“PENYULUHAN KESEHATAN
PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI DENGAN BBLR DAN PENGARUH
PERAWATAN METODE KANGGURU TERHADAP KESTABILAN SUHU
TUBUH DI RUANG PERINATOLGI RSUD KABUPATEN TANGERANG”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. FANISHA OCTAVIANA
2. FISNANDA
3. FITRIANTI DEWI
4. GITA SEPTIYANI KUSUMA
5. HALIMATUS SAKDIAH
6. HAYATI NUFUS
D. Materi Seminar
1. Pengetahuan nutrisi pada bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR)
2. pengaruh perawatan metode kangguru terhadap kestabilan suhu pada bayi dengan
berat bayi lahir rendah (BBLR)
E. Metode Seminar
1. Ceramah /masukan dari nara sumber
2. Diskusi / Tanya jawab
F. Media
1. Leaflet
G. Narasumber Penyuluhan
1. Gita Septiyani Kusuma selaku Mahasiswa Profesi Ners STiKes Yatsi
2. Hayati Nufus selaku Mahasiswa Profesi Ners STiKes Yatsi
H. Susuna Pelaksanaan Kepanitian
Susuna Panitia Terlampir
J. Estimasi Anggaran
Estimasi Nggaran Terlampir
K. Penutup
Demikian propasa kegiatan ini kami susun sebagai rancangan dari pelaksanaan kegiatan
penyuluhan dan dibuat untuk diprogramkan dengan sebaik-baiknya. Semoga dengan
terlaksananya kegiatan ini, masayarakat terutama orang tua bayi akan semakin paham
mengenai pentingnya nutrisi dan PMK pada bayi (BBLR). Dukungan dari semua pihak
kami harapkan demi terlaksanya kegiatan ini.
LEMBAR PENGESAHAN
PENYULUHAN KESEHATAN
PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI DENGAN BBLR DAN PENGARUH
PERAWATAN METODE KANGGURU TERHADAP KESTABILAN SUHU
TUBUH DI RUANG PERINATOLGI RSUD KABUPATEN TANGERANG
Panitia
Mengetahui,
( Ns. Ria Setia Sari, S.Kep., M.Kep ) ( Ns. Eni Prihatini., S.Kep )
Lampiran I
SUSUNAN KEPANITIAAN
PENYULUHAN KESEHATAN
JADWAL KEGIATAN
PENYULUHAN KESEHATAN
“PEMBERIAN NUTRISI PADA BAYI DENGAN BBLR DAN PENGARUH
PERAWATAN METODE KANGGURU TERHADAP KESTABILAN SUHU TUBUH DI
RUANG PERINATOLGI RSUD KABUPATEN TANGERANG”
Nutrisi pada bayi adalah makanan bergizi yang diperlukan oleh bayi dengan BBLR
untuk menjaga kesehatan dan kelangsungan pertumbuhan normal bayi.
B. Manfaat
1. Untuk menjaga kesehatan bayi dalam pemulihan.
2. Agar tidak terkena anemia.
3. Sebagai metabolisme.
4. Sebagai cadangan dalam tubuh.
5. Mempercepat penyembuhan.
6. Mempercepat pertumbuhan bayi.
Setelah bayi berumur dua minggu, bayi tetap disusukan setiap tiga jam sekali. Jika
dihitung, sehari menyusu 7 – 8 kali, yaitu mulai pukul 06.00 – 09.00 – 12.00 – 15.00 -
18.00 – 24.00.
Bayi yang berumur dua minggu sampai dua bulan disusukan 6 – 7 kali sehari. Pada
waktu ini ASI sudah mulai banyak sehingga jumlah air susu yang diisap bayi lebih
banyak juga. Dengan 6 – 7 kali menyusu sudah mencukupi.
d. Umur 3 – 5 bulan
Bayi berumur 3 – 5 bulan, harus disusui setiap empat jam sekali, yaitu pada pukul
06.00 – 10.00 – 14.00 – 18.00 – 22.00. Selain itu, bayi mulai diberi sari buah, seperti
jeruk dan tomat.
e. Umur 5 – 6 bulan
Pada umur ini bayi tetap diberi ASI setiap empat jam, yaitu pada pukul 06.00 – 14.00
– 18.00 – 22. 00. Bubur dan buah diberikan pada pukul 10.00-12.00- 16.00.
Bahan makanan bayi umur 5 – 6 bulan sebagai berikut :
Asi, buah, tepung – tepungan, sayur, daging dan telur dan kacang – kacangan.
f. Umur 6 - 9 bulan
Pada bayi yang berumur 6 – 7 bulan, ASI hanya diberikan tiga kali, yaitu pada pukul
06.00 – 14.00 – 22.00. Makanan padat dua kali, yaitu pada pukul 10.00 dan 18.00,
sedangkan selingan berupa biskuit, buah, telur tetap dua kali, yaitu pada pukul 12.00 –
16.00.
Bahan makanan bayi umur 6 – 9 bulan sebagai berikut :
Asi, buah, tepung – tepungan, sayur, daging atau telur dan kacang – kacangan.
g. Umur 9 – 12 bulan
Untuk bayi berumur 9 – 10 bulan. ASI diberikan dua kali, yaitu pukul 06.00 -22.00.
Makanan padat sudah tiga kali, yaitu pukul 10.00 – 14.00 – 18.00. Makanan selingan
berupa buah masih tetap dua kali (pukul 12.00 – 16.00).
h. Tahap terakhir
Bahan makanan bayi umur 9 – 12 bulan sebagai berikut :
Asi, buah, tepung – tepungan, sayur, daging dan telur dan kacang – kacangan
F. Hipotermi
Hipotermi adalah kondisi suhu tubuh dibawah normal adapun suhu tubuh dibawah
normal adalah 36,5 sampai 37,5 adanya ketidakseimbangan panas bayi baru lahir akan
berusaha menstabilkan suhu tubuhnya terhadapa faktor penyebab, dan juga disertai
dengan tanda hipotermia, seperti bayi menggigil, aktivitas berkurang, tangisan melemah,
kaki teraba dingin.
G. Manfaat
Menurut (Perinasia) Perkumpulan Perinatologi Indonesia dalam seminar orientasi
metode kangguru yang diselenggarakan pada forum Promosi Kesehatan Indonesaia, bayi
premature maupun BBLR terutama di bawah 2000gram terancam kematian asfiksia
(kesulitan bernafas), infeksi dan hipotermi (suhu badan dibawah 36,5). PMK berperan
dalam perawatan bayi baru lahir dalam meningkatkan ikatan ibu dan bayi. PMK mampu
memenuhi kebutuhan BBLR dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan
rahim ibu.
1. Meletakan dan mendekapkan bayi di dada ibu merupakan salah satu cara mentransfer
panas agar menjaga tubuh bayi tetap hangat karena bayi BBLR mudah kedinginan
dapat mengakibatkan kematian.
2. Panas dari tubuh ibu berpindah ketubuh si bayi dengan mengikuti panas tubuh ibu ke
yang lebih dingin yaitu tubuh si bayi. Dalam hal ini, bayi BBLR mengambil suhu
tubuh ibunya secara langsung melalui kontak dari kulit ke kulit.
H. Teknik PMK
1. Cara Memegang atau Memposisikan Bayi :
a. Peluk kepala dan tubuh bayi ke dalam posisi lurus
b. Arahkan muka bayi ke puting payudara ibu
c. Ibu memeluk tubuh bayi, bayi merapat ke tubuh ibunya
d. Peluklah seluruh tubh bayi, tidak hanya bagian leher dan bahu