Lifestyle
Kategori
Ditulis oleh
H O N E S T D O C S E D I TO R I A L T E A M
Ditinjau oleh
AHMAD MUHLISIN
Tingkat kesadaran (/koma) adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang
terhadap rangsangan yang berasal dari lingkungan. Untuk mengukur tingkat
kesadaran maka digunakanlah suatu cara pemeriksaan yakni dengan
standar Glasgow Coma Scale (GCS), bagaimana cara melakukannya dan
menginterpretasikan penilaian GCS? itulah yang akan kita bahas kali ini.
Kita tentu pernah mendengar kalimat “pasien sedang dalam keadaan coma”, yang
sering disampaikan oleh tenaga kesehatan (/penderita-kesehatan-mental) di
rumah sakit untuk menjelaskan seseorang yang sedang tidak sadarkan diri, tapi
tentu saja tidak banyak yang tahu apa yang dimaskud dengan istilah koma itu
sebenarnya.
Koma merupakan tingkat kesadaran yang paling rendah yaitu ketika (/halusinasi-
hypnagogic) seseorang tidak memberikan respon terhadap rangsangan dari
lingkungan sementara sistem kardiorespirasi masih tetap menjalankan fungsinya.
Nah pada artikel ini kita akan membahas secara rinci mengenai tingkat kesadaran
beserta penilaian tingkat kesadaran dengan menggunakan Glasgow Coma Scale
(GCS).
Oleh karena itu maka tingkat kesadaran ini dibedakan menjadi beberapa tingkat
yaitu :
Pada pemeriksaan GCS, respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal
yaitu reaksi membuka mata (/katarak-mata) (Eye), pembicaraan (Verbal) dan
gerakan (Motorik). Hasil pemeriksaan tersebut dinyatakan dalam derajat (/luka-
bakar) (score) dengan rentang angka 1 sampai 6 tergantung respon yang
diberikan.
Ketiga jenis respon tersebut kemudian dinilai dan dicatat pada grafik yang sesuai
dan skor keseluruhan dibuat dengan menjumlahkan nilai ketiganya. Namun pada
praktiknya terdapat perbedaan antara hasil pemeriksaan GCS pada orang dewasa
(/pemalu) dan pemeriksaan GCS pada bayi karena terdapat perbedaan respon
antara orang dewasa dan bayi pada saat mereka menerima rangsangan.
1. Eye (respon membuka mata) : (4) : spontan atau membuka mata dengan
sendirinya tanpa dirangsang. (3) : dengan rangsang suara (dilakukan
dengan menyuruh pasien untuk membuka mata). (2) : dengan rangsang
nyeri (memberikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari). (1) : tidak
ada respon meskipun sudah dirangsang.
2. Verbal (respon verbal atau ucapan) : (5) : orientasi baik, bicaranya jelas. (4) :
bingung, berbicara mengacau (berulang-ulang), disorientasi tempat dan
(/)
waktu. (3) : mengucapkan kata-kata yang tidak jelas. (2) : suara tanpa arti
(mengerang) (1) : tidak ada respon
3. Motorik (Gerakan) : (6) : mengikuti perintah pemeriksa (5) : melokalisir nyeri,
menjangkau dan menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri. (4) :
withdraws, menghindar atau menarik tubuh untuk menjauhi stimulus saat
diberi rangsang nyeri. (3) : flexi abnormal, salah satu (/a-d-plex-oral-drops)
tangan atau keduanya menekuk saat diberi rangsang nyeri. (2) : extensi
abnormal, salah satu tangan atau keduanya bergerak lurus (ekstensi) di sisi
tubuh saat diberi rangsang nyeri. (1) : tidak ada respon
1. Eye (respon membuka mata) : (4) : spontan (3) : membuka mata saat diperintah
atau mendengar suara (2) : membuka mata saat ada rangsangan nyeri (1) :
tidak ada respon
2. Verbal (respon verbal) : (5) : berbicara mengoceh seperti biasa (4) : menangis
lemah (3) : menangis karena diberi rangsangan nyeri (2) : merintih karena
diberi rangsangan nyeri (1) : tidak ada respon
3. Motorik (Gerakan) : (6) : bergerak spontan (5) : menarik anggota gerak karena
sentuhan (4) : menarik anggota gerak karena rangsangan nyeri (3) : fleksi
abnormal (2) : ekstensi abnormal (1) : tidak ada respon
Seorang tenaga kesehatan harus dapat mengukur nilai GCS dengan benar, tepat
dan cepat karena penilaian ini dapat digunakan oleh tenaga kesehatan dan
keperawatan untuk melakukan penilaian awal dan berkelanjutan,
membandingkan efektifitas perawatan (/sindrom-kasabach-merritt) yang
diberikan, serta menentukan prognosis pasien (/oliguria).
Pemberian Obat
Obat diberikan untuk mencegah (/kondisi-gatal-anus) kerusakan (/abrasi-gigi)
pada organ (/perlemakan-hati) otak (/gejala-stroke) setelah terjadi kecelakaan.
Obat yang diberikan dapat berupa:
Obat Diuretik
Operasi
Operasi darurat mungkin dilakukan untuk mengurangi resiko kerusakan
tambahan pada organ tissue otak.
Rehabilitasi
Kebanyakkan orang yang mengalami kecelakaan otak mungkin akan
membutuhkan rehabilitasi. Pasien perlu belajar (/disleksia) kembali hal-hal dasar
seperti berjalan dan berbicara. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kemampuannya dalam melakukan aktifitas harian.
L A M P I R K A N F I L E ( F O T O ATA U V I D E O )
* Jangan khawatir! Kami menjaga kerahasiaan file Anda. Hanya Anda dan dokter yang dapat melihat file tersebut.
SUBMIT