DISUSUN OLEH :
D2/KELOMPOK 4
Puji syukur atas kehadirat TuhanYang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan timbang terima pada praktek profesi manajemen
keperawatan diruang Bedah Edelweis RSUD Dr.Soetomo Surabaya telah selesai.
Proposal ini dibuat untuk merencanakan kegiatan dalam pemenuhan kompetensi
manajemen keperawatan dalam penerapan model asuhan keperawatan
profesional pada profesi manajemen.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna, begitu pula laporan yang kami buat, baik dari isi maupun penulisan.
Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan
kami selanjutnya.
Kami juga berterimakasih pada pembimbing klinik Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga, pembimbing klinik di RSUD Dr.Soetomo, pasien dan
keluarga serta teman-teman kelompok yang telah membantu dalam proses
penyelesaian laporan timbang terima. Penyusun berharap agar laporan ini dapat
memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi semua calon perawat dan
masyarakat pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...........................................................................................1-ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................3
1.4 Manfaat......................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN TEORI.................................................................................5
2.1 Pengertian Timbang Terima......................................................................5
2.2 Tujuan Timbang Terima............................................................................5
2.3 Manfaat Timbang Terima..........................................................................6
2.4 Prinsip Timbang Terima............................................................................7
2.5 Jenis Timbang Terima...............................................................................9
2.6 Prosedur Pelaksanaan Timbang Terima..................................................11
2.7 Pelaksanaan Timbang Terima yang Baik dan Benar..............................12
2.8 Pemilihan Tempat untuk Pelaksanaan Timbang Terima.........................13
2.9 Teknik Timbang Terima..........................................................................13
2.10 Hambatan dalam Pelaksanaan Timbang Terima.....................................17
2.11 Efek Timbang Terima.............................................................................17
2.12 Alur timbang terima................................................................................19
BAB 3 PERENCANAAN ROLE PLAY..............................................................20
5.1 Rencana Pelaksanaan Timbang Terima..................................................20
5.2 Struktur Pengorganisasian.......................................................................20
5.3 Metode.....................................................................................................20
5.4 Media.......................................................................................................20
5.5 Prosedur Timbang Terima.......................................................................21
BAB 4 PELAKSANAAN KEGIATAN..............................................................24
4.1 Persiapan.................................................................................................24
4.2 Pelaksanaan.............................................................................................24
4.3 Hambatan dan Dukungan........................................................................24
BAB 5 EVALUASI KEGIATAN........................................................................26
5.1 Evaluasi Struktur.....................................................................................26
5.2 Evaluasi Proses........................................................................................26
5.3 Evaluasi Hasil..........................................................................................26
BAB 6 PENUTUP................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
Lampiran 1 Naskah Role Play...............................................................................28
Lampiran 2 Setting Tempat Timbang Terima.....................................................36
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan komplit tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat yang berdinas saat itu
(Primary Nursing) kepada perawat penanggungjawab yang akan bertugas
secara tertulis dan lisan (Nursalam, 2017). Rushton (2010) mengatakan
timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu metode komunikasi yang
relevan pada tim perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik
memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan,
rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan. Timbang terima
akan berjalan dengan lancar jika perawat dapat berkomunikasi secara efektif.
1
Timbang terima di Ruang Bedah Edelwiss RSUD Dr.Soetomo dihadiri
oleh perawat yang bertugas dan dipimpin oleh kepala ruangan kecuali untuk
shift sore ke malam tanpa kehadiran kepala ruangan. Timbang terima
dilakukan setiap pergantian shift di depan ners station. Timbang terima akan
berjalan dengan lancar jika perawat dapat berkomunikasi secara efektif.
Komunikasi efektif saat timbang terima yang dilaksanakan dengan baik dapat
membantu mengidentifikasi kesalahan serta memfasilitasi kesinambungan
perawatan pasien. Joint Commission International Patient Safety Goal 2
menyatakan perlunya peningkatan komunikasi yang efektif antara petugas
kesehatan (JCI 2015). Peningkatan komunikasi keperawatan dapat
mengurangi kesalahan medis dan membuat perbedaan positif pada outcomes
pasien misalnya kematian yang lebih rendah, kepuasan yang lebih tinggi, dan
readmisi yang lebih rendah. Pelaksanaan alat komunikasi standar yaitu SBAR
sebagai panduan untuk mengkomunikasikan perubahan status pasien (Dingley
2008). Mengingat pentingnya komunikasi efektif maka kegiatan timbang
terima patutlah untuk dipelajari sebagai kompetensi wajib bagi peserta didik
keperawatan. Mahasiswa perlu untuk mempelajari konsep hand over
sekaligus mempraktikanya dalam bentuk role play keperawatan di ruang
perawatan. Berdasarkan hal itu kami mahasiswa praktik profesi keperawatan
manajemen di Ruang Bedah Edelweis menyelenggarakan role play
keperawatan timbang terima.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi timbang terima?
1.2.2 Apa tujuan timbang terima?
1.2.3 Apa manfaat timbang terima ?
1.2.4 Apa saja prinsip-prinsip dalam timbang terima ?
1.2.5 Apa saja jenis timbang terima ?
1.2.6 Bagaimana prosedur pelaksanaan timbang terima?
1.2.7 Bagaimana pelaksanaan timbang terima yang baik dan benar ?
1.2.8 Bagaimana pemilihan tempat untuk pelaksanaan timbang terima ?
1.2.9 Apa saja teknik dalam timbang terima ?
1.2.10 Apa saja hambatan dalam pelaksanaan timbang terima ?
1.2.11 Apa efek dari timbang terima ?
2
1.2.12 Bagaimana alur timbang terima?
1.2.13 Bagaimana contoh nyata pelaksanaan proses timbang terima dalam
bentuk role play?
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa praktik profesi
manajemen dan perawat Bedah Edelweis mampu mengkomunikasikan
hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan baik, sehingga
kesinambungan informasi mengenai keadaan klien dapat dipertahankan.
1.3.2. Tujuan khusus
1.3.2.1. Mengetahui definisi timbang terima pasien.
1.3.2.2. Mengetahui tujuan dilaksanakan timbang terima pasien
1.3.2.3. Mengetahui manfaat dilakasanakan timbang terima pasien
1.3.2.4. Mengetahui prinsip-prinsip timbang terima
1.3.2.5. Mengetahui jenis timbang terima
1.3.2.6. Mengetahui prosedur timbang terima
1.3.2.7. Mengetahui pelaksanaan timbang terima yang baik dan benar
1.3.2.8. Mengetahui pemilihan tempat untuk pelaksanaan timbang
terima
1.3.2.9. Mengetahui teknik dalam timbang terima
1.3.2.10. Mengetahui hambatan dalam pelaksanaan timbang terima
1.3.2.11. Mengetahui efek dari timbang terima
1.3.2.12. Mengathui alur timbang terima pasien
1.3.2.13. Mengetahui simulasi pelaksanaan proses timbang terima
dalam bentuk role play
1.4 Manfaat
1.4.1. Bagi Perawat
1.4.1.1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antara perawat.
1.4.1.2. Menjalin hubungan kerjasama dan meningkatkan rasa
tanggung jawab antar perawat. Pelaksanaan asuhan
keperawatan terhadap klien yang berkelanjutan.
3
1.4.1.3. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara
menyeluruh
1.4.1.4. Tidak terjadi kekeliruan dalam pemberian tindakan
keperawatan
4
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Timbang Terima
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas, dan komplit tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat
itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh
perawat yang berdinas saat itu (Primary Nursing) kepada perawat
penanggungjawab yang akan bertugas secara tertulis dan lisan (Nursalam, 2015).
Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum
pergantian dinas. Selain laporan antar dinas, dapat disampaikan juga informasi
yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.
Timbang terima merupakan pengalihan tanggung jawab profesional dan
akuntabilitas untuk beberapa atau semua aspek perawatan pasien, atau kelompok
pasien, kepada orang lain atau kelompok profesional secara sementara atau
permanen (Australian Medical Association/AMA, 2006).
5
2. Menyampaikan hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
3. Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Timbang terima yang terjadi dalam tatanan pelayanan kesehatan termasuk
keperawatan bertujuan untuk mengakurasi informasi, reliabilitas komunikasi
dalam perpindahan informasi yang relevan tentang tugas dan tanggung jawab
yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan
bekerja, kondisi terkini pasien, perubahan yang sedang terjadi dan perubahan
yang dapat diantisipasi. Timbang terima yang dilakukan oleh perawat
memungkinkan terjadinya suatu forum diskusi untuk bertukar pendapat dan
mengekspresikan perasaan perawat. (Angood 2007, Payne 2008).
2.3 Manfaat Timbang Terima
Manfaat timbang terima menurut AHHA (2009) adalah:
1. Peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang berkelanjutan. Misalnya,
penyediaan informasi yang tidak akurat atau adanya kesalahan yang dapat
membahayakan kondisi pasien.
2. Selain mentransfer informasi pasien, timbang terima juga merupakan
sebuah kebudayaan atau kebiasaan yang dilakukan oleh perawat.
Timbang terima mengandung unsur-unsur kebudayaan, tradisi, dan
kebiasaan. Selain itu, timbang terima juga sebagai dukungan terhadap
teman sejawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan
selanjutnya.
3. Timbang terima juga memberikan “manfaat katarsis” (upaya untuk
melepaskan beban emosional yang terpendam), karena perawat yang
mengalami kelelahan emosional akibat asuhan keperawatan yang
dilakukan bisa diberikan kepada perawat berikutnya pada pergantian
dinasdan tidak dibawa pulang. Dengan kata lain, proses timbang terima
dapat mengurangi kecemasan yang terjadi pada perawat.
4. Timbang terima memiliki dampak yang positif bagi perawat, yaitu
memberikan motivasi, menggunakan pengalaman dan informasi untuk
6
membantu perencanaan pada tahap asuhan keperawatan selanjutnya
(pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan), meningkatkan kemampuan komunikasi antar
perawat, menjalin suatu hubungan kerja sama dan bertanggung jawab
antar perawat, serta perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
komprehensif.
5. Selain itu, timbang terima memiliki manfaat bagi pasien diantaranya,
pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, dan dapat
menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap.
Bagi rumah sakit, timbang terima dapat meningkatkan pelayanan
keperawatan kepada pasien secara komprehensif.
Menurut Nursalam (2016) timbang terima memberikan manfaat bagi perawat dan
bagi pasien.
a. Bagi perawat
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
b. Bagi pasien
Pasien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
2.4 Prinsip Timbang Terima
Friesen, White dan Byers (2009) memperkenalkan enam standar prinsip
timbang terima pasien, yaitu :
1. Kepemimpinan dalam timbang terima pasien
Semakin luas proses timbang terima (lebih banyak peserta dalam kegiatan
timbang terima), peran pemimpin menjadi sangat penting untuk mengelola
timbang terima pasien di klinis. Pemimpin harus memiliki pemahaman yang
komprehensif dari proses timbang terima pasien dan perannya sebagai pemimpin.
Tindakan segera harus dilakukan oleh pemimpin pada eskalasi pasien yang
memburuk.
7
2. Pemahaman tentang timbang terima pasien
Mengatur sedemikian rupa agar timbul suatu pemahaman bahwa timbang
terima pasien harus dilaksanakan dan merupakan bagian penting dari pekerjaan
sehari-hari dari perawat dalam merawat pasien. Memastikan bahwa staf bersedia
untuk menghadiri timbang terima pasien yang relevan untuk mereka. Meninjau
jadwal dinas staf klinis untuk memastikan mereka hadir dan mendukung kegiatan
timbang terima pasien. Membuat solusi-solusi inovatif yang diperlukan untuk
memperkuat pentingnya kehadiran staf pada saat timbang terima pasien.
3. Peserta yang mengikuti timbang terima pasien
Mengidentifikasi dan mengorientasikan peserta, melibatkan mereka dalam
tinjauan berkala tentang proses timbang terima pasien. Mengidentifikasi staf yang
harus hadir, jika memungkinkan pasien dan keluarga harus dilibatkan dan
dimasukkan sebagai peserta dalam kegiatan timbang terima pasien. Dalam
timmultidisiplin, timbang terima pasien harus terstruktur dan memungkinkan
anggota multiprofesi hadir untuk pasiennya yang relevan.
4. Waktu timbang terima pasien
Mengatur waktu yang disepakati, durasi dan frekuensi untuk timbang terima
pasien. Hal ini sangat direkomendasikan, dimana strategi ini memungkinkan
untuk dapat memperkuat ketepatan waktu. Timbang terima pasien tidak hanya
pada pergantian jadwal kerja, tapi setiap kali terjadi perubahan tanggung jawab
misalnya ketika pasien diantar dari bangsal ke tempat lain untuk suatu
pemeriksaan. Ketepatan waktu timbang terima sangat penting untuk memastikan
proses perawatan yang berkelanjutan, aman dan efektif.
5. Tempat timbang terima pasien
Sebaiknya, timbang terima pasien terjadi secara tatap muka dan di sisi tempat
tidur pasien. Jika tidak dapat dilakukan, maka pilihan lain harus dipertimbangkan
untuk memastikan timbang terima pasien berlangsung efektif dan aman. Untuk
komunikasi yang efektif, pastikan bahwa tempat timbang terima pasien bebas dari
gangguan misalnya kebisingan di bangsal secara umum atau bunyi alat
telekomunikasi.
6. Proses timbang terima pasien
a. Standar protokol
8
Standar protokol harus jelas mengidentifikasi pasien dan peran
peserta, kondisi klinis dari pasien, daftar pengamatan/pencatatan terakhir
yang paling penting, latar belakang yang relevan tentang situasi klinis
pasien, penilaian dan tindakan yang perlu dilakukan.
b. Kondisi pasien memburuk
Pada kondisi pasien memburuk, meningkatkan pengelolaan pasien secara
cepat dan tepat pada penurunan kondisi yang terdeteksi.
c. Informasi kritis lainnya
Prioritaskan informasi penting lainnya, misalnya: tindakan yang luar biasa,
rencana pemindahan pasien, kesehatan kerja dan risiko keselamatan kerja atau
tekanan yang dialami oleh staf.
2.5 Jenis Timbang Terima
Secara umum terdapat empat jenis timbang terima diantaranya:
1. Timbang terima secara verbal
Scovell (2010) mencatat bahwa perawat lebih cenderung untuk
membahas aspek psikososial keperawatan selama laporan lisan.
2. Rekaman timbang terima
Hopkinson (2002) mengungkapan bahwa rekaman timbang terima dapat
merusak pentingnya dukungan emosional. Hal ini diungkapkan pula oleh
Kerr (2002) bahwa rekaman timbang terima membuat rendahnya tingkat
fungsi pendukung.
3. Bedside timbang terima
Menurut Rush (2012) tahapan bedside timbang terima diantaranya
adalah:
a. Persiapan (pasien dan informasi)
b. Timbang terima berupa pelaporan, pengenalan staf masuk,
pengamatan, dan penjelasan kepada pasien.
c. Setelah timbang terima selesai maka tulis di buku catatan pasien.
Menurut Caldwell (2012) yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan bedside timbang terima adalah:
a. Menghindari informasi yang hilang dan memungkinkan staf yang tidak
hadir pada timbang terima untuk mengakses informasi.
9
b. Perawat mengetahui tentang situasi pasien dan apa saja yang perlu
disampaikan, bagaimana melibatkan pasien, peran penjaga dan anggota
keluarga, bagaimana untuk berbagi informasi sensitif, apa yang tidak
dibahas di depan pasien, dan bagaimana melindungi privasi pasien.
4. Timbang terima secara tertulis
Scovell (2010) timbang terima tertulis diperkirakan dapat
mendorong pendekatan yang lebih formal. Namun, seperti rekaman
timbang terima, ada potensi akan kurangnya kesempatan untuk
mengklarifikasi pertanyaan tertentu.
Menurut Hughes (2008) beberapa jenis timbang terima pasien yang
berhubungan dengan perawat, antara lain:
1. Timbang terima pasien antar dinas
Metode timbang terima pasien antar dinas dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode, antara lain secara lisan, catatan tulisan tangan,
dilakukan di samping tempat tidur pasien, melalui telepon atau rekaman,
nonverbal, dapat menggunakan laporan elektronik, cetakan computer atau
memori.
2. Timbang terima pasien antar unit keperawatan
Pasien mungkin akan sering ditransfer antar unit keperawatan selama mereka
tinggal di rumah sakit.
3. Timbang terima pasien antara unit perawatan dengan unit pemeriksaan
diagnostik.
Pasien sering dikirim dari unit keperawatan untuk pemeriksaan diagnostik
selama rawat inap. Pengiriman unit keperawatan ke tempat pemeriksaan
diagnostik telah dianggap sebagai kontributor untuk terjadinya kesalahan.
4. Timbang terima pasien antar fasilitas kesehatan
Pengiriman pasien dari satu fasilitas kesehatan ke fasilitas yang lain sering
terjadi antara pengaturan layanan yang berbeda. Pengiriman berlangsung antar
rumah sakit ketika pasien memerlukan tingkat perawatan yang berbeda.
5. Timbang terima pasien dan obat-obatan
Kesalahan pengobatan dianggap peristiwa yang dapat dicegah, masalah
tentang obat-obatan sering terjadi, misalnya saat mentransfer pasien,
10
pergantian dinas, dan cara pemberitahuan minum obat sebagai faktor yang
berkontribusi terhadap kesalahan pengobatan dalam organisasi perawatan
kesehatan.
2.6 Prosedur Pelaksanaan Timbang Terima
Menurut Nursalam (2017) prosedur dalam pelaksanaan timbang terima
adalah:
a. Persiapan
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift/operan
2) Prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima khusunya pasien yang memiliki permasalahan
yang belum / dapat teratasi serta yang membutuhkan observasi lebih
lanjut.
3) PA/PP menyampaikan timbang terima kepada PP (yang menerima
pendelegasian) berikutnya, hal yang perlu disampaikan dalam timbang
terima:
a) Aspek umum yang meliputi (M1-M5)
b) Jumlah pasien
c) Identitas pasien dan diagnosis medis
d) Data (keluhan subjektif dan objektif)
e) Masalah keperawatan yang masih muncul
f) Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
g) Intervensi kolaboratif dan dependen
h) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan penunjang dan program lainnya
b. Pelaksanaan
a) Nurse Station
1. Kedua kelompok dinas sudah siap (sif jaga)
2. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
3. Kepala ruang membuka acara timbang terima
4. Penyampaian jelas, singkat, dan padat oleh perawat jaga (NIC)
5. Perawat jaga sif selanjutnya dapat melakukan klarifikasi, tanya
jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang
11
terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang
jelas.
b) Di bed pasien
6. Kepala ruang menyampaikan salam dan PP menanyakan kebutuhan
dasar pasien
7. Perawat jaga selanjutnya mengkaji secara penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang telah/belum dilaksanakan
serta hal –hal penting lainnya selama masa perawatan
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
a. Post Timbang Terima
2. Diskusi
3. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada
format timbang terima yang ditandatangani oleh PP yang jaga saat
itu dan PP yang jaga berikutnya diketahui oleh kepala ruang
4. Ditutup oleh KARU
12
6. Timbang terima antar dinas, harus dilakukan secara menyeluruh, agar peralihan
ini menjamin perawatan pasien sehingga dapat dipertahankan jika perawat
absen untuk waktu yang lama, misalnya selama akhir pekan atau saat mereka
pergi berlibur.
2.8 Pemilihan Tempat untuk Pelaksanaan Timbang Terima
AMA (2006) menyatakan bahwa tempat yang tepat pada saat akan
dilakukan pelaksanaan timbang terima adalah:
1. Idealnya dilakukan di ruang perawat atau nurse station.
2. Tempatnya luas dan besar sehingga memberikan kenyamanan dan
memungkinkan semua staf menghadiri dalam pelaksanaan timbang terima.
3. Bebas dari gangguan sehingga berkontribusi dalam meningkatkan kesulitan
untuk mendengar laporan dan dapat mengakibatkan penerimaan informasi
yang tidak tepat.
4. Terdapat hasil lab, X-ray, informasi klinis lainnya.
2.9 Teknik Timbang Terima
Organisasi perawatan pasien, kontinuitas, konsistensi dan keselamatan
adalah fungsi penting dalam bidang praktik keperawatan klinis (Athanasakis
2013). JCI memperkirakan 80% kematian karena kesalahan medis melibatkan
unsur miskomunikasi (Neese 2015). JCI membutuhkan organisasi kesehatan
untuk menerapkan pendekatan standar untuk komunikasi timbang terima dengan
maksud memperkuat komunikasi antara penyedia layanan kesehatan selama
proses timbang terima (Petersen dkk 2013). Teknik timbang terima yang bisa
diterapkan yaitu:
1. ISBAR
ISBAR merupakan pendekatan standar untuk komunikasi yang dapat
digunakan dalam situasi apapun. Ini adalah singkatan dari Introduction
(Pendahuluan), Situation (Situasi), Background (Latar Belakang), Assessment
(Pengkajian) dan Recomendation (Rekomendasi).
SBAR berasal dari Angkatan Laut Amerika Serikat untuk digunakan
dalam kapal selam nuklir. Ini juga telah digunakan dalam industri
penerbangan. Karena membantu transfer informasi penting dalam waktu yang
terbatas, SBAR telah diadopsi oleh banyak organisasi kesehatan di seluruh
13
dunia. Seperti beberapa pengguna lain dari kerangka HNEHealth
menambahkan "I" untuk berdiri untuk pengenalan untuk memastikan bahwa:
orang berbicara mengidentifikasi diri mereka; orang berbicara menegaskan
identitas orang yang mereka ajak bicara; dan orang memulai percakapan
menegaskan bahwa mereka memiliki perhatian terhadap orang yang mereka
ajak bicara.
Karena berfokus pada masalah yang dihadapi, itu berarti bahwa orang-
orang dari disiplin yang berbeda dan senioritas akan berbicara bahasa yang
sama. Hal ini memungkinkan komunikasi yang lebih efektif. ISBAR
menciptakan model mental bersama untuk transfer yang relevan, faktual,
informasi ringkas antara tim kesehatan. Ini merupakan dasar hirarki dan
menghilangkan perbedaan kekuatan yang dapat menghambat arus informasi,
yaitu:
1. Dokter ke dokter,
2. Perawat ke perawat,
3. Perawat ke dokter,
4. Untuk dan antara staf, rumah tangga dan administrasi staf
Keuntungan menggunakan ISBAR:
1. Memastikan kelengkapan informasi dan mengurangi kemungkinan
kehilangan data;
2. Cara mudah dan difokuskan untuk menetapkan tujuan untuk apa yang akan
dikomunikasikan;
3. Memastikan rekomendasi yang jelas dan profesional
4. Memberikan kepercayaan dalam komunikasi
5. Tidak berfokus pada orang-orang yang berkomunikasi tetapi pada masalah
itu sendiri.
Tools ISBAR untuk tim kesehatan profesional
Introduction:
1. Diri sendiri dengan nama dan jabatan
2. Lokasi anda
3. Dengan siapa anda berbicara
I
Identifikasi:
a. Nama pasien dan konsultan
b. Tanggal masuk rumah sakit
c. Umur
14
d. Jenis kelamin
e. Lokasi (jika berbeda dengan kamu)
Situation:
Menjelaskan tujuan anda.
S "Tujuan saya adalah ...."
Jika mendesak katakan demikian dan alasan mengapa, misal tekanan
darah rendah
Background:
Menceritakan kronologi:
B Riwayat masalah sekarang
Riwayat masa lalu yang relevan, pemeriksaan yang relevan, hasil tes
yang relevan, pernyataan singkat pengobatan sesuai dengan tanggal
Assessment:
Keluhan utama:
Tanda-tanda vital terbaru: BP ----- nadi ----- ----- Pernapasan Suhu -----
A Urine
Tingkat CNS (AVPU) ----- MEWS ----- bagaimana saturasi O²? ----
Lainnya: Nyeri ----- muskuloskeletal (deformitas / kelemahan) -----
Luka
Recommendation:
Jika diperlukan segera mengatakannya dan alasan mengapa
Kondisi apa yang akan harapkan
Mengajukan pertanyaan:
Apakah ada tes yang diperlukan? Misalnya. CXR, EKG dll
R Apakah ada obat apapun/cairan yang diperlukan?
Apa perubahan dalam rencana pengobatan yang dibutuhkan?
Seberapa sering Anda mengobservasi tanda-tanda vital?
Apakah titik pemicu untuk MEWS skor perlu disesuaikan untuk
pasien?
Jika pasien tidak membaik apakah ada penanganan lagi?
2. iSoBAR
Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat Timbang terima sesuai dengan
iSoBAR, yaitu :
15
1. Perawat yang melakukan timbang terima saat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas.
2. Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas.
3. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku
laporan ruangan oleh perawat.
4. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan
tidak terburu-buru.
5. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-
sama secara langsung melihat keadaan klien.
3. SBAR
Komunikasi Situasion Background Assessment Recommendation
(SBAR) dalam dunia kesehatan dikembangkan oleh pakar Pasien Safety dari
Kaiser Permanente Oakland California untuk membantu komunikasi antara
dokter dan perawat. Meskipun komunikasi SBAR di desain untuk komunikasi
dalam situasi beresiko tinggi antara perawat dan dokter, teknik oleh pimpinan
unit kerja, mengirim pesan via email atau voice mail serta bagian IT untuk
mengatasi masalah (JCI 2010).
Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background,
Assessment, Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan
oleh semua tenaga kesehatan dan tidak terpecah sendiri-sendiri, sehingga
dokumentasi catatan perkembangan pasien dapat terintegrasi dengan baik.
Dengan demikian semua tenaga kesehatan yang terlibat dapat mengetahui
perkembangan pasien dengan baik.
1. Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan?
a) Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien;
b) Diagnosa medis
c) Apa yang terjadi dengan pasien.
2. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan
dengan situasi?
a) Obat saat ini dan alergi;
16
b) Tanda-tanda vital terbaru;
c) Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes
sebelumnya untuk perbandingan.
d) Riwayat medis
e) Temuan klinis terbaru.
3. Assessment : Berbagai hasil penilaian klinis perawat
a) Apa temuan klinis?
b) Apa analisis dan pertimbangan perawat?
c) Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4. Recommendation : apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
a) Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki
masalah?;
b) Apa solusi yang bisa perawat tawarkan kepada dokter?;
c) Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki
kondisi pasien?;
d) Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi.
2.10 Hambatan dalam Pelaksanaan Timbang Terima
Engesmo dan Tjora (2006); Scovell (2010) dan Sexton, et al., (2004)
menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat dalam
pelaksanaan timbang terima, diantaranya adalah:
1. Perawat tidak hadir pada saat timbang terima
2. Perawat tidak peduli dengan timbang terima, misalnya perawat yang
keluar masuk pada saat pelaksanaan timbang terima
3. Perawat yang tidak mengikuti timbang terima maka mereka tidak dapat
memenuhi kebutuhan pasien mereka saat ini
2.11 Efek Timbang Terima
Timbang terima memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri
seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari timbang
terima menurut Yasir (2009) adalah sebagai berikut:
1. Efek Fisiologis
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam,
banyak gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus
17
kurang tidur selama kerja malam. Menurutnya kapasitas fisik kerja akibat
timbulnya perasaan mengantuk dan lelah menurunnya nafsu makan dan
gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengaruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek
fisiologis hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi
dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja dinas malam yang diakibatkan oleh
efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat
mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap
perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas rendah dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Dinas kerja menyebabkan gangguan gastro intestinal, masalah ini
cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun, dinas kerja juga dapat menjadi
masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita
diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh dinas kerja terhadap kesehatan dan keselamatan
kerja yang dilakukan Smith et al dalam Wardana (1989), melaporkan
bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi dinas
kerja (malam) dengan rata- rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga
kerja. Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat
kecelakaan industri terjadi pada dinas malam. Terdapat suatu kenyataan
bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama dinas pagi dan lebih
banyak terjadi pada dinas malam.
18
2.12 Alur timbang terima
Situation
Background
Riwayat Keperawatan
Assesment:
KU; TTV; GCS; Skala Nyeri; Skala
Resiko Jatuh; dan ROS (poin yang
penting)
Recomendation
1. Tindakan yang sudah
2. Dilanjutkan
3. Dihentikan
4. Dimodifikasi
19
BAB 3
PERENCANAAN ROLE PLAY
20
BAB 7 Prosedur Timbang Terima
21
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
acara timbang terima Station PP
2. Penyampaian yang jelas, PA
singkat dan padat oleh
perawat jaga (NIC).
Hal yang perlu
disampaikan :
Situation: identitas pasien,
dokter yang merawat,
diagnosa medis dan masalah
keperawatan, lama hari
perawatan dan keluhan
utama.
Background: perkembangan
saat ini, riwyat alergi,
riwayat pembedahan, alat
invasive yang terpasang dan
program cairan
Assesment: penjelasan secara
lengkap hasil pengkajian
pasien terkini (TTV, tingkat
kesadaran, pain score, resiko
jatuh, status nutrisi,
kemampuan eliminasi serta
menjelaskan tentang
informasi klinik lain yang
mendukung).
Recommendation:
rekomendasi intervensi
keperawatan yang perlu
dilanjutkan termasuk
discharge planning dan
edukasi pasien serta
keluarga.
3. Perawat jaga shift
selanjutnya dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap
hal-hal yang telah
ditimbangterimakan dan
berhak menanyakan
mengenai hal-hal yang
kurang jelas.
4. Kepala ruang menyampaikan Bed
salam dan PP menanyakan pasien
kebutuhan dasar pasien
(Misal : Makan, Istirahat dan
Nyeri )
22
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
5. Perawat jaga selanjutnya
mengkaji secara penuh
terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan dan
tindakan yang telah/ belum
dilaksanakan, serta hal-hal
penting lainnya selama masa
perawatan.
6. Hal-hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian
yang matang sebaiknya
dicatat secara khusus untuk
kemudian diserahterimakan
kepada petugas berikutnya.
Post timbang 1. Diskusi. 10 Nurse KARU
terima 2. Pelaporan untuk timbang menit Station PP
terima dituliskan secara PA
langsung pada format
timbang terima yang
ditandatangani oleh PP yang
jaga saat itu dan PP yang
jaga berikutnya diketahui
oleh KARU.
3. Ditutup oleh KARU
23
3. Timbang terima diikuti oleh perawat yang berdinas dan perawat yang akan
memulai berdinas
c) Evaluasi Hasil
24
BAB 4
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Timbang terima merupakan salah satu bentuk komunikasi yang
dilakukan perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan. Proses timbang terima yang buruk dapat berdampak
pada asuhan keperawatan yang akan dilakukan selanjutnya pada pasien.
Metode komunikasi yang digunakan pada timbang terima adalah SOAP-I.
Komunikasi dapat berupa verbal langsung dan juga secara tertulis. Tindakan
timbang terima ini dilakukan oleh perawat primer dan perawat associate.
Adapun prosedur yang harus dilakukan dalam proses timbang terima yang
pertama yaitu melakukan persiapan di nurse station yang dilakukan oleh PP
dan PA, setelah itu pelaksanaan di nurse station yang dipimpin oleh kepala
ruangan kemudian dilanjutkan ke bed pasien, dan yang terakhir yaitu
melakukan post timbang terima.
8.2 Saran
Sebagai seorang perawat penting bagi kita untuk mengetahui dan
memahami mengenai timbang terima, karena hal tersebut merupakan inti
dari komunikasi dalam profesi keperawatan sehingga pelayanan
berkesinambungan dapat terjadi yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas kesehatan klien.
25
DAFTAR PUSTAKA
Angood. 2007. Why the joint comission cares about handoffs strategy.
Forum :Reducing Risk During Handoffs, 25 (1), 5 – 7.
Athanasakis, E. 2013. Synthesizing Knowledge about Nursing Shift Timbang
terimas: Overview and Reflections from Evidence-Based Literature.
International Journal of Caring Sciences September. December 2013 Vol 6
Issue 3
Cahyono. 2008. Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktek
Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius
Clinical Governance Hunter New England Health. 2009. ISBAR revisited:
Identifying and Solving BARriers to effective clinical Timbang terima.
Hunter New England: NSW Health.
Dewi, Mursidah. 2011. Tesis Pengaruh Pelatihan Timbang terima Pasien
terhadap Pelaksanaan Timbang terima dan PEnerapan Keselamatan
Pasien oleh Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Husada. Jakarta
Universitas Indonesia.
Dingley et al. 2008. Improving Patient Safety through Provider Communication
Strategy Enhancement. Advances in Patient Safety: New Directions and
Alternative Approaches (Vol. 3: Performance and Tools). Rockville (MD):
Agency for Healthcare Research and Quality (US); 2008 Aug.
Elmiyasna, Mayasari. 2011. Gambaran Keefektifan Timbang terima (Operan) di
Ruang Kelas I IRNA non Bedah (Penyakit Dalam) RSUP dr. M. Djamil
Padang.
JCI. 2010. Understanding Health Care Fasility Safety, Joint Commision
International Organization.
Lardner, R. 1996. Effective shift Timbang terima: a literature review.
http://www.hse.gov.uk/research/otopdf/1996/oto96003.pdf .
Neese, B. 2015. Effective Communication in Nursing: Theory and Best Practices.
http://online.seu.edu/effective-communication-in-nursing/
Nursalam. 2013. Managemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
26
Nursalam. 2015. Managemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Peterson et al. 2013. Risk Management: What makes Timbang terima
communication effective? Nursing Management, 44(1), 15-18.
Patterson et al. Patient Handoffs: Standardized and Reliable Measurement Tools
Remain Elusive. The Joint Commission Journal on Quality and Patient
Safety. February 2010 Volume 36 Number 2
Rushton. H. C. 2010. Ethics of Nursing Shift Report. AACN: Advanced Critical
Care: Ethics in Critical Care, 21(4) : 380 – 384.
Lilleyman, Sir John. 2004. Guidance on clinical Timbang terima for clinicians
and managers Safe Timbang terima: safe patients
Wes Coast District Health Board. ISBAR Communication Tool For Health
Professionals.
27
Lampiran 1 Naskah Role Play
ROLE PLAY TIMBANG TERIMA PASIEN
DI RUANG BEDAH EDELWEIS RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
1. Hari/ Tanggal : Jumat, 8 Mei 2020
Date : Friday, May, 8th 2020
2. Waktu : 14.00 WIB
Time : 14.00 o’clock
3. Tempat : Nurse station
Place : Nurse station
4. Metode : Diskusi
Method : Disscussion
5. Pemeran
Cast
a. Kepala Ruangan : Adilla Kusuma D, S.Kep
Nurse Unit Manager (NUM) : Adilla Kusuma D, S.Kep
b. Perawat Primer Pagi : Annisa P, S.Kep
Perawat Associate Pagi : Ayu Rahma W, S.Kep
Morning Primary Nurse : Annisa P, S.Kep
Morning Associate Nurse : Ayu Rahma W, S.Kep
c. Perawat Primer Siang : Fara Anggita R, S.Kep
Perawat Associate Siang : Rifki Fauzi M, S.Kep
Noon Primary Nurse : Fara Anggita R, S.Kep
Noon Associate Nurse : Rifki Fauzi M, S.Kep
d. Narator : Nanda Elanti Putri, S.Kep
6. Pembimbing Pendidikan :
1) Dr. Rizky Fitryasari., S.Kep., Ns., M.Kep.
2) Dr. Mira Triharini, S.Kp. Ns., M.Kep.
Pembimbing Klinik :
1) Nina Asminatin, S.ST
7. Persiapan
Preparation
a. Kedua kelompok yang bertugas dipersilahkan mempersiapkan
diri (shift jaga)
Both of groups are allowed to prepare themselves (morning shift
and noon shift)
b. Rekam medis
Medical record
c. Buku Laporan
Report book
28
d. Teks doa, 6 sasaran keselamatan pasien, dan teks 5 momen cuci
tangan
Prayer text, patient safety goals, and five moment of hand
washing text
KARU (Ners Adilla) : Selamat siang semuanya (Duduk) Apakah semua yang
dinas pagi dan dinas siang sudah berkumpul semuanya ?
Good afternoon everyone (Sit down)) Have all morning
and noon nurse gathered ?
29
PA Siang (Ners Rifki) : Marilah kita berdoa. Berdoa dimulai. Berdoa selesai.
Let’s pray. Pray begin. Done. Amin
PA Pagi (Ners Ayu) : 5 moment cuci tangan, (1) Sebelum menyentuh pasien, (2)
Sebelum melakukan tindakan aseptik, (3) Setelah
menyentuh pasien, (4) Setelah terpapar cairan tubuh pasien,
(5) Setelah bersentuhan dengan benda-benda di sekitar
pasien.
Five moment of hand hygiene. (1) Before contact to patient
(2) Before an aseptic task (3) After contact to patient (4)
After body fluid exposure risk (5) After contact with patient
surroundings
KARU (Ners Adilla) : Terima kasih Ners Ayu. Untuk PP pada shift pagi tadi
ada Ners Annisa dan di dampingi oleh PA Ners Ayu,
Sedangkan untuk PP shift siang ada Ners Fara, dibantu
dengan PA Ners Rifki. Sebelum melanjutkan timbang
terima, mungkin dari perawat dinas pagi ada yang ingin
disampaikan terkait kendala atau masalah saat tadi dinas
pagi ?
30
Thankyou Ners Ayu. This morning, Nurse Annisa as PN
accompanied by Nurse Ayu as AN. While for PN in this
afternoon is Nurse Fara and Nurse Rifki as AN. Before we
continue this handover, is there any problem want to
inform from morning shift ?
KARU (Ners Adilla) : Silahkan kepada PP dinas pagi Ners Annisa untuk
menyampaikan keadaan dan perkembangan pasien selama
bertugas kepada PP yang akan berdinas saat ini (siang).
Please PN morning shift Ners Annisa give the report of
patient condition and patient progress to the noon shift.
31
pump,…wheel chair, …Fire Extinguisher, … set of wound
care and all instrument in good condition.
M3 (Method) : MAKP yang digunakan moduler, dengan
pembagian PP shift pagi ada saya dibantu dengan PA ada
Ners Ayu, sedangkan PP shift siang ada Ners Fara dibantu
dengan PA Ners Rifki
The MAKP used is modular, with me as PN accompanied
by Nurse Ayu as AN in morning shift, and PN is Nurse Fara
accompanied by Nurse Farhan as AN in noon shift.
M4 (Money) : Pasien BPJS kelas 1 ada..., BPJS kelas 2
ada.., BPJS kelas 3 ada.., Pasien Umum...
There are... patient first class, ...patient second class,
...patient third class and...patient on general payment.
M5 (Mutu ) : Jumlah pasien risiko jatuh tinggi ada... orang,
pasien dekubitus..., pasien infeksi luka operasi..., pasien
terpasang drain..., pasien plebitis.. Pasien terpasang infus..,
pasien terpasang dower kateter.., Pasien operasi..., Pasien
tunggu acara operasi.. Pasien post operasi...
There are... patient with high risk fall, ... patient
decubitus, ...patient surgical site infection, ...patient with
drain,...patient phlebitis,...patient with IV line,... Patient
dower catheter, ... patient surgery, ... patient wait for the
surgery,...patient post surgery.
Background :
Patient feel back pain now
Pain in the spine since 2 months ago
Therapy is taking OAT drugs = ethambutol 250 mg tablets 15
32
mg / kgBB orally once a day, and rifampicin 300 mg capsules at a
dose of 8-12 mg/kgBB once a day
Assessment :
Vital signs : Pulse = 80x/menit, Temperature = 36,8OC, blood
presure = 130/70 mmHg, RR =20 x/menit
Pain Monitoring
P = Pain arises when the patient tilts or moves
Q= dull pain
R= backbone
S= 2
T = pain felt disappear
Lab Result this morning
a) HB = 11,2 (normal 13,0-16,0)
b) WBC = 13,520 (normal 3,37-10)
c) Albumin = 38 (normal 37-52)
d) Na/K = 140/3,4 (normal 135-145/3,5-5,0)
e) BUN = 6 (normal 10-20)
f) HbSAg= NR (non reactif)
g) HIV = NR (non reactif)
Recommendation :
Pain Monitoring
Position the patient as comfortable as possible = supine
Observe vital sign
Provide a comfortable environment for patients by closing the
curtains so he can rest
Encourage the patient to wear a TLSO spinal brace to reduse pain
and support his back
Debridement surgery plan + posterior stabilization
02 Situation :
Name : Mr. A
Medical Record : 2767843
Medical Diagnosis : Osteosarcoma distal cruris sinistra
1 th day of treatment,
Doctore in charge : dr. Mulan
Nursing Diagnosis : Acute Pain
Background :
New patient from poli today.
33
Assessment :
Pain scale: 3, patien complain pain in his left knee
Recommendation :
1 Pain scale monitoring
2 Planning to install the IV line
3 Planning to get 1 flash infusion NS 500 ml/24 jam
03 Situation :
Name : An. F
Medical Record : 12867982,
13 th day of treatment,
Medical Diagnosis : Hisprung post sigmoidectomy,
Doctore in charge : dr. Rara
Nursing Diagnosis : Hypertermia
Background :
Children fasting now
Getting therapy :
a. Metronidazole 40 mg/ 8 hours Intravena enter at 09.00
b. Ceforoxim 100 mg/ 8 jam hours intravena enter at 09.00
c. Paracetamol 60 mg / 6 jam Intravena enter at 12.00
TPN 400 ml/ 24 jam, expired hour : 14.00 wib
Infusion RL 500 ml/ 24 jam enter at 11.00
Assessment :
The last temperature monitoring at 13.30 result 38 oC
Recommendation :
Wait for the lab result : Complete blood, albumin and serum
electrolytes if abnormal reports to the doctor
Monitor pews every 4 hours
Monitor body temperature every 1 hours
Allow the family to keep compressing if the child is still fever.
04 Situation :
Name : Ny. D
Medical Record : 375
4th day of treatment, First day post operation
Medical diagnosis : Small bowel obstruction ec. Hernia Obstruction post
operation laparotomy
Doctor in Charge : dr. Vicky
Nursing Diagnosis : Acute Pain
34
Background :
-Patient has installed dower catheter and epidural,
-Patient post operation laparotomy
-Getting medication :
-Metoclopramide 10 mg/8 hours intravenous enter at 09.00,
-Ceftriaxone 1 gr/12 hours intravenous enter at 09.00,
-Metamizole 1 gr/8 hours intravenous enter at 09.00
Assessment :
Pain scale 2, pain felt in the abdomen, pain felt disappear,
Recommendation :
Now loading aminofluid 500 ml/24 hours, if its round out changes with
tutofusin 1500 ml/24 hours.
Monitoring EWS,
Pain scale Monitoring
05 Situation :
Name : Mr. E
Medical Record : 12494374
2th day of treatment,
Medical diagnosis : Close Fracture Intertrochanter Femur Dextra
Doctor in Charge : dr. Pras
Nursing Diagnosis : Acute Pain
Background :
Client falls in the bathroom after performing ablution with the right hip
position. He feels pain in the right thigh. Now he says his right leg feels
pain and cannot moved
Getting medication :
- Inj metamizol 1 gr IV 3x/24jam
- KSR 2 tablet peroral 3x/24jam
- Candersatain peroral 2x/24jam
- Infus NaCl 0,9% 500cc/24jam
Assessment :
P: femur trauma (fall in the bathroom)
Q: Like being hit by a heavy project
R: upper right thigh
S: 5
T: continuous pain
35
Recommendation
1. Pain scale monitoring
2. Giving santagesik drugs 1gr IV, KSR 2 tablets/oral
3. Position the patient as comfortable as possible = supine/bedrest
4. Observe vital sign
5. Provide a comfortable environment for patients by closing the
curtains so he can rest
6. Facilitating clients to make minimal movement
PP (Ners Annisa) : Sekian laporan kondisi dan perkembangan bed 1-bed 5 dari
saya, mungkin ada tambahan dari PA?
That’s all report of patient condition and progress bed 1 until
5, Is there any addition for PA ?
KARU (Ners Adilla) : Terima kasih rekan-rekan dinas pagi. Mungkin dari
teman-teman shift siang ada yang ingin ditanyakan atau
diklarifikasi terkait timbang terima yang disampaikan.
(Thank you for nurse in the morning shift. Any question
or clarification from the noon shift about this hand over?)
PP shift siang (Ners Fara) : Terima kasih atas kesempatan yang diberikan, saya
ingin menanyakan terkait pasien an.F bed 3 , apakah infus
RL tetap dilanjutkan ? Karena kemarin terakhir di stop.
Thank you for the time, I will ask about Patien No. 3
Name F. for RL insfusion is still continue ? Because
yesterday is stop.
PP (Ners Anisa) : Iya untuk pasien an. F bed no 3 infus RL nya tetap jalan
Nurse, Sesuai Advis dr. Rara tadi pagi bahwa pasien dapat
36
tambahan cairan RL 500 ml/ 24 jam karena pasien saat ini
sedang dipuasakan dan tampak dehidrasi.
(Oke this is advice from dr. Rara in this morning that the
patient get additional infusion RL 500 ml/24 hour, because
the patient it was fasted and dehydrated)
KARU (Ners Adilla) : Apakah ada yang ingin diklarifikasi lagi ?
( anyone want to be clarified again ?)
Ners : Tidak nurse.
( No nurse)
KARU (Ners Adilla) : Baik kalau tidak ada yang ingin ditanyakan lagi, Terima
kasih kami sampaikan untuk perawat dinas pagi yang telah
menyampaikan kondisi dari semua pasien saat ini.
Selanjutnya PP shift siang dan PP/PA pagi mari kita
validasi ke pasien. nanti apabila ada hal rahasia yang ingin
dibicarakan kita bisa mendiskusikannya kembali di nurse
station.
(Okay, if there is not any question, thank you for nurse in
morning shift which has report of patient condition and
progress, Let's validate to the patient one by one,and if
there is a privacy matter, we can talk about it later in nurse
station.)
37
Position when in patients bed is Karu is in front followed by PP morning shift,
PA morning shift, PP noon shift, and PA noon shift.
KARU (Ners Adilla) : Selamat sore bapak/ibu dan adik-adik, siang ini akan
dilakukan operan ya pak bu dari perawat shift pagi ke
perawat shift siang.
(Good afternoon everyone, in this afternoon we will
doing handover beetwen nurse who morning shift with
noon shift).
PP siang (Ners Fara) : Selamat siang bapak/ibu /adik, siang ini akan dilakukan
operan ya pak bu saya Ners Fara dan Ners Rifki yang akan
bertugas pada siang ini.
(Good afternoon everyone, this afternoon we will doing
handover I’m nurse Ika and nurse Gali we will be be on
duty in this afternoon).
Semua perawat yang dinas pagi dan siang menuju ke tempat tidur pasien
untuk melakukan validasi
All nurses in the morning and evening shift went to the patient's bed to do the
validation.
PP Pagi (Ners Annisa) : Selamat sore Bu, Ners Fara dan Ners Rifki yang akan
menggantikan saya merawat anak ibu siang ini sampai
malam nanti.
(Good evening Mrs.Y, Nurse Fara and Nurse Rifki who
will replace me taking care of your child this afternoon
until tonight).
Ny Y : Oalah, iya iya.
Oh okay
PP Pagi (Ners Annisa) : Ners Fara, ini An. M dengan…(menjelaskan kondisi
pasien)
(Nurse Fara, this is An.M with….. (explaining the
patient’s condition)
PP Siang (Ners Fara): Perkenalkan, saya Ners Fara dan ini Ners Rifki. Kami yang
akan merawat anak ibu dari siang hingga malam nanti
menggantikan Ners Annisa dan Ners Ayu. Bagaimana
keadaan anak ibu hari ini?
38
(Let me introduce myself, I’m nurse Fara and my friend
Nurse Rifki. We will take care of yor child this afternoon
until tonight, replacing Nurse Annisa and Nurse Ayu. How
is your child today ?)
Ny Y : Iya terima kasih sebelumnya Bu. Nyeri sudah berkurang
setelah minum obat. Tadi malam tidurnya juga nyenyak. Ia
juga menghabiskan menu makanan pagi dan siang.
(Yes, thankyou before. Pain has decreased after taking
medication. Last night he slept well. He also finished his
breakfast and lunch well.)
PP Siang (Ners Fara) : Nanti kalau Ibu butuh bantuan untuk anak Ibu, silahkan
panggil kami ya Bu.
(If you need help for your child, please call us, Mrs.Y.)
Ny Y : Iyaa. Terimakasih banyak.
(Ok. Thankyou so much.)
39
KARU (Ners Adilla) : Apabila tidak ada silahkan PP siang untuk
menandatangani format timbang terima dan PP pagi
menyerahkan status pasien. (PP dan PA pagi menyerahkan
status pasien ke PP dan PA siang kemudian PP shift
siang mengecek kelengkapan status yang diserahkan).
Saya ucapkan terimakasih pada dinas pagi dan selamat
bertugas pada perawat shift siang. Teman-teman yang dinas
pagi semoga selamat sampai rumah, dan yang dinas siang
tetap semangat dan selalu berhati-hati selama tindakan..
Saya akhiri,
Wassalamualaikum, Wr.Wb.
(Well, if there is no something to be clafiried, please the
noon shift PN sign this handover-form, and for morning
shift PN please give the patient status to the noon shift
nurse in charge. (PN and PA morning shift give patient
status to PN and AN noon shift, then PN and AN noon shift
checks for complete patient status).
Thank you for the morning shift Nurse and go home safely.
For the noon shift nurse in charge, do your best and always
be careful while doing your duty. I’ll end this handover,
Wassalamualaikum wr.wb.)
Semua : Waalaikumsalam, wr Wb
40
Lampiran 2 Setting Tempat Timbang Terima
Kepala
Ruangan
PP Buku PP
Rekam timbang
medis
Siang terima Pagi
PA Buku PA
Rekam timbang
Siang
medis terima Pagi
Rekam
medis
41