Di Susun Oleh :
KELOMPOK 3, 4, 5
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Fahmi amrullah (20204663031)
Anita (20204663011)
Pradistya Winata H (20204663070)
Ummi m (20204663098)
Moch aris hasyim (20204663054)
Sugeng w (20204663090)
Rengga rinda (20204663077)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)
Kelompok 3,4,5
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Universitas Muhammadiyah Surabaya
ii
DAFTAR ISI
Cover………………… ……………………………………………………………. i
Lembar Pengesahan……...………………………………………………………... ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………... iii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………........... 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan Kegiatan…………………………………………………………… 2
1.3 Manfaat ……………………………………………………….................... 3
BAB 2 PENGKAJIAN…………………………………………………………… 5
2.1 Visi, Misi, Motto, Nilai, Falsafah dan Tujuan RS Siti Khodijah Sepanjang.. 5
2.1.1 Visi RS Siti KhodijahSepanjang………………………………… 5
2.1.2 Misi RS Siti KhodijahSepanjang…………………………………. 5
2.1.3 Motto RS Siti KhodijahSepanjang………...................................... 5
2.1.4 Nilai RS Siti KhodijahSepanjang………...……………………… 5
2.1.5 Falsafah RS Siti KhodijahSepanjang…...………………………... 5
2.1.6 Tujuan RS Siti KhodijahSepanjang....…………………………... 6
2.1.7 Pedoman Keperawatan RS Siti KhodijahSepanjang…………….. 6
2.2 Pengumpulan Data………………………………………………………….. 7
2.2.1 Tenaga dan Pasien(M1-Man)……………………………………. 7
2.2.2 Sarana danPrasarana……………………………………………… 25
2.2.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan(M3-Method)…………. 42
2.2.4 Sumber Keuangan(M4-Money)………………………………….. 48
2.2.5 Marketing(M5-Mutu)……………………………………………. 50
2.3 Analisa SWOT tentang Manajemen Keperawatan………………………….. 67
2.4 Diagram Layang Analisa SWOT…………………………………………… 81
2.5 Identifikasi Masalah ……………………………………………………… 83
2.6 Prioritas Masalah ………………………………………………………….. 84
2.7 Plain Of Action……………………………………………………………… 85
BAB 3 PERENCANAAN…………………………………………………………. 89
3.1 Pengorganisasian………………………………………………………… … 89
3.2 Strategi Kegiatan…………………………………………………………… 89
3.2.1 Model Asuhan KeperawatanProfesional…………………………. 89
3.2.2.1 Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional(MAKP)... 92
3.2.2.2 TimbangTerima………………………………………………. 93
3.2.2.3 RondeKeperawatan………………………………………….. 97
Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru Praktik Profesi Manajemen Keperawatan Di
Ruang Ar-Roudho Rs Siti Khodijah Sepanjang ......................................................... 120
Proposal Timbang Terima Praktik Profesi Manajemen Keperawatan Di Ruang Ar
Roudho Siti Khodijah Sepanjang ................................................................................. 138
Proposal Pelaksanaan Sentralisasi Obat Praktik Profesi Manajemen Keperawatan Di
Ruang Ar-Roudho Rs Siti Khodijah Sepanjang ............................................................ 151
Discharge Planning Praktik Profesi Manajemen Keperawatan Di Ruang Ar Roudho
Rs Siti Khodijah Sepanjang ........................................................................................... 160
Proposal Supervisi Keperawatan Praktik Profesi Manajemen Keperawatan Di Ruang
Ar-Roudho Siti Khodijah Sepanjang ............................................................................. 168
Proposal Ronde Keperawatan Praktik Profesi Manajemen Keperawatan Di Ruang Ar
Rhoudhoh Rs Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang ................................. 179
iii
iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun, rumah sakit
sering kali mengalami permasalahan yang menyangkut tentang ketidakpuasan
masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit yang dianggap kurang memadai. Pelayanan
keperawata merupakan salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian dalam rangka
menjaga dan meningkatlkan mutu pelayanan rumah sakit (Hidayat, 2014).
Manajemen keperawatan menjadi suatu kebutuhan dalam meningkatkan
pelayanan rumah sakit. Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi
melalui upaya orang lain itu untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen keperawatan
di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan
pada masa mendatang. Hal ini berkaitan dengan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara professional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metoda
perlakuan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduannya
dapat saling menopang (Nursalam, 2016).
Manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Manajemen keperawatan berkaitan dengan
konsep pengelolaan bahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa
rencana strategis melalui pendekatan pengumpulan data, pelaksanaan secara
professional, khususnya dalam pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) dan melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2016).
Penerapan model asuhan keperawatan professional atau MAKP dapat menjadi
salah satu pendukung dalam meningkatkan pelayanan keperawatan. Hubungan yang
baik antara pasien danperawat dapat dilakukan apabila menerapkan suatu model asuhan
keperawatan yang baik. Dengan demikian, maka pelayanan pasien menjadi sempurna
sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien selama di rumah sakit (Hidayah,2014).
MAKP ideal yang saat ini dapat dilakukan dalam pelayanan kepada masyarakat
adalah metode Primary Nursing. Metode Primary Nursing merupakan suatu metode
yang memberikan tugas kepada satu orang perawat untuk bertanggung jawab kepada
sekelompok pasien secara penuh dari pasien masuk sampai keluar Rumah Sakit. Metode
primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan
1
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
Langkah konkret pengelolaan yang dapat digunakan dalam peningkatan
pelayanan keperawatan profesional berupa penataan sistem MAKP yang meliputi
ketenagaan/pasien, penetapan sistem MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan
dengan menerapkan prinsip SME (sesuai standar, mudah dilaksanakan, efektif dan
efisien).
Model keperawatan profesional ini mampu mendorong keperawatan dalam
memperjelas deskripsi kerja, meningkatkan kemampuan keperawatan dalam
mendiskusikan masalah dengan tenaga kesehatan yang lain dan membantu keperawatan
untuk lebih bertanggung gugat secara profesional terhadap tindakannya
(Nursalam,2016).
Dari hasil pengkajian pada tanggal 12 – 22 APRIL 2021pelaksanaan
pengorganisasian di Ruang Paviliun Roudhoh lantai 2 RS Siti Khodijah Sepanjang
Surabaya. Berdasarkan fenomena diatas, maka kami mencoba untuk menerapkan Model
Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode Primer untuk memaksimalkan MAKP
yang sudah diterapkan di Ruang Paviliun Roudhoh dan perawat dapat
bertanggungjawab penuh terhadap pasien kelolaannya secara berkelanjutan, sehingga
kondisi pasien dapat dipantau dengan baik.
1.2 Tujuan
1.2.1 TujuanUmum
2
1) Timbang terima
2) Supervisi
3) Ronde Keperawatan
4) Discharge Planning
5) Sentralisasi Obat
6) Dokumentasi Keperawatan
7) Penerimaan Pasien Baru.
1 Bagi Mahasiswa
3
2 Bagi Pasien
4
BAB 2 PENGKAJIAN
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang meliputi
pengumpulan data, analisis SWOT, dan identifikasi masalah.
2.1 Visi, Misi, Motto, Nilai, Falsafah dan Tujuan RS Siti Khodijah Sepanjang
2.1.1 Visi RS Siti Khodijah Sepanjang
Adapun dalam rangka mencapai visi yang telah ditentukan, Rumah Sakit Siti Khodijah
Muhammadiyah Cabang Sepanjang membuat beberapa misi yaitu :
6
3. Berfikir sebelum dan selama ataupun sesudah melakukan tindakan
profesional
4. Mampu mengendalikandiri
5. Patuh pada peraturan atau ketentuan yang berlaku
6. Tepat dalam pemberianobat:
1) Tepat pasien.
2) Tepat Obat (baca etika obat 2 – 3kali).
3) Tepat dosis, tepat cara, tepat waktu.
4) Selalu waspada efek samping obat.
7. Memegang teguh rahasia jabatan.
8. Selalu melibatkan pasien dalam setiap tindakan.
9. Merawat pasien berdasarkan ilmu dan seni, perawat disertai
senyum, sapa, salam, dansopan.
10. Selalu menjaga kebersihan individu dilingkungan.
2.2 Pengumpulan Data
7
1. Tugas Pokok dan Fungsi
1) Kepala Ruangan
8
7) Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapai pelayanan
yangoptimal.
8) Menyususn permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obatdan bahan lain
yang diperlukan di ruangrawat.
9) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam
kegiatan siappakai.
10) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan.
11) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya meliputi
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan vasilitas yang
ada cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari diruangan.
12) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk
pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan, serta menyampaikan
kepada staf untuk melaksanakannya.
13) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk memudahkan
pemberian asuhankeperawatan.
14) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yangdihadapinya.
15) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatanberlangsung.
16) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam
bataskewenangan.
17) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
18) Memelihara dan mengembangkan system pencatatandan pelaporan asuhan
keperawatan system pencatatan d pelaporan asuhan keperawatan dan
kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar untuk tindakan
selanjutnya
19) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruangan yang lain, seluruh
kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan kepala unit diRS.
20) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,
pasien dan keluarganya, sehingga memberikan ketenangan.
21) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasienruangan. Memeriksa dan
9
meneliti pengisian daftar permintaan makanan berdasarkan macam dan jenis
makanan pasien, kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian
sesuai dengandiitnya.
22) Memelihara buku register dan berkas catatanmedic.
23) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan asuhan
keperawatan serta kegiatan lain diruang perawat.
10
13. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama iadinas.
18. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.
24. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
27. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.
11
34. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama iadinas.
39. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.
12
1) Perawat Assosiate
Tugas pokok:
1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan
dengan sentuhan kasih sayang.
1) Melaksanakan tindakan perawatan yang telah disusun.
2) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telahdiberikan.
3) Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien
pada catatankeperawatan.
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggungjawab
1) Pemberian obat.
2) Pemeriksaan laboraturium.
3) Persiapan klien yang akandioperasi.
3. Memperhatiakan keseimbangan kebutuhan fisik, mental daan spiritual dari
klien
1) Memelihara kebersihan klien danklien.
2) Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
3) Pendekatan komunikasi terapeutik.
4. Mempersiapkan klien secara fisik mental untuk menghadapi tindakan
perawatan dan pengobatan serta diagnostik
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannya
6. Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut.
7. Membantu kepala ruaangan dalam ketatalaksanaan ruangan secara
administrasitif
1) Menyiapkan data klien baru, pulang ataumeningggal.
2) Sensus harian danformulir.
3) Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
8. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan
9. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan,
kenyaman dan keindahatanruangan.
13
10. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/ malam secarabergantian
11. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan
denganpenyakitnya.
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan
maupuntertulis.
13. Membuat laporanharian.
14. Mengikuti timbangterima.
15. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
16. Melaksaanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer.
17. Berorganisasi dengan perawat assosiate lain dan perawat primer.
18. Malakukan evaluasiformatif.
19. Pendokumentasian tindakan dan catatat perkembanganpasien.
20. Melaporkaan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada
perawatprimer.
Gambaran Ketenagaan
14
Wahyuni Pelaksana
9 Tyas Perawat PK II AMK IHT,5S
anggreani Pelaksana
10 Riza Perawat PK II AMK IHT,5S
Dahniar Pelaksana
11 Ryan Perawat PK II S,Kep,Ns IHT,5S
Priambodo Pelaksana
12 Dedik Perawat PK II S,Kep, Ns IHT,5S,ENDOSKOPI
handoka Pelaksana
13 Anis Perawat PK II AMK IHT,5S
mardayati Pelaksana
14 Wenny Perawat PK II AMK IHT,5S,
anggraini Pelaksana
15 Wirangga Pelaksana PK I AMK BLS,IHT,5S
16 Lilis dwi Perawat PK II AMK IHT,5S
pelaksana
17 Eevi sri Perawat PK I AMK BLS, IHT
wahyuni pelaksana
18 Susi sun a Perawat SPV AMK IHT ICU
pelaksana
19 Novia nur Perawat SPV AMK Tidak terkaji
pelaksana
20 Eka lutfia Perawat SPV AMK Tidak terkaji
pelaksana
21 Ifa nur Perawat PK I AMK IHT,5S,
latifah pelaksana
15
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan, sejumlah 100% perawat merasa
struktur organisasi yang sudah sesuai degan keampuan perawat, sejumlah 100 %
perawat merasa pembagian tugas sudah sesuai dengan struktur organisasi, sejumlah
100% perawat merasa Kepala Area dan Penanggung jawab Ruangan sudah optimal
melaksanakan tugas – tugasnya, sejumlah 100% perawat menganggap kinerja ketua tim
sudah kompeten dalam tugasnya, sejumlah 90% perawat menganggap beban kerja
sudah sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien, sejumlah 90 % perawat
menganggap pembagian tugas diruangan sudah jelas.
16
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Ruang Paviliun Roudhoh RS Siti Khodijah
Sepanjang
PP : Perawat Pelaksana
Di ruangan Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang tenaga non medis terdiri pekarya
kesehatan (PRS) yang membantu perawat di ruangan . PRS dinas setiap pagi. Latar
pendidikan PRS adalah lulusan SMA.
No Nama Pendidikan Terakhir Pelatihan yang diikuti
1. Yayuk SMA -
17
sebagai berikut :
a. Minimal care
b. Partial care
c. Total care
18
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawatan yang lebih lama
2. Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke
kereta dorong atau kursi roda
7. Dimandikan perawat
1) Ruang Roudhoh
19
No Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga keperawatan
Pasien pasien Pagi Sore Malam
1 Minimal Care 15 orang 15 X 0,17 15 X 0,14 15 X 0,07
=2,55 = 2,1 = 1,05
2 Partial Care 6 orang 6X0,27 6 X0,15 6 X0,15
=1,62 =0,9 = 0,9
Pagi = 7 orang
Sore = 5 orang
Malam = 3 orang
Total Jumlah = 15 orang
Jumlah tenaga lepas dinas perhari : 3 orang
15+ 5+ 3 = 23 orang
279
Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di Ruang Roudhoh RS
Siti Khotijah Surabaya adalah 5 orang + 2 struktural (ka Area + pj pav roudhoh) + 3
orang yang lepas dinas. Berdasarkan penghitungan Douglas didapatkan bahwa
kebutuhan perawat di Ruang Roudhoh sebanyak 23 orang per hari.
Dari 28 pasien di Ruang Roudhoh , ada 15 pasien dengan tingkat ketergantungan
minimal, 6 pasien dengan tingkat ketergantungan parsial, dan 7 pasien dengan tingkat
ketergantungan total. Jumlah tenaga lepas dinas perhari adalah 3 orang dan jumlah
perawat 16 orang. Jam kerja dibagi menjadi 3 shift, shift pagi (07.00-14.00), shift sore
(14.00-21.00), dan shift malam (21.00-07.00). Perawat yang bertugas di Ruang
Roudhoh shift pagi berjumlah 4 orang, sore 4 orang, dan malam 3 orang.
20
2.2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material)
SebelahUtara : Ruang
Sebelah selatan : Ruang
Sebelah barat : Ruang
Sebelah timur : Ruang
21
RUANG ROUDHOH ( R.: 29 TT)
22
Total 29
Ruang Paviliun Roudhoh berada di lantai 2 dan lantai 3 yang terdiri dari Ruang
Rawat Inap kelas 1, 2, 3,VIP,VVIP dan kemoterapi. Total kapasitas Ruang Rawat Inap
terdapat 29 TT, yang terdiri dari 10 ruangan,
23
a. Gambaran Berdasarkan Jumlah BOR Pasien di ruang Roudhoh bulan Januari –
Desemebr 2020
NO Bulan BOR
1 Januari 73,3%
2 Februari 61,4%
3 Maret 62,8%
4 April 37,0%
5 Mei 47,8%
6 Juni 75,2%
7 Juli 111,7%
8 Agustus 135,2%
9 September 126,0%
10 Oktober 93,0%
11 November 123,0%
12 Desember 151,0%
Total 79,9%
Panduan Standar Minimal ALKES PPK Dinas Kesehatan Prov.Jatim tahun 2013
FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 2
2. Bedside Cabinet 2. 2
3. Standar Infus 3. 2
4.Kursi 4. 2
5.AC 5. 1
6. Jemuran Handuk 6. 1
25
7.Wastafel 7. 1
8. Oksigen Sentral 8. 2
9. Jam Dinding 9. 1
10. Tempat Sampah Non Medis 10. 1
11. Tempat tissue 11. 1
12. Ners call 12. 2
13. Al-quran 13. 2
14. Handsrub 14. 1
15. Tv 15. 1
16. Kamar mandi 16. 1
26
B) Fasilitas di Ruang Pasien kelas 2, ruang roudhoh terdiridari:
FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 5
2. Bedside Cabinet 5
3. Standar infus 5
4. Kursi 8
5. AC 2
6. Jemuran Handuk 1
7. Wastafel 1
8. Oksigen Sentral 5
9. Jam Dinding 1
10. Tempat Sampah Medis 1
11. Tempat tissue 5
12. Ners call 1
13. Tata tertib 2
14. Korden 1
15. Tv 1
16. Kamar mandi 1
Fasilitas Jumlah
1. Bed Pasien 1. 3
2. Bedside Cabinet 2. 3
3. Standar Infus 3. 3
4. Kursi 4. 3
5. Kipas angin 5. 3
6. Jemuran Handuk 6. 1
7. Wastafel 7. 1
8. Kamar mandi 8. 1
9. Oksigen Sentral 9. 2
10.Tempat Sampah Non 10. 1
Medis
11. Jam dinding 11-1
27
D). Fasilitas di Ruang Pasien Intensive, ruang ROUDHOH terdiri darI
FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 4
2. Bedside Cabinet 2. 4
3. Standar Infus 3. 4
4.Kursi 4. 4
5.AC 5. 1
6.Wastafel 6. 2
7. Oksigen Sentral 7. 4
8. Jam Dinding 8. 1
9. Tempat Sampah Non 9. 1
Medis
FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 2
2. Bedside Cabinet 2. 2
3. Standar Infus 3. 2
4.Kursi 4. 2
5. Kipas angin 5. 2
6. Jemuran Handuk 6. 1
7.Wastafel 7. 3
8. Oksigen Sentral 8. 2
9. Jam Dinding 9. 2
10.Tempat Sampah 10 1
Medis
11. Kamar mandi
11..
1. Ruang Kepala Ruangan terletak di lantai 2 digabung dengan kamar jaga dokter
muda yang terdiri dari kamar mandi, tempat tidur, meja, loker staf, kasur, kipas
angin, tempat tisu, alquran, jam, tempat sampah non medis, wastafel dan biasanya
di gunakan untuk solat. Di sampingnya ada ruangan linen yang berisi lemarai
linen bersih, kulkas, troli, tempat jemuran handuk, bedside cabinet, dispenser serta
gallon nya, tempat cuci alat dan kompor.
2. Nurse Station terpisah dengan ruang kepala ruangan, yang mana terletak dilantai 2
depan ruangan santai untuk pasien nonton televisi dan tidak ada ruang
administrasi terdiri dari 4 stetoskop, 1 ners kid, 1 lampu baca rongent, 1
komputer, 1 printer 2 layar callners 1 jam dinding, 1 kipas angin, 2 meja dan rak
untuk dokumen, 1 lemaribesi.
3. Di belakang ruang perawat ada ruang tindakan yang berisi laci obat emergency
tapi tidak ada isinya, ada 3 tensi 1 suction 2 nebulizer dan ruang sentralisasi obat
28
yang berisi kulkas obat, trolly injeksi, kotak obat dan 1 lemari besi, 1 tempat
sampah medis dan 1 tempat sampah non medis 1 safety box, tempat alkes 1.
Lemari obat alkes, label infuse, plastic klip obat oral, lemari sentralisasi alkes,
tabel puasa, spet 10cc 5 cc 3 cc, obocath 16 dan18.
4. Ruang Sholat terletak di kamar jaga DM dan ruangKARU
5. Ruang Penyuluhan terletak di depan ners station dan di depan kamar 1 dan
kamar2.
6. Dokumentasi
1) Dokumen nota dinas
29
2) Daftar inventaris alat kesehatan dan nonkesehatan
3) Daftar pegawairuangan
4) Standar asuhankeperawatan
5) Buku rekammedik
6) Buku pengirimanlaborat
7) BukuVisite
8) Bukuoperan
9) BukukamusBPJS
10) Buku morningreport
11) Buku observasiTTV
12) Buku kamusBPJS
13) Buku morningreport
30
19) SOP memindahkan pasien ke kursiroda
20) SOP menyiapkan tempat tanpa pasien diatasnya
21) SOP menyiapkan linen dengan pasien diatasnya
22) SOP ambulasi dini
23) SOP membantu rentan gerak
24) SOP Membantu pasien posisiflowler
25) SOP Membantu pasien posisisim
26) SOP Membantu pasien posisitendelenburg
27) SOP Membantu pasien posisi dorsalrecumben
28) SOP Membantu pasien posisi genupektoral
29) SOP Membantu pasien posisiflowler
30) SOP memasangbidai
31) SOP perawatanLuka
32) SOP melakukanskintest
33) SOP memberikan obat melalui intracutan
34) SOP memberikan obat melalui subCutan
35) SOP memasang NGT
36) SOP memasang Kumbah lambung
37) SOP memberikan obat melalui suntikanIM
38) SOP memberikan suntikan melaluiIV
39) SOP meberikan suntikan melalui injeksiport
40) SOP memberikan suntikan melaluiinstoper
41) SOP memberikan kompresdingin
42) SOP memberikan mompres hangat/WWZ
43) SOP memberi obat melaluimulut
44) SOP memberikan obat melalui sonde
45) SOP memberi obat melalui rektal
46) SOP memberi obat tetes mata
47) SOP irigasimata
48) SOP memberi tetestelinga
49) SOP irigasitelinga
31
50) SOP mantouxtest
51) SOP membersihkanmulut
52) SOP menyuapipasien
53) SOP membantu pasien BAK dan BAB di tempattidur
54) SOP pasang dowerkateter
55) SOP bladertraining
56) SOP melepas dowerkateter
57) SOP melepas infus
58) SOPlavement
59) SOP melepasNGT
7. Standar AsuhanKeperawatan
1) Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gastroenteritis
2) Asuhan keperawatan pada pasien dengan CKD
3) Asuhan keperawatan pada pasien dengan DM
4) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Typhoid
5) Asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF
6) Asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke
7) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Anemia
8) Asuhan keperawatan pada pasien dengan LABIOpalato szikis
32
Linen 1. Lemarai linen bersih 1. 1
2.Kulkas 2. 1
3.Troli 3. 1
4. Tempat jemuran handuk 4. 1
5. Bedside cabinet 5. 1
6. Dispenser serta gallon nya 6. 1
7. Tempat cuci alat 7. 1
8. Kompor 8. 1
2 Ruang perawat ( 1.Stetoskop 1. 4
nurse station) 2. Ners kid 2. 1
3. lampu baca rongent 3. 1
4. Komputer 4. 1
5.Printer 5. 1
6. Layar callners 6. 2
7. Jam dinding, 7. 1
8. kipas angin, 8. 1
9. Meja 9. 2
10. Rak untuk dokumen, 10. 1
11. Lemari besi 11. 1
3 Ruang 1.Almari 1. 1
Tindakan/ 2.Troli 2. 2
Ruang Obat 3. Tempat sampah medis 3. 1
4. Tempat sampah non medis 4. 1
5.Safetybox 5. 2
6. Lemari obat alkes 6. 1
7. label infuse 7. 1
8. Plastic klip obat oral 8. 1
9. Lemari sentralisasi alkes 9. 1
10. Tabel puasa 10. 1
11. Spuit 10cc 11. 1
12. Spuit 5 cc 12. 6
13. Spuit 3 cc 13. 6
14. Spuit 1cc 14. 20
15. Abocath 26 15. 20
16. Abocath 24 16. 20
17. Abocath 24 17. 10
18. Infus set micro 18. 10
19. Infus set macro 19. 10
20. Spalek 20. 5
21. Gelang identitas (pink) 21. 6
22. Gelang identitas (biru) 22. 5
23. Septic gel 23. 20
24. Termometer 24. 6
25. Alcohol swab 25. 3 pack
33
DAFTAR INVENTARIS ALAT NON MEDIS RUANG RAWAT INAP ROUDHOH
13 januari 2021
Tahun Rencana
No. Nama Barang Merek Jumlah B C R
Perolehan Tindak Lanjut
1 AC Panasonic 12 12
2 TV Sharp 8 8
3 Komputer Acer 1 1
4 Mesin Foto Kopi Brother 1 1
5 Telepon Panasonic 2 2
6 Monitor Bell LG 2 2
7 Lemari Toshba 2 2
8 Kipas Angin Maspion 20 20
9 Jam Dinding Ruangan 13 13
10 Bell 29 29
34
DAFTAR INVENTARIS ALAT MEDIS RUANG RAWAT INAP PAV ROUDHO
No Nama Barang Tahun Merek Jumlah B C R Rencana
Perole Tindak
han Lanjut
1. Suction 2011 Gea 1 1
2. Nebulizer 2016 Philips 3 3
3. Monitor 2015 Votem 1 1
4. Tensi digital 2017 ABN 2 2
5. Lemari Obat 1 1
6. Timbangan Bayi Gea 1 1
7. Timbangan Berdiri Laika 1 1
8. Tensimeter dewasa 2011 RK 2 2
9. Saturasi Oksigen 2011/202 Massimo 2 2
1
10. Infus Pump 2016 Fressimus 1 1
Kabi
11. Manometer Sentral 2016 Cantec 4 4
12. Manometer Tabung 2016 Gea 5 5
13. Kursi Roda 1 1
14. Lang Spatel Pendek 18 18
15. Lang Spatel Panjang 19 19
16. Com 1 1
17. Bengkok 7 7
18. Gunting Kasa 2
19. Pinset Anatomis 1 1
20. Klem 2 2
21. Gerusan obat 1 1
22. Emergency lamp 1 1
23. Gunting Lancio 3 3
24. Bak Injeksi Kecil 1 1
25. Stetoskop Lyttmann 3 3
26. Thermometer Digital 5 5
35
27. Syringe Pump 2011 BB 2 2
28. Nurse Call 10 10
29. Thermometer Gan 2021 2 2
Gambar diagram :
Keterangan :
Dari hasil rekap pengumpulan data di ruang Roudhoh didapatkan 80%
tenaga kesehatan bisa mengoperasionalkan Sarana prasarana dan hanya 20 %
yang tidak bisa mengoperasikan.
Gambar diagram :
Keterangan :
Terkait fasilitas yang ada di ruang Roudhoh data kami
menunjukkan 85% pasien dan keluarga dapat menggunakan
fasilitas yang ada.
36
1. Peserta BPJS kesehatan PBI dari 1. Pasien umum 1. Pasien
Surabaya menyiapkan surat kuota tidak perlu yang akan
dari kelurahan, dan rujukan dari menyiapkan surat masuk rawat
RS terdekat, apabila dari luar apapunkarena inap harus
Surabaya non kuota atau BPJS biayasemua menyiapkan
Kesehatan PBI menyiapkan surat ditanggung oelh kartuasuransi.
dari kelurahan dan tanda tangan pribadi.
Bupati atau Walikota serta surat
rujukan dari Rumah sakit
terdekat.
2. Untuk kuota surat yang
dipersiapkan dari pemerintahan
pusat yang sudah masuk data
base, untuk melihat sudah masuk
atau belum dilihat dari IKTK atau
Instalasi rawatjalan.
3. Ketika pasien pulang harus
melampirkan foto copy KSK,
surat rujukan, kartu
BPJS Kesehatan PBI, surat dari
kelurahan dan form Rawat Inap
BPJS KesehatanPBI.
4. Untuk pengambilan obat perlu
menambahkan foto copy KTP
pengambilan obat.
37
2.2.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan ( M3 – Method)
1. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan(MAKP)
Ruang Pavilun Roudhoh memiliki misi yang sama dengan RS Siti Kodijah.
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 13 Januari 2021 di dapatkan bahwa model
pemberian asuhan keperawatan di ruang roudho menggunakan model Tim. Terdapat 2
katim. Katim hanya dinas pagi, sedangkan siang dan malam terdapat PJ sift yang
bertanggung jawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan dan dibantu oleh perawat
pelaksana. Ketua tim bertanggung jawab dalam pendokumentasian keperawatan,
sedangkan anggota tim melaksanaan asuhan keperawatan sesuai fungsinya. Jika ada
masalah, maka PJ sift akan melaporkan kepada katim. Perawat mengatakan asuhan
keperawatan tim dirasa lebih sesuai dan efektif, karena dapat membina komunikasi
antar tim, sehingga konflik mudah di atasi dan memberi kepuasan terhadap anggota tim.
Selain itu pendidikan terakhir tenaga kesehatan dengan diploma III masih lebih banyak
dibandingkan tenaga kesehatan dengan pendidikan S1.
Jadwal dinas tenaga kesehatan telah dibuat selama 1 bulan dengan shif pagi,
sore, malam yang sudah tercantum nama perawat dan penanggung jawab harian. Daftar
pasien sudah tercantum dengan Jenis kelamin, dokter yang bertanggung jawab, tanggal
dan tahun. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam metode yang diterapkan di
ruangan ini adalah timbang terima, discharge planning, ronde keperawatan yang sering
disebut refleksi diskusi kasus, supervisi, sentralisasi obat dan pendokumentasian sudah
dilakukan sesuai SOP dan SAK yang ada namun belum optimal, dikarenakan
keterbatasan jumlah tenaga.
Jumlah tenaga yang terbatas dapat mempersulit asuhan keperawatan pada pasien
anak yang berada di ruang Roudhoh. Anak yang berada di rumah sakit cenderung akan
mengalami dampak hospitalisasi yang tinggi. Anak sering rewel dan sulit dikendalikan
bahkan oleh orang tuanya. Penting untuk menumbuhkan rasa kepercayaan pada anak
agar dapat mengurangi dampak hospitalisasi anak.Terbatasnya tenaga diruang pav
roudhoh dapat menyebabkan kesulitan bagi perawat sendiri karena terlalu memegang
banyak pasien.
38
1) Penerimaan Pasien Baru
Dari hasil pengkajian tanggal 13 Januari 2021 dengan metode pengisian google
form didapatkan bahwa penerimaan pasien baru di ruang Roudhoh sudah berjalan
dengan lancar namun kurang optimal.
Penerimaan pasien baru yang datang dari IGD atau Poli, dan jika datang dari
IGD maka dilakukan penanganan kegawatan dahulu dan setelah dokter Jaga
mendiagnosa lalu di laporkan ke DPJP lalu Advis di tulis kemudian setelah ruangan
sudah siap , pasien di bawa ke pavilion Roudhoh. Perawat IGD atau poli melakukan
handover dengan perawat ruangan. Selain itu perawat ruangan melakukan pengkajian
pasien baru di ruang tindakan dan langsung melakukan pendokumentasian.
Alur penerimaan pasien baru seharusnya saat pasien datang perawat ruangan
memperkenalkan diri, melakukan identifikasi pasien. Gelang identitas pasien sudah
dipasang di IGD dan jika datang dari Poli maka dipasang di ruangan. Isi yang ada pada
gelang pasien yaitu Nama pasien, No Rekam Medis, Tanggal Lahir, dan, Usia. Setelah
itu melakukan pengkajian pasien baru dan melakukan orientasi ruangan diantaranya
dengan menjelaskan fasilitas, tata tertib, dan aturan rumah sakit sesuai yang tercantum
dalam lembaran penerimaan pasien baru. Setelah itu memberikan informasi untuk
menekan bel pasien yang tersedia pada setiap kamar bila memerlukan bantuan perawat.
Penting bagi orang tua untuk mengetahui fungsi bel karena pasien anak rawan dan
bahaya jika ditinggal sndirian jika orang tua ingin melapor.
39
2) TimbangTerima
Pra
40
Pelaksanaan
Post
41
3) SentralisasiObat
Sentralisasi obat berlajan di pavilion Roudho, setelah pasien baru mendapat obat
dan diterima, ditunjukkan ke keluarga setelah itu di simpan di ruangan sentralisasi obat
dan terdapat petugas farmasi. Untuk UDD farmasi hanya obat oral di siapkan langsung
untuk 24 jam oleh petugas farmasi shift pagi.
Namun pada lembar pemberian dan sentralisasi obat masih belum terisi TTD
dari pasien / keluarga pasien dan hanya ada TTD oleh perawat saja ketika pemberian
obat ke pasien sehingga jika ada masalah atau keluarga pasien yang bilang kalau belum
diberi obat maka perawat tidak ada bukti dokumentasi pemberian obat yang sudah
diberikan ke perawat.
4) Supervisi Keperawatan
42
6) Perencanaan Pulang ( Discharge Planning)
Dari hasil pengumpulan data yang didapat pada tanggal 13 Januari 2021 dan
laporan perawat di ruang Roudho, discharge planning sudah dilaksankan dalam
pelaksanaannya dan dilakukan oleh perawat, isinya singkat yang mencakup HE
mengenai cuci tangan, keperawatan selama di Rumah Sakit dan persiapan untuk kontrol
selanjutnya. Discharge planning di ruang Roudhoh sudah disampaikan saat pasien
datang, saat pasien dirawat dan saat pasien akan pulang. Format discharge planning
sudah tersedia meski terkadang pendokumentasian discharge planning masih ada yang
belum terisi. Berdasarkan wawancara pemberian leaflet dan penjelasan diberikan pada
pasien saat akan pulang. Discharge Planning sudah sesuai dengan prosedur yang ada,
terdapat leaflet di ruangan. Namun dengan keingintahuan pasien yang tinggi dan persai
ngan rumah sakit edukasi dengan leaflet dan kelengkapan serta update leaflet perlu
untuk ditingkatkan.
Dalam hal ini format discharge planning lebih optimal jika menggunakan
metode IDEAL yaitu include (melibatkan pasien dan keluarga), Discuss (diskusikan
dengan pasien dan keluarga lima bidang utama untuk mencegah masalah dirumah
seperti menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang dukungan yang diperlukan,
menjelaskan obat, mengidentifikasi tanda gejala atau potensi masalah yang bisa timbul,
menjelaskan hasil tes dan membuat janji tindak lanjut atau control), Educate (mendidik
pasien dan keluarga), Asses(menilai seberapa baik dokter dan perawat menjelaskan
diagnosis, kondisi, dan langkah-langkah selanjutnya), dan Listen (mendengarkan dan
menghomati pasien dan keluarga dan memberikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
43
Jika ada hal- hal yang kurang di pahami pasien bisa menenlpon ke pavilun
roudho atau jika ada kegawatan langsung ke IGD. HE pada orang tua di lihat dari
spesifikasi kasusnya, meliputi jika ada alergi, hal- hal yang harus di hindari atau di
perhatikan saat di rumah, dan tanggal control lagi. Perawat juga menjelaskan obat yang
harus diminum dirumah.
7) Dokumentasi Keperawatan
44
pasien terminal dan keluarga, K3
assessment
17 Rencana pelaksanaan & evaluasi ASKEP RM 05
18 Rencana pemulangan pasien & resume RM 05a K
Keperawatan
19 Form TT RM 051
20 Catatan perkembangan pasien Terintegrasi RM 08
21 Catatan Daftar masalah dan prioritasnya RM 08a
22 Hasil Laborat RM 09
23 Grafik monitoring RM 10
24 Assesment Awal Pembagian informasi RM 11
dan edukasi pasien
25 Lembar Tranfer dan pasien interna RM 14
26 Formulir Relionsiliasi RM 17
27 Pengkajian resiko jatuh khusus anak RM 18 ak
28 Resume Medis RM 21
29 Formulir Surveilans pemakaian kateter RM 25K
Vena
Dari hasil pengumpulan data yang di dapat pada tanggal 13 januari 2021 dengan
metode pengisian google form pada perawat di Ruang Paviliun roudho lantai 2 dan 3
sebagai berikut:
Sumber dana operasional ruangan, alat kesehatan, fasilitas kesehatan bagi
pasien, fasilitas bahan habis pakai bagi pasien, dan fasilitas kesehatan bagi petugas
kesehatan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari Rumah Sakit Siti Khodijah
Sepanjang, serta dana kesejahteraan pegawai berasal dari Rumah Sakit. Intensif yang
diberikan dari Rumah Sakit yaitu jasa pelayanan yang diberikan sama untuk semua
ruangan sedangkan jasa medic diberikan berdasarkan pendidikan, masa kerja, dan
resiko pekerjaan. Pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS,
45
sedangkan yang lain dari umum dan pihak ke 3. Biaya perawatan yang berlaku saat ini
sesuai perawatan di Ruang Pavilium roudho l terdiri dari ruang perawatan kelas 1. Kelas
2, kelas 3,VIP,VVIP . Bedasarakan akumulasi data penanggungjawab pasien rawat inap
tanggal 13 januari 2021 diperoleh tarif kamar dengan perincian.
TARIF KAMAR & JASA VISITE DOKTER DI RUANG
PAVILIUM ROUDHOH
NO KETERANGAN KAMAR TARIF VISITE
DOKTER
1. Kelas VVIP 900.000
2. Kelas VIP 750.000
3. Kelas 1 500.000
4. Kelas II 300.000
5. Kelas III 200.000
46
2.2.5 M5(Mutu)
1. Jumlah Kunjungan Pasien
1) Jumlah BOR di ruang paviliun ROUDHO RS Siti Khodijah Sepanjang Standart
Nasional Indicator MutuPelayanan
Indikator Standart Depkes Standar Baber Johnson
BOR 60-85 % 75-85%
ALOS 6-9 Hari 3-12 hari
TOI 1-3 Hari 1-3 hari
BTO 40-60 Kali 30 kali
47
Keterangan:
Nilai Kategori
>80% Tinggi
60-80% Sedang
<60% Rendah
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa distribusi BOR 13 Januari 2021
sebesar 97 % yaitu termasuk kategori tinggi .
2) ALOS (Average Length of Stay), BTO (Bed Turn Over), TOI (Turn Over
Interval)
ALOS (Average Length OfStay)
48
BTO =Jumlah pasien dirawat (hidup + mati) (jumlah tempat tidur keseluruhan)
Menurut Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan adalah rata- rata hari
dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat berikutnya.Indikator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3hari.
TOI = ((Jumlah tempat tidur xperiode) – hari perawatan) Jumlah pasien
keluar (hidup + mati)
((29 x31) – 802) = 0,35
274
NO KASUS
1 GED
2 DHF
3 STROKE
4 THYPOID
5 DM
6 DISPEPSIA
7 LABIOPALATO SZISIS
8 SOFT TISSUE
9 ANEMIA
10 CKD
49
3. Indikator Mutu
1) Pasien safety
Dari pengkajian yang telah dilakukan pada 13 Januari 2021, didapatkan data sebagai
berikut :
No Indikator Standar Bulan Januari
1. Angka Kejadian Plebitis 0% 0%
2. Angka Decubitus 0% 0%
3. Angka Kejadian Jatuh 0% 0%
4. Angka Kesalahan Pemberian Obat 0% 0%
5. Angka Cidera Akibat Restrain 0% 0%
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 13Jajnuari 2021 terkait
upaya peningkatan mutu, didapatkan data bulan Desember sebagai berikut: Angka
kejadian dekubitus 0 %, angka kejadian jatuh 0 %, angka kesalahan pemberian obat 0
%, dan angka cidera akibat restrain 0 %.
2) Kenyamanan
50
yang lain. dimana kebutuhan keluarga diprioritaskan untukmencari pelayanan
kesehatan yang baik untuk anaknya (Ball, Blinder, Cowen, 2012).
Asuhan atraumatik adalah penyediaan asuhan teraputik dalam
lingkugan, oleh personal , dan melalui penggunaan intervensi yang
menghapuskan atau memperkecil distress psikologis dan fisik yang diderita
oleh anak-anak dan kelaurga mereka dalam sistem pelayanan kesehatan.
Manajemen kasus adalah proses mengkoordinasikan pelayanan petugas
kesehatan dengan cara berfokus pada kualitas dan outcome. Dalam praktiknya
diperlukan kolaborasi dengan petugas kesehatan yang lain yang
mempromosikan pelayanan secara berkelanjutan dengan memfasilitasi
kebutuhan pasien dengan ketersediaan sumber. Perawat case manajer
membantu anak dan keluarga memiliki outcome pelayanan yang terbaik (Ball,
Blinder, & Cowen,2012).
Karena keterbatasan waktu dan kondisi pandemi tingkat kenyamanan pasien
tidak Kami lakukan pengkajian.
1) Kepuasan
51
2) Perawatan Diri
Indikator perawatan diri menurut teori D’Orem pada tanggal 13 januari 2021
52
3) Kecemasan
Karena ketrebatan waktu dan kondisi pandemi tingkat kecemasan pasien tidak Kami
lakukan pengkajian
4) Pengetahuan
Karena ketrebatan waktu dan kondisi pandemi tingkat kecemasan pasien tidak Kami
lakukan pengkajian
4. Sasaran Mutu
Adapun pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) di ruang roudho Rumah Sakit
Siti Khodijah Sepanjang sesuai dengan Standar Akreditasi Rumah Sakit Tipe B
(Kemenkes, 2014) dan JCI Acreditation antara lain :
1) Ketepatan IdentifikasiPasien
a. Standar
b. Tujuan
53
c) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lainnya untuk
pengujian klinis.
d) Pasien diidentifikasi sebelum memberikan prosedurperawatan.
e) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten dalam jam segala
situasi danlokasi.
d. Implementasi di rumahsakit
a) Minimal 2 identitas: Nama lengkap dan tanggal lahir dan atau nomor rekammedis.
b) Gelang identitas: Pink untuk wanita dan biru untuklaki-laki.
c) Pemasangan gelang identitas untuk semua pasien rawatinap.
d) Berikan informasi ke pasien bahwa petugas kesehatan akan selalu menanyakan
nama dan tanggal lahir sebelum melakukan tindakan/pemberianobat.
e) Nomor kamar dan tempat tidur tidak boleh digunakansebagai identifikasi.
f) Identifikasi pasien dilaksanakan pada saat; Sebelum melakukan
prosedur/tindakan. Sebelum pemberianobat.
g) Identifikasi pasien:
Gelang pink digunakan untuk pasien perempuan Gelang biru digunakan untuk
pasien laki-laki. Tambahan Manik kuning di gelang digunakan untuk pasien resiko
jatuh. Pasien anak dengan Humpty Dumpty. Tambahan manik merah di gelang
digunakan untuk pasien alergi. Riwayat alergi (obat-obatan, makanan)/Test antibiotik
dengan hasilpositif.
54
2) Peningkatan Komunikasi yangEfektif
a. Standar
Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat dan lengkap, tidak ambigu dan
dipahami oleh penerima dapat mengurangi kesalahan hasil dalam keselamatan pasien
membaik. Komunikasi dapat berupa elektronik, lisan, atau tulisan. Menerapkan proses
atau prosedur untuk mengambil perintah lisan atau telepon, atau untuk pelaporan hasil
uji laboratorium penting yang membutuhkan verifikasi “read back" dari tatanan lengkap
atau hasil tes oleh orang yang menerimainformasi.
c. Elemen yangdiukur
Perintah verbal dan telepon yang lengkap atau hasil tes tulis oleh penerima perintah
a) Perintah verbal dan telepon yang lengkap atau hasil tes yang dibaca kembali oleh
penerima perintah atau hasiltesnya.
b) Perintah atau hasil tes dikonfirmasi oleh individu yang menerima perintah atau
hasiltes.
c) Kebijakan dan prosedur mendukung praktek konsisten dalam memverifikasi
keakuratan verbal dan komunikasi telepon.
d. Implementasi di rumah sakit
a) Untuk perintah verbal atau melalui telepon, staf yang menerima pesan harus
menuliskan dan membacakan kembali kepada pemberipesan.
b) Komunikasi verbal dengan SBAR dilakukansaat:
55
Saat petugas melaporkan kondisi pasien kepada DPJP (Dokter Penangggung
Jawab Pasien), perawat dengan dengan perawat, perawat dengan PPA lain seperti ahli
gizi, apoteker, tenaga rehabilitasi medik dan tenaga lainnya.
Catat instruksi di formulir catatan terintegrasi.
c) Komunikasi verbal dengan read backdilakukan:
S (situation): Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan,
serta dokter yang merawat. Sebutkan diagnosis medis dan masalah
keperawatan yang belum atau sudah teratasi/keluhan utama.
B (background): Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari
setiap diagnosis keperawatan.Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan,
pemasangan alat invasive, dan obat-obatan termasuk cairan infuse yang
digunakan. Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosamedis.
A (Assessment): Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti
tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score, status restrain, risiko
jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain. Jelaskan
informasi klinik lain yang mendukung.
R (Recommendation): Merekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan
perlu dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning dan
edukasi pasien dan keluarga.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 13 januari 2021,
komunikasi efektif yang sudah diterapkan di ruang roudho yaitu menggunakan metode
SBAR (Situation, Background, Assesment,
56
Recommendation). Pada saat melaporkan kondisi pasien maupun hasil pemeriksaan
klien berupa hasil lab, foto All kepada DPJP sering dilakukan melalui media sosial,
pada pelaksanaan stempel readback, sebagian rekam medis sudah ada yang diberikan
stempel READ BACK semua rekam medis yang ditulis nama perawat dan advisor,
tetapi terkadang masih ada yang belum ditandatangani oleh dokter DPJP sesuai
ketentuan yang ada.
3) Peningkatan Keamanan Obat yang PerluDi waspadai
a. Standar
b. Tujuan
c. Elemen yangdiukur
a) Kebijakan dan atau prosedur yang dikembangkan untuk mengatasi identifikasi,
lokasi, pelabelan dan penyimpanan obat yang perlu diwaspadai.
b) Kebijakan dan atau prosedur yang telahditerapkan.
d. Implementasi di rumahsakit
a) Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert) terdaftar dalam kategori
obat beresiko tinggi dapat menyebabkan cidera serius pada pasien jika terjadi
kesalahan dalampenggunaannya.
b) Pemberian obat high alert kepadapasien:
Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat lain harus
melakukan pemeriksaan kembali secara independen (PRINSIP 7 BENAR).
57
2. Jika obat lebih dari satu, tempatkan label nama obat pada syringe pump dan di
setiap ujung jalurselang.
d) Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasienmendapatkan obat highalert.
1. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan labelkhusus.
2. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7BENAR.
3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang
yangberkompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi dimeja dekat pasien
tanpapengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA/NORUM (LookAlike
Sound Alike/Nama ObatRupa
58
b. Tujuan
Meminimalisir salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien merupakan kejadian
kekhawatiran yang umum dalam organisasi perawatan kesehatan. Praktek-praktek
berbasis bukti (eviden base practics) yang dijelaskan dalam “The (US) Join
Commission’s Universal Protocol” untuk mencegah salah pasien, salah prosedur dan
salah lokasi operasi. Proses penting yang ditemukan di protokol universal yaitu
menandai lokasi bedah, proses verifikasi sebelum operasi dan Time out yang diadakan
segera sebelum memulai prosedur.
c. Elemen yangdiukur
1) Menggunakan tanda yang langsung dikenali untuk identifikasi pada lokasi bedah dan
melibatkan pasien dalammenandai.
2) Menggunakan daftar periksa atau proses lain untuk memverifikasi lokasi yang tepat
dan pasien yang tepat bahwa semua dokumen dan peralatan yang dibutuhkan berada
di tangan yang benar dan fungsional sebelum melakukanoperasi.
d. Implementasi di rumahsakit
a) Penandaan (MarkerSite)
Kegiatan verifikasi yang dilakukan oleh tim bedah sebelum tindakan operasi dilakukan.
4) Pengurangan Resiko Infeksi Terkait dengan PelayananKesehatan
a. Standar
59
pencegahan penyakit America (CDC US). Monitor dan evaluasi terhadap kejadian
plebitis.
c. Elemen yangdiukur
1. Organisasi yang telah diadopsi atau di adaptasi saat ini menerbitkan dan umumnya
menerima pedoman kebersihan tangan.
2. Organisasi ini menerapkan program kebersihan tangan yang efektif.
3. Kebijakan dan terkait denganinfeksi.
d. Implementasi di rumahsakit
1) HandHygiene
4) Komponen KewaspadaanStandar
1. Handhygiene.
2. Pemakaian APD secara teratur
3. Penangan benda tajam dengan tepat dan benar (pembuangan tempat sampah benda
tajam ke kotak khusus/safetybox).
4. Dekontaminasi alat.
5. Penanganan limbah dan lingkungan.
6. Penanganan linen/laundry yang memadai.
7. Penempatan pasien isolasi.
8. Etika batuk.
9. Praktek menyuntik aman.
10. Praktek pencegahan infeksi
60
Sebagai upaya pencegahan infeksi, di RS Siti Khodijah Sepanjang telah
terbentuk tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Infeksi nosokomial meliputi
plebhitis, decubitus, ISK (Infeksi Saluran Kemih), ILO (Infeksi Luka Operasi). Selain
terdapat Tim PPI terdapat tim surveilans untuk mengetahui kejadian infeksi di rumah
sakit, tindakan yang dilakukan yaitu mendata infeksi tiap hari. Pendataan infeksi setiap
hari dilakukan dimasing masing ruamgan oleh IPCLN kemudian dijadikan satu setiap
bulannya oleh IPCN (Depkes RI, 2012).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 13 Januari 2021 dapat diketahui bahwa
hanya disediakan 1 handscrub di setiap bed. Dan di depan ruangan. Di setiap kamar
terdapat 1 wastafel dan tersedia sabun antiseptik disediakan RS. Perawat di Roudho
sudah menerapkan 6 langkah cuci dan lima momen mencuci tangan yang ditetapka oleh
WHO dengan benar. Pemberian health education pada keluarga pasien mengenai cara
cuci tangan yang benar sudah dilakukan saat awal masuk rawat inap dan melalui media
berupa poster yang ditempel di setiap ruangan.
6) Pengurangan ResikoJatuh
a. Standar
b. Tujuan
Menilai kembali resiko secara berkala setiap pasien untuk jatuh, termasuk potensi resiko
yang terkait dengan regimen pengobatan pasien dan mengambil tindakan untuk
mengurangi atau menghilangkan resiko yang teridentifikasi.
61
c. Elemen yangdiukur
1. Rumah sakit menerapkan suatu proses untuk penilaian awal pasien untuk resiko jatuh
dan penilaian ulang pasien ketika ditunjukkan oleh perubahan dalam kondisi atau
pengobatan atau yanglain.
2. Ukuran yang diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang
dinilaiberesiko.
3. Ukuran dipantau untuk hasil, baik kesuksesan pengurangan cidera jatuh dan apapun
yang terkait konsekuensi yang tidakdiinginkan.
4. Kebijakan dan atau prosedur terus mendukung penguranganresiko membahayakan
pasienjatuh.
d. Implementasi di rumahsakit
Pasien dikaji kembali sesuai kondisinya, apabila anak dengan resiko rendah dengan
skala 7-11 di observasi rutin oleh perawat setiap dua jam, dan anak dengan resiko tinggi
dengan skala12-23 di observasi rutin oleh perawat setiap satu jam. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara pada tgl 13 januari 2021, dapat diketahui bahwa pengkajian
resiko pasien jatuh sudah dilakukan pada semua pasien pada awal pasien masuk dan
didokumentasikan di rekam medis pasien. Usaha penanggulangan yang dilakukan pada
62
pasien resiko jatuh adalah dengan menutup side rail dan masing-masing pasien boleh
ditunggu oleh penunggu pasien sebanyak 1 orang penunggu. Serta pada standart infus
diberikan label segita kuning (Resiko Jatuh).
ANALISIS SWOT
Total 1 3,9
WEAKNESS
1. Jumlah tenaga perawat belum 0.3 4 1.2
sepada dengan jumlahruangan
2. Minimnya tenaga S1 keperawatan
dibandingkan dengan
D3keperawatan 0.5 3 1.5
S1 keperawatan : 4 orang D3
Keperawatan : 9 orang
3. Banyaknya kebutuhan tenaga 0,2 4 0,8
perawat pershift tidak seimbang
dengan jumlah pxdiruangan 3.5
Total 1
63
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Perawat difasilitasi oleh RS untuk 0.4 4 1,6
mengikutipelatihan
2. Perawat diberikan kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebihtinggi 0.3 3 0,9
3. Adanya PRS yangmembantu
pekerjaan perawatruangan 0.3 3 0,9
THREATENED
1. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0.3 4 1.2
kesehatan
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakatakan hukum 0.5 4 2
3. Adanyapertanggungjawaban
legalitas bagipasien 0.2 3 0,6
Total 1 3,8
2 M2 (SARANA PRASARANA)
Internal Factor
(IFAS) STRENGTH S–W=
1. Ruangan memiliki fasilitas untuk 0.2 4 0.8 3,5 – 2.8 =
px dan tenagakesehatan 0.5
2. Tersedianya NurseStation. 0,1 3 0,3
3. Mempunyai peralatan yang 0.3 4 1.2
mendukung proses perawatan
seperti alat oksigenasi, nebulizer,
alat pengukur tanda vital, dan
semua tenaga perawat mampu
mengoperasikan dengan baik.
4. RS swasta tipe B sekaligus sebagai 0.3 0.9
3
RSpendidikan
5. Pengelolaan sampah ruangan 0.1 3 0,3
sudah terpisah antara sampah
medis dan nonmedis
Total 1 3,5
64
WEAKNESS
1. Ruangan tindakan kurang luas
2. Beberapa alat tidak tersedia 0,1 3 0,3
3. Ruangan menggunakan bed 0.1 2 0.2
Dewasa
4. Belum terpakainya sarana dan
prasarana secara optimal 0.3
5. Tidak ada nomer urut bed dalam 2 0.6
kamar ruangan. 0.3
3 0,9
6. Kurangnya jumlah alat sesuai
dengan kebutuhan ruangan 0.2 0.8
4
Total 1 2.8
3 M3 – METODE
1. MAKP
Internal Factor
(IFAS) STRENGTH
1. RS memiliki, visi, misi dan motto sebagai S-W =
0.3 4 1.2 2.8 – 2 =
acuan melaksanakan kegiatan layanan
0.8
65
2. Telah di gunakan MAKP model 0.6
MAKPtim 0.2 3
3. Hampir semua perawat mengerti atau
memahami model yang digunakan dan 0.2 2 0.4
menyatakan cocok untuk model yang
ada
4. Model yang digunakan cukupefisien
0.1 0.2
5. Memiliki standart asuhankeperawatan 2
0.1 0.2
6. Terlaksananya komunikasi yang 2
0.1 0.2
adekuat antara perawat dan tim 2
kesehatan yang lain
Total
1 2.8
WEAKNESS
1. Kurangnya jumlah tenaga yang
membantu optimalisasi penerapan 2 1
model yangdigunakan 0.5
2. Belum adanya evaluasi pasien yang
ditanda tangani oleh ketua TIM dan PJ 1
0,5 2
Shift
Total
1 2
External Factor
(EFAS)
OPPORTUNITY 4 0.8
0.2
1. Adanya kebijakan RSterhadap
profesionalisasi perawat (perawat
O-T = 2.7 –
bekerja sesuai dengan fungsi dan
2.4 =
perannya) 0.3 3 0.9
0.3
2. Adanya mahasiswa S1 keperawatan
melaksanakan praktek management di
ruang Roudhoh 0.3 2 0.6
3. Ada kerjasama antara institusi
pendidikan dan rumahsakit 0.2 2 0.4
4. Adanya pelatihan management
bangsal 1 2.7
Total
THREATENED 3
1. Persaingan antar Rumah Sakit 0.4 1.2
swasta yang semakinketat.
2
2. Adanya tuntutan masyarakat 0.3 0.6
yang semakin tinggi
terhadappeningkatan pelayanan
keperawatan yanglebih
66
professional.
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 0.6
hukum. 0.3 2
Total 2.4
2. Penerimaan pasien baru 1
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH S – W = 3.5
1. Sudah sesuai dengan alur peneriman 1.5 -2.75 =
3
pasienbaru 0.5 0.75
2. Proses pengkajian sudahdilaksanakan 1
2
oleh perawatruangan. 0.25
3. Adanya format penerimaan pasien 1
0.25 2
baru
Total 3.5
1
WEAKNESS
1. Perawat terkadang lupa menjelaskan
3 2.25
fasilitas yang ada di RS dan hal-hal
0.75
yang perlu disampaikan padapasien
2. Perawat jarang mamperkenalkan diri
2 0.5
kepasien.
Total 0.25
2.75
External Factor (EFAS ) 1
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 yang
1.5
praktik manajemenkeperawatan 3
0.5
2. Adanya kerjasama yang baik
0.6
antara mahasiswa dengan 0.3 2
perawatRuangan 1 0.2
3. Adanya kemauan perawat 0.2 2.3
untukberubah
1
Total
O-T=
2.3 -1.9 =
TREATHENED 0.9 0.4
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 0.3 3
mendapatkan pelayanan keperawatan 0.
yangprofesional. 0.2 0.6
2
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0.3
akan pentingnyakesehatan. 0.2
2
3. Persaingan antar Rumah Sakit swasta 0.2
yang semakinketat. 1.9
1
4. Makin tingginyakeingintahuan 1
masyarakat tentangpenyakit.
Total
67
3. Timbang Terima
Internal Factor (IFAS) 1.2
STRENGTH 0.3
1. Timbang terima sudah dilakukan pada 0.6
setiap pergantianshift 0.2 4
2. Timbang terima dilakukan di
nurse station dan divalidasi 0.6
3
0.2
kembali ke pasien
3. Timbang terima dipimpin oleh karu 0.2
0.1 S –W = 3
ataukatim 3 - 2.8 =
4. Sudah ada lembar untuk dokumentasi 0.2
0.2
timbangterima 2
0.1
5. Timbang terima diikuti oleh semua
0.1
perawatjaga 0.1 2
6. Ada interaksi dengan pasien saat
0.1
validasi
0.1 1
7. Ada kemauan dari perawat untuk
3
melakukan timbangterima
1 1
Total
WEAKNESS 0.9
1. Teknik timbang terima, masih 0.3
kurang optimal 0.4
2. Timbang terima tidak selalu tepat 3
0.2
waktu sesuai dengan jadwal
yangditentukan 2
1.5
3. Saat melakukan timbang terima 0.5
terkadang tidak fokus kepada 2.8
masalah yang ada dan sering 1 3
memulai topiklain
Total
68
saat timbang terima 0.2 2
Total 2.6
1
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari 1.2
pasien untuk memberikan sarana dan 0.4 3
prasarana yangmemadai
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat 0.6
0.3
tentang tanggungjawab dan 2
tanggunggugat perawat sebagai
pemberi asuhankeperawatan
3. Persaingan antar ruangan yang 0.6
semakin kuat dalam pemberian 0.3 2
pelayanan.
Total 2.4
1
4. DokumentasiKeperawatan
Internal Factor(IFAS)
STRENGTH S–W=
1. Tersedianya sarana dan prasarana 2.5 – 2 =
untuk pendokumentasian (format 1.5 0.5
timbangterima) 0.5
3
2. Sistem pendokumentasian laporan
harian untuk evaluasi menggunakan 0.5
0.25 2
sistem SOAP.
3. Adanya kemauan perawat untuk
melaksanakanpendokumentasian. 0.5
0.25 2
Total
2.5
1
WEAKNESS
1. Dokumentasi obat belum ada stempel
7benar 1.5
2
2. Dalam penerimaan obat kepasien 0.75
belum ada tanda tangan pasien atau
keluarga 2
0.5
Total 0.25
2
1
69
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY O–T=
1. Kerjasama yang baik antara 0.5 2 1 2-1 = 1
perawat denganmahasiswa
2. Adanya mahasiswa keperawatan 2 1
praktik manajemenkeperawatan 0.5
Total
1 2
THREATHENED
1. Adanya tingkat kesadaran yang 1
tinggi dari pasien dan keluarga 0.5 0.5
tentang tanggungjawab dan
tanggunggugat.
2. Banyaknya tugaslimpahkan
0.5 1 0.5
Total
1 1
5. Ronde Keperawatan
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya komunikasi yang baik antar S–W=
tenagakesehatan 2.6 – 3.5 = -
2. Bidang keperawatan dan ruangan 3
0.3 0.9 0.5
mendukung adanya rondekeperawatan
3. Adanya kemauan perawat untuk 3
0.3 0.9
melakukan rondekeperawatan
4. Pelaksanaan ronde keperawatan sudah 2
0.2 0.4
terjadwal
Total 2
0.2 0.4
1 2.6
WEAKNESS
1. Belum terlaksanakannya ronde
keperawatan selama pandemic covid
ini
2. Jumlah tenaga S1 terbatas sehingga
mempengaruhi saat akan dilakukan
rondekeperawatan 0.5 4 2
Total
0.5 3 1.5
1 3.5
70
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan dari KARU untuk
mengadakan ronde keperawatan pada 0.5 1.5
perawat dan mahasiswapraktek. 3
2. Perawat diberikan kesempatan untuk
0.3 0.6
memberikan penanganan awal pada
pasien yang mengalami kegawatan 2
jika dokter tidak bisa langsung datang
pada waktukejadian 0.2 1,2
3. Ronde keperawatan diadakan rutin 3 O–T=
danterjadwal 3,3 – 3 =
Total 1 3.3 0,3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk mendapatkan 0.4 1.6
pelayanan yang lebihprofessional. 4
2. Persaingan antara Rumah Sakit
semakin kuat dalam pemberian
pelayanan. 0.2 0.6
3
3. Perkembangan jenis penyakitbaru
Total 0.4 0.8
2
1 3
6. Sentralisasi Obat
Internal Factor
(IFAS) STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan prasarana
untuk pengelolaan sentralisasi obat
0.2 0.6
(tempat obat, sentralisasiobat)
3
2. Petugas farmasi sebagai penanggung
jawab sentralisasiobat 0.2 3 0.6
3. Sentralisasi obat di ruang Roudhoh
dilakukan pada semua pasien baik
pasien umum maupun pasien BPJS 0.4 0.8
2 S–W=
Total 2 - 1.5 =
0.5
1 2
71
WEAKNESS 0.6
1. Depo farmasi belum ada di setiap 0.5 2
ruangan masih tersentral di Depo
farmasiutama 0.4
2. Pemberian obat tidak ada tanda 0.5 2
tangan keluarga pasien hanya
perawatsaja 0.5
Total 1
1
1.5
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
0.3
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan 0.6
yang dapat membantu pelaksanaan 2
sentralisasiobat. 0.2
2. Kerjasama yang baik antaraperawat 0.4 O–T=
danmahasiswa. 2 1.5 – 1 =
3. Adanya kemauan pasien yang 0.5 0.5
menyetujui dilakukannya sentralisasi 0.5
obat 1
Total 1
1.5
TREATHENED
1. Adanya tuntutan pasien untuk 1
mendapatkan pelayanan yang 1 1
profesional.
Total 1 1
7. Supervisi
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH 3
1. Supervisi keperawatan sudah di 0.5 1.5
lakukan di Ruang Roudhoh
3
2. Adanya kemauan perawat Ruang 0.3 0.9
Roudhoh untukberubah.
3. Kabid keperawatan dan kepala S–W=
3 3–2=1
ruangan mendukung kegiatan 0.2 0.6
supervisi demi peningkaan mutu
pelayanankeperawatan
Total
1 3
72
WEAKNESS
1. Belum ada program yang terjadwal 1 2 2
tentang supervise dari kepala ruangan
kepada perawat selama pandemic
covid 1 2
Total
1 2
8. Discharge Planning
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Diruang Roudhoh sudah
dilakukan dischargeplanning
3
2. Tersedia format dischargeplanning 0.5 1.5
diruang Roudhoh S–W=
2 2.4 – 2.3 =
3. Memberikan pendidikan kesehatan 0.2 0.4
kepada pasien/ keluarga selama 0.1
dirawat ataupulang
2
4. Tersedianya resume keperawatan 0.2 0.4
untuk pasienpulang
Total 1
0.1 0.1
1 2.4
73
WEAKNESS
1. Kurangnya edukasi dengan leaflet
meskipun terdapat leaflet diruangan, 0.5 3 1.5
kelengkapan serta updateleaflet
2. Discharge planning dilakukan secara 0.3 2 0.6
lisan kepada setiappasien/keluarga 1
3. Pendokumentasian dischargeplanning 0.2 0.2
di ruangan
Total 1 2.3
Total
0.3 0.9
TREATHENED
3
1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan 0.2 0.4
keperawatan yangprofesional.
2
2. Makin tinggi kesadaran 0.3 0.6
masyarakat akan
pentingnyakesehatan. 0.2 2 0.2
3. Persaingan antar Rumah Sakit
swasta yang semakinketat. 1 1 2.1
4. Makin tingginya keingintahuan
klien/ keluarga/masyarakat
tentangpenyakit.
Total
4 M4 (KEUANGAN)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Dana didapatkan dari rumah sakit 0.3 3 0.9 S–W=
untuk operasionalruangan. 2.6 -2 =
2. Dana didapatkan dari rumah sakit 0.3 3 0.9 0.6
untuk fasilitaskesehatan.
3. Dana didapatkan dari rumah sakit
untuk tunjangan kesejahteraan 0.4 2 0.8
pegawai rumah sakit danruangan.
74
Total 1 2.6
WEAKNESS
1. Perawat bekerja sebagai penanggung 1 2 2
jawab asuhan keperawatan dan
administrasi keuangan di ruangan.
Total 1 2
THREATENED
1. Adanya tuntutan darimasyarakat 1 2 2
untuk pelayanan kesehatan yang
kurang baik atau kurang
profesional.
Total 1 2
5. M5 (Mutu)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Rata-rata BOR pasien rendah 56% 0.5 3 1.5
2. Terdapat 90 % pasien menyatakan 0.5 2 1
puas terhadap mutu pelayanan S-W= 2.5
keperawatan –2=
Total 1 2.5 0.5
WEAKNESS
1. 10% mengatakan cukup puas dengan 1 2 2
pelayanan keperawatan
Total 1 2
OPPORTUNITY
1. Rumah sakit tipe B 0.3 3 0.9
2. Ada Mahasiswa S1 Keperawatan 0.4 3 1.2
praktik manajemen
3. Kerjasama yang baik antara perawat
dan mahasiswa 0.3 2 0.6
75
Total 1 2.7
O-T =
TREATHENED
2.7- 2.25 =
1. Persaingan RS dalam memberikan 0.45
pelayananKeperawatan 0.75 2 1.5
2. Adanya tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan 0.25 3 0.75
pelayanan yang professional dan
bermutu sesuai dengan biaya
perawatan
Total 1 2.25
76
2.4 DIAGRAM LAYANG
77
2) Penerimaan Pasien baru dilakukan sesuai alur
3) Dokumentasi Keperawatan, jarang ada masalah mengenai dokumentasi
keperawatan dan format yang ada sudah baik
4) M5,
6) M4
8) Sentralisasi Obat di ruang Roudhoh sudah baik. Sarana dan prasarana sudah
memadai. Adanya UDD petugas farmasi yang menyiapkan obat oral untuk 24 jam di
pagihari
78
Ruang Roudhoh tidak memiliki komponen ini
Setelah dilakukan analisis situasi dengan mengunakan SWOT maka kelompok dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :
79
4. M4 (Money) : Pendanaan yang ada di ruangan Roudhoh tidak ada masalah
5. M5 (Mutu) : Rata-rata BOR pasien didapatkan tinggi 97%
2.6 Prioritas Masalah
11 M1 0,4 -0,4
12 M2 0,5 0,7
80
2.7 Plain of Action (POA)
81
3. Penerimaan Meningkatkan 1. Menyiapkan form penerimaan pasienbaru. Rizky Akbar Klien percaya kepada perawat dan
pasien baru kepercayan klien 2. Menerima pasien baru dan menjelaskan segala j, S.Kep tingkat kepuasan pasien meningkat.
pada perawat sesuatu sesuai dengan isi form penerimaan
pasien baru (perkenalan perawat dan dokter
yang merawat. Aturan rumah sakit, lingkungan
rumah sakit, anjuran tidak membawa barang
berharga, dan lainsebagainya).
3. Review atau menanyakan kembali tentang
penjelasan yang diberikan oleh perawat saat
penerimaan pasienbaru
4. Meminta persetujuan telah dilakukan edukasi
pada saat penerimaan pasienbaru
4. Timbang Timbang terima 1. Menyiapkan format timbangterima Isnawati, S.Kep 1. Timbang terima dilakukandi
Terima dilakukan secara 2. Menentukan penanggung jawab timbangterima. nurse station dan di klien.
optimal dan 3. Melaksanakan timbang terima sesuaiSOP. 2. Isi timbang terima tentang
terdokumentasi. 4. Mengevaluasi pelaksanaan Timbangterima. masalah keperawatan yang
5. Mendokumentasikan hasil timbangterima sudah dan belumteratasi.
3. Timbang terima
terdokumentasi denganbaik.
5. M3–Methode Mampu 1. Menyiapkan proposal kegiatan Yudha H, S.Kep MAKP primer diterapkan secara
MAKP meningkatkan penerapan MAKPprimer optimal.
penerapan MAKP 2. Menentukan dan melaksanakan deskripsi tugas
Primer secara dan tanggung jawab masing-masingperawat.
optimal. 3. melaksanakan metode MAKP primarynursing
pada perawat di ruang Roudhoh
4. Mendiskusikan setiap hambatan yang
ada dalam penerapan modelprimer.
5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaanMAKP
82
model primer.
6. M5- Mutu Meningkatkan mutu 1. Mengidentifikasi prosentase BORharian. Ummatul Ulyah 1. Prosentase BOR harian
di ruang Roudhoh 2. Mengevaluasi tingkat kepuasan pasien dengan ,S.kep tercover dan terdokumentasi
quisioner sebelumKRS denganbaik
2. Tercapainya kepuasanpasien
7. Ronde Ronde keperawatan 1. Menyusun proposal dan format untuk ronde Fahmi A.,S.Kep Setiap kasus luar biasa dan kasus
Keperawatan terlaksana dengan keperawatan (strategi danmateri). yang sudah dilakukan tindakan
optimal dan teratur 2. Menentukan jadwal kegiatan ronde keperawatan tetapi tidak ada
sesuai jadwal. keperawatan kemajuan telah dilakukan ronde
3. Melaksanakan rondekeperawatan. keperawatan.
4. Mendokumentasikan hasil pelaksanaaan ronde
keperawatan.
8. Supervisi Mampu menerapkan 1. Merencanakan pelaksanaansupervise Rengga.,S.ke 1. Supervisi dilakukan
supervisi 2. Mengajukan proposal dan formatsupervisi. p secara rutin.
keperawatan dengan 3. Melaksanakan supervisi keperawatan bersama- 2. Supervisi dilaksanakan sesuai
benar sesuai dengan sama perawatruangan. dengan tugas pokok dan
SOP serta 4. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan fungsi.
merekomendasikan supervisikeperawatan. 3. Dapat diterapkannyainovasi
optimalisasi 5. Merekomendasikan inovasi pelaksanaan model supervise klinis
supervise dengan supervise klinis modifikasi reflektif proctor modifikasi
model supervise untuk meningkatkan mutu pelayanan
klinis modifikasi keperawatan
9. Dokumentasi Tercipta 1. Menyiapkan format RekamMedis M. Aris Dokumentasi dilakukan sesuai
Keperawatan pendokumentasian 2. Menentukan penanggung jawab H., S.kep format yang ada dan ditulis
yang efektif dan sesuai pendokumentasian dengan lengkap sesuai
standar 3. Melaksanakan dokumentasi keperawatan format yang sudah
disediakan
83
dengan baik dan benar
4. Menyediakan lembar ceklist kelengkapan
dokumentasi
10. M4 Memanfaatkan sarana 4. Mensosialisasi kepada semua perawat tentang Sugeng., S.Kep Semua fasilitas dapat digunakan
dan prasarana ruangan dan alat-alat yang masih belum difungsikan dengan baik.
seoptimal mungkin. dengan memberikan data tentang ruangan dan alat
yang belum digunakan secara
optimal.
84
BAB 3
PERENCANAAN
3.1 Pengorganisasian
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Associate
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan Model Asuhan
Keperawatan Professional (MAKP) di ruangan.
. 3.2 Strategi Kegiatan
Setelah dilakukan analisa dengan metode SWOT maka kelompok praktek klinik
managemen keperawatan di Ruang Roudhoh menerapkan Model Asuhan Keperawatan
85
Professional (MAKP) Primary Nursing.
Model keperawatan primary nursing merupakan salah satu model praktik
keperawatan professional dimana perawat bertanggung jawab penuh terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien mulai dari klien masuk sampai keluar Rumah
Sakit. Model ini mendorong kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat
rencana asuhan keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan selama klien dirawat.
Model ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara klien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan
keperawatan selama klien dirawat. Konsep dasar model ini adalah tanggung jawab dan
tanggung gugat.
Berikut system pemberian asuhan keperawatan primary nursing.
86
Dalam Penerapan MAKP model Primary Nursing terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan :
Kelebihan
88
Peran kepala ruang dengan metode primer :
a. Setiap perawat primer adalah perawat bedside atau selalu berada dekat dengan
pasien.
b. Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer.
c. Penugasan ditentukan oleh kepala ruangan.
d. Perawat primer dibantu oleh perawat professional lain maupun non professional
sebagai perawat asisten.
89
2) Mengajukan proposal MAKP dan melaksanakan desiminasi awal.
3) Sosialisasi hasil desiminasi.
4) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
5) Melakukan pembagian peran perawat.
6) Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawap perawat.
7) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
8) Menerapkan model MAKP yang sudah ditentukan.
c. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a. Menentukan penanggung jawab MAKP.
b. Mendiskusikan bentuk penerepan MAKP yaitu Primer.
c. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
d. Melakukan pembagian peran perawat.
e. Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
f. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
2) Proses :
Menerapkan MAKP:
a. Tahap uji coba MAKP pada tanggal 27–28 April 2020 minggu ke II
b. Tahap Aplikasi MAKP tahap II- III pada tanggal 29 April-10 Maret 2020
3) Hasil :
1. Metode Pelaporan
90
a) Perawat yang bertanggung jawab terhadap klien melaporkan langsung kepada
perawat penanggung jawab berikutnya dengan membawa laporan timbang terima.
b) Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan di ruang perawat, kemudian dilanjutkan
dengan mengunjungi klien satu-persatu terutama pada klien-klien yang memiliki
masalah khusus serta memerlukan observasi lebih lanjut
2. Mekanisme Timbang Terima
3. Prosedur Pelaksanaan
91
c. Masalah keperawatan yang masih muncul.
d. Intervensi keperawatan yang sudah dilakukan.
e. Intervensi keperawatan yang belum atau akan dilakukan.
f. Intervensi kalaboratif.
g. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, Tanya
jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terima atau
terhadap hal-hal yang kurang jelas.
h. Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
i. Lama timbang terima untuk tiap klien tidak lebih dari 3 menit, kecuali dalam
kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
92
4. Penerapan timbang terima
93
b. Menyusun format timbang terima serta petunjuk teknis pengisiannya.
c. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan digunakan untuk timbang terima.
d. Menentukan jadwal pelaksanaan timbang terima.
e. Timbang terima dapat dilakukan secara lisan atau tertulis.
f. Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf
keperawatan.
g. Dilaksanakan pada setiap pergantian sift.
h. Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab sift.
i. Diikuti perawat.
2) Kriteria Evaluasi :
1. Sruktur :
a. Menetukan penanggung jawab timbang terima.
b. Menyusun teknik timbang terima bersama–sama dengan staf keperawatan.
c. Menentukan timbang terima.
d. Status klien disiapkan
e. Persiapan buku laporan dan buku pesanan khusus.
2. Proses :
a. Melaksanakan timbang terima bersama dengan Karu dan Staf keperawatan pada
pergantian shift.
b. Timbang terima dipimpin oleh Perawat Primer sebagai penanggung jawab shift.
c. Timbang terima diikuti oleh perawat, mahasisswa yang berdinas atau akan
berdinas.
d. Timbang terima dilaksanakan di nurse station paling lama 15 menit dan 3 menit
di setiap klien dengan keadaan istimewa.
94
3. Hasil :
a. Perawat mampu melaporkan timbang terima yang berisi (identitas, diagnose medis,
masalah keperawatan, intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan, intervensi
kolaboratif, rencana keperawatan).
b. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
c. Dapat meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
d. Menjalin hubungan kerja sama yang bertanggung jawab antar perawat.
e. Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan berkesinambungan.
95
C. Prosedur pelaksanaan Ronde Keperawatan
a. Persiapan
Penetapan kasus minimal 1 hari sebelumnya waktu pelaksanaan ronde.
b. Pelaksanaan ronde
Penjelasaan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasaan difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan
dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
c. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapakan
tindakan yang dilakukan.
96
D. Penerapan Ronde Keperawatan
97
keperawatan.
c. Menyusun proposal kegeiatan ronde keperawatan (strategi dan materi).
d. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan dilakukan.
e. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
f. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan.
g. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala keruangan dan staf
keperawatan.
3) Kriteria Evaluasi
a. Struktur
Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
Menetapkan kasus yang akan di rondekan.
Memberikan informed consent kepada klien dan keluarga.
b. Proses
Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan dan staf
keperawatan.
Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi yang telah dilaksanakan tetapi
belum mampu mengatasi masalah klien.
Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu mengatasi masalah
klien tersebut.
c. Hasil
Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah klien.
Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan dilaksanakan.
Pengendalian sentralisasi obat merupakan salah satu peran perawat sehingga perlu
dilakukan dalam satu pola / alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar –
benar dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian baik material maupun
nonmaterial dapat eliminasi. Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang
pengelolahan obat secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab
dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan.
Teknik pengelolaan obat kontrol seluruh penuh sentralisasi adalah pengelolahan
obat dimana seluruh obat yang diberikan pada klien diserahkan sepenuhnya oleh
perawat.
98
1. Pengeluaraan dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan perawat.
a. penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala ruang secara
operasional dapat didelegasikan pada staff yang ditunjuk (PP).
b. keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat.
2. Penerimaan obat :
a. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh perawat
diserahkan kepada pasien/keluarga dengan menandatangani lembar
serah terima obat yang ada pada lembar kontrol obat.
b. Perawat menuliskan nama klien nama klien, register, jenis obat,
jumlah dan sediaan serta dosis obat dalam lembar serah terima obat
dan diketahui (tanda tangan) oleh keluarga.
c. Klien/keluarga untuk selanjutnya dapat melakukan kontrol
keberadaan obat pada lembar serah terima obat yang ada di sisi klien
(sisi bed klien).
99
d. Obat yang sudah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat.
e. Keluarga dan klien wajib mengetahui letak kontak obat.
3. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam format pemberiaan obat
oral/injeksi.
b. Obat – obat yang telah diterima disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang telah tercantum format pemberian obat oral dan
injeksi.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskaan macam obat, kegunaan obat, jumlah
obat dan efek samping kemudiaan memberi kode dan tanda tangan setelah
melakukan pemberian obat.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala ruangan / petugas
yang ditunjuk (PP) dan didokumentasikan dalam format pemberian obat oral/injeksi.
4. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan baru atau perubahan jenis, dosis atau perubahan rute
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku disentralisasi obat
dan lembar control obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu), maka dokumentasi tetap
dicatat pada buku sentralisasi obat dan lembar control obat.
5. Obat khusus
a. Obat tersebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan rute pemberiaan yang cukup sulit, memilki efek samping yang cukup
besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu saja.
b. Pemberiaan obat khusus tetap dicatat pada buku sentralisasi obat yang dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan pada klien/keluarga: nama obat, kegunaaan obat, waktu
pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian.
d. Wadah obat sebaiknya diserahkan / ditunjukkan pada klien atau keluarga.
100
6. Alur pelaksanaan sentralisasi obat
Diagram
101
b. Rencana strategi :
Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat.
Menyusun proposal sentralisasi obat.
Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja sama dengan perawat, dokter dan
bagian farmasi.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja sama dengan perawat, dokter dan
bagian farmasi.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
c. Kriteria evaluasi :
Struktur :
Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat.
Menyiapkan sentralisasi obat.
Proses :
Melaksanakan sentralisasi obat klien bersama–sama dengan perawat, dokter dan
bagian farmasi.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
Hasil :
Klien menerima sistem sentralisasi obat.
Perawat mampu mengelola obat klien.
Mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat
meningkat.
Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat baik secara hukum
maupun secara moral.
Pengelolaan obat efektif dan efisien.
102
3.2.1.5 Supervisi Keperawatan
Secara teori, supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi pokok manajer
berupa proses pemberian sumber–sumber yang dibutuhkan perawat dalam
menyelesaikan tugas–tugasnya untuk pencapaian tujuan, meliputi : Langkah–langkah
supervisi, Prinsip supervisi, peran dan fungsi supervisi, Tugas supervisi dan Teknik
supervisi.
1. Langkah – langkah supervisi :
a. Pra supervisi
Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
Supervisor menetapkan tujuan supervisi.
b. Supervisi
Supervisor ikut dalam pendokumentasikan kegiatan pelayanan bersama–sama PP dan
PA.
Supervisuor meneliti dokumentasi stasus klien.
Supervisor mendapatkan hal–hal yang perlu dilakukan pembinaan.
Supervisor memanggil PP dan PA yang perlu dilakukan pembinaan.
Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
Supervisor memberikan masukan kepada PP dan PA.
c. Evaluasi
Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan.
Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada PP dan PA.
2. Prinsip supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar manajemen, kemampuan
menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan sesuai standart.
d. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokrasi antara supervisor dan
perawat pelaksanaan.
e. Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreatifitas dan
motivasi.
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam pelayanan
keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan manajer.
3. Fungsi dan peran supervisor khususnya dalam supervisi keperawatan
mempertahankan keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan, manajemen
sumber daya, dan manajemen anggaran yang tersedia.
Manajemen pelayanan keperawatan meliputi : mendukung pelayanan
103
keperawatan, rencana program keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
a. Tugas supervisor
Mempertahankan standart praktek keperawatan.
Menilai kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.
Mengembangngkan peraturan dan prosedur pelayanan keperawatan, bekerja
sama dengan tenaga kesehatan lainnya.
Memantapkan kemampuan perawat.
Memastikan asuhan keperawatan profesional dilaksanakan.
b. Teknik Supervisi
Secara langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berjalan. Supervisor
terlibat dalam kegiatan, memberikan reward dan perbaikan.
Prosesnya :
Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan
didampingi supervisor.
Selama proses, supervisor memberi dukungan.
104
Supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi setelah kegiatan selesai,
yang bertujuan untuk menguatkan cara yang telah sesuai dan memperbaiki kekurangan
dan reinforcement positif dari supervisor.
Secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun lisan. Supervisor tidak terlibatkan
atau melihat langsung apa yang terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan
secara tertulis.
105
Keterangan : Garis Koordinasi Garis
Komando
4. Penerapan Supervisi
a. Penanggung jawab : Merry Yuni., S.Kep
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen oleh mahasiswa
Profesi Ners, Ruang Roudhoh mampu menerapkan supervisi keperawatan dengan baik
Waktu : Pelaksanaan aplikasi supervisi mulai minggu ke III
b. Rencana strategi :
Mengajukan proposal pelaksanaan supervisi.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
Merevisi konsep supervisi keperawatan.
Menentukan materi supervisi keperawatan
Merevisi format supervisi
106
Melaksanakan supervisi keperawatan bersama – sama perawat ruangan.
Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
c. Kriteria evaluasi :
Struktur :
Proses :
Hasil :
107
. 3.2.1.6 Discharge Planning
108
Diagram 3.6 Alur Dischage Planning
109
2) Rencana Strategi :
3) Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur.
a. Persiapan klien, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
b. Penyusunan struktur pelaksanaan Discharge Planning
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi hasil
diharapkan semua perawat dan masiswa profesi ners di Ruang Roudhoh mampu
menerapkan sistem penerimaan pasien baru dengan baik dan benar.
III
b) Protap Penerimaan Klien Baru :
1) Tahap pra penerimaan klien baru
a. Menyiapkan fungsi administrasi
b. Menyiapkan fungsi kamar sesuai pesanan
c. Menyiapkan peralatan khusus
110
d. Menyiapkan format penerimaan klien baru
2) Tahap pelaksanaan penerimaan klien baru
a. Klien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ perawat primer/ perawat
yang diberi delegasi.
b. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
c. Perawat menunjukkan kamar/ tempat tidur kl;ien dan mengantar ke tempat yang
telah ditetapkan.
d. Perawat bersama karyawan lain memindahkan klien ke tempat tidur (apabila
klien datang dengan branchard/ kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.
e. Perkenalkan klien baru dengan klien baru yang sekamar.
f. Perawat melakukan pengkajian data awal sesuai format.
g. Barang-barang untuk klien diinventaris, yang diletakkan dialmari klien yang
tidak diperlukan klien dibawa pulang oleh keluarganya.
h. Setelah klien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang :
a) Orientasi ruangan, perawat (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan
sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal visite), tata tertib
ruangan.
b) Jarn berkunjung :
111
4) Tunjukkan alat-alat yang dapat digunakan klien (tempat tidur,lampu, kipas
angin, AC)
e) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan.
f) Apabila klien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani
informed concent.
g) Perawat mempersilahkan anggota keluarga yang lain untuk keluar.
112
113
. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam
persoalan hukum. Komponen dari dokumentasi mencakup aspek komunikasi, proses
keperawatan, standar keperawatan.
1. Tujuan Utama Pendokumentasian
1) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien,
merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan.
2) Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika.
2. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
1) Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai
hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif dan
ditandatangani oleh tenaga kesehatan atau perawat. Dalam hal ini perlu dicantumkan
waktu dan sebaiknya dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi
yang salah
2) Jaminan Mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahanperawat unruk
menyelesaikan masalatr klien serta untuk mengetahui sejauh mana masalah dapat
teratasi. Hal ini juga memungkinkan perawat untuk rnengetahui adanya masalah baru
secara dini.
3) Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien sehingga
dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan.
4) Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan
lengkap sebagai acuan dalam menentukan biaya perawatan klien.
114
5) Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat digunakan
sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
6) Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan riset untuk pengembangan ilmu keperawatanan.
7) Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh mana peran dan fungsi
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
3. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian (potter dan perry,
2005)
1) Jangan menghapus dengan type-x atau menghapus tulisan yang salah. cara
yang benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2 garis kemudian
dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah itu dituliskan catatan yang benar.
2) Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat sebagai
bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak professional.
3) Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya akurat.
4) Catat hanya faktor akurat, reliable.
5) Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. coret bagian sisa yang
kosong dan bubuhkan tanda tangan.
6) semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
7) Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang mengklarifikasi.
8) Tulis hanya untuk diri sendiri.
9) Hindari penulisan yang kurang spesifik.
115
10) Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan. Pastikan
urutan kejadian dicatat dengan benar dan dianda tangani.
Selain menggunakan model SOAP pada minggu II, digunakan modifikasi model
dokumentasi keperawatan untuk klien kamar 4 ( 6 Tempat Tidur). Dokumentasi tersebut
meliputi lembar pengkajian, lembar intervensi keperawatan dan evaluasi dalam satu hari
(3 shift). Dengan modifikasi ini diharapkan dokumentasi yang dilakukan lebih efektif
dan efisien yang dilaksanakan pada minggu II-III
4. Keuntungan pendokumentasian :
1) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan.
2) Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
3) Memungkinkan pemberian asuhan keperwatan secara kontinyu.
4) Perkembangan klien dapat dengan mudah digambarkan.
116
5. Kerugian pendokumentasian:
1) Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu.
2) Pembatasan rencana tindakan keperawaran yang tidak aplikatif untuk beberapa
situasi keperawatan.
6. Bagian dari dokumentasi keperawatan:
1) Rencana strategi :
a. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai kasus
b. Merevisi format pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
c. Menyiapkan format / pendokumentasian keperawatan
117
d. Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat ruangan.
2) Kriteria Evaluasi :
a. Struktur
a) Menentukan penanggungiawab kegiatan.
b) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai kasus
c) Menyiapkan format pengkajian, diagnosa keperawatan, Perencanpan,
pelaksanaan dan evaluasi.
d) Menyiapkan formatrpendokumetasian keperarvatan.
b. Proses:
a) Penggunaan standar terminologi (pengkajian, diagnosa, perencaruum,
pelaksanaan, evaluasi).
b) Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian di catat sesuai dengan
prosedur dalam catatan yang pennanen.
c) Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang
akurat.
d) Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan
yang permanen.
e) Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu.
f) Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama dirawat, dirujuk
pulang ataupun perubahan status klien, respon klien terhadap tindakan.
g) Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan klien.
c. Hasil :
118
DAFTAR PUSTAKA
119
PELAKSANAAN PENERIMAAN PASIEN BARU
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG AR-ROUDHO RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 3, 4, 5
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Fahmi amrullah (20204663031)
Anita (20204663011)
Pradistya Winata H (20204663070)
Ummi m (20204663098)
Moch aris hasyim (20204663054)
Sugeng w (20204663090)
Rengga rinda (20204663077)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)
120
2020-2021
121
Pelaksanaan 1. KARU dan PP Kamar 3 menit KARU
Penerimaan menyambut pasien Pasien PP
Pasien Baru dan keluarg, KARU Anggota tim
memberi salam dan pasien dan
memperkenalkan keluarga
diri dan PP pada
klien / keluarga.
2. PP menunjukkan
tempat tidur pasien
yang akan ditempati
dan
memperkenalkan
pasien satu kamar.
3. PP memberikan
informasi tentang
segala hal yang
berhubungan dengan
kebutuhan pasien
mulai dari kamar
mandi, Nurse
Station, dll.
4. PP memberikan
informasi terkait
dokter yang
merawat, kepala
ruangan dan perawat
penanggung jawab
serta sentralisasi
obat
5. Di tempat tidur
pasien, PP
melakukan
anamnesa dengan
dibantu oleh
perawat pelaksana
6. Kemudian PP
mengisi lembar
pasien masuk serta
menjelaskan
mengenai beberapa
hal yang tercantum
dalam lembar
122
penerimaan pasien
baru
7. PP menjelaskan
identifikasi gelang
pasien yang meliputi
nama, No.RM,
warna gelang dan
cara cuci tangan
dengan benar.
8. Ditanyakan kembali
pada pasien dan
keluarga mengenai
hal-hal yang belum
dimengerti.
9. PP memberikan
buku saku ruangan
sebagai pedoman
untuk pasien,
kemudian PP dan
PA kembali ke
Nurse Station.
Post 1. KARU memberikan Nurse 3 menit KARU
Penerimaan reward pada PP dan Station PP
Pasien Baru perawat pelaksana. Anggota tim
2. PP melakukan
laporan kepada DPJP
dengan menggunakan
teknik komunikasi
SBAR
3. PP melaksanakan
intervensi
keperawatan.
Penutup Evaluasi pada PP dan Ners 5 KARU
PA station
123
Evaluasi
Evaluasi struktur
1. Sarana dan prasarana yang meenunjang antara lain lembar peeneerimaan
pasien baru, informed concent, dan format pengkjian, nursing kit, status.
2. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, Katim, dan
anggota tim. Sedangkan padda shift sore dilakukan oleh Katim an anggota tim.
Evaluasi Proses
1. Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan anggota tim.
2. PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh anggota tim.
3. Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan (termasuk
sentralisasi obat), medis, serta tata tertib ruangan.
4. Perawat melakukan komunikasi teerapeutik dengan klien dan keluarga pasien.
Evaluasi Hasil
1. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
2. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata tertib
ruangan.
3. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat.
124
PERENCANAAN KEGIATAN
Kegiatan Penerimaan Pasien Baru
A. Pra Pelaksanaan
1. Membuat Informed Consent
2. Melakukan sosialisasi dikelompok untuk menyamakan persepsi antara
petugas.
B. Proses Pelaksanaan
Pelaksanaan penerimaan pasien baru dimulai oleh perawat shift pagi. Dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memberikan Informed Consent pada klien atau keluarganya
2. Melakukan pencatatan pada format penerimaan pasien baru meliputi :
a) Identitas pasien
b) Hari dan tanggal penerimaan masuk rumah sakit
c) Tanda tangan yang bertanggung jawab atas pasien
3. Melakukan timbang terima pasien baru setiap pergantian shift
C. Post Pelaksanaan
Pendokumentasian semua penjelasan tentang penerimaan pasien baru.
Instrument
Informed Consent penerimaan pasien baru
Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Senin / 19 April 2021
Tempat : Ruang Ar-roudho Rs Siti Khodijah Muhammadiyah
Cabang Sepanjang
Peserta
Kegiatan ini dihadiri oleh :
a Kepala ruang Ar-roudho RS Siti Khadijah Sepanjang
b Penanggung Jawab ruang Ar-roudho RS Siti Khadijah Sepanjang
c Dosen pembimbing akademik
d Mahasiswa S1 Keperawatan praktek manajemen
e Pasien ruang Ar-roudho RS Siti Khadijah Sepanjag
Pengorganisasian
Kepala ruangan : Anita, S.Kep
125
Perawat Primer : Sugeng W, S.Kep
Perawat Associate : Isnawati, S.Kep
Keluarga Pasien : Ummatul Uliyah, S.Kep
Pasien : Rizki Akbar, S.Kep
Perawat IGD : Fahmi Amrullah, S.Kep
Observer : Yudha Utomo, S.Kep
Pembimbing : 1. Ida Agustiningsih, S.Kep, Ns., M. Kes
2. Sutik W, S.Kep,Ns
Denah Kegiatan
Ket :
Karu
PP Pagi
PA Pagi
PP Sore
PA Sore
Metode
Role play.
Media
1. Lembar serah terima pasien.
2. Lembar pasien masuk rumah sakit
3. Lembar pengkajian pasien
4. Nursing kit
5. Lembar informed consent sentralisasi obat
6. Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien
126
Kerangka Kerja Penerimaan Pasien Baru
Pra
Karu memberitahu PP akan ada pasien baru
PP menyiapkan:
1. Lembar serah terima pasien
dari ruangan lain (kelengkapan administrasi)
2. Lembar pasien masuk rumah
sakit
3. Lembar pengkajian pasien
4. Nursing kit
5. Lembar informed consent
sentralisasi obat
6. Lembar tata tertib pasien dan
keluarga pasien
7. Kamar pasien (tempat tidur,
Pelaksanaan
KARU, PP dan PA menyambut pasien baru
Post
Terminasi
Evaluasi
127
Mekanisme Penerimaan Pasien Baru
128
mengajak salah satu keluarga pasien ke
ners station
mengisi lembar pasien masuk serta
menjelaskan mengenai beberapa hal
yang tercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru.
PP dan keluarga pasien
menandatangani penerimaan dan
persetujuan sentralisasi obat
PP dan PA kembali ke ruangan
perawatan pasien untuk memberitahu
fasilitas yang ada dan melakukan
pengkajian
bertanya kembali pada pasien dan
keluarga mengenai hal-hal yang belum
dimengerti.
PP dan PA kembali ke Nurse Station.
Post KARU : Nurse 5 menit KARU
penerimaan lakukan evaluasi tentang orientasi Station PP
pasien baru yang telah dilakukan PA
beri reward pada PP dan PA
3.7 Evaluasi
Evaluasi struktur :
1. Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan pasien
baru, lembar serah terima pasien dari ruangan lain, informed consent, format
pengkajian, nursing kit, dan lembar tata tertib pasien.
2. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan PA.
Pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA. Pada shift malam dilakukan oleh PP
dan PA.
Evaluasi proses :
1. Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.
2. PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa dan catatan
khusus.
3. PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA.
129
4. Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan, medis, serta
tata tertib ruangan.
5. Keluaraga pasien menandatangani informed consent untuk sentralisasi obat.
6. Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga
Evaluasi hasil :
1. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
2. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis serta tata tertib
ruangan
3. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat dan mengetahui alur
pengambilan obat (askeskin, askes dan umum).
CHEK LIST
PENERIMAAN PASIEN BARU
TAHAP KEGIATAN PELAKSANAAN
YA TIDAK
Pra penerimaan 1. PP memberitahu KARU bahwa akan ada
pasien baru pasien baru dan KARU menyuruh PP
untuk mempersiapkan hal-hal yang
berkaitan dengan penerimaan pasien baru
2. PP memberitahu dan meminta bantuan PA
untuk mempersiapkan tempat tidur pasien
baru
3. PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan
dalam penerimaan pasien baru, diantaranya
lembar pasien masuk RS, lembar serah
terima pasien dari ruangan lain, lembar
pengkajian, lembar informed consent,
nursing kit, dan lembar tata-tertib pasien
4. KARU menanyakan kembali pada PP
tentang kelengkapan untuk penerimaan
pasien baru.
5. PP menyebutkan hal-hal yang telah
dipersiapkan
130
Pelaksanaan 1. KARU, PP dan PA menyambut pasien dan
penerimaan keluarga dengan memberi salam
pasien baru 2. PP menunjukkan pada pasien tempat tidur
yang akan ditempati.
3. PP menyuruh PA untuk mengantarkan
pasien ke ruangannya dan melakukan TTV
4. PP melakukan serah terima pasien baru
dengan petugas yang mengantar pasien
5. PP menerima obat, alat, data pemeriksaan
penunjang yang dibawa dan catatan khusus
kemudian mendokumentasikan pada lembar
serah terima pasien dari ruangan lain.
6. KARU, PP, dan PA ke ruangan pasien,
KARU memperkenalkan diri dan
memperkenalkan PP serta PA kepada
pasien dan keluarga
7. PP mengajak salah satu keluarga pasien ke
ners station, PP mengisi lembar pasien
masuk serta menjelaskan mengenai
beberapa hal yang tercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru.
8. PP dan keluarga pasien menandatangani
penerimaan dan persetujuan sentralisasi
obat
9. PP dan PA kembali ke ruangan perawatan
pasien untuk memberitahu fasilitas yang
ada dan melakukan pengkajian
10. Ditanyakan kembali pada pasien dan
keluarga mengenai hal-hal yang belum
dimengerti.
11. PP dan PA kembali ke Nurse Station.
131
pasien baru orientasi yang telah dilakukan
2. KARU memberikan reward pada PP dan PA
Kesimpulan :
Keterangan :
Baik : > 76%
Dilakukan :2
Cukup :56 – 75%
Tidak dilakukan : 1
Kurang : < 56%
132
DAFTAR PUSTAKA
133
ROLE PLAY PENERIMAAN PASIEN BARU
1. Prolog
Pada hari Senin jam 09.00 seluruh perawat (PP dan PA) shift pagi serta kepala
ruangan berkumpul di nurse station, untuk melakukan penerimaan pasien baru.
2. Sesi I sebelum pasien datang
Perawat UGD menelpon ruangan dan memberitahukan bahwa akan ada pasien baru
Perawat UGD : “assalamualaikum, selamat pagi dengan ruang Ar-roudho?”
Karu : “waalaikumsalam, dengan saya Anita, iya betul ada yang bisa
dibantu?”
Perawat UGD : “Ini dari UGD dengan saya Fahmi mau menyampaikan bahwa
ada pasien baru anak.......atas nama Tn... umur .......tahun dengan
diagnose medis....... Apakah ada ruangan yang kosong bapak?”
Karu : “ iya mbak masih ada ruangan kosong di kamar...., kondisi
pasien bagaimana? Dan mendapat terapi apa saja untuk kami
siapkan?”
Perawat UGD : “Kondisi pasien stabil, obat-obatan sudah dimasukkan, Baik Bu
terimakasih, 1 jam lagi kami antar keruangan, terimakasih banyak
Bu Assalamualaikum”
Karu : “ baik kami tunggu, waalaikumsalam”,
Kemudian karu menyampaikan pada PP pada saat itu untuk
menyiapkan pasien baru.
“ Pak Sugeng akan ada pasien baru atas nama ....umur.........tahun
dengan diagnose medis........kondisi stabil, tolong siapkan
ruangan di..... dan kelengkapan lainnya”
PP : “Baik Bu akan saya siapkan”
Karu : “Terimakasih Pak Sugeng”
Perawat primer meminta bantuan perawat associate menyiapkan kelengkapan
kamar sesuai pesanan, menyiapkan penerimaan pasien baru, menyiapkan nursing
kit, menyiapkan format pengkajian.
Karu : “Pak Sugeng, bagaimana untuk persiapan Pasien baru?”
134
PP : “Sudah siap Bu (PP menyebutkan hal-hal yang sudah
dipersiapkan)
Karu : “Baik terimakasih atas kerjasamanya Pak”
PP : “sama-sama Bu”
3. Sesi II di ruang perawatan pasien
a Pasien baru datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan. Kepala ruangan
memperkenalkan diri, termasuk perawat primer dan perawat assoasited.
KARU : “Assalamualaikum, selamat pagi Bapak/ibu, saya Anitai kepala
ruangan, dan ini perawat Sugeng dibantu oleh perawat isnawati yang akan
merawat Tn......”
b Perawat primer menunjukan kamar / tempat tidur klien dan mengantar ketempat
yang telah di tetapkan. Perawat associated bersama dengan karyawan lain
memindahkan pasien ketempat tidur (apabila ada pasien datang dengan
branchard/kursi roda) dan diberikan posisi yang nyaman serta memperkenalkan
dengan pasien satu kamar.
Perawat primer : “Bapak/ ibu ini ruangan yang akan Bapak/ ibu tempati
selama dirawat disini, satu kamar berisi 1 pasien...”
c Perawat Primer yang diberi delegasi oleh KARU memberikan informasi tentang
segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan pasien mulai dari, kamar mandi,
Nurse Station, dll.
Perawat primer : “Bapak/ ibu itu kamar mandi pasien, nanti kalau pasien ingin
BAK atau BAB nanti kita bantu di kamar mandi dengan memencet nursecall”
d Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang :
1. Dokter, kepala ruangan, dan perawat yang bertanggung jawab/akan
merawat klien.
Perawat primer : “bapak nanti dokter yang bertanggung jawab pada
Bapak/ ibu yaitu dr. jantung, kepala ruangannya ibu Anita, perawat
yang bertanggung jawab saat ini saya Sugeng, nanti setiap sift perawat
penanggung jawab akan bergantian dan akan ditempel dipapan ini (PP
sambil menunjuk papan pj sift)”
2. Jam berkunjung :
135
Senin s/d Minggu, Hari libur pukul 16.00-19.00 WIB
Perawat primer : “Bapak/ ibu nanti berkunjungnya satu-satu ya,
bergantian dan untuk Jam berkunjungnya Senin s/d Sabtu, Hari libur
pukul 16.00-19.00 WIB”.
3. Persyaratan menunggu apabila diperlukan : penunggu adalah keluarga
terdekat.
4. Sentralisasi obat
Perawat primer : ““Bapak/ ibu obatnya pasien nanti kami sentralkan
ditaruh di meja tempat obat dekat ruang perawat dan nanti kalau
jadwalnya minum/injeksi obat akan diberikan pada pasien, untuk
persetujuan sentralisasi obat mohon keluarga ke nurse station untuk
tanda tangan persetujuan”
5. Untuk administrasi/kasir dan apotik ada dilantai bawah dekat masjid
e Perawat primer melakukan pemeriksaan fisik dibantu perawat pelaksana
Perawat primer :” Bapak mohon permisi saya akan melakukan pemeriksaan
fisik awal yang akan dibantu oleh perawat Isnawati” (PA melakukan
pemeriksaan fisik)
f Perawat primer melakukan anamnese dan mengisi lembar pengkajian pasien
masuk
Perawat primer : “bapak saat ini keluhannya apa yang dirasakan?
Keluarga Pasien : “ saya mngeluh...........”
Perawat primer : “sejak kapan keluhan dirasakan hingga bapak dibawa
kerumah sakit?”
Keluarga Pasien : “ sejak..............................”
Perawat primer : “sebelumnya apakah bapak pernah menderita penyakit yang
sama atau memiliki penyakit turunan?”
Kleuarga Pasien : “ ....................................”
Perawat primer : “apakah ada riwayat alergi?”
Kleuarga Pasien: “......................................”
Perawat Primer : “apakah ada riwayat jatuh dalam 1 / 3 bulan terkahir?”
Keluarga Pasien:” ..............................”
136
g Perawat primer menjelaskan identifikasi gelang pasien dan mengajarkan cara
mencuci tangan dengan benar.
h Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan, misalnya : mengenai tata tertib pengunjung.
Perawat primer : “dari penjelasan saya tadi apakah ada yang belum dimengerti,
bisa Bapak/ ibu tanyakan”
4. Epilog
Kembali ke nurse station. Mendokumentasikan semua penjelasan tentang
penerimaan pasien baru. Kemudian PP melakukan laporan kepada DPJP.
137
PROPOSAL TIMBANG TERIMA
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG AR-ROUDHO SITI KHODIJAH SEPANJANG
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 3, 4, 5
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Fahmi amrullah (20204663031)
Anita (20204663011)
Pradistya Winata H (20204663070)
Ummi m (20204663098)
Moch aris hasyim (20204663054)
Sugeng w (20204663090)
Rengga rinda (20204663077)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)
138
2020-2021
RENCANA KEGIATAN
Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Fahmi Amrullah, S.Kep
Perawat Primer (Pagi) : Yudha Utomo, S.Kep
Denah Kegiatan
Ket :
Karu
PP Pagi
PA Pagi
PP Sore
PA Sore
139
Sasaran : kamar 205 dan 206
Metode : Pelaporan dan tanya jawab
Media : Format timbang terima, status pasien, lembar observasi,
buku catatan dan bolpoin, stetoskop, sarana dan
prasarana perawatan.
140
Mekanisme Kegiatan Timbang Terima
TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA
Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan 5 menit Ners PP, PA
setiap pergantian sif
station
2. Operan. Prinsip timbang terima,
semua pasien dilakukan
timbang terima khususnya
penderita yang memiliki
permasalahan yang belum /
dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih
lanjut
3. PP yang melaksanakan timbang
terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah keperawatan,
kebutuhan dan tindakan yang
telah/belum dilaksanakan serta
hal-hal penting lainya selama
masa perawatan
4. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserah
terimakan kepada petugas
berikutnya
5. Kedua kelompok dinas sudah
siap (Shif jaga)
6. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan
pelaksanaan 1. Kedua kelompok sudah siap 20 menit Nurse KARU, PP,
2. Kepala ruangan membuka station PA
acara timbang terima
3. PP menyampaikan timbang
terima pada PP berikutnya
dengan menggunakan teknik
komunikasi SBAR
4. Perawat yang melakukan
timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, Tanya jawab dan
melakuakan validasi terhadap
hal-hal yang telah ditimbang
141
terimakan dan berhak
menayakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas
5. Sebelum Keruangan Karu,
PP, PA melakukan Hand
Hygiene
6. Karu, PP, PA keruangan
pasien
7. Kepala ruangan / PP
menanyakan kebutuhan dasar
pasien
8. Sebisa mungkin
mengupayakan penyampaian
yang jelas, singkat dan padat
9. Lama timbang terima untuk
tiap pasien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit
Post 1. Setela 5 menit Nurse KARU, PP,
timbang h kembali ke Nurse Station station PA
terima melakukan Hand Hygiene
2. Pelap
oran untuk timbang terima
dituliskan secara langsung pada
format timbang terima
3. Disku
si
4. Penan
datanganan oleh masing-
masing PP dan diketahui
KARU
3. Penyerahan status dan format
142
timbang terima dari PP pagi ke
PP sore
5. Ditut
up oleh karu
Evaluasi.
1. Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain: catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shift timbang terima.
Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan
pada pergantian shift yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang
terima pada shift sore ke malam di pimpim oleh perawat primer yang bertugas
saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat
143
primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift.
Timbang terima pertama dilakukan di Nurse station kemudian ke bed pasien
dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien,
diagnosa keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan. Intervensi yang belum
dilakukan dan pesan khusus. Setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat
klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan
baik.
144
ROLE PLAY TIMBANG TERIMA
1. Prolog
Pada hari senin jam 14.00 seluruh perawat (PP, PA) shift pagi dan malam serta kepala
ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan timbang terima
2. Sesi I di Nurse Station
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan
kemudian mempersilahkan PP dinas malam untuk melaporkan keadaan dan
perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya
(pagi). PP dan PA shift malam memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan
yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan
dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dll), hal yang belum jelas atau laporan yang telah disampaikan
dengan menggunakan teknik komunikasi SBAR. Setelah melakukan timbang terima di
nurse station berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan
pasien.
KARU : “Assalamualaikum Wr.Wb, Selamat pagi semuanya. Sebelum kita mengawali
shift pagi hari ini dan mengakhiri shift malam, marilah kita berdoa bersama-sama
menurut agama dan keyakinan masing- masing. Semoga yang jaga malam pulang
dengan selamat dan berkah apa yang sudah dikerjakan dan bagi yang jaga pagi
pekerjaanya lancar dan tiada hambatan samapi selesai. Berdoa mulai.” (PP, PA dan
Karu terlihat menundukkan kepala untuk berdoa).
“Berdoa selesai. Silahkan PP pagi melaporkan keadaan dan perkembangan pasien
kepada PP sore.”
145
PP Malam : “Sebelum saya membacakan operan pagi ini saya akan membacakan
jumlah pasien terakhir kelolaan kelompok kami, Ini pasiennya ada . Yang pertama
Tn......... umur, tanggal masuk...........hari ke-........ perawatan, dengan dokter yang
merawat dokter...., diagnosa medis........., dengan masalah keperawatan.............
Demikian kondisi pasien...., apakah sudah dimengerti? Atau ada yang perlu
diklarifikasikan?
PP Sore : “Tidak, saya sudah mengerti”
3. Sesi II di ruang Perawatan Pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke tempat pasien. PP dinas
selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga
yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus,
kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih dari 10 menit/ pasien. Bila
terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka
dapat dilakukan di nurse station setelah kunjungan pasien berakhir.
PP Pagi : “Baiklah mari kita validasi ke pasien-pasien.” (semua perawat
mengikuti validasi ke pasien-pasien).
KARU : “Selamat siang pak, saya Kepala Ruangan disini. Bagaimana keadaannya
sekarang?”
Pasien : “Masih sesak dan……” (pasien mengatakan keluhanya).
KARU : “Sekarang sudah operan sore mas, untuk perawat yang bertugas sekarang
adalah….” (Karu memperkenalkan perawat-perawat yang bertugas pada saat itu)
4. Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia. Setelah
proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan
timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruangan.
KARU : “ Baik, kalau sudah tidak ada yang ingin diklarifikasi, untuk yang dinas sore
silahkan bertugas dan yang dinas pagi dipersilahkan pulang.”
146
FORMAT TIMBANG TERIMA DENGAN KOMUNIKASI SBAR
(SITUATION, BACKGROUND, ASSESMENT, RECOMENDATION)
Nama
SITUATION pasien :
Umur :
No RM :
Diagnosis Medis :
Diagnosis Keperawatan :
Lama hari rawat :
Klasifikasi Pasien : Total Care Parsial Care Minimal Care
Keluhan Utama :
BACKGROUND Riwayat penyakit sekarang :
Riwayat Ya Obat:
alergi : Tidak Makanan:
Riwayat penyakit menular :
Laboratoriu
m :
Foto torax/USG :
EKG :
ASSESMENT Tanda-tanda vital, GCS, Skala Nyeri, Skala Pasien Jatuh
B1 (SISTEM PERNAPASAN)
Keluhan : Sesak Batuk Nyeri saat napas
Irama
Napas : Teratur Tidak teratur
Suara Ronchi D/S Wheezing
Napas : Vesikuler D/S Rales D/S
Oksigen : ........... L/menit Masker Nasal
B2 (SISTEM KARDIOVASKULAR)
Keluhan nyeri dada : Ya Tidak
Irama
Jantung : Teratur Tidak teratur
CRT : < 3 detik > 3 detik
147
Konjungtiva Pucat : Ya Tidak
B3 (SISTEM PERSARAFAN)
Apatis
Kesadaran : Composmentis Somnolen
Sopor Koma
V=......
GCS : E=....... . M=.......
Keluhan Pusing : Ya Tidak
..........
mm/....
Pupil : Isokor Anisokor, Diameter: ......mm.
Ya, Skala ,
Nyeri : Tidak nyeri :........... Lokasi
B4 (SISTEM PERKEMIHAN)
Keluhan : Kencing menetes Inkontinensia
Retensi urine
Anuria Gross hematuri Disuria
Poliuri Oliguri
Kandung Kemih : Membesar Tidak
Nyeri tekan : Ya Tidak
Alat bantu : Kateter Foley Kateter kondom
Intake cc/jam,
cairan : Oral :................... Parenteral :................. cc/jam
,
Bau :..
ml/jam, ...........
Produksi urine : ..................... Warna :.......................... ..........
148
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, 2002, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional, Salemba Medika, Jakarta .
Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Salemba
Medika; Jakarta
149
150
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG ISMAIL SITI HKODIJAH SEPANJANG
2. Tujuan.
Sebagai petunjuk atau acuan untuk mempermudah proses pelaksanaan
timbang terima.
3. Petunjuk Pengisian
a. Identitas pasien dilengkapi yang terdiri dari nama lengkap, nomor kamar,
nomor register dan diagnosa medis.
b. Kolom pertama adalah tanggal, diisi sesuai dengan tanggal saat dilakukan
timbang terima.
c. Kolom kedua adalah asuhan keperawatan, merupakan beberapa petunjuk
poin yang harus di tulis perawat meliputi : keadaan pasien, masalah
keperawatan, intervensi keperawatan yang sudah dilaksanakan, intervensi
keperawatan yang belum dilaksanakan dan pesan khusus.
d. Kolom tiga, empat dan lima tempat mengisi keadaan pasien pada saat itu
dengan menggunakan acuan pada kolom dua. Pengisian format ditulis
sesuai dengan shift jaga masing-masing.
e. Terakhir, PP dinas saat itu dan yang akan dinas berikutnya tanda tangan
dan nama jelas.
151
PROPOSAL PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG AR-ROUDHO RS SITI KHODIJAH
SEPANJANG
DISUSUN OLEH :
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)
Moh aris hasyim (20204663054)
Rengga rinda (20204663077)
Rizki akbar (20204663082)
Fahmi amrullah (20204663031)
Ummi m (20204663098)
Sugeng w (20204663090)
Anita (20204663011)
Pradistya (20204663070)
152
2020-2021
KEGIATAN
3.1 PELAKSANAAN
1. Topik : Sentralisasi Obat
2. Hari/Tanggal : 19 April 2021
3. Waktu : 10.00 WIB – Selesai
4. Tempat : Ruang Paviliun Ar-roudho RS Siti Khodijah
Sepanjang
3.2 METODE
1. Role Play.
2. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan
pemberiobat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku
serahterima obat.
2. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan
jam pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, sesuai
dengan identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.
3.3 INSTRUMEN
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki
3. Format pemberian obat
4. Format serah terima obat
5. Tanda bukti serah terima obat
3.4 PENGORGANISASIAN
Kepala ruangan : Merry Anggraini, S.Kep
PP : Isnawati, S.Kep
PA : 1. Rahayu Sutanti, S.Kep
2. Ummi M, S.Kep
153
3. Sugeng W, S.Kep
Supervisor : Rizki Akbar, S.Kep
Pembimbing :1. Ida Agustiningsih, S.Kep, Ns., M. Kes
2. Sutik W, S.Kep,Ns
154
meletakkan obat di tempat obat saat mau memberikan obat sesuai
jadwal.
d. Epilog
Kembali ke Nurse Station, diskusikan tentang pengelolaan obat.
Setelah proses sentralisasi obat selesai dilakukan, maka PP
menandatangani surat persetujuan pengelolaan obat dengan diketahui
oleh kepala ruangan.
3.4.2 Proses
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang
telah ditentukan dan pasien yang telah menyetujui informed consent
untuk dilakukan sentralisasi obat
b. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan
3.4.3 Hasil
a. Pasien puas dengan hasil sentralisasi obat.
b. Obat dapat diberikan secara tepat sesuai dengan 6T dan 1W.
c. Perawat mudah memberikan obat.
d. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.
155
LAMPIRAN MATERI
A. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT SURAT
PERSETUJUAN SENTRALISASI OBAT.
1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien
sendiri, anak, istri, suami, orang tua, dan lain-lain.
2. Nama Klien, Umur, Jenis kelamin, alamat, no.reg diisi sesuai dengan
data klien yang bersangkutan.
3. Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4. Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent.
5. Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien yang
menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-
saksi.
156
2. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah
terima obat.
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama
obat, frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima.
4. Kolom TT/Nama terang yang menyerahkan disi oleh
keluarga/klien.
5. KolomTT/Nama terang yang menerima diisi oleh perawat atau keluarga
yang menerima.
157
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG PAVILIUN ISMAIL RS SITI
SEPANJANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 2021
Ketentuan sentralisasi obat tersebut diatas telah dijelaskan oleh perawat dan saya telah mengerti
dengan sepenuhnya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Surabaya,.....……………2021
Perawat Primer Yang membuat pernyataan,
Tanda tangan Tanda tangan
158
( ) ( )
Saksi-Saksi :
1. ........................................... ( )
159
DAFTAR PUSTAKA
160
DISCHARGE PLANNING
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG AR ROUDHO RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 3, 4, 5
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Fahmi amrullah (20204663031)
Anita (20204663011)
Pradistya Winata H (20204663070)
Ummi m (20204663098)
Moch aris hasyim (20204663054)
Sugeng w (20204663090)
Rengga rinda (20204663077)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)
161
KEGIATAN
3.2 Pengorganisasian
Penanggung jawab : Merry Anggraini, S.Kep
Kepala Ruangan : Rizki Akbar, S.Kep
P. Primer : Rahayu Sutanti, S.Kep
P. Asosiet : 1. Isnawati, S.Kep
2. Pradistya W, S.Kep
Pembimbing :1. Ida Agustiningsih, S.Kep, Ns., M. Kes
2. Sutik W, S.Kep,Ns
Supervisor : Anita, S.Kep
Observer : Fahmi Amrullah, S.Kep
3.3 Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Tahap II (Intervensi I-Penjelasan)
menjelaskan tentang : pendidikan kesehatan, penanganan dan perawatan di rumah,
personal hygiene ( mandi, cuci tangan, kebersihan pakaian), alat-alat yang di siapkan di
rumah dan keamanan penggunaan alat, keamanan lingkungan perawatan di rumah.
3.4 Instrumen
1. Status pasien
2. Lembar discharge planning (terlampir)
3.6 Evaluasi
1. Stuktur
a. Persiapan dilakukan saat pasien di Rawat Ar-roudho RS Siti Khodijah
Sepanjang.
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
c. Menyusun proposal.
d. Menetapkan kasus.
e. Pengorganisasian peran.
f. Menyiapkan discharge planning.
g. Kontrak waktu dengan keluarga dan pasien
2. Proses
a. Kelancaran kegiatan.
b. Peran serta perawat yang bertugas.
c. Pasien dan keluarga berperan aktif dalam diskusi
3. Hasil
163
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh pasien dan keluarga. Pasien dapat
menyebutkan kembali tentang pengetahuan pasien / keluarga tentang penyakit.
LEMBAR OBSERVASI
DISCHARGE PLANNING
No. Pelaksanaan
Kegiatan
Ya= 1 Tidak=0
1. Ka.Ru ucapkan salam kemudian menanyakan bagaimana
persiapan PP untuk pelaksanaan discharge planning
2. PP sudah siap dengan instrumen
3. Ajarkan hal-hal yang perlu diajarkan pada pasien dan
keluarga.
4. Karu memeriksa kelengkapan discharge planning.
5. Karu membuka acara discharge planning.
6. PP pagi dibantu Perawat Associate pagi menyampaikan
pendidikan kesehatan, dan menjelaskan tentang :
7. Melakukan discharge :
Tahap II (Intervensi I) menjelaskan tentang : definisi
penyakit, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan,
komplikasi, pengobatan (obat, aktivitas, diet dan personal
hygienen) dan lingkungan.
Keterangan :
Baik : > 76%
Cukup : 56-75%
Kurang : < 56%
` Observer
(………………....….)
164
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, BA.2005. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien di RumahSakit. Jakarta: EGC
Long, B. 2008, Perawatan Medikal Bedah III . Bandung: Pajajaran
Nursalam, 2002, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional,
Salemba Medika, Jakarta .
Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Salemba Medika;
Jakarta
Nursalam, 2007, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional
Edisi:2s, Salemba Medika, Jakarta
Swanberg alih bahasa Suharyati. 2000.Pengantar Kepemimpinan dan
ManajemenKeperawatan untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC
165
Lampiran :FORMAT DISCHARGE PLANNING
Yang dibawa pulang (Hasil Lab, Foto, ECG, obat, dan lain-lain) :
Lain-lain :
Surabaya, .............................
Pasien/Keluarga Perawat
( ) ( )
166
DIALOG SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING
Pada Pagi hari tanggal 19 April 2021 di ruangan Ar-roudho akan di laksanakan discharge
planning kepada keluarga pasien yang dilakukan oleh perawat primer
167
PP :” Baik Ibu, akan saya lanjutkan dengan tanda dan gelaja dari penyakit CHF itu sering
lelah napas cepat serta pendek dan cepat lelah saat beraktifitas dan biasanya disertai
dengan pembengkakan d bagian ekstremita semisal kaki?”
KP :” Iya Sus, sudah jelas”
PP : “ Baik, kalau begitu coba ibu sebutkan tentang penyakit CHF?”
KP :” CHF itu penyebab tekanan darah tinggi serta serangan jantung secara tiba-tiba
dengan pembengkakan di tubuh secara tertentu.”
PP : “ Benar ibu apa yang ibu sampaikan, saya ucapkan teimaksih atas kedatanggan ibu
dalam penyuluhan pada hari ini semomoga bermanfaat bagi ibu yang tela datang.”
PP melaporkan ke KaRU hasil discharge planing pada tanggal 19 April 2021
PP : “ Assalamualaikum Pak, saya sudah selesai melaksanakan discharge planing.”
KaRu : “Waalikum salam, Baik perawat Rahayu, Bagaimana discharge planing yang anda
laksanakan tadi?
PP : “Alhamdulilah lancar Pak, Ibu dari pasien mengerti tentang discharge planing yang
saya sampikan?”
KaRu : “Baik terima kasih, semoga apa yang adan sampaikan tadi bermanfaat bagi keluarga
pasien.”
168
PROPOSAL SUPERVISI KEPERAWATAN
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG AR-ROUDHO SITI KHODIJAH SEPANJANG
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 3, 4, 5
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Fahmi amrullah (20204663031)
Anita (20204663011)
Pradistya Winata H (20204663070)
Ummi m (20204663098)
Moch aris hasyim (20204663054)
Sugeng w (20204663090)
Rengga rinda (20204663077)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)
169
2020-2021
A. Pelaksanaan :
Topik : Supervisi
Hari/ Tanggal : Senin, 19 April 2021
Waktu : 10.00 WIB - selesai
Tempat : Ruang Ar-roudho Rumah Sakit Siti khodijah Sepanjang
Supervisor : Kepala Ruangan
B. Metode
1) Observasi
2) Diskusi dan Tanya jawab
C. Instrumen
1) Status klien
2) Format Penilaian
3) Alat-alat nebulizer
4) Format Laporan Supervisi Keperawatan
D. Struktur Pengorganisasian
Kepala ruangan : Anita, S.Kep
Perawat Primer : Rizki Akbar, S.Kep
Perawat Asociate : 1. Rengga Rinda, S.Kep
2. Aris Hasyim, S.Kep
Pembimbing akademik : Ida Agustiningsih, S.Kep, Ns., M. Kes
Pembimbing klinik : Triana Listyorini, S.Kep
Supervisor : Sutik W, S.Kep,Ns
171
Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan proposal,
undangan dan berlatih role play untuk perawat primer yang akandilakukan supervisi
serta kepala ruangan sebagai supervisor dalam kegiatan supervisi.
b. Evaluasi proses
Evaluasi dilihat berdasar kelancaran proses sesuai dengan rencana dan alur yang ada
serta perawat yang bertugas sesuai perannya.
c. Evaluasi Hasil
a. Perawat primer mampu melaksanakan kegiatan tindakan keperawatan sesuai dengan
prosedur.
b. Kepala ruang mampu melakukan kegiatan supervisi sesuai dengan prosedur.
c. Acara berjalan sesuai dengan proposal rencana kegiatan.
d. Setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.
172
DAFTAR PUSTAKA
Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih
Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.
173
SKENARIO ROLE PLAY
Karu melihat dan mencatat hal-hal yang sekiranya perlu pembinaan. Kemudian setelah selesai
Karu, PP dan PA menuju ruangan Karu.
Diruangan karu,..
Karu : ya tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap dokumentasi askep. Untuk
secara keseluruhan status pasien sudah lengkap dan prosedur melakukan
174
observasi tanda-tanda vital secara keseluruhan sudah baik, tapi tadi ada yg perlu
kita perhatikan bersama,.
PP : apa itu bu??
Karu : dalam penulisan dan pendokumentasian asuhan keperawatan kita tidak dituntut
hanya untuk melengkapi saja, tetapi…….. . Oke ada yg ingin di klarifikasi??
PP : iya bu, saya menyadari akan hal itu,, dan nanti akan kami perbaiki..,
Karu : untuk semuanya sangat bagus sekali apa yg kalian lakukan pada hari ini
pertahankan terus,.. dan sepertinya hanya itu yang bisa saya sampaikan., untuk
kurang dan lebihnya mohon maaf saya tutup pertemuan ini, wasalammualaikum
wr,wb
PP dan PA kembail keruangnya dan karu melakukan dokumentasi keperawatan untuk hasil
supervisi tersebut.
175
CHEKLIST SUPERVISI
DILAKUKAN
TAHAP KEGIATAN KETERANGAN
YA TIDAK
Pra Supervisi 1. Karu menetapkan kegiatan yang
akan di supervisi dan
menyiapkan instrument
penilaian
2. Karu menetapkan tujuan
supervisi
3. Karu menyesuaikan jadwal
supervisi dengan kegiatan yang
akan disupervisi
4. Karu memberitahu PP dan
kontrak waktu bahwa akan
dilaksanakan supervisi terkait
pendokumentasian askep
5. Karu menjelaskan format
penilaian dan aspek-aspek yang
akan dinilai
6. Karu memeriksa kembali
kelengkapan alat dan bahan
yang dibutuhkan untuk kegiatan
yang disupervisi
Pelaksanaan 1. Karu membuka acara
Supervisi
pelaksanaan supervisi
2. Karu mengobservasi dan
menilai kineja PP dan PA
berdasarkan alat ukur atau
instrument yang disiapkan
3. Karu menemukan dan mencatat
beberapa hal yang memerlukan
176
pembinaan
4. Karu memanggil PP dan PA
untuk mengadakan pembinaan
dan klarifikasi permasalahan
5. Pelaksanaan supervisi dengan
inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekunder
6. Karu mengklarifikasi
permasalahan yang ada.
7. Karu melakukan Tanya jawab
dengan PP dan PA
Post 1. Karu berdiskusi dengan PP dan
Supervisi PA
2. Karu memberikan feedback dan
reinforcement kepada PP dan
PA
3. Karu merencanakan followup
177
DAFTAR TILIK SUPERVISI TINDAKAN OBSERVASI PASIEN
Nama Perawat :
Tanggal :
Petunjuk : berilah tanda ceklist (v) pada kolom YA apabila perawat melakukan
prosedur dengan benar, dan pada kolom TIDAK apabila perawat tidak melakukan
dengan benar.
N PROSEDUR YA TIDAK
O
1. Persiapan Alat
2. Perawat melakukan cuci tangan
3. Perawat melakukan sapa, salam, dan senyum
4. Perawat mencocokkan identitas pasien
5. Perawat menjelaskan tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien
6. Perawat menanyakan keluhan pasien
7. Perawat melakukan pemeriksaan pasien yaitu :
- Keadaan umum
- Akral
- Tekanan darah
- Pernafasan
- Suhu
- Nadi
- Saturasi oksigen
∑
Sesuai
Compliance Rate (CR)
X 100%
=
∑ Sesuai +
Tidak
178
Hasil
Supervisi : .......................................................................................................................
.........................................................................................................................................
....................................................................................................................
Saran dan tindak
lanjut ................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.............................................................................................
(........................................) (....................................................)
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 3, 4, 5
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Fahmi amrullah (20204663031)
Anita (20204663011)
Pradistya Winata H (20204663070)
Ummi m (20204663098)
Moch aris hasyim (20204663054)
Sugeng w (20204663090)
Rengga rinda (20204663077)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)
180
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan ronde keperawatan mahasiswa mampu menyelesaikan masalah
keperawatan klien yang belum teratasi.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis, ilmiah serta sistematis dalam pemecahan masalah
keperawatan klien.
2) Meningkatkan kemampuan menganalisa masalah.
181
3) Meningkatkan kemampuan validasi data klien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
5) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi intervensi keperawatan.
6) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah klien.
7) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
8) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
9) Meningkatkan kemampuan asuhan keperawatan secara menyeluruh.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
a. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa penyembuhan.
b. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
c. Memenuhi kebutuhan pasien
1.3.2 Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan kognitif dan afektif dan psikomotor perawat.
b. Meningkatkan kerjasama tim
c. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
1.3.3 Bagi Rumah Sakit
a. Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
b. Menurunkan lama hari perawatan pasien
182
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
183
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.
184
2.1.7 Alur Ronde Keperawatan
TAHAP PRA P
RONDE P
PENETAPAN
PROPOSAL PASIEN
PERSIAPAN PASIEN :
INFORMED CONCENT
HASIL PENGKAJIAN/
VALIDASI DATA
Tahap
Pelaksanaan di
Nurse Station APA YANG MENJADI MASALAH
PENYAJIAN MASALAH CROSS CEK DATA YANG ADA YANG
MENDUKUNG
APA YANG MENYEBABKAN MASALAH
TERSEBUT
INTERVENSI APA YANG SUDAH DILAKUKAN
APA HAMBATAN YANG DITEMUKAN
Tahap
VALIDASI DATA
Pelaksanaan di
Kamar Pasien
Diskusi PP – PP,
Konselor, KARU
Kesimpulan dan
Rekomendasi
Solusi Masalah
185
2.1.8 Hasil yang diharapkan
a. Struktur
- Persyaratan administrasi (IC, alat, dsb)
- Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
- Persiapan dilaksanakan sebelumnya
b. Proses
- Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
- Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
c. Hasil
- Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
- Masalah pasien dapat teratasi
- Perawat dapat :
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis
2. Menumbuhkan cara berfikir sistematis
3. Menumbuhkan kemampuan validasi data pasien
4. Menumbuhkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
5. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keputusan yang berorientasi pada
masalah klien.
186
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
187
2.2 Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1. Struktur ruang jantung (Sumber: Simon dan Schuster,2003) Anatomi
Jantung
Jantung adalah organ berotot dengan empat ruang yang terletak dirongga
dada, dibawah perlindungan tulang iga, sedikit kesebelah kiri sternum. Jantung
terdapat didalam sebuah kantung longgar berisi cairan yang disebut pericardium.
1. Bentuk Jantung
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpil (pangkal jantung)
dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.
2. Letak
Didalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastrium anterior), sebelah kiri bawah
dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang
kiri antara kota V dan VI dua jari dibawah papila mamae pada tempet ini teraba adanya
pukulan jantung disebut iktus kordis.
3. Ukuran
Ukuran jantung + sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira - kira 250 –
300 gr.
4. Lapisan
Adapun lapisan jantung terdiri atas:
a. Endokardium
Endokardium merupakan lapisan jantung yang terdapat disebelah dalam sekali yang
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga
jantung.
b. Miokardium
188
Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot – otot jantung,
otot jantung ini membentuk bundalan – bundalan otot yaitu:
1) Bundalan otot atria, yang terdapat dibagian kiri / kanan dan basis kordis yang
membentuk serambi / aurikula kordis.
2) Bundalan otot ventrikuler, yang membentuk bilik jantung yang dimulai dari
cincin atrio ventrikuler sampai diapik jantung.
c. Endokardium
Endokardium merupakan lapisan jantung yang terdapat disebelah dalam sekali yang
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga
jantung.
d. Miokardium
Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot – otot jantung,
otot jantung ini membentuk bundalan – bundalan otot yaitu :
1. Bundalan otot atria, yang terdapat dibagian kiri / kanan dan basis kordis yang
membentuk serambi / aurikula kordis.
2. Bundalan otot ventrikuler, yang membentuk bilik jantung yang dimulai dari cincin
atrio ventrikuler sampai diapik jantung.
e. Perikardium
Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput
pembungkus, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral yaitu bertemu
dipangkal jantung membentuk kantung jantung. Antara dua lapisan jantung ini terdapat
lendir sebagai pelicin untuk menjaga agar pergeseran antara perikardium pleura tidak
menimbulkan gangguan terhadap jantung. Jantung di persyarafi oleh nervus
simpatikus / nervus akselerantis, untuk menggiatkan kerja jantung dan nervus para
simpatikus, khususnya cabang dari nervus vagus yang bekerja memperlambat kerja
jantung
5. Pergerakan jantung
Jantung dapat bergerak yaitu mengembang dan menguncup disebabkan karena
adanya rangsangan yang berasal dari susunan syaraf otonom. Rangsangan ini diterima
oleh jantung pada simpul syaraf yang terdapat pada atrium dekstra dekat masuknya
vena kava yang disebut nodus sino atrial (sinus knop simpul keith flak). Dari sisi
189
rangsangan akan diteruskan kedinding atrium dan juga kebagian septum kordis oleh
nodus atrio ventrikular atau simpul tawaran melalui berkas wenkebach.
Dari simpul tewara rangsangan akan melalui bundel atrio ventrikuler (berkas
his) dan pada bagian cincin yaitu terdapat antar atrium dan ventrikel yang disebut anulas
fibrosus, rangsangan akan terhenti kira – kira 1/10 detik Seterusnya rangsangan tersebut
akan diteruskan kebagian apeks kordis dan melalui berkas purkinya di sebarkan ke
seluruh dinding ventrikel dengan demikian jantung berkontrksi.
a. Periode konstriksi (periode distol). Suatu keadaan dimana jantung bagian ventrikel
dalam keadaan mengatup. Katup bikus dan trukuspidalis dalam keadaan tertutup
valvula seminularis aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka,
sehingga darah dari ventrikel dekstra mengalir ke arteri pulmonalis masuk keparu –
paru kiri dan kanan, sedangkan darah dari ventrikel sinistra mengalir keaortra
kemudian diedarkan keseluruh tubuh.
c. Periode istirahat. Yaitu waktu antara periode konstriksi dan dilatasi dimana jantung
berhenti kira – kira 1/10 detik. Pada waktu beristirahat jantung akan menguncup
sebanyak 70 – 80 kali / menit. Pada tiap – tiap kontraksi jantung akan
memindahkkan darah ke aorta sebanyak 60 – 70 cc. Kalau kita bekerja maka jantung
akan lebih cepat berkontraksi sehingga darah lebih banyak dialirkan keseluruhan
tubuh. Kerja jantung dapat diketahui dengan jalan memeriksa perjalan darah dalam
arteri, oleh karena dinding arteri akan mengembangkan jika ke dalamnya mengalir
gelombang darah. Gelombang darah ini menimbulkan denyutnya pada arteri. Sesuai
dengan kuncupnya jantung yang disebut denyut nadi atau pulse. Baik buruknya dan
teratur tidaknya denyut nadi tergantung dari kembang kempisnya jantung.
190
6. Siklus Jantung
a. Arteri pulmonalis, merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dekstra
menuju keparu – paru. Mempunyai dua cabang yaitu dekstra dan sinestra untuk paru
– paru kanan dan kiri yang banyak mengandung CO2 di dalam darahnya.
b. Vena pulmonalis, merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru – paru
masuk ke jantung bagian atrium sinistra. Di dalam berisi dalam yang banyak
mengandung O2.Pembuluh darah pada peredaran darah besar, yaitu ; aorta,
merupakan pembuluh darah arteri yang besar yang keluar dari jantung bagian
vantrikel sinistra melalui aorta asendens lalu membelok ke belakang melalui radiks
pulmonolis sinistra, turun sepanjang kolumnavertebralis menembus diafragma lalu
menurun ke bagian perut. lebih cepat berkontraksi sehingga darah lebih banyak
dialirkan keseluruhan tubuh. Kerja jantung dapat diketahui dengan jalan memeriksa
perjalan darah dalam arteri, oleh karena dinding arteri akan mengembangkan jika ke
dalamnya mengalir gelombang darah. Gelombang darah ini menimbulkan denyutnya
pada arteri. Sesuai dengan kuncupnya jantung yang disebut denyut nadi atau pulse.
Baik buruknya dan teratur tidaknya denyut nadi tergantung dari kembang kempisnya
jantung.
7. Siklus Jantung
Pembuluh darah pada peredaran darah kecil, terdiri atas :
a. Arteri pulmonalis, merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dekstra
menuju keparu – paru. Mempunyai dua cabang yaitu dekstra dan sinestra untuk paru
– paru kanan dan kiri yang banyak mengandung CO2 di dalam darahnya.
b. Vena pulmonalis, merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru – paru
masuk ke jantung bagian atrium sinistra. Di dalam berisi dalam yang banyak
mengandung O2.Pembuluh darah pada peredaran darah besar, yaitu ; aorta,
merupakan pembuluh darah arteri yang besar yang keluar dari jantung bagian
vantrikel sinistra melalui aorta asendens lalu membelok ke belakang melalui radiks
pulmonolis sinistra, turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma lalu
menurun ke bagian perut.
Jalannya arteri terbagi atas tiga bagian :
a. Aorta asendens, aorta yang naik ke atas dengan panjangnya + 5 cm, cabangnya arteri
koronaria masuk ke jantung.
191
b. Arkus aurta, yaitu bagian aorta yang melengkung arah kekiri, di depan trakea sedikit
ke bawah sampai vena torakalis IV. Cabang – cabangnya: Arteri brakia sefalika atau
arteri anomina, Arteri subklavia sinistra dan arteri karotis komunis sinistra.
c. Aorta desendens, bagian aorta yang menurun mulai dari vertebra torakalis IV sampai
vetebra lumbalis IV.
8. Bunyi Jantung
Bunyi jantung terdengar dua macam suara yaitu bunyi ritma disebabkan menutupnya
katup atrio ventrikel dan bunyi kedua karena menutupnya katup aorta dan arteri
pulmonar setelah kontraksi dari ventrikel. Bunyi pertama panjang yang kedua pendek
dan tajam.
9. Daya Pompa Jantung
Dalam keadaan istirahat jantung beredar 70 kali/menit. Pada waktu banyak pergerakan,
kecepatan jantung dicapai 150 kali/menit dengan daya pompa 20 – 25 liter/menit.
Setiap menit sejumlah volume darah yang tepat sama sekali dialirkan dari vena ke
jantung, apabila pengambalian dari vena tidak seimbang dan vantrikel gagal
mengimbanginya dengan daya pompa jantung jadi membengkak berisi darah sehingga
tekanan dalam vena naik dan dalam jangka waktu lama bisa menjadi edema.
10. Katup – katup Pada Jantung
Didalam jantung terdapat katup yang sangat penting artinya dalam susunan peredaran
darah dan pergerakan jantung manusia.
a. Valvula trikusvidalis, terdapat antara atrium dikstra dengan ventrikel dekstra yang
terdiri dari 3 katup.
b. Valvula bikuspidalis, terletak antara atrium sinistra dengan vantrikel sinistra yang
terdiri dari 2 katup.
c. Valvula semilunaris arteri pulmanalis, terletak antara ventrikel dekstra dengan arteri
polmunalis dimana darah mengalir menuju keparu – paru.
d. Valvula semilunaris aorta, terletak antara ventrikel sinistra dengan aorta dimana
darah mengalir menuju keseluruh tubuh.
2.3 Patofisiologi
Bila cadangan jantung untuk berespons terhadap stress tidak adekuat dalam memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh, maka jantung gagal untuk melakukan tugasnya sebagai pompa,
akibatnya terjadilah CHF. Jika reverasi jantung normal mengalami kepayahan dan kegagalan ,
respon fisiologis tertentu pada penurunan curah jantung adalah penting. Semua respon ini
192
menunjukkan upaya tubuh untuk mempertahankan perfusi organ vital tetap normal. Terdapat
empat mekanisme respons primer terhadap CHF meliputi :
193
Starling. Mekanisme pasti yang mengakibatkan aktivasi sistem RAA pada gagal
jantung masih belum jelas. Sistem RAA bertujuan untuk menjaga keseimbangan cairan
dan elektrolit yang adekuat serta mempertahankan tekanan darah. Renin merupakan
enzim yang disekresikan oleh sel-sel juxtaglomelurus, yang terletak berbatasan dengan
arteriol renal aferen dan bersebelahan dengan makula densa pada tubulus distal. Renin
merupakan enzim yang mengubah angiotensinogen (sebagian besar berasal dari hati)
menjadi angiotensin I. Angiotensin converting enzyme (ACE) yang terikat pada
membran plasma sel endotel akan memecahkan dua asam amino dan angiotensin I
untuk membentuk angiotensin II. Angiotensin II memiliki beberapa fungsi penting
untuk memelihara homeostatis sirkulasi yaitu merangsang konstriksi arteriol pada
ginjal dan sirkulasi sistemis, serta mereabsorbsi natrium pada bagian proksimal nefron.
Angiotensin II juga mentimulasi korteks adrenal untuk mensekresi aldosteron, yang
akan merangsang reabsorpsi natrium (dalam pertukaran dengan kalium) pada bagian
distal dari nefron, serta diusus besar, kelenjar air ludah dan kelenjar keringat. Renin
disekresi pada keadaan menurunnya tekanan darah, kekurangan natrium dan
peningkatan aktivitas simpatis ginjal (Stephen G. Ball et al., 1996). Angiotensin I
sebagian besar diubah di paru-paru menjadi angiotensin II, suatu zat presor yang paten
oleh angiotensin converting enzyme (ACE). ACE juga dapat memecah bradikinin dan
bekerja pada sejumlah peptide lain. Angiotensin II dipecah secara cepat oleh enzim
non-spesifik yang disebut angiotensinase. Angiotensin II memegang peran utama dalam
SRAA karena meningkatkan tekanan darah dengan beberapa macam cara seperti:
vasokonstriksi, retensi garam dan cairan serta takikardia. Peptida natriuretik atrial
(PNA) disekresikan oleh jantung kemudian masuk kedalam sirkulasi. Sekresinya
terutama dipengaruhi oleh peningkatan pada dinding atrium atau vertikel, biasanya
akibat peningkatan tekanan atrium dan vertikel. PNA menyebabkan dilatasi dari arteri
yang mengalami konstriksi akibat neurohormon lain serta meningkatkan ekresi garam
dan air.
3) Hipertrofi Ventrikel
Respons terhadap kegagalan jantung lainnya adalah hipertrofi ventrikel atau
bertambahnya ketebalan dinding vertikel. Hipertrofi meningkatkan jumlah sarkomer
dalam sel-sel miokardium, bergantung pada jenis beban hemodinamil yang
mengakibatkan gagal jantung. Sarkomer dapat bertambah secara paralel atau serial.
Sebagai contoh, suatu beban tekanan yang ditimbulkan oleh adanya stenosis aorta, akan
disertai penambahan ketebalan dinding tanpa penambahan ukuran ruang di dalamnya.
Respon miokardium terhadap beban volume seperti pada regugistasi aorta, ditandai
194
dengan dilatasi dan bertambahannya ketebalan dinding. Kombinasi ini diduga
merupakan akibat dari bertambahnya jumlah sarkomer yang tersusun secara serial.
195
PHATWAY
196
2.4 Etiologi
197
Faktor - faktor yang mengganggu pengisian vertikel seperti stenosis katup
atrioventrikularis dapat menyebabkan gagal jantung. Keadaan-keadaan seperti pericarditis
konstritif dan temponade jantung mengakibatkan gagal jantung melalui gabungan efek seperti
gangguan pada pengisian vertikel dan ejeksi ventrikel. Dengan demikian jelas sekali tidak ada
satupun mekanisme fisiologis atau gabungan berbagai mekanisme yang bertanggung jawab
atas terjadinya gagal jantung; efektivitas jantung sebagai pompa dapat dipengaruhi oleh
berbagai gangguan patofisiologis. Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal
jantung melalui penurunan sirkulasi yang mendadak dapat berupa aritmia,infeksi,
sistemis,infeksi paru-paru, dan emboli paru.
1. Takikardi (denyut jantung > 160 kali / menit pada anak umur dibawah 12
bulan;> 120 kali/menit pada umur 12 bulan-5 tahun
2. Hepatomegali, peningkatan vena jugularis dan edema perifer (tanda
198
kongestif)
3. Irama derap dengan crakles/ronki pada basal paru
4. Pada bayi-napas cepat (atau berkeringat, terutama saat diberi makanan pada
anak yang lebih tua-edema kedua tungkai, tangan atau muka, atau pelebaran
vena leher.
5. Telapak tangan sangat pucat, terjadi bila gagal jantung disebabkan oleh
anemia.
Kelas I : Tidak ada keterbatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak
menyebabkan keletihan atau dispnea.
Kelas III : keterbatasan nyata aktifitas fisik tanpa gejala. Gejala terjadi
bahkan saat istirahat.Jika aktivitas fisik di lakukan, gejala meningkat.
2.6 Komplikasi
Komplikasi akut gagal jantung meliputi :
1. Edema paru
2. Gagal ginjal akut
3. Aritmia
Komplikasi kronis meliputi :
1) Left bundle branch block, kelainan segmen ST/T menunjukan disfungsi ventrikel
kiri kronis.
2) Gelombang Q menunjukkan infark sebelumnya dan kelainan segmen ST
menunjukkan penyakit jantung iskemik.
3) Hipertrofi ventrikel kiri dan gelombang terbalik, menunjukkan stenosis aorta dan
penyakit jantung hipertensi.
4) Aritmia
5) Deviasi aksis ke kanan, right bundle branch block, dan hipertrofi vertikel kanan
menunjukkan disfungsi ventrikel kanan.
3. Terapi Diuretik
Selain tirah baring, klien dengan gagal jantung perlu pembatasan garam dan air serta
diuretik baik oral atau parenteral. Tujuannya agar menurunkan preload (beban awal)
dan kerja jantung. Diuretik memiliki efek antihipertensi dengan meningkatkan
pelepasan air dan garam natrium. Hal ini menyebabkan penurunan volume cairan dan
merendahkan tekanan darah.
Jika garam natrium ditahan, air juga akan tertahan dan tekanan darah akan meningkat.
Banyak jenis diuretik yang menyebabkan pelepasan elektrolit-elektrolit lainnya,
termasuk kalium, magnesium,klorida dan bikarbonat. Diuretik yang meningkatkan
ekresi kalium digolongkan sebagai diuretik yang tidak menahan kalium, dan diuretik
yang menahan kalium disebut diuretik hemat kalium.
4. Digitalis
Digitalis adalah obat utama untuk meningkatkan kontraktilitas. Digitalis diberikan
dalam dosis yang sangat besar dan dengan cepat diulang. Klien dengan gagal jantung
lebih berat mungkin mendapat keuntugan dengan terapi digitalis jangka panjang.
Mempertahankan kadar obat serum 1,54 sampai 2,56 nmol/liter.
5. Inotropik positif
Dopamin bisa juga digunakan untuk meningkatkan denyut jantung pada keadaan
bradikardi di saat tropin tidak menghasilkan kerja yang efektif pada dosis 5-20
mg/kg/menit. Dopamin sering kali diberikan dalam bentuk campuran dengan
konsentrasi 400-800 mg dalam 250 ml dekstrosa 5% dalam air dan diberikan secara IV
melalui pompa infus volumetrik untuk mendapatkan dosis yang akurat. Dobutamin
(dobutrex) adalah suatu obat simpatomimetik dengan kerja beta 1 adrenergik.
Dobutamin yang sering digunakan adalah 1000 mg dicampur dalam 250 mi dekstrosa
5% dalam air atau normalsalin.
6. Terapi Sedatif
Pada keadaan gagal jantung berat, pemberian sedative untuk mengurangi kegelisahan
dapat diberikan. Dosis phenobarbital 15-30 mg empat kali sehari dengan tujuan
mengistirahatkan klien dan memberi relaksasi pada klien.
7. Diet
201
Rasional dukungan diet adalah mengatur diet sehingga kerja dan ketegangan otot
jantung minimal, dan status nutrisi terpelihara sesuai dengan selera dan pola makan
klien dan pembatasan natrium.
202
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga, anggota
keluarga yang meninggal terutama pada usia produktif, dan penyebab kematiannya.
Penyakit jantung iskemik pada orang tua yang timbulnya pada usia muda
merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung iskemik pada keturunannya.
Riwayat pekerjaan dan kebiasaan
Perawat menanyakan situasi klien bekerja dan lingkungannya. Menanyakan
kebiasaan dan pola hidup misalnya minum alkohol atau obat tertentu. Kebiasaan
merokok dengan menanyakan tentang kebiasaan merokok, sudah berapa lama,
berapa batang perhari, dan jenis rokok.
Pengkajian Psikososial
Perubahan integritas ego didapatkan klien menyangkal, takut mati, perasaan
ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan yang tak perlu, khawatir
dengan keluarga, pekerjaan dan keuangan. Kondisi ini ditandai dengan sikap
menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku
menyerang, fokus pada diri sendiri.
Interaksi sosial dikaji terhadap adanya stres karena keluarga, pekerjaan,
kesulitan biaya ekonomi, kesulitan koping dengan stressor yang ada. Kegelisahan
dan kecemasan terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan
bernapas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik. Penurunan
lebih lanjut dari curah jantung dapat ditandai dengan insomnia atau tampak
kebinggungan.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien gagal jantung biasanya
baik atau compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan perfusi system
saraf pusat.
1. Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum klien gagal jantung biasanya didapatkan
kesadaran yang baik atau compos metis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan
yang melibatkan perfusi system saraf pusat.
B1 (Breathing)
a. Kongesti Vaskular Pulmonal
Gejala-gejala kongesti vascular pulmonal adalah dispnea, ortopnea, dispnea
noktural paroksimal, batuk, dan edema pulmonal akut.
b. Dispnea
203
Dispnea, di karakteristikan dengan pernafasan cepat, dangkal, dan keadaan
yang menunjukkan bahwa klien sulit mendapatkan udara yang cukup, yang
menekan klien. Terkadang klien mengeluh adanya insomnia, gelisah, atau
kelemahan, yang disebabkan oleh dispnea.
c. Ortopnea
Ortopnea adalah ketidakmampuan untuk berbaring datar karena dispnea,
adalah keluhan umum lain dari gagal vertikel kiri yang berhubungan dengan
kongesti vaskular pulmonal.
Perawat harus menetukan apakah ortopnea benar-benar berhubungan dengan
penyakit jantung atau apakah peninggian kepala saat tidur adalah kebiasaan
klien. Sebagai contoh bila klien menyatakan bahwa ia terbiasa menggunakan
tiga bantal saat tidur. Tetapi, perawat harus menenyakan alasan klien tidur
dengan menggunakan tiga bantal. Bila klien mengatakan bahwa ia melakukan
ini karena menyukai tidur dengan ketinggian ini dan telah dilakukan sejak
sebelum mempunyai gejala gangguan jantung, kondisi ini tidak tepat dianggap
sebagai ortopnea.
d. Batuk
Batuk iritatif adalah salah satu gejala kongesti vascular pulmonal yang sering
terlewatkan, tetapi dapat merupakan gejala dominan. Batuk ini dapat produktif,
tetapi biasanya kering dan pendek. Gejala ini dihubungkan dengan kongesti
mukosa bronkial dan berhubungan dengan peningkatan produksi mukus.
e. Edema pulmonal
Edema pulmonal akut adalah gambaran klinis paling bervariasi dihubungkan
dengan kongesti vascular pulmonal. Ini terjadi bila tekanan kapiler pulmonal
melebihi tekanan yang cenderung mempertahankan cairan di dalam saluran
vaskular (kurang lebih 30 mmHg). Pada tekanan ini, terdapat transduksi cairan
ke dalam alveoli, yang sebaliknya menurunkan tersediannya area untuk
transport normal oksigen dan karbondioksida masuk dan keluar dari darah
dalam kapiler pulmonar. Edema pulmonal akut dicirikan oleh dispnea hebat,
batuk, ortopnea, ansietas dalam, sianosis, berkeringat, kelainan bunyi
pernapasan, sangat sering nyeri dada dan sputum berwarna merah mudah, dan
berbusa dari mulut. Ini memerlukan kedaruratan medis dan harus ditangani.
B2 (Blood)
a. Inspeksi
204
Inspeksi tentang adanya parut pada dada, keluhan kelemahan fisik, dan adanya
edema ekstermitas.
b. Palpasi
Denyut nadi perifer melemah. Thrill biasanya ditemukan.
c. Auskultasi
Tekanan darah biasanya menurunkan akibat penurunan volume sekucup.
Bunyi jantung tambahan akibat kelainan katup biasanya ditemukan apabila
penyebab gagal jantung adalah kelainan katup.
d. Perkusi
Batas jantung mengalami pergeseran yang menunjukkan adanya hipertrofi
jantung (kardiomegali).
205
periode pengisian ventrikel pasif yang cepat. Suara ini juga terdengar paling
baik dengan bell stetoskop yang diletakkan tepat apeks, akan lebih baik dengan
posisi klien berbaring miring kiri, dan pada akhir ekspirasi. Crackles atau
ronkhi basah halus secara umum terdengar pada dasar posterior paru dan
sering dikenali sebagai bukti gagal vertikel kiri. Sebelum crackles ditetapkan
sebagai kegagalan pompa jantung, klien harus diinstruksikan untuk batuk
dalam yang bertujuan membuka alveoli basilaris yang mungkin mengalami
kompresi karena berada di bawah diafragma.
g. Disritmia
Karena peningkatan frekuensi jantung adalah respons awal jantung terhadap
stress, sinus takikardia mungkin dicurigai dan sering ditemukan pada
pemeriksaan klien dengan kegagalan pompa jantung. Irama lain yang
berhubungan dengan kegagalan pompa meliputi konstraksi atrium prematur,
takikardia atrium proksimal, dan denyut vertikel prematur. Kapan pun
abnormalitas irama terdeteksi, seseorang harus berupaya untuk menemukan
mekanisme dasar patofisiologisnya, kemudian terapi dapat direncanakan dan
diberikan dengan tepat.
h. Distensi Vena Jugularis
Bila vertikel kanan tidak mampu berkompensasi, maka akan terjadi dilatasi
ruang, peningkatan volume dan tekanan pada diastolik akhir vertikel kanan,
tahanan untuk mengisi vertikel, dan peningkatan lanjut pada tekanan atrium
kanan. Peningkatan tekanan ini sebaiknya memantulkan ke hulu vena kava dan
dapat diketahui dengan peningkatan pada tekanan vena jugularis. Klien
diinstruksikan untuk berbaring ditempat tidur dengan kepala tempat tidur
ditinggikan antara 30 sampai 60 derajat, kolom darah di vena-vena jugularis
eksternal akan meningkat. Pada orang normal, hanya beberapa millimeter di
atas batas atas klavikula, namun pada klien gagal vertikel kanan akan tampak
sangat jelas dan berkisar 1 sampai 2 cm.
i. Kulit dingin
Kegagalan arus darah ke depan (forward failure) pada ventrikel kiri
menimbulkan tanda-tanda yang menunjukkan berkurangnya perfusi ke organ-
organ. Karena darah dialihkan dari organ-organ nonvital ke organ-organ vital
seperti jantung dan otak untuk mempertahankan perfusi organ-organ seperti
kulit dan otot-otot rangka. Kulit tampak pucat dan terasa dingin karena
206
pembuluh darah perifer mengalami vasokonstriksi dan kadar hemoglobin yang
tereduksi meningkat. Sehingga akan terjadi sianosis.
j. Perubahan nadi.
Pemeriksaan denyut arteri selama gagal jantung menunjukkan denyut yang
cepat dan lemah. Denyut jantung yang cepat atau takikardia, mencerminkan
respons terhadap perangsangan saraf simpatis. Penurunan yang bemakna dari
curah sekuncup dan adanya vasokonstriksi perifer mengurangi tekanan nadi
(perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik), sehingga menghasilkan
denyut yang lemah atau theready pulse. Hipotensi sistolik ditemukan pada
gagal jantung yang lebih berat. Selain itu, pada gagal jantung kiri yang berat
dapat timbul pulsus alternans (suatu perubahan kekuatan denyut arteri). Pulsus
alternans menunjukkan gangguan fungsi mekanis yang berat dengan
berulangnya variasi denyut ke denyut pada curah sekuncup.
B3 (Brain)
Kesadaran klien biasanya compos mentis, didapatkan sianosis perifer apabila
gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif klien meliputi wajah meringis,
menangis, merintih, meregang, dan menggeliat.
B4 (Bladder)
Pengukuran volume keluaran urine selalu dihubungan dengan intake cairan.
Perawat perlu memonitor adanya oliguria karena merupakan tanda awal dari syok
kardiogenik. Adanya edema ekstermitas menandakan adanya retensi cairan yang
parah.
B5 (Bowel)
a. Hepatomegali
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena di hepar. Bila proses ini berkembang, maka tekanan dalam
pembuluh portal meningkat, sehingga cairan terdorong keluar rongga
abdomen, yaitu suatu kondisi yang dinamakan asites. Pengumpulan cairan
dalam rongga abdomen ini dapat menyebabkan tekanan pada diafargma dan
distress pernapasan.
b. Anoreksia
Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi akibat pembesaran vena
dan statis vena di dalam rongga abdomen.
B6 (Bone)
a. Edema
207
Edema sering dipertimbangkan sebagai tanda gagal jantung ditandai dengan
gagal vertikel kanan . Akibat ini terutama lansia yang menghabiskan waktu
mereka untuk duduk di kursi dengan kaki tergantung sehingga terjadi
penurunan tugor jaringan subkutan yang berhubungan dengan usia lanjut, dan
mungkin penyakit vena pimer seperti varikositis, edema pergelangan kaki
dapat terjadi yang mewakili faktor ini daripada kegagalan ventrikel kanan. Bila
edema tampak dan berhubungan dengan kegagalan di vertikel kanan,
bergantung pada lokasinya. Bila klien berdiri atau bangun, edema akan
ditemukan secara primer pada pegelangan kaki dan akan terus berlanjut ke
bagian atas tungkai bila kegagalan makin buruk. Bila klien berbaring di tempat
tidur, bagian yang bergantung adalah area sacrum. Manifestasi klinis yang
tampak meliputi edema ekstermitas bawah (edema dependen), yang biasanya
merupakan piting edema, pertambahan berat badan, hepatomegali (pembesaran
hepar), distensi vena leher, asites (penimbunan cairan didalam rongga
peritoneum), anoreksia dan mual, nokturia, serta kelemahan.Edema sakral
sering jarang terjadi pada klien yang berbaring lama. Pitting edema adalah
edema yang akan tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan dengan ujung
jari, dan akan jelas terlihat setelah terjadi retensi cairan minimal 4,5 kg.
b. Mudah lelah
Klien dengan gagal jantung akan cepat merasa lelah, hal ini terjadi akibat
curah jantung yang berkurang yang dapat menghambat sirkulasi normal dan
suplai oksigen ke jaringan dan menghambat pembuangan sisa hasil
katabolisme. Juga terjadi akibat meningkatnya energi yang digunakan untuk
bernapas dan insomnia yang terjadi akibat distress pernapasan dan batuk.
Perfusi yang kurang pada otot-otot rangka menyebabkan kelemahan dan
keletihan. Gejala-gejala ini dapat dipicu oleh ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit atau anoreksia.
208
cairan intertestial
211
3. Resiko tinggi Definisi : Observasi
gangguan Oksigenasi dan atau 1, Monitor kecepatan aliran
pertukaran gas yang eliminasi karbondioksida oksigen
berhubungan pada membrane alveolus 2, monitor posisi alat terapi
dengan perembesan kapiler dalam batas oksigen
cairan, kongesti normal 3, monitor oksigen secara
paru akibat Ekspektasi meningkat periodic dan pastikan fraksi
sekunder dari Setelah dilakukan yang di berikan cukup
perubahan membran tindakan keperawatan 4, monitor tanda tanda
kapiler alveoli dan selama 2X 24 jam di hipoventilasi
retensi cairan dapatkan dengan kriteria 5, monitor tannda dan
intertestial hasil: gejala terjadi nya toksik
Kategori : fiiologis 1, tingkat kesdaran 6, monitor interegitas
Sub kategori : meningkat mukosa
respirasi 2, dispnoe menurun Terapeutik
Definisi : kelebihan 3, bunyi nafas tambahan 1, bersihkan secret pada
atau kekurangan menurun mulut
oksigenasi dana 4,pusing menurun 2, pertahankan kepatenan
atau eliminasi 5, gelisah menurun jalan nafas
karbondioksida 6, pco2 membaik 3, siapkandan atur
pada membrane al 7, po2 membaik pemberian oksigen
veolus kapiler Ph arteri membaik 4, berikan oksigen
Penyebab : 8, sianosi membaik tamabhan
Ketidak seimbangan 9, pola nafas membaik Edukasi
ventilasi perfusi 1, ajarkan pasien dan
Perubahan keluaraga cara
membrane alveolus menggunakan oksigen pada
kapiler saat di rumah
Gejala dan tanda kolaborasi
mayor Kolaborasi penentuan
Subyektif oksigen
1, dispnoe Kolaborasi penentuan
obyeektif : oksigen saat aktivitas
1, pco2 meningkat
atau menurun
2, po2 menurun
3, takikardi
4, ph arteri
meningkat atau
menurun
5, bunti nafas
tambahan
Gejala dan tanda
minor
Subyektif
1, pusing
2, pengelihan kabur
Obyektif
Sianosis,
diaphoresis,
gelisah , nafas
cuping hidung, pola
212
nafas abnormal
kesadaran menurun
213
1.4 IMPLEMENTASI
NO DIAGSONA HARI/ WAKTU IMPLEMENTASI RESPON TANDA
TGL TANGAN
1 resiko Selasa 08.00 –09.00 1.mengobersavasi RR: 26kali per
tinggi 13/04/2 tanda – tanda vital menit
penurunan 021 pasien terutama RR, N: 121x per
curah kemudian spo2, menit
2.menganjurkan ke TN M
jantung b/d
pasien untuk mengerti tentang
kontraktilis melakukan Tarik nafas cara mengatasi
asi, irama, Dallam jika sesak jika terjadi sesak
konduksi 3. menganjurkan ke mendadak,
elektrikal keluarga pasien agar keluaraga pasien
perubahan penunggu jangan yang menunggu
frekuensi, teralul banyak agar juga hanya satu
oksigen yang di hirup orang minum
pasien tetap stabil pelan pelan dan
12.00- 13.00 1.Menganjurkan sedikit- sedikit
pasien untuk selalu Ijn lasik 3x
rilek sambil Tarik 2amp
nafas dalam
2.memberikan obat
antidiuretic untuk
mengrangi sesak dan
memonitoring intake
output
17.00- 18.00 1. menganjurkan 1, pasien
pasien untuk tidur melakukann hal
dengan posisi setengah itu dan mengerti
duduk bahwa posisi
setengah duduk
akan
mengurangi
sesak
214
ringan
hingga berat
yang
beralngsung
kuarng dari 3
bulan
12.00- 13.00 1, mengajarakn ke Skala yeri 4
pasien dan keluarga Rr 26 kali per
pasien jika muncul menit
nyeri dada maka
jangan panic harus
rileks dan melakukan
Tarik nafas dalam dan
tetap tenang sambil
diualng
14.04.2021 minggu
15.00 S: pasien mengatakan
resiko tinggi penurunan curah
sudah tidak sesak
jantung b/d kontraktilisasi, irama, seealah di ajarkan
konduksi elektrikal perubahan teknik rileksasi dan
frekuensi, pemberian antidiuretic
serta pemakainya baju
yang tipis
O: S: 37,2, N: 120 X
PER MENIT
- Wajah anak
mulai tidak
menyeringai
lagi
- Pasien mulai
tenang
- Akral hkm
A: MX teratasi
P: intervensi di
215
hentikan sambil dalam
pemantauann
2 13.04.2021 sabtu jam Nyeri b.d kurangnya suplai darah ke S: px mengatakan
15.00 miokardium, perubahan badan lemas setiap
metabolisme, peningkatan produksi malam seleruh badan
asam laktat linu linu
O: s: 37,2 , n: 121 x per
menit rr 26 kali per
menit
- Wajah tampak
menyeringai
- Skala nyeri 4
- Setipa malam
hari selalu
muncul nyeri
dada
A: mx teratasi sebagian
P: intervensi di
13.04.2021/ selasa lanjutkan no 1-4
Nyeri b.d kurangnya suplai darah ke
miokardium, perubahan
metabolisme, peningkatan produksi S: px mengatakan rasa
asam laktat nyeri dadanya mulai
hlang sudah membaik
aktivitas sudah muali
ada
O: s: 37, ni 121 x per
menit
- Wajah mulai
tenang
- Skala nyeri
turun 2-3
- Malam juga
tidurnya
nyeynyak
A: mx teratasi
P: intervensi di
hentikan
216
BAB 3
KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
3.1 Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab
3.2 Media
3.2.1 Materi disampaikan secara lisan
3.2.2 Rekam Medis pasien
3.2.3 Sarana diskusi :
- Alat tulis
- Kertas
- LCD
3.3 Pelaksanaan
Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/Tanggal : Kamis, 15 April 2021
Waktu : Jam 08.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Ar Rhoudhoh lantai 2
Materi : CHF ( Chronic Hearth Failure)
3.4 Pengorganisasian
Penanggung jawab : Rizki Akbar
Kepala Ruangan : Merry Yuni
Konselor : Anita
Dokter : Pradistya
Ahli Gizi : Umi Mucharromah
PP : Moch.Aris Hasyim
PA1 : Yudha
PA2 : Rahayu Sutanti
Pembimbing Akademik : Nur Mukarromah
Supervisor : Sutik Winarsih
Notulen : Ummatul Ulyah
217
Observer : Sugeng Wicaksono, Fahmi Amrullah
Dokumentasi : Rengga Rindayusari, Isnawati
218
c. Hasil
a) Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah
klien.
b) Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan dilaksanakan.
Validasi Data :
Memberi salam dan
memperkenalkan tim ronde Karu, konselor,
kepada klien dan keluarga PP1, PP2, PA.
Validasi data yang telah Tim gizi, dan
disampaikan dengan dokter.
melibatkan keluarga
15 menit PP lain menanyakan dan Nurse Konselor
memberi masukan Station
Konselor memberi justi-
fikasi,reinforcement
219
mengenai kebenaran dari
masalah dan intervensi
Paska 5 menit keperawatan serta tindakan Karu, konselor,
ronde PP1, PP2, PA.
Diskusi/Tanya jawab
Diskusi antar anggota tim
tentang masalah
keperawatan, dan tindak
lanjut pengobatan
Menentukan tindakan
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah
ditetapkan
Evaluasi dan rekomendasi
intervensi keperawatan
Penutup
3.7 Evaluasi
3.7.1 Evaluasi Struktur :
Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Ar-Rroudho lantai 2 RS Siti
Khadijah Sepanjang Cabang Muhammadiyah Sidoarjo.
Persyaratan administratif ( inform consent, alat dan lainnya )
Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan
Persiapan dilakukan satu hari sebelumnya.
3.7.2 Evaluasi Proses :
Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
3.7.3 Evaluasi Hasil :
Klien puas dengan hasil kegiatan.
Masalah klien dapat teratasi.
Perawat dapat :
- Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
220
- Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien.
- Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
- Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
- Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa
keperawatan.
- Meningkatkan kemampuan justifikasi
- Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
- Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana
asuhan keperawatan
221