2.7 Pemeriksaan diagnostic


Menurut Manuaba, 2000, dasar diagnosis kahamilan pada diabetes
mellitus:
a) Sejarah keluarga dengan diabetes mellitus.
b) Kehamilan dengan sejarah abortus, kematian janin, atau bayi besar
diatas 4 kg.
c) Pemeriksaan alfa feto protein untuk mencari kemungkinan kelainan
kongenital atau neurologis.
d) Pemeriksaan gula darah di atas 140 mg/lt.
e) Hasil glukosa toleransi tes abnormal:
1. Puasa kurang dari 90.
2. Jam 1 kurang dari 165
3. Jam 2 kurang dari 145
4. Jam 3 kurang dari 125
f) Kehamilan dengan cacat jasmani.
2.8 Pengaruh Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan

1. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM


a. Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes
(diabetik )
b. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan
2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan di antaranya adalah:
a. Abortus dan partus prematurus
b. Hidronion
c. Pre-eklamasi
d. Kesalahan letak jantung
e. Insufisiensi plasenta
3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
a) Gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar.
b) Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
c) Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai
dengan

lahir

mati
d) Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e) Post partum mudah terjadi infeksi.
f) Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat menimbulkan
kematian
4. Pengaruh DM terhadap kala nifas
a. Mudah terjadi infeksi post partum
b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar
5. Pengaruh DM terhadap bayi
a. Abortus, prematur, > usia kandungan 36 minggu
b. Janin besar ( makrosomia )
c. Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa
2.9 Penatalaksanaan

10

Pengobatan dan penanganan penderita diabetes yang hamil dilakukan


untuk mencapai 3 maksud utama, yaitu:
a) Menghindari ketosis dan hipoglikemia.
b) Mengurangi terjadinya hiperglikemia dan glisuria.
c) Mengoptimalkan gestasi.
Penanganan pada penderita DM meliputi:
a. Diet. Penderita harus mendapatkan lebih banyak kalori karena berat
badannya bertambah menurun. Penderita DM dengan berat badan rata-rata
cukup diberi diet yang mengandung 1200-1800 kalori sehari selama
kehamilan. Pemeriksaan urine dan darah berkala dilakukan untuk
mengubah dietnya apabila perlu. Diet dianjurkan ialah karbohidrat 40%,
protein 2 gr/kg berat badan, lemak 45-60gr. Garam perlu dibatasi untuk
mengurangi kecenderungan retensi air dan garam.
b. Olah raga. Wanita hamil perlu olah raga, tetapi sekedar untuk menjaga
kesehatannya. Kita tidak bisa memaksakan olah raga pada ibu hamil hanya
untuk menurunkan gula dalam darahnya.
c. Obat-obat antidiabetik. Selama kehamilan kadar darah diatur dengan
antidiabetik. Pemeriksaan kadar darah harus dilakukan lebih sering.
Pemberian suntikan insulin merupakan salah satu pengobatan bagi
penderita penyakit DMG untuk mengontrol kadar gula darahnya. Beberapa
jenis obat-obat untuk penderita DM yang dapat dikonsumsi dengan
dimakan dan yang beredar di Indonesia hingga saat ini memang tidak
seluruhnya boleh diberikan pada ibu hamil, karena dapat menimbulkan
efek yang merugikan bagi janin yang dikandung. Misalnya menimbulkan
cacat bawaan pada janin. Pada trimester pertama paling sukar dilakukan
pengobatan karena adanya nausea dan vomitus. Pada timester kedua
pengobatan tidak begitu sukar lagi karena tidak perlu perubahan diet dan
dosis antidiabetik. Dalam trimester ketiga sering diperlukan lebih banyak
antidiabetik karena meningginya toleransi hidrat arang.

11

d. Diuretik. Jika ada hipertensi atau tanda-tanda retensi cairan dianjurkan


miskin garam. Jika ini tidak menolong dapat diberikan deuretik.
e. Steroid-steroid seks. Sekresi estrogen berkurang pada wanita hamil
diabetik. Komplikasi pada fetus berkurang jika selama kehamilan diberi
estrogen dan progesteron dalam dosis besar.
f. Penatalaksanaan obstetric
-

Persalinan dilakukan:

1) Pertahankan sampai aterm dan spontan.


2) Induksi persalinan pada minggu 37-38.
3) Primer seksio sesarea.
-

Penanganan bayi dengan DM:


a. Disamakan dengan bayi prematur.
b. Observasi kemungkinan hipoglisemia.
c. Perawatan intensif: neonatus intensif unit care dengan
pengawasan ahli neonatologi.

2.10 Pencegahan
1) Primer
2) Sekunder

:untuk mengurangi obesitas dan BB.


:deteksi dini, kontrol penyakit hipertensi, anti

perawatan.
3) Tersier

:Pendidikan tentang perawatan kaki, cegah ulserasi,

rokok,

gangren dan amputasi, pemeriksaan optalmologist, albuminuria monitor


penyakit ginjal, kontrol hipertensi, status metabolic dan diet rendah
protein, pendidikan pasien tentang penggunaan medikasi untuk
mengontrol medikasi

12

13

14

15

BAB 3
ASKEP KEHAMILAN DENGAN DM
3.1 Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama.
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat,
polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
b. Riwayat kesehatan keluarga.
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
c. Riwayat kehamilan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Diabetes mellitus gestasional.


Hipertensi karena kehamilan.
Infertilitas.
Bayi low gestasional age.
Riwayat kematian janin.
Lahir mati tanpa sebab jelas.
Anomali congenital.
Aborsi spontan.
Polihidramnion.
Makrosomia.
Pernah keracunan selama kehamilan.

d. Psikososial
Resiko

meningkatnya

komplikasi

karena

faktor

sosioekonomi

rendah.Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi,


cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
2. Pemeriksaan Fisik
B1

:-

16

B2

: Peningkatan tekanan darah, nadi cepat, pucat, diaforesis atau


hipoglikemi.

B3

: mata kabur, kerusakan penglihatan atau retinopati, gangguan


persepsi sensori

B4

: Poliuri, Polidipsi, Glukosuria, Ketonuria,infeksi saluran kemih

B5

: Mual dan muntah, penurunan BB, Hipoglikemi.

B6

: Intoleransi aktivitas, Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut


dapat berubah karena ada bekas injeksi insulin yang sering.

2. Diagnosa keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan peningkatan
kadar glukosa maternal, perubahan pada sirkulasi.
3. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia,
hipoksia jaringan dan perubahan respon umum.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan
tindakan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan
informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
5. Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan
dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau
retardasi pertumbuhan intra uterin.
6. Gangguan psikologis, ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau
mengancam pada status kesehatan maternal atau janin.
3. Rencana tindakan keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
Kriteria evaluasi :
Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100 mg/dl dan 2 jam
sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
Intervensi :
Intervensi

Rasional

17

Mandiri :
Timbang berat badan setiap kunjungan
prenatal.

Penambahan berat badan adalah kunci


petunjuk untuk memutuskan penyesuaian

Kaji masukan kalori dan pola makan

kebutuhan kalori.
Membantu dalam mengevaluasi pemahaman

dalam 24 jam.
Tinjau ulang dan berikan informasi

pasien tentang aturan diet.


Kebutuhan metabolisme dari janin dan ibu

mengenai perubahan yang diperlukan

membutuhkan

pada penatalaksanaan diabetic.

gestasi memerlukan pemantauan ketat dan

perubahan

besar

selama

adaptasi.
Tinjau

ulang

tentang

pentingnya

Makan sedikit dan sering menghindari

makanan yang teratur bila memakai

hiperglikemia

sesudah

makan

insulin
Perhatikan adanya mual dan muntah

kelaparan.
Mual dan muntah dapat mengakibatkan

khususnya pada trimester pertama.

defisiensi

karbohidrat

yang

dan

dapat

mengakibatkan metabolisme lemak dan


Kaji pemahaman stress pada diabetic

terjadinya ketosis.
Stress dapat mengakibatkan peningkatan
kadar

glukosa,

menciptakan

fluktuasi

kebutuhan insulin.
Ajarkan pasien tentang metode finger

Kebutuhan insulin dapat dinilai berdasarkan

stick untuk memantau glukosa sendiri.

temuan

glukosa

darah

serum

secara

periodik.
Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala

Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan

serta

berat

kepentingan

hipo

atau

hiperglikemia.

pada

peningkatan

trimester

pertama

penggunaan

karena

glukosa

dan

glikogen oleh ibu dan perkembangan janin.


Hiperglikemia

berefek

terjadinya

hidramnion.
Instruksikan

untuk

hipoglikemia asimtomatik.

mengatasi

Pengguanaan

jumlah

besar

karbohidrat

sederhana untuk mengatasi hipoglikemi


menyebabkan

nilai

glukosa

meningkat.

18

darah

Anjurkan pemantauan keton urine.

Ketidakcukupan

masukan

kalori

ditunjukkan dengan ketonuria, menandakan


kebutuhan

terhadap

peningkatan

karbohidrat.
Kolaborasi :
Diskusikan

tentang

dosis

jadwal dan tipe insulin.

Pembagian
mempertimbangkan

dosis

insulin

kebutuhan

basal

maternal dan rasio waktu makan.


Sesuaikan diet dan regimen insulin

Kebutuhan metabolisme prenatal berubah

untuk memenuhi kebutuhan individu.

selama trimester pertama.

Rujuk pada ahli gizi.

Diet secara spesifik pada individu perlu

Observasi kadar Glukosa darah.

untuk mempertahankan normoglikemi.


Insiden abnormalitas janin dan bayi baru
lahir menurun bila kadar glukosa darah
antara 60 100 mg/dl, sebelum makan
antara 60 -105 mg/dl, 1 jam sesudah makan
dibawah 140 mg/dl dan 2 jam sesudah

Tentukan hasil HbA1c setiap 2 4

makan kurang dari 200 mg/dl.


Memberikan keakuratan gambaran rata rata

minggu.

control glukosa serum selama 60 hari .


Kontrol glukosa serum memerlukan waktu 6
minggu untuk stabil.

2. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan peningkatan kadar


glukosa maternal, perubahan pada sirkulasi.
Kriteria evaluasi :
Menunjukan reaksi Non stress test dan Oxytocin Challenge Test negative
atau Construction Stress Test secara normal.
Intervensi
Mandiri:
Kaji control

Rasional
Pengontrolan secara ketat sebelum konsepsi
diabetik

sebelum
19

konsepsi

membantu menurunkan resiko mortalitas

Tentukan klasifikasi white terhadap

janin dan abnormal konginental.


Janin kurang beresiko bila klasifikasi white

diabetes.

adalah A, B, C dan apabila D adalah

Kaji gerakan janin dan denyut janin

beresiko tinggi.
Terjadi insufisiensi plasenta dan ketosis

setiap kunjungan.

maternal

mungkin

secara

negatif

mempengaruhi gerakan janin dan denyut


Observasi tinggi fundus uteri setiap

jantung janin.
Untuk mengidentifikasi pola pertumbuhan

kunjungan.
Observasi urine terhadap keton.

abnormal
Benda
keton

dapat

mengakibatkan

kerusakan susunan syaraf pusat yang tidak


Berikan

informasi

dan

buatkan

dapat diperbaiki.
Penurunan mortalitas

dan

komplikasi

prosedur untuk pemantauan glukosa

morbiditas janin bayi baru lahir dan anomali

dan

di

congenitial dihubungkan dengan kenaikan

rumah.
Pantauan adanya tanda tanda edema,

kadar glukusa darah.


sekitar 12% 13% dari diabetes akan

proteinuria,

berkembang menjadi gangguan hipertensi

penatalaksanaan

diabetes

peningkatan

tekanan

darah

karena perubahan kardiovaskuler berkenaan

Tinjau ulang prosedur dan rasional

dengan diabetes.
Aktifitas dan pergerakan janin merupakan

untuk Non stress Test setiap minggu.


Diskusikan rasional atau prosedur

petanda baik dari kesehatan janin.


Contraction Stress Test dapat memberikan

untuk

Oxytocin

informasi tentang perfusi oksigen dan

Contraction

nutrisi pada janin. Hasil positif menandakan

Challenge

melaksanakan
Test

atau

Stress Test setiap minggu mulai

insufisiensi plasenta.

minggu ke 30 sampai dengan


minggu ke- 32.
Tinjau ulang prosedur dan rasional

Maturasi paru janin adalah kriteria yang

untuk tindakan amniosentesis

digunakan untuk menentukan kelangsungan

Kolaburasi :
Kaji HbA1c setiap 2 4 minggu

hidup.
Insiden bayi malformasi secara kongenital
meingkat pada wanita dengan kadar HbA1c

sesuai indikasi.
20

tinggi pada awal kehamilan atau sebelum


Kaji kadar albumin glikosilat pada

konsepsi.
Tes serum albumin glikosilat menunjukkan

getasi minggu ke 24 sampai ke 28

glikemia lebih dari beberapa hari.

khususnya pada ibu dengan resiko


tinggi.
Dapatkan

kadar

serum

alfa

Insiden kerusakan tuba neural lebih besar

fetoprotein pada gestasi minggu ke

pada ibu diabetik dari pada non diabetik

14 sampai minggu ke 16.

bila kontrol sebelum kehamilan sudah

Siapkan untuk ultrsonografi pada

buruk.
Ultrasonografi

bermanfaat

dalam

gestasi minggu ke 8, 12, 18, 28, 36

memastikan tanggal gestasi dan membantu

sampai minggu ke 38.

dalam evaluasi retardasi pertumbuhan intra

Lakukan

non

Oxytocin

Challenge

Construction

test

dan

uterin.
Mengetahui kesehatan janin dan kedekatan

Test

atau

perfusi plasenta.

stress

Stress

test

dengan

tepat.
Dapatkan sekuensial serum atau

Penurunan kadar estriol dapat menunjukkan

specimen urine 24 jam terhadap

penurunan fungsi plasenta, menimbulkan

kadar

retardasi pertumbuhan intra uterin dan lahir

estriol

minggu ke 30.
Bantu untuk

setelah

gestasi

persalinan

vaginam atau seksio.

per

mati.
Membantu menjamin hasil positif untuk
neonatus. Insiden lahir mati meningkat
secara bermakna pada gestasi lebih dari
minggu

ke-36.

Makrosomia

sering

menyebabkan distosia dengan sefalopelvis


disproporsi.
3. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan perubahan control
diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan perubahan
respon imun.
Kriteria evaluasi :

21

Tetap normotensif.
Mempertahankan normoglikemia.
Bebas dari komplikasi seperti infeksi, pemisahan plasenta.
Intervensi
Mandiri :
Perhatikan

Rasional
klasifikasi

white

untuk

Klien dengan klasifikasi D, E atau F adalah

diabetes. Kaji derajad kontrol diabetik.

berisiko

Kaji perdarahan pervaginam dan nyeri

kehamilan.
Perubahan vaskuler yang dihubungkan dengan

tekan abdomen.
Pantau terhadap

diabetes menandakan resiko abrupsi plasenta.


Distensi
uterus
berlebihan
karena

tanda

dan

gejala

persalinan preterm.

tinggi

makrosomia

terhadap

atau

komplikasi

hidramnion

dapat

mempredisposisikan pada persalinan awal.


Bantu untuk belajar memantau glukosa Memungkinkan keakuratan tes urin yang lebih
darah di rumah yang dilakukan 6 kali besar karena ambang ginjal terhadap glukosa
sehari.
Periksa keton dalam urin setiap hari.

menurun selama kehamilan.


Ketonuria menandakan adanya
kelaparan

yang

secara

kondisi

negatif

dapat

mempengaruhi perkembangan janin


Identifikasi kejadian hipoglikemia dan Insiden hipoglikemia sering terjadi pada
hiperglikemia.

trimester ketiga karena aliran glukosa darah


dan asam amino yang kontinue pada janin dan
untuk menurunkan kadar insulin antagonis
laktogen

plasenta.

Insiden

hiperglikemia

memerlukan regulasi diet atau insulin untuk


normoglikemia

khususnya

pada

trimester

kedua dan ketiga karena kebutuhan insulin


sering meningkat dua kali.
Pantau adanya edema dan tentukan Diabetes cenderung kelebihan cairan karena
tinggi fundus uteri.

perubahan

vaskuler.

Insiden

hidramnion

sebanyak 6% 25% pada kasus diabetes yang


hamil kemungkinan berhubungan dengan
peningkatan kontribusi janin pada cairan

22

amnion dan hiperglikemia meningkatkan


Kaji adanya infeksi saluran kencing.

haluaran urin janin.


Deteksi awal adanya infeksi saluran kencing

Pantau dengan ketat bila obat tokolitik

dapat mencegah pielonefritis.


Obat tokolitik dapat meningkatkan glukosa

digunakan

darah dan insulin plasma.

untuk

menghentikan

persalinan.
Kolaburasi :
Mendeteksi
ancaman
ketoasidosis,
Pantau kadar glukosa serum setiap
menentukan adanya ancaman hipoglikemia.
kunjungan.
Dapatkan HbA1c setiap 2-4 minggu Mengontrol secara akurat glukosa selama 60
sesuai indikasi.
hari terakhir
Kaji Hb dan Ht pada kunjungan awal Anemia mungkin

ada

dengan

masalah

lalu selama trimester kedua dan preterm.


Instruksikan pemberian insulin sesuai

vaskuler.
Kebutuhan insulin menurun pada trimester

indikasi.

pertama kemudian meningkat dua kali dan


empat kali lipat pada trimester kedua dan
ketiga.

Dapatkan urinalisa dan kultur urin,

Membantu

kultur rabas vagina, berikan antibiotika

pielonefritis. Monilial vulvovaginitis dapat

sesuai indikasi.

menyebabkan sariawan oral pada bayi baru

Kumpulkan spesimen untuk ekskresi

lahir.
Kemajuan perubahan vaskuler dapat merusak

protein total, klirens kreatinin nitrogen

fungsi ginjal dengan diabetes jangka panjang

urea darah dan kadar asam urat.


Jadwalkan pemeriksaan oftalmologi

atau berat.
Latar belakang retinopati dapat berlanjut

selama

selama

trimester

pertama,

trimester

mencegah

kehamilan

atau

karena

mengatasi

keterlibatan

kedua dan ketiga bila berada dalam

vaskuler berat. Terapi koagulasi laser dapat

diabetes

memperbaiki dan menurunkan fibrosis optik.

klasifikasi

kelas

atau

diatasnya.
Siapkan untuk ultrasonografi pada gestesi ke-8, 12, 26,
36 dan 38 untuk menentukan ukuran

Mengetahui adanya tanda makrosomia dan


diproporsi cephalopelvis

janin dengan menggunakan diameter


biparietal, panjang femur dan perkiraan
berat badan janin.

23

Mulai terapi intra vena dengan dekstrose

Glukagon adalah substansi alamiah yang

5%, berikan glukogon sub cutan bila

bekerja

dirawat di rumah sakit dengan shock

mengubahnya

insulin dan tidak sadar. Ikuti dengan

memperbaiki status hipoglikemik.

pada

glikogen
menjadi

hepar
glukosa

dan
yang

pemberian susu skim 8 oz bila mampu


menelan
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetes, prognosis dan kebutuhan
tindakan berhubungan dengan kurang informasi, kesalahan informasi dan tidak
mengenal sumber informasi.
Tanda :
a) Pertanyaan dari konsep yang salah.
b) Tidak akurat mengikuti informasi.
c) Berkembangnya komplikasi yang dapat dicegah.
Kriteria evaluasi :
a) Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan.
b) Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur, tes laboratorium dan
aktivitas yang melibatkan pengontrolan diabetes.
c) Mendemonstrasikan kemahiran memantau sendiri dan pemberian
insulin.
Intervensi
Mandiri :

Rasional
Diabetes mellitus gestasional besisiko

Kaji pengetahuan tentang proses dan

terhadap ambilan glukosa yang tidak

tindakan terhadap penyakit termasuk

efektif dalam sel, penggunaan lemak

hubungan dengan diet, latihan, stres dan

dan

kebutuhan insulin.

berlebihan dan dehidrasi seluler saat air

protein

untuk

energi

secara

dialirkan dari sel oleh konsentrasi


Tinjau ulang pentingnya pemantauan

hipertonik glukosa dalam serum.


Pengukuran glukosa darah penting

serum glukosa sedikitnya 6 kali sehari.

untuk mengenali dampak diet dan


latihan.

24

Berikan informasi tentang cara kerja dan

Perubahan

metabolik

prenatal

efek merugikan insulin dan tinjau ulang

menyebabkan

alasan menghindari obat hipoglikemi oral.

berubah. Trimester pertama kebutuhan

kebutuhan

insulin

insulin rendah tetapi menjadi dua kali


dan empat kali selama trimester kedua
dan ketiga. Meskipun insulin tidak
melewati plasenta, agen hipoglikemi
oral dapat dan potensial membahayakan
Jelaskan penambahan berat badan normal.

janin.
Pembatasan

kalori

ketonemia

dapat

kerusakan

janin

dengan
dan

akibat

menyebabkan
menghambat

Berikan informasi tentang kebutuhan

penggunaan protein optimal.


Latihan setelah makan dapat membantu

program latihan ringan.

mencegah

hipoglikemia

dan

menstabilkan penyimpangan glukosa,


kecuali terjadi peningklatan glukosa
berlebihan,

dimana

latihan

dapat

Berikan informasi mengenai dampak

meningkatkan ketoasidosis.
Peningkatan
pengetahuan

kehamilan pada kondisi diabetes dan

menurunkan rasa takut, meningkatkan

harapan masa depan.

kerja sama dan membantu menurunkan

Diskusikan mengenali tanda infeksi.

komplikasi janin.
Penting untuk mencari pertolongan
medis

awal

untuk

dapat

menghindari

Anjurkan mempertahankan pengkajian di

komplikasi.
Bila ditinjau

rumah terhadap kadar glukosa serum,

pemberi perawatan, catatan harian dapat

dosis insulin, diet dan latihan.

membantu bagi evaluasi dan perubahan

Berikan nomor telepon anggota tim

terapi.
Membantu mengatasi masalah dengan

kesehatan untuk dihubungi.


Tinjau kadar Hb dan Ht, berikan informasi

segera selama 24 jam.


Tinjau kadar Hb dan Ht, berikan

diet tentang sumber zat besi dan suplemen

informasi diet tentang sumber zat besi

ulang

oleh

praktisi

25

zat besi.
Bantu untuk

mempelajari

pemberian

dan suplemen zat besi.


Adanya gejala hipoglikemia seperti

glukosa, instruksikan untuk menyertainya

diaforesis,

sensasi

kesemutan

dan

dengan susu 8 oz dan periksa ulang kadar

palpitasi dengan kadar glukosa dibawah

glukosa dalam 15 menit.

70 mg/di memerlukan tindakan dengan


segera. Penggunaan glukagon sebagai
kombinasi susu dapat meningkatkan
kadar glukosa serum tanpa resiko
berbalik menjadi hiperglikemia.

5. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin


berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia
atau retardasi pertumbuhan intra uterin.
Kriteria evaluasi :
1)
2)
3)
4)

Kehamilan cukup bulan.


Meningkatkan keberhasilan kelahiran dari bayi usia gestasi yang tepat.
Bebas cedera.
Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda hipoglikemia

Intervensi
Mandiri :

Rasional
Hiperglikemia maternal
pranatal

Tinjau ulang riwayat pranatal dan


kontrol maternal.

meningkatkan

pada

periode

makrosomia,

membuat janin berisiko terhadap cedera


kelahiran karena distosia atau disporsia
sefalopelvis. Kadar glukosa maternal yang
tinggi pada kelahiran meransang pankreas

janin, mengakibatkan hiperinsulinemia


Periksa adanya glukosa atau keton dan Peningkatan glukosa dan kadar keton
albumin dalam urin ibu dan pantau menandakan
tekanan darah.

ketoasidosis

yang

dapat

mengakibatkan asidosis janin dan potensial


cedera susunan syaeaf pusat.
26

Observasi tanda vital.


Anjurkan

posisi

Peningkatan

rekumben

lateral

selama persalinan.
Lakukan

dan

pemeriksaan

infeksi

asenden,

dapat

mengakibatkan sepsis neonatal


Meningkatkan
perfusi
plasenta

dan

meningkatkan kesediaan oksigen untuk


bantu

dengan

vagina

untuk

janin.
Persalinan yang lama dapat meningkatkan
resiko distres janin.

menentukan kemajuan persalinan.


Kolaborasi :
Tinjau hasil tes pranatal seperti profil

Memberikan informasi tentang cadangan

biofisikal, tes nonstres dan tes stres

pada plasenta untuk oksigenasi janin selama

kontraksi.
Dapatkan atau tinjau ulang hasil dari

periode intrapartal.
Memberikan informasi tentang maturasi

amniosentesis dan ultrasonografi


Pantai kadar glukosa serum maternal

paru janin.
Peningkatan kebutuhan energi, penurunan

dengan

kadar glikogen.

kemudian

finger
setiap

stick
2-4

setiap
jam

jam,
sesuai

indikasi.
Observasi frekuensi denyut jantung

Tacikardi,

janin.

lambat

Lakukan pemberian cairan dekstrose

menandakan kemungkinan hipoksia janin.


Mempertahankan normoglikemia tanpa

5% per parenteral.

pemberian glukosa sampai persalinan aktif

Siapkan

untuk

induksi

persalinan

bradikardi
pada

atau

penurunan

deselerasi
variabilitas

mulai.
Mendapatkan kelahiran dari bayi sesuai

dengan oksitosin atau seksio saesar


Kolaborasi dengan tim medis lain

usia gestasi yang tepat.


Profesionalisasi
dapat

sesuai indikasi.

bantuan atau tindakan yang tepat.

memberikan

6.Gangguan psikologis: ansietas berhubungan dengan situasi krisis atau


mengancam pada status kesehatan (maternal atau janin).
Tanda :
1) Peningkatan ketegangan.
2) Ketakutan.
3) Takut akan konsekuensi tidak spesifik.
27

4) Stimulasi simpatis.
Kriteria evaluasi :
Mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai diabetes dan persalinan.
Menggunakan strategi koping yang tepat.
Intervensi
Mandiri :
Atur keberadaan

Rasional
Meningkatkan kontinuitas asuhan. Pasien
perawat

secara

kontinu selama persalinan.


Pastikan

respon

yang

dan keluarga perlu mengetahui bahwa


mereka tidak sendiri dan tersedianya

ada

pada

tenaga bantuan dengan segera.


Memberikan pengkajian dasar

untuk

pesalinan dan penatalaksanaan medis.

perbandingan

Kaji keefektifan sistem pendukung.

mengidentifikasi kekuatan dan masalah

Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi

yang potensial.
Memberikan

Jelaskan

semua

prosedur

selanjutnya,

perasaan

kontrol

terhadap situasi.
tindakan Pengetahuan tentang apa yang terjadi

perawatan.
membantu menurunkan rasa takut.
Fasilitasi semua keluhan atas ungkapan Suasana
terbuka
dan
mendukung
perasaan.

menurunkan intimidasi karena prosedur

atau peralatan.
Informasikan kepada keluarga tentang Membantu untuk menghilangkan

atau

kemajuan persalinan dan keadaan janin

dan

meminimalkan

rasa

khawatir

mengembangkan rasa percaya.

28

BAB 4
PEMBAHASAN
4.1. Studi Kasus
Ny. A seorang ibu rumah tangga berusia 27 tahun hamil anak kedua
dengan umur kehamilan 24 minggu pergi ke RS Dr.Soetomo dengan ditemani
oleh suaminya. Ny. A mengeluh sering kencing, makannya banyak dan suka
ngemil kripik singkong, sering minum, merasa cepat lelah kalau melakukan
aktivitas sehari-hari dan gatal gatal pada daerah gentalia sejak memasuki
umur kehamilan 24 minggu. Selain itu Ny.A mengeluh sering merasa letih
selama dua minggu terakhir.
Dokter menyarankan Ny.A melakukan skrining glukosa dan tes urin.
Dari skrining tersebut, di dapatkan hasil glukosa darah puasa adalah 160 mg/dl.
Sedangkan tes urin menunjukkan bahwa Ny.A mengalami glikosuria. Muka
dan ekstremitas ibu terlihat oedema dan pucat pada kuku. Ibu mengatakan ada
keturunan diabetes mellitus dari orang tuanya. Ibu merasa cemas dan khawatir
jika mengidap penyakit diabetes dan akan mempengaruhi kondisinya serta
bayinya nanti. TFU= 4 cm diatas umbilicus, BBL anak pertama 4,1 kg, TD =
90 / 60 mmhg, N = 80 kali/menit, RR = 24 kali/menit, T = 36,50C, BB/TB =
57kg/155 cm
4.2. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Identitas
Nama

: Ny A

Umur

: 27 tahun

Alamat

: Surabaya

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

2. Keadaan Umum

:lemah, emosi stabil, dan kesadarannya compos


mentis, muka dan ekstremitas tampak oedema

3. Keluhan Utama

:Pasien mengeluh lelah sejak 2 minggu terakhir,


sering kencing, makannya banyak, sering minum,

29

merasa cepat lelah kalau melakukan aktivitas seharihari dan gatal gatal pada daerah gentalia sejak
memasuki umur kehamilan 24 minggu.
4. Riwayat penyakit sekarang : Ny. A tampak kelelahan dan muka pucat
6. Riwayat Penyakit Dulu : tidak ada masalah
7. Riwayat Alergi :
Klien menyatakan tidak mempunyai alergi.
8. Riwayat Penyakit Keluarga:
Ayah dari Ny.A menderita penyakit diabetes mellitus
9. Keadaan Umum : TD = 100 / 60 mmhg, N = 80 kali/menit, RR = 31
kali/menit, T = 36,50C, BB/TB = 57 kg/155 cm
B1 ( Breathing )

:-

B2 ( Blood )

: CRT < 3 detik tapi kuku tampak pucat, anemia

B3 ( Brain )

:-

B4 ( Blader )

: BAK berlebih (poliuri), polidipsi

B5 ( Bowel )

: Frekuensi Makan : 6x/hari porsi 1 piring

(polipagia)
B6 ( Bone )

: lelah, letih

Psikososial

: Pasien mengaku cemas dengan apa yang dialami


sekarang akan membahayakan jiwanya dan janin
yang dikandungnya.

Sistem Endokrin

: hiperglikemi

4.2 Analisis Data


No Data
Etiologi
Masalah
DS :
Diabetes Mellitus
Keletihan
1. Px mengeluh sering merasa letih
hiperglikemi melebihi ambang
selama dua minggu terakhir.
batas ginjal
2. Px berkata mudah lelah saat
1
melakukan aktivitas sehari-hari Glikosuria
DO :
Gula darah puasa 160 mg/dl
Ketidakseimbangan kalori
TD 90/60 mmHg
Mudah lelah
2 DS :
Diabetes Melitus
Perubahan nutrisi

30

Px mengeluh makannya banyak dan


Kerusakan
suka ngemil kripik singkong, sering
kelaparan)
minum, merasa cepat lelah kalau

sel

tubuh

kurang
(sel
kebutuhan

dari

melakukan aktivitas sehari-hari, danPeningkatan nafsu makan


sering lapar
DO :

Lemak,protein dipecah

BB/TB = 52 kg/157 cm
Penurunan BB dan lelah
DS : Diabetes Mellitus Ibu
Risiko
DO : TFU= 4 cm diatas umbilicus
janin
Insulin ibu tdk menembus sawar
BBL anak sebelumnya 4,1 kg
plasenta
3

Hiperinsulinemia janin
Makrosomia

Janin kontak kuat dengan pelvik


DS :
Diabetes Mellitus
Ansietas
Ibu merasa cemas dan khawatir jika
Kurang pengetahuan
mengidap penyakit diabetes dan akan
mempengaruhi

kondisinya

sertaAnsietas

bayinya nanti

4.3 Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


1. Kelelahan b.d glikosuria, keseimbangan kalori negatif
Hasil yang diharapkan, klien akan:
1) Beradaptasi dengan kondisi kehamilannya, beraktivitas sesuai dengan
tingkat energy
2) Mengidentifikasi factor psikologis dan fisiologis yang dapat
menyebabkan keletihan
3) Mempertahankan nutrisi yang adekuat
4) Mengungkapkan peningkatan tingkat energi.
5) Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam
aktivitas yang diinginkan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
Diskusikan dengan pasien kebutuhan Pendidikan

dapat

memberikan
31

cedera

akan aktivitas

motivasi untuk meningkatkan tingkat


aktivitas meskipun pasien mungkin

Berikan

aktivitas

alternatif dengan sangat lemah.

periode istirahat yang cukup.

Mencegah kelelahan yang berlebihan.

Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan


tekanan

darah

sebelum/sesudah Mengindikasikan

melakukan aktivitas.

yang

dapat

tingkat

aktivitas

ditoleransi

secara

Tingkatkan partisipasi pasien dalam fisiologis.


melakukan aktivitas sehari-hari sesuai
toleransi.

Meningkatkan kepercayaan diri/harga


diri

yang

positif

sesuai

tingkat

aktivitas yang dapat ditoleransi.


2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mencerna
dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
Kriteria evaluasi :
Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100 mg/dl dan 2 jam
sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
Intervensi :
Intervensi
Rasional
Mandiri :
Penambahan berat badan adalah kunci
Timbang berat badan setiap kunjungan
petunjuk untuk memutuskan penyesuaian
prenatal.
kebutuhan kalori.
Kaji masukan kalori dan pola makan
Membantu
dalam
mengevaluasi
dalam 24 jam.
Tinjau ulang dan berikan informasi

pemahaman pasien tentang aturan diet.


Kebutuhan metabolisme dari janin dan

mengenai perubahan yang diperlukan

ibu

pada penatalaksanaan diabetic.

selama gestasi memerlukan pemantauan

membutuhkan

perubahan

besar

ketat dan adaptasi.


Tinjau

ulang

tentang

pentingnya

Makan sedikit dan sering menghindari

makanan yang teratur bila memakai

hiperglikemia , sesudah makan dan

insulin
Perhatikan adanya mual dan muntah

kelaparan.
Mual dan muntah dapat mengakibatkan

khususnya pada trimester pertama.

defisiensi

karbohidrat

yang
32

dapat

mengakibatkan metabolisme lemak dan


Kaji pemahaman stress pada diabetic

terjadinya ketosis.
Stress dapat mengakibatkan peningkatan
kadar glukosa, menciptakan fluktuasi
kebutuhan insulin.

Ajarkan pasien tentang metode finger

Kebutuhan

insulin

dapat

dinilai

stick untuk memantau glukosa sendiri.

berdasarkan temuan glukosa darah serum


secara periodik.

Tinjau ulang dan diskusikan tanda gejala

Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat

serta

dan berat pada trimester pertama karena

kepentingan

hipo

atau

hiperglikemia.

peningkatan penggunaan glukosa dan


glikogen oleh ibu dan perkembangan
janin. Hiperglikemia berefek terjadinya
hidramnion.

Instruksikan

untuk

mengatasi

hipoglikemia asimtomatik.

Pengguanaan jumlah besar karbohidrat


sederhana untuk mengatasi hipoglikemi
menyebabkan

nilai

glukosa

darah

meningkat.
Anjurkan pemantauan keton urine.

Ketidakcukupan

masukan

ditunjukkan

dengan

menandakan

kebutuhan

kalori
ketonuria,
terhadap

peningkatan karbohidrat.
Kolaborasi :
Diskusikan tentang dosis , jadwal dan

Pembagian

tipe insulin.

mempertimbangkan

dosis

insulin

kebutuhan

maternal dan rasio waktu makan.


3. Resiko tinggi terhadap cedera pada janin berhubungan dengan
peningkatan kadar glukosa meternal, macrosomia.
Hasil yang diharapkan, klien akan:
1) Menunjukkan reaktif NST secara normal dan oxytocin challenge
test (OCT) negative dan/ atau tes stress kontraksi (CST).

33

basal

2) Mengalami

term-penuh,

dengan

ukuran

tepat

terhadap

usia

gestasional.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Mandiri

RASIONAL

Kaji control diabetic sebelum konsepsi

Kontrol ketat (kadar HbA1c normal)


sebelum

konsepsi

membantu

menurunkan risiko mortalitas janin dan


anomaly konginetal.
Pantau tinggi fundus tiap kunjungan

Bermanfaat
pola

untuk

mengidentifikasi

pertumbuhan

abnormal

(makrosomia atau IUGR, kecil atau


besar terhadap usia gestasi.
Pantau urin terhadap keton

Kerusakan

SSP yang

tidak

dapat

diperbaiki atau kematian janin dapat


terjadi sebagai akibat dari ketonemia
maternal, khususnya pada trimester
Berikan informasi dan kuatkan prosedur ketiga.
untuk

pemantauan

glukosa

penatalaksanaan diabetic dirumah.

dan Penurungan mortalitas dan komplikasi


moriditas janin/ bayi baru lahir dan
anomaly

congenital

dihubungkan

dengan kadar glukosa postprandial 2


jam kurang dari 120 mg/dl. Pemantauan
yang

sering

perlu

untuk

mempertahankan rentang yang dekat ini


Berikan informasi tentang efek diabetes dan menurunkan insiden hipoglikemia
yang mungkin pada pertumbuhan dan atau kiperglikemia janin.
perkembangan janin.

Pengetahuan

Kolaborasi

membuat

memebantu
keputusan

Kaji HbA1c setiap 2-4 minggu sesuai melaksanakan


indikasi

aturan

klien
tentang

dan

dapat

meningkatkan kerja sama.


Insiden

Kaji kadar albumin glikosilat pada congenital

bayi

malformasi

meningkat

pada

secara
wanita
34

gestasi minggu ke 24 sampai ke 28, dengan kadar HbA1c tinggi (lebih dari
khususnya pada klien dengan kategori 8,5%)

pada

awal

kehamilan

atau

risik tinggi (riwayat makrosomik, DMG sebelum konsepsi.


sebelumnya,

atau

riwayat

DMG Tes serum untuk albumin glikosilat

keluarga positif).

menunjukkan

glikemia

lebih

dari

beberapa hari dan dapat meningkatkan


Siapkan ultrasonografi pada gestasi penerimaan seperti alat skrining bagi
minggu ke 8. ke 12, ke 18, ke 28, dank DMG. HbA1c tidak cukup sensitif
e 36 sampai ke 38 sesuai indikasi.

sebagai alat skrining untuk DMG.

Bantu dengan persiapan kelahiran janin

Ultrasonografi

per vagina atau melalui pembedahan memastikan

bermanfaat

tanggal

dalam

gestasi

dan

bila hasil tes menandakan penuaan dan membantu mengevaluasi IUGR.


insufisiensi plasenta.

Membantu menjamin hasil positif untuk


neonatus. Insiden lahir mati meningkat
secara bermakna pada gestasi lebih dari
minggu ke 36. makrosomia sering
menyebabkan

distosia

dengan

sefalopelvis disproporsi.
4. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang penyakit
Hasil yang diharapkan, klien akan :
1) Tingkat kecemasan berkurang
2) Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur, tes laboratorium, dan
aktivitas yang melibatkan pengontrolan diabetes.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Mandiri

RASIONAL

Kaji pengetahuan tentang proses dan Klien dengan diabetes sebelumnya atau
tindakan terhadap penyakit dari klien/ DMG

berisiko

terhadap

ambilan

pasangan, termasuk hubungan antara glukosa yang tidak efektif dalam sel,
diet,

latihan,

penyakit,

kebutuhan insulin.

stres,

dan penggunaan lemak/protein untuk energi


secara berlebihan, dan dehidrasi selular
saat

air

dialirkan

dari

sel

oleh

konsentrasi hipertonik glukosa dalam

35

serum.

Kehamilan

mengubah

kebutuhan insulin secara drastic dan


memerlukan control yang lebih ketat.
Control diabetes tergantung pada klien/
pasangan yang berperan aktif.
Berikan informasi tentang cara kerja Perubahan

metabolic

dan efek merugikan dari insulin. Bantu menyebabkan


klien

untuk

belajar

melakukan berubah.

Pada

pemberian injeksi, pompa insulin, atau kebutuhan

prenatal

kebutuhan

insulin

trimester

pertama,

insulin

rendah,

tetapi

sprei nasal (teknik pengalaman) sesuai menjadi dua kali dan kemudian empat
indikasi.

kali lipat selama trimester kedua dan


ketiga.

Jelaskan

penambahan

berat

badan

Pembatasan kalori dengan akibat

normal pada klien. Anjurkan klien ketonemia


memantau pertambahan berat badannya kerusakan
sendiri

dirumah

diantara

dapat
janin

menyebabkan

dan

menghambat

waktu penggunaan protein optimal.

kunjungan.
Klien harus latihan setelah makan
Berikan informasi tentang kebutuhan untuk

membantu

program latihan ringan (secara teratur, hipoglikemia


20 menit setelah makan).

mencegah

dan

menstabilkan

penyimpangan glukosa,

Berikan informasi mengenai dampak Peningkatan

pengetahuan

kehamilan pada kondisi diabetic dan menurunkan


harapan masa datang.

rasa

ketidaktahuan,

takut

dapat
tentang

meningkatkan

kemungkinan kerja sama, dan dapat


membentu

menurunkan

komplikasi

janin/ maternal.
Diskusikan bagaimana cara supaya
klien

dapat

mengenali

tanda-tanda Penting untuk mencari pertolongan

36

infeksi.

medis

awal

untuk

menghindari

komplikasi.
Anjurkan

klien

mempertahankan

pengkajian harian dirumah terhadap Bila

ditinjau

ulang

oleh

praktisi

kadar glukosa serum, dosis insulin, diet, pemberi perawatan, catatan harian klien
latihan.

dapat membantu bagi evaluasi dan


perubahan terapi.

Tinjau kadar Hb/ Ht. berikan informasi

Anemia lebih diperhatikan pada klien

tentang diet sumber-sumber zat besi dan dengan diabetes yang ada sebelumnya,
kebutuhan suplemen zat besi.

karena

peningkatan

kadar

glukosa

menggantikan oksigen pada molekul


Hb,

mengakibatkan

penurunan

kapasitas pembawa oksigen.


Kolaborasi
Dengan ahli gizi untuk menentukan diet
yang tepat sesuai kebutuhan Ny.N

5. Resiko tinggi terhadap cedera pada maternal berhubungan dengan


perubahan pada kontrol diabetic, disfungsional persalinan, abrupsio
plasenta
Hasil yang diharapkan, klien akan:
Tetap normotensif
Mempertahankan normoglikemi
Bebas dari komplikasi (misal, infeksi, pemisahan plasenta)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Mandiri

RASIONAL

Kaji klien terhadap pendarahan vagina Perubahan vascular yang dihubungkan


dan nyeri tekan abdomen.

dengan diabetes menempatkan klien


pada risiko abrupsi plasenta.

Pantau terhadap tanda dan gejala Distensi

uterus

berlebihan

karena
37

persalinan praterm.

makrosomia atau hidramnion dapat


mempredeposisikan

klien

terhadap

persalinan awal.
Bantu klien untuk belajar memantau Memungkinkan keakuratan tes urin
glukosa darah dirumah, yang dilakukan yang lebih besar karena ambang ginjal
minimal 6 kali/hari.

terhadap

glukosa

menurun

selama

kehamilan.
Identifikasi kejadian hipoglikemia yang
terjadi di rumah.

Kejadian hipoglikemik paling sering


terjadi pada trimester ketiga, karena
aliran glukosa darah dan asam amino
yang kontinu pada janin.

Identifikasi kejadian hiperglikemia.


Regulasi diet/ insulin perlu untuk
normoglikemia,

khususnya

trimester

dan

kedua

pada

ketiga

bila

kebutuhan insulin sering dua kali (dapat


empat kali lipat pada trimester ketiga).
Tentukan tinggi fundus; periksa adanya
edema pada ekstremitas dan dipsnea.

Hidramnion terjadi dalam 6%-25%


klien diabetic yang hamil; kemungkinan
berhubungan

dengan

peningkatan

konstribusi janin pada cairan amnion,


karena hiperglikemia meeningkatkan
haluaran urin janin.
Kaji dan tinjau ulang tanda dan gejala
ISK pada klien.

Deteksi awal ISK dapat mencegah


pielonefriris,

yang

dianggap

memperberat persalinan premature.


Kolaborasi

38

Pantau kadar glukosa serum setiap


kunjungan.

Mendeteksi

ancaman

ketoasidosis;

menentukan waktu dalam sehari dimana


klien cenderung hipoglikemia.
Kaji Hb/ Ht pada kunjungan awal,
kemudian selama trimester kedua dan Anemia mungkin ada pada klien dengan
pada term.

masalah vascular.

Instruksikan pemberian insulin sesuai


kebutuhan. Yakinkan klien mampu dan Kebutuhan

insulin

menurun

pada

cakap melakukan sendiri, baik dengan trimester pertama, kemudian menjadi


S.C atau pompa, tergantung kebutuhan dua kali lipat pada trimester kedua dan
atau situasi perawatan klien.

ketiga, secara berturut-turut. Klien yang


bermotivasi tinggi dan bekerja sama
dapa melakukan dengan baik pompa
infuse

insulin

subkutan

untuk

Dapatkan urinalisa dan kultur urin, memenuhi kebutuhan insulin secara


berikan antibiotic sesuai indikasi.

lebih alamiah.
Membantu mencegah atau mengatasi

Dapatkan kultur rabas vagina, bila ada.

pielonefritis.
monilial

vulvovaginitis

dapat

Siapkan klien untuk ultrasonografi pada menyebabkan sariawan oral pada bayi
gestasi minggu ke 8, 12, 18, 26, dan 36 baru lahir.
sampai ke 38 untuk menentukan ukuran
janin dengan menggunakan diameter Klien berisiko tinggi terhadap CPD dan
biparietal,

panjang

femur,

dan distosia karena makrosomia

perkirakan berat badan janin.

39

40

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Diabetes mellitus gestasional adalah suatu keadaan dimana kadar gula
dalam darah tinggi (hiperglikemia) yang sifatnya kronik disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang berkembang pada
beberapa wanita selama kehamilan.
2. Salah satu penyebab diabetes mellitus gestasional adalah adanya hormon
dari plasenta yang membantu pertumbuhan janin, namun hormonhormon ini juga mencegah kerja insulin dalam tubuh si calon ibu.
3. Manifestasi klinis diabetes mellitus gestasional antara lain polidipsi,
poliuri, polifagi, berat badan turun drastis, lemas, lekas lelah, tenaga
kurang.
4. Komplikasi yang mungkin muncul adalah komplikasi maternal, fetal,
neonatal, dan anak.
5. Penalaksanaan diabetes mellitus gestasional adalah dengan mengontrol
gula darah secara rutin serta mengatur diet dan olahraga.
5.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan yang profesional, perawat hendaknya dapat
memberikan asuhan keperawatan yang benar pada penderita diabetes mellitus
gestasional untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi yang mungkin
terjadi. Sehingga diharapkan dapat terwujud kesehatan ibu dan bayi yang optimal.

41

42

DAFTAR PUSTAKA
Cuningham, F.Gary, et al. 2005. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
Doengos, Marilynn. 2001. Pedoman untuk Dokumentasi dan Perawatan Klien
Edisi ke-2. EGC: Jakarta.
Hamilton, Persis. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi Ke-6.
Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif et al (Ed.). 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi Ketiga.
Jakarta: Media Aesculapius.
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta: Salemba Medica.
http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/18/asuhan-pada-ibu-hamil-dengandm/ diakses pada tanggal 1 november 2010 jam 16.00
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/26/diabetes-mellitus-pada-kehamilan/
diakses pada tanggal 1 november 2010 jam 16.00

43

Anda mungkin juga menyukai