Anda di halaman 1dari 4

ERBIDKES.

com - Teori GCS pertama kali di perkenalkan pada tahun 1974 oleh Teasdale
dengan Jennett. GCS digunakan untuk mengukur pasien individual, membandingkan
efektifitas perawatan serta faktor menentukan prognosis.

Pengertian Glasgow Coma Scale dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, 2006 adalah
skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran pasien, apakah pasien itu dalam
keadaan coma ataukah tidak, dengan menilai respon pasien terhadap rangsang yang kita
berikan. Seorang tenaga kesehatan harus dapat mengukur nilai Glasgow Coma Scale (GCS)
dengan benar, tepat & cepat.

Respon pasien terdapat tiga hal, yaitu ; reaksi membuka mata (eye), bicara (verbal), serta
motorik (Gerakan).

Glasgow Coma Scale (GCS)

Eye (membuka mata) = 4

4 = Membuka mata dengan spontan.


3 = Membuka mata dengan rangsang suara (menyuruh pasien untuk membuka
mata).
2 = Membuka mata dengan rangsang nyeri (berikan rangsang nyeri, seperti menekan jari
tangan maupun kaki).
1 = Tidak ada respon.

Verbal (respon bicara) = 5

5 = Bicara dengan biasa.


4 = Bicara ngacau.
3 = Hanya dengan kata kata saja.
2 = hanya dengan suara.
1 = Tidak ada respon.

Motorik (respon gerakan) = 6

6 = Mengikuti apa yang diperintah.


5 = Melokalisir bagian nyeri (menjauhkan maupun menjangkau stimulus saat di beri
rangsang nyeri).
4 = Menarik dari nyeri (menghindari /menarik tubuh menjauhi stimulus saat di beri rangsang
nyeri).
3 = Fleksi abnormal (kedua maupun satu tangan posisi kaku di atas dada serta kaki jika di
beri rangsang nyeri).
2 = Ekstensi abnormal (kedua maupun satu tangan ekstensi di sisi tubuh dengan jari
mengepal serta kaki ekstensi jika di beri rangsang nyeri)
1 = Tidak ada respon.

Skala dihitung dengan cara penjumlahan dari semua respon.


E+M+V = 3 s/d 15.
Nilai maksimal GCS adalah 15. Sedangkan nilai minimal GCS adalah 3.

Penjumlahan nilai respon merupakan asesmen tingkat kategori ketidaksadaran pasien, yang
sudah terbagi menjadi;

 Ringan ; 13 sampai 15 poin.


 Moderat ; 9 sampai 12 poin.
 Berat : 3 sampai 8 poin.
 Koma ; Nilai < 8 poin

Kekurangan GCS salah satunya adalah kegagalan dalam mengukur nilai batang otak,
walupun banyak kekurangannya, GCS masih tetap digunakan untuk mengukur
ketidaksadaran pasien.

PEMERIKSAAN KESADARAN / MENGUKUR GCS


Posted by ramzkesrawan on 2010/07/13

Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan
dari lingkungan, tingkat kesadarankesadaran dibedakan menjadi :

1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab
semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak,
berhalusinasi, kadang berhayal.
4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat,
mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi
jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap
nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan
apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil
terhadap cahaya).

Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan
dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya
aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala.
Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem
aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan
peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).

Jadi sangat penting dalam mengukur status neurologikal dan medis pasien. Tingkat kesadaran
ini bisa dijadikan salah satu bagian dari vital sign.

Penyebab Penurunan Kesadaran

Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi otak. Tingkat kesadaran dapat
menurun ketika otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia); kekurangan aliran darah
(seperti pada keadaan syok); penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis)
; pada keadaan hipo atau hipernatremia ; dehidrasi; asidosis, alkalosis; pengaruh obat-obatan,
alkohol, keracunan: hipertermia, hipotermia; peningkatan tekanan intrakranial (karena
perdarahan, stroke, tomor otak); infeksi (encephalitis); epilepsi.

Mengukur Tingkat Kesadaran

Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif mungkin adalah
menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera
kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran
dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang
menunjukan adanya penurunan kesadaran.

Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik
(alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau
pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri
(unresponsive).

Ada metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil yang kurang
lebih sama akuratnya, yaitu skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik
(alertness), bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon
(unresponsiveness).

Pemeriksaan GCS

GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran
pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien
terhadap rangsangan yang diberikan.

Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata , bicara
dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 – 6
tergantung responnya.
Eye (respon membuka mata) :

(4) : spontan

(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).

(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)
(1) : tidak ada respon
Verbal (respon verbal) :

(5) : orientasi baik

(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan
waktu.

(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu
kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)

(2) : suara tanpa arti (mengerang)

(1) : tidak ada respon


Motor (respon motorik) :

(6) : mengikuti perintah

(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)

(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi
rangsang nyeri)

(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat
diberi rangsang nyeri).

(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal
& kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).

(1) : tidak ada respon

Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M…

Selanutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan
terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.

Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :

GCS : 14 – 15 = CKR (cidera kepala ringan)

GCS : 9 – 13 = CKS (cidera kepala sedang)

GCS : 3 – 8 = CKB (cidera kepala berat)

Anda mungkin juga menyukai