Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“Pencegahan Kekambuhan Penyakit Jantung Koroner”

“Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Kritis
Program Profesi Ners Angkatan XXXVI”

Disusun Oleh :

Kelompok 3
Wafa Fida Az-Zahra 220112180005
Rianti Kesumawati 220112180025
Ratna Multisari 220112180033
Nur Ariyanti Suryana 220112180044
Teja Sulaksana 220112180050
Fitroh Khoerunnisa 220112180070
Diana Rahayu 220112180078
Arien Dwi Puteri 220112180090
Restu Wijayanti 220112180112

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
1

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Pokok Bahasan : Pencegahan Kekambuhan Penyakit Jantung Koroner


Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner
2. Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koroner
3. Penyebab Penyakit Jantung Koroner
4. Pencegahan Kekambuhan Penyakit Jantung Koroner

Sasaran : Keluarga pasien di ruang tunggu Lt.5 dan 6 gedung


Cardiac Center RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

PELAKSANAAN KEGIATAN
Tempat : Ruang tunggu Lt. 5 gedung Cardiac Center RS Hasan
Sadikin (RSHS) Bandung.
Hari/Tanggal : Senin, 25 Februari 2019
Waktu : 08.00 – 09.00
Pemberi Materi : Diana Rahayu & Restu Wijayanti

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 40 menit, diharapkan
keluarga pasien yang berada di ruang tunggu lt. 5 dan 6 gedung Cardiac Center
RSHS Bandung mampu memahami tentang pencegahan kekambuhan penyakit
jantung koroner.

II. Karakteristik Peserta


Peserta terdiri dari keluarga pasien yang berada di ruang tunggu lt. 5 dan 6
gedung Cardiac Center RSHS Bandung.

III. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan terkait pencegahan penyakit jantung koroner,
diharapkan peserta mampu :
a. Menjelaskan pengertian penyakit jantung koroner.
b. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit jantung koroner
c. Menjelaskan penyebab penyakit jantung koroner
d. Menjelaskan pencegahan kekambuhan penyakit jantung koroner

IV. Analisis Tugas


Know :
a. Mengetahui pengertian penyakit jantung koroner.
b. Mengetahui tanda dan gejala penyakit jantung koroner
c. Mengetahui penyebab penyakit jantung koroner
d. Mengetahui pencegahan kekambuhan penyakit jantung koroner

Do :
Peserta mampu menerapkan materi yang telah diajarkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Show :
a. Peserta memperhatikan selama penyampaian materi
b. Peserta antusias mengikuti penyuluhan
c. Peserta termotivasi untuk bertanya

V. Materi
Terlampir

VI. Metode Pengajaran


Ceramah, diskusi, dan tanya jawab

VII. Media Pengajaran


Power point
Leaflet

VIII. Alokasi Waktu dan Tahap Pengajaran


Apersepsi :5 menit
Penjelasan Materi : 20 menit
Diskusi :5 menit
Evaluasi :5 menit
Penutup :5 menit
IX. Kegiatan
Kegiatan
Tahap Kegiatan Pendidik Metode Media Waktu
Peserta Didik
Kegiatan  Menyiapkan
- - - -
awal perlengkapan
 Memberi salam
Menyimak - - 15 detik
dan menyapa
 Memperkenalkan
Menyimak - - 15 detik
diri
 Mengetahui
tujuan dari
penyuluhan dan
Menyimak - - 2 menit
Kegiatan memberikan
Pembuka/ gambaran umum
Apersepsi mengenai materi.
 Membuat kontrak Menyetujui
- - 30 detik
waktu kontrak waktu
 Menggali
pengetahuan Memberikan
Tanya
mengenai tanggapan dan - 2 menit
jawab
penyakit jantung respon
koroner
 Menjelaskan
pengertian Power
Menyimak Ceramah 3 menit
penyakit jantung point
koroner
 Menjelaskan
tanda dan gejala Power
Menyimak Ceramah 3 menit
penyakit jantung point
koroner
Uraian  Menjelaskan
Materi penyebab Power
Menyimak Ceramah 4 menit
penyakit jantung point
koroner
 Menjelaskan
pencegahan
kekambuhan Power 10
Menyimak Ceramah
penyakit jantung point menit
koroner

 Memberikan
kesempatan
Mengutarakan
kepada peserta
pertanyaan Diskusi - 2 menit
untuk bertanya
dan pendapat
Diskusi dan berpendapat

 Menjawab
pertanyaan dari Menyimak Diskusi - 3 menit
peserta
 Memberikan
pertanyaan
kepada peserta Menjawab Tanya
Evaluasi - 5 menit
terkait materi pertanyaan jawab
yang telah
dijelaskan
 Mengetahui
kesimpulan dari
Penutup Menyimak - - 3 menit
materi yang telah
dijelaskan
 Menutup
rangkaian acara Menyimak - - 2 menit
penyuluhan

X. Daftar Pustaka
Anggraeni, D.A. & Kurniasari, S.(2016).Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Rawat Ulang Pasien Penyakit Jantung Koroner di
Ruang Jantung RSU dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal
Kesehatan. 7(3): 345-350
Anonim. (2018, May 16). Coronary Artery Disease. Retrieved from Mayo
Clinic: https://www.mayoclinic.org/disease-conditions/coronary-
artery-disease/symptoms-causes/syc-20350613
Ghani, L., Susilawati, M.D., & Novriani, H.(2016). Faktor Resiko Dominan
Penyakit Jantung Koroner di Indonesia. Buetin Penelitian Kesehatan.
44(3):153-164
Kemenkes. (2011). Diet Penyakit Jantung.
Nuraeni, A., R. M. (2016). Faktor yang Memengaruhi Kualitas Hidup
Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner. 107-116.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G.(2012).Keperwatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC
Sodik, I. & Suryadi, B.(2017).Gaya Hidup Pasien Penyakit Jantun Koroner.
Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia. 7(4): 332-338
Wahyuni, A., E. N. (2012). Kesiapan Pulang Pasien Penyakit Jantung
Koroner melalui Penerapan Dischrage Planning. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 151-158.
Wicaksana, A.L., Septiani, V.E., Destiana A.K., Artawan I.P.A.A.,
Jumayanti & Lukitasari, L.(2017). Pedoman Pengkajian dan
Pengelolaan Resiko Penyakit Kardiovaskuler – Versi Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: PSIK Fakults Kedokteran UGM.
XI. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
- Peserta hadir di tempat penyuluhan
- Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang tunggu Cardiac
Intensive Care Unit (CICU) RS Hasan Sadikin Bandung.
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.

b. Evaluasi Proses
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
- Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar

c. Evaluasi Hasil
- Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pemateri
LAMPIRAN MATERI
PENCEGAHAN KEKAMBUHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

I. Pengertian Penyakit Jantung Koroner


Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan gangguan pada pembuluh
darah coroner berupa penyempitan atau penyumbatan yang dapat mengganggu
proses transportasi bahan-bahan energy tubuh, sehingga dapat mengakibatkan
terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen
(Wahyuni, Nurrachmah, & Gayatri, 2012).

II. Tanda dan Gejala


Tanda gejala yang muncul pada penyakit jantung coroner:
a. Nyeri dada
b. Nafas pendek
c. Kelelahan
d. Serangan jantung dimana, pasien akan merasakan nyeri pada dada seperti
ditekan dan menjalar ke lengan, kadang disertai nafas pendek.

III. Penyebab
Penyebab penyakit jantung koroner secara pasti belum diketahui. Menurut
Ghani, Susilawati dan Novriani (2016) faktor yang dapat memungkinkan
seseorang terkena penyakit jantung koroner (PJK) antara lain keturunan, usia,
jenis kelamin, penyakit hipertensi, diabetes melitus, obesitas, merokok, stres dan
alkohol . Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Faktor yang tidak dapat dikendalikan
- Keturunan
Adanya kelainan gen tunggal spesifik berhubungan dengan
mekanisme terjadinya aterosklerosis sehingga dapat menyebabkan
PJK. Laki-laki dengan riwayat keluarga menderita PJK mempunyai
resiko 1-2 kali lipat terkena PJK sedangkan wanita dengan keluarga
menderita PJK memiliki resiko 1,83 kali lebih besar untuk
menderita PJK.
- Usia
Usia lanjut memiliki resiko terkena PJK 2 kali lipat lebih besar. Hal
tersebut disebabkan karena adanya perubahan fungsi endotel
vaskular dan thrombogenesis. Pada orang tua ditandai dengan
peningkatan sikulasi fibrinogen. Kerusakan fungsi ginjal pada orang
tua juga dapat berkontribusi untuk meningkatkan thrombogenesis
melalui efek rusaknya fungsi endotel dengan konsekuensi
terganggunya aktivitas fibrinolitik dan respon vasodilator koroner.
- Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung dan
kejadiannya lebih awal dari pada wanita Morbiditas penyakit PJK
pada laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan dengan wanita dan
kondisi ini terjadi hampir 10 tahun lebih dini pada laki-laki darpada
perempuan.
b. Faktor yang dapat dikendalikan
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi
terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sebagai akibatnya
terjadi hipertropi ventrikel untuk meningkatkan kekuatan kontraksi.
Kebutuhan oksigen oleh miokardium akan meningkat akibat
hipertrofi ventrikel, hal ini mengakibat peningkatan beban kerja
jantung yang pada akhirnya menyebabkan angina dan infark
miokardium. Disamping itu juga secara sederhana dikatakan
peningkatan tekanan darah mempercepat aterosklerosis dan
arteriosclerosis.
- Merokok
Orang yang merokok dapat menaikan resiko terkena serangan
jantung 2-3 kali lipat. Sedangkan orang yang tinggal dengan
perokok dan menghirup asap rokok (perokok pasif) memiliki resiko
terkena PJK 20-30% dibandingkan dengan orang yang tidak
terpapar asap rokok. Rokok dapat menyebabkan aterosklerosis,
peningkatan trombogenesis dan vasokontriksi, peningkatan denyut
jantung yang lama-kelamaan dapat menyebabkan seseorang terkena
PJK.
- Penyakit Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus berhubungan dengan perubahan fisik-pathologi
pada system kardiovaskuler. Diantaranya dapat berupa disfungsi
endothelial dan gangguan pembuluh darah yang pada akhirnya
meningkatkan risiko terjadinya PJK.
- Alkohol
Peningkatan dosis alcohol dikaitkan dengan peningkatan mortalitas
kardivaskuler karena aritmia, hipertensi sistemik, dan kardiomiopati
dilatasi.
- Stres
stres merangsang sistem kardiovaskuler dengan dilepasnya
catecholamine yang meningkatkan kecepatan denyut jantung dan
menimbulkan vaso konstriksi. Hal tersebut dapat menyebabkan
aterosklerosis yang dapat menyebabkan PJK.
- Obesitas
Obesitas dapat meningkatkan risiko diabetes dan dislipidemia,
dimana dislipidemia akan menyebabkan inflamasi yang akan
menyebabkan disfungsi endotel.

IV. Pencegahan Kekambuhan


Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit akut yang dapat
mengancam kehidupannya, sehingga diperlukan perawatan dan penyesuaian gaya
hidup yang terus menerus. Pasien dengan PJK memerlukan pencegahan agar
serangan jantung tidak terulang (Nuraeni dkk, 2016). Pasien PJK perlu melakukan
perubahan dalam hidupnya, seperti merubah pola diet, gaya hidup, dan patuh
dalam pengobatan.
1. Pola Diet
Menurut Wicaksana et al (2017) asupan lemak total pada penderita penyakit
jantung koroner seharusnya dikurangi menjadi <30% dari kalori, lemak jenuh
<10% dari kalori dan asam lemak trans harus dikurangi sebanyak mungkin atau
dihilangkan. Selain itu, seharusnya penderita didorong untuk mengurangi asupan
garam sehari-hari setidaknya 1/3 atau <5 gr atau <90 mmol per hari. Diet untuk
Penyakit Jantung (Kemenkes, 2011):
a. Sumber karbohidrat
Dianjurkan : Sumber hidrat arang: nasi, nasi tim, bubur roti
gandum, macaroni, jagung, kentang, ubi dan talas,
havemout, sereal.
Dibatasi : Mie, roti putih, ketan, kue-kue (mengandung soda kue
dan natrium), cake, biscuit, pastries, gula

b. Sumber protein hewani


Diet rendah kolesterol dan lemak. Kolesterol perlu dikurangi untuk
mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah.
Dianjurkan : Daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, putih
telur, susu rendah lemak (susu kedelai)
Dibatasi : Daging tanpa lemak 1x/minggu, ayam 3x/minggu,
bebek, sarden (makanan kaleng), dan kuning telur
1x/minggu
Dihindari : Daging berlemak, jeroan, sosis, daging asap, gajih,
otak, kepiting, kerang, keju, susu full cream, mentega,
margarin

c. Sumber protein nabati


Dianjurkan : Tempe, tahu, kacang hijau, kedelai
Dibatasi : Kacang tanah
Dihindari : Kacang merah, oncom, kacang mente

d. Sayuran
Dianjurkan : Sayuran yang tidak menimbulkan gas: bayam, buncis,
labu kuning, labu siam, wortel, kacang panjang, tomat,
gambas, kangkung, kecipir, daun kacang panjang,
daun kenikir, ketimun, daun selada, dan toge
Dihindari : Sayurang yang dapat menimbulkan gas, seperti kol,
kembang kol, lobak, sawi, nangka muda

e. Buah-buahan
Dianjurkan : Buah-buahan atau sari buah: jeruk, apel, pepaya,
melon, jambu, pisang, alpukat, belimbing, manga
Dihindari : Buah yang dapat menimbulkan gas dan tinggi lemak
seperti, durian, nangka, cempedak, nanas

f. Makanan
Dihindari : Kopi, teh kental, minuman mengandung soda.

g. Hindari bumbu tajam (pedas, asin, asam) dan bumbu olahan yang
mengandung garam. Penggunaan garam tidak boleh lebih dari ½ sendok
teh atau 2 gram garam dapur dalam sehari. Contoh makanan yang
banyak mengandung garam antara lain ikan asin, snack (makanan
ringan), makan cepat saji. Untuk menghindari rasa hambar pada diet
rendah garam, dianjurkan untuk mengganti dengan bumbu yang lain
seperti gula, bawang merah, kunyit, jahe, salam, dan lain-lain. Akan
tetapi, bagi pasien yang mengalami PJK karena DM maka penggunaan
gula harus dihindari.

h. Hal yang perlu diperhatikan: cara pengolahan makanan yang dianjurkan


adalah direbus, dikukus, dipanggang, ditumis. Cara pengolahan
makanan yang harus dihindari adalah digoreng.

Contoh Menu Diet


Pagi Siang Malam
Nasi tim Nasi tim Nasi tim
Ikan pindang Ikan bumbu tomat Ayam panggang bumbu
Orak-arik wortel Oseng-oseng tempe kecap
Sayur bening bayam Pepes tahu
Selingan: Buah: jeruk manis Cah sayuran
Juice: pepaya
Selingan: Selingan:
Slada papaya Pisang ambon

2. Gaya Hidup
Menurut Notoatmodjo dalam Sodik dan Suryadi (2017) gaya hidup sehat
antara lain:
a. Olahraga/aktivitas fisik yang teratur
Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran
tenaga (pembakaran kalori), yang meliputi aktivitas sehari-hari dan
berolahraga. Aktivitas fisik yang ideal adalah aktivitas yang dapat
meningkatkan ketahanan jantung respirasi, disamping juga melatih
ketahanan dan kekuatan otot. Menurut Wicaksana et al (2017) latihan fisik
dengan intensitas ringan hingga sedang direkomendasikan untuk individu
yang sedang dalam proses penyembuhan dari kejadian PJK mayor. Namun
latihan fisik ini tetap perlu adanya pengawasan

b. Tidak merokok
Individu yang telah terdiagnosa PJK harus berhenti merokok.
Begitupula dengan individu yang terdiagnosa PJK tetapi tidak merokok,
dianjurkan untuk menghindari paparan asap rokok. Kandungan didalam
rokok dapat menyebabkan penyakit. Zat yang berbahaya didalam rokok
anatar lain tar, nikotin karbon dan monoksida. Kandungan tersebut dapat
menyebabkan seseorang ketagihan merokok, terkena penykit jantung dan
kanker.

c. Tidak minum-minuman keras


Individu yang mengonsumsi alkohol harus berhenti minum minuman
keras saat pasien terdiagnosa PJK.
d. Istirahat yang cukup
e. Mengendalikan stres

3. Patuh dalam Pengobatan


Individu yang telah didiagnosa penyakit jantung koroner harus minum obat
secara teratur selama seumur hidupnya sehingga tidak terjadi kekambuhan ulang.
Selain itu, individu juga harus kontrol secara rutin ke pelayanan kesehatan.
Menurut Smeltzer dan Bare (2012) kekambuhan penyakit jantung koroner
disebabkan karena pasien tidak mematuhi terapi yang dianjurkan. Hal tersebut
juga didukung penelitian yang telah dilakukan oleh Anggraeni dan Kurniasari
(2016) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan program terapi dengan
kejadian rawat ulang pada pasien penyakit jantung koroner. Dimana dalam
penelitian tersebut dijelaskan bahwa pasien yang tidak patuh minum obat beresiko
mengalami kekambuhan dan rawat ulang di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai