Di Susun Oleh :
1. Saidahtul Maifuroh, S.Kep 20194663069
2. Hikmatul Hasanah, S.Kep 20194663049
3. I’in Masfiyah, S.Kep 20194663050
4. Aprilia Rizky Anas, S.Kep 20194663038
5. Ishlah Mardatila , S.Kep 20194663051
6. Achmad Taufik A.Y, S.Kep 20194663030
7. Winda Ramda Yanti, S.Kep 20194663075
8. Zinatul Widad , S.Kep 20194663076
9. Dewi Maslahah, S.Kep 20194663043
10. Firda Ani Siswanto, S.Kep 20194663045
11. Ana Yusliana, S.Kep 20195443035
12. Gevi Ariningtiyas, S.Kep 20194663047
13. Rabiyatul Awaliyah, S.Kep 20194663062
Kelompok B
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Universitas Muhammadiyah Surabaya
PENDAHULUAN
1
dilakukan apabila menerapkan suatu model asuhan keperawatan yang baik.
Dengan demikian, maka pelayanan pasien menjadi sempurna sehingga
dapat meningkatkan kepuasan pasien selama di rumah sakit (Hidayah, 2014).
MAKP ideal yang saat ini dapat dilakukan dalam pelayanan kepada
masyarakat adalah metode Primary Nursing. Metode Primary Nursing
merupakan suatu metode yang memberikan tugas kepada satu orang
perawat untuk bertanggung jawab kepada sekelompok pasien secara
penuh dari pasien masuk sampai keluar Rumah Sakit. Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien
dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Langkah konkret
pengelolaan yang dapat digunakan dalam peningkatan pelayanan
keperawatan profesional berupa penataan sistem MAKP yang meliputi
ketenagaan/pasien, penetapan sistem MAKP dan perbaikan dokumentasi
keperawatan dengan menerapkan prinsip SME (sesuai standar, mudah
dilaksanakan, efektif dan efisien). Model keperawatan profesional ini
mampu mendorong keperawatan dalam memperjelas deskripsi kerja,
meningkatkan kemampuan keperawatan dalam mendiskusikan masalah
dengan tenaga kesehatan yang lain dan membantu keperawatan untuk lebih
bertanggung gugat secara profesional terhadap tindakannya (Nursalam, 2016).
Berdasarakan latar belakang diatas, maka kami mahasiswa Program
Pendidikan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Surabaya mencoba
menerapkan Model Asuhan Keperawatan dengan Primary Nursing dengan
metode Tim, dimana dilaksanakannya melibatkan semua pasien kelolaan () di
Ruang Ismail RS Siti Khodijah Sepanjang, dengan perawat yang bertugas
diruangan tersebut,
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, diharapkan
mahasiswa mampu mengelola ruang rawat inap beserta tenaga dan
lingkungan sekitar dengan mengedepankan prinsip manajemen
2
keperawatan dengan trauma center care, heart care, intensive care dan
cancer care.
1.2.2 Tujuan Khusus
1 Melakukan pengkajian di Ruang Ismail RS Siti Khodijah
Sepanjang dengan pendekatan M1-M5.
2 Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
3 Menentukan rumusan masalah.
4 Meyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian model asuhan keperawatan professional dengan
pendekatan M1-M5 dengan model MAKP Tim : (1) Timbang
terima (2) Supervisi (3) Ronde Keperawatan (4) Discharge
Planning (5) Sentralisasi Obat (6) Dokumentasi Keperawatan (7)
Penerimaan Pasien Baru.
5 Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian model asuhan keperawatan professional dengan
pendekatan M1-M5 dengan model MAKP Tim : (1) Timbang
terima (2) Supervisi (3) Ronde Keperawatan (4) Discharge
Planning (5) Sentralisasi Obat (6) Dokumentasi Keperawatan (7)
Penerimaan Pasien Baru.
6 Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajian model asuhan keperawatan professional
dengan pendekatan M1-M5 dengan model MAKP Tim : (1) Timbang
terima (2) Supervisi (3) Ronde Keperawatan (4) Discharge Planning
(5) Sentralisasi Obat (6) Dokumentasi Keperawatan (7)
Penerimaan Pasien Baru.
1.3 Manfaat
1 Bagi mahasiswa
Mendapatkan ilmu atau pengetahuan baru dalam mengelola ruang rawat
inap beserta tenaga dan lingkungan sekitar dengan mengedepankan prinsip
manajemen keperawatan profesional.
3
2 Bagi pasien
Tercapainnya tingkat kepuasan klien yang optimal selama klien di Ruang
Ismail RS Siti Khodijah Sepanjang.
3 Bagi perawat
1) Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
2) Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
3) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
4 Bagi rumah sakit
1) Mengetahui masalah-masalah yang ada di Ruang Ismail di RS Siti
Khodijah Sepanjang yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan professional.
2) Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi.
3) Mempelajari penerapan model asuhan keperawatan professional
(MAKP)
4
BAB 2
PENGKAJIAN
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang
meliputi pengumpulan data, analisis SWOT, dan identifikasi masalah.
2.1 Visi, Misi, Motto, Nilai, Falsafah dan Tujuan RS Siti Khodijah Sepanjang
2.1.1 Visi RS Siti Khodijah Sepanjang
Terwujudnya Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang
Sepanjang yang unggul, professional, dan islami tahun 2022.
2.1.2 Misi RS Siti Khodijah Sepanjang
Adapun dalam rangka mencapai visi yang telah ditentukan, Rumah
Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang membuat
beberapa misi yaitu :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang Unggul dibidang Trauma
Centre Care, Heart Care, Intensive Care dan Cancer Care.
2. Menyelenggarakan pendidikan-penelitian yang terintegrasi.
3. Mewujudkan SDI yang handal dan berakhlak mulia.
4. Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien berkelanjutan.
5. Melaksanakan dakwah islamiyah amar makruf nahi munkar.
2.1.3 Motto Rs Siti Khodijah Sepanjang
“ Ikhlas dan ikhsan dalam pelayanan”.
2.1.4 Nilai RS Siti Khodijah Sepanjang
1. Profesionalisme
2. kemitraan dan kebersamaan
3. keperdulian dan kenyamanan
4. amanah
2.1.5 Falsafah RS Siti Khodijah Sepanjang
Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang
mempunyai falsafah sebagai sarana Dakwah Islamiyah Amar Makruf
Nahi Munkar dan sosial kemasyarakatan serta tidak berorientasi pada
keuntungan bisnis semata. Dengan berkembangnya zaman, Rs Siti
Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang dikelola secara
5
profesional untuk memperoleh hasil yang maksimal. Orientasi
pelayanan yang berfokus pada pasien merupakan salah satu upaya
peningkatan kualitas pelayanan medik. Disamping upaya lainnya
berupa perencanaan secara komprehensif serta upay-upaya dengan
kegiatan yang sesuai dengan visi misi Persyarikatan Muhammadiyah
Cabang Sepanjang.
2.1.6 Tujuan RS Siti Khodijah Sepanjang
Rumah sakit Siti Kodijah Muhammadiyah cabang Sepanjang dalam
mewujudkan misinya menetapkan tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan
pelayanan penunjang non medis yang prima yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan.
2. Meningkatkan strategi marketing dan jalin harmonisasi CSR
3. Meningkatkan kopetensi SDI di segala bidang.
4. Melaksanakan aliansi stratejik dengan organisasi dan instansi.
5. Memanfaatkan system informasi untuk peningkatan pelayanan dan
menajemen administrasi.
6. Mengembangkan pelayanan preventif, komplementer dan estetika
sesuai syariah.
7. Lengkapi sarana dan prasarana sesuai dengan standar Rumah Sakit.
8. Tingkatkan kemampuan manajemen Rumah Sakit secara optimal
untuk mencapai penerapan akreditasi RS Pendidikan.
9. Meningkatkan pengembangan dakwah Islamiyah amar makruf nahi
mungkar.
2.1.7 Visi Ruang Ismail
Memberikan pelayanan pada pasien anak guna mengurangi dampak
hospitalisasi anak.
2.1.8 Pedoman Keperawatan RS Siti Khodijah
Berikut data dari Standart Operasional Keperawatan
1. Mengutamakan kesehatan dan kepentingan pasien.
2. Ikhlas dan bangga mengembangkan tanggung jawab sebagai
perawat anggota tim pelayanan kesehatan.
6
3. Berfikir sebelum dan selama ataupun sesudah melakukan tindakan
profesional
4. Mampu mengendalikan diri
5. Patuh pada peraturan atau ketentuan yang berlaku
6. Tepat dalam pemberian obat:
1) Tepat pasien.
2) Tepat Obat (baca etika obat 2 – 3 kali).
3) Tepat dosis, tepat cara, tepat waktu.
4) Selalu waspada efek samping obat.
7. Memegang teguh rahasia jabatan.
8. Selalu melibatkan pasien dalam setiap tindakan.
9. Merawat pasien berdasarkan ilmu dan seni, perawat disertai
senyum, sapa, salam, dan sopan.
10. Selalu menjaga kebersihan individu di lingkungan.
1.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan tanggal 20-22 April 2020, meliputi
ketenagaan, sarana dan prasarana, MAKP, sumber keuangan, dan pemasaran
(marketing). Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis SWOT
sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu sebagai
prioritas masalah.
1.2.1 Tenaga dan Pasien (M1 - Man)
Model Asuhan Keperawatan Profesional yang saat ini sedang
dikembangkan oleh management ruang Paviliun Ismail adalah model Tim. Hal
ini disesuaikan dengan sumber daya manusia yang dimiliki dan karakteristik
ketergantungan klien yang dirawat di ruang Paviliun Ismail. Analisis
ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan dan non
keperawatan, tenaga kesehatan S1 Keperawatan 4 orang, tenaga DIII
Keperawatan sebanyak 9 orang, , dokter 4 orang dan tenaga kebersihan 1
orang.
7
1. Tugas Pokok dan Fungsi
1) Kepala Ruangan
Tugas Pokok : Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan
Keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung
jawabnya. Uraian Tugas :
1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta
tenaga lain sesuai kebutuhan.
2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang di
perlukan sesuai kebutuhan.
3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan
keperawatan yang akan di selenggarakan sesuai kebutuhan
pasien.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
ruang rawat.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawat dan
tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang
berlaku.
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru
atau tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat.
4) Member pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan
untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
kebutuhan/standar.Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang
ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak yang
terlibat dalam pelayanan di ruang rawat.
5) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan
dan tenaga lain yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
6) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang
perawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah.
8
7) Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar
tercapai pelayanan yang optimal.
8) Menyususn permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan
bahan lain yang diperlukan di ruang rawat.
9) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam kegiatan siap pakai.
10) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan.
11) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan
keluarganya meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit,
tata tertib ruangan vasilitas yang ada cara penggunaannya serta
kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.
12) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter)
untuk pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan,
serta menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya.
13) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di
ruang rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non
infeksi untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
14) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat
untuk mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta
membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
15) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
16) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga
dalam batas kewenangan.
17) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
18) Memelihara dan mengembangkan system pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan system pencatatan dan
pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang
dilakukan secara tepat dan benar untuk tindakan selanjutnya.
9
19) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruangan yang
lain, seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan
kepala unit di RS.
20) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberikan
ketenangan.
21) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
22) Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian
memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan
diitnya.
23) Memelihara buku register dan berkas catatan medic.
24) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan
asuhan keperawatan serta kegiatan lain diruang perawat.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi :
1) Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan yang telah
ditentukan.
2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan dibidang perawaatan.
3) Mengawasi dan mengendalikan penyalahgunaan peralatan
perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien.
4) Mengawasi pelaksanaan sistim pencatatn dan pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain
diruang rawat.
2) Perawat Primer
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprenshif.
2. Membuat tujuan daan rencakan keperawatan.
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila
diperlukan.
10
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang di
berikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain.
5. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.
6. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga
social di masyarakat.
7. Membuat jadwal perjanjian klinik.
8. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu.
9. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar
rumah sakit.
10. Mengikuti timbang terima.
11. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif.
12. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
13. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas.
14. Mengkomunikasikan atau mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
15. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
16. Menerima dan menyesuaikan rencana.
17. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
18. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga
social di masyarakat.
19. Membuat jadwal perjanjian klinik.
20. Mengadakan kunjungan rumah.
21. Melaksanakan sentralisasi obat.
22. Mendampingi visite.
23. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan
dan perawat associate.
24. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan.
11
3) Perawat Assosiate
Tugas pokok :
1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih sayang.
1) Melaksanakan tindakan perawatan yang telah disusun.
2) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
3) Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan
respon klien pada catatan keperawatan.
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
1) Pemberian obat.
2) Pemeriksaan laboraturium.
3) Persiapan klien yang akan dioperasi.
3. Memperhatiakan keseimbangan kebutuhan fisik, mental daan
spiritual dari klien
1) Memelihara kebersihan klien dan klien.
2) Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman,
nyaman dan ketenangan.
3) Pendekatan komunikasi terapeutik.
4. Mempersiapkan klien secara fisik mental untuk menghadapi
tindakan perawatan dan pengobatan serta diagnostik
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai
kemampuannya
6. Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut.
7. Membantu kepala ruaangan dalam ketatalaksanaan ruangan secara
administrasitif
1) Menyiapkan data klien baru, pulang atau meningggal.
2) Sensus harian dan formulir.
3) Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
8. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan
9. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyaman
dan keindahatan ruangan.
10. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/ malam secara bergantian
12
11. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan
dengan penyakitnya.
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan
maupun tertulis.
13. Membuat laporan harian.
14. Mengikuti timbang terima.
15. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
16. Melaksaanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat
primer.
17. Berorganisasi dengan perawat assosiate lain dan perawat primer.
18. Malakukan evaluasi formatif.
19. Pendokumentasian tindakan dan catatat perkembangan pasien.
20. Melaporkaan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada
perawat primer.
2. Gambaran Ketenagaan
1.) Tenaga Keperawatan
Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Ismail RS Siti Khodijah
Sepanjang
13
3 Titik Katim 1 PK II Ners 1. Pelatihan hand Sekarang bertugas
Kartini, hygiens. di ruang ismail
S.Kep.,Ns. 2. Basic life support menjadi Katim dan
(BLS). CI
3. Customer service
excelence training.
14
10 Anis Perawat PK D3 Sekarang bertugas
Pelaksana Keperawata di ruang ismail
menjadi perawat
pelaksana
11 Ananda Perawat PK Ners Sekarang bertugas
fahrun nisa, Pelaksana di ruang ismail
s.kep.,ns menjadi perawat
pelaksana
12 Dila Perawat PK D3Kepera Sekarang bertugas
Pelaksana watan di ruang ismail
menjadi perawat
pelaksana
13 Fitri Perawat Pra PK D3Kepera Sekarang bertugas
Pelaksana watan di ruang ismail
menjadi perawat
pelaksana
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan, sejumlah 100%
perawat merasa struktur organisasi yang sudah sesuai degan keampuan
perawat, sejumlah 100 % perwat merasa pembagian tugas sudah sesuai
dengan struktur organisasi, sejumlah 100% perawat merasa Kepala
Ruangan sudah optimal melaksanakan tugas – tugasnya, Sejumlah
100% perawat menganggap kinerja ketua tim sudah kompeten dalam
tugasnya, Sejumlah 90% perawat menganggap beban kerja sudah
sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien, Sejumlah 90 % perawat
menganggap pembagian tugas diruangan sudah jelas.
16
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Ruang Ismail RS Siti Khodijah Sepanjang
KA AREA 2:
PJ PAV ISMAIL
CI Sie Administrasi PIC Inventaris PIC (PJ Mutu) PIC Inventaris Sie Kebersihan IPCLN
Aset Logistik
Titik Kartini, AMK Febrida Dini, AMK Kurnia Catur, Ananda Fahrun Lailatul M, AMK
Anis, AMK AMK Sri Rahayu N, AMK Nisa, S.Kep.,Ns
Sie Askep
Nur Akmala
S.Kep.,Ns
17
Karu Area 2:
PJ Ismail:
Kholidatul, S.Kep.,Ns
Perawat Pelaksana :
Perawat Pelaksana :
1. Febrida Dini, AMK
1. Fitri, AMK 2. Ananda Fahrun Nisa, S.Kep.,Ns
3. Anis, AMK
2. Novi, AMK
4. Dilla ,AMK
3. Nur Akmala, S.Kep.Ns
18
Gambar 2.2 Metode Katim Ruang Ismail RS Siti Khodijah Sepanjang
Ka Area 2
PJ Ismail
Pasien Pasien
Pasien
Model Asuhan Keperawatan Profesional yang saat ini sedang dikembangkan oleh manajemen ruang Pav. Ismail adalah
modifikasi model Tim. Hal ini disesuaikan dengan sumber daya manusia yang dimiliki dan karakteristik ketergantungan klien
yang dirawat di ruang Pav. Ismail.
19
1.) Tenaga Non Keperawatan
Tabel 2.2 Tenaga PRS Keperawatan di Paviliun Ismail RS Siti
Khodijah Sepanjang
No Nama Pendidikan Terakhir Pelatihan yang diikuti
1. Yayuk SMA -
Di ruangan Ismail RS Siti Khodijah Sepanjang tenaga non medis
terdiri pekarya kesehatan (PRS) yang membantu perawat di ruangan
Ismail. PRS dinas setiap pagi. Latar pendidikan PRS adalah lulusan
SMA.
2.) Tenaga Medis
No Nama Kualifikasi Tahun Tanggal Status
Pendidikan Lulus Mulai
Kerja Tetap Kontrak
1. dr. Edim Felow nicu 2006 15 Tetap
Hartati. September
Mars.Sp.A 2006
2. dr. Mahrus Konsultan - - - Kontrak
Sp.A (k) jantung anak
3. dr. Dariroh Spesialis - - - Kontrak
Sp.A anak
4. dr. Taufiq Spesialis - - - -
Hidayat anak
Sp.A
Dokter Spesialis Anak yang bertanggung jawab di ruang Ismail
adalah dr. Edim Hartati, Mars., Sp.A sebagai dokter organik yang
menetap di RS Siti Khodijah Sepanjang. Sedangkan dokter spesialis
anak yang bertugas sebagai dokter jaga di ruangan Ismail RS Siti
Khodijah Sepanjang.
20
1) Ruang Ismail
Berdasarkan perhitungan kebutuhan perawat sesuai tingkat
ketergantungan pasien pengelompokan berdasarkan teori Douglas dan
Orem yang dilakukan pada tanggal 20 – 22 April 2020 didapatkan
sebagai berikut :
20 April 2020
No Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga keperawatan
Pasien pasien Pagi Sore Malam
1 Minimal Care 2 orang 2 X 0,17 2 X 0,14 2 X 0,07
= 0,34 = 0,28 = 0,14
2 Partial Care 11 orang 11 X 11 X 11 X0,10
0,27 = 0,15 = = 1,1
2,97 1,65
3 Total Care 0 orang 0 X 0,36 0 X 0,3 = 0 X 0,20
=0 0 =0
Jumlah 13 orang 3,31 (3) 1,93 (2) 1,24 (1)
86 X 6 = 1,85 = 2 orang
279
6 + 2 + 2 = 10 orang
21
21 April 2020
Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan
No
Pasien Pasien Pagi Sore Malam
1 Minimal Care 2 orang 2 X 0,17 2 X 0,14 2 X 0,07
= 0.34 = 0,28 = 0,14
2 Partial Care 16 orang 16 X 16 X 16 X 0,10
0,27 = 0,15 = = 1,6
4,32 2,4
3 Total Care 0 orang 0 X 0,36 0 X 0,3 = 0 X 0,20
=0 0 =0
Jumlah 18 orang 4,66 (5) 2,68 (3) 1,74 (2)
Total tenaga perawat
Pagi : 5 orang
Sore : 3 orang
Malam : 2 orang
Jumlah : 10 orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari:
86 X 10 = 2,89 = 3 orang
297
10+ 2 + 3 = 15 orang
22 April 2020
Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan
No
Pasien Pasien Pagi Sore Malam
1 Minimal Care 2 orang 2 X 0,17 2 X 0,14 2 X 0,07
= 0.34 = 0,28 = 0,14
2 Partial Care 16 orang 16 X 16 X 16 X 0,10
0,27 = 0,15 = = 1,6
4,32 2,4
3 Total Care 0 orang 0 X 0,36 0 X 0,3 = 0 X 0,20
=0 0 =0
Jumlah 18 orang 4,66 (5) 2,68 (3) 1,74 (2)
22
Total tenaga perawat
Pagi : 5 orang
Sore : 3 orang
Malam : 2 orang
Jumlah : 10 orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari:
86 X 10 = 2,89 = 3 orang
297
10+ 2 + 3 = 15 orang
2) Ruang kelolaan
Berdasarkan perhitungan kebutuhan perawat sesuai tingkat
ketergantungan pasien pengelompokan berdasarkan teori Douglas dan
Orem yang dilakukan pada tanggal 20-22 April 2020 didapatkan
sebagai berikut :
20 April 2020
No Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga keperawatan
Pasien pasien Pagi Sore Malam
1 Minimal Care 0 orang 0 X 0,17 0 X 0,14 0 X 0,07
=0 =0 =0
2 Partial Care 2 orang 2 X 0,27 2 X 0,15 2 X0,10 =
= 0,54 = 0,3 0,2
3 Total Care 0 orang 0 X 0,36 0 X 0,36 0 X 0,36
=0 =0 =0
Jumlah 2 orang 0,54 (1) 0,3 (1) 0,2 (1)
Total tenaga perawat :
Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang
23
Jumlah : 3 orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari:
86 X 3 = 0,92 = 1 orang
297
3 + 2 + 1 = 6 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di
ruang Ismail adalah 3 orang + 2 orang structural (Ka Area 2 + PJ Pav.
Ismail) + 1 orang yang lepas dinas. Jadi kebutuhannya adalah 6 orang
21 April 2020
24
22 April 2020
25
Sebelah selatan :-
2 4 Intensive R. Tindakan R. 7 8 9
Sentralisasi
obat
Ners station
1 3 Dapur Ruang 6 10
Jaga
DM
: Kamar Mandi B T
: Tangga
S
: wastafel
No Tanggal R.1 R.2 R.3 R.4 R.5 R.6 R.7 R.8 R.9 R.10 BOR
1 20 April 2 bed 5 bed 2 bed 5 bed 4 bed 3 bed 2 bed 2 bed 2 bed 2 bed 45%
2020 (13 (2 (4 (2 (2 (2 (1 (0 (0 (0 (0
px) bed bed bed bed bed bed bed bed bed bed
isi) isi) isi) isi) isi) isi) isi) isi) isi) isi)
2 21 April 2 bed 5 bed 2 bed 5 bed 4 bed 3 bed 2 bed 2 bed 2 bed 2 bed 62%
2020 (18 (2 (4 (2 (3 (2 (1 (2 (1 (0 (0
px) bed bed bed bed bed bed bed bed bed bed
isi) isi) isi) isi) isi) isi) isi) isi) isi) isi)
3 22 April 2 bed 5 bed 2 bed 5 bed 4 bed 3 bed 2 bed 2 bed 2 bed 2 bed 62%
2020 (18 (2 (4 (2 (4 (2 (1 (2 (1 (0 (0
px) bed bed bed bed bed bed bbed bed bed bed
isi) isi) isi) isi) isi) isi) isi) isi) isi) isi)
27
b. Gambaran Berdasarkan Jumlah Pasien di ruang kelolaan mahasiswa
tanggal 20 – 22 April 2020
28
19. Tabung O2 kecil 10 17. Ada 20. 1 20. Baik
20. Suction 20. Minimal 18. Ada 21. 1 21. Baik
21. Kursi Roda 2 19. Ada 22. 1 22. Baik
22. Kotak emergency 21. 1 buah 20. Ada 23. 1 23. Baik
23. Pispot 22. 2 buah 21. Ada 24. 1 24. Baik
24. Lampu Rontgen 23. 1 buah 22. Ada
24. 3buah 23. Ada
24. Ada
Panduan Standar Minimal ALKES PPK Dinas Kesehatan Prov.Jatim tahun 2013
FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 2
2. Bedside Cabinet 2. 2
3. Standar Infus 3. 2
4. Kursi 4. 2
5. AC 5. 1
6. Jemuran Handuk 6. 1
7. Wastafel 7. 1
8. Oksigen Sentral 8. 2
9. Jam Dinding 9. 1
10. Tempat Sampah Non Medis 10. 1
11. Tempat tissue 11. 1
12. Ners call 12. 2
13. Al-quran 13. 2
14. Handsrub 14. 1
15. Tv 15. 1
16. Kamar mandi 16. 1
29
b) Fasilitas di Ruang Pasien kelas I, ruang 3 terdiri dari:
FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 2
2. Bedside Cabinet 2. 2
3. Standar Infus 3. 2
4. Kursi 4. 2
5. AC 5. 1
6. Jemuran Handuk 6. 1
7. Wastafel 7. 1
8. Oksigen Sentral 8. 2
9. Jam Dinding 9. 1
10. Tempat Sampah Non Medis 10. 1
11. Tempat tissue 11. 1
12. Ners call 12. 2
13. Al-quran 13. 2
14. Handsrub 14. 1
15. Tv 15. 1
16. Kamar mandi 16. 1
FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 2
2. Bedside Cabinet 2. 2
3. Standar Infus 3. 2
4. Kursi 4. 2
5. AC 5. 1
6. Jemuran Handuk 6. 1
7. Wastafel 7. 1
8. Oksigen Sentral 8. 2
9. Jam Dinding 9. 1
10. Tempat Sampah Non Medis 10. 1
11. Tempat tissue 11. 1
12. Ners call 12. 2
13. Al-quran 13. 2
14. Handsrub 14. 1
15. Tv 15. 1
16. Kamar mandi 16. 1
FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 5
2. Bedside Cabinet 2. 5
3. Standar Infus 3. 5
30
4. Kursi 4. 8
5. AC 5. 2
6. Jemuran Handuk 6. 1
7. Wastafel 7. 1
8. Oksigen Sentral 8. 5
9. Jam Dinding 9. 1
10. Tempat Sampah Non 10. 1
Medis 11. 1
11. Tempat tissue 12. 5
12. Ners call 13. 1
13. Tata tertib 14. 2
14. Korden 15. 1
15. Tv 16. 1
16. Kamar mandi 17. 1
e) Fasilitas di Ruang Pasien kelas 2, ruang 4 terdiri dari:
FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 5
2. Bedside Cabinet 2. 5
3. Standar Infus 3. 5
4. Kursi 4. 5
5. Kipas angin 5. 5
6. Jemuran Handuk 6. 1
7. Wastafel 7. 1
8. Kamar mandi 8. 1
9. Oksigen Sentral 9. 3
10. Tempat Sampah Non Med 10. 1
11. Tempat tissue 11. 1
12. ners call 12. 5
13. Korden 13. 5
f) Fasilitas di Ruang Pasien kelas III, ruang 6 terdiri dari:
Fasilitas Jumlah
1. Bed Pasien 1. 3
2. Bedside Cabinet 2. 3
3. Standar Infus 3. 3
4. Kursi 4. 3
5. Kipas angin 5. 3
6. Jemuran Handuk 6. 1
7. Wastafel 7. 1
8. Kamar mandi 8. 1
9. Oksigen Sentral 9. 2
10. Tempat Sampah Non 10. 1
Medis 11. 1
11. Jam dinding
31
g) Fasilitas di Ruang Pasien kelas III, ruang 8 terdiri dari:
Fasilitas Jumlah
1. Bed Pasien 1. 2
2. Bedside Cabinet 2. 2
3. Standar Infus 3. 2
4. Kursi 4. 2
5. Kipas angin 5. 1
6. Wastafel 6. 1
7. Kamar mandi 7. 1
8. Oksigen Sentral 8. 2
9. Jam dinding 9. 1
10. Tempat Sampah Non 10. 1
Medis
h) Fasilitas di Ruang Pasien kelas III, ruang 9 terdiri dari:
FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 2
2. Bedside Cabinet 2. 2
3. Standar Infus 3. 2
4. Kursi 4. 2
5. Kipas angin 5. 1
6. Kamar mandi 6. 1
7. Oksigen Sentral 7. 2
8. Jam dinding 8. 1
9. Tempat Sampah Non 9. 1
Medis
i) Fasilitas di Ruang Pasien Intensive, ruang 5 terdiri dari:
FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 4
2. Bedside Cabinet 2. 4
3. Standar Infus 3. 4
4. Kursi 4. 4
5. AC 5. 1
6. Wastafel 6. 2
7. Oksigen Sentral 7. 4
8. Jam Dinding 8. 1
9. Tempat Sampah Non 9. 1
Medis
j) Fasilitas di Ruang Pasien isolasi, ruang 10 terdiri dari:
FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 2
2. Bedside Cabinet 2. 2
3. Standar Infus 3. 2
4. Kursi 4. 2
5. Kipas angin 5. 2
6. Jemuran Handuk 6. 1
32
7. Wastafel 7. 3
8. Oksigen Sentral 8. 2
9. Jam Dinding 9. 2
10. Tempat Sampah Non 10. 1
Medis 11. 1
11. Kamar mandi
2) Fasilitas untuk petugas kesehatan
1. Ruang Kepala Ruangan terletak di lantai 2 digabung dengan
kamar jaga dokter muda yang terdiri dari kamar mandi,
tempat tidur, meja, loker staf, kasur, kipas angin, tempat tisu,
alquran, jam, tempat sampah non medis, wastafel dan
biasanya di gunakan untuk solat. Di sampingnya ada ruangan
linen yang berisi lemarai linen bersih, kulkas, troli, tempat
jemuran handuk, bedside cabinet, dispenser serta gallon nya,
tempat cuci alat dan kompor.
2. Nurse Station terpisah dengan ruang kepala ruangan, yang
mana terletak dilantai 2 depan ruangan santai untuk pasien
nonton televisi dan tidak ada ruang administrasi terdiri dari 4
stetoskop, 1 ners kid, 1 lampu baca rongent, 1 komputer, 1
printer 2 layar callners 1 jam dinding, 1 kipas angin, 2 meja
dan rak untuk dokumen, 1 lemari besi.
3. Di belakang ruang perawat ada ruang tindakan yang berisi
laci obat emergency tapi tidak ada isinya, ada 3 tensi 1
suction 2 nebulizer dan ruang sentralisasi obat yang berisi
kulkas obat, trolly injeksi, kotak obat dan 1 lemari besi, 1
tempat sampah medis dan 1 tempat sampah non medis 1
safety box, tempat alkes 1. Lemari obat alkes, label infuse,
plastic klip obat oral, lemari sentralisasi alkes, tabel puasa,
spet 10cc 5 cc 3 cc, obocath 16 dan 18.
4. Ruang Sholat terletak di kamar jaga DM dan ruang KARU
5. Ruang Penyuluhan terletak di depan ners station dan di depan
kamar 1 dan kamar 2.
6. Dokumentasi
1) Dokumen nota dinas
33
2) Daftar inventaris alat kesehatan dan non kesehatan
3) Daftar pegawai ruangan
4) Standar asuhan keperawatan
5) Buku rekam medik
6) Buku pengiriman laborat
7) Buku Visite
8) Buku operan
9) Bukukamus BPJS
10) Buku morning report
11) Buku observasi TTV
12) Buku kamus BPJS
13) Buku morning report
7. Daftar SOP Keperawatan
1) SOP memberikan O2 dengan nasal O2
2) SOP memberikan O2 dengan masker O2
3) SOP memberikan jalan nafas dengan suction oral
4) SOP memberikan jalan nafas dengan suction endotracheal
5) SOP monitoring EKG
6) SOP Intubasi
7) SOP spoelling wsd
8) SOP visioterapi dada
9) SOP memantau saturasi O2
10) SOP menghitung nadi
11) SOP menghitung nafas
12) SOP mengukur suhu rektal
13) SOP mengukur suhu aksila
14) SOP mengukur TD
15) SOP pemasangan IV line perifer
16) SOP memberikan transfusi darah
17) SOP mengukur balence cairan
18) SOP memandikan pasien di tempat tidur
19) SOP memindahkan pasien ke Brancard
34
20) SOP memindahkan pasien ke kursi roda
21) SOP menyiapkan tempat tanpa pasien di atasnya
22) SOP menyiapkan linen dengan pasien di atasnya
23) SOP ambulasi dini
24) SOP membantu rentan gerak
25) SOP Membantu pasien posisi flowler
26) SOP Membantu pasien posisi sim
27) SOP Membantu pasien posisi tendelenburg
28) SOP Membantu pasien posisi dorsal recumben
29) SOP Membantu pasien posisi genu pektoral
30) SOP Membantu pasien posisi flowler
31) SOP memasang bidai
32) SOP perawatan Luka
33) SOP perawatan pasien yang terpasang traksi skeletal
34) SOP melakukan skintest
35) SOP memberikan obat melalui intra cutan
36) SOP memberikan obat melalui subCutan
37) SOP memasang NGT
38) SOP memasang Kumbah lambung
39) SOP memberikan obat melalui suntikan IM
40) SOP memberikan suntikan melalui IV
41) SOP meberikan suntikan melalui injeksi port
42) SOP memberikan suntikan melalui instoper
43) SOP memberikan kompres dingin
44) SOP memberikan mompres hangat /WWZ
45) SOP memberi obat melalui mulut
46) SOP memberikan obat melalui sonde
47) SOP memberi obat melalui rektal
48) SOP memberi obat tetes mata
49) SOP irigasi mata
50) SOP memberi tetes telinga
51) SOP irigasi telinga
35
52) SOP mantoux test
53) SOP membersihkan mulut
54) SOP menyuapi pasien
55) SOP membantu pasien BAK dan BAB di tempat tidur
56) SOP pasang dower kateter
57) SOP blader training
58) SOP melepas dower kateter
59) SOP melepas infus
60) SOP lavement
61) SOP melepas NGT
8. Standar Asuhan Keperawatan
1) Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gastroenteritis
2) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Observasi
Febris
3) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Kejang Demam
4) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Typhoid
5) Asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF
6) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Pneumonia
7) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Bronkitis
8) Asuhan keperawatan pada pasien dengan ISK
9) Asuhan keperawatan pada pasien dengan ISPA
10) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Hepatitis
Standar fasilitas dimasing-masing ruang untuk tenaga kesehatan adalah
sebagai berikut :
36
Linen 1. Lemarai linen bersih 1. 1
2. Kulkas 2. 1
3. Troli 3. 1
4. Tempat jemuran handuk 4. 1
5. Bedside cabinet 5. 1
6. Dispenser serta gallon nya 6. 1
7. Tempat cuci alat 7. 1
8. Kompor 8. 1
2 Ruang perawat ( 1. Stetoskop 1. 4
nurse station) 2. Ners kid 2. 1
3. lampu baca rongent 3. 1
4. Komputer 4. 1
5. Printer 5. 1
6. Layar callners 6. 2
7. Jam dinding, 7. 1
8. kipas angin, 8. 1
9. Meja 9. 2
10. Rak untuk dokumen, 10. 1
11. Lemari besi 11. 1
3 Ruang 1. Almari 1. 1
Tindakan/ 2. Troli 2. 2
Ruang Obat 3. Tempat sampah medis 3. 1
4. Tempat sampah non medis 4. 1
5. Safetybox 5. 2
6. Lemari obat alkes 6. 1
7. label infuse 7. 1
8. Plastic klip obat oral 8. 1
9. Lemari sentralisasi alkes 9. 1
10. Tabel puasa 10. 1
11. Spuit 10cc 11. 1
12. Spuit 5 cc 12. 6
13. Spuit 3 cc 13. 6
14. Spuit 1cc 14. 20
15. Abocath 26 15. 20
16. Abocath 24 16. 20
17. Abocath 24 17. 10
18. Infus set micro 18. 10
19. Infus set macro 19. 10
20. Spalek 20. 5
21. Gelang identitas (pink) 21. 6
22. Gelang identitas (biru) 22. 5
23. Septic gel 23. 20
24. Termometer 24. 6
25. Alcohol swab 25. 3 pack
37
DAFTAR INVENTARIS ALAT NON MEDIS RUANG RAWAT INAP ANAK ISMAIL
20 April 2020
Tahun Rencana
No. Nama Barang Merek Jumlah B C R
Perolehan Tindak Lanjut
1 AC Panasonic 12 12
2 TV Sharp 8 8
3 Komputer Acer 1 1
4 Mesin Foto Kopi Brother 1 1
5 Telepon Panasonic 2 2
6 Monitor Bell LG 2 2
7 Lemari Toshba 2 2
8 Kipas Angin Maspion 20 20
9 Jam Dinding Ruangan 13 13
10 Bell 31 31
38
DAFTAR INVENTARIS ALAT MEDIS RUANG RAWAT INAP ANAK ISMAIL
No Nama Barang Tahun Merek Jumlah B C R Rencana
Perole Tindak
han Lanjut
1. Suction 2011 Gea 1 1
2. Nebulizer 2016 Philips 3 3
3. Monitor 2015 Votem 1 1
4. Tensi 2017 ABN 2 2
5. Lemari Obat 1 1
6. Timbangan Bayi Gea 1 1
7. Timbangan Berdiri Laika 1 1
8. Tensimeter 2011 RK 2 2
9. Saturasi Oksigen 2011 Massimo 1 1
10. Infus Pump 2016 Fressimus 1 1
Kabi
11. Manometer Sentral 2016 Cantec 4 4
12. Manometer Tabung 2016 Gea 3 3
13. Kursi Roda 2 2
14. Lang Spatel Pendek 18 18
15. Lang Spatel Panjang 19 19
16. Com 1 1
17. Bengkok 7 7
18. Gunting Kasa 2
19. Pinset Anatomis 1 1
20. Klem 2 2
21. Koentang 1 1
22. Tumbuka Obat 2 2
23. Gunting Lancio 3 3
24. Tremol Besar 1 1
25. Tremol Kecil 1 1
26. Bak Injeksi Kecil 1 1
27. Stetoskop Kecil 1 1
28. Stetoskop Pad Resister 2 2
29. Stetoskop Lyttmann 4 4
30. Thermometer Digital 5 5
39
31. Syringe Pump 2011 BB 2 2
32. Nurse Call 10 10
33. Thermometer Gan 1 1
34. Head Shield 15 15
35. Gaun 15 15
40
3. Persyaratan Administrasi Rawat Inap
BPJS Kesehatan UMUM PIHAK KETIGA
1. Peserta BPJS kesehatan PBI dari 1. Pasien umum 1. Pasien yang
Surabaya menyiapkan surat kuota tidak perlu akan masuk
dari kelurahan, dan rujukan dari menyiapkan surat rawat inap harus
RS terdekat, apabila dari luar apapun karena menyiapkan
Surabaya non kuota atau BPJS biaya semua kartu asuransi.
Kesehatan PBI menyiapkan surat ditanggung oelh
dari kelurahan dan tanda tangan pribadi.
Bupati atau Walikota serta surat
rujukan dari Rumah sakit
terdekat.
2. Untuk kuota surat yang
dipersiapkan dari pemerintahan
pusat yang sudah masuk data
base, untuk melihat sudah masuk
atau belum dilihat dari IKTK atau
Instalasi rawat jalan.
3. Ketika pasien pulang harus
melampirkan foto copy KSK,
surat rujukan, kartu BPJS
Kesehatan PBI, surat dari
kelurahan dan form Rawat Inap
BPJS Kesehatan PBI.
4. Untuk pengambilan obat perlu
menambahkan foto copy KTP
pengambilan obat.
41
2.2.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan ( M3 – Method )
1. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)
Ruang Ismail memiliki Visi yaitu memberikan pelayanan pada pasien
anak guna mengurangi dampak hospitalisasi anak. Sedangkan misi yang sama
dengan RS Siti Kodijah. Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 20 – 22 April
2020 di dapatkan bahwa model pemberian asuhan keperawatan di ruang
Ismail menggunakan model Tim. Terdapat 2 katim. Katim hanya dinas pagi,
sedangkan siang dan malam terdapat PJ sift yang bertanggung jawab atas
tindakan keperawatan yang dilakukan dan dibantu oleh perawat pelaksana.
Ketua tim bertanggung jawab dalam pendokumentasian keperawatan,
sedangkan anggota tim melaksanaan asuhan keperawatan sesuai fungsinya.
Jika ada masalah, maka PJ sift akan melaporkan kepada katim. Perawat
mengatakan asuhan keperawatan tim dirasa lebih sesuai dan efektif, karena
dapat membina komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah di atasi dan
memberi kepuasan terhadap anggota tim. Selain itu pendidikan terakhir
tenaga kesehatan dengan diploma III masih lebih banyak dibandingkan
tenaga kesehatan dengan pendidikan S1.
Jadwal dinas tenaga kesehatan telah dibuat selama 1 bulan dengan shif
pagi, sore, malam yang sudah tercantum nama perawat dan penanggung
jawab harian. Daftar pasien sudah tercantum dengan Jenis kelamin, dokter
yang bertanggung jawab, tanggal dan tahun. Beberapa kegiatan yang
dilaksanakan dalam metode yang diterapkan di ruangan ini adalah timbang
terima, discharge planning, ronde keperawatan yang sering disebut refleksi
diskusi kasus, supervisi, sentralisasi obat dan pendokumentasian sudah
dilakukan sesuai SOP dan SAK yang ada namun belum optimal, dikarenakan
keterbatasan jumlah tenaga.
Jumlah tenaga yang terbatas dapat mempersulit asuhan keperawatan pada
pasien anak yang berada di ruang Ismail. Anak yang berada di rumah sakit
cenderung akan mengalami dampak hospitalisasi yang tinggi. Anak sering
rewel dan sulit dikendalikan bahkan oleh orang tuanya. Penting untuk
menumbuhkan rasa kepercayaan pada anak agar dapat mengurangi dampak
hospitalisasi anak. Terbatasnya tenaga di ruang Ismail dapat menyebabkan
42
kesulitan bagi perawat sendiri karena terlalu memegang banyak pasien. Pada
akhirnya kepercayaan anak pada perawat rendah dan dampak hospitalisasi
terlihat. Asuhan keperawatan yang diberikan kurang maksimal.
Ruang Paviliun ismail merupakan ruangan yang juga digunakan sebagai
tempat praktek kerja oleh mahasiswa berjalan dengan baik. Mahasiswa dan
perawat ruangan sering bekerja sama dalam memberikan asuhan
keperawatan.
1) Penerimaan Pasien Baru
Dari hasil pengkajian tanggal 20 – 22 April 2020 dengan metode
pengisian google form didapatkan bahwa penerimaan pasien baru di
ruang Ismail sudah berjalan dengan lancar namun kurang optimal.
Penerimaan pasien baru yang dilakukan di ruangan Ismail yaitu dari
pasien yang datang dari IGD atau Poli, dan jika datang dari IGD maka
dilakukan penanganan kegawatan dahulu dan setelah dokter Jaga
mendiagnosa lalu di laporkan ke DPJP lalu Advis di tulis kemudian
setelah ruangan sudah siap , pasien di bawa ke pavilion ismail. Perawat
IGD atau poli melakukan handover dengan perawat ruangan. Selain itu
perawat ruangan melakukan pengkajian pasien baru di ruang tindakan
dan langsung melakukan pendokumentasian.
Alur penerimaan pasien baru seharusnya saat pasien datang perawat
ruangan memperkenalkan diri, melakukan identifikasi pasien. Gelang
identitas pasien sudah dipasang di IGD dan jika datang dari Poli maka
dipasang di ruangan. Isi yang ada pada gelang pasien yaitu Nama pasien,
No Rekam Medis, Tanggal Lahir, dan, Usia. Setelah itu melakukan
pengkajian pasien baru dan melakukan orientasi ruangan diantaranya
dengan menjelaskan fasilitas, tata tertib, dan aturan rumah sakit sesuai
yang tercantum dalam lembaran penerimaan pasien baru. Setelah itu
memberikan informasi untuk menekan bel pasien yang tersedia pada
setiap kamar bila memerlukan bantuan perawat. Penting bagi orang tua
untuk mengetahui fungsi bel karena pasien anak rawan dan bahaya jika
ditinggal sndirian jika orang tua ingin melapor.
43
2) Timbang Terima
Dari hasil pengkajian tanggal 20-22 April 2020 didapatkan bahwa
observasi perawat di ruang Ismail saat ini untuk pergantian shif telah
dilaksanakan dan sudah menggunakan format timbang terima. Format
yang digunakan sudah baik. Kegiatan timbang terima shif kadang di
lakukan kurang tepat waktu . Kegiatan timbang terima dipimpin kepala
ruangan kemudian untuk shif selanjutnya diserahkan kepada Penanggung
jawab shif selanjutnya. Setelah itu Katim menyampaikan timbang terima
pada penanggung jawab shif selanjutnya. Hal yang disampaikan adalah :
jumlah pasien, identitas, dan diagnosa medis pasien yang mengacu pada
SOAP, data keluhan pasien, data fokus, masalah keperawatan yang
muncul, tindakan yang sudah dilakukan dan tindakan yang belum
dilakukan, pesan dokter mengenai perubahan dosis atau nama obat dan
terapi yang diberikan pada pasien, serta pesan khusus untuk kegiatan cek
laboratorium. Begitu juga pada pergantian perawat pada shif berikutnya.
Penanggung jawab shift mengkonfirmasi jika ada penjelasan yang kurang
jelas.
Pada saat mengawali timbang terima mengucap salam ddan Berdoa
sudah dilakukan, ada lembaran kertas doa yang dilaminating dibacakan
oleh salah satu perawat kemudian disimak atau diikuti oleh perawat lain.
Setelah itu baru menyampangaikan timbang terima. Setelah timbang
terima dilakukan di ruang timbang terima kemudian di validasi langsung
ke semua pasien. Perawat melakukan cuci tangan 6 langkah terlebih
dahulu. Pada saat validasi ke pasien, perawat penanggungjawab ruang
setiap Tim belum semuanya memperkenalkan perawat jaga selanjutnya
pada pasien. Misalnya pada saat operan shif pagi ke siang, belum
memperkenalkan perawat yang bertanggungjawab atau yang bertugas
nanti selama shif siang.
Kegiatan timbang terima yang dilakukan di ruang Ismail sudah
berjalan dengan baik dan lancar. Dan jika ada ilmu baru atau
pengumuman, kepala ruangan atau PJ area dapat menginformasikan pada
saat timbang terima.
44
3) Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat berlajan di pavilion ismail, setelah pasien baru
mendapat obat dan diterima, ditunjukkan ke keluarga setelah itu di
simpan di ruangan sentralisasi obat dan terdapat petugas farmasi. Untuk
UDD farmasi hanya obat oral di siapkan langsung untuk 24 jam oleh
petugas farmasi shift pagi.
Namun pada lembar pemberian dan sentralisasi obat masih belum
terisi TTD dari pasien / keluarga pasien dan hanya ada TTD oleh perawat
saja ketika pemberian obat ke pasien sehingga jika ada masalah atau
keluarga pasien yang bilang kalau belum diberi obat maka perawat tidak
ada bukti dokumentasi pemberian obat yang sudah diberikan ke perawat.
4) Supervisi Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok
didapatkan hasil sebagai berikut : Di ruang sudah dilakukan supervisi
(dokumentasi dan tindakan keperawatan) tetapi menurut katim tidak ada
jadwal secara pasti, maka dari itu bisa dilakukan secara langsung ataupun
tidak langsung. Supervisi dilakukan oleh kepela ruangan kepada kepala
tim dan atau perawat pelaksana. Dalam pelaksanaan supervisi dan
waktunya pun secara mendadak dan tanpa adanya persiapan dari perawat
yang akan di supervise. Format supervisi sudah disediakan di
keperawatan dan format supervisi sudah sesuai SOP guna untuk
meningkatkan kualitas kerja perawat. Hasil supervisi disampaikan kepada
perawat, apabila penilaian masih kurang maka akan dilakukan supervisi
ulang. Setelah melakukan supervisi selalu ada feed back dari supervisor
dan selalu ada follow up. Namun selama pandemi ini pelaksanaan
supervise tidak berjalan sesuai rencana.
5) Ronde Keperawatan
Dari hasil pengumpulan data yang didapat Pengetahuan mengenai
ronde keperawatan bagi setiap perawat berdasarkan angket sangat baik.
Ronde keperawatan bulan april belum di lakukan karena factor pandemic
covid19. Ronde keperawatan terakhir di lakukan bulan awal maret
dengan kasus hisprung pada anak. Semua tim ronde keperawatan
45
bereperan dalam ronde tersebut sesuai dengan wewenangnya masing-
masing.
Namun, masih di temukan pada angket googleform sebagian perawat
tidak mengerti SOP Ronde Keperawatan , ronde dilakukan sebanyak 1-2x
sebulan, penting untuk menginformasikan pada keluarga pasien tentang
ronde keperawatan.
6) Perencanaan Pulang ( Discharge Planning )
Dari hasil pengumpulan data yang didapat pada tanggal 20-22 April
2020 dan laporan perawat di ruang Ismail, discharge planning sudah
dilaksankan dalam pelaksanaannya dan dilakukan oleh perawat, isinya
singkat yang mencakup HE mengenai cuci tangan, keperawatan selama di
Rumah Sakit dan persiapan untuk kontrol selanjutnya. Discharge
planning di ruang Ismail sudah disampaikan saat pasien datang, saat
pasien dirawat dan saat pasien akan pulang. Format discharge planning
sudah tersedia meski terkadang pendokumentasian discharge planning
masih ada yang belum terisi. Berdasarkan wawancara pemberian leaflet
dan penjelasan diberikan pada pasien saat akan pulang. Discharge
Planning sudah sesuai dengan prosedur yang ada, terdapat leaflet di
ruangan. Namun dengan keingintahuan pasien yang tinggi dan persai
ngan rumah sakit edukasi dengan leaflet dan kelengkapan serta update
leaflet perlu untuk ditingkatkan.
Dalam hal ini format discharge planning lebih optimal jika
menggunakan metode IDEAL yaitu include (melibatkan pasien dan
keluarga), Discuss (diskusikan dengan pasien dan keluarga lima bidang
utama untuk mencegah masalah dirumah seperti menjelaskan kepada
pasien dan keluarga tentang dukungan yang diperlukan, menjelaskan obat,
mengidentifikasi tanda gejala atau potensi masalah yang bisa timbul,
menjelaskan hasil tes dan membuat janji tindak lanjut atau control),
Educate (mendidik pasien dan keluarga), Asses(menilai seberapa baik
dokter dan perawat menjelaskan diagnosis, kondisi, dan langkah-langkah
selanjutnya), dan Listen (mendengarkan dan menghomati pasien dan
46
keluarga dan memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
bertanya hal-hal yang belum dipahami).
Jika ada hal- hal yang kurang di pahami pasien bisa menenlpon ke
pavilun ismail atau jika ada kegawatan langsung dating ke IGD. HE pada
orang tua di lihat dari spesifikasi kasusnya, meliputi jika ada alergi, hal-
hal yang harus di hindari atau di perhatikan saat di rumah, dan tanggal
control lagi. Perawat juga menjelaskan obat yang harus diminum di
rumah.
7) Dokumentasi Keperawatan
Dari hasil pengkajian tanggal 20-22 April 2020 didapatkan bahwa
sistem pendokumentasian yang berlaku saat ini adalah SOR (Source,
Oriented, Record), yaitu sistem pendokumentasian yang berorientasi
kepada sumber (lembar penilaian berisi biodata, lembar order dokter,
lembar riwayat medis/penyakit, catatan perawat, dan laporan). Selama ini
catatan keperawatan berisikan jawaban nasihat dokter dan tindakan
keperawatan mandiri perawat.
47
pasien terminal dan keluarga, K3
assesment
18 17 Rencana pelaksanaan & evaluasi RM 05
ASKEP
19 18 Rencana pemulangan pasien & resume RM 05a K
keperawatan
20 19 Form TT RM 051
21 20 Catatan perkembangan pasien RM 08
Terintegrasi
22 21 Catatan Daftar masalah dan prioritasnya RM 08a
23 22 Hasil Laborat RM 09
24 23 Grafik monitoring RM 10
25 24 Assesment Awal Pembagian informasi RM 11
dan edukasi pasien
26 25 Lembar Tranfer dan pasien interna RM 14
27 26 Formulir Relionsiliasi RM 17
28 27 Pengkajian resiko jatuh khusus anak RM 18 ak
29 28 Resume Medis RM 21
30 29 Formulir Surveilans pemakaian kateter RM 25K
vena
Sistem pendokumentasian pada ruang Ismail masih lebih banyak di
dokumentasikan secara manual melalui status pasien dengan format
format tertentu. Penggunaan computer di ruang ismail sebagai pencatatan
pasien masuk dan keluar, pemesanan alkes, obat, dan pemilahan pasien
umum dan BPJS. Dokumentasi yang dilakukan secara manual meliputi
catatan keperawatan berisikan jawaban dari hasil visite dokter dan
tindakan mandiri yang sudah dilakukan perawat. Pengisian evaluasi per
shif menggunakan SOAP namun, pada evaluasi per 24 jam.
2.2.4 Sumber Keuangan (M4/Money)
Dari hasil pengumpulan data yang di dapat pada tanggal 20-22 April 2020
dengan metode pengisian google form pada perawat di Ruang Paviliun Ismail
lantai 2 sebagai berikut:
Sumber dana operasional ruangan, alat kesehatan, fasilitas kesehatan bagi
pasien, fasilitas bahan habis pakai bagi pasien, dan fasilitas kesehatan bagi
petugas kesehatan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari Rumah Sakit Siti
Khodijah Sepanjang, serta dana kesejahteraan pegawai berasal dari Rumah Sakit.
Intensif yang diberikan dari Rumah Sakit yaitu jasa pelayanan yang diberikan
sama untuk semua ruangan sedangkan jasa medic diberikan berdasarkan
pendidikan, masa kerja, dan resiko pekerjaan. Pembiayaan pasien sebagian besar
48
dari BPJS, sedangkan yang lain dari umum dan pihak ke 3. Biaya perawatan yang
berlaku saat ini sesuai perawatan di Ruang Pavilium Ismail lantai 2 terdiri dari
ruang perawatan kelas 1. Kelas 2, High Care Unit (HCU) dan ruang isolasi.
Bedasarakan akumulasi data penanggungjawab pasien rawat inap tanggal 20-22
April 2020 diperoleh presentase rawat inap dengan perincian.
TARIF KAMAR & JASA VISITE DOKTER DI RUANG
PAVILIUM ISMAIL
NO KETERANGAN KAMAR HARGA VISITE
DOKTER
1. Kelas 1 3 dan 7 400.000 125.000
2. Kelas 2 2 dan 4 250.000 100.000
3. Kelas 3 6,8 dan 9 150.000 85.000
4. Isolasi 10 250.000 100.000
5. HCU.Intensif 5 250.000 125.000
49
BIAYA BPJS ANAK RAWAT INAP
NO DIAGNOSA KODE KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3 RAJAL
1. Bronkopneumonia J-4-16-1 4.865.093 4.170.080 3.475.067 201.031
2. CP G-2-10-1 3.268.181 2.801.298 2.334.415 196.308
3. DHF A-4-13-I 2.720.143 2.331.1551 1.942.959 175.031
4. DSS A-4-13-III 3.965.361 3.398.81 2.832.400 175.031
5. Febris A-4-13-I 2.720.143 2.331.551 1.942.295 175.031
6. Febris Hepatitis A-4-13-III 3.965.361 3.398.881 2.832.400 175.031
7. GE K-4-17-1 3.057.251 3.023.187 2.159.322 137.259
8. GE, Hipovolemik K-4-17-III 5.630.294 4.825.996 4.021.638 37.259
9. ISPA U-4-13-1 2.133.791 1.828.964 1.524.136 137.259
10. Kejang Demam G-4-22-1 2.169.225 1.859.331 1.549.446 137.259
11. Status Asmatikus J-14-18-1 2.173.289 1.862.819 1.552.439 201.031
12. Typhoid A-4-14-1 3.884.254 3.329.360 2.774.467 137.259
13. UTI N-4-12-I 2.170.733 1.860.628 1.550.524 125.380
14. Viral Infection A-4-13-I 2.720.143 2.331.551 1.942.595 137.259
2.2.5 M5 (Mutu)
1. Jumlah Kunjungan Pasien
1) Jumlah BOR di ruang rawat inap anak Ismail RS Siti Khodijah Sepanjang
Standart Nasional Indicator Mutu Pelayanan
Indikator Standart Depkes Standar Baber Johnson
BOR 60-85 % 75-85%
ALOS 6-9 Hari 3-12 hari
TOI 1-3 Hari 1-3 hari
BTO 40-60 Kali 30 kali
Table BOR 3 bulan terakhir Januari-Maret 2020 di ruangan anak Ismail
RS Siti Khodijah Sepanjang.
50
Tanggal Jumlah Pasien Kapasitas TT BOR
29 (16 bed
20 April 2020 13 45 %
kosong)
29 (11 bed
21 April 2020 18 62%
kosong)
29 (11 bed
22 April 2020 18 62%
kosong)
Jumlah 49 87 56%
Keterangan:
Nilai Kategori
>80% Tinggi
60-80% Sedang
<60% Rendah
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa distribusi BOR selama
20-22 April 2020 sebesar 53% yaitu termasuk kategori rendah. Ini
dikarenakan akibat terjadi nya penurunan dalam pelayanan selama
terjadinya pandemic covid-19.
2) ALOS (Average Length of Stay), BTO (Bed Turn Over), TOI (Turn Over
Interval)
ALOS (Average Length Of Stay)
Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan adalah secara umum
nilai ALOS yang ideal menurut standar Nasional Indikator Mutu
Pelayanan antara 1-10 hari. Adapun rumus ALOS yaitu:
51
BTO =Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)
(jumlah tempat tidur keseluruhan)
52
3. Indikator Mutu
1) Patient Safety
Dari pengkajian yang telah dilakukan pada bulan Maret 2020, didapatkan
data sebagai berikut :
No Indikator Standar Bulan Januari
1. Angka Kejadian Plebitis 0% 0%
2. Angka Decubitus 0% 0%
3. Angka Kejadian Jatuh 0% 0%
4. Angka Kesalahan Pemberian Obat 0% 0%
5. Angka Cidera Akibat Restrain 0% 0%
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 20-22
April 2020 terkait upaya peningkatan mutu, didapatkan data bulan Maret
sebagai berikut: Angka kejadian dekubitus 0 %, angka kejadian jatuh 0
%, angka kesalahan pemberian obat 0 %, dan angka cidera akibat restrain
0 %.
2) Kenyamanan
Filosofi asuhan keperawatan anak sesuai dengan definisi keperawatan
yaitu diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah
kesehatan aktual atau potensial. Filosofi merupakan keyakinan atau
pandangan yang dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan pada anak yang berfokus pada keluarga, pencegahan
terhadap trauma dan manajemen kasus. Filosofi keperawatan anak antara
lain perawat berfokus pada keluarga (family centered care), atraumatic
care dan manajemen kasus. Filosofi asuhan berpusat pada keluarga
menunjukkan keluarga bersifat konstan dalam hidup anak. Keluarga
didukung dalam peran pemberian perawatan yang alami dan peran
pembuatan keputusan dengan membangun kekuatan unik mereka sebagai
individu dan keluarga. Memberikan pelayanan berpusat pada keluarga
berarti perawat menggabungkan pengetahuan dan keyakinan keluarga
untuk secara konstan peduli terhadap kehidupan anak, melibatkan
keluarga dalam proses perawatan anak sehingga anak anak menerima
pelayanan yang berkualitas (Harrison, 2010). Filosofi family centered
53
care adalah filosofi petugas kesehatan yang bekerja sama diantara
keluarga, perawat, dan tim kesehatan yang lain. dimana kebutuhan
keluarga diprioritaskan untuk mencari pelayanan kesehatan yang baik
untuk anaknya (Ball, Blinder, Cowen, 2012).
Asuhan atraumatik adalah penyediaan asuhan teraputik dalam
lingkugan, oleh personal , dan melalui penggunaan intervensi yang
menghapuskan atau memperkecil distress psikologis dan fisik yang
diderita oleh anak-anak dan kelaurga mereka dalam sistem pelayanan
kesehatan. Manajemen kasus adalah proses mengkoordinasikan pelayanan
petugas kesehatan dengan cara berfokus pada kualitas dan outcome.
Dalam praktiknya diperlukan kolaborasi dengan petugas kesehatan yang
lain yang mempromosikan pelayanan secara berkelanjutan dengan
memfasilitasi kebutuhan pasien dengan ketersediaan sumber. Perawat
case manajer membantu anak dan keluarga memiliki outcome pelayanan
yang terbaik (Ball, Blinder, & Cowen, 2012).
3) Kepuasan
Tingkat kepuasan Pasien terhadap pelayanan. Adapun indikator
kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan dinilai berdasarkan
kuesioner yang berjumlah 20 pertanyaan, masing-masing pertanyaan
diberi nilai berdasarkan jawaban kemudian ditotal tiap-tiap responden dan
dijumlah secara keseluruhan. Kriteria penilaian : jika menjawab “ya”
bernilai 1, dan “tidak” nilai 0. Penilaian kepuasan dilakukan berdasarkan
rentang presentase yang diadopsi dari kriteria Notoatmodjo dimana
kriteria <56% menunjukkan kurang puas, 56-75% menunjukkan cukup
puas, dan 75-100% menunjukkan puas.
Kepuasan Pasien
Puas
10%
Tidak Puas
90%
54
Berdasarkan hasil kuisioner dari 10 pasien sebagian besar 9 pasien
(90%) menyatakan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan adalah
puas. Hal ini dikarenakan perawat memperhatikan dan menanggapi
keluhan pasien. Sedangkan 10% pasien menyatakan cukup puas karena
terkadang perawat tidak memperkenalkan diri dan memberikan
penjelasan sebelum melakukan tindakan.90%
4) Perawatan Diri
Indikator perawatan diri menurut teori D’Orem pada bulan Januari 2019:
No Kategori Jumlah Presentase
Minimal Care 94 13%
1) Kebersihan diri, mandi, ganti
pakaian, dilakukan sendi.
2) Makan dan minum dilakukan
sendiri.
3) Ambulasi dengan
pengawasan.
4) Observasi tanda-tanda vital
dilakukan setiap shift.
5) Pengobatan minimal, status
psikologis stabil.
2 Partial Care 614 86%
1) Kebersihan diri dibantu,
makan dan minum dibantu
dilakukan sendiri.
2) Observasi tanda-tanda vital
tiap 4 jam.
3) Ambulasi dibantu,
pengobatan lebih dari sekali.
4) Voley kateter, intake output
dicatat.
5) Pasien dengan pasang infus,
pengobatan memerlukan
prosedur.
3. Total Care 6 1%
1) Segalanya diberi bantuan.
2) Posisi yang diatur, observasi
TTV setiap jam.
3) Makan memerlukan NGT,
terapi intravena.
4) Pemakaian suction.
5) Gelisah/disorientasi
55
5) Kecemasan
Berdasarkan data sekunder dari kuesioner yang kami sebarkan kepada
20 pasien di ruang Ismail, didapatkan 15 pasien (75%) kecemasan ringan,
sebanyak 5 pasien (25%) mengalami kecemasan sedang, dan sebanyak 0
pasien (0%) tidak mengalami kecemasan. Hal ini dikarenakan pasien
masih berusia < 3 tahun sehingga harus selalu diawasi dan tidak mau
ditinggal pergi oleh ibunya.
6) Pengetahuan
Berdasarkan data sekunder dari kuesioner pengetahuan tentang diare
yang kami sebarkan kepada 20 pasien di ruang Ismail, didapatkan 13
pasien (65%) memiliki pengetahuan baik, sebanyak 5 pasien (25%)
memiliki pengetahuan cukup, dan sebanyak 2 pasien (10%) memiliki
pengetahuan kurang. Hal ini dikarenakan sebagian besar keluarga
menganggap diare merupakan penyakit yang tidak parah dan hanya
berlangsung dalam waktu yang singkat dan masih ada yang belum
mengetahui perbandingan pembuatan cairan oralit.
4. Sasaran Mutu
Adapun pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) di ruang rawat inap
Ismail Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang sesuai dengan Standar
Akreditasi Rumah Sakit Tipe B (Kemenkes, 2014) dan JCI Acreditation
antara lain :
56
b) Pasien diidentifikasi sebelum memberikan obat, darah atau produk
darah.
c) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen
lainnya untuk pengujian klinis.
d) Pasien diidentifikasi sebelum memberikan prosedur perawatan.
e) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten dalam
jam segala situasi dan lokasi.
d. Implementasi di rumah sakit
a) Minimal 2 identitas: Nama lengkap dan tanggal lahir dan atau
nomor rekam medis.
b) Gelang identitas: Pink untuk wanita dan biru untuk laki-laki.
c) Pemasangan gelang identitas untuk semua pasien rawat inap.
d) Berikan informasi ke pasien bahwa petugas kesehatan akan selalu
menanyakan nama dan tanggal lahir sebelum melakukan
tindakan/pemberian obat.
e) Nomor kamar dan tempat tidur tidak boleh digunakan sebagai
identifikasi.
f) Identifikasi pasien dilaksanakan pada saat;
Sebelum melakukan prosedur/tindakan.
Sebelum pemberian obat.
Sebelum pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan lab.
Sebelum pemberian transfusi darah.
g) Identifikasi pasien:
Gelang pink digunakan untuk pasien perempuan Gelang biru
digunakan untuk pasien laki-laki.
Tambahan Manik kuning di gelang digunakan untuk pasien resiko
jatuh. Pasien anak dengan Humpty Dumpty.
Tambahan manik merah di gelang digunakan untuk pasien alergi.
Riwayat alergi (obat-obatan, makanan)/Test antibiotik dengan
hasil positif.
57
identifikasi pasien dengan mencocokkan gelang identitas yang dipakai pasien
dan mengonfirmasi nama pasien dan tanggal lahir/umur sebelum melakukan
tindakan keperawatan.
58
a) Untuk perintah verbal atau melalui telepon, staf yang menerima
pesan harus menuliskan dan membacakan kembali kepada
pemberi pesan.
b) Komunikasi verbal dengan SBAR dilakukan saat:
Saat petugas melaporkan kondisi pasien kepada DPJP (Dokter
Penangggung Jawab Pasien), perawat dengan dengan perawat,
perawat dengan PPA lain seperti ahli gizi, apoteker, tenaga
rehabilitasi medik dan tenaga lainnya.
Catat instruksi di formulir catatan terintegrasi.
c) Komunikasi verbal dengan read back dilakukan:
Saat petugas menerima instruksi verbal per telepon/lisan dari
DPJP.
Saat petugas menerima laporan tes kritis/pemeriksaan cito.
Beri stempel READ BACK.
d) Sistem pendokumentasian dengan SBAR:
S (situation): Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan
hari perawatan, serta dokter yang merawat. Sebutkan diagnosis
medis dan masalah keperawatan yang belum atau sudah
teratasi/keluhan utama.
B (background): Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan
respons pasien dari setiap diagnosis keperawatan. Sebutkan
riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasive,
dan obat-obatan termasuk cairan infuse yang digunakan. Jelaskan
pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosa medis.
A (Assessment): Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien
terkini seperti tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden
score, status restrain, risiko jatuh, pivas score, status nutrisi,
kemampuan eliminasi dan lain-lain. Jelaskan informasi klinik lain
yang mendukung.
R (Recommendation): Merekomendasikan intervensi
keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan (refer to nursing
59
care plan) termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan
keluarga.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20-22 April
2020, komunikasi efektif yang sudah diterapkan di ruang Ismail yaitu
menggunakan metode SBAR (Situation, Background, Assesment,
Recommendation). Pada saat melaporkan kondisi pasien maupun hasil
pemeriksaan klien berupa hasil lab, foto All kepada DPJP sering
dilakukan melalui media sosial, pada pelaksanaan stempel readback,
sebagian rekam medis sudah ada yang diberikan stempel READ BACK
semua rekam medis yang ditulis nama perawat dan advisor, tetapi
terkadang masih ada yang belum ditandatangani oleh dokter DPJP sesuai
ketentuan yang ada.
3) Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai
a. Standar
Mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan keamanan obat
yang perlu diwaspadai.
b. Tujuan
Mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang mengidentifikasi
daftar obat yang perlu diwaspadai serta dilabeli secara jelas dan
diakses oleh petugas mencegah ketidaksengajaan administrasi.
c. Elemen yang diukur
a) Kebijakan dan atau prosedur yang dikembangkan untuk mengatasi
identifikasi, lokasi, pelabelan dan penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai.
b) Kebijakan dan atau prosedur yang telah diterapkan.
d. Implementasi di rumah sakit
a) Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert) terdaftar
dalam kategori obat beresiko tinggi dapat menyebabkan cidera
serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaannya.
b) Pemberian obat high alert kepada pasien:
60
Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka
perawat lain harus melakukan pemeriksaan kembali secara
independen (PRINSIP 7 BENAR).
4)
1. Kesesuaian antara obat dengan rekam medis/instruksi dokter.
2. Ketepatan perhitungan dosis obat.
3. Identitas pasien.
c) Obat high alert infus harus dipastikan:
1. Ketepatan kecepatan infus.
2. Jika obat lebih dari satu, tempatkan label nama obat pada
syringe pump dan di setiap ujung jalur selang.
d) Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar
menjelaskan kepada perawat penerima pasien bahwa pasien
mendapatkan obat high alert.
1. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan
penggunaan label khusus.
2. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR.
3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh
orang yang berkompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori
LASA.
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi dimeja
dekat pasien tanpa pengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat
LASA/NORUM (LookAlike Sound Alike/Nama Obat Rupa
Mirip), saat memberi/menerima instruksi
7.
61
memanggil nama ataupun memeriksa gelang identitas pasien. Di ruang
paviliun Ismail lantai 2 perawat memberikan atau mengencerkan obat dan
pencampuran dilakukan oleh perawat yang sedang berdinas di ruang
Ismail.
62
Kegiatan verifikasi yang dilakukan oleh tim bedah sebelum
tindakan operasi dilakukan.
5) Pengurangan Resiko Infeksi Terkait dengan Pelayanan Kesehatan
a. Standar
Mengembangkan pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi.
b. Tujuan
Mencegah terjadinya pengendalian infeksi dengan cuci tangan.
Pedoman kebersihan tangan yang diterima oleh internasional tersedia
dari organisasi kesehatan dunia (WHO), pusat pengendalian dan
pencegahan penyakit America (CDC US). Monitor dan evaluasi
terhadap kejadian plebitis.
c. Elemen yang diukur
1. Organisasi yang telah diadopsi atau di adaptasi saat ini
menerbitkan dan umumnya menerima pedoman kebersihan
tangan.
2. Organisasi ini menerapkan program kebersihan tangan yang
efektif.
3. Kebijakan dan terkait dengan infeksi.
d. Implementasi di rumah sakit
1) Hand Hygiene
Suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan sabun
/antiseptik di bawah air mengalir atau dengan menggunakan
handrub berbasis alkohol.
2) Kebersihan tangan/Hand Hygiene
a) Hand hygiene menggunakan handrub (6 langkah) tangan
63
3) Lima waktu wajib mencuci tangan:
1. Sebelum Kontak dengan pasien.
2. Sesudah tindakan aseptic.
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien.
4. Sesudah kontak dengan pasien.
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
4) Komponen Kewaspadaan Standar
1. Hand hygiene.
2. Pemakaian APD secara teratur.
3. Penangan benda tajam dengan tepat dan benar (pembuangan
tempat sampah benda tajam ke kotak khusus/safety box).
4. Dekontaminasi alat.
5. Penanganan limbah dan lingkungan.
6. Penanganan linen/laundry yang memadai.
7. Penempatan pasien isolasi.
8. Etika batuk.
9. Praktek menyuntik aman.
10. Praktek pencegahan infeksi
Sebagai upaya pencegahan infeksi, di RS Siti Khodijah Sepanjang
telah terbentuk tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Infeksi
nosokomial meliputi plebhitis, decubitus, ISK (Infeksi Saluran Kemih),
ILO (Infeksi Luka Operasi). Selain terdapat Tim PPI terdapat tim
surveilans untuk mengetahui kejadian infeksi di rumah sakit, tindakan
yang dilakukan yaitu mendata infeksi tiap hari.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 20-22 April dapat diketahui
bahwa hanya disediakan 1 handscrub di setiap bed. Dan di depan ruangan.
Di setiap kamar terdapat 1 wastafel dan tersedia sabun antiseptik disediakan
RS. Akan tetapi masih banyak keluarga yang tidak melakukan cuci tangan.
Dari hasil observasi kepada perawat ditemukan bahwa masih banyak perawat
yang belum melakukan 5 moment for hand hygiene, karena kurangnya
kesadaran diri dari perawat dalam melakukan cuci tangan seuai 5 menit. Hal
ini dapat memicu infeksi nosocomial di Paviliun Ismail Rs Siti Khodijah
Sepanjang.
64
6) Pengurangan Resiko Jatuh
a. Standar
Mengembangkan pendekatan untuk mengurangi resiko yang
membahayakan akibat klien jatuh.
b. Tujuan
Menilai kembali resiko secara berkala setiap pasien untuk jatuh,
termasuk potensi resiko yang terkait dengan regimen pengobatan
pasien dan mengambil tindakan untuk mengurangi atau
menghilangkan resiko yang teridentifikasi.
c. Elemen yang diukur
1. Rumah sakit menerapkan suatu proses untuk penilaian awal pasien
untuk resiko jatuh dan penilaian ulang pasien ketika ditunjukkan
oleh perubahan dalam kondisi atau pengobatan atau yang lain.
2. Ukuran yang diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi
mereka yang dinilai beresiko.
3. Ukuran dipantau untuk hasil, baik kesuksesan pengurangan cidera
jatuh dan apapun yang terkait konsekuensi yang tidak diinginkan.
4. Kebijakan dan atau prosedur terus mendukung pengurangan resiko
membahayakan pasien jatuh.
d. Implementasi di rumah sakit
1) Pengkajian risiko jatuh anak menggunakan Humpty Dumpty:
1. Pada saat pengkajian awal pasien dirawat.
2. Pengkajian dilengkapi dalam waktu 1x24 jam.
3. Jika ada pasien dengan resiko jatuh Pasangkan manic berwarna kuning
pada gelang, bertuliskan fall risk.
4. Pasang sign bertuliskan resiko jatuh.
2) Tingkatan risiko ditentukan sebagai berikut:
1. Risiko Rendah: Skor 7-11
2. Risiko tinggi: Skor 12
3) Intervensi:
1. Lakukan orientasi kamar pasien.
2. Posisikan tempat tidur.
65
3. Pencahayaan yang adekuat.
4. Penggunaan alat bantu
4) Edukasi pencegahan jatuh selama dirawat kepada pasien/keluarga
dan berikan bacaan pencegahan jatuh (dorong partisipasi keluarga
dalam keselamatan pasien, jangan tinggalkan pasien sendiri,
gunakan tempat duduk dikamar mandi saat pasien mandi)
5) Pasien dikaji kembali sesuai kondisinya, apabila anak dengan
resiko rendah dengan skala 7-11 di observasi rutin oleh perawat
setiap dua jam, dan anak dengan resiko tinggi dengan skala 12-23
di observasi rutin oleh perawat setiap satu jam. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara pada tanggal 20-22 April 2020, dapat
diketahui bahwa pengkajian resiko pasien jatuh sudah dilakukan
pada semua pasien pada awal pasien masuk dan didokumentasikan
di rekam medis pasien. Usaha penanggulangan yang dilakukan
pada pasien resiko jatuh adalah dengan menutup side rail dan
masing-masing pasien boleh ditunggu oleh penunggu pasien
sebanyak 1 orang penunggu. Serta pada standart infus diberikan
label segita kuning (Resiko Jatuh).
66
ANALISIS SWOT
No ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT×RATING
1 M1 (KETENAGAAN)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Sejumlah 100% perawat merasa 0.3 4 1,2 S-W =
struktur organisasi yang sudah 3.9 – 3,5
= - 0,4
sesuai dengan kemampuan
perawat
2. Sejumlah 100% perawat merasa 0.2 4 0.8
pembagian tugas sudah sesuai
dengan struktur organisasi
3. Sejumlah 100% perawat merasa 0.3 4 1,2
Kepala Ruangan sudah optimal
melaksanakan tugas – tugasnya
4. Sejumlah 100% perawat 0.1 3 0.3
menganggap kinerja ketua tim
sudah kompeten dalam tugasnya
5. Sejumlah 90% perawat 0.1 2 0.2
mengganggap beban kerja perawat
sudah sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasie
6. Sejumlah 90 % perawat 0,1 2 0.2
menganggap pembagian tugas
diruangan sudah jelas
Total 1 3,9
WEAKNESS
1. Jumlah tenaga perawat belum 0.3 4 1.2
sepada dengan jumlah ruangan
2. Minimnya tenaga S1 keperawatan
dibandingkan dengan
D3keperawatan 0.5 3 1.5
S1 keperawatan : 4 orang
D3 Keperawatan : 9 orang
3. Banyaknya kebutuhan tenaga 0,2 4 0,8
perawat pershift tidak seimbang
dengan jumlah px diruangan 3.5
Total 1
67
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Perawat difasilitasi oleh RS untuk 0.4 4 1,6
mengikuti pelatihan
2. Perawat diberikan kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi 0.3 3 0,9
3. Adanya PRS yang membantu
pekerjaan perawat ruangan 0.3 3 0,9
THREATENED
1. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0.3 4 1.2
kesehatan
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakatakan hukum 0.5 4 2
3. Adanya pertanggungjawaban
legalitas bagi pasien 0.2 3 0,6
Total 1 3,8
2 M2 (SARANA PRASARANA)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH S–W=
1. Ruangan memiliki fasilitas untuk 0.2 4 0.8 3,5 – 2.8 =
px dan tenaga kesehatan 0.5
2. Tersedianya Nurse Station. 0,1 3 0,3
3. Mempunyai peralatan yang 0.3 4 1.2
mendukung proses perawatan
seperti alat oksigenasi, nebulizer,
alat pengukur tanda vital, dan
semua tenaga perawat mampu
mengoperasikan dengan baik.
4. RS swasta tipe B sekaligus sebagai 0.3 3
0.9
RS pendidikan
5. Pengelolaan sampah ruangan 0.1 3 0,3
sudah terpisah antara sampah
medis dan non medis
Total 1 3,5
68
WEAKNESS
1. Ruangan tindakan kurang luas
2. Beberapa alat tidak tersedia 0,1 3 0,3
3. Ruangan menggunakan bed 0.1 2 0.2
dewasa
4. Belum terpakainya sarana dan
prasarana secara optimal 0.3 2 0.6
5. Tidak ada nomer urut bed dalam
kamar ruangan. 0.3 3 0,9
6. Kurangnya jumlah alat sesuai
dengan kebutuhan ruangan 0.2 4 0.8
Total 1 2.8
69
2. Telah di gunakan MAKP model 0.6
MAKP tim 0.2 3
3. Hampir semua perawat mengerti atau
memahami model yang digunakan dan 0.2 2 0.4
menyatakan cocok untuk model yang
ada
4. Model yang digunakan cukup efisien 0.2
5. Memiliki standart asuhan keperawatan 0.1 2
0.1 0.2
6. Terlaksananya komunikasi yang 2 0.2
0.1
adekuat antara perawat dan tim 2
kesehatan yang lain
Total 1 2.8
WEAKNESS
1. Kurangnya jumlah tenaga yang
membantu optimalisasi penerapan 0.5 1
2
model yang digunakan
2. Belum adanya evaluasi pasien yang
0,5 1
ditanda tangani oleh ketua TIM dan PJ 2
Shift
Total
1 2
OPPORTUNITY
1. Adanya kebijakan RS terhadap 0.8
profesionalisasi perawat (perawat 0.2 4
bekerja sesuai dengan fungsi dan
perannya) O-T =
2. Adanya mahasiswa S1 keperawatan 0.3 0.9 2.7 – 2.4 =
melaksanakan praktek management di 3
0.3
ruang ismail
3. Ada kerjasama antara institusi 0.3 0.6
pendidikan dan rumah sakit 2
0.2 0.4
4. Adanya pelatihan management
bangsal 2
1 2.7
Total
THREATENED
1. Persaingan antar Rumah Sakit swasta
0.4 1.2
yang semakin ketat. 3
2. Adanya tuntutan masyarakat yang
0.3 0.6
semakin tinggi terhadap peningkatan 2
pelayanan keperawatan yang lebih
70
professional.
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 0.6
hukum. 0.3 2
Total 2.4
2. Penerimaan pasien baru 1
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH S–W=
1. Sudah sesuai dengan alur peneriman 1.5 3.5 -2.75 =
0.5 3
pasien baru 0.75
1
2. Proses pengkajian sudah dilaksanakan 2
0.25
oleh perawat ruangan. 1
3. Adanya format penerimaan pasien 0.25 2
baru 3.5
Total 1
WEAKNESS
1. Perawat terkadang lupa menjelaskan 2.25
3
fasilitas yang ada di RS dan hal-hal 0.75
yang perlu disampaikan pada pasien
0.5
2. Perawat jarang mamperkenalkan diri 2
0.25
ke pasien.
2.75
Total 1
TREATHENED
O-T=
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 0.9 2.3 -1.9 =
mendapatkan pelayanan keperawatan 0.3 0.4
yang profesional. 3 0.
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0.2 0.6
akan pentingnya kesehatan. 0.3 2
3. Persaingan antar Rumah Sakit swasta 0.2
yang semakin ketat. 0.2
2
1.9
4. Makin tingginya keingintahuan
1
masyarakat tentang penyakit. 1
Total
71
3. Timbang Terima
Internal Factor (IFAS) 1.2
STRENGTH 0.3
0.6
1. Timbang terima sudah dilakukan pada
0.2
setiap pergantian shift 4
2. Timbang terima dilakukan di nurse 0.6
station dan divalidasi kembali ke 0.2 3
pasien 0.2
3. Timbang terima dipimpin oleh karu 0.1 S –W =
atau katim 3 3 - 2.8 =
4. Sudah ada lembar untuk dokumentasi 0.2 0.2
timbang terima 0.1 2
5. Timbang terima diikuti oleh semua 0.1
perawat jaga 0.1 2
0.1
6. Ada interaksi dengan pasien saat
0.1
validasi 1
3
7. Ada kemauan dari perawat untuk 1
melakukan timbang terima 1
Total
0.9
WEAKNESS 0.3
1. Teknik timbang terima, masih kurang 0.4
optimal 0.2 3
2. Timbang terima tidak selalu tepat waktu
sesuai dengan jadwal yang ditentukan 1.5
2
3. Saat melakukan timbang terima 0.5
terkadang tidak fokus kepada masalah 2.8
yang ada dan sering memulai topik lain 1
3
Total
72
saat timbang terima 0.2 2
Total 2.6
1
THREATENED
1.2
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari
0.4
pasien untuk memberikan sarana dan 3
prasarana yang memadai 0.6
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat 0.3
tentang tanggungjawab dan 2
tanggunggugat perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan
3. Persaingan antar ruangan yang 0.6
semakin kuat dalam pemberian 0.3 2
pelayanan.
Total 2.4
1
4. Dokumentasi Keperawatan
Internal Factor (IFAS)
S–W=
STRENGTH 2.5 – 2 =
1. Tersedianya sarana dan prasarana 1.5 0.5
untuk pendokumentasian (format 0.5
timbang terima) 3
2. Sistem pendokumentasian laporan 0.5
harian untuk evaluasi menggunakan 0.25 2
sistem SOAP.
3. Adanya kemauan perawat untuk 0.5
melaksanakan pendokumentasian. 0.25
2
2.5
Total
1
WEAKNESS
1. Dokumentasi obat belum ada stempel 1.5
7 benar 0.75 2
2. Dalam penerimaan obat kepasien
belum ada tanda tangan pasien atau 2 0.5
keluarga 0.25
Total 2
1
73
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY O–T=
1. Kerjasama yang baik antara 0.5 2 1 2-1 = 1
perawat dengan mahasiswa
1
2. Adanya mahasiswa keperawatan 2
0.5
praktik manajemen keperawatan
Total 1 2
THREATHENED
1. Adanya tingkat kesadaran yang 0.5 1 0.5
tinggi dari pasien dan keluarga
tentang tanggungjawab dan
tanggung gugat.
2. Banyaknya tugas limpahkan 0.5 1 0.5
Total
1 1
5. Ronde Keperawatan
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH S–W=
1. Adanya komunikasi yang baik antar 2.6 – 3.5 = -
tenaga kesehatan 0.3 3 0.9 0.5
2. Bidang keperawatan dan ruangan
mendukung adanya ronde keperawatan 0.3 3 0.9
3. Adanya kemauan perawat untuk
melakukan ronde keperawatan 0.2 2 0.4
4. Pelaksanaan ronde keperawatan sudah
0.2 0.4
terjadwal 2
Total
1 2.6
WEAKNESS
1. Belum terlaksanakannya ronde
keperawatan selama pandemic covid 0.5 2
ini 4
2. Jumlah tenaga S1 terbatas sehingga
mempengaruhi saat akan dilakukan
0.5 1.5
ronde keperawatan 3
Total 1 3.5
74
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan dari KARU untuk
0.5 1.5
mengadakan ronde keperawatan pada
perawat dan mahasiswa praktek. 3
2. Perawat diberikan kesempatan untuk 0.3 0.6
memberikan penanganan awal pada
pasien yang mengalami kegawatan 2
jika dokter tidak bisa langsung datang
pada waktu kejadian 0.2 1,2
3. Ronde keperawatan diadakan rutin 3 O–T=
dan terjadwal 3,3 – 3 =
Total 1 3.3 0,3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
0.4 1.6
dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih professional. 4
2. Persaingan antara Rumah Sakit
semakin kuat dalam pemberian 0.2 0.6
pelayanan. 3
3. Perkembangan jenis penyakit baru 0.4 0.8
Total 1 2 3
6. Sentralisasi Obat
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan prasarana 0.2 0.6
untuk pengelolaan sentralisasi obat
(tempat obat, sentralisasi obat) 3
2. Petugas farmasi sebagai penanggung 0.2 0.6
jawab sentralisasi obat 3
3. Sentralisasi obat di ruang ismail
dilakukan pada semua pasien baik 0.4 0.8
pasien umum maupun pasien BPJS 2 S–W=
2 - 1.5 =
1 2 0.5
Total
75
WEAKNESS 0.6
1. Depo farmasi belum ada di setiap 0.5 2
ruangan masih tersentral di Depo
farmasi utama 0.4
0.5
2. Pemberian obat tidak ada tanda 2
tangan keluarga pasien hanya
0.5
perawat saja 1
Total 1 1.5
TREATHENED
1. Adanya tuntutan pasien untuk 1 1 1
mendapatkan pelayanan yang
profesional. 1 1
Total
7. Supervisi
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH 0.5 3 1.5
1. Supervisi keperawatan sudah di
lakukan di Ruang Ismail 0.3 3 0.9
2. Adanya kemauan perawat Ruang
Ismail untuk berubah. S–W=
3. Kabid keperawatan dan kepala 0.2 3 0.6 3–2=1
ruangan mendukung kegiatan
supervisi demi peningkaan mutu
pelayanan keperawatan
1 3
Total
76
WEAKNESS
1. Belum ada program yang terjadwal 1 2 2
tentang supervise dari kepala ruangan
kepada perawat selama pandemic
1 2
covid
Total
8. Discharge Planning
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Diruang ismail sudah dilakukan
discharge planning 0.5 3 1.5
2. Tersedia format discharge planning S–W=
diruang ismail 0.2 2 0.4 2.4 – 2.3 =
3. Memberikan pendidikan kesehatan 0.1
kepada pasien/ keluarga selama
dirawat atau pulang 0.2 2 0.4
4. Tersedianya resume keperawatan
untuk pasien pulang 1
0.1 0.1
Total
1 2.4
77
WEAKNESS
1. Kurangnya edukasi dengan leaflet
meskipun terdapat leaflet diruangan, 0.5 3 1.5
kelengkapan serta update leaflet
2. Discharge planning dilakukan secara 0.3 0.6
lisan kepada setiap pasien/keluarga 2
3. Pendokumentasian discharge planning 1
0.2 0.2
di ruangan
Total 1 2.3
Total 1 2 2.5
TREATHENED
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan 0.3 3 0.9
keperawatan yang profesional.
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat 2
akan pentingnya kesehatan. 0.2 0.4
3. Persaingan antar Rumah Sakit swasta
2
yang semakin ketat. 0.3 0.6
4. Makin tingginya keingintahuan
klien/ keluarga/masyarakat tentang 0.2
1 0.2
penyakit.
Total 1 2.1
4 M4 (KEUANGAN)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Dana didapatkan dari rumah sakit 0.3 3 0.9 S–W=
untuk operasional ruangan. 2.6 -2 =
2. Dana didapatkan dari rumah sakit 0.3 3 0.9 0.6
untuk fasilitas kesehatan.
3. Dana didapatkan dari rumah sakit
untuk tunjangan kesejahteraan 0.4 2 0.8
pegawai rumah sakit dan ruangan.
Total 1 2.6
78
WEAKNESS
1. Perawat bekerja sebagai penanggung 1 2 2
jawab asuhan keperawatan dan
administrasi keuangan di ruangan.
Total 1 2
Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Pengeluaran sebagian besar 1 3
dibiayai institusi 3
Total 1 3
THREATENED
1. Adanya tuntutan dari masyarakat 1 2
untuk pelayanan kesehatan yang 2 O–T=3
kurang baik atau kurang -2
profesional. =1
Total 1 2
5. M5 (Mutu)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Rata-rata BOR pasien rendah 56% 0.5 3 1.5
2. Terdapat 90 % pasien menyatakan
puas terhadap mutu pelayanan 0.5 2 1
keperawatan S-W=
Total 1 2.5 2.5 – 2 =
0.5
WEAKNESS
79
80
DIAGRAM LAYANG
O
DK
1 M4
S
0,75
M5
0,45
M2
0,7
SO
0,5 Ppb
DP
0,4
RK MAKP
0,3
TT
0,2
0,1
-0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0,1 0,4 0,5 0,6 0,8 3,5 1
W S
-0,1
-0,2
-0,3
-0,4 M1
-0,5
-0,6
81
Analisa Diagram Layang
1. Kuadran 1 (Situasi yang menguntungkan)
Pada kuadran 1 terdapat 10 komponen yang memiliki kekuatan dan menguntungkan
bagi ruangan Ismail Siti khodijah yaitu;
a. MAKP yang sesuai dengan kondisi ruangan yaitu menggunakan metode TIM
modifikasi yang dirasa sudah sesuai dengan keadaan ruangan
b. M2,
c. Supervisi dilaksanakan, didokumentasikan dandisampaikan terhadap PP dan
PA oleh Karu
d. Penerimaan Pasien baru dilakukan sesuai alur
e. Dokumentasi Keperawatan, jarang ada masalah mengenai dokumentasi
keperawatan dan format yang ada sudah baik
f. M5,
g. Timbang terima, dilakukan tepat waktu
h. M4
i. Discharge Planning sudah baik, RS sudah memiliki leaflet namun dengan
keingintahuan pasien yang tinggi dan persaingan rumah sakit edukasi dan
kelengkapan serta update leaflet perlu untuk ditingkatkan
j. Sentralisasi Obat di ruang Ismail sudah baik. Sarana dan prasarana sudah
memadai. Adanya UDD petugas farmasi yang menyiapkan obat oral untuk 24
jam di pagi hari
2. Kuadran 2 ( Menghadapi ancaman namun memiliki kekuatan internal)
a. Ketenagaan di ruang ismail masih di dominasi oleh kualifikasi pendidikan D3.
b. Persaingan Antar Rumah Sakit Untuk Meningkatan Kualitas Pelayanan
Meyebabkan ancaman tersendiri bagi ruangan dan rumah sakit karena
menurut akreditasi SNARS yang Mengisi CPPT adalah Tenaga Profesional.
(S1 Keperawatan)
3. Kuadran 3 ( Peluang pangsa pasar yang besar namun memiliki kendala atau
kelemahan internal)
Ronde Keperawatan belum terlaksana selama pandemi covid dan kurangnya tenaga
kesehatan S1
82
4. Kuadran 4 ( Situasi yang sangat tidak menguntungkan, menghadapi ancaman
dan kelemahan internal)
Ruang Ismail tidak memiliki komponen ini
83
2.7 Identifikasi Masalah
84
f. Supervisi keperawatan biasanya dilakukan namun belum ada program
yang terjadwal selama pandemi covid
4. M4 (Money) : Pendanaan yang ada di ruangan ismail tidak ada masalah
5. M5 (Mutu) : Rata-rata BOR pasien didapatkan hasil rendah 56%
2.8 Prioritas Masalah
SKOR ANALISA SWOT
NO Masalah
IFAS EFAS
8 Supervisi 1 0,75
10 M4 (Keuangan) 0,6 1
11 M1 0,4 -0,4
12 M2 0,5 0,7
85
Plain of Action (POA)
88
BAB 3
PERENCANAAN
3.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan model asuhan keperawatan professional
dalam menentukan kebijakan – kebijakan internal yang sifatnya umum, kelompok
menyusun struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua : Achmad Taufiq Ainul Y, S.Kep
Wakil Ketua : I’in Masfiyah, S.Kep
Sekretaris : Gevi Ariningtiyas, S.Kep
Bendahara : Firda Ani Siswanto, S.Kep
Penanggung Jawab MAKP : Aprilia Rizky Anas, S.Kep
Penanggung Jawab SO : Hikmatul Hasanah, S.Kep
Penanggung Jawab PPB :Saidatul Maifuroh, S.Kep
Penanggung Jawab TT : Ishlah Mardatila, S.Kep
Penanggung Jawab RK : Winda Ramdayanti, S.Kep
Penanggung Jawab SV : Zinatul Widad, S.Kep
Penanggung Jawab DP :Dewi Maslahah, S.Kep
Penanggung Jawab Doc : 1. Ana Yusliana, S.Kep
2. Rabiyatul Awaliyah, S.Kep
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan
pengorganisasian dalam pembagian peran sebagai berikut:
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Associate
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan Model
Asuhan Keperawatan Professional (MAKP) di ruangan.
3.2 Strategi Kegiatan
3.2.1 Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP)
Setelah dilakukan analisa dengan metode SWOT maka kelompok
praktek klinik managemen keperawatan di Ruang Ismail menerapkan
Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP) Primary Nursing.
89
Model keperawatan primary nursing merupakan salah satu model
praktik keperawatan professional dimana perawat bertanggung jawab penuh
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien mulai dari klien
masuk sampai keluar Rumah Sakit. Model ini mendorong kemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan keperawatan dan
pelaksanaan asuhan keperawatan selama klien dirawat. Model ini ditandai
dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara klien dan perawat
yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan
keperawatan selama klien dirawat. Konsep dasar model ini adalah tanggung
jawab dan tanggung gugat.
Berikut system pemberian asuhan keperawatan primary nursing.
PP 1 PP 1
PA 1 PA 1
PA 2 PA 2
PASIEN PASIEN
KET :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
Diagram 3.1 Sistem Pemberian Model Asuhan Keperawatan Primary Nursing.
90
Dalam Penerapan MAKP model Primary Nursing terdapat beberapa
kelebihan dan kelemahan :
Kelebihan
1) Bersifat kontinuitas dan komprehensif.
2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil
dan memungkinkan pengembangan diri.
3) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan Rumah
Sakit.
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan
karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang
diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap
pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi. Dokter juga
merasaan kepuasan dengan model primer karena senantiasa mendapatkan
informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan komprehensif.
Kelemahan
Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang
memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan criteria
asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat,
menguasai keperawatan klinis, penuh pertimbangan, serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
Konsep dasar metode primer :
a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
b. Ada otonomi.
c. Ketertiban pasien dan keluarga.
Tugas perawat primer :
a. Mengkaji kebutuhan pasien secara konprehensif.
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas.
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
f. Menerima dan menyesuaikan rencana.
91
g. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
h. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga
social dimasyarakat.
i. Membuat jadwal perjalan kinis.
j. Mengadakan kunjungan rumah.
Peran kepala ruang dengan metode primer :
a. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer.
b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru.
c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
d. Evaluasi kerja.
e. Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staf.
f. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi.
Ketenagaan metode primer :
a. Setiap perawat primer adalah perawat bedside atau selalu berada dekat
dengan pasien.
b. Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer.
c. Penugasan ditentukan oleh kepala ruangan.
d. Perawat primer dibantu oleh perawat professional lain maupun non
professional sebagai perawat asisten.
3.2.1.1 Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
a. Penanggung jawab : Aprilia Rizky Anas, S.Kep
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen oleh
mahasiswa Profesi Ners, Ruang Ismail mampu
menerapkan MAKP Primer secara baik.
Waktu : Pelaksanaan aplikasi MAKP mulai minggu ke III sampai
minggu ke IV
b. Rencana strategis :
1) Mendiskusikan bentuk dan penerapan model MAKP yang
dilaksanakan, yaitu model Nurshing Primary.
2) Mengajukan proposal MAKP dan melaksanakan desiminasi
awal.
92
3) Sosialisasi hasil desiminasi.
4) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
5) Melakukan pembagian peran perawat.
6) Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawap perawat.
7) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
8) Menerapkan model MAKP yang sudah ditentukan.
c. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a. Menentukan penanggung jawab MAKP.
b. Mendiskusikan bentuk penerepan MAKP yaitu Primer.
c. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
d. Melakukan pembagian peran perawat.
e. Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
f. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga
perawat.
2) Proses :
Menerapkan MAKP:
a. Tahap uji coba MAKP pada tanggal 4 Mei 2020
b. Tahap Aplikasi MAKP tahap III- IV pada tanggal 4-17
Mei 2020
3) Hasil :
Mahasiswa mampu menerapkan MAKP Primer sesuai dengan
job discription.
93
b) Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan di ruang perawat,
kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi klien satu-persatu
terutama pada klien-klien yang memiliki masalah khusus serta
memerlukan observasi lebih lanjut
2. Mekanisme Timbang Terima
KLIEN
RENCANA
TINDAKAN
TINDAKAN
TELAH BELUM
DILAKUKAN DILAKUKAN
DILAKUKAN DILAKUKAN
PERKEMBANGAN /
KEADAAN PASIEN
94
6) Hal-hal yang sifatnya khusus di serah terimakan kepada perawat
berikutnya.
7) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima
adalah:
a. Identitas klien dan diagnosis medis.
b. Data (keluhan obyektif dan subyektif).
c. Masalah keperawatan yang masih muncul.
d. Intervensi keperawatan yang sudah dilakukan.
e. Intervensi keperawatan yang belum atau akan dilakukan.
f. Intervensi kalaboratif.
g. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, Tanya jawab dan melakukan validasi terhadap
hal-hal yang telah ditimbang terima atau terhadap hal-hal
yang kurang jelas.
h. Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
i. Lama timbang terima untuk tiap klien tidak lebih dari 3
menit, kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit.
4. Penerapan timbang terima
1) Penanggung jawab : Ishlah Mardatila, S.Kep
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen oleh
mahasiswa Profesi Ners, Ruang Ismail mampu
melaksanakan timbang terima dengan baik
Waktu : Pelaksanaan aplikasi timbang terima dimulai minggu ke
III-IV
Rencana strategi
a. Menentukan penanggung jawab timbang terima.
b. Menyusun format timbang terima serta petunjuk teknis
pengisiannya.
c. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan digunakan untuk
timbang terima.
d. Menentukan jadwal pelaksanaan timbang terima.
95
e. Timbang terima dapat dilakukan secara lisan atau tertulis.
f. Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala
ruangan dan staf keperawatan.
g. Dilaksanakan pada setiap pergantian sift.
h. Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab
sift.
i. Diikuti perawat.
2) Kriteria Evaluasi :
1. Sruktur :
a. Menetukan penanggung jawab timbang terima.
b. Menyusun teknik timbang terima bersama–sama dengan
staf keperawatan.
c. Menentukan timbang terima.
d. Status klien disiapkan
e. Persiapan buku laporan dan buku pesanan khusus.
2. Proses :
a. Melaksanakan timbang terima bersama dengan Karu dan
Staf keperawatan pada pergantian shift.
b. Timbang terima dipimpin oleh Perawat Primer sebagai
penanggung jawab shift.
c. Timbang terima diikuti oleh perawat, mahasisswa yang
berdinas atau akan berdinas.
d. Timbang terima dilaksanakan di nurse station paling lama
15 menit dan 3 menit di setiap klien dengan keadaan
istimewa.
3. Hasil :
a. Perawat mampu melaporkan timbang terima yang berisi
(identitas, diagnose medis, masalah keperawatan, intervensi
yang sudah dan belum dilaksanakan, intervensi kolaboratif,
rencana keperawatan).
b. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara
paripurna.
96
c. Dapat meningkatkan kemampuan komunikasi antar
perawat.
d. Menjalin hubungan kerja sama yang bertanggung jawab
antar perawat.
e. Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan
berkesinambungan.
97
b. Pelaksanaan ronde
Penjelasaan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasaan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas
yang perlu didiskusikan.
Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
Pemberian justifikasi oleh PP atau konselor/kepala ruangan
tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan
yang akan ditetapkan.
c. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut
serta menetapakan tindakan yang dilakukan.
98
D. Alur Ronde Keperawatan
Gambar :
TAHAP PRA PP
RONDE
PROPOSAL
PENETAPAN PASIEN
PERSIAPAN PASIEN :
INFORMED CONCENT
HASIL PENGKAJIAN/
INTERVENSI
MASALAH TERATASI
99
E. Penerapan Ronde Keperawatan
1) Penanggung jawab : Winda Rahmawati, S.Kep
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen oleh
mahasiswa Profesi Ners, Ruang Ismail mampu
melaksanakan ronde keperawatan dengan baik
Waktu : Pelaksanaan aplikasi ronde keperawatan pada minggu III
2) Rencana Strategi :
a. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
b. Menentuka klien yang akan dijadikan subyek dalam ronde
keperawatan.
c. Menyusun proposal kegeiatan ronde keperawatan (strategi dan materi).
d. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan dilakukan.
e. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
f. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan.
g. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala keruangan dan
staf keperawatan.
3) Kriteria Evaluasi
a. Struktur
Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
Menetapkan kasus yang akan di rondekan.
Memberikan informed consent kepada klien dan keluarga.
b. Proses
Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan dan
staf keperawatan.
Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi
yang telah dilaksanakan tetapi belum mampu mengatasi masalah
klien.
Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu
mengatasi masalah klien tersebut.
100
c. Hasil
Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan
masalah klien.
Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan
dilaksanakan.
101
d. Obat yang sudah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kontak obat.
e. Keluarga dan klien wajib mengetahui letak kontak obat.
3. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam format
pemberiaan obat oral/injeksi.
b. Obat – obat yang telah diterima disimpan untuk selanjutnya
diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang telah
tercantum format pemberian obat oral dan injeksi.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskaan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping kemudiaan memberi
kode dan tanda tangan setelah melakukan pemberian obat.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala
ruangan / petugas yang ditunjuk (PP) dan didokumentasikan dalam
format pemberian obat oral/injeksi.
4. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan baru atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan rute pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan
dalam buku disentralisasi obat dan lembar control obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu), maka
dokumentasi tetap dicatat pada buku sentralisasi obat dan lembar
control obat.
5. Obat khusus
a. Obat tersebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan rute pemberiaan yang cukup sulit, memilki
efek samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu
tertentu saja.
b. Pemberiaan obat khusus tetap dicatat pada buku sentralisasi obat
yang dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan pada klien/keluarga: nama obat, kegunaaan
obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian.
102
Wadah obat sebaiknya diserahkan / ditunjukkan pada klien atau
keluarga.
DOKTER
PENDEKATAN PERAWAT
KELUARGA/ PASIEN
FARMASI/ APOTIK
Surat persetujuan
KELUARGA/ PASIEN sentralisasi obat
KET :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
103
b. Rencana strategi :
Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat.
Menyusun proposal sentralisasi obat.
Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja sama dengan
perawat, dokter dan bagian farmasi.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan
sentralisasi obat.
Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja sama dengan
perawat, dokter dan bagian farmasi.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan
sentralisasi obat.
c. Kriteria evaluasi :
Struktur :
Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat.
Menyiapkan sentralisasi obat.
Proses :
Melaksanakan sentralisasi obat klien bersama–sama
dengan perawat, dokter dan bagian farmasi.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan
sentralisasi obat.
Hasil :
Klien menerima sistem sentralisasi obat.
Perawat mampu mengelola obat klien.
Mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian
obat meningkat.
Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat baik
secara hukum maupun secara moral.
Pengelolaan obat efektif dan efisien.
104
3.2.1.5 Supervisi Keperawatan
Secara teori, supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi pokok
manajer berupa proses pemberian sumber–sumber yang dibutuhkan perawat
dalam menyelesaikan tugas–tugasnya untuk pencapaian tujuan, meliputi :
Langkah–langkah supervisi, Prinsip supervisi, peran dan fungsi supervisi,
Tugas supervisi dan Teknik supervisi.
1. Langkah – langkah supervisi :
a. Pra supervisi
Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
Supervisor menetapkan tujuan supervisi.
b. Supervisi
Supervisor ikut dalam pendokumentasikan kegiatan pelayanan
bersama–sama PP dan PA.
Supervisuor meneliti dokumentasi stasus klien.
Supervisor mendapatkan hal–hal yang perlu dilakukan pembinaan.
Supervisor memanggil PP dan PA yang perlu dilakukan
pembinaan.
Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
Supervisor memberikan masukan kepada PP dan PA.
c. Evaluasi
Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan.
Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada PP dan
PA.
2. Prinsip supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar
manajemen, kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan
kepemimpinan.
c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan sesuai
standart.
d. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokrasi antara
supervisor dan perawat pelaksanaan.
105
e. Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik.
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreatifitas dan motivasi.
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna
dalam pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat
dan manajer.
3. Fungsi dan peran supervisor
Fungsi dan peran supervisor khususnya dalam supervisi
keperawatan mempertahankan keseimbangan manajemen pelayanan
keperawatan, manajemen sumber daya, dan manajemen anggaran yang
tersedia.
Manajemen pelayanan keperawatan meliputi : mendukung
pelayanan keperawatan, rencana program keperawatan, implementasi dan
evaluasi keperawatan.
a. Tugas supervisor
Mempertahankan standart praktek keperawatan.
Menilai kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.
Mengembangngkan peraturan dan prosedur pelayanan
keperawatan, bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya.
Memantapkan kemampuan perawat.
Memastikan asuhan keperawatan profesional dilaksanakan.
b. Teknik Supervisi
Secara langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang
sedang berjalan. Supervisor terlibat dalam kegiatan,
memberikan reward dan perbaikan.
Prosesnya :
Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu
tindakan keperawatan didampingi supervisor.
Selama proses, supervisor memberi dukungan.
reinforcement dan petunjuk.
106
Supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi
setelah kegiatan selesai, yang bertujuan untuk menguatkan
cara yang telah sesuai dan memperbaiki kekurangan dan
reinforcement positif dari supervisor.
Secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun lisan.
Supervisor tidak terlibatkan atau melihat langsung apa yang
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara
tertulis.
107
Alur Supervisi
Ka seksi Perawatan
Supervisi
Delegasi
PEMBINAAN 3F PA PA
Penyampaian penilaian (Fair)
Feed Back
Follow Up, pemecahan
masalah, reward/reinforcement
108
4. Penerapan Supervisi
a. Penanggung jawab : Zinatul Widad, S.Kep
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen oleh
mahasiswa Profesi Ners, Ruang Ismail mampu
menerapkan supervisi keperawatan dengan baik
Waktu : Pelaksanaan aplikasi supervisi mulai minggu ke III
b. Rencana strategi :
Mengajukan proposal pelaksanaan supervisi.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
Merevisi konsep supervisi keperawatan.
Menentukan materi supervisi keperawatan
Merevisi format supervisi
Melaksanakan supervisi keperawatan bersama – sama perawat
ruangan.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
c. Kriteria evaluasi :
Struktur :
Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan.
Menyusun konsep supervisi keperawatan.
Menetukan materi supervisi.
Proses :
Melaksanakan supervisi keperawatan bersama perawat ruangan
dan supervisor.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
Hasil :
Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
Supervisor mengevaluasi hasil supervisi.
Supervisior memberikan reward/ feed back pada PP dan PA.
109
3.2.1.6 Discharge Planning
Perencanaan pelaksanaan discharge planning adalah suatu
dokumentasi untuk menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi klien yang
akan pulang dan asuhan keperawatan saat klien di rumah.
1. Langkah – langkah dalam perencanaan pulang Pra discharge planning
1) Perawat primer mengindentifikasikan klien yang direncanakan untuk
pulang
2) Perawat primer melakukan identifikasi kebutuhan klien yang akan
pulang.
3) Perawat primer membuat perencanaan klien pulang
4) Melakukan kntrak waktu dengan klien dan keluarga.
2. Tahap Pelaksanaan Discharge Planning :
1) Menyiapkan klien dan keluarga, peralatan, status, kartu dan
lingkungan.
2) Perawat primer dibantu perawat associate melakukan pemeriksaan
fisik sesuai kondisi klien.
3) Perawat primer memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan
klien dan keluarga untuk perawatan di rumah tentang : aturan diet,
obat yang harus diminum dirumah, aktivitas dan kegiatan, yang harus
dibawa pulang, rencana control, yang perlu dibawa saat control,
prosedur kntrol, jadwal pesan khusus.
4) Perawat primer memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga
untuk mencoba mendemonstrasikan pendidikan kesehatan yang telah
diajarkan.
5) Perawat primer memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga
untuk bertanya bila belum mengerti.
3. Tahap post pelaksanaan Discharge Planning :
1) Karu melakukan evaluasi terhadap perencanaan pulang
2) Karu memberikan reinforcement atau reward kepada klien dan
keluarga jiaka dapat melakukan dengan benar apa yang sudah
dilaksanakan.
3) Follow up
110
4. Discharge Planning
Dokter dan Tim Kesehatan PP dibantu PA
Keadaan Klien :
1. Klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan
klien
Perencanaan Pulang
Program HE : Lain-Lain
Penyelesaian Administrasi
Diet
Obat
Aktivitas dan kegiatan
Yang perlu dibawa pulang
Rencana control
Jadwal pesan khusus
Monitoring (sebagai
program service safety)
oleh:
Keluarga dan Petugas
111
2) Rencana Strategi :
1. Menentukan penanggurg jawab discharge planning.
2. Menentukan materi discharge planning.
3. Menentukan klien yang akan dijadikan subjek discharge planning.
4. Menentukan jadwal pelaksanaan discharge planning
5. Melaksanakan discharge planning.
3) Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur.
a. Persiapan klien, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
b. Penyusunan struktur pelaksanaan Discharge Planning
2. Evaluasi proses
a) Discharge Planning dilaksanakan pada semua klien pulang.
b) Materi yang disampaikan sesuai dengan kebututran klien.
3. Evaluasi hasil
1) Terdokumentasinya pelaksanaan klien pulang.
2) Klien dan keluarga dapat mengetahui perawatan di rumah tentang :
Aturan diet, obat yang harus diminum di rumah, aktivitas, yang harus
dibawa pulang, rencana kontrol, yang perlu di bawa saat kontrol,
prosedur kontrol, jadwal pesan khusus.
112
c. Menyiapkan peralatan khusus
d. Menyiapkan format penerimaan klien baru
2) Tahap pelaksanaan penerimaan klien baru
a. Klien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ perawat
primer/ perawat yang diberi delegasi.
b. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
c. Perawat menunjukkan kamar/ tempat tidur kl;ien dan mengantar ke
tempat yang telah ditetapkan.
d. Perawat bersama karyawan lain memindahkan klien ke tempat tidur
(apabila klien datang dengan branchard/ kursi roda) dan berikan
posisi yang nyaman.
e. Perkenalkan klien baru dengan klien baru yang sekamar.
f. Perawat melakukan pengkajian data awal sesuai format.
g. Barang-barang untuk klien diinventaris, yang diletakkan dialmari
klien yang tidak diperlukan klien dibawa pulang oleh keluarganya.
h. Setelah klien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang :
a) Orientasi ruangan, perawat (termasuk perawat yang
bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter yang
bertanggung jawab dan jadwal visite), tata tertib ruangan.
b) Jarn berkunjung :
Pagi : Pukul 10.00-12.00 WIB
Sore : Pukul 17.00-19.00 WIB
c) Persyaratan menunggu apabila diperlukan : penunggu adalah
keluarga yang terdekat dan masing-masing klien hanya boleh
satu penunggu.
d) Administrasi ruangan yang perlu diketahui :
1) Sentralisasi obat
2) Tata cara pembayaran jasa RS
3) Dokter, nama kepala ruangan, perawat penangggung jawab
klien dan tenaga non keperawatan yang akan berhubungan
dengan klien.
113
4) Tunjukkan alat-alat yang dapat digunakan klien (tempat
tidur,lampu, kipas angin, AC)
e) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang
telah disampaikan.
f) Apabila klien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menandatangani informed concent.
g) Perawat mempersilahkan anggota keluarga yang lain untuk
keluar.
114
Alur penerimaan pasien baru
PRA Karu memberitahu PP akan ada pasien baru di nurse station
PP menyiapkan
1. Lembar pasien masuk RS
2. Lembar format pengkajian pasien
3. Nursing kit dan alat kesehatan yang dibutuhkan
Pelaksanaan 4. Tempat tidur pasien
5. Kartu penunggu pasien
6. Booklet
7. Lembar persetujuan sentralisasi obat
8. Lembar serah terima obat
9. Format pemberian obat
KARU memperkenalkan diri dan memperkenalkan PP serta PA kepada pasien baru dan keluarganya.
PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru dikamar pasien
PP meorientasikan ruangan
PP menjelaskan tentang sentlalisasi obat ( pengertian, tujuan, alur, kelengkapan : lember persetujuan
dilakukan sentralisasi obat, lembar serah terima obat, format pemberian obat, dan penyimpanan obat)
Pasien/keluarga menyetujui dilaksanakan sentralisasi obat dan menandatangani lembar sentralisasi obat
POST Terminasi
Evaluasi
115
3.2.1.8 Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Komponen dari dokumentasi
mencakup aspek komunikasi, proses keperawatan, standar keperawatan.
1. Tujuan Utama Pendokumentasian
1) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat
kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan
dan mengevaluasi tindakan.
2) Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika.
2. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
1) Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi
dan bernilai hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi secara
lengkap, jelas, objektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan atau
perawat. Dalam hal ini perlu dicantumkan waktu dan sebaiknya
dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi yang
salah
2) Jaminan Mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi
kemudahanperawat unruk menyelesaikan masalatr klien serta untuk
mengetahui sejauh mana masalah dapat teratasi. Hal ini juga
memungkinkan perawat untuk rnengetahui adanya masalah baru
secara dini.
3) Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan
klien sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga
kesehatan.
4) Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan
dicatat dengan lengkap sebagai acuan dalam menentukan biaya
perawatan klien.
116
5) Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang
dapat digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa
atau profesi keperawatan.
6) Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan riset untuk
pengembangan ilmu keperawatanan.
7) Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh
mana peran dan fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
3. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian (potter dan
perry, 2005)
1) Jangan menghapus dengan type-x atau menghapus tulisan yang salah.
cara
yang benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2 garis
kemudian dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah itu dituliskan
catatan yang benar.
2) Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat
sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak professional.
3) Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya
akurat.
4) Catat hanya faktor akurat, reliable.
5) Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. coret bagian sisa
yang kosong dan bubuhkan tanda tangan.
6) semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
7) Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang
mengklarifikasi.
8) Tulis hanya untuk diri sendiri.
9) Hindari penulisan yang kurang spesifik.
117
10) Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda
tangan. Pastikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan dianda
tangani.
Kelompok mencoba membuat suatu model pendokumentasian yang mengacu
pada model SOAP. Tehnik pengisian lembar dokumentasi keperawatan:
a. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian persistem.
b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan:
1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register
klien.
2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi.
d. Pada kolom problem ditambahkan data subjektif dan objektif.
e. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah
ditandai dengan "I" (intervensi), nomor masalah dicatat dan dibuat oleh
PP.
f. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari
intervensi diidentifikasi dengan tanda "E” (evaluasi) dan nomor masalah,
berisi tentang jam dan paraf perawat.
g. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal tiap 8 jam (setiap
pergantian jaga).
Selain menggunakan model SOAP pada minggu II, digunakan
modifikasi model dokumentasi keperawatan untuk klien kamar 4 ( 6 Tempat
Tidur). Dokumentasi tersebut meliputi lembar pengkajian, lembar intervensi
keperawatan dan evaluasi dalam satu hari (3 shift). Dengan modifikasi ini
diharapkan dokumentasi yang dilakukan lebih efektif dan efisien yang
dilaksanakan pada minggu II-III
4. Keuntungan pendokumentasian :
1) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan.
2) Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
3) Memungkinkan pemberian asuhan keperwatan secara kontinyu.
4) Perkembangan klien dapat dengan mudah digambarkan.
118
5. Kerugian pendokumentasian:
1) Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu.
2) Pembatasan rencana tindakan keperawaran yang tidak aplikatif untuk
beberapa situasi keperawatan.
6. Bagian dari dokumentasi keperawatan:
Format pengkajian dengan menggunakan format pengkajian
persistem. lembar dokumentasi keperawatan dengan system SOAP
berisi tentang:
a. Nama klien
b. Umur
c. No register
d. Diagnosa medis
e. Diagnosa keperawatan
f. Kolom tanggal dan jam
g. Kolom problem
h. Kolom intervensi
i. Evaluasi
j. Kolom tanda tangan
7. Penerapan Dokumentasi keperawatan
Penanggung jawab : 1. Ana Yusliana, S.Kep
2. Rabiyatul Awaliyah, S.Kep
Tujuan : Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan,
diharapkan semua perawat di Ruang Ismail dan
Mahasiswa Profesi Ners mampu menerapkan
pendokumentasian keperawatan secara baik dan benar.
Waktu : Pelaksanaan aplikasi dokumentasi mulai minggu II –
IV
1) Rencana strategi :
a. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai kasus
b. Merevisi format pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
c. Menyiapkan format / pendokumentasian keperawatan.
119
d. Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat ruangan.
2) Kriteria Evaluasi :
a. Struktur
a) Menentukan penanggungiawab kegiatan.
b) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai
kasus
c) Menyiapkan format pengkajian, diagnosa keperawatan,
Perencanpan, pelaksanaan dan evaluasi.
d) Menyiapkan formatrpendokumetasian keperarvatan.
b. Proses:
a) Penggunaan standar terminologi (pengkajian, diagnosa,
perencaruum, pelaksanaan, evaluasi).
b) Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian di catat
sesuai dengan prosedur dalam catatan yang pennanen.
c) Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa
data yang akurat.
d) Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian
dari catatan yang permanen.
e) Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu.
f) Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama
dirawat, dirujuk pulang ataupun perubahan status klien, respon klien
terhadap tindakan.
g) Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan
klien.
c. Hasil :
Mahasiswa mampu menerapkan pendokumentasian secara baik dan
benar.
120
BAB 4
PELAKSANAAN
Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Metode Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) yang dilaksanakan dalam praktek manajemen keperawatan di Ruang Ismail
RS Siti Khodijah Sepanjang pada tanggal 4-13 Mei 2020. Pelaksanaan MAKP
ditekankan pada komponen utama yaitu: (1) Penerimaan Pasien Baru, (2) Sentralisasi
obat, (3) Timbang Terima, (4) Supervisi Keperawatan, (5) Ronde Keperawatan, (6)
Discharge Planning, (7) Dokumentasi Keperawatan. Fokus pelaksanaan praktek
manajemen keperawatan adalah model asuhan keperawatan profesional primer
(MAKP Primer).
121
4. Pengorganisasian ini dalam satu hari terdiri dari 1 orang KARU, 1 orang
PP di mana PP memiliki 1-2 orang PA. Shift pagi terdiri dari 1 orang
KARU, 2 orang PP dengan 2 orang PA. Shift sore terdiri dari 1 orang PJ
dan 2 orang PA. Shift malam terdiri 1 orang PJ dan 1 orang PA. Dan 1
orang lepas dinas.
4.1.3 Hambatan
Pada minggu pertama mahasiswa masih kesulitan dalam menyamakan
persepsi dalam pendokumentasian model MAKP karena ada beberapa
dokumen yang masih dalam tahap pembaharuan sehingga pada
pelaksanaanya pendokumentasian dirasa masih kurang optimal kemudian
ditambah dengan melakukan kegiatan harus berbasis online dikarenakan
adanya pandemic covid 19. PP yang masih bingung dalam melaksanakan
perannya sehingga banyak informasi dalam hal pemenuhan pelayanan
kesehatan bagi pasien terlewatkan oleh PP yang seharusnya dijadikan suatu
intervensi untuk dilaksanakan oleh Perawat Asosiate.
Karu masih kebingungan dalam memerankan tugasnya, sehingga
dalam pelaksanaannya karu masih belum bisa berperan dengan optimal.
4.1.4 Dukungan
Kepala Ruangan, pembimbing klinik dan perawat Ismail RS Siti
Khodijah Sepanjang memberikan kesempatan kepada mahasiswa praktek
manajemen dan memberi masukan, saran yang bersifat positif berbasis
online dalam memberikan data pasien kelolaan setiap harinya juga untuk
membahas kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa.
4.2 Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
4.2.1 Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan metode asuhan
keperawatan Primer. Adapun bagan metode asuhan keperawatan adalah
sebagai berikut :
122
DOKTER Kepala Ruangan SARANA
RS
Perawat Pimer
Pasien
123
4. Susahnya untuk mendapatkan informasi terkait pasien kelolaan
dikarenakan minimnya waktu perawat di ruangan.
5. Kurangnya keakraban antara mahasiswa dan perawat di ruangan.
4.2.4 Dukungan
1. Kepala ruangan dan staf mendukung pelaksanaan metode asuhan
keperawatan Primer.
2. Adanya dukungan yang diberikan oleh pembimbing akademik dan
klinik.
3. Adanya SDM yang dapat diandalkan.
4. Adanya sarana dan prasarana yang mendukung.
4.3 Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
1. Pengorganisasian
2. Man (M1)
3. Material (M2)
4. Method (M3) :
1) Penerapan MAKP
2) Penerimaan Pasien Baru
3) Sentralisasi Obat
4) Timbang Terima
5) Supervisi
6) Ronde Keperawatan
7) Discharge planning
8) Dokumentasi Keperawatan
5. Money (M4)
6. Marketing (M5)
4.3.1 Pengorganisasian
Ketua : Ach. Taufiq A.Y, S.Kep.
Wakil Ketua : I’in Masfiyah, S.Kep.
Sekretaris : Gevi Ariningityas S.Kep.
Bendahara : Firda Ani Siswanto S.Kep.
124
Penanggung Jawab Kegiatan
1. MAKP : Dewi Maslahah, S.Kep.
2. Sentralisasi Obat : Hikmatul Hasanah, S.Kep.
3. Penerimaan Pasien Baru : Saidahtul Maifuroh, S.Kep
4. Timbang Terima : Ishlah Mardatila, S.Kep.
5. Ronde Keperawatan : Winda Ramda Yanti, S.Kep.
6. Supervisi : Zinatul Widad, S.Kep.
7. Discharge Planing : Aprilia Rizky Anas, S.Kep.
8. Dokumentasi : Ana Yusliana, S.Kep.
: Rabiyatul Awaliyah, S.Kep.
1. M1(MAN)
1) Persiapan
Penilaian dan pengawasan M1 (Man) pada perawat ruangan dilakukan
pada tanggal 20-22 April 2020, dengan menghitung kebutuhan tenaga
perawat berdasarkan metode Douglas pada pasien di Ismail RS Siti
Khodijah Sepanjang.
2) Pelaksanaa
Proses pelaksanaan kegiatan penghitungan kebutuhan tenaga perawat
dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi manajemen kepada pasien di
Ismail RS Siti Khodijah Sepanjang sejak tanggal 20-22 April 2020
menggunakan metode Douglas. Rerata jumlah tenaga perawat di Ruang
kelolaan menurut metode Douglas per hari yaitu 4 orang (tanpa
struktural). Rerata BOR di Ruang keelolaan tanggal 20-22 April 2020
adalah 100%.
3) Hambatan dan Dukungan
Selama menjalankan praktek profesi manajemen, kelompok sering
kali mengalami hambatan dikarenakan adanya pandemic covid 19 yang
membuat praktek majanemen menjadikan praktek berbasis daring
sehingga sangat sulit dalam mengoptimalkan tugas dan peran masing-
masing dengan baik dan benar.
125
Dukungan terhadap pelaksanaan profesi manajemen diperoleh dari
kepala ruangan, tenaga keperawatan ruangan, pembimbing akademik
dan klinik dengan memberikan saran, masukan, dan bantuan informasi.
2. M2 (MATERIAL)
1) Persiapan
Melakukan penilaian dan observasi.
2) Pelaksanaan
Selama praktik profesi manajemen telah membantu mengevaluasi
fasilitas yang seharusnya sesuai dengan standart seperti bed untuk anak-
anak
3) Hambatan
Dengan metode daring membuat mahasiswa terkendala dalam
mengevaluasi secara langsung terkait sarana dan prasarana
3. M3 (METHOD)
1) Penerapan MAKP
a. Persiapan
Penerapan MAKP dilakukan setelah terbentuk struktur organisasi
kelompok, Ganchart, jadwal dinas dan daftar pasien, daftar uraian tugas
kepala ruangan (KARU), Perawat primer (PP) , Perawat associate (PA).
Kemudian dilakukan pembagian tugas untuk melakukan beberapa
kegiatan MAKP seperti penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat,
timbang terima, supervisi, ronde keperawatan dan discharge planning.
Dari setiap kegiatan tersebut telah ditentukan penanggung jawab yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan, mulai dari tahap
persiapan hingga melakukan evaluasi atas kegiatan tersebut. Selain
persiapan struktural, ners muda melakukan belajar bersama tentang
peran KARU, PP dan PA yang seharusnya dilakukan.
b. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan MAKP primer sudah dimulai pada minggu ke 3 tanggal
4-16 Mei 2020. Setiap harinya, mahasiswa yang berdinas mendapatkan
126
peran masing-masing yaitu 1 orang sebagai KARU, 2 orang sebagai PP,
masing-masing PP membawahi 1 orang sebagai PA.
Setiap anggota kelompok mendapatkan kesempatan menjadi KARU
1-2 kali, kemudian mendapat kesempatan menjadi PP sebanyak 1-3 kali
selebihnya ners muda berperan menjadi PA, selain itu saat dinas sore
dan dinas malam ada ners muda yang menjadi PJ & PA . Masing-
masing anggota kelompok menjalankan peran sesuai dengan tugasnya
dan pembagian peran sudah diikuti dengan pembagian jadwal 3 dinas
pagi, sore dan malam. KARU menjalankan tugasnya diantaranya
merencanakan strategi pelaksanaan perawat, mengevaluasi perawat
primer dan perawat assosiate atas tugas yang dijalankan, menghitung
jumlah tenaga perawat dan menentukan tingkat ketergantungan pasien,
mengevaluasi pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan, melakukan
pengecekan kelengkapan dalam pengisian dokumen. Dalam hal ini
kelompok belum menggunakan format untuk mengevaluasi pelaksanaan
pemberian asuhan keperawatan untuk pendokumentasian supervise yang
telah dilakukan. Sedangkan perawat primer menjalankan tugasnya antara
lain melakukan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat serta
melakukan pengkajian terhadap kebutuhan klien secara komprehensif,
membuat tujuan dan rencana keperawatan, membuat list rencana harian
yang harus dilakukan sesuai dengan rencana asuhan keperawatan yang
dibuat, melaksanakan discharge planning, mengkomunikasikan dan
mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan kepada tim medis lain,
mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan,
membuat laporan timbang terima dengan metode SBAR. Untuk perawat
associate, menjalankan tugasnya diantaranya melaksanakan asuhan
keperawatan, memenuhi kebutuhan dasar klien, melakukan tindakan-
tindakan kolaboratif, mendokumentasikan tindakan yang telah
dilakukan.
127
Kegiatan MAKP yang dapat dilakukan oleh ners muda di ruangan
adalah melakukan penerimaan pasien baru dan menjelaskan pada pasien
tentang sentralisasi obat, meminta persetujuan untuk sentralisasi obat,
membuka dan menutup timbang terima, melakukan pelaporan timbang
terima pasien kelolaan pada perawat ruangan menggunakan metode
SBAR, melakukan discharge planning pada pasien kelolaan yang datang
dan akan pulang.
Untuk ners muda telah melaksanakan MAKP dengan baik,
pembagian tugas yang baik antara primary ners, associate ners dan
KARU. Setiap shift ada PA 1 yang ditugasi oleh PP 1 sebagai
penanggung jawab begitu juga dengan PA 2 dan PP 2, jika ada masalah
PA melaporkan kepada PP.
c. Hambatan
Hambatan yang didapatkan adalah dengan adanya kondisi pandemic
covid 19 ini yang membuat ners muda tidak bisa terjun langsung
dilapangan. Saat minggu pertama, ners muda masih bingung dalam
memahami job description yang harus dijalani, saat minggu keduapun,
ners muda menjalankan tugasnya masih merasa kesulitan karena proses
adaptasi dengan peran dan fungi MAKP yang sebelumnya belum pernah
dilakukan oleh Ners muda. Ners muda sama sekali tidak ke pasien
langsung karna kondisi pandemic, sehingga semua data didaptkan dari
perawat ruangan.
d. Dukungan
Hambatan yang muncul selama praktik dapat diatasi dengan dukungan
pembimbing klinik, pembimbing akademik serta kerjasama yang baik
antar anggota kelompok. Model asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh mahasiswa di ruangan ini adalah MAKP Primer. Perawat di
ruangan selalu mempersilahkan mahasiswa praktik untuk melakukan
MAKP sesuai dengan peran mahasiswa masing-masing. Dalam
menerapkan MAKP di ruangan, mahasiswa didukung oleh seluruh
128
petugas/perawat ruangan baik KARU, PP dan PA sehingga
pelaksanaannya berjalan lancar. Selain itu ners muda sudah membuat
penjelasan tentang peran-peran yang dapat dilakukan oleh KARU, PP
dan PA.
e. Evaluasi
Evaluasi yang ditemukan selama praktik profesi manajemen
keperawatan adalah pemahaman mahasiswa sudah cukup baik tentang
penerapan MAKP, namun saat minggu pertama ners muda masih
bingung tentang pembagian job description, sehingga penerapan MAKP
masih memiliki peran yang tersamarkan. Tetapi setelah pertengahan
minggu kedua, ners muda sudah bisa menerapkan peran MAKP dengan
baik, meskipun terkadang masih tidak sesuai dengan jobdisk yang telah
ditentukan.
4.4 Penatalaksanaaan Penerimaan Pasien Baru, Sentralisasi Obat
1. Persiapan
Penerimaan pasien baru merupakan suatu cara dalam menerima kedatangan
pasien baru pada suatu ruangan dan menyampaikan kepada klien dan keluarga
mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib (Nursalam,
2014). Persiapan penerimaan pasien baru meliputi:
1) Menunjuk penanggung jawab kegiatan untuk penerimaan pasien baru.
2) Menyusun format penerimaan pasien masuk, lembar catatan perpindahan
pasien, format pengkajian keperawatan, informed consent sentralisasi
obat, medication chart.
3) Mengidentifikasi adanya pasien baru setiap pergantian shift jaga.
2. Pelaksanaan Kegiatan
1) Role play penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat dilaksanakan pada
hari Selasa 5 Mei 2020 jam 10.00 WI. Pengorganisasian:
Narator : Firda Ani Siswanti, S.Kep
Karu : Ach. Taufiq A.Y, S.Kep
Perawat IGD : Winda Ramda Yanti, S.Kep
129
Perawat Primer : Ishlah Mardatila, S.Kep
Perawat Associate : I’in Masfiyah, S.Kep
: Zinatul Widad, S.Kep
Pasien (An.F) : Dewi Maslahah, S.Kep
Keluarga (An. F) : Gevi Ariningtiyas, S.Kep
Observer : Saidahtul Maifuroh, S.Kep
Pelaksana roleplay dilakukan dengan sistem daring. Role play ini dihadiri
oleh:
1. Selaku Pembimbing Klinik:
1) Rini Widayanti, S.Kep.,Ns
2) Sutik Winarsih, S.Kep.,Ns
3) Dwi Erma Santi, S.Kep.,Ns
4) Kholidatul Umriah, S.Kep.,Ns
2. Selaku Pembimbing Akademik
1) Ratna Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep
2) Aries Chandra Anandhita, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.An
Selama tanggal 4-13 Mei 2020, ners muda memperoleh sebanyak 16
pasien. Ners muda tidak melakukan penerimaan pasien baru secara langsung.
Namun jika nanti di implementasikan maka pelaksanaannya seperti berikut.
Adanya pasien baru sudah bisa teridentifikasi pada saat pergantian shift jaga
untuk pasien yang melakukan inden dari poliklinik atau pasien telah di IGD
dalam waktu lama, sehingga pasien yang baru sudah bisa langsung dibagi oleh
ners muda untuk ners yang bertanggung jawab. Setelah pasien datang, ners
muda bersama ners ruangan menerima pasien baru, melakukan timbang
terima dengan ners IGD. Kemudian ners muda melakukan penerimaan pasien
baru sekaligus melakukan pengkajian rawat inap dan menjelaskan serta
meminta persetujuan untuk sentralisasi obat. Penerimaan pasien barudengan
memulai perkenalan diri, perkenalan perawat yang bertanggung jawab (kepala
ruangan, perawat primer, perawat assosiate), perkenalan dokter yang
bertanggung jawab dan tenaga non keperawatan, memperkenalan pada klien
130
ruangan dan lingkungan seperti kamar mandi, ruang tunggu keluarga, ners
station, ruang ners, depo farmasi, musholla, memberikan penjelasan tentang
aturan rumah sakit, fasilitas, jam berkunjung, penunggu klien, waktu makan,
tata cara pembayaran jasa di rumah sakit, penjelasan akan sistem sentralisasi
obat yakni menggunakan metode Unit Dose Dispensing (UDD). Dalam sistem
ini obat didistribusikan ke ruangan perawat untuk mempermudah pemberian
obat dalam kemasan persekali minum/sekali pemakaian, anjuran untuk tidak
membawa barang berharga, dilanjutkan dengan penjelasan tentang penyakit
pasien kemudian penjelasan tentang cara cuci tangan pada keluarga dan
diakhiri dengan penandatanganan pada lembar penerimaan pasien baru dan
lembar sentralisasi obat.
3. Hambatan
Dalam pelaksanaan kegiatan penerimaan pasien baru pada minggu kedua
sampai ketiga ditemukan hambatan dalam pelaksanaan kurang maksimal
karena pelaksanakan praktek manajemen ini dilakukan dengan metode daring
serta kurangnya komunikasi yang efektif antara perawat ruangan dan Ners
muda sehingga tidak sepenuhnya sesuai dengan tehnik dan alur penerimaan
pasien baru dan pada kegiatan roleplay hambatannya adalah alur penerimaan
pasien baru cenderung maju mundur sehingga keluarga pasien keluar dan
masuk ruangan. Selain itu, peran PA kurang nampak dan beberapa informasi
yang seharusnya disampaikan oleh PP terlewat, sehingga harus belajar lagi
agar lebih maksimal dan mengulang role play
Sentralisasi obat yang dilakukan selama 2 minggu penerapan MAKP
kurang maksimal dikarenakan tidak dapat mengelola sendiri dan dibawah
pengawasan para perawat.
4. Dukungan
1. Pengorganisasian acara penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat yang
terstruktur.
131
2. Proses bimbingan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat oleh
pembimbing akademik dan ruangan
Masukan pada saat role play dari pembimbing klinik dan akademik :
Penerimaan pasien baru:
1. Komunikasi saat operan belum disampaikan secara SBAR
2. Tidak dijelaskan mengenai aturan dan tata tertib diruangan
3. Orientasi lingkungan kurang lengkap
4. Belum dilakukan identifikasi pasien
4.5 Pelaksanaan Timbang Terima
1. Persiapan
Persiapan timbang terima mulai dilaksanakan pada minggu kedua tanggal 9
Mei 2020. Persiapan yang dilakukan antara lain:
1) Membentuk penanggung jawab dan pemeran dari pelaksanaan timbang
terima keperawatan.
Pengorganisasian
Kepala ruangan : Rabiyatul Awaliyah S.Kep
PJ Malam : Saidahtul Maifuroh, S.Kep
PA Malam : Ach. Taufiq A.Y, S.Kep
PP Pagi : I’in Masfiyah , S.Kep
PA Pagi : Zinatul Widad, S.kep
Keluarga Pasien : Gevi Ariningityas, S.Kep
: Firda Ani Siswanto, S.Kep
Narator : Hikmatul Hasanah S.Kep
Observer : Ishlah Mardatila, S.Kep
2) Menyusun format atau buku timbang terima keperawatan serta petunjuk
teknis pengisiannya.
3) Menyusun standar operasional prosedur pelaksanaan timbang terima.
4) Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.
5) Memastikan seluruh ners muda yang dinas pada shift sebelumnya dan
shift setelahnya telah hadir dalam zoom meeting.
132
6) Menyiapkan status rekam medis pasien yang telah diisi dengan
komunikasi SBAR.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Roleplay dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Mei 2020 pada jam 10.00 WIB.
Topik yang disampaikan adalah aplikasi peran dalam pelaksanaan timbang
terima. Pelaksana roleplay dilakukan dengan sistem daring. Sasaran dari
roleplay ini adalah kamar 4 pasien kelolaan. Acara dihadiri oleh:
1. Selaku Pembimbing Klinik:
1) Rini Widayanti, S.Kep.,Ns
2) Sutik Winarsih, S.Kep.,Ns
3) Dwi Erma Santi, S.Kep.,Ns
4) Kholidatul Umriah, S.Kep.,Ns
2. Selaku Pembimbing Akademik
1) Ratna Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep
2) Aries Chandra Anandhita, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.An
Pelaksanaan timbang terima di ruangan Ismail dilakukan dengan sistem
daring. Timbang terima dilakukan selama 30 menit, jika pergantian shift pagi
dimulai jam 14.00-14.30 WIB, jika pergantian shift sore dilakukan pada jam
21.00 - 21.30 WIB sedangkan pergantian shift malam dilakukan jam 07.00-
07.30 WIB. Timbang terima dihadiri oleh seluruh ners muda yang jaga pada
shift sebelumnya dan pada shift setelahnya. Proses timbang terima dimulai
dengan pembukaan oleh KARU, PP, PA pada shift selanjutnya, kemudian
dilanjutkan dengan pemanjatan doa dan PN shift sebelumnya menjabarkan
tentang kondisi umum ruangan yang mencakup jumlah pasien dan tingkat
ketergantungan pasien, kemudian dilanjutkan dengan ners muda shift
sebelumnya menyampaikan keadaan pasien kelolaan dengan menggunakan
metode SBAR, kemudian ners muda shift selanjutnya mencatat dan
menyimak kemudian menyampaikan klarifikasi jika ada informasi yang
kurang jelas. Timbang terima ditutup dengan pemberian reinforcement pada
133
ners muda yang telah bertugas dan memberikan semangat untuk ners yang
akan bertugas.
3. Hambatan
Selama pelaksanaan timbang terima mahasiswa menyampaikan timbang
terima terkadang tidak runtut secara SBAR dan data yang didapat kurang
lengkap dan sedangkan saat role play timbang terima, hambatan yang ditemui
adalah persiapan skenario yang kurang matang tugas dari peran Karu, PP,
terutama PA. Dan dengan metode daring menjadikan kurang efektif dan
terlihat kaku, sebagian dari mahasiswa ada yang lupa menjelaskan intervensi
keperawatan yang belum di lakukan dan intervensi tambahan sehingga perlu
untuk belajar kembali .
4. Dukungan
Ruangan mendukung saat mahasiswa melakukan kegiatan makp timbang
terima keperawatan dengan setiap harinya bersedia memberikan data secara
online untuk kita mengimplementasikan dalam peran menjadi Karu, PP
maupun PA.
Dukungan sepenuhny diberikan oleh pembimbing klinik dan pembimbing
akademik dengan mengarahkan pelaksanaan role play dengan baik.
Masukan pada saat role play dari pembimbing klinik dan akademik :
1. Komunikasi pada saat operan dengan SBAR ada yang terbalik antara
background dan recommendation dan belum lengkap
2. Seharusnya ada 2 PP yang berperan
3. Perangkat yang harusnya ada saat timbang terima tidak ditampilkan saat
roleplay
4. Untuk alur sudah sesuai
5.Saat pre conference harus ada kontrak untuk evaluasi atau post
conference diakhir shift
134
4.6 Pelaksanaan Supervisi
1. Persiapan
Persiapan supervisi keperawatan meliputi konsep supervisi, materi
supervisi dan administrasi penunjang yang meliputi instrumen supervisi
lengkap dengan parameter penilaian, laporan kegiatan supervisi, serta
pendokumentasian hasil supervisi. Pada tahap ini kelompok mempersiapkan
hal-hal sebagai berikut:
1) Membuat proposal supervisi keperawatan
2) Menetapkan Karu, PP,dan PA untuk supervisi keperawatan
3) Menyiapkan media supervisi meliputi format instrumen supervisi, format
laporan supervisi keperawatan, dan lembar penilaian supervisi yang akan
dilaporkan dalam format pendokumentasian supervisi.
4) Pengorganisasian
Kepala ruangan : Aprilia Rizky Anas S.Kep
Perawat Primer : Ana Yusliana S. Kep
Narator : Dewi Maslahah S.Kep
Observer : Zinatul Widad, S.Kep
Acara dihadiri Oleh:
1. Selaku Pembimbing Klinik:
1) Rini Widayanti, S.Kep.,Ns
2) Sutik Winarsih, S.Kep.,Ns
3) Dwi Erma Santi, S.Kep.,Ns
4) Kholidatul Umriah, S.Kep.,Ns
2. Selaku Pembimbing Akademik
1) Ratna Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep
2) Aries Chandra Anandhita, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.An
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Roleplay supervisi ini dilaksanakan pada hari 9 Mei
2020 pada pukul 11.00 WIB yang bertemakan tentang pendokumentasiaan
asuhan keperawatan di Ruang Ismail. Roleplay supervise dilakukan dengam
135
metode supervisi terjadwal dimana kepala ruangan mensupervisi perawat
primer terkait kelengkapan dokumentasi berkas rekam medic. Seperticontoh
pada rencana keperawatan antara tujuan dan output yang akan dicapai kurang
sesuai sehingga kriteria hasil menjadi rancu. Selanjutnya untuk di evaluasi,
karena tidak ada kriteria hasil jadi perawat tidak ada acuan untuk
mengevaluasi hasil tindakan yang sudah dilakukan dan juga pada setiap
tindakan belum semua dicantumkan paraf, tanggal dan jam saat dilakukan.
Hasil supervisi instrument mendapat nilai 81 dengan kategori baik.
3. Hambatan
Selama 2 minggu, mahasiswa belum melakukan supervise secara langsung di
lapangan, hanya supervise dokumen kelengkapan BRM. Sedangkan pada
saatrole play hambatan yang dialami adalah metode yang digunakan dalam
roleplay yakni via zoom meeting.
4. Dukungan
Pembimbing klinik dan akademik juga memberikan bimbingan penuh.
Latihan uji peran dilakukan kelompok sebelum pelaksanaan roleplay
berlangsung.
Masukan pada saat role play dari pembimbing klinik dan akademik :
1. Karu belum menjelaskan secara detail tujuan supervise
2. Instrument penilaian supervise tidak dijelaskan
4.7 Pelaksanaan Ronde Keperawatan
1. Persiapan
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok pada minggu keempat.
Persiapan kasus dilakukan 3 hari sebelum pelaksanaan, dengan uraian sebagai
berikut:
1) Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan dengan menetapkan
pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan.
2) Menyiapkan resume keperawatan pasien selama dirawat
3) Konsultasi pada pembimbing ruangan mengenai resume kasus ronde
keperawatan.
136
4) Pengorganisasian
Narator : I’in Masfiyah, S.Kep
Karu : Gevi Ariningtyas ,S.Kep
PP 1 : Firda Ani Siswanto, S.Kep
PP 2 : Zinatul Widad, S.Kep
PA 1 : Ishlah Mardatila, S.Kep
PA 2 : Dewi Maslahah
Ahli Gizi : Ibu Lintang
Ibu Pasien : Ana Yusliana
Pembimbing Akademik :Aries Chandra Anandhita, S.Kep.,Ns., M.Kep.,
Sp.Kep.An
Pembimbing Klinik : Sutik Winarsih, S.Kep.,Ns
Supervisor : Ratna Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Rini Widayanti, S.Kep.,Ns
Dwi Erma Santi, S.Kep.,Ns
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan dilaksanakan pada hari Kamis,
14 Mei 2020 selama 60 Menit (10.30–11.30 WIB) membahas topik tentang
Asuhan Keperawatan pada An. A dengan masalah keperawatan bersihan jalan
napas tidak efektif dan penurunan curah jantung pada diagnosa medis
Bronkopneumonia + VSD Besar Yang dihadiri oleh Aries Chandara
Anandita., S.Kep., Ns.,M.Kep.,Sp.An. Ratna Agustin., S.Kep., Ns.,M.Kep.
Sutik Winarsih., S.Kep., Ns., Dwi Erma,S.Kep.,Ns . Kegiatan ini dilakukan
via zoom meeting dimulai dengan roleplay dari tahap pra ronde keperawatan
sampai ronde. Dimana tim ronde di ruang nurse station untuk
mempresentasikan kasus yang akan diselesaikan kemudian dilanjutkan
dengan validasi pasien. Kegiatan ronde dibuka oleh KARU selanjutnya
menjabarkan agenda ronde yang akan dilaksanakan kemudian dilanjutkan
dengan PP1 menjelaskan keadaan pasien, dan melakukan validasi ke pasien
langsung. Saat validasi ke pasien, PP 2 melakukan pengkajian kepada pasien
137
kemudian merencanakan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan dengan
Ahli gizi.
Selama ini pelaksanaan Ronde Keperawatan di Ismail sudah berjalan
untuk membahas mengenai masalah yang kompleks pada pasien, hanya saja
metode yang digunakan berbeda, di ruang Ismail menggunakan metode
nursing table.
3. Hambatan
Hambatan dalam proses ronde keperawatan yakni adanya pandemic covid
sehingga mahasiswa tidak ke pasien langsung melainkan hanya berdasarkan
data sehingga kurangnya mahasiswa dalam menguasai kasus ronde
4. Dukungan
Pelaksanaan ronde keperawatan didukung oleh ahli gizi sehingga
pelaksanaannya berjalan lancar. Pelaksanaan roleplay dibuat sedemikian rupa
sehingga yang ners muda lakukan tidak seperti roleplay namun membahas
kasus dan memecahkan bersama masalah yang dihadapi oleh pasien dengan
sebenar-benarnya sehingga ners muda mendapatkan rekomendasi-
rekomendasi positif yang aplikatif.
Masukan pada saat role play dari pembimbing klinik dan akademik :
1) Penguasaan kasus kurang mendalam
2) Kurang terfokusnya masalah yang diambil
3) Belum memaksimalkan pemberian intervensi edukasi kepada keluarga
klien
4.8 Pelaksanaan Discharge planning
1. Persiapan
Persiapan discharge planning dilakukan oleh kelompok pada minggu kedua.
Persiapan kasus dilakukan 3 hari sebelum pelaksanaan, dengan uraian sebagai
berikut:
1) Menyusun proposal kegiatan discharge planning dengan menetapkan
pasien yang akan dilakukan discharge planning dengan pengorganisasian
sebagai berikut:
138
Narator : Firda Ani Siswanti, S.Kep
Karu : Ach. Taufiq A.Y, S.Kep
Perawat IGD : Winda Ramda Yanti, S.Kep
Perawat Primer : Ishlah Mardatila, S.Kep
Perawat Associate : I’in Masfiyah, S.Kep
: Zinatul Widad, S.Kep
Pasien (An.F) : Dewi Maslahah, S.Kep
Keluarga (An. F) : Gevi Ariningtiyas, S.Kep
Observer : Saidahtul Maifuroh, S.Kep
Pelaksana roleplay dilakukan dengan sistem daring. Role play ini dihadiri
oleh:
1. Selaku Pembimbing Klinik:
1) Rini Widayanti, S.Kep.,Ns
2) Sutik Winarsih, S.Kep.,Ns
3) Dwi Erma Santi, S.Kep.,Ns
4) Kholidatul Umriah, S.Kep.,Ns
2. Selaku Pembimbing Akademik
1) Ratna Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep
2) Aries Chandra Anandhita, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.An
2) Menyiapkan checklist daily discharge planning, obat-obatan pasien, dan
leaflet terkait penyakit pasien.
3) Konsultasi pada pembimbing akademik dan pembimbing ruangan
mengenai kasus discharge planning.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Role play Discharge planning dilakukan secara bersamaan dengan role
play penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat dilaksanakan pada hari
Selasa 5 Mei 2020 pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB.
Discharge planning di Ruang Ismail dilaksanakan mulai dari pasien
masuk sampai pasien direncanakan pulang. Namun, pada saat role paly
discharge planing hanya dilakukan sampai tahap 2 yaitu pada saat pengkajian
139
pengetahuan keluarga pasien dan penjelasan mengenai mekanisme penyakit,
penyebab, meliputi penyakit yang diderita dengan media leaflet. Pasien yang
digunakan dalam role play discharga planning adalah pasien dengan diagnose
DHF.
4. Hambatan
Hambatannya yakni mahasiswa tidak bisa melakukan discharge planning
secara langsung dengan keluarga pasien
5. Dukungan
Dukungan didpatkan dari pembimbing akademik dan klinik dalam
memberikan arahan dan bimbingan
Masukan pada saat role play dari pembimbing klinik dan akademik :
1. Penyampaian DP sudah disampaikan sesuai tahapan
4.9 Pelaksanaan Dokumentasi Keperawatan
1. Persiapan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan dengan mempersiapkan
kelengkapan format asuhan keperawatan yang berisi tentang pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Selain itu juga
ada format-format lain untuk menunjang pendokumentasian secara sistematis.
Dalam pendokumentasian keperawatan, kami menambahkan beberapa format
yang dimodifikasi yaitu lembar observasi, lembar sentralisasi obat , lembar
persetujuan sentralisasi obat, lembar penerimaan pasien.
2. Format pendokumentasian secara rinci terdiri dari:
No. Kode Uraian Bagian
1. RM 01 Ringkasan Pasien Masuk dan Keluar
2 RM 02 Persetujusn Umum
3. RM 03 Lembar Penerimaan Pasien Baru
4. RM 03a Surat Persetujuan dilakukan sentralisasi obat
5. RM 04d K Asesmen Keperawatan Anak
6. RM 05a Rencana Pemulangan pasien dan Resume keperawatan
140
7. RM 05.1 Form Timbang Terima
8. RM 08 Catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT)
9 RM 08a Daftar masalah dan prioritasnya
10. RM 09 Hassil pemeriksaan laboratorium radiologi-dll
11 RM 10 Grafik monitoring
12 RM 11 Assessment awal pemberian informasi dan edukasi pasien
13. RM 12 Lembar observasi pasien
14. RM 13 Lembar distribusi dan sentralisasi obat
15. RM 18 a k Pengkajian resiko jatuh
16. RM 21 Resume medis
17. RM 25 k1 Komite pencegahan dan pengendalian infeksi
3. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dokumentasi asuhan keperawatan dilaksanakan pada
seluruh pasien kelolaan mahasiswa yang rawat inap di lantai 2, dimulai
setelah masuk rawat inapsampai dengan pasien pulang. Lembar catatan
perpindahan pasien diisi ketika hand over dengan ners UGD dilanjutkan
dengan pengisian lembar identitas pasien. Kemudian ners muda akan
melakukan proses penerimaan pasien baru, penjelasan dan meminta
persetujuan untuk sentralisasi obat kemudian dilanjutkan dengan melakukan
pengkajian dan didokumentasikan di format pengkajian. Setelah hand over
dan melakukan tindakan serta SBAR dicatat di . Lembar observasi. Selama
pasien dirawat, jika ada tindakan medis yang akan dilakukan maka ners muda
memintakan persetujuan keluarga di lembar persetujuan tindakan. Ketika ada
pasien KRS, ners muda mengisi resume medis dan melengkapi dokumentasi
pada form rencana pemulangan pasien dan atau tanda tangan yang harus di isi.
4. Dukungan
Pelaksanaan dokumentasi keperawatan dibimbing oleh perawat ruang rawat
inap apabila ada yang kurang jelas dalam pengisiannya. PJ unit Ismail juga
ikut menjelaskan tentang tata cara pengisian RM.
141
5. Hambatan
Pelaksanaan dokumentasi keperawatan mengalami hambatan dalam hal
penerimaan pasien baru, karena ners muda tidak langsung bertatapan muka
dengan pasien dan keluarga sehingga terdapat beberapa RM yang belum terisi
dengan lengkap dan belum mendapat persetujuan dari keluarga
4. M4 (MONEY)
1. Persiapan
Pengawasan M4 (money) pada Ismail dilakukan dengan cara wawancara
dengan pegawai RS mengenai sumber, sistem pendanaan bagi karyawan
dan pengadaan barang-barang Rumah Sakit.
2. Pelaksanaan
Sumber pembiayaan ruangan, sepenuhnya bersumber dari Rumah Sakit.
3. Hambatan dan dukungan
Pembiayaan Rumah Sakit termasuk dalam manajemen Rumah Sakit
sehingga mahasiswa manajemen tidak mempunyai wewenang dalam
mengelola M4 (Money). Selama praktek manajemen di Ismail RS Siti
Khodijah Sepanjang, mahasiswa manajemen hanya dapat membantu
dalam pemeliharaan alat-alat (sarana rumah sakit) dengan adanya
pembuatan petunjuk teknis.
5. M5 (MUTU)
1. Persiapan
Menyiapkan format Kuesioner kepuasan pasien diisi ketika pasien
rencana keluar rumah sakit.. Selain itu ners muda juga
mendokumentasikan BOR dan tingkat ketergantungan pasien terhadap
kebutuhan perawat. Dimana anggota kelompok melaksanakan
pendokumentasian secara bergantian sesuai dengan jadwal dinasnya.
2. Pelaksanaan
Dikarenakan pandemic covid mahasiswa tidak bisa praktek secara
langsung di rumah sakit, sehingga tidak bisa mengimplementasikan
secara langsung terkait mutu hanya mendokumentasikan. Jika ners muda
142
praktek maka seharusnya akan seperti ini yakni selama ners muda
praktek, ners muda melakukan pengawasan terhadap kejadian resiko
jatuh, phlebitis, medication error, kenyamanan, dan kecemasan. Ners
muda melakukan pengecekan terhadap keadaan umum pasien dan ners
muda akan langsung melaporkan kejadian resiko jatuh jika menemukan
tanda-tanda resiko jatuh, phlebitis, medication kepada ners ruangan.
Selain itu ners muda dan ners ruangan akan berusaha memberikan obat-
obatan yang pekat dengan tingkat pengenceran yang maksimal atau
dilakukan dengan pengedripan dalam PZ 100 cc, ners muda juga
berusaha menjaga hygiene. Kemudian ners muda memberikan
pendidikan kesehatan pada keluarga dan pasien tentang posisi yang tepat
dan mengajarkan keluarga untuk memposisikan pasien yang tepat saat
mobilisasi.
Ners muda melakukan penerapan patient safety lainnya yaitu dengan
memastikan pasien menggunakan bedrail dan memasangkan bedrail jika
menemukan ada yang tidak menggunakan kemudian memberikan
penjelasan pada keluarga tentang pentingnya penggunaan bedrail.
Ners muda melakukan pengecekan pada pemakaian gelang setiap
kali penggantian shift dan mengajukan pemakaian gelang kembali jika
ada yang tidak memakai gelang.
Ners muda juga membantu dalam menyiapkan obat-obatan,
memberikan tanda etiket pada obat yang akan diberikan berupa nama
pasien dan nama obat. Kemudian ners ruangan akan melakukan double
checker sebelum menyiapkan/mengaplus obat-obatan. Ners muda akan
mengecek terlebih dahulu gelang identitas pasien sebelum memberikan
obat-obatan.
3. Hambatan
Tidak terjunnya mahasiswa secara langsung di rumah sakit menjadikan
mahasiswa tidak bisa mengimplementasikan dan mendokumentasikan
secara detail dan rinci terkait mutu.
143
4. Dukungan
Tenaga keperawatan ruangan memberikan kesempatan dan dukungan
kepada mahasiswa praktik manajemen dalam melakukan
pendokumentasian indikator jaminan mutu keperawatan.
144
BAB 5
EVALUASI
145
3. Memperagakan peran sebagai Karu, PP dan PA
5.2.3 Evaluasi Hasil
1. Dapat diterapkan metode Asuhan keperawatan professional Primer
2. Peran Karu, perawat primer dan perawat associate dapat diperankan
sesuai dengan job description (terlampir)
5.3 Penerimaan Pasien Baru dan Sentralisasi Obat
5.3.1 Evaluasi Struktur penerimaan pasien baru
Persiapan dilaksanakan sejak 2 hari sebelum acara dimulai. Penetapan
pasien yang ikut untuk penerimaan pasien baru dilaksanakan siang itu
juga dan menyiapkan sarana dan prasarana yang menunjang antara lain:
lembar penerimaan pasien baru, lembar serah terima pasien dari ruangan
lain, informed consent, format pengkajian, nursing kit, dan lembar tata
tertib pasien dan pengunjung serta penunggu pasien 1 orang. Penerimaan
pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh Karu dan PP sedangkan pada
shift sore dan malam dilakukan oleh PJ shift.
5.3.2 Evaluasi Proses timbang terima
1. Pasien baru disambut oleh Karu, PP dan PA
2. Perawat mempekenalkan diri kepada pasien dan keluarganya
3. PP dan PA melakukan pengkajian fokus pada pasien
4. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang orientasi
ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan
sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jwab dan jadwal
visite), tata tertib di ruangan
5. Dalam penyampaian sentralisasi obat, PP menjelaskan semua
mengenai sentralisasi obat yang diruangan, termasuk alur
penerimaan obat hingga distribusi obat ke pasien
6. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan
7. Keluarga sudah jelas maka diminta untuk menanatangani lembar
penerimaan pasien baru.
146
5.3.3 Evaluasi Hasil
1. Kegiatan dihadiri oleh 4 pembimbing klinik dan 2 pembimbing
akademik.
2. Peran PA sudah nampak dan sesuai dengan tugas nya.
Tabel 5.3 Evaluasi dalam pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru
No. Masalah Sebab Rekomendasi
1. Mekanisme Alur dan peran
Roleplay dilakukan secara daring sehingga System serta komunikasi
kurang maksimal dalam implementasi daring sudah sesuai
2. Isi
tidak ditemukan masalah dalam peran. - -
3 Peran - -
tidak ditemukan masalah dalam peran.
5.4 Evaluasi Proses timbang terima
5.4.1 Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
disiapkan antara lain : catatan timbang terima, status klien dan kelompok
sift timbang terima pagi dan sore. Timbang terima dilaksanakan pada
pergantian shift pagi ke sore yang dipimpin oleh kepala ruangan, pada
shift pagi ke sore dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
Role play timbang terima dilakukan pertama pada tanggal 5 Mei 2020..
5.4.2 Evaluasi proses
Selama pelaksanaan timbang terima selama 2 minggu mahasiswa
menyampaikan timbang terima terkadang tidak runtut secara SBAR dan
penyampaian revisi atau pesan dokter setelah visite terkadang tak
tersampaikan sedangkan saat role play timbang terima, hambatan yang
ditemui adalah berbedanya pemain pada saat latihan dan role play
sehingga tidak maksimal pada saat role play.
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan
dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan
mengganti shift. Perawat primer mengoperkan pada penanggung jawab
berikutya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan
di nurse station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station.
147
Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan,
intervensi yng sudah dilakukan. Intervensi yang belum dilakukan dan
pesan khusus.
5.4.3 Evaluasi hasil
1. Kegiatan dihadiri oleh 2 pembimbing akademik dan 4 pembimbing
klinik.
2. Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan
peran masing-masing tetapi belum maksimal.
3. Pemeran masih binggung dengan post conference dan pre
conference.
4. Selama pelaksanaan timbang terima selama 2 minggu mahasiswa
menyampaikan timbang terima terkadang tidak runtut secara SBAR.
5. Sebagian dari mahasiswa ada yang lupa menjelaskan intervensi
keperawatan yang belum di lakukan dan intervensi tambahan
6. Kegiatan role play berjalan dengan lancar.
Tabel 5.4 Tabel Evaluasi dalam pelaksanaan Timbang Terima
Masalah Penyebab Rekomendasi
Mekanisme:
Kurang maksimal Dilakukan secara daring Alur peran dan komunikasi
sudah sesuai
Isi:
1. Pemeran masih binggung 1. Pemeran masih binggung. 1. Pemeran harus faham
dengan pre conference dan dengan pre conference dan
post conference. post conference.
Role:
148
pengkajian fokus tentang penyakit, yang dilakukan oleh PP dengan
dibantu PA.
5.5.2 Evaluasi proses
Role play Discharge planning dilakukan secara bersamaan dengan
role play penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat dilaksanakan pada
hari Selasa, 5 Mei 2020 pukul 10.00 WIB.
Discharge planning di Ruang Ismail dilaksanakan mulai dari pasien
masuk sampai pasien direncanakan pulang namun mahasiswa tidak
melakukan secara langsung dikarnakan metode daring ini. Namun, pada
saat role paly discharge planing dilakukan sampai tahap 1 yaitu pada
saat pengkajian pengetahuan keluarga pasien dan penjelasan mengenai
mekanisme penyakit, penyebab, meliputi penyakit yang diderita. Pasien
yang digunakan dalam role play discharge planning adalah pasien
ruangan 4 dengan diagnose DHF. Pelaksanaan discharge planning
melibatkan peran kepala ruangan, PP, PA dan keluarga klien serta klien.
Kegiatan dibuka di nurse station oleh Kepala Ruangan, kemudian
pengkajian dilakukan di nurse station oleh PP dan PA secara lisan dan
dilakukan demontrasi cuci tangan 6 langkah. Kemudian PP melakukan
evaluasi terhadap materi yang disampaikan kepada keluarga dan pasien
dan mendokumentasikannya dalam format discharge planning.
5.5.3 Evaluasi Hasil
1. Kegiatan dihadiri oleh 2 pembimbing akademik, 4 pembimbing
klinik.
2. Pelaksanaan discharge planning kurang maksimal.
3. Pelaksanaan ini juga dilakukan hanya tahap 1.
4. Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan
peran masing-masing.
5. Informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh keluarga
pasien
Tabel 5.5 Evaluasi dalam pelaksanaan Discharge Planning
Masalah Sebab (5W) Rekomendasi
Mekanisme: Dilakukan secara daring Alur, peran dan
Kurang maksimal komunikasi sudah sesuai
149
Isi: - -
Tidak ditemukan masalah
5.6 Supervisi keperawatan
5.6.1 Evaluasi struktur
1. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
2. Menyusun konsep supervisi keperawatan
3. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
4. Menentukan materi supervisi
5. Persiapan alat dan pasien
6. Persiapan dilakukan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan
proposal dan berlatih role play. Perawat primer dan perawat
assosiated yang akan disupervisi pada dokumentasi asuhan
keperawatan dan kepala ruangan sebagai supervisior.
5.6.2 Evaluasi proses
Pelaksanaan kegiatan Roleplay supervisi ini dilaksanakan pada hari
Sabtu, 9 Mei 2020 pada pukul 10.00 WIB yang bertemakan tentang
pendokumentasiaan asuhan keperawatan di Ruang Ismail.
5.6.3 Evaluasi Hasil
1. Kegiatan dihadiri oleh 2 pembimbing akademik, 4 pembimbing
klinik.
2. Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan
peran masing-masing tetapi belum maksimal
Tabel 5.6 Evaluasi dalam pelaksanaan Roleplay Supervisi
Masalah Sebab (5W) Solusi
Mekanisme Dilakukan secara daring Alur, peran dan
Kurang maksimal komunikasi sudah
sesuai
Isi
Tidak disebutkan tujuan Tidak disebutkan yang disupervisi Harus dijelaskan
supervise secara detail karu oleh PP kelengkaan perbedaannya
dokumentasi atau kualitas PP dalam
pendokumentasian
Peran
Idak ditemukan masalah
150
5.7 Ronde Keperawatan
5.7.1 Evaluasi struktur
Persiapan dilaksanakan 3 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan
laporan pelaksanaan, undangan dan berlatih role play. Perawat primer
yang mengajukan untuk diadakannya ronde keperawatan serta anggota tim
ronde keperawatan lainnya yang akan mengikuti proses ronde keperawatan
dimana ronde keperawatan dihadiri oleh sesama profesi perawat dengan
tujuan untuk memecahkan masalah keperawatan diantaranya meliputi
Kepala Ruangan, pembimbing klinik, perawat primer, perawat associate.
5.7.2 Evaluasi proses
1. Seluruh anggota tim ronde keperawatan mengikuti kegiatan dari awal
hingga akhir.
2. Kegiatan Roleplay dihadiri oleh 1 pembimbing akademik, 1
pembimbing ruangan, 2 supervisor, dan juga 1 ahli gizi via zoom
meeting.
3. Pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan hari Kamis, 14 Mei 2020
selama 60 Menit (10.30–11.30 WIB) membahas topik tentang
Asuhan Keperawatan pada An. A dengan masalah keperawatan
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Penurunan Curah Jantung
pada diagnose Bronkopneumonia + VSD Besar. Kegiatan ini dimulai
dengan tahap pra ronde keperawatan- selesai
4. Kegiatan ronde dibuka oleh KARU selanjutnya menjabarkan agenda
ronde yang akan dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan PP1
menjelaskan keadaan pasien, dan melakukan validasi ke pasien
langsung. Saat validasi ke pasien, PP 2 melakukan pengkajian
kepada pasien kemudian merencanakan rencana tindak lanjut yang
akan dilakukan bersama ahli gizi.
5. Seluruh anggota tim ronde berperan aktif dalam kegiatan ronde
sesuai peran yang telah ditentukan
5.7.3 Evaluasi Hasil
1. Perawat primer melapor kepada kepala ruangan bahwa akan
dilakukan ronde keperawatan pada pada An. A dengan masalah
151
keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Penurunan
Curah Jantung pada diagnose Bronkopneumonia + VSD Besar
2. Persiapan sudah diselesaikan dan roleplay dilaksanakan via zoom
meeting
3. Kepala ruangan mempersilahkan perawat primer menyampaikan
identitas klien, pengkajian keperawatan, intervensi yang telah
dilakukan.
4. Seluruh tim ronde memvalidasi data ke pasien.
5. Kepala ruangan membuka sesi diskusi.
6. Kegiatan ronde keperawatan ditutup oleh kepala ruangan
7. Hasil diskusi ronde keperawatan didokumentasikan
Peran
1. Semua team sudah perawat primer telihat bingung. Peran seharusnya terlihat
berperan dengan baik menonjol saat diskusi.
sesuai dengan tugasnya
masing hanya saja peran
kurang maksimal
Tabel 5.8 Daftar jumlah pasien dengan jenis penyakit terbanyak di ruang
kelolaan ruang Ismail kamar 6 tanggal 4-13 Mei 2020.
No Penyakit Frekuensi Presentase
1 DF 6 37,5%
2 GEA + vomiting dehidrasi 3 18,75%
3 Vomiting febris 2 12,5%
4 Epilepsi 1 6,25%
5 KDS 1 6,25%
6 KDK 1 6,25%
152
7 Hiperpireksia 1 6,25%
8 CF Cruris Femur Dextra 1 6,25%
Jumlah 16 100%
153
8 An MR Vomiting Febris 5-5-2020 8-5-2020 5 PS
9 An. B Hiperpireksia 7-5-2020 9-5-2020 3 PS
10 An. A CF Cruris femur dextra 8-5-2020 11-5-2020 4 PS
11 An. GEA 8-5-2020 11-5-2020 4 PS
Adf
12 An. W Epilepsi 9-5-2020 11-5-2020 3 PS
13 An. L DF 10-5-2020 12-5-2020 3 PS
14 An. I DHF+DISPEPSIA 11-5-2020 - - MP
15 An. Z DF 11-5-2020 - - MP
16 An AQ GEA+Dehidrasi+Vomiting 13-5-2020 - - MP
154
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melayani pasien.Hari perawatan
berbanding lurus dengan biaya yang harus dikeluarkan, artinya bahwa
semakin lama pasien dirawat di RS akan semakin banyak biaya yang
dikeluarkan. Sehingga dengan penerapan asuhan keperawatan secara MAKP
(Primary Nursing) diharapakan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan
kepuasan pasien, yang pada akhirnya akan mempengaruhi lamam RS. Secara
keseluruhan rata-rata ALOS di Ruang Ismail RS siti Khodijah selama 4 hari
dimana dapat disimpulkan bahwa ALOS di ruangan sesuai dengan indikator
baik yaitu kurang dari 6-9 hari.
Tingkat Ketergantungan
Pasien Jumlah Jumlah Presentase
No Tanggal
Minimal Partial Total Px Bed BOR
Care Care Care
1 4/5/2020 2 3 0 5 5 100%
2 5/5/2020 1 1 0 2 5 40%
3 6/5/2020 1 1 0 2 3 67%
4 7/5/2020 3 0 0 3 3 100%
5 8/5/2020 0 2 0 2 3 67%
6 9/5/2020 2 1 0 3 3 100%
7 10/5/2020 0 3 0 3 3 100%
8 11/5/2020 2 1 0 3 3 100%
9 12/5/2020 2 1 0 3 3 100%
10 13/5/2020 2 0 0 2 3 67%
JUMLAH 841%
RATA – RATA 84,1%
155
BOR di ruangan Ismail kamar 6 di dapatkan prosentase sebesar 84,1%.
Salah satu indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS
adalah BOR. Secara teoritis BOR optimal adalah 70%-85% yang artinya
semakin tinggi angka BOR akan mempengaruhi TOI (Turn Over Interval)
sehingga akan berakibat meningkatnya tingkat stres kerja dan kinerja perawat.
Tetapi disisi lain peningkatan BOR akan mempengaruhi income RS. Jadi
dapat disimpulkan bahwa BOR diruangan Ismail dengan prosentase 84,1%
memiliki beban kerja yang cukup tinggi dan berat.
Tabel 5.12 Evaluasi status pasien kelolaan KRS di Ruang Ismail kamar 6 RS
Siti Khodijah Sepanjang dari Tanggal 4-13 Mei 2020.
No Status Pasien Frekuensi Persentase(%)
1 Pulang Sembuh 12 75%
2 Pindah kamar 1 6,25%
3 Pulang Paksa 0 0%
4 Meningal 0 0%
5 Masih Rawat Inap 3 18,75%
Jumlah 16 100%
Jumlah pasien kelolaan dari tanggal Tanggal 4 – 13 Mei 2020 jumlahnya
16 orang dengan distribusi pulang sembuh 12 orang (75%) dan yang paling
sedikit adalah pasien dengan pindah kamar 1 orang (6,25%) dan masih rawat
inap sebanyak 3 orang ( 18,75%).
5.10 Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan Pasien di Kamar 6 Ruang Ismail RS Siti Khodijah
Sepanjang
Tabel 5.13 Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Pasien di Kamar 6 Ruang Ismail RS. Siti Khodijah Sepanjang
Menurut Douglas
No Tanggal Pagi Sore Malam Lepas Jumlah
Dinas Kebutuhan
perawat/hari
1 04-05-20 1 1 1 1 5
2 05-05-20 1 1 1 1 5
3 06-05-20 1 1 1 1 5
4 07-05-20 1 1 1 1 5
5 08-05-20 1 1 1 1 5
6 09-05-20 1 1 1 1 5
7 10-05-20 1 1 1 1 5
8 11-05-20 1 1 1 1 5
156
9 12-05-20 1 1 1 1 5
10 13-05-20 1 1 1 1 5
Rata-rata 1 1 1 1 5
157
5. Pengetahuan
Dalam hal ini evaluasi tingkat pengetahuan keluarga pasien tidak
dilakukan dikarnakan kondisi pandemic yang membuat mahasiswa tidak
bisa langsung ke pasien,
6. Perawatan diri
Tabel 5.18 Tabel Perawatan Diri
Tingkat Ketergantungan Pasien
No Tanggal Minimal Partial % Total Jumlah
% %
Care Care Care
1 4/5/2020 2 40% 3 60% 0 0 5
2 5/5/2020 1 20% 1 20% 0 0 2
3 6/5/2020 1 50% 1 50% 0 0 2
4 7/5/2020 3 100% 0 0 0 0 3
5 8/5/2020 0 0 2 67% 0 0 2
6 9/5/2020 2 67% 1 33% 0 0 3
7 10/5/2020 0 0 3 100% 0 0 3
8 11/5/2020 2 67% 1 33% 0 0 3
9 12/5/2020 2 67% 1 33% 0 0 3
10 13/5/2020 2 100% 0 0 0 0 2
Jumlah 15 13 0 28
158
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pelaksanaan MAKP pada pasien kelolaan di ruang Ismail menggunakan
Primary Nursing sudah dilaksanakan sesuai perannya masing-masing.
1. Model asuhan keperawatan profesional yang diterapkan Mahasiswa adalah
metode Primary Nursing namun masih sebatas pasien kelolaan saja, dengan
hasil evaluasi tingkat kepuasan pasien.
2. Timbang terima telah dilaksanakan pada setiap pergantian shift dan
menekankan jumlah pasien pada setiap shift, Data Fokus (subjektif dan
Objektif), Masalah Keperawatan, Intervensi yang sudah dan belum dilakukan
atau yang harus dilanjutkan serta pesan-pesan khusus. Pelaksanaan timbang
terima telah sesuai dengan teori dan konsep yang telah ditetapkan.
3. Sentralisasi obat telah diterapkan dengan prinsip one day one dose dan
pengelolaan serta pemberian dilakukan oleh perawat.
4. Discharge planning dilakukan pada setiap pasien kelolaan mulai pasien
masuk sampai pasien pulang.
5. Ronde keperawatan dilaksanakan pada pasien An.A dengan diagnosa medis
Bronkopneumonia + VSD Besar dengan masalah keperawatan Bersihan Jalan
Nafas Tidak Efektif fan Penurunan Curah Jantung.
6. Pendokumentasian menggunakan model SBAR pada laporan mahasiswa di
ruang Ismail.
6.2 Saran
1. Ruang Ismail telah menerapkan MAKP metode Tim Primer yang perlu terus
dikembangkan sampai mencapai pelaksanaan MAKP Primer murni melalui
sosialisasi secara kontinue dan evaluasi berkala
2. Perlunya diadakan penerimaan pasien baru dengan mekanisme penerimaan
pasien baru dengan melakukan pengkajian awal serta pendokumentasian
terhadap pelaksanaan penerimaan pasien baru
159
3. Perlunya peningkatan kegiatan supervisi dengan jadwal dan dokumentasi
yang sistematis
4. Pelaksanaan discharge planing untuk pasien mulai masuk sampai pulang perlu
dipertahankan dan ditingkatkan dalam pemberian informasi tentang perawatan
lanjutan dirumah berhubungan dengan penyakitnya, contoh leaflet
5. Untuk sentralisasi obat perlu ditingkatkan dengan tujuan mempermudah
dalam pengawasan persediaan obat serta pemberian terapi dapat berlangsung
secara optimal. Dalam hal ini peningkatan kepercayaan pasien tentang
sentralisasi obat dapat dilakukan dengan format serah terima obat sehingga
dalam pelaksanaannya keluarga mengetahui jumlah obat dan waktu
pemberian yang telah diberikan kepada pasien dan obat sisa.
6. Pelaksanaan timbang terima perlu dikembangkan dari penyampaian isi
timbang terima, terutama untuk masalah keperawatan secara mandiri perawat
yang bisa dilakukan, intervensi yang diberikan dan yang belum diberikan.
160
GANCHART KELOMPOK B STASE MANAJEMEN
DI RUANG ISMAIL RUMAH SAKIT SITI KHODIJAH MUHAMMADIYAH CABANG SEPANJANG
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
TANGGAL 20 APRIL – 17 MEI 2020
15. Evaluasi
16.
Persiapan desiminasi akhir
17. Penyusunan laporan
18. Diseminasi akhir
19. Presentasi jurnal
20. Presentasi inovatif care
21. Ujian stase / mini cx
22. Penyelesaian laporan
Keterangan :
= Minggu 1 dan 2 = Minggu 3 dan (Implementasi MAKP)
= Minggu 4
Mengetahui,
Pembimbing Klinik, Pembimbing Akademik,
NO NAMA / TGL 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 SaidahtulMaifuroh P P P P P P L P P P P P P L S S M M L P P S S L P P M S
2 Hikmatul Hasanah P P P P P P L P P P P P P L P P P P M M L S P P S S S L
3 I'in Masfiyah P P P P P P L P P P P P P L S L S S P P M M L P P P P S
4 Aprilia Rizki Anas P P P P P P L P P P P P P L S P P P P L S S M M L P P S
5 Ishlah Mardatila P P P P P P L P P P P P P L M M L P S S S P P L S S P P
6 Ach. Taufik A.Y P P P P P P L P P P P P P L S S M M L P P P P S S P M L
7 Winda Ramda Y P P P P P P L P P P P P P L P P S S M M L P P P P L S S
8 Zinatul Widad P P P P P P L P P P P P P L M M L P P S S L P P P S P S
9 Dewi Maslahah P P P P P P L P P P P P P L S S P P P L P P S S M M L P
10 Firda Ani Siswanto P P P P P P L P P P P P P L M L P S S S M M L P P P S P
11 Ana Yusliana P P P P P P L P P P P P P L P P S L S P P P S S M M L P
12 Gevi Ariningtiyas P P P P P P L P P P P P P L P P P L P P S S M M L S P S
Rabiyatul
13 P
Awaliyah P P P P P P L P P P P P L P M M L S S P P S P M L P P
Keterangan :
Kepala Perawat Primer Penanggung Jawab
Ruangan
LAMPIRAN KEGIATAN
DESEMINASI AWAL
LATIHAN ROLEPLAY
ROLEPLAY PENERIMAAN PASIEN BARU, SENTRALISASI OBAT, DISCHARGE PLANNING
RESPONSI
DESIMINASI AKHIR
PROPOSAL
PENERIMAAN PASIEN BARU
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG ISMAIL RUMAH SAKIT SITI KHODIJAH SEPANJANG
OLEH :
PENDAHULUAN
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam tatanan
pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan proses penerimaan pasien sesuai
standart. Faktor pengelolaan yang optimal diharapkan mampu menjadi wahana bagi
peningkatan keefektifan dan menjamin kepuasan klien terhadap pelayan keperawatan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan penerimaan pasien baru diharapkan pasien baru di Paviliun Ismail RS
Siti Khodijah mampu melakukan adaptasi ruangan dengan lebih baik, sehingga tingkat
kecemasan pasien dapat berkurang, serta perawat dapat nenerapkan proses penerimaan
pasien baru sesuai standart.
1.2.2 Tujuan Khusus
a Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik.
b Meningkatkan komunikasi antar perawat dengan klien.
c Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum.
d Melakukan / melengkapi pengkajian pasien baru.
1.3 Manfaat
a . Bagi Klien
Tercapainya kepuasan pasien yang optimal terhadap pelayanan keperawatan.
b. Bagi Perawat
1. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
c . Bagi Institusi
Terciptanya model asuhan keperawatan profesional.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru
pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai
orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan.
2.2 Tujuan
a. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik.
1. Pasien baru datang diruangan diterima oleh kepala ruangan. Kepala ruangan
memperkenalkan diri, termasuk perawat primer dan perawat associated.
2. Perawat primer menunjukan kamar / tempat tidur klien dan mengantar ketempat
yang telah di tetapkan.Perawat associated bersama dengan karyawan lain
memindahkan pasien ketempat tidur (apabila ada pasien datang dengan kursi roda)
dan diberikan posisi yang nyaman.
3. Perawat Primer yang diberi delegasi oleh Kepala Ruang memberikan informasi
tentang segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan pasien mulai dari tempat
pengambilan obat, kamar mandi, Nurse Station, dll.
4. Perawat Primer memperkenalkan pasien baru dengan pasien yang sekamar bila
ada
a. Dokter, kepala ruangan, dan perawat yang bertanggung jawab/ akan merawat
klien.
c. Jam berkunjung :
1. Sentralisasi obat
f. Dokter, nama kepala ruangan, perawat penanggung jawab pasien dan tenaga
non perawat yang akan berhubungan dengan pasien.
g. Fasilitas dari yang dapat digunakan oleh klien (tempat tidur, almari, lampu,
kipas angin, kamar mandi)
8. Apabila pasien dan keluarga telah memahami apa yang telah dijelaskan oleh
perawat, pasien diminta menandatangani lembar penerimaan pasien baru dan
persetujuan sentralisasi obat.
2. Dilakukan oleh Kepala Ruangan atau Perawat Primer atau Perawat Assosiated yang
telah diberi wewenang.
b Perawat Primer
c Perawat Associated
PP menyiapkan
Menjelaskan segala sesuatu persiapan penerimaan klien baru kepada KARU dan
kepala rungan memeriksa kelengkapan penerimaan pasien baru
PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru
di kamar pasien
PP meorientasikan ruangan
Terminasi
Post
Evaluasi
2.7 Mekanisme Penerimaan Pasien Baru
TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA
2. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, Katim, dan anggota
tim. Sedangkan padda shift sore dilakukan oleh Katim an anggota tim.
Evaluasi Proses
Evaluasi Hasil
2. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata tertib ruangan.
RENCANA KEGIATAN
B. Proses Pelaksanaan
Pelaksanaan penerimaan pasien baru dimulai tanggal 01 Maret 2019 oleh perawat
shift pagi. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Identitas pasien
C. Post Pelaksanaan
Pendokumentasian semua penjelasan tentang penerimaan pasien baru.
2. Instrument
Informed Consent penerimaan pasien baru
3. Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Senin, 04 Mei 2020
Jam :
4. Peserta
Kegiatan ini dihadiri oleh :
a Kepala Bidang keperawatan RS Siti Khodijah
5. Pengorganisasian
Kriteria evaluasi
a. Evaluasi struktur
1. Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan pasien baru,
informed consent, sentralisasi obat, pengkajian, nursing kit, status, lembar tata
tertib pasien dan penunjang
2. Penerimaan pasien baru pada sift pagi dilakukan oleh karu, PP, dan PA sedangkan
pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA
b. Evaluasi proses
1. Pasien baru disambut oleh Karu, PP dan PA
2. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata tertib
ruangan
4. Penutup
Demikian proposal ini dibuat, atas kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.
Gillies, 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Edisi Terjemahan. Alih
Bahasa Dika Sukmana Dkk. Jakarta
Prolog
Pada hari Senin 04 Mei 2020 jam ..... menerima telephone dari IGD menanyakan dan
memesan kamar untuk pasien di ruang paviliun Ismail. Seluruh perawat (PP dan PA) shift
pagi serta kepala ruangan berkumpul di Nurse Station, untuk melakukan penerimaan
pasien baru, sentralisasi obat dan discharge planning. Pasien datang ke ruang Paviliun
Ismail bersama perawat IGD.
(KARU memastikan terlebih dahulu kamar kosong yag sudah tertera di buku operan,
beberapa saat kemudian)
KARU : “Iya Ns April, ada di ruang Paviliun Ismail untuk kelas II masih kosong 1”
P. IGD : “Baiklah Ns. Taufiq , saya pesan satu kamar tolong disiapkan, nanti saya hubungi
kembali”
KARU : “(KARU memanggil Perawat Primer) Ns Ishlah ada pasien baru dari IGD pasien
An. pasien umur 6 tahun dengan diagnosa DF pasien dr.Edim , mau dirawat
di kamar kelas II, pasien BPJS.”
PP : “Baik Ns Taufiq.”
(PP meminta PA1 untuk menyiapkan kamar pasien dan PA2 untuk menyiapkan berkas dan
sarana pasien baru. )
PP : “(PP mengintruksikan kepada PA1) Ns. I’in tolong verbedkan siapkan kamar
kelas II nomor 2C, ada pasien baru dari IGD dengan Dx DF serta tolong
siapkan berkas-berkas penerimaan pasien baru.”
PA2 : “ Ns. Wiwid sudah saya siapkan semua keperluan pasien yang akan datang,
saya sudah mempersiapkan hal-hal yang penting yaitu lembar pasien masuk
RS, lembar pengkajian, lembar inform consent, lembar sentralisasi obat,
lembar rencana pemulangan pasien, Lembar serah terima obat, Format
pemberian obat dan nursing kit serta sudah saya siapkan kamar kelas II nomor
2A.”
P.IGD : “(Panggilan telepon) Assalamualaikum ini dari IGD dengan Ns. Taufiq, ada yang
bisa dibantu?”
KARU : “Waalaikumsalam, saya Ns Tufiql dari ruang ismail. Kamar sudah siap atas nama
pasien An.F pasien umur 6 tahun dengan diagnosa DF pasien dr.Edim.”
KARU : “Ns Ishlah, bagaimana dengan kelengkapan untuk penerimaan pasien baru?
apakah sudah siap? ”
PP : “Sudah nurse. Saya sudah siapkan kamar kelas II no 2C dan lembar pasien
masuk RS, lembar pengkajian, lembar inform consent, lembar sentralisasi
obat, lembar rencana pemulangan pasien, Lembar serah terima obat, Format
pemberian obat dan nursing kit.”
P.IGD : “Assalamualaikum, Ns.Ishlah ini pasien baru dari IGD dengan diagnose
DF”
(P.IGD, PP, PA, Pasien, dan keluarga pasien menuju ke ruangan pasien)
PP : “Selamat pagi.”
“Ibu ini ruangan yang akan ditempati An.F selama rawat inap, dikamar
kelas II no 2C, berisi 5 tempat tidur, 1 lemari pasien, 1 kursi penunngu, dan
kamar mandi berada dalam ruangan, tempat tidur satunya sudah terisi dengan
pasien lain.”
“Ibu ini dengan pasien baru An.F usia 6 tahun dan ini dengan An. D usia 7
tahun.”
P.IGD : “Nama pasien An. F usia 6 tahun dengan diagnosa DF pasien dr.Edim, keluhan
saat masuk panas, 39C . Panas Hari Ke 5 , batuk PIilek,, muntah 5x, diare
kemarin dan tidak ada riwayat alergi, TTV (suhu: 39ºC, Nadi : 116x/menit,
lemah ireguler, RR: 30x/menit) diagnosa keperawatan Hipertermi dan
mendapat cairan infus KaEN 3B 500cc/3jam, dan ini obatnya (inj Antrain
3x170mg & inj.ODR 3x1,5 mg)”.
(PP mengecek kelengkapan data dan obat yang dibawa P.IDG, kemudian keduanya
menandatangani lembar serah terima)
PP : “Ibu perkenalkan saya Ns. Ishlah perawat yang bertanggung jawab pada shift
pagi ini, dan disebelah kanan saya ada Ns. Rizal sebagai kepala ruangan di
paviliun Ismail dan juga Ns. Laili yang sedang melakukan pemeriksaan
kepada anak ibu , dan dokter penanggung jawab pada anak ibu adalah dr.Edim,
SP.A .”
(PP melakukan anamnesa, menjelaskan fasilitas, tata tertib, hak dan kewajiban pasien,
pencegahan infeksi dan resiko jatuh)
Sentralisasi Obat
PP : “Ibu untuk alur sentralisasi obat disini berasal dari dokter yang menuliskan
di resep, dan resepnya nanti akan di antar oleh petugas yang mengantarkan
resep ke apotek, dan obat dari apotek tersebut akan di pegang oleh perawat,
nanti ketika sudah waktunya melakukan pemberian obat, perawat akan
mendatangi ruangan pasien dengan membawa obat dan lembar penerimaan
obat, yang sebelumnya obat tersebut sudah dicek kembali nama, dosis, rute
dan waktu pemberian. Kemudain perawat yang membawa obat akan
menanyakan identitas anak ibu (meliputi nama dan no. rekam medis), sebagai
identifikasi pasien, setelah itu perawat akan menjelaskan fungsi dari obat
tersebut, setelah obat dimasukkan atau diberikan, ibu diminta ttd di kolom ini,
sebagai bukti obat telah dimasukkan atau diberikan, dan perawat juga akan
mengisi ttd. Kemudian memberi stempel 7 benar sebagai ketepatan obat yang
diberikan kepada anak ibu. Dikolom sebelahnya ada kolom Sisa obat pasien.
Kemudian untuk obat sisa dimana obat tersebut akan dikembalikan dan
disimpan di ruang perawat, obat dari anak ibu akan kami simpan di dalam
tempat yang telah tersediakan, dan apabila terdapat injeksi atau cairan infus
yang akan di berikan kepada anak ibu maka para petugas akan mengambil dari
sini (menunjuk kotak sentralisasi obat).”
(PP meminta keluarga pasien untuk mengisi lembar persetujuan yang dilakukan)
PP : “Baiklah kalau ibu sudah jelas, nanti kalau ada yang ditanyakan terkait obat
ibu bisa bertanya langsung kepada perawat yang ada diruangan Nurse
Stasion”.
Discharge Planning
PP :“Begini ibu, apakah ibu mengetahui penyebab dari sakitnya anak ibu?”
Keluarga : “owh,, endak sus,, yang saya tau anak saya hanya panas sejak 5 hari yang lalu,
disertai dengan muntah 5x dan sempat diare 3x kemarin. Karena panasnya
idak kunjung turun jadi saya bawa ke puskesmas lalu oleh dokter disana
disarankan untuk opname di RS”.
PP : “Yang ibu lakukan sudah benar sebelumnya apa yang ibu lakukan selama 5
hari kemari untuk mengatasi panas dan diarenya?”
Keluarga : “Saya berikan obat penurun panas, lalu bawa ke RS ini sus”.
PP : “Benar bu, jika An. F tidak segera di obati maka diarenya akan semakin
parah”.
PP : “Begini bu, saya akan menjelaskan terkait penyakit anak ibu anaka ibu
kenak DB. Penyakit anak ibu disebakan oleh virud dengue yang ditandai
adanya demam. Nyeri otot/sendi, mual muntah kelemahan gelisah, bias juga
ada peerderahan tandanya ada bintik merah di lengan tangan nilai labnya
trombosit tidak normal, Menyebabkan Gejala Utama Nya Panas DB ini
ditularkan Oleh Nyamuk Aedes Aegypthi nyamuk ini menggigit pagi dan
sore hari khususnya pagi jam 09.00-11.00. Nyamuk ini bias diberantas
dengan 3M (Mengubur barang bekas, Menguras baik mandi dan Menutup
Penampungan air). DB ini juga merupakan penyakit infeksius yang bias
menyebabkan panas tinggi dan shock, biasanya disebabkan karena
kurangnya cairan dan adanya infeksi dan kelemahan. Dan apabila panas nya
ini tidak ditangani bisa menyebabkan kejang pada anak ibu, dan dampak
paling buruknya bisa menyebabkan kematian. Dan untuk mengurangi gejala
dari penyakit anak ibu, maka anak ibu harus dirawat di RS. Karena nanti
disini kami akan merawat anak ibu. Dan untuk makanan yang dikonsumsi
sehari-hari berasal dari ahli gizi di rumah sakit, dan pengobatannya sesuai
resep dokter. Karena anak ibu dirumah mungkin mengkonsumsi jajanan di
luar rumah yang sembarang maka ibu harus menjaga pola jajanan.nan dan
untuk menghindari tertularnya selanjutnya ibu menjaga kebersihan
lingkungan sekitar, dan jangan lupa selalu mencuci tangan setiap ingin
memegang An. F, bagaimana bu sudah paham?”
PP : “Bagus bu, dan jangan lupa ya untuk obat oralnya yang sudah di berikan
oleh perawat untuk dim inumkan”
PP : “Iya ibu nanti selalu cuci tangan seperti yang sudah saya ajarkan tadi agar
tidak terkena diare lagi.”
: “baik ibu sekarang ibu bisa ttd di kolom yang sudah saya centang, untuk
bukti bahwa saya sudah memberikan edukasi kepada ibu”
Keluarga : “Tidak nurse, saya mengerti, terima kasih untuk penjelasan dan ilmunya,
sangat bermanfaat sekali bagi saya”
PA : ”Ns. Ishlah , ini hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik pada An.F”
(PP melaporkan kepada KARU bahwa sudah melakukan penerimaan pasien baru, sentralisasi
obat dan discharge planing)
PP : “Ns. Taufiq pasien baru sudah saya jelaskan terkait penerimaan pasien baru,
sentralisasi obat dan discharge planing”
TOTAL
PRESENTASE
Keterangan :
Dilakukan 2
Tidak dilakukan 1
Kesimpulan :
Baik : >76%
Cukup : 56%-75%
Kurang : <56%
Observer
(………………….)
PROSEDUR
PENERIMAAN PASIEN BARU
SOP
PENGERTIAN Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan
pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru
disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis,
dan tata tertib ruangan.
PERHATIAN Proses penerimaan pasien baru perlu diperhatikan kondisi, diagnose dan
terapi yang didapat
Di Susun Oleh :
2020
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.2 Tujuan
4
3) Bagi Institusi Mahasiswa
a. Mengaplikasikan model asuhan keperawatan profesional
b. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan sentralisasi obat
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat
(Nursalam, 2009). Sentralisasi obat meliputi obat oral, injeksi, maupun cairan
diserahkan sepenuhnya kepada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat
tersebut dilakukan oleh perawat dimana pasien atau keluarga wajib mengetahui
dan ikut serta mengontrol penggunaan obat tersebut.
6
2.3 Penerimaan obat
a. Obat yang telah diresepkan oleh dokter akan diserahkan kepada perawat
dan perawat akan menunjukkan resep tersebut kepada pasien atau keluarga
pasien untuk mendapatkan persetujuan pasien atau keluarga terkait dengan
harga obat jika pasien merupakan pasien umum.
b. Perawat memberikan resep kepada farmasi untuk dipersiapkan oleh tenaga
farmasi dalam bentuk unit dose dispensing (UDD)
c. Perawat mengambil sediaan obat pasien ke depo farmasi dengan menerima
lembar terima obat.
d. Obat yang telah diterima selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak
obat.
e. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus
diminum.
7
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam format
pemberian obat oral/ injeksi dan diinformasikan pada depo farmasi.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka
dokumentasi dilakukan pada format pemberian obat khusus dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam, 2009)
8
2.8 One Day Dose Dispensing (ODDD)
One Day Dose Dispensing (ODDD) adalah suatu cara penyerahan obat
dimana obat-obatan yang diminta, disiapkan dan digunakan serta dibayar dalam
dosis perhari yang berisi obat untuk pemakaian satu hari.
Keuntungan sistem ini adalah:
1. Pasien hanya membayar obat yang dipakai
2. Tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak dipakai di ruangan
perawat
3. Menciptakan pengawasan ganda oleh apoteker dan perawat
4. Kerusakan dan kehilangan obat hampir tidak ada
5. Obat yang tidak digunakan dikembalikan ke instalasi farmasi
Sistem penyaluran/distribusi perbekalan farmasi dapat dilakukan
secara:
1. Sentralisasi
Semua pelayanan perbekalan farmasi diatur oleh instalasi farmasi
sentral dan tidak ada cabang IFRS di daerah perawatan penderita.
2. Desentralisasi
Pelayanan perbekalan farmasi terbagi-bagi di daerah perawatan
farmasi sehingga lebih cepat menjangkau penderita.
9
2.9 Alur sentralisasi obat
Dokter
Resep
Perawat
Farmasi
Tanda terima
Perawat
Sentralisasi Obat
Sisa obat
10
BAB 3
KEGIATAN
3.3 Metode
1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan
pemberi obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah
terima obat
2. Pengawasan dan perencanaan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan ja
pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, sesuai dengan
identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
11
3.4 Instrumen
1. Lembar Cek list sentralisasi obat
2. Lembar serah terima obat
3. Lembar pemberian dan sentralisasi obat
4. Medication chart (oral dan parenteral)
5. Lembar persetujuan dilakukan sentralisasi obat
12
serah terima pasien dari ruangan
lain.
Post KARU : Nurse 5 menit KARU
sentralisasi Station
obat lakukan evaluasi tentang PP
orientasi yang telah dilakukan
beri reward pada PP dan PA PA
13
DAFTAR PUSTAKA
14
SOP Sentralisasi Obat
SENTRALISASI OBAT
15
5. Perawat mempersilahkan pihak
pasien/keluarga pasien menyimpan obat yang
telah diterima untuk di bawa sendiri ke ruang
pasien
6. Perawat melakukan tindakan pemberian obat
di dekat pasien langsung saat memberikan
obat.
7. Perawat memberikan obat ke pasien.
8. Perawat mengisi format pemberian obat sesuai
jadwal obat
C. TAHAP KERJA.
Teknis pengisian format surat persetujuan
sentralisasi obat
1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat
diisi dengan nama pasien sendiri, anak, istri,
suami, orang tua, dan lain-lain.
2. Nama Klien, Umur, Jenis kelamin, alamat,
no.reg diisi sesuai dengan data klien yang
bersangkutan.
3. Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4. Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal
pelaksanaan informed consent.
5. Format ditandatangani oleh perawat yang
menerangkan dan klien yang menyetujui
dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai
para saksi-saksi.
Teknis Pengisian format pemberian obat
1. Pengisian nama pasien, No. Register, umur,
ruangan.
2. Kolom Nama obat diisi sesuai dengan obat
yang diberikan sesuai dosis, dan cara
pemberian.
3. Kolom tanggal diisi tanggal penerimaan
obat, secara vertikal begitu juga pada kolom
terima yaitu jumlah obat yang diterima dan
ditulis nama terang perawat dan keluarga
yang menerima.
4. Kolom pemakaian obat diisi sesuai jam
berapa obat diberikan beserta nama perawat.
5. Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam
yaitu jumlah obat yang masih ada setelah
pamberian beserta nama perawat.
Teknis pengisian tanda bukti serah terima
obat (untuk pasien)
1. Pengisian nama pasien, umur, No. Registrasi
ruangan.
2. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai
dengan tanggal serah terima obat.
16
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah
(sediaan) diisi sesuai dengan nama obat,
frekuensi pemberian dan jumlah yang
diterima.
4. Kolom TT/Nama terang yang menyerahkan
disi oleh keluarga/klien.
5. Kolom TT/Nama terang yang menerima
diisi oleh perawat atau keluarga yang
menerima.
D. Tahap Terminasi
1. Memeriksa kembali kelengkapan bukti
berkas dokumen persetujuan sentralisasi
obat yang di isi oleh pihak pasien atau
keluarga dan perawat dengan benar
2. Memastikan kembali bahwa setiap bagian
yang perlu di isi sudah di isi dengan benar
dan tidak ada penulisan yang salah
3. Memastikan kembali bahwa obat yang telah
di serahkan kepada pihak keluarga untuk di
simpan sendiri diruangannya telah lengkap
dan berada di posisi serta tempat yang telah
sesuai
4. Mengucapkan terimakasih
17
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG ISMAIL RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
Hari / Tanggal :
Nama pasien / RM :
Ruangan :
Penanggung jawab :
18
Tahap 1. Perawat mengucapkan salam
orientasi dan menjelaskan tujuan serta
manfaat dari sentralisasi obat.
2. Pasien/keluarga mengisi format
peersetujuan sentralisasi obat.
3. Pasien/keluarga menerima obat
untuk disimpan di ruang kamar
pasien sendiri yang sebelumnya
telah diperiksa kelengkapan
serta kecocokan daftar obat yang
telah ditebus pihak keluaga oleh
perawat sera menerima tanda
bukti serah terima obat dari
perawat.
4. Keluarga/ pasien menyimpan
obat yang telah diterima di kotak
obat.yang telah disediakan
5. Perawat mendatangi pasien
setiap waktu jadwal pemberian
obat obat Perawat memberikan
obat ke pasien.
6. Perawat mengisi format
pemberian obat
Tahap Teknis pengisian format surat
pelaksanaan persetujuan sentralisasi obat
1. Nama, umur, jenis kelamin,
alamat dapat diisi dengan
nama pasien sendiri, anak,
istri, suami, orang tua, dan
lain-lain.
2. Nama Klien, Umur, Jenis
kelamin, alamat, no.reg
diisi sesuai dengan data
klien yang bersangkutan.
3. Ruangan diisi sesuai
tempat pasien dirawat.
4. Pengisian tanggal sesuai
dengan tanggal
pelaksanaan informed
consent.
5. Format ditandatangani oleh
perawat yang menerangkan
dan klien yang menyetujui
dilakukan tindakan
sentralisasi obat, disertai
para saksi-saksi.
Teknis Pengisian format
pemberian obat
19
1. Pengisian nama pasien, No.
Register, umur, ruangan.
2. Kolom Nama obat diisi
sesuai dengan obat yang
diberikan sesuai dosis,dan
cara pemberian.
3. Kolom tanggal diisi
tanggal penerimaan obat,
secara vertikal begitu juga
pada kolom terima yaitu
jumlah obat yang diterima
dan ditulis nama terang
perawat dan keluarga yang
menerima.
4. Kolom pemakaian obat
diisi sesuai jam berapa obat
diberikan beserta nama
perawat.
5. Kolom sisa diisi oleh
perawat shift malam yaitu
jumlah obat yang masih
ada setelah pamberian
beserta nama perawat.
Teknis pengisian tanda bukti
serah terima obat (untuk
pasien)
1. Pengisian nama pasien,
umur, No. Registrasi
ruangan.
2. Kolom tanggal penerimaan
obat diisi sesuai dengan
tanggal serah terima obat.
3. Kolom nama obat, dosis
dan jumlah (sediaan) diisi
sesuai dengan nama obat,
frekuensi pemberian dan
jumlah yang diterima.
4. Kolom TT/Nama terang
yang menyerahkan disi oleh
keluarga/klien.
5. Kolom TT/Nama terang
yang menerima diisi oleh
perawat atau keluarga yang
menerima.
Tahap 1. Perawat memeriksa kembali
Terminasi lengkapan bukti berkakas
dokumen persetujuan sentralisasi
obat yang di isi oleh pihak pasien
20
atau keluarga dan perawat dengan
benar
2. Perawat memastikan kembali
bahwa setiap bagian yang perlu di
isi sudah di isi dengan benar dan
tidak ada penulisan yang salah
3. Perawat.memastikan kembali
bahwa obat yang telah di serahkan
kepada pihak keluarga/ pasien
untuk disimpan dan dibawa di
kamar pasien sendiri telah
lengkap dan berada di posisi serta
tempat yang telah sesuai
4. Perawat mengucapkan
terimakasih
5. Perawat primer dan kepala
ruangan mengecek kembali
kelengkapan bekas sentalisasi
obat
Sub Total
Total
Prosentase
Keterangan :
Cukup : 65-75%
Observer
(……...……...........…)
21
PRAKTIKA SENIOR
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG ISMAIL RS. SITI KHODIJAH SEPANJANG
MEDICATION CHART
Pedoman Pengisian
22
C : Paraf perawat pemeriksa/cross chek
G : Paraf perawat pemberi obat
23
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT
PRAKTIKA SENIOR
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG ISMAIL RS. SITI KHODIJAH SEPANJANG
24
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surabaya, ……………......... 2019
Yang membuat pernyataan,
( ) ( )
25
LEMBAR SERAH TERIMA OBAT RM :
Nama :
Tgl Lahir/Umu :
Alamat :
26
DIALOG PENERIMAAN PASIEN BARU, SENTRALISASI OBAT DAN
DISCHAGE PLANNING
Dimulai dari Narator memperkenalkan masing2
Narator= Firda
Karu = Ns. Taufiq
P. IGD= Ns Winda
PP = Ns. Ishlah
PA 1= Ns. Iin
PA 2= Ns. Wiwid
Pasien= An. F (Dewi)
Keluarga= Gevi
Observer= Mbak Aida
Prolog (Firda)
Pada hari Senin 04 Mei 2020 jam ..... menerima telephone dari IGD menanyakan dan
memesan kamar untuk pasien di ruang paviliun Ismail. Seluruh perawat (PP dan PA) shift
pagi serta kepala ruangan berkumpul di Nurse Station, untuk melakukan penerimaan
pasien baru, sentralisasi obat dan discharge planning. Pasien datang ke ruang Paviliun
Ismail bersama perawat IGD.
(KARU memastikan terlebih dahulu kamar kosong yag sudah tertera di buku operan,
beberapa saat kemudian)
KARU (Obet) “Iya Ns Winda, ada di ruang Paviliun Ismail untuk kelas II masih kosong 1”
P.IGD(Winda ): “Baiklah Ns. Taufiq , saya pesan satu kamar tolong disiapkan, nanti saya
hubungi kembali”
Assalamualaikum.”
KARU (0bet) : “(KARU memanggil Perawat Primer) Ns Ishlah ada pasien baru dari IGD
pasien An. pasien umur 6 tahun dengan diagnosa DF pasien dr.Edim , mau
dirawat di kamar kelas II, pasien BPJS.”
(PP meminta PA untuk menyiapkan kamar pasien dan menyiapkan berkas dan sarana pasien
baru. )
PP (Ishlah) : “(PP mengintruksikan kepada PA1) Ns. I’in tolong verbedkan siapkan
kamar kelas II nomor 4, ada pasien baru dari IGD dengan Dx DF serta tolong
siapkan berkas-berkas penerimaan pasien baru.”
PA (Iin) : “ Ns. Ishlah sudah saya siapkan semua keperluan pasien yang akan datang,
saya sudah mempersiapkan hal-hal yang penting yaitu lembar pasien masuk
RS, lembar pengkajian, lembar inform consent, lembar sentralisasi obat,
lembar rencana pemulangan pasien, Lembar serah terima obat, Format
pemberian obat dan nursing kit serta sudah saya siapkan kamar kelas II nomor
4.”
KARU (0bet) : “Waalaikumsalam, saya Ns Tufiq dari ruang ismail. Kamar sudah siap atas
nama pasien An.F pasien umur 6 tahun dengan diagnosa DF pasien dr.Edim.”
PP (Ishlah) : “Sudah nurse. Saya sudah siapkan kamar kelas II no 4 dan lembar
pasien masuk RS, lembar pengkajian, lembar inform consent, lembar
sentralisasi obat, lembar rencana pemulangan pasien, Lembar serah terima
obat, Format pemberian obat dan nursing kit.”
P.IGD (Winda) : “Assalamualaikum, Ns.Ishlah ini pasien baru dari IGD dengan
diagnose DF”
PP (Ishlah) : “Waalaikum salam, silahkan masuk, mari saya antarkan ke ruangan pasien”
(P.IGD, PP, PA, Pasien, dan keluarga pasien menuju ke ruangan pasien)
“Ibu ini ruangan yang akan ditempati An.F selama rawat inap, dikamar
kelas II no 4, berisi 5 tempat tidur, 1 lemari pasien, 1 kursi penunngu, dan
kamar mandi berada dalam ruangan, tempat tidur satunya sudah terisi dengan
pasien lain.”
“Ibu ini dengan pasien baru An.F usia 6 tahun dan ini dengan An. D usia
7 tahun.”
PP (Ishlah) : “Baik bu saya tinggal terlebih dahulu ke Nurse Station untuk melaksanakan
serah terima dengan P.IGD.”
“dan ibu silahkan menata barang-barang ibu dan mengobrol dengan
teman sekamarnya.”
P.IGD(Winda ): “Nama pasien An. F usia 6 tahun dengan diagnosa DF pasien dr.Edim,
keluhan saat masuk panas, 39C . Panas Hari Ke 5 , batuk Pilek,, muntah 5x,
diare kemarin dan tidak ada riwayat alergi, TTV (suhu: 39ºC, Nadi :
116x/menit, lemah ireguler, RR: 30x/menit) diagnosa keperawatan
Hipertermi dan mendapat cairan infus KaEN 3B 500cc/3jam, dan ini obatnya
(inj Antrain 3x170mg & inj.ODR 3x1,5 mg)”.
(PP mengecek kelengkapan data dan obat yang dibawa P.IDG, kemudian keduanya
menandatangani lembar serah terima)
ke ruangan”
PP (Ishlah) : “Ibu perkenalkan saya Ns. Ishlah perawat yang bertanggung jawab pada
shift pagi ini, dan disebelah kanan saya ada Ns. Taufiq sebagai kepala
ruangan di paviliun Ismail dan juga Ns. iin yang sedang melakukan
pemeriksaan kepada anak ibu , dan dokter penanggung jawab pada anak ibu
adalah dr.Edim, SP.A .”
Keluarga (Gevi) : Iya sus, sudah panas sejak 5 hari yang lalu, muncul bitnik merah
juga, kenapa ya sus?
PP (ishlah) : jadi saya akan jelaskan apa itu Demam berdarah. Demam berdarah
adalah penyakit yang di sebabkan oleh gigitan nyamuk degue, dan ciri
– cirinya penyakit ini adalah suhu tubuh/ panas secara tiba – tiba
selama 2-7 hari tidak turun muncul bintik merah badan lemas serta
pusing terkadang demam sampai menggigil. Dan untuk mengetahui
lebih jelasnya harus menggunakan tes lab darah dan hasil lab yang
menentukan. Apabila ny. minda panas silahkan dibantu kompres di
bagian lipatan tubuh ya bu.”
(PP menjelaskan sasaran keselamatan pasien, fasilitas, tata tertib, hak dan kewajiban
pasien, mengajarkan cuci tangan dan resiko jatuh)
PP (ishlah) : ” iya bu, Sesuai aturan keselamatan pasien : bertujuan untuk memastikan
identitas pasien dengan benar dalam mendapatkan pelayanan dan pengobatan selama di rumah
sakit. ibu kami petugas RS akan selalu menanyakan nama dan tanggal lahir putra/putri karena ini
bertujuan untuk keselamatan selama pengobatan dan perawatan. (seperti pemberian obat,
pengambilan darah, pemasangan infus, pemberian tranfusi darah, pemeriksaan radiologi).
Mohon jangan dilepas selama masih perawatan di Rs Siti Khodijah
Ibu karena bu minda menempati kelas II, disana terdapat 5 tempat tidur
A. tempat tidur untuk pasien yang dilengkapi pagar pengaman pasien, pagar harus selalu ditutup
jika An F tidur dan ditinggal agar tidak jatuh,
B. Fasilitas lain dalam kamar tersebut terdapat 1 kamar mandi , 2 AC, 2 TV, dan ada sampah
medis (kuning )dan nonmedis (hitam)
C. Sselain itu terdapat juga fasilitas cuci tangan yang bisa dipakai pada saat ibu sebelum/setelah
melakukan tindakan ke An F(seperti memberi minum, mengganti baju dll).
Sebelumya apakah ibu sudah tau cara cuci tangan dengan 6 langkah ?
PP (ishlah): “Bagaimana ibu, penjelasan yang sudah saya sampaikan apakah bisa dipahami atau
kurang jelas, silahkan boleh ditanyakan kembali. ”
Keluarga (Gevi) : “Ya saya faham sus terima kasih”
Sentralisasi Obat
PP (Ishlah) : “Ibu untuk alur sentralisasi obat disini berasal dari dokter yang
menuliskan di resep, dan resepnya nanti akan di antar oleh petugas yang
mengantarkan resep ke apotek, dan obat dari apotek tersebut akan di pegang
oleh perawat, nanti ketika sudah waktunya melakukan pemberian obat,
perawat akan mendatangi ruangan pasien dengan membawa obat dan lembar
penerimaan obat, yang sebelumnya obat tersebut sudah dicek kembali nama,
dosis, rute dan waktu pemberian. Kemudain perawat yang membawa obat
akan menanyakan identitas anak ibu (meliputi nama dan no. rekam medis),
sebagai identifikasi pasien, setelah itu perawat akan menjelaskan fungsi dari
obat tersebut, setelah obat dimasukkan atau diberikan, ibu diminta ttd di
kolom ini, sebagai bukti obat telah dimasukkan atau diberikan, dan perawat
juga akan mengisi ttd. Kemudian memberi stempel 7 benar sebagai ketepatan
obat yang diberikan kepada anak ibu. Dikolom sebelahnya ada kolom Sisa
obat pasien. Kemudian untuk obat sisa dimana obat tersebut akan
dikembalikan dan disimpan di ruang perawat, obat dari anak ibu akan kami
simpan di dalam tempat yang telah tersediakan, dan apabila terdapat injeksi
atau cairan infus yang akan di berikan kepada anak ibu maka para petugas
akan mengambil dari sini (menunjuk kotak sentralisasi obat).”
jelaskan?”
(PP meminta keluarga pasien untuk mengisi lembar persetujuan yang dilakukan)
PP (Ishlah) : “Baiklah kalau ibu sudah jelas, nanti kalau ada yang ditanyakan terkait
obat ibu bisa bertanya langsung kepada perawat yang ada diruangan Nurse
Stasion”.
Discharge Planning
PP (Ishlah) :“Begini ibu, apakah ibu mengetahui penyebab dari sakitnya anak ibu?”
Keluarga (Gevi ): “owh,, endak sus,, yang saya tau anak saya hanya panas sejak 5 hari
yang lalu, disertai dengan muntah 5x dan sempat diare 3x kemarin. Karena
panasnya idak kunjung turun jadi saya bawa ke puskesmas lalu oleh dokter
disana disarankan untuk opname di RS”.
PP (Ishlah) : “Yang ibu lakukan sudah benar sebelumnya apa yang ibu lakukan selama 5
hari kemari untuk mengatasi panas dan diarenya?”
Keluarga (Gevi ): : “Saya berikan obat penurun panas, lalu bawa ke RS ini sus”.
PP (Ishlah) : “Benar bu, jika An. F tidak segera di obati maka diarenya akan semakin
parah”.
PP (Ishlah) : “Begini bu, DB ini ditularkan Oleh Nyamuk Aedes Aegypthi nyamuk ini
menggigit pagi dan sore hari khususnya pagi jam 09.00-11.00. Nyamuk ini
bias diberantas dengan 3M (Mengubur barang bekas, Menguras baik mandi
dan Menutup Penampungan air). DB ini juga merupakan penyakit infeksius
yang bias menyebabkan panas tinggi dan shock, biasanya disebabkan
karena kurangnya cairan dan adanya infeksi dan kelemahan. Dan apabila
panas nya ini tidak ditangani bisa menyebabkan kejang pada anak ibu, dan
dampak paling buruknya bisa menyebabkan kematian. Dan untuk
mengurangi gejala dari penyakit anak ibu, maka anak ibu harus dirawat di
RS. Karena nanti disini kami akan merawat anak ibu. Dan untuk makanan
yang dikonsumsi sehari-hari berasal dari ahli gizi di rumah sakit, dan
pengobatannya sesuai resep dokter. Karena anak ibu dirumah mungkin
mengkonsumsi jajanan di
luar rumah yang sembarang maka ibu harus menjaga pola jajanan.nan dan
untuk menghindari tertularnya selanjutnya ibu menjaga kebersihan
lingkungan sekitar, dan jangan lupa selalu mencuci tangan setiap ingin
memegang An. F, bagaimana bu sudah paham?”
PP (Ishlah) : “Jangan lupa untuk memberikan minum ekstra ya bu pada An. F.”
PP (Ishlah) : “Bagus bu, dan jangan lupa ya untuk obat oralnya yang sudah di berikan
oleh perawat untuk dim inumkan”
PP (Ishlah) : “Iya ibu nanti selalu cuci tangan seperti yang sudah saya ajarkan tadi agar
tidak terkena diare lagi.”
: “baik ibu sekarang ibu bisa ttd di kolom yang sudah saya centang, untuk
bukti bahwa saya sudah memberikan edukasi kepada ibu”
PA 1 (iin): ”Ns. Ishlah , ini hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik pada
An.F”
(PP melaporkan kepada KARU bahwa sudah melakukan penerimaan pasien baru, sentralisasi
obat dan discharge planing)
PP (Ishlah) : “Ns. Taufiq pasien baru sudah saya jelaskan terkait penerimaan
pasien baru, sentralisasi obat dan discharge planing”
KARU (Obet) : “Baik, saya cek kelengkapan data terlebih dahulu” “Baik Ns.
Ishlah, dan Ns I’in . Kerja sama yang bagus, terima kasih nurse.”
PP, PA1, : “Sama-sama Ns. Taufiq”
Di Susun Oleh :
1. Saidahtul Maifuroh, S.Kep 20194663069
2. Hikmatul Hasanah, S.Kep 20194663049
3. I’in Masfiyah, S.Kep 20194663050
4. Aprilia Rizky Anas, S.Kep 20194663038
5. Ishlah Mardatila , S.Kep 20194663051
6. Achmad Taufik, S.Kep 20194663030
7. Winda Ramdayanti, S.Kep 20194663075
8. Zinatul Widad , S.Kep 20194663076
9. Dewi Maslahah, S.Kep 20194663043
10. Firda Ani Siswanto, S.Kep 20194663045
11. Ana Yusliana, S.Kep 20195443035
12. Gevi Ariningtiyas, S.Kep 20194663047
13. Rabiyatul Awaliyah 20194663063
Keadaan Klien :
1. Klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan
klien
Perencanaan Pulang
Monitoring (sebagai
program service safety)
oleh:
Keluarga dan Petugas
3.3. Metode
Role play
3.4. Media
1. Lembar persetujuan dilakukan discharge planning
2. Leaflet discharge planning
3.5. Kerangka Kerja
Pra
Karu memberitahu PP adanya pasien yang perlu diberi
discharge planning
Pelaksanaan
PP menyiapkan:
1. Lembar persetujuan discharge planning
2. Leaflet discharge planning
Terminasi
Post
Evaluasi
3.6. Mekanisme
TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA
Pra 1. KARU meminta PP Nurse 10 menit KARU
discharge melaksanakan discharge Station PP
planning planning
2. PP menyiapkan berkas yang
berkaitan dengan discharge
planning.
3. KARU menanyakan kembali
pada PP tentang kelengkapan
untuk pemberian discharge
planning
4. PP menyebutkan pada KARU
hal-hal yang perlu diajarkan
pada pasien dan keluarga
5. KARU memeriksa discharge
planning
Pelaksanaan 1. KARU, PP, dan PA menuju ke Kamar 30 menit KARU
discharge kamar pasien untuk melakukan Pasien PP
plannung discharge planning PA
2. KARU menjelaskan tujuan Pasien dan
discharge planning.yang akan keluarga
diberikan oleh PP dan PA
3. PP dibantu PA melakukan
discharge planning tahap II
yaitu:
Pengkajian kebutuhan
pendidikan kesehatan:
a. Proses penyakit
b. Obat-obatan
c. Prosedur, cara
perawatan
d. Keamanan pasien
e. Rehabilitas
f. Diet dan nutrisi
g. Managemen nyeri
4. PP menjelaskan dan
mendemonstrasikan cuci tangan
6 langkah
5. PP menanyakan kembali pada
pasien tentang kejelasan materi
yang telah disampaikan
6. PP memberikan reinforcemen
pada pasien dan keluarga
7. PP menanyakan kembali pada
pasien dan keluarga mengenai
hal-hal yang belum dimengerti.
8. PP mengucapkan terima kasih
kepada pasien
9. Pendokumentasian
10. PP dan PA menyampaikan
laporan pada KARU.
Post 1. KARU melakukan evaluasi Nurse 5 menit KARU
discharge tentang discharge planning Station PP
planning yang telah dilakukan PA
2. KARU memberikan reward
pada PP dan PA
3.7. Evaluasi
Evaluasi struktur :
1. Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain SOP, informed
consent, dan leaflet discharge planning
Evaluasi proses :
1. Karu meminta PP yang dibantu PA untuk melakukan discharge
planning pada pasien
2. PP dibantu oleh PA menyiapkan instrumen discharge planning
3. Karu membuka jalannya discharge planning
4. PP menjelaskan tentang discharge planning yang di berikan
5. Keluarga menandatangani informed consent discharge planning
Evaluasi hasil :
1. Hasil discharge planning didokumentasikan dengan benar.
2. Pasien mengetahui tentang proses penyakit, obat – obatan, prosedur
dan cara perawatan, keamanan pasien. Rehabilitasi, diet dan nutrisi,
manajemen nyeri
3. Pasien sudah menandatangani inform consent discharge planning
BAB 4
EVALUASI
dikonsumsi, diet dan juga penjelasan tentang cuci tangan. Dalam perannya, tiap
mahasiswa mampu melakukan perannya secara tepat dan baik. Secara mekanisme
baik. Dimana pemberian discharge planning diberikan oleh Perawat Primer (PP)
yang telah dilegasikan oleh Kepala Ruangan (KARU) yang dibantu oleh Perawat
Assosiate (PA). Pada isinya terdapat beberapa hal yang kurang maksimal, yakni:
pp tidak menjelaskan apakah cuci tangan tidak hanya dapat dilakukan dengan
penjalasan dari PP dan juga mampu mempraktikan hal yang dicontohkan PP saat
discharge planning.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
1 Pemberian discharge planning harusnya disesuaikan dengan tahapan yang sedang dialami
oleh pasien
2 Pemberian discharge planning dapat menggunakan suatu media untuk mempermudah
keluarga dan pasien mengetahui informasi yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, BA.2005. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien di Rumah Sakit.
Jakarta: EGC
Long, B. 2008, Perawatan Medikal Bedah III . Bandung: Pajajaran
Nursalam, 2002, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional, Salemba Medika, Jakarta .
Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Salemba Medika; Jakarta
Nursalam, 2007, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional Edisi:2s, Salemba Medika, Jakarta
Nursalam, 2014, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional Edisi: 4, Salemba Medika, Jakarta
Swanberg alih bahasa Suharyati. 2000.Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC
PROSEDUR
DISCHARGE PLANNING
(.....................................)
Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi yang
PENGERTIAN terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan
keperawatan yang berkesinambungan
Setelah dilakukan discharge planning keperawatan di harapkan
seluruh tim keperawatan mampu :
1. Mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk discharge
planning.
2. Mengidentifikasi masalah pasien dalam discharge planning
TUJUAN 3. Memprioritaskan masalah untuk discharge planning
4. Membuat jadwal pelaksanaan untuk pasien discharge
planning.
5. Melaksanakan discharge planning
6. Membuat evaluasi pada pasien selama pelaksanaan discharge
planning
7. Pendokumentasian discharge planning
KEBIJAKAN Semua pasien yang dirawat inap diruang Paviliun Shofa Marwah
RS Siti Khodijah Sepanjang dilakukan discharge planning
POSTCONFERENCE Persiapan
1. Karu mengucapkan salam kemudian menanyakan bagaimana
persiapan PP untuk pelaksanaan discharge planning
2. PP sudah siap dengan instrumen
3. Menyebutkan hal-hal yang perlu diajarkan pada pasien dan
keluarga.
4. Karu memeriksa kelengkapan discharge planning.
Pelaksanaan
1. Karu membuka acara discharge planning.
2. PP pagi dibantu Perawat Associate pagi melakukan:
Tahap II : Memberikan pendidikan kesehatan mengenai
kondisi pasien serta pelaksanaan, pemeriksaan diganostik
PROSEDUR pasirn itu
Mengajarkan dan mendemonstrasikan cuci tangan 6
langkah dengan baik dan benar
3. PP pagi menanyakan kembali kepada pasien dan keluarga
tentang materi yang telah disampaikan.
4. PP mengucapkan terima kasih.
5. Pendokumentasian.
6. Timbal balik antara Karu, PP pagi, sore, malam & perawat
Associate pagi, sore dan malam dengan keluarga pasien.
Penutup
PRE CONFERENCE Karu memberikan pujian dan masukan atau saran kepada semua
PP dan semua perawat Associate
DOKUMENTASI Lembar discharge planning
UNIT TERKAIT 1. Instalasi keperawatan
2. Tim dokter
3. Ahli gizi
4. Rehab medic
5. Poliklinik terkait
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG PAVILIUN ISMAIL RS SITI KHODIJAH
SEPANJANG
Yang dibawa pulang ( Hasil Lab, Foto, EGC, obat, dan lain-lainnya ) :
Lain-lain
Sepanjang,
Pasien/Keluarga Perawat
( ) ( )
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG PAVILIUN ISMAIL RS SITI KHODIJAH
SEPANJANG
LEMBAR OBSERVER
NO KEGIATAN Ya Tidak
Persiapan discharge planning
1. KARU meminta PP untuk melaksanakan discharge
planning
2 PP menyiapkan berkas yang berkaitan tentang discharge
planning
3 KARU menanyakan kembali pada PP tentang
kelengkapan untuk pemberian discharge planning
4 PP menyebutkan pada KARU mengenai hal-hal yang
perlu diajarkan pada pasien dan keluarga.
5 Karu memeriksa kelengkapan discharge planning
Pelaksanaan discharge planning
1 KARU, PP dan PA menuju ke kamar pasien untuk
melakukan discharge planning
2 KARU menjelaskan tujuan discharge planning yang akan
diberikan oleh PP dan PA
3 PP dibantu PA melakukan discharge planning tahap II
yaitu:
Pendidikan kesehatan:
a. Proses penyakit
b. Obat-obatan
c. Prosedur, cara perawatan
d. Keamanan pasien
e. Rehabilitas
f. Diet dan nutrisi
g. Managemen nyeri
4 PP menjelaskan dan mendemonstrasikan cuci tangan 6
langkah
5 PP menanyakan kembali pada pasien tentang kejelasan
materi yang telah disampaikan
6 PP memberikan reinforcemen pada pasien dan keluarga
`7 PP menanyakan kembali pada pasien dan keluarga
mengenai hal-hal yang belum dimengerti.
8 PP mengucapkan terima kasih kepada pasien
9 Pendokumentasian
10 PP dan PA menyampaikan laporan pada KARU.
Post discharge planning
1. KARU melakukan evaluasi tentang orientasi yang telah
dilakukan
2. KARU memberikan reward pada PP dan PA
Sub Total
Total
Presentase 100%
Keterangan :
1 Baik : > 76%
2 Cukup : 56-75%
3 Kurang : < 56%
Observer
Di Susun Oleh :
A. Latar Belakang
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dan kesadaran
akan kebutuhan kesehatan maka semakin tinggi pula tuntutan masyarakat pada
pelayanan keperawatan. Keadaan tersebut menuntun perawat pada suatu bentuk
persaingan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan
keperawatan, hal mana membuat perawat harus meningkatkan pelayanan
keperawatan yang paripurna.
Pelayanan yang berkualitas haruslah didukung oleh sumber-sumber yang
memadai, antara lain sumber daya manusia yang bermutu, standar pelayanan
termasuk pelayanan keperawatan yang berkualitas, disamping fasilitas yang sesuai
harapan masyarakat. Agar pelayanan keperawatan senantiasa memenuhi harapan
konsumen dan sesuai dengan standar yang berlaku maka diperlukan suatu
pengawasan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Melalui pengawasan atau
supervisi diharapkan perawat dapat melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai
standar. Supervisi tersebut merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen
dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah melakukan tindakan supervisi keperawatan, mahasiswa mampu
mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor dan peran perawat
primer maupun perawat associate di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang.
b. Tujuan khusus
2.1. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
2.2 Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik (feed back) terhadap
tindakan keperawatan yang telah dilakukan perawat.
c. Kepala ruangan memberikan tindak lanjut (follow up) terhadap permasalahan
yang dihadapi oleh perawat selama melakukan asuhan keperawatan.
1
d. Mampu menjalin kerjasama dan keakraban antar perawat.
e. Meningkatkan kinerja perawat primer dan perawat associate
C. Manfaat
2.1 Bagi Perawat
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat yang disupervisi
dan meningkatkan hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara
supervisor dan perawat yang disupervisi.
- Meningkatkan kemampuan perawat primer dan perawat associate dalam
menerapkan asuhan keperawatan dan mengurangi adanya kesalahan yang
dilakukan perawat.
2.2 Bagi Institusi
Membantu menyusun pedoman atau petunjuk tentang pelaksanaan tindakan
keperawatan sehingga tercipta pelayanan keperawatan professional
2.3 Bagi Pasien
Pasien mendapat pelayanan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan
tuntutan pasien.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah
mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton, dalam Pier AS,
1997 : 20).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan, dan perawatan agar pasien mendapat
pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2008).
Supervisi merupakan upaya membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas
kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (sudjana N, 2011).
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber
yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai
tujuan.
2. Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien
dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan
perawat dalam melaksanakan tugas.
3. Prinsip Supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
3
d. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara supervisor
dan perawat pelaksana.
e. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan
manajer.
4. Pelaksana Supervisi
4.1 Kepala ruangan :
a) Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien
diruang perawatan.
b) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanan kesehatan dirumah sakit.
c) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek keperawatan
diruang perawatan.
4.2 Kepala Instalasi Rawat Inap :
Mengawasi instalasi rawat inap dalam melaksanakan tugas secara langsung
dan seluruh perawat secara tidak langsung
4.3 Kepala Sub. Bagian Keperawatan :
Bertanggung jawab untuk melaksanakan supervisi kepala seksi perawatan
secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung
4
5. Alur Supervisi
Ka.Sub.Bag Kep
Kepala Ruangan
Supervisi
Perawat Primer
Delegasi
Perawat asosiasi
6. Langkah-langkah Supervisi
6.1 Pra supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Supervisor menetapkan tujuan
6.2 Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument / alat ukur
yang telah disiapkan
b. Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi masalah
5
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi
data sekunder
Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada.
Supervisor melakukan tanya jawab dengan PP dan PA
6.3 Pasca Supervisi 3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F- Fair)
b. Supervisi memberikan Feed Back dan klarifikasi
c. Supervisi memberikan reinforcement dan follow up perbaikan
6
8. Teknik Supervisi
7
9. Pengorganisasian Peran
8
BAB III
PERENCANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan :
Topik : Supervisi
Hari/ Tanggal : Kamis, 7 Mei 2020
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Ismail Rumah Sakit Siti khodijah Sepanjang
Supervisor : Kepala Ruangan
B. Metode
1) Observasi
2) Diskusi dan Tanya jawab
C. Instrumen
1) Status klien
2) Format Penilaian
3) Format Laporan Supervisi Keperawatan
D. Struktur Pengorganisasian
Kepala ruangan : Aprilia Rizky Anas., S.Kep
Perawat Primer : Ana Yusliana, S.Kep
Perawat Asociate : 1. Firda Ani Siswanto, S.Kep
2. Hikmatul Hasanah, S.Kep
4. Dewi Maslahah, S.Kep
5. Rabiyatul Awaliyah, S.Kep
Pembimbing akademik : Aries Chandra A., S.Kep, Ns., M.Kes., Sp.An
Pembimbing klinik : Sutik Winarsih S.Kep,Ns
Supervisor : Zinatul Widad, S.Kep
9
3.1 Mekanisme Kegiatan Supervisi
Tahap Kepala ruangan Perawat primer Perawat Associate
kegiatan (Supervisor)
Pra- 1. Memanggil Perawat 1. Menyebutkan 1. Membantu Perawat
Supervisi Primer dan menanyakan perlengkapan yang Primer menyiapkan
5 menit perlengkapan yang sudah sudah disipakan keperluan
disiapkan untuk supervisi untuk keperluan penyusunan
2. Menyampaikan informasi supervisi pendokumentasian
kepada Perawat Primer 2. Menyiapkan asuhan keperawatan.
bahwa supervisi keperluan
dilakukan sebagai penyusunan
evaluasi dari tindakan pendokumentasian
yang dilakukan oleh asuhan
Perawat Primer. keperawatan.
3. Menyiapkan format
penilaian untuk penilaian
penyusunan
pendokumentasian
Asuhan Keperawatan.
Supervisi 1. Melakukan pengawasan 1. Menjelaskan data 1. Membantu PP
15 menit dan koordinasi. pendokumentasian menjelaskan data
2. Menilai jalannya tahap pengkajian pendokumentasian
supervisi 2. Menjelaskan data tahap pengkajian
3. Mencatat jika ditemukan pendokumentasian 2. Membantu PP
ada hal-hal yang perlu tahap diagnosa menjelaskan data
didiskusikan bersama PP keperawatan pendokumentasian
dan PA. 3. Menjelaskan data tahap diagnosa
4. Melakukan dokumentasi pendokumentasian keperawatan
hasil supervisi. perencanaan 3. Membantu PP
keperawatan menjelaskan data
4. Menjelaskan data pendokumentasian
pendokumentasian perencanaan
tindakan keperawatan
keperawatan 4. Membantu PP
5. Menjelaskan data menjelaskan data
pendokumentasian pendokumentasian
evaluasi tindakan tindakan
keperawatan keperawatan
5. Membantu PP
menjelaskan data
pendokumentasian
10
evaluasi tindakan
keperawatan
Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan
proposal, undangan dan berlatih role play untuk perawat primer yang akan
dilakukan supervisi serta kepala ruangan sebagai supervisor dalam
kegiatan supervisi.
b. Evaluasi proses
Evaluasi dilihat berdasar kelancaran proses sesuai dengan rencana dan alur
yang ada serta perawat yang bertugas sesuai perannya.
c. Evaluasi Hasil
a. Perawat primer mampu melaksanakan kegiatan tindakan keperawatan
sesuai dengan prosedur.
11
b. Kepala ruang mampu melakukan kegiatan supervisi sesuai dengan
prosedur.
c. Acara berjalan sesuai dengan proposal rencana kegiatan.
d. Setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
SKENARIO ROLE PLAY
14
Karu (April) : Baik saya akan mensupervisi dokumen asuhan keperawatan,
nanti saya akan melakukan beberapa penilaian terhadap beberapa
instrument pendokumentasian. Mungkin ini ada beberapa
format/instrumen penilaian silahkan di baca dulu (menyerahkan
map kepada PP).
PP (Lina) : Iya bu (menerima map).
Karu (April) : Ada yang ingin ditanyakan dari format penilaian tersebut??
PP (Lina) : Tidak ada bu,,
Karu (April) : Baik jika tidak ada yang ditanyakan Ners Lina bisa melanjutnya
perkerjaannya. Terima kasih
PP (Lina) : Baik bu terima kasih kembali, Assalamualaikum wr.wb.
Karu (April) : Waalaikumsalam wr.wb.
15
Karu (April) : Baik sebelum supervisi kali ini dimulai, mari kita berdoa sejenak
agar supervisi kali ini berjalan dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Berdoa dimulai.... Berdoa selesai. Bisa minta tolong
disiapkan status pasiennya ?
PP (Lina) : Baik bu, akan segera saya persiapkan. Ini bu statusnya.
Karu (April) : Terima kasih Ners Lina, status pasien akan saya cek terlebih
dahulu.
Diruangan karu,..
Karu (April) : Baik Ners Lina, kali ini masalah yang akan dibahas adalah
mengenai penulisan dokumentasi pasien, tadi saya sudah
melakukan penilaian terhadap dokumentasi askep. Disini saya lihat
bahwa penulisan dokumentasi yang Ns. buat ada beberapa
kekeliruan. Kira-kira apa Ners Lina mengetahui kekeliruan
tersebut?
PP (Lina) : Mohon maaf bu, jujur saya belum mengetahui kesalahan yang
saya buat. Karena dokumentasi yang saya buat tersebut sudah
sering saya lakukan selama saya menjadi perawat primer.
Karu (April) : Iya Ners Lina saya mengerti. Dokumentasi yang anda buat
memang sudah baik. Hanya saja agar kekeliruan tersebut tidak
berlarut-larut ada beberapa hal dari dokumentasi tersebut yang
perlu saya koreksi.
PP (Lina) : Baik bu. Apa saja yang perlu dikoreksi kalau boleh tau ?
Karu (April) : Kalau begitu saya jabarkan satu persatu. Pertama, pada penulisan
SOAP, pada bagian O yaitu Objektif bisa dituliskan segala hasil lab
yang diperlukan dan tercantum dalam outcome pada askep. Ditulis
pada hasil dokumentasi agar bisa ditentukan apakah intervensi yang
16
anda lakukan sudah mencapai outcome atau tujuan yang anda
tentukan.
PP (Lina) : Oh seperti itu ya bu. Baik saya mengerti. Apakah ada hal lain bu
yang dikoreksi ?
Karu (April) : Satu hal lagi ners pada outcome yang anda tentukan disini, anda
menuliskan hasil SPO2 padahal masalah keperawatan yang diambil
hipertermi. Kemudian pada dokumentasi bagian A yaitu Asessment
anda menulis masalah belum teratasi tetapi tidak ditulis masalah
keperawatannya. Kemudian pada P atau Planning ditulis tindakan
yang akan dilakukan selanjutnya. Apakah itu melanjutkan
interversi atau melakukan intervensi yang lain. Bagaimana bisa
dimengerti?
PP (Lina) : Baik bu saya menegrti. Terima kasih atas penjelasannya. Saya
menjadi banyak belajar bagaimana menulis dokumentasi dengan
baik. Selanjutnya akan saya terapkan hal tersebut.
Karu (April) : Baik Ners Lina
PP (Lina) : Baik Bu. Saya mengerti. Terima kasih atas penjelasannya. Saya
menjadi banyak belajar bagaimana menulis dokumentasi dengan
baik. Selanjutnya akan saya terapkan hal tersebut.
Karu (April) : Saya juga senang bisa berbagi semoga kita bisa menjadi perawat
yang lebih profesional. Untuk semuanya sangat bagus sekali apa yg
kalian lakukan pada hari ini pertahankan terus. Sebelum saya akhiri
saya akan menyampaikan hasil dari supervisi hari ini, untuk
nilainya adalah ...
PP (Lina) : Baik bu terima kasih. Akan saya perbaiki lagi untuk kedepannya.
Karu (April) : Sepertinya hanya itu yang bisa saya sampaikan., untuk kurang dan
lebihnya mohon maaf, untuk mengakhiri supervisi kali ini mari kita
berdoa semoga bisa membawa manfaat untuk kita semua. Berdoa
mulai..... Berdoa selesai
17
PROSEDUR PELAKSANAAN SUPERVISI
B. Pelaksanaan supervisi
1. Karu membuka acara pelaksanaan supervisi
2. Karu mengobservasi dan menilai kineja PP dan PA
berdasarkan alat ukur atau instrument yang disiapkan
3. Karu menemukan dan mencatat beberapa hal yang
memerlukan pembinaan
4. Karu memanggil PP dan PA untuk mengadakan
18
pembinaan dan klarifikasi permasalahan
5. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara,
dan memvalidasi data sekunder
6. Karu mengklarifikasi permasalahan yang ada.
7. Karu melakukan Tanya jawab dengan PP dan PA
C. Post supervisi
1. Karu berdiskusi dengan PP dan PA
2. Karu memberikan feedback dan reinforcement kepada
PP dan PA
3. Karu merencanakan follow up
4. Karu menutup acara supervisi
19
CHEKLIST SUPERVISI
DILAKUKAN KETERANGA
TAHAP KEGIATAN
YA TIDAK N
Pra 1. Karu menetapkan kegiatan yang
Supervisi akan di supervisi dan
menyiapkan instrument
penilaian
2. Karu menetapkan tujuan
supervisi
3. Karu menyesuaikan jadwal
supervisi dengan kegiatan yang
akan disupervisi
4. Karu memberitahu PP dan
kontrak waktu bahwa akan
dilaksanakan supervisi terkait
pendokumentasian askep
5. Karu menjelaskan format
penilaian dan aspek-aspek yang
akan dinilai
6. Karu memeriksa kembali
kelengkapan alat dan bahan
yang dibutuhkan untuk kegiatan
yang disupervisi
20
pembinaan
4. Karu memanggil PP dan PA
untuk mengadakan pembinaan
dan klarifikasi permasalahan
5. Pelaksanaan supervisi dengan
inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekund er
6. Karu mengklarifikasi
permasalahan yang ada.
7. Karu melakukan Tanya jawab
dengan PP dan PA
21
INSTRUMEN SUPERVISI ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Perawat :
Hari / Tanggal :
Supervisor :
Ruangan :
Petunjuk:
Beri tanda check list (v) pada kolom “Ya” bila pekerjaan dilakukan dan pada
kolom “Tidak” bila pekerjaan tidak dilakukan.
22
g. Asesmen nyeri
h. Kondisi Khusus
i. Data psikososial
ekonomi dan
spiritual
j. Nilai-nilai
kepercayaan dan
budaya
k. Skor Pasien resiko
jatuh
l. Status fungsional
m. Data penunjang
n. Rumusan masalah
keperawatan sesuai
dengan hasil
pengkajian
3. Perawat
mendokumentasikan hasil
pengkajian pada format
yang tersedia dalam waktu
1x24 jam dilengkapi
dengan tanda tangan
B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Perawat merumuskan
diagnosa keperawatan
berdasarkan data yang
ditemukan
2. Perawat merumuskan
diagnosa keperawatan
menggunakan format P-E-S
3. Perawat
mendokumentasikan
rumusan diagnosa
keperawatan pada format
yang tersedia
C. RENCANA
KEPERAWATAN
1. Perawa membuat rencana
intervensi sesuai dengan
diagnosa keperawatan
2. Perawat menentukan tujuan
23
3. Perawat menentukan kriteria
hasil
4. Perawat
mendokumentasikan
rencana intervensi pada
format yang tersedia
D. IMPLEMENTASI
1. Perawat melakukan
tindakan keperawatan sesuai
dengan intervensi yang
direncanakan
2. Perawat melakukan
tindakan keperawatan sesuai
dengan SPO
3. Perawat melakukan
tindakan sesuai dengan
kebutuhan pasien
4. Perawat
mendokumentasikan
tindakan keperawatan pada
format yang tersedia
dilengkapi tanda tangan
E. EVALUASI
1. Perawat mengevaluasi
tindakan mengacu pada
kriteria hasil
2. Perawat membuat SOAP
3. Perawat
mendokumentasikan
evaluasi tindakan
keperawatan pada format
yang tersedia dilengkapi
dengan tanda tangan
F. CATATAN ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Menulis pada format yang
baku
2. Pencatatan dilkukan sesuai
tindakan yang dilaksanakan
3. Pencatatan ditulis dengan
jelas, ringkas, istilah baku
24
dan benar
4. Setiap melakukan tindakan
perawat mencantumkan
paraf, tanggal,jam dilakukan
tindakan
5. Berkas catatan keperawatan
disimpan sesuai denga
ketentuan yang berlaku
Total Skor
Keterangan:
Dilakukan = nilai 1 Nilai = Total skor x 100 = ………..
Tidak dilakukan = nilai 0 22
25
PROPOSAL PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG ISMAIL SITI KHODIJAH SEPANJANG
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK MANAJEMEN B
1. Saidahtul Maifuroh, S.Kep 20194663069
2. Hikmatul Hasanah, S.Kep 20194663049
3. I’in Masfiyah, S.Kep 20194663050
4. Aprilia Rizky Anas, S.Kep 20194663038
5. Ishlah Mardatila , S.Kep 20194663051
6. Achmad Taufik, S.Kep 20194663030
7. Winda Ramdayanti, S.Kep 20194663075
8. Zinatul Widad , S.Kep 20194663076
9. Dewi Maslahah, S.Kep 20194663043
10. Firda Ani Siswanto, S.Kep 20194663045
11. Ana Yusliana, S.Kep 20195443035
12. Gevi Ariningtiyas, S.Kep 20194663047
13. Rabiyatul Awaliyah 20194663063
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat.
a) Mengetahui keadaan pasien berdasarkan pengkajian dan implementasi
yang telajh dilakukan
b) Menjalin hubungan suatu kerjasama dan bertanggung jawab antara
perawat.
c) Perawat dapat melaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
d) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara komprehensif.
1.4 Bagi Pasien.
a) Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada keluhan
baru yang belum terkaji.
b) Pasien mendapatkan perawatan secara berkesinambungan dari perawat
yang sebelumnya jaga kepada perawat berikutnya yang jaga sesuai
dengan tingkat perkembangan pasien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
b. Pelaksanaan
Timbang terima dilaksanakan oleh perawat primer kepada perawat primer
yang mengganti jaga pada shift berikutnya :
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
2) Di nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat untuk kemudian diserah terimakan kepada perawat
jaga berikutnya.
4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
a. Situation
Meliputi meliputi nama pasien, usia, diagnosa medis, nama dokter
yang menangani, hari rawat dan masalah keperawatan.
b. Background
Meliputi perkembangan pasien saat ini, seperti kemajuan tingkat
kesadaran, mobilisasi.
c. Assessment
Meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital, kesadaran, hasil
laboratorium, serta informasi klinik yang mendukung.
d. Recommendation
Meliputi intervensi yang perlu dilakukan, seperti terapi dan
pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan.
Tabel 2. Kerangka Komunikasi dengan metode SBAR
S- SITUATION Situasi yang menggambarkan kondisi pasien
sehingga perlu dilaporkan
B- BACKGROUND Gambaran riwayat /hal yang berhubungan dengan
kondisi atau masalah pasien saat ini
A- ASSESSMENT Kesimpulan dari analisa terhadap gambaran situasi
3.1 Pengorganisasian
Ket :
Karu
PP Malam
PA Malam
PP Pagi
PA Pagi
3.3 Pelaksanaan Timbang Terima
Hari/ tanggal : Senin, 04 Mei2020
Jam : 07.00 WIB - selesai
Pelaksanaan : Timbang terima dari PP pagi ke PP sore
Tempat : Ruang Nurse Station dan ruang kelolaan mahasiswa
Sasaran : Seluruh pasien kelolaan
3.4 Metode dan Media
1. Metode :
a. Karu memimpin proses Timbang Terima
b. Melakukan timbang terima antara Perawat PP pagi dengan PP sore
c. Melaporkan status keadaan pasien dari PP pagi ke PP sore
d. Diskusi, tanya jawab dan Bedside teaching (validasi ke pasien)
2. Media :
a. Materi disampaikan secara lisan.
b. Dokumentasi klien (status/hand over).
c. Buku operan
d. Bolpoint
3. Instrument
a. Status pasien.
b. Format lembar timbang terima
3.4 Alur Timbang Terima.
PASIEN
RENCANA TINDAKAN
PERKEMBANGAN
/KEADAAN PASIEN
MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH
BARU
3.6 Evaluasi.
1. Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain: catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shift
timbang terima. Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan timbang terima
yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu malam ke pagi, pagi ke sore.
Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam di pimpim oleh perawat
primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat
primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti
shift. Timbang terima pertama dilakukan di Nurse station kemudian ke bed
pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup
jumlah pasien, diagnosa keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan.
Intervensi yang belum dilakukan dan pesan khusus. Setiap pasien tidak
lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat
berjalan dengan baik.
3.7 Uraian Kegiatan Timbang Terima
Penutup 1. Perawat kembali ke Nurse Station. Diskusi tentang validasi data 5 menit Nurse Karu
2. Laporan timbang terima ditanda tangani oleh kedua PP dan station PP pagi
mengetahui Karu (kalau pagi saja). PP sore
3. Reward Karu terhadap perawat yang akan dan selesai bertugas. PA pagi
4. Penutup oleh Karu disertai dengan doa. PA sore
Pre PP dan PA sore melakukan Pre Confren 5 menit Nurse Karu
Conference 1. PP sore membuat rencana keperawatan yang belum terselesaikan station PP sore
timbang oleh PP pagi PA sore
terima 2. PP sore mendelegasikan kepada PA rencana keperawatan yang
akan dilakukan
3. PA sore melaksanakan apa yang telah didelegasikan oleh PP sore
4. PP sore menutup pre conference
DAFTAR PUSTAKA
PROSEDUR
TIMBANG TERIMA
Keterangan :
Dilakukan :2
Tidak dilakukan :1
Kesimpulan:
Baik : > 76% Observer
Cukup : 56-75%
Kurang : <56% (………………….)
ROLE PLAY TIMBANG TERIMA
Sabtu, 9 Mei 2020 Pukul 10 Wib
Narator : Hikmatul Hasanah
Kepala ruangan : Rabiyatul Awaliyah S.Kep
PJ Malam : Saidahtul Maifuroh, S.Kep
PA Malam : Ach. Taufiq A.Y, S.Kep
PP Pagi : I’in Masfiyah , S.Kep
PA Pagi : Zinatul Widad, S.kep
Keluarga Pasien : Gevi Ariningityas, S.Kep
: Firda Ani Siswanto, S.Kep
Narator : Hikmatul Hasanah S.Kep
Observer : Ishlah Mardatila, S.Kep
Pada hari Jumat 08 Mei 2020 sebelum dilakukan timbang terima PP dan
PA malam melakukan Post Confrence di Nure Station. PJ malam membuka
jalannya post conference dan mempersilahkan PA malam untuk melaporkan
rencana keperawatan apa saja yang telah dilakukan
Post conference
PJ maalam : “Ners taufiq sebelum shift berikutnya datang, langsung saja kita
mulai post conference”. Untuk mempersingkat waktu langsung saja
kepada ners A untuk melaporkan tindakan apa saja yang sudah dan
belum dilakukan.
PA malam : An. M pasien dr. Dariroh suhu 36,0°C, advis dr dariroh pagi ini lab
UL bahan belum ada Kemudian An.B dengan DX vomiting febris ,
suhu tubuh 36,°C, Inj. Antrain dan ondansentron tidak masuk karena
tidak panas dan tidak ada keluhan.
PJ Malam: “iya Ners A, terima kasih telah melakukan tugasnya dengan baik,
untuk intervensi yang belum dilakukan nanti akan saya operkan saat
timbang terima dan minta tolong saya dingatkan jika nanti lupa
menyampaikan saat operan.
Timbang terima
Saat tepat Pukul 07.00 WIB kepala ruangan, PP dan PA pagi datang menuju ke
Ners station, berkumpul dengan PP dan PA malam dan siap untuk memulai
timbang terima.
KARU :”Assalamualaikum selamat pagi bu, ini operan jaga dari sift malam ke
sift pagi ya.
PP malam: “bu ini perawat yang bertanggung jawab pada sift pagi hari ini
namanya Ners iin
PP pagi : “ibu An. M apa kan sudah tidak demam bu? , dan bagaimana ibu
apakah An.B juga masih demam?
Keluarga pasien An.M: “sudah turun panasnya sus”
Keluarga pasien An.B:. “sudah turun juga panasnya sus”
PA malam: tindakan yang sudah dilakukan kepada An.M observasi suhu dan
edukasi jika suhu naik anjurkan compress.
PA pagi : Baik ners intervensi dilanjutkan.
PP pagi : “nanti kalo badanya panas lagi dikompres basah pakai air hangat ya bu”
nanti biar diajari mbk wiwid dan kalau ada keluhan lain silakan
melaporkan pada kami di ruang perawat/
Keluarga pasien An.B dan An.M: “iya sus, terima kasih.
Di Susun Oleh :
2020
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktik keperawatan professional
(MPKP) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde keperawatan. Peningkatan mutu
asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan IPTEK,
maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan
professional yang efektif dan efisien. Metode keperawatan primer merupakan salah satu
metode pemberian pelayanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah ronde
keperawatan yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam
masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat primer/associate, konselor, kepala ruangan dan seluruh tim
keperawatan dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. Dengan
melaksanakan ronde keperawatan diharapkan dapat memecahkan masalah keperawatan
pasien melalui cara berpikir kritis berdasarkan konsep asuhan keperawatan. Kepekaan
dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer
pengetahuan dan pengaplikasikan konsep teori secara langsung pada kasus nyata.
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih
dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat
dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu
transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori kedalam praktik keperawatan.
Salah satu cara untuk menemukan solusi masalah adalah dengan menggunakan ronde
keperawatan. Ronde keperawatan di ruang Ismail RS Siti Khodijah Sepanjang sudah di
lakukan dan proses pelaksanaan belum optimal, bidang keperawatan dan ruangan
mendukung adanya ronde. Dengan ronde keperawatan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilaksanakan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan,
perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam,
2007).
Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa profesi ners universitas
muhammadiah surabaya akan melaksanakan ronde keperawatan pasiean berdasarkan
model asuhan keperawatan profesional di ruangan Ismail RS Siti Khodijah Sepanjang.
2
1.2 TUJUAN PENULISAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah di lakukan ronde keperawatan mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien
melalui pendekatan berpikir kritis.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis.
b. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien.
c. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah pasien.
e. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
f. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
g. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi pasien
1. Masalah pasien dapat teratasi.
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
1.3.2 Bagi perawat
1. Terciptanya komunikasi keperawatan yang professional.
2. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
3. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.
1.3.3 Bagi rumah sakit
1. Meningkatkan mutu pelayanan
2. Menurunkan lama hari perawatan
3
BAB 2
RONDE KEPERAWATAN
2.1 Pengertian
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien, dilakukan dengan melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
primer dengan konselor, kepala ruangan, perawat assosiate serta melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan (Nursalam, 2011).
4
10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.
5
1. Matron rounds menurut Close & Castlide (2005) seorang perawat berkeliling ke
ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang
dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standar pelayanan, kebersihan dan
kerapian, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan
pelayanan pada pasien.
2. Nurse management rounds menurut Close & Castlide (2005) ronde ini adalah ronde
manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok
pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses
pembelajaran antara perawat dengan head nurse.
3. Patient comfort rounds menurut Close & Castledine (2005) ronde di sini berfokus
pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam
ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan
malam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4. Teaching rounds menurut Close & Castledine (2005) dilakukan antara teacher nurse
dengan perawat atau siswa perawat, dimana terjad proses pembelajaran. Teknik ronde
ini biasa dilakukan untuk perawat atau siswa perawat. Dengan pembelajaran langsung
perawat atau siswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada
pasien.
Menurut Daniels (2004) walking round terdiri dari nursing round, physician-nurse
rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing round adalah ronde yang dilakukan
antara perawat dengan perawat. Physician nurse rounds adalah ronde pada pasien
yang dilakukan dokter dengan perawat, sedang interdisciplinary rounds adalah ronde
pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter,
perawat, ahli gizi serta fisioterapi dsb. Sedangkan menurut Clement (2011)
menyebutkan berbagai jenis word round yang dilakukan oleh perawat meliputi rounds
with the doctors, rounds to discuss psychological problem of patients, social service
rounds, medical rounds for nurses, rounds with the physical therapits, dan nursing
rounds.
6
4) Pemberian inform concent kepada pasien atau keluarga
a. Pelaksanaan :
1) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer
2) Penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
/ telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
3) Mendiskusikan kasus untuk ronde keperawatan antar anggota tim
4) Pemberian justifikasi oleh perawat primer / perawat konselor / kepala ruangan
tentang masalah pasien serta tindakan yang akan dilakukan.
5) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
b. Pasca Ronde
1) Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada pasien tersebut serta menerapkan
tindakan yang perlu dilakukan.
4. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.
a. Struktur
1. Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
2. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
3. Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.
c. Hasil
1. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2. Masalah klien dapat teratasi.
3. Perawat dapat :
a. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c. Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
7
f. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
8
a. Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
d. Menjelaskan tindakan selanjtunya
e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan
yang rasional
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
3. Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah pasien
yang memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
b. Pasien dengan kasus baru atau langka.
9
4. Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan
Tahap pra………………… PP
PENETAPAN PASIEN
PERSIAPAN PASIEN :
o Informed consent
o Hasil pengkajian/validasi data
Tahap Pelaksanaan
di nurse station………….
PENYAJIAN MASALAH Apa diagnosis keperawatan
MASLA Apa data yang mendukung
Bagaimana intervensi yang
dilakukan ?
Apa hambatan yang
ditemukan ?
VALIDASI DATA
MASLA
Tahap Pelaksanaan di kamar pasien………………… Diskusi PP
Konselor, KARU
ANALISA DATA
MASLA
Lanjutan - diskusi
di nurse station
10
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
3.3 Metode
1. Ronde Keperawatan
2. Diskusi dan tanya jawab
3.4 Media
1. Dokumentasi klien (status)
2. Informed consent
3. Sarana diskusi :
11
- Alat tulis
- Kertas dan bollpoint
3.5 Proses ronde keperawatan
12
3.6 Mekanisme kegiatan ronde keperawatan
PELAKSA KEG.
WAKTU TAHAP KEGIATAN TEMPAT
NA PASIEN
Pra Ronde :
1. Menentukan kasus
dan topik
2. Menentukan tim
1 hari ronde keperawatan
Pra Penanggung Ruang
sebelum 3. Menentukan
Ronde Jawab Perawatan
Ronde literature
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan
pasien
6. Diskusi pelaksanaan
Pembukaan :
1. Salam Pembuka
2. Memperkenalkan tim
ronde
Nurse
5 menit Ronde 3. Menyampaikan Karu
Station
identitas dan masalah
pasien
4. Menjelaskan tujuan
ronde
Penyajian masalah : PP Nurse Mendengar-
1. Memberi salam dan Station kan
memperkenalkan
30 menit pasien dan keluarga
kepada tim ronde
2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan
13
keperawatan pasien
3. Menjelaskan masalah
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan dan
serta menetapkan
prioritas yang perlu
didiskusikan
Validasi data :
4. Mencocokkan dan
menjelaskan kembali Karu, PP, Ruang Memberikan
data yang telah Perawat, Perawatan respon dan
disampaikan Konselor menjawab
5. Diskusi antar anggota pertanyaan
tim dan pasien
tentang masalah
keperawatan tersebut
6. Pemberian justifikasi
oleh perawat primer
atau konselor atau
kepala ruangan
tentang masalah
pasien serta rencana
tindakan yang akan
dilakukan
7. Menentukan tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas
yang telah ditetapkan
14
1. Evaluasi dan Karu,
rekomendasi Supervisor,
Pasca Nurse
10 menit intervensi Perawat
Ronde Station
keperawatan konselor
2. Penutup
15
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Ventricular Septal Defect (VSD) atau defek septum ventrikel adalah
defek yang terjadi pada septum ventricularis, dinding yang memisahkan
ventriculus dextra dengan sinistra. Defek ini muncul secara kongenital akibat
septum interventriculare tidak menutup dengan sempurna selama
perkembangan embrio. Defek ini menyebabkan aliran darah dari ventriculus
sinistra akan masuk ke dalam ventriculus dextra. Darah yang kaya akan oksigen
akan dipompa ke paru-paru yang menyebabkan jantung bekerja lebih berat
(Sadler, 2012).
VSD adalah kelainan jantung bawaan berupa tidak sempurnanya
penutupan dinding pemisah antar ventrikel. Kelainan ini paling sering
ditemukan pada anak-anak dan bayi dan dapat terjadi secara congenital dan
traumatic (I wadyan Sudarta, 2013).
VSD merupakan gangguan atau lubang pada septum atau sekat diantara
rongga ventrikel akibat kegagalan fusi atau penyambungan sekat interventrikel
(kasron, 2012).
2.2 ETIOLOGI
16
ventrikel dan gagal jantung. VSD bisa ditemukan bersamaan dengan kelainan
jantung lainnya. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
1. Faktor Prenatal (faktor eksogen)
a. Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil.
b. Gizi ibu hamil yang buruk.
c. Ibu yang alkoholik
d. Usia ibu >40 tahun
e. Ibu menderita diabetes
2. Faktor genetic (faktor endogen)
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b. Ayah/ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25% dari
seluruh kelainan jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup
sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena
trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan kelainan lain misalnya
trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot.
17
Gambar 1. Proses Pembentukan Septum Cardium (Sadler, 2012)
18
melibatkan pembuluh darah besar (transposisi pembuluh darah besar,
truncus arteriosus, dan tetralogy Fallot) (Sadler, 2012; Schoenwolf et al.,
2009). Ada teori lain dari pembentukan septum cardium tanpa melalui
terbentuknya tubera endocardiaca. Yaitu jika tidak terbentuk tonjolan
jaringan di dinding atria dan ventrikel tetapi dinding dari masing-masing
sisinya terus berkembang, maka akan terbentuklah tonjolan di tengah-tengah
sisi dinding yang mengembang tadi. Jika kedua bagian sisi yang
mengembang tadi terus berkembang diantara tonjolan tadi, kedua dinding
lumen akan mendekati satu sama lain dan akhirnya tonjolan tadi membentuk
septum. Namun septum yang terbentuk tadi tidak memisahkan lumen secara
lengkap sehingga menyebabkan terjadinya hubungan antara kedua lumen.
Septum ini akan menutup secara lengkap melalui kontribusi proliferasi
jaringan di sekitarnya (Schoenwolf et al., 2009).
2.4. Patofisiologi
20
2.5 WOC
1. Faktor eksogen
2. Faktor Edogen
Darah yag di vetrikel kiri dan kanan bercampur tekanan ventrikel meningkat hipertrpi otot ventrikel kanan
Jantung bekerja lebih cepat untuk memompa aliran darah ke paru meningkat atrium kanan tidak dapat mengimbangi
Peningkatan nukleus
Kekuatan kontruksi otot jantung menurun volume paru meningkat
8|P a g e
Penurunan Aliran darah ke pembuluh darah perifer perubahan permiabilitas di membran
Suplay darah dan O2 ke otak meurun alveolik kapiler Penurunan O2 ke
jaringan gangguan perfusi jaringan perifer
Otak mengimplus jantung untuk bekerja lebih cepat metabolisme terganggu Takipneu, sesak napas Kerja paru
RR meningkat tubuh lemas dan mudah lelah Bayi mudah tertidur saat menyusu Takipneu
pola napas tidak efektif BB turun dan sukar naik Defisit Nutrisi
Gangguan tumbuh kembang
9|P a g e
2.6. MANIFESTASI KLINIS
1. VSD kecil
Biasanya pasien tidak ada keluhan. Bayi biasanya dibawa ke cardiologist
karena ditemukan adanya murmur selama pemeriksaan rutin. Keluhan
berupa gangguan makan dan pertumbuhan tidak ditemukan.
2. VSD sedang
Bayi terlihat berkeringat akibat rangsangan saraf simpatis, terlihat saa
diberi makanan. Terlihat lelah selama makan oleh karena aktifitas makan
memerlukan cardiac output yang tinggi. Adanya tachypnea saat istirahat
ataupun saat makan. Gangguan pertumbuhan bisa juga dijumpai karena
meningkatnya kebutuhan kalori dan kurangnya kemampuan bayi untuk
makan secara adekuat. Sering mengalami infeksi saluran pernafasan juga
bisa ditemukan
3. VSD besar
Ditemukan gejalan yang sama dengan VSD sedang, tetapi lebih berat.
Pertumbuhan terhambat dan seringnya mengalami infeksi saluran nafas
4. Sindrom Eisenmenger
Saat beraktivitas pasien mengeluh sesak nafas, sianosis, nyeri dada,
sinkop, dan hemoptysis
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG : Gambaran EKG pada pasien VSD dapat menggambarkan besar
kecilnya defek dan hubungannya dengan hemodinamika yang terjadi :
- Pada pasien VSD kecil : gambaran EKG biasanya normal, namun kadang-
kadang dijumpai gelombang S yang sedikit dalam dihantarkan pericardial
atau peningkatan ringan gelombang R di V5 dan V6.
10 | P a g
e
- Pada VSD sedang : EKG menunjukkan gambaran hipertrofi kiri. dapat pula
ditemukan hipertrofi ventrikel kanan, jika terjadi peningkatan arteri
pulmonal.
- Pada VSD besar, hampir selalu ditemukan hipertrofi kombinasi ventrikel
kiri dan kanan. Tidak jarang terjadi hipertrofi ventrikel kiri dan kanan
disertai deviasi aksis ke kanan (RAD). Defek septum ventrikel membranous
inlet sering menunjukkan deviasi aksis ke kiri (LAD).
2. Gambar Radiologi Thorax :
- Pada VSD kecil : memperlihatkan bentuk dan ukuran jantung normal
dengan vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat.
- Pada VSD sedang : menunjukkan kardiomegali sedang dengan konus
pulmonalis yang menonjol, hilus membesar dengan vaskularisasi paru
meningkat.
- Pada VSD besar disertai hipertrofi pulmonal atau sindroma eisenmenger
tampak konus pulmonal sangat menonjol dengan vaskularisasi paru yang
meningkat di daerah hilus namun berkurang perifer.
3. Echokardiografi :
- Pemeriksaan echocardiografi pada VSD meliputi M-Mode, dua dimensi
Doppler. Pada Doppler berwarna dapat ditemukan lokasi, besar dan arah
pirau.
- Pada defek yang kecil, M-Mode dalam batas normal sedangkan pada dua
dimensi defek kecil sulit dideteksi.
- Pada defek sedang lokasi dan ukuran dapat ditentukan dengan
echokardiografi dua dimensi, dengan M-Modeterlihat pelebaran ventrikel
kiri atau atrium, kontraktilitas ventrikel masih baik.
- Pada defe besar, echokardiografi dapat menunjukkan adanya pembesaran ke
empat ruang jantung dan pelebaran arteri pulmonalis.
4. Echo Transesofageal dapat meningkatkan sensitivitas akan adanya pirau
yang kecil dan foramen oval paten.
5. Aliiran radionuklir menilai besarnya pirau dari kiri ke kanan.
11 | P a g
e
6. MRI untuk menjelaskan anatominya. Memberikan gambaran yang lebih baik
terutama VSD dengan lokasi apical yang sulit dilihat dengan echocardiologi
juga dapat dilakukan besarnya curah jantung, besaran pirau dan evaluasi
kelainan yang menyertai seperti aorta asenden dan arkus aorta.
7. Katerisasi jantung, masih merupakan diagnosik pasti karena dapat
menunjukkan dengan jelas adanya peningkatan saturasi oksigen antara vena
cava ventrikel kanan akibat bercampurnya darah mengandung oksigen dari
atrium kiri, menilai beratnya pirau mengukur tahanan vascular darah
pulmonary.
8. Angiografi kontras ventrikel kanan dan ventrikel kiri dapat menunjukkan
kelainan katup terkait atau anomaly aliran vena pulmonalis.
2.8 PENATAKLASANAAN
1. Umum
b. Penggunaan oksigen.
12 | P a g
e
sekresi saluran nafas keluar. Namun, oksigen tidak mempunyai peran pada
pengobatan gagal jantung kronik.
13 | P a g
e
yang menghasilkan peningkatkan perangsangan sendiri. Anemia dapat
memperburuk gagal jantung, jika Hb < 7 gr % berikan tranfusi PRC.
Antibiotika sering diberikan sebagai upaya pencegahan terhadap
miokarditis/ endokarditis, mengingat tingginya frekuensi ISPA
(Bronkopneumoni) akibat odema paru pada bayi/anak yang mengalami
gagal jantung kiri. Pemberian antibiotic boleh dihentikan tersebut boleh
dihentikan jika odema paru sudah teratasi. Selain itu, antibiotika profilaksis
tersebut juga diberikan jika akan dilakukan tindakan-tindakan
khusus misalnya mencabut gigi dan operasi. Jika seorang anak dengan
gagal jantung atau kelainan jantung akan dilakukan operasi, maka 3 hari
sebelumnya diberikan antibiotika profilaksis dan boleh dihentikan tiga hari
setelah operasi.
14 | P a g
e
agen simpatomimetik atau agen inotropik positif lain. Jika tidak ada dari
cara-cara tersebut yang efektif, mungkin diperlukan transplantasi jantung.
Untuk menilai hasilnya harus ada pencatatan yang teliti dan berulangkali
terhadap denyut jantung, nafas, nadi, tekanan darah, berat badan, hepar,
desakan vena sentralis, kelainan paru, derajat edema, sianosis, dan
kesadaran.
2. Pembedahan
Pembedahan dengan kasus defek sedang/besar, menutup defek dengan dijahit
melalui cardiopulmonary by pass.
a. Operasi paliatif adalah berupa penyempitan arteri pulmonalis untuk
mengurangi aliran darah ke paru-paru. Dengan demekianmaka gejala gagal
jantung akan berkurang dan kemungkinan timbulnya penyakit vaskuler paru
dapat dikurangi atau dihambat. Penderita yang telang dilakukan tindakan ini
harus diikuti dengan operasi penutupan defek sekaligus dengan membuka
penyempitan arteri pulmonalis. Tindakan ini hendaknya jangan dilakukan
terlalu lama karena penyempitan arteri pulmonalis dapat menyebabkan
kontriksi arteri pulmonalis yang mungkin memerlukan koreksi bedah
tersendiri.
b. Operasi korektif adalah operasi dilakukan dengan sternotomi median dengan
bantuan mesin jantung-paru. Keputusan untuk melakukan operasi korektif
sangat bergantung pada kemampuian tim bedah dengan segala fasilitas
pendukungnya. Di Negara maju terdepat kecendurungan untuk langsung
melakukan operasi penutupan defek meskipun pada bayi kecil. mortalitas
keseluruhan akibat operasi dilaporkan sekitar 5-15%. Prognosa operasi
makin baik bila tahanan paru-paru rendah dan penderita dalam kondisi baik
dengan berat badan diatas 15 kg.
Pada VSD besar dengan hipertensi yang belum permanen, biasanya pada
keadaan menderita gagal jantung, dalam pengobatannya menggunakan
digitalis. Bila ada anemia diberi transfuse eritrosit selanjutnya diteruskan
dengan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan
atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.
15 | P a g
e
Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang permanen, operasi
paliatif atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis
mengalami aterosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi
beban yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila
defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan
ke ventrikel kiri melalui defek.
16 | P a g
e
3. Farmakologi
a. Vasopresor atau vasodilator adalah obat-obat yang dipakai untuk anak dengan
defek septum ventricular dan gagal jantung kronik cepat.
b. Pada VSD sedang : jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu
sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil.
Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal,
operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12
kg.
c. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya
pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya
menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfuse eritrosit terpampat
selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapatditunda sambil menunggu
penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6
bulan.
d. Pada VSD dengan hipertensi pulmonal permanen : operasi paliatif atau operasi
total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami arteriosklerosis.
17 | P a g
e
Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat sekali
dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup,
kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat di salurkan ke ventrikel kiri
melalui defek.
18 | P a g
e
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN
RONDE KEPERAWATAN
Nama : …………………………………..
Umur : …………………………………..
Alamat : …………………………………..
…………………………………....
Ruang : .......................................................
No. RM. : …………………………………..
Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.
Sepanjang,
Perawat yang menerangkan Penanggung jawab
……………………………... ……………………………
Saksi–saksi: Tanda tangan:
1. …………………………. …………………
2. ………………………….. …………………
FORMAT DOKUMENTASI RONDE KEPERAWATAN
No RM :
Diagnosa medis :
Keluhan utama :
Tindakan keperawatan :
1.
2.
3.
4.
5.
MASALAH 1.
KEPERAWATAN
2.
YANG MUNCUL
3.
RENCANA 1.
UNTUK
2.
MENGATASI
MASALAH 3.
PASIEN
4.
5.
PELAKSANAAN
RONDE YANG
SUDAH
DILAKUKAN
EVALUASI Kesimpulan :
Sepanjang……..…………
Perawat Primer
( )
FORMAT CHEKLIST
RONDE KEPERAWATAN
Pembukaan :
Membuka kegiatan ronde dengan
mengucapkan salam
Penyajian Masalah :
Validasi data :
Diskusi/Tanya jawab :
TOTAL NILAI
Keterangan :
BAIK : >76 %
CUKUP : 56-75 %
KURANG : < 56 %
OBSERVER
(……………....)
00592759
An. M 605546
605XXX
2016
2017
2018
2019
2020
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
DRM 04
ASESMENT AWAL KEPERAWATAN RAWAT INAP
RM : 00592759
ISMAIL RS. SITI KHODIJAH SEPANJANG
Nama : An. M L/P
(Dilengkapi 24 jam pertama setelah pasien masuk ruang rawat) Tgl. Lahir/Umur : 08-10-2019 /6 bulan
Alamat : Sidoarjo
- Kanker
- Penyakit hati kronik
- TB paru
- Trauma
- Terpasang stoma
- Kelainan anatomi mulut yang menyebabkan
kesulitan makan (mis, bibir sumbing)
- Kelainan metabolic bawaan
- Retatdasi mental
- Keterlambatan perkembangan
- Rencana/ pasca operasi mayor
Jumlah 0
Sudah dibaca da diketahui oleh Dietisien √ Ya □ Tidak (tgl…………jam……..)
Interpretasi skor
0 Resiko rendah
( I’in Masfiyah ) ( )
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
DRM 08
RM : 00592759
Nama : An. M L/P
CATATAN PERKEMBANGAN Tgl. Lahir/Umur : 08-10-2019 /6 bulan
PASIEN TERPADU (CPPT) Alamat : Sidoarjo
- Monitor suara
nafas tambahan
- Monitor sturasi
oksigen
- Suction
- Fisioterapi dada
- ampicillin 3x2
mg Puyer m/f/k
3x1dan
gentamicin
1x25 amp.
- Monitor suara
nafas tambahan
- Monitor sturasi
oksigen
- Suction
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
- Fisioterapi dada
- ampicillin 3x2
mg Puyer m/f/k
3x1dan
gentamicin
1x25 amp.
DRM. 09.a
DRM 09. b
RM : 00592759
Nama : An. M L/P
Tgl. Lahir/Umur : 08-10-2019 /6 bulan
Alamat : Sidoarjo
Interpretasi :
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
Keterangan:
Keterangan:
Keterangan:
Hari :……………. Tanggal :…………….. Bulan :…………. Tahun :……………. Jam :………….
Gentamicin
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
RM : 00592759
LEMBAR OBSERVASI Nama : An. M L/P
Tgl. Lahir/Umur : 08-10-2019 /6 bulan
Tanggal : 09-05-2020 Alamat : Sidoarjo
RM : 00592759
LEMBAR OBSERVASI Nama : An. M L/P
Tgl. Lahir/Umur : 08-10-2019 /6 bulan
Tanggal : 10-05-2020 Alamat : Sidoarjo
RM : 00592759
Nama : An. M L/P
LEMBAR OBSERVASI Tgl. Lahir/Umur : 08-10-2019 /6 bulan
Alamat : Sidoarjo
Tanggal : 11-05-2020
RM : 00592759
Nama : An. M L/P
PENGKAJIAN RESIKO JATUH KHUSUS ANAK Tgl. Lahir/Umur : 08-10-2019 /6 bulan
Alamat : Sidoarjo
(HUMPTY DUMPTY)
Perilaku 2
Lain-lain 1
Gangguan Keterbatasan daya 3
kognitif pikir
Perilaku 2
Lain-lain 1
Factor Riwayat jatuh di 4
lingkungan tempat tidur
Pasien dengan ayunan 3
Pasien ditempat tidur 2
yang tanpa pengaman
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
RM : 00592759
Nama : An. M L/P
PENANGANAN RESIKO JATUH Tgl. Lahir/Umur : 08-10-2019 /6 bulan
Alamat : Sidoarjo
Beri tanda centang (√) jika sudah dilakukan, (-) jika belum TANGGAL/JAM
atau tidak dilakukan, (“) jika pasien menolak sekaligus 9/5 10/5 11/5
berikan penjelasan
1. Lakukan orientasi kamar pasien √ √ √
2. Posisikan tempat tidur: √ √ √
Serendah mungkin
PENANGANAN STANDART RESIKO JATUH
kamar mandi.
7. Anjurkan menggunakan alas kaki √ √ √
atau kaos kaki yang nyaman tidak
licin dan tepat pada pasien.
8. Penggunaan alat bantu atau (alat
penopang, kursi roda bila di
perlukan )
9. Beri edukasi mengenai
pencegahan pasien jatuh kepada
pasien dan keluarga
10. Ikuti prosedur yang aman ketita
membantu pasien saat akan
pindah ke tempat tidur dan
meningalkan tempat tidur
1. Pasang penanda resiko jatuh dan
memasang identifikasi alert
kuning pada gelang identifikasi
pasien
RESIKO JATUH TINGGI
ANALISA DATA
RM : 00592759
Nama : An. M L/P
Tgl. Lahir/Umur : 08-10-2019 /6 bulan
Alamat : Sidoarjo
RM : 00592759
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : An. M L/P
Tgl. Lahir/Umur : 08-10-2019 /6 bulan
Tanggal : 09 Mei 2020 Alamat : Sidoarjo
Tujuan dan
Diagnosa Keperawatan
Data Kriteria Hasil Intervensi (SIKI) Waktu
(SDKI)
(SLKI)
Bersihan jalan nafas Bersihan jalan 9. Observasi
1. Data Mayor tidak efektif nafas kembali 1) Monitor asupan makanan
1) Subyektif: efektif dalam waktu 2) Monitor berat badan
(tidak tersedia) x jam 3) Monitor bunyi suara nafas
2) Obyektif: tambahan
a. Batuk tidak Kriteria Hasil: 10. Terapeutik
efektif 1. Tidak ada suara 1) Pertahankan kepatenan
b. Tidak mampu nafas tambahan jalan nafas dengan head-
batuk 2. Klien dapat tilt dan chin lift (jaw thrust
c. Sputum berlebih batuk efektif jika curiga trauma
d. Mengi, 3. Frekuensi nafas servikal)
Wheezing, (RR) klien dalam 2) Posisikan semi fowler atau
Ronkhi batas normal fowler
2. Data Minor (20-30xmenit) 3) Berikan minum hangat
1) Subyektif: 4. Klien dapat 4) Lakukan fisioterapi dada
a. Dyspnea mengeluarkan 5) Lakukan suction
b. Sulit bicara sputum melalui (penghisapan lendir)
c. Orthopnea jalan nafas. kurang 15 detik
2) Obyektif: 6) Lakukan hiperoksigenasi
a. Gelisah sebelum penghisapan
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
b. Sianosis endotrakeal
c. Bunyi nafas 7) Keluarkan sumbatan benda
menurun pada dengan forcep Mc.
d. Frekuensi nafas Gill
berubah 8) Berikan oksigen
e. Pola nafas 11. Edukasi
berubah 1) Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
2) Ajarkan teknik batuk
efektif
12. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator ekspektoran,
mukolitik
1. Data Mayor Penurunan Curah Jantung Curah Jantung Perawatan Jantung
1) Subjektif Setelah dilakukan 1. Observasi
a. Perubahan tindakan 1) Identifikasi tanda/gejala
irama jantung keperawatan selama primer penurunan curah
a) Palpitasi x 24 jam diharapkan jantung (meliputi dyspnea,
b. Perubahan curah jantung kelelahan, edema,
preload meningkat ortopnea, Paroxysmal
a) Lelah nocturnal dyspnea,
c. Perubahan Kriteria Hasil : peningkatan CVP)
afterload 1. Kekuatan nadi 2) Identifikasi tanda/gejala
a) Dispnea perifer Ejection sekunder penurunan curah
d. Perubahan fraction (EF) jantung (meliputi
kontraktilitas meningkat (skor peningkatan berat badan,
a) Paroxysmal 5) hepatomegali, distensi
nocturnal 2. Palpitasi vena jugularis, palpitasi,
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
b) Systemic
vascular
resistance
(SVR)
meningkat/
menurun
c. Perubahan
kontraktilitas
a) Cardiac
index (CI)
menurun
b) Left
ventricular
stroke work
index
(LVSWI)
menurun
c) Stroke
volume
index (SVI)
menurun
d. Perilaku/emosio
nal
(tidak tersedia)
bayi) 3. Edukasi :
1) Jelaskan orang tua dan/atau
pengasuh tentang
milestone perkembangan
anak dan perilaku anak
2) Anjurkan orang tua
menyentuh dan
menggendeong anak / bayi
3) Anjurkan orang tua
berinteraksi dengan
anaknya
4) Ajarkan anak teknik asertif
4. Kolaborasi :
Rujuk konseling, jika perlu
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
DRM 05.a
RM : 00592759
FORM TIMBANG TERIMA PASIEN Nama : An. M L/P
Tgl. Lahir/Umur : 08-10-2019 /6 bulan
Alamat : Sidoarjo
Shift Pagi Shift Sore Shift Sore Shift Malam Shift Malam Shift Pagi
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
DRM 05.a
RM : 00592759
FORM TIMBANG TERIMA PASIEN Nama : An. M L/P
Tgl. Lahir/Umur : 08-10-2019 /6 bulan
Alamat : Sidoarjo
Shift Pagi Shift Sore Shift Sore Shift Malam Shift Malam Shift Pagi
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
DRM 05.a
RM : 00592759
FORM TIMBANG TERIMA PASIEN Nama : An. M L/P
Tgl. Lahir/Umur : 08-10-2019 /6 bulan
Alamat : Sidoarjo
Shift Pagi Shift Sore Shift Sore Shift Malam Shift Malam Shift Pagi
PRAKTEK MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
Di ruang pavilium Ismail rumah sakit siti khodijah sepanjang akan dilakukan
ronde keperawatan.
Tahap pre ronde keperawatan..
Sebelum perawat primer memberikan tugas kepada perawat asosiet, perawat
primer menemui kepala ruangan terlebih dahulu untuk meminta persetujuan
dilakukan ronde keperawatan.
Di ruang kepala ruangan..
PP 1 : Assalamualaikum
KARU : waalaikumsalam , silahkan duduk ada apa ya ?
PP 1 : baik terimakasih , jadi begini bu , saya mau melaporkan tentang
pasien An.A klien sudah 3 hari dirawat dan belum ada peningkatan , jadi saya
bermaksud untuk melakukan ronde keperawatan
KARU : oh pasien kamar A itu ya?
PP 1 : iya ners, pasien dengan Dx medis Bronkopneumonia + VSD besar,
pasien ini pasien dnegan resiko tinggi decom karena dengan PJB, jadi apakah ibu
setuju untuk dilakukan ronde keperawatan pada pasien tersebut ?
KARU : iya saya setuju, bagaimana persiapananya dan kapan akan dilakukan
PP 1 : saya akan menyiapkan tim untuk melakukan ronde keperawatan dan
insyaallah akan dilaksanakan besok pukul 10 ners
KARU : baiklah silahkan dilakukan besok
PP 1 : baik ners terimakasih , saya permisi dlu assalamualaikum
PP 1 : assalamualaikum
PA 1 : Waalaikumsalam..
PP 1 : baiklah langsung saja seperti yang sudah direncanakan sebelumnya
kita akan melakukan ronde keperawatan pada An.A . Dan hari ini kita akan
melakukan tahap pra ronde keperawatan.
PA 1 : oh An.A yang masuk dengan diagnosa Bp + VSD ya?
PP 1 : iya. Dia sudah 3 harian tapi belum ada perubahan yang
memperlihatkan kemajuan.
PA 1 : iya , anaknya terlihat sangat lemas
PP 1 : maka dari itu sekarang tolong lakukan pengkajian ulang pada An.A
untuk mengetahui masalah masalah apa saja yang sebenarnya terjadi pada An.A
sekarang ini..
PA 1 : baik ners Akan segera saya lakukan.
PA 1 : baik kami sudah memeriksa anak ibu . Keadaan umum anak ibu
sedang, suhu badannya 36,4⁰ c , pernafasan 30 x/menit dan frekuensi denyut nadi
115x/menit, saturasi oksigen 95%. Baik pemeriksaan sudah selesai, saya permisi
dulu. Selamat istirahat. Assalamualaikum
Ibu pasien : iya sus terimakasih
Setelah melakukan pengkajian , PA menghadap PP untuk melaporkan hasil
pengkajian kemudian PP melakukan validasi data
PA 1 : Ners firda kami sudah melakukan pengkajian terhadap An.A dan ini
hasilnya (sambil memberikan hasil pengkajian).
An. A dg dx BP + VSD px dr. Edim, Keluhan masih bapil dan sesak, RR=
30X/MNT, spo2 95%, N= 115x/mnt, S= 36,4c, masalah kep yg muncul bersihan jalan
napas tidak efektif dan penurunan curah jantung, terpasang O2 nasal 2 lpm, telah
dilaukan suction
PP 1 : (sambil melihat hasil pengkajian),baiklah mari kita persiapkan untuk
Ronde Keperawatan besok.
PA 1 : baik ners
Di ruangan pasien
PP 1 : Ibu sesuai kontrak kemarin bahwa hari ini kami akan melakukan
ronde untuk membahas masalah anak ibu, dan ini tim ronde yang terdiri dari perawat
saya Firda, ada Wiwid, Islah, Dewi dari perawat, juga ada ibu Lintang dari ahli gizi
dan ibu silvana dari farmaklinik, tadi saya sudah memaparkan terkait kondisi anak
ibu, dan sekarang kami akan melakukan pemeriksaan terhadap anak ibu untuk
mengkonfirmasi atas kebenaran data yang saya sampaikan,
Ibu pasien : ohh iya sus silahkan
PP 1 : baik ners wiwid silahkan
PP 2 : bu, anaknya bagaimana apa sudah berkurang batuk pilek dan
sesaknya? (sambil membawa stetoskop untuk mengecek suara nafas dan suara
jantung)
Ibu Pasien : belum sus
Selanjutnya dari ahli gizi dan farmaklinis melakukan validasi. Setelah selesai
tim ronde kembali ke ruangan diskusi
PP 1 : Baik buu, stelah ini kami akan mendiskusikan terkait solusi untuk
mengatasi permasalahan anak ibu
Ibu pasien : baik sus
KARU : baik tadi kita semua sama sama sudah mendengarkan intervensi dan
penjelasan dari masing masing. Apakah dari rekan rekan perawat ada yang ingin
ditanyakan?
PP 1 dan PA 1 : tidak ada bu.
KARU : Baik karena semua sudah jelas, jadi kesimpulannya ……….
KARU : baiklah ronde keperawatan kita kali ini sudah selesai. Silahkan nanti
para tim ronde untuk melakukan tugasnya dengan baik dan memfollow up untuk
perkembangan pasien. Terima kasih atas kerja samanya. Semoga masalah pasien kita
bisa segera teratasi . aamiin. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Semua : waalaikumsalam wr.wb.
Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, anggota ronde pun mulai
melakukan tugasnya masing masing.
Selanjutnya penilaian dari observer dan dilanjutkan evaluasi dari pembimbing dan
supervisor
PROPOSAL PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG ISMAIL SITI KHODIJAH SEPANJANG
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK MANAJEMEN B
1. Saidahtul Maifuroh, S.Kep 20194663069
2. Hikmatul Hasanah, S.Kep 20194663049
3. I’in Masfiyah, S.Kep 20194663050
4. Aprilia Rizky Anas, S.Kep 20194663038
5. Ishlah Mardatila , S.Kep 20194663051
6. Achmad Taufik, S.Kep 20194663030
7. Winda Ramdayanti, S.Kep 20194663075
8. Zinatul Widad , S.Kep 20194663076
9. Dewi Maslahah, S.Kep 20194663043
10. Firda Ani Siswanto, S.Kep 20194663045
11. Ana Yusliana, S.Kep 20195443035
12. Gevi Ariningtiyas, S.Kep 20194663047
13. Rabiyatul Awaliyah 20194663063
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat.
a) Mengetahui keadaan pasien berdasarkan pengkajian dan implementasi
yang telajh dilakukan
b) Menjalin hubungan suatu kerjasama dan bertanggung jawab antara
perawat.
c) Perawat dapat melaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan.
d) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara komprehensif.
1.4 Bagi Pasien.
a) Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada keluhan
baru yang belum terkaji.
b) Pasien mendapatkan perawatan secara berkesinambungan dari perawat
yang sebelumnya jaga kepada perawat berikutnya yang jaga sesuai
dengan tingkat perkembangan pasien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
b. Pelaksanaan
Timbang terima dilaksanakan oleh perawat primer kepada perawat primer
yang mengganti jaga pada shift berikutnya :
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
2) Di nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat untuk kemudian diserah terimakan kepada perawat
jaga berikutnya.
4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
a. Situation
Meliputi meliputi nama pasien, usia, diagnosa medis, nama dokter
yang menangani, hari rawat dan masalah keperawatan.
b. Background
Meliputi perkembangan pasien saat ini, seperti kemajuan tingkat
kesadaran, mobilisasi.
c. Assessment
Meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital, kesadaran, hasil
laboratorium, serta informasi klinik yang mendukung.
d. Recommendation
Meliputi intervensi yang perlu dilakukan, seperti terapi dan
pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan.
Tabel 2. Kerangka Komunikasi dengan metode SBAR
S- SITUATION Situasi yang menggambarkan kondisi pasien
sehingga perlu dilaporkan
B- BACKGROUND Gambaran riwayat /hal yang berhubungan dengan
kondisi atau masalah pasien saat ini
A- ASSESSMENT Kesimpulan dari analisa terhadap gambaran situasi
3.1 Pengorganisasian
Ket :
Karu
PP Malam
PA Malam
PP Pagi
PA Pagi
3.3 Pelaksanaan Timbang Terima
Hari/ tanggal : Senin, 04 Mei2020
Jam : 07.00 WIB - selesai
Pelaksanaan : Timbang terima dari PP pagi ke PP sore
Tempat : Ruang Nurse Station dan ruang kelolaan mahasiswa
Sasaran : Seluruh pasien kelolaan
3.4 Metode dan Media
1. Metode :
a. Karu memimpin proses Timbang Terima
b. Melakukan timbang terima antara Perawat PP pagi dengan PP sore
c. Melaporkan status keadaan pasien dari PP pagi ke PP sore
d. Diskusi, tanya jawab dan Bedside teaching (validasi ke pasien)
2. Media :
a. Materi disampaikan secara lisan.
b. Dokumentasi klien (status/hand over).
c. Buku operan
d. Bolpoint
3. Instrument
a. Status pasien.
b. Format lembar timbang terima
3.4 Alur Timbang Terima.
PASIEN
RENCANA TINDAKAN
PERKEMBANGAN
/KEADAAN PASIEN
MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH
BARU
3.6 Evaluasi.
1. Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain: catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shift
timbang terima. Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan timbang terima
yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu malam ke pagi, pagi ke sore.
Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam di pimpim oleh perawat
primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat
primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti
shift. Timbang terima pertama dilakukan di Nurse station kemudian ke bed
pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup
jumlah pasien, diagnosa keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan.
Intervensi yang belum dilakukan dan pesan khusus. Setiap pasien tidak
lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat
berjalan dengan baik.
3.7 Uraian Kegiatan Timbang Terima
Penutup 1. Perawat kembali ke Nurse Station. Diskusi tentang validasi data 5 menit Nurse Karu
2. Laporan timbang terima ditanda tangani oleh kedua PP dan station PP pagi
mengetahui Karu (kalau pagi saja). PP sore
3. Reward Karu terhadap perawat yang akan dan selesai bertugas. PA pagi
4. Penutup oleh Karu disertai dengan doa. PA sore
Pre PP dan PA sore melakukan Pre Confren 5 menit Nurse Karu
Conference 1. PP sore membuat rencana keperawatan yang belum terselesaikan station PP sore
timbang oleh PP pagi PA sore
terima 2. PP sore mendelegasikan kepada PA rencana keperawatan yang
akan dilakukan
3. PA sore melaksanakan apa yang telah didelegasikan oleh PP sore
4. PP sore menutup pre conference
DAFTAR PUSTAKA
PROSEDUR
TIMBANG TERIMA
Keterangan :
Dilakukan :2
Tidak dilakukan :1
Kesimpulan:
Baik : > 76% Observer
Cukup : 56-75%
Kurang : <56% (………………….)
PROPOSAL INOVASI
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG PAVILIUN ISMAIL
RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
Di Susun Oleh :
Keadaan Klien :
1. Klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan
klien
Perencanaan Pulang
Program HE : Lain-Lain
Penyelesaian Administrasi
Diet
Obat
Aktivitas dan kegiatan
Yang perlu dibawa pulang
Rencana control
Jadwal pesan khusus
Monitoring (sebagai
program service safety)
oleh:
Keluarga dan Petugas
2.10. Peran Perawat Dalam Discharge Planning
1. Kepala Ruangan
a. Membuka acara discharge planning
b. Menyetujui dan menandatangani format discharge planning
2. Perawat Primer
a. Membuat rencana discharge planning
b. Membuat leafleat
c. Memberikan konseling
d. Memberikan pendidikan kesehatan
e. Menyediakan format discharge planning
3. Perawat Associate: merencanakan agenda discharge planning (pada saat
perawatan dan diakhiri perawatan)
Keliat, BA.2005. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien di Rumah Sakit.
Jakarta: EGC
Long, B. 2008. Perawatan Medikal Bedah III . Bandung: Pajajaran
Nursalam, 2002. Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek
Keperawatan Profesional, Salemba Medika, Jakarta .
Nursalam, 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Salemba Medika; Jakarta
Nursalam, 2007. Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek
Keperawatan Profesional Edisi:2s, Salemba Medika, Jakarta
Nursalam, 2014. Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek
Keperawatan Profesional Edisi: 4, Salemba Medika, Jakarta
Swanberg alih bahasa Suharyati. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC
INSTRUMEN BRASS INOV
1. Usia
3 Bayi (<1 th)
d. Fungsional: Motor
0 = Normal: Pasien memiliki gerakan tubuh yang terkoordinasi,
kontrol otot normal, dan kesadaran akan tindakan.
- Kontrol otot normal
- Gerakan tubuh yang terkoordinasi
- Kesadaran akan tindakan dan tujuannya:
Bayi dapat memegang mainan dan memindahkannya
dengan kedua tangan
Balita dapat membawa benda, memegang boneka binatang,
mengisap jempol
Anak-anak dapat menulis atau bermain dengan mainan
1 = Disfungsi Ringan: Pasien memiliki 1 anggota badan yang
mengalami gangguan fungsi, baik sebagian atau total kehilangan
fungsi.
- Kerusakan dapat disebabkan oleh perangkat medis seperti
pengekangan, papan intravena, perban, atau gips
- Kerusakan dapat disebabkan oleh masalah fisik seperti kelainan
bentuk, kelemahan, kekakuan, kelenturan, dan / atau gangguan
gerakan
Melakukan kegiatan yang sesuai dengan usia tetapi dengan
upaya yang meningkat
Kelemahan = pasien tidak bisa menggerakkan anggota
badan dari permukaan, melawan gravitasi, sambil
memegang benda atau melawan resistensi
Kekakuan = setidaknya 1 ekstremitas telah meningkatkan
resistensi terhadap gerakan pasif tetapi ditahan dalam posisi
normal; stimulasi tidak menghasilkan fleksi, ekstensi, atau
lengkungan
2 = Disfungsi Sedang: Pasien memiliki setidaknya 2 anggota badan
yang mengalami gangguan fungsi, baik sebagian atau total
kehilangan fungsi.
- Kerusakan dapat disebabkan oleh perangkat medis seperti
pengekangan, papan intravena, perban, atau gips
- Kerusakan dapat disebabkan oleh masalah fisik seperti kelainan
bentuk, kelemahan, kekakuan, kelenturan, dan / atau gangguan
gerakan
Melakukan kegiatan yang sesuai dengan usia tetapi dengan
upaya yang meningkat
Kelemahan = pasien tidak bisa menggerakkan anggota
badan dari permukaan, melawan gravitasi, sambil
memegang benda atau melawan resistensi
Kekakuan = setidaknya 1 ekstremitas telah meningkatkan
resistensi terhadap gerakan pasif tetapi ditahan dalam posisi
normal
Kelenturan = peningkatan tonus otot dengan gerakan tidak
sadar
3 = Disfungsi Parah: Pasien memiliki kontrol kepala yang buruk.
- Kontrol kepala yang buruk = penurunan kemampuan untuk
memegang kepala tegak pada 90 derajat dan tidak dapat
menahan kepala masih di bawah 90 derajat
- Jika tubuh ditopang, kepala jatuh ke belakang, ke samping, atau
ke depan
- Jika duduk, pasien tidak dapat membawa kepala ke posisi tegak
- Jika telentang atau rawan, pasien tidak dapat membawa kepala
ke posisi garis tengah
4 = Disfungsi Sangat Parah: Pasien lumpuh atau menunjukkan
postur abnormal (decerebrate, decorticate)
- Kelumpuhan = kehilangan fungsi motorik sukarela dan tonus
otot abnormal
- Postur dekerebrata = ekstensi kaku semua ekstremitas, dengan
rotasi internal
- Postur decorticate = fleksi kaku ekstremitas atas, dengan
kepalan tangan dan pelurusan ekstremitas bawah
- Status mental dapat dipertahankan atau diubah
e. Fungsional: nutrisi
0 = Normal: Pasien mengkonsumsi semua makanan melalui mulut,
dengan bantuan sesuai usia.
- Tidak memberi makan parenteral atau gavage
- Konten energi (kalori) tidak diperhitungkan
1 = Disfungsi Ringan: Pasien berada di bawah instruksi medis
untuk menahan makanan dan cairan (NPO, atau tidak ada makanan
melalui mulut) atau memerlukan makanan khusus (energi atau
kepadatan lebih tinggi) yang dikonsumsi secara oral.
- Tidak diberi makan parenteral atau tabung
- Pemberian oral dengan peningkatan kepadatan melibatkan
formula khusus dan / atau tambahan pada diet
2 = Disfungsi Sedang: Pasien membutuhkan bantuan usia yang
tidak sesuai untuk mengkonsumsi makanan.
- Memberi makan oleh pengasuh atau menggunakan alat bantu
makan (mis. Botol) pada usia yang tidak pantas
3 = Disfungsi Parah: Pasien memerlukan selang makanan (tabung
nasogastrik, orogastrik, atau usus kecil).
- Feeding tube dengan atau tanpa nutrisi parenteral, yang
diberikan secara intravena dan memiliki konsentrasi dekstrosa
lebih dari 5 persen
4 = Disfungsi Sangat Parah: Nutrisi parenteral lengkap.
- Pasien menerima semua nutrisi intravena, melalui vena perifer
atau sentral.
* Solusi Dextrose lebih besar dari 5% tidak dianggap sebagai nutrisi
parenteral.
f. Status Pernafasan
0 = Normal: Pasien menghirup udara kamar tanpa bantuan atau
bantuan.
- Tidak diperlukan dukungan atau bantuan buatan
1 = Disfungsi Ringan: Pasien membutuhkan oksigen dan / atau
pengisapan.
- Oksigen disuplai melalui peralatan apa pun (mis. Sistem tiupan,
kanula, masker wajah)
- Penyedotan mengacu pada penyedotan oral atau trakea
2 = Disfungsi Sedang: Pasien menjalani trakeostomi.
- Trakeostomi = sayatan di tenggorokan yang dibuat untuk
meredakan obstruksi pernapasan
3 = Disfungsi Parah: Pasien memerlukan dukungan ventilator
mekanik untuk sebagian hari, dan / atau perlu tekanan jalan napas
positif terus menerus untuk semua atau sebagian hari
- Perawatan tekanan jalan nafas positif terus menerus untuk
semua atau sebagian hari, disediakan melalui masker wajah
atau trakeostomi
- Dukungan ventilator mekanis untuk sebagian hari, termasuk
perangkat ventilasi tekanan positif atau negative
4 = Disfungsi Sangat Parah: Pasien memerlukan dukungan
ventilator mekanik sepanjang hari dan malam.
- Ventilator mekanis mendukung sepanjang hari dan malam,
termasuk perangkat ventilasi positif atau negative
4. Riwayat MRS
0 = tidak dalam 3 bulan terakhir
1 = satu kali dalam 3 bulan terakhir
2 = dua kali dalam 3 bulan terakhir
3 = lebih dari dua kali dalam 3 bulan terakhir
Skor greated dari 38 Beresiko untuk penempatan selain dari rumah jika
skor pasien adalah 10 atau greate, rujuk pasien ke
koordinator perencanaan kepulangan atau tim
perencanaan pemulangan
CRITICAL APPRAISAL
JURNAL 1
Tahun : 2018
C :-
T :-
JURNAL 2
Tahun : 2018
P : pasien bangsal
T : 48jam
Di Susun Oleh :
Keadaan Klien :
1. Klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan
klien
Perencanaan Pulang
Program HE : Lain-Lain
Penyelesaian Administrasi
Diet
Obat
Aktivitas dan kegiatan
Yang perlu dibawa pulang
Rencana control
Jadwal pesan khusus
Monitoring (sebagai
program service safety)
oleh:
Keluarga dan Petugas
2.10. Peran Perawat Dalam Discharge Planning
1. Kepala Ruangan
a. Membuka acara discharge planning
b. Menyetujui dan menandatangani format discharge planning
2. Perawat Primer
a. Membuat rencana discharge planning
b. Membuat leafleat
c. Memberikan konseling
d. Memberikan pendidikan kesehatan
e. Menyediakan format discharge planning
3. Perawat Associate: merencanakan agenda discharge planning (pada saat
perawatan dan diakhiri perawatan)
Keliat, BA.2005. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien di Rumah Sakit.
Jakarta: EGC
Long, B. 2008. Perawatan Medikal Bedah III . Bandung: Pajajaran
Nursalam, 2002. Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek
Keperawatan Profesional, Salemba Medika, Jakarta .
Nursalam, 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Salemba Medika; Jakarta
Nursalam, 2007. Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek
Keperawatan Profesional Edisi:2s, Salemba Medika, Jakarta
Nursalam, 2014. Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek
Keperawatan Profesional Edisi: 4, Salemba Medika, Jakarta
Swanberg alih bahasa Suharyati. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC
CRITICAL APPRAISAL
JURNAL 1
Tahun : 2018
P : Pasien
I : Discharge Planning
O : Based on Android
T : -
Populasi & perawat, kepala ruang dan pasien yang dirawat dan
Sampel pasca perawatan di rumah sakit di Surabaya Indonesia.
Akses awal
Planning your heath
• Akses awal masuk ke aplikasi bisa di
gunaakan untuk pasien dan Nakes
• Pembeda antara akses masuk
pasien dan nakes adalah Username
keanggotaan yang tampilkan
Password
sebelum masuk ke aplikasi
• Username untuk Nakes didapatkan
dari User utama RS yang terhubung
dengan layanan hospitalisasi Masuk dengan google
(EHOSS) Belum jadi anggota ? Daftar
Profil Identitas
No RM : 564876
Nama : Nini Nunu
Tempat Tanggal Lahir : Surabaya,02/08/2006
Surat Kontrol
No RM : 564876
Nini Nunu Alat yg dibawa Hasil Laboratorium
Nama :
Klik untuk download
Obat-obatan
Tempat Tanggal Lahir : Surabaya,02/08/2006 Hasil Radiologi
Alamat : Jl. Suka duka 2/33, sby Hasil Lab
No Tlp : 0987655776 Health Education
Riwayat kesehatan yang pernah dialami Informasi Kesehatan umum
Konsultasi
no Tgl KRS Diagnosa Tgl kontrol Info Kesehatan ku
medis
1. 3/04/20 GEA+Vomiting 10/04/20
Ruang Bedah
Ruang Anak
ICU
16 Mei 2020 14:59:38
Profil Identitas
No RM : 564876
Nama : Nini Nunu
Tempat Tanggal Lahir : Surabaya,02/08/2006
Laporan
Profil Identitas Hasil Discharg Planning
Klik untuk melihat*