Oleh
Efi Kusdian, S.Kep
NIM 192311101051
BAB 1. PENDAHULUAN
Menurut Ren dkk. (2018) sekitar 5,1 juta penduduk berusia 65 tahun akan
lebih memiliki kemungkinan menderita alzheimer, yakni salah satu bentuk
gangguan kogitif yang palig terkenal yang angkanya dapat mencapai 13,2 juta
pada tahun 2050. Ada sekitar 47,5 juta lansia di seluruh dunia yang menderita
demensia, yang mana ada 7,7 juta kasus baru yang didiagnosis setiap tahun. Di
Cina, prevalensi demensia dan penyakit Alzheimer pada penduduk yang berusia
60 tahun ke atas masing-masing adalah 7,7% dan 5,4% sementara itu gangguan
kognitif dan demensia adalah 73,2% di antara lansia yang berusia 80 tahun ke atas
dan lebih dari 16 juta penduduk di Amerika hidup dengan gangguan kognitif.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016) estimasi
jumlah penderita Penyakit Alzhemeir di Indonesia pada tahun 2013 mencapai satu
juta orang. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat drastis menjadi dua kali lipat
pada tahun 2030, dan menjadi empat juta orang pada tahun 2050. Menurut
penelitian Lestari dkk. (2017) kejadian gangguan fungsi kognitif pada lansia di
Panti Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru yakni sebanyak 28 subjek
(90,3%).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan oleh mahasiswa PSP2N
Stase Keperawtaan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Jember pada
tanggal 16 September 2019 pada klien Tn. S di Wisma Mawar di UPT PSTW
Jember Kabupaten/Kota Jember ditemukan data sebagai berikut: Klien
mengatakan berusia 250 tahun, mengulang-ulang pembicaraan, mengatakan tidur
kemudian terbangun tengah malam dan klien mengatakan lupa ketika pertama kali
masuk ke panti. Hasil pengkajian SPMSQ klien mendapat skor 7 yaitu kerusakan
intelektual sedang, hasil pengkajian MMSE klien mendapat skor 18 (adanya
kerusakan kognitif) dan hasil pengkajian Demensia menggunakan Mini-Cog
didapatkan skor 1 (klien mengalami demensia).
Preplaning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pelatihan senam otak pada lansia bertujuan untuk meningkatkan
status kesehatan klien Tn. S dengan gangguan kognitif.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Klien Tn. S mampu mengatahui manfaat senam otak
2. Klien Tn. S mampu melakukan senam otak
3. Klien Tn. S mampu mempraktekkan senam otak dan dapat dimasukkan
di jadwal kegiatan klien
2.2 Manfaat
2.2.1 Bagi Klien
Klien dapat mengetahui dan mempraktekkan cara-cara melakukan senam
otak untuk meningkatkan fungsi kognitif dan meningkatkan konsentrasi dari
klien
2.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat menjadi upaya untuk mengurangi penurunan fungsi kognitif lansia
dan dapat meningkatkan informasi tentang senam otak.
Preplaning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
= Sasaran
=Pemateri
Preplaning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, E., M. Riqqah & I. Romus. 2017. Hubungan Gangguan Kognitif Degan
Hipertensi Menggunakan Montreal Cognitive Assessment Versi Indonesia
(Moca-Ina). Jurnal Of Medical Science. 11(1): 12-18.
Ren, L., L. Bai, Y. Wu, J. Ni, M. Shi, H. Lu, & J. Wang. 2018. Prevalence of and
Risk Factors for Cognitive Impairment Among Elderly Without Cardio- and
Cerebrovascular Diseases: A Population-Based Study in Rural China.
Frontiers in Aging Neuroscience. 10(2):1-8.
Preplaning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 :Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Materi
Lampiran 5 : Media
Efi Kusdian
NIM 192311101051
Preplaning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
BERITA ACARA
Pada hari ini, Rabu tanggal 18 bulan September 2019 jam 08.00 – 08.30 WIB di
UPT PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Pelatihan Senam Otak.
Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember
DAFTAR HADIR
Kegiatan Senam Otak Pada hari ini, tanggal 18 Bulan September tahun 2019 jam
08.00 - 08.30 WIB di Wisma Mawar PSTW Jember Kabupaten/Kota Jember
Propinsi Jawa Timur dihadiri oleh:
Pembimbing/Penguji
PSP2N Stase Keperawatan Gerontik
Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Lampiran 3: SAP
7. Setting Tempat
Keterangan:
1. Pemateri
2. Peserta
8. Persiapan
Mahasiswa menyiapkanlingkungan yang kondusif seblum dilakukan
kegiatan, satu hari seblumnya melakukan kontrak kepada klien bahwa akan
diadakan kegiatan senam otak dan menyiapkan materi kegiatan.
9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Tindakan
Proses Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
10. Evaluasi
1. Apakah definisi Demensia?
2. Sebutkan penyebab Demensia?
3. Sebutkan tanda dan gejala demensia?
4. Jelaskan cara mencegah demensia?
5. Jelaskan cara mengatasi demensia?
6. Apakah pengertian Senam Otak?
7. Sebutkan manfaat Senam Otak?
8. Sebutkan prinsip-Prinsip Pelaksanaan Senam Otak?
9. Bagaimana langkah-langkah senam otak?
Preplaning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Lampiran 4. Materi
MATERI
A. Definisi Demensia
Menurut Perhimpunana Dokter Spesialis Saraf Indonesia (2015) demensia
adalah sindrom penurunan fungsi intelektual dibanding sebelumnya yang cukup
berat sehingga mengganggu aktivitas sosial dan profesional yang tercermin dalam
aktivitas hidup keseharian, biasanya ditemukan juga perubahan perilaku dan tidak
disebabkan oleh delirium maupun gangguan psikiatri mayor. Demensia
merupakan penyebab utama ketergantungan dan kelumpuhan di usia lanjut.
Seseorang yang mengalami demensia akan mengalami penurunan pada
kemampuan proses berpikir, hal ini menyebabkan individu tidak mampu untuk
menjalani hidupnya secara mandiri. Oleh karenanya, demensia tidak hanya
menjadi beban bagi penderita tapi juga bagi keluarga penderita (Tanjung dkk.,
2019).
B. Penyebab
Penyebab demensia belum bisa diidentifikasi hingga saat ini. Penelitian
telah menunjukkan bahwa dua jenis perubahan sel otak biasanya terjadi pada
penderita demensia. Selain itu, demensia bisa terjadi ketika pembuluh darah di
otak rusak, baik karena tersumbat atau pecah, yang menghalangi pasokan darah ke
otak. Orang yang mengalami stroke ringan (berskala kecil atau bersifat sementara)
mungkin tidak menyadari bahwa pembuluh darah dan sel-sel otak mereka sudah
rusak, dan memiliki faktor risiko terkena demensia yang lebih tinggi.
C. Tanda dan gejala
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013) tanda gejala
demensia antara lain:
1. Gangguan daya ingat.
Gejalanya diakibatkan karena sering lupa akan kejadian yang baru saja terjadi,
lupa janji, menanyakan dan menceritakan hal yang sama berulang kali, dan
lupa tempat parkir dimana.
Preplaning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
2. Sulit fokus yaitu sulit melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari, lupa cara
memasak, mengoperasikan telepon, tidak dapat melakukan perhitungan
sederhana, bekerja dengan waktu yang lebih lama dari biasanya.
3. Sulit melakukan kegiatan familiar, yaitu seringkali sulit merencanakan atau
menyelesaikan tugas sehari-hari bingung cara mengemudi, sulit mengatur
keuangan.
4. Disorientasi, bingung akan waktu (tanggal, hari-hari penting), bingung dimana
mereka berada dan bagaimana mereka sampai disana, tidak tahu jalan kembali
ke rumah.
5. Kesulitan memahami visuospasial yaitu sulitnya membaca, mengukur jarak,
membedakan warna, membedakan sendok/garpu, tidak mengenali wajah
sendiri dicermin, menabrak cermin, menuangkan air digelas namun
tumpah/tidak tepat penuangannya.
6. Gangguan berkomunikasi, yaitu kesulitan berbicara dan mencari kata yang
tepat untuk menjelaskan suatu benda, seringkali berhenti di tengah percakapan
dan bingung untuk melanjutkannya.
7. Menaruh barang tidak pada tempatnya dan kadang curiga ada yang mencuri
atau menyembunyikan barang tersebut, juga termasuk gejala Demensia
8. Salah membuat keputusan, seperti kesulitan berbicara dan mencari kata yang
tepat untuk menjelaskan suatu benda seringkali berhenti ditengah jalan dan
sulit untuk melanjutkan kembali.
9. Menarik diri dari pergaulan, tidak memiliki semangat ataupun inisiatif untuk
melakukan aktivitas atau hobby yang biasa dinikmati, tidak terlalu semangat
untuk pergi bersosialisasi.
10. Adanya perubahan perilaku dan kepribadian, emosi berubah seara drastis,
menjadi bingung, curiga, depresi, takut atau tergantung yang berlebihan pada
anggota keluarga, mudah kecewa, marah dan putus asa baik di rumah maupun
dalam pekerjaan.
Preplaning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
D. Cara mencegah
1. Pertahankan keaktifan mental
Kegiatan yang merangsang mental, seperti membaca dan bermain catur,
permainan tersebut akan menjadi latihan refleks semata dan bukannya latihan
mental, dan mungkin tidak terlalu efektif untuk mencegah demensia.
2. Pertahankan pola makan yang sehat
Pola makan yang seimbang bisa menjaga kesehatan pembuluh darah,
mengurangi kemungkinan tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol yang
tinggi, sehingga menurunkan risiko demensia vascular.
3. Cukupi asupan vitamin B12, C, dan E
Kurangnya vitamin B12 bisa menyebabkan demensia. Jika Anda tidak
mengonsumsi banyak ikan, daging, telur atau susu. Vitamin C & E merupakan
antioksidan yang bisa melindungi neuron dan pembuluh darah untuk
mencegah demensia.
4. Berolahraga secara teratur
Selain tetap aktif secara mental, olahraga secara teratur juga bisa membantu
mengurangi risiko demensia.
5. Hindari rokok dan penyalahgunaan alkohol
Keluar dari kebiasaan buruk ini untuk mencegah kerusakan pembuluh darah
dan organ tubuh lainnya.
E. Cara mengatasi
1. Terapi stimulasi kognitif
terapi yang bisa dilakukan untuk bisa menstimulasi daya ingat dari seseorang
yang terkena gangguan demensia, sehingga orang tersebut juga bisa memiliki
kemampuan pemecahan masalahnya kembali dan juga melatih kemampuan
berbahasanya dengan baik.
2. Terapi perilaku
Demensia biasanya memiliki gejala hampir sama dengan gangguan gejala
penyakit alzheimer, meskipun hal tersbeut tidak dapat disembuhkan namun
setidaknya gejalanya dapat dikurangi.
Preplaning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
lebih bersemangat, lebih kreatif dan efisien, orang merasa lebih sehat karena
stress berkurang, dan prestasi belajar dan bekerja meningkat.
H. Prinsip-prinsip melakukan senam otak
Menurut Desiningrum dan Indriana (2018) prinsip-prinsip dalam
melakukan senam otak yakni:
a. Senam otak dilakukan semampunya, sehingga pendekatannya adalah
individual, mengingat keterbatasan kemampuan lansia yang berbeda-beda
dalam hal persepsi dan kondisi fisik-motorik.
b. Gerakan-gerakan senam otak diajarkan secara perlahan dan bertahap, serta berulang
agar lansia mampu mengikuti dan menghafalkannya.
c. Dilakukan icebreaking, di awal atau di tengah-tengah waktu senam otak, agar lansia
tidak cepat lelah. Icebreaking dapat berupa games ataupun menyanyi.
d. Senam otak sebaiknya dilakukan secara rutin dan konsisten, yaitu kurang lebih 15
menit untuk keseluruhan gerakan yang disesuaikan dengan kemampuan lansia.
Senam otak ini sebaiknya dilakukan sebanyak minimal 10 kali pertemuan, seminggu
sekali atau selama 2,5 bulan.
e. Kepada setiap lansia diberikan kelonggaran, artinya keseluruhan gerakan senam otak
tetap dilakukan meskipun terputus-putus dalam setiap Pelatihan-nya, atau dilakukan
secara tidak sempurna karena disesuaikan dengan kemampuan lansia.
I. Gerakan senam Otak
a. Cross/Gerakan silang
Bergantian pasangan kaki dan tangan yang berlawanan, seperti pada gerak jalan
di tempat, dilakukan lima kali bagian tangan kanan ke kaki kiri dan lima kali untuk
tangan kiri ke kaki kanan.
Preplaning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Manfaat Gerakan silang mengaktifkan hubungan kedua sisi otak dan merupakan
gerakan pemanasan untuk semua keterampilan, gerakan inipun mampu meningkatkan
daya pikir dan daya ingat, meningkatkan koordinasi tubuh, dan merangsang kelancaran
aliran cairan otak.
b. Hooks Up
Gerakan hooks up yaitu kedua tangan disilangkan di depan dada dan kaki
disilangkan, kanan ke kiri dan sebaliknya secara bergantian, lakukan setiap bagian selama
1 menit.
d. Putaran leher
Gerakan ini berpusat pada gerakan kepala yang diputar di posisi depan saja,
setengah lingkaran dari kiri ke kanan, dan sebaliknya dari kanan ke kiri, masing-masing
arah sebanyak lima putaran.
dekat leher hingga ke arah lengan bagian bawah. Pijatan di bahu ini dilakukan masing-
masing selama 1 menit. Saat satu bahu selesai dipijat, tarik nafas dengan kepala di posisi
tengah, kemudian buang nafas ke samping atau ke otot yang tegang di bahu tersebut, baru
mulai pijat bahu satunya. Ulangi hal ini pada bahu yang lain.
Manfaat Gerakan: mengembalikan keadaan alamiah dari otot betis dan paha
belakang, pinggul dan sekitarnya (pelviss), meningatkan mobilitas.
h. Saklar otak
Saklar Otak adalah suatu gerakan menyentuh bagian dada atas, tepatnya jaringan
lunak di bawah tulang clavicula di kiri dan kanan sternum, lalu memijat dengan satu
tangan, sementara tangan yang lain memegang pusar. Bisa sambil menundukan kepala
dan berdoa ketika memijat dada atas. Dilakukan selama kurang lebih 2 menit dengan
mengganti tangan kanan dan kiri.
Preplaning PSP2N Stase Keperawatan Gerontik – Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019
Manfaat Gerakan: melancarkan pengaliran darah yang kaya zat asam ke otak,
meningkatkan nafsu makan, memperbaiki pola makannya dan merasakan badan lebih
segar.
i. Tombol bumi
Gerakan ini dilakukan dengan cara ujung jari (telunjuk) salah satu tangan
menyentuh bawah bibir dan sedikit menekan, lalu ujung jari lainnya ±15 cm di bawah
pusar.
Manfaat Gerakan: Tombol angkasa adalah titik akupuntur (di meridian governur)
yang berhubungan langsung dengan otak, tulang belakang dan pusat sistem saraf. Dengan
mengaktifkan tombol ini dimungkinkan untuk relaks.
k. Menguap berenergi
Gerakan ini adalah perpaduan dari menguap, dan memijat tulang pipi dan rahang.
Dilakukan sebanyak 5 kali menguap, dan pijatan perlahan. Bisa selama 1 menit.
m. Kait relaks
Pertama, letakkan kaki kiri di atas kaki kanan, dan tangan kiri di atas
tangan kanan dengan posisi jempol ke bawah, jari-jari kedua tangan saling
menggenggam, kemudian tarik kedua tangan ke arah pusat dan terus ke depan
dada. Tutuplah mata dan pada saat menarik napas lidah ditempelkan di langit-
langit mulut dan dilepaskan lagi pada saat menghembuskan napas. Tahap kedua,
buka silangan kaki, dan ujung-ujung jari kedua tangan saling bersentuhan secara
halus, di dada atau dipangkuan, sambil bernapas dalam 1 menit lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, E., M. Riqqah & I. Romus. 2017. Hubungan Gangguan Kognitif Degan
Hipertensi Menggunakan Montreal Cognitive Assessment Versi Indonesia
(Moca-Ina). Jurnal Of Medical Science. 11(1): 12-18.
Lampiran 5: Leaflet