Anda di halaman 1dari 225

LAPORAN DESEMINASI AKHIR PRAKTEK PROFESI MANAJEMEN

KEPERAWATAN DI RUANG AR.ROUDHOH LANTAI II RS SITI KHODIJAH


SEPANJANG PERIODE 12-15 april 2021 S/D 19- 22 april 2021

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 3, 4, 5
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Fahmi amrullah (20204663031)
Anita (20204663011)
Pradistya Winata H (20204663070)
Ummi m (20204663098)
Moch aris hasyim (20204663054)
Sugeng w (20204663090)
Rengga rinda (20204663077)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)

PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Desiminasi Awal Praktik Profesi Manajemen Keperawatan di Ruang


Paviliun Roudhoh di RS Siti Khodijah Sepanjang pada tanggal 12 – 22 APRIL 2021 ini
telah di periksa dan di setujui isi serta susunannya,sehingga dapat di ajukan dalam
desiminasi awal pada stase managemen keperawatan program studi Ners Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadyah Surabaya

Surabaya, 12 APRIL 2021

Kelompok 3,4,5
Mengetahui,

Kepala Bidang Keperawatan Karu Area Roudhoh

(Rini Widayanti,S.Kep.,Ns) (Sutik Winarsih, S.Kep.,Ns)

Pembimbing Akademik
Universitas Muhammadiyah Surabaya

( Dr. Nur mukaromah SKM .,M.Kes.,)

ii
DAFTAR ISI
Cover………………… ……………………………………………………………. i
Lembar Pengesahan……...………………………………………………………... ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………... iii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………........... 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan Kegiatan…………………………………………………………… 2
1.3 Manfaat ……………………………………………………….................... 3

BAB 2 PENGKAJIAN…………………………………………………………… 5
2.1 Visi, Misi, Motto, Nilai, Falsafah dan Tujuan RS Siti Khodijah Sepanjang.. 5
2.1.1 Visi RS Siti KhodijahSepanjang………………………………… 5
2.1.2 Misi RS Siti KhodijahSepanjang…………………………………. 5
2.1.3 Motto RS Siti KhodijahSepanjang………...................................... 5
2.1.4 Nilai RS Siti KhodijahSepanjang………...……………………… 5
2.1.5 Falsafah RS Siti KhodijahSepanjang…...………………………... 5
2.1.6 Tujuan RS Siti KhodijahSepanjang....…………………………... 6
2.1.7 Pedoman Keperawatan RS Siti KhodijahSepanjang…………….. 6
2.2 Pengumpulan Data………………………………………………………….. 7
2.2.1 Tenaga dan Pasien(M1-Man)……………………………………. 7
2.2.2 Sarana danPrasarana……………………………………………… 25
2.2.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan(M3-Method)…………. 42
2.2.4 Sumber Keuangan(M4-Money)………………………………….. 48
2.2.5 Marketing(M5-Mutu)……………………………………………. 50
2.3 Analisa SWOT tentang Manajemen Keperawatan………………………….. 67
2.4 Diagram Layang Analisa SWOT…………………………………………… 81
2.5 Identifikasi Masalah ……………………………………………………… 83
2.6 Prioritas Masalah ………………………………………………………….. 84
2.7 Plain Of Action……………………………………………………………… 85

BAB 3 PERENCANAAN…………………………………………………………. 89
3.1 Pengorganisasian………………………………………………………… … 89
3.2 Strategi Kegiatan…………………………………………………………… 89
3.2.1 Model Asuhan KeperawatanProfesional…………………………. 89
3.2.2.1 Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional(MAKP)... 92
3.2.2.2 TimbangTerima………………………………………………. 93
3.2.2.3 RondeKeperawatan………………………………………….. 97
Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru Praktik Profesi Manajemen Keperawatan Di
Ruang Ar-Roudho Rs Siti Khodijah Sepanjang ......................................................... 120
Proposal Timbang Terima Praktik Profesi Manajemen Keperawatan Di Ruang Ar
Roudho Siti Khodijah Sepanjang ................................................................................. 138
Proposal Pelaksanaan Sentralisasi Obat Praktik Profesi Manajemen Keperawatan Di
Ruang Ar-Roudho Rs Siti Khodijah Sepanjang ............................................................ 151
Discharge Planning Praktik Profesi Manajemen Keperawatan Di Ruang Ar Roudho
Rs Siti Khodijah Sepanjang ........................................................................................... 160
Proposal Supervisi Keperawatan Praktik Profesi Manajemen Keperawatan Di Ruang
Ar-Roudho Siti Khodijah Sepanjang ............................................................................. 168
Proposal Ronde Keperawatan Praktik Profesi Manajemen Keperawatan Di Ruang Ar
Rhoudhoh Rs Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang ................................. 179

iii
iv
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Rumah sakit merupakan salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun, rumah sakit
sering kali mengalami permasalahan yang menyangkut tentang ketidakpuasan
masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit yang dianggap kurang memadai. Pelayanan
keperawata merupakan salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian dalam rangka
menjaga dan meningkatlkan mutu pelayanan rumah sakit (Hidayat, 2014).
Manajemen keperawatan menjadi suatu kebutuhan dalam meningkatkan
pelayanan rumah sakit. Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi
melalui upaya orang lain itu untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen keperawatan
di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan
pada masa mendatang. Hal ini berkaitan dengan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara professional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metoda
perlakuan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduannya
dapat saling menopang (Nursalam, 2016).
Manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil. Manajemen keperawatan berkaitan dengan
konsep pengelolaan bahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa
rencana strategis melalui pendekatan pengumpulan data, pelaksanaan secara
professional, khususnya dalam pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) dan melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2016).
Penerapan model asuhan keperawatan professional atau MAKP dapat menjadi
salah satu pendukung dalam meningkatkan pelayanan keperawatan. Hubungan yang
baik antara pasien danperawat dapat dilakukan apabila menerapkan suatu model asuhan
keperawatan yang baik. Dengan demikian, maka pelayanan pasien menjadi sempurna
sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien selama di rumah sakit (Hidayah,2014).
MAKP ideal yang saat ini dapat dilakukan dalam pelayanan kepada masyarakat
adalah metode Primary Nursing. Metode Primary Nursing merupakan suatu metode
yang memberikan tugas kepada satu orang perawat untuk bertanggung jawab kepada
sekelompok pasien secara penuh dari pasien masuk sampai keluar Rumah Sakit. Metode
primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan

1
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
Langkah konkret pengelolaan yang dapat digunakan dalam peningkatan
pelayanan keperawatan profesional berupa penataan sistem MAKP yang meliputi
ketenagaan/pasien, penetapan sistem MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan
dengan menerapkan prinsip SME (sesuai standar, mudah dilaksanakan, efektif dan
efisien).
Model keperawatan profesional ini mampu mendorong keperawatan dalam
memperjelas deskripsi kerja, meningkatkan kemampuan keperawatan dalam
mendiskusikan masalah dengan tenaga kesehatan yang lain dan membantu keperawatan
untuk lebih bertanggung gugat secara profesional terhadap tindakannya
(Nursalam,2016).
Dari hasil pengkajian pada tanggal 12 – 22 APRIL 2021pelaksanaan
pengorganisasian di Ruang Paviliun Roudhoh lantai 2 RS Siti Khodijah Sepanjang
Surabaya. Berdasarkan fenomena diatas, maka kami mencoba untuk menerapkan Model
Asuhan Keperawatan Profesional dengan metode Primer untuk memaksimalkan MAKP
yang sudah diterapkan di Ruang Paviliun Roudhoh dan perawat dapat
bertanggungjawab penuh terhadap pasien kelolaannya secara berkelanjutan, sehingga
kondisi pasien dapat dipantau dengan baik.
1.2 Tujuan
1.2.1 TujuanUmum

Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, diharapkan mahasiswa


mampu mengelola ruang rawat inap beserta tenaga dan lingkungan sekitar dengan
mengedepankan prinsip manajemen Keperawatan.
1.2.2 TujuanKhusus
1 Menganalisa kebutuhan tenaga di Ruang Paviliun Roudhoh RS Siti
Khodijah sepanjang

2 Melakukan pengkajian diRuang Pav Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang


dengan pendekatanM1-M5.
3 Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisaSWOT.
4 Menentukan rumusanmasalah.
5 Meyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian
model asuhan keperawatan professional dengan pendekatan M1-M5 dengan
model MAKP Tim :

2
1) Timbang terima
2) Supervisi
3) Ronde Keperawatan
4) Discharge Planning
5) Sentralisasi Obat
6) Dokumentasi Keperawatan
7) Penerimaan Pasien Baru.

6 Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil


pengkajian model asuhan keperawatan professional dengan pendekatan M1-
M5 dengan model MAKP Tim .
7 Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian model asuhan keperawatan professional dengan pendekatan
M1-M5 dengan model MAKP Tim.
1.3 Manfaat

1 Bagi Mahasiswa

Mendapatkan ilmu atau pengetahuan baru dalam mengelola ruang rawat


inap beserta tenaga dan lingkungan sekitar dengan mengedepankan
prinsip manajemen keperawatan profesional.

3
2 Bagi Pasien

Tercapainnya tingkat kepuasan klien yang optimal selama klien di Ruang


Paviliun Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang.
3 Bagi Perawat
1) Tercapainya tingkat kepuasan kerja yangoptimal.
2) Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien
sertakeluarga.
3) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diriperawat
4 Bagi Rumah Sakit
1) Mengetahui masalah-masalah yang ada di Ruang Pav Roudhoh di
RS Siti Khodijah Sepanjang yang berkaitan dengan pelaksanaan
asuhan keperawatanprofessional.
2) Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencanastrategi.
3) Mempelajari penerapan model asuhan keperawatan professional
(MAKP)

4
BAB 2 PENGKAJIAN

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang meliputi
pengumpulan data, analisis SWOT, dan identifikasi masalah.

2.1 Visi, Misi, Motto, Nilai, Falsafah dan Tujuan RS Siti Khodijah Sepanjang
2.1.1 Visi RS Siti Khodijah Sepanjang

Terwujudnya Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang yang


unggul, professional, dan islami tahun 2022.
2.1.2 Misi RS Siti Khodijah Sepanjang

Adapun dalam rangka mencapai visi yang telah ditentukan, Rumah Sakit Siti Khodijah
Muhammadiyah Cabang Sepanjang membuat beberapa misi yaitu :

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang Unggul dibidang


Trauma Centre Care, Heart Care, Intensive Care dan
CancerCare.
2. Menyelenggarakan pendidikan-penelitian yang terintegrasi.
3. Mewujudkan SDI yang handal dan berakhlakmulia.
4. Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien berkelanjutan.
5. Melaksanakan dakwah islamiyah amar makruf nahimunkar.
2.1.3 Motto Rs Siti Khodijah Sepanjang

“ Ikhlas dan ikhsan dalam pelayanan”.

2.1.4 Nilai RS Siti Khodijah Sepanjang


1. Profesionalisme
2. kemitraan dankebersamaan
3. keperdulian dankenyamanan
4. amanah
2.1.5 Falsafah RS Siti Khodijah Sepanjang

Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang mempunyai


falsafah sebagai sarana Dakwah Islamiyah Amar Makruf Nahi Munkar dan sosial
kemasyarakatan serta tidak berorientasi pada keuntungan bisnis semata. Dengan
berkembangnya zaman, RS Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang dikelola
secara professional untuk memperoleh hasil yang maksimal. Orientasi pelayanan yang
berfokus pada pasien merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas pelayanan
medik. Disamping upaya lainnya berupa perencanaan secara komprehensif serta upay-
5
upaya dengan kegiatan yang sesuai dengan visi misi Persyarikatan Muhammadiyah
Cabang Sepanjang.
2.1.6 Tujuan RS Siti Khodijah Sepanjang

Rumah sakit Siti Kodijah Muhammadiyah cabang Sepanjang dalam mewujudkan


misinya menetapkan tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan pelayanan
penunjang non medis yang prima yang berorientasi pada kepuasanpelanggan.
2. Meningkatkan strategi marketing dan jalin harmonisasi CSR
3. Meningkatkan kopetensi SDI di segala bidang.
4. Melaksanakan aliansi stratejik dengan organisasi daninstansi.
5. Memanfaatkan system informasi untuk peningkatan pelayanan dan menajemen
administrasi.
6. Mengembangkan pelayanan preventif, komplementer dan estetika sesuaisyariah.
7. Lengkapi sarana dan prasarana sesuai dengan standar RumahSakit.
8. Tingkatkan kemampuan manajemen Rumah Sakit secara optimal untuk mencapai
penerapan akreditasi RS Pendidikan.
9. Meningkatkan pengembangan dakwah Islamiyah amar makruf nahi mungkar.
2.1.7 Pedoman Keperawatan RS Siti KhodijahSepanjang

Berikut data dari Standart Operasional Keperawatan

1. Mengutamakan kesehatan dan kepentingan pasien.


2. Ikhlas dan bangga mengembangkan tanggung jawab sebagai perawat anggota tim
pelayanan kesehatan.

6
3. Berfikir sebelum dan selama ataupun sesudah melakukan tindakan
profesional
4. Mampu mengendalikandiri
5. Patuh pada peraturan atau ketentuan yang berlaku
6. Tepat dalam pemberianobat:
1) Tepat pasien.
2) Tepat Obat (baca etika obat 2 – 3kali).
3) Tepat dosis, tepat cara, tepat waktu.
4) Selalu waspada efek samping obat.
7. Memegang teguh rahasia jabatan.
8. Selalu melibatkan pasien dalam setiap tindakan.
9. Merawat pasien berdasarkan ilmu dan seni, perawat disertai
senyum, sapa, salam, dansopan.
10. Selalu menjaga kebersihan individu dilingkungan.
2.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan tanggal 12-22 APRIL 2021,


meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana, MAKP, sumber keuangan, dan
pemasaran (marketing). Data yang didapat dianalisis menggunakan
analisis SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian
dipilih satu sebagai prioritas masalah.
2.2.1 Tenaga dan Pasien (M1 -Man)

Model Asuhan Keperawatan Profesional yang saat ini sedang


dikembangkan oleh management ruang Roudhoh adalah model Tim. Hal
ini disesuaikan dengan sumber daya manusia yang dimiliki dan
karakteristik ketergantungan klien yang dirawat di ruang Paviliun
Roudhoh. Analisis ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga
keperawatan dan non keperawatan, tenaga kesehatan S1 Keperawatan 4
orang, tenaga DIII Keperawatan sebanyak 12 orang.

7
1. Tugas Pokok dan Fungsi
1) Kepala Ruangan

Tugas Pokok : Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di


ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya. Uraian Tugas :

1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi:


1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta tenaga lain sesuai
kebutuhan.
2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang di perlukan sesuai
kebutuhan.
3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang akan
di selenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruangrawat.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawat dan tenaga lain sesuai
kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yangberlaku.
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga
lain yang akan bekerja di ruangrawat.
4) Member pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan/standar.
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama
dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di ruangrawat.
5) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga
lain yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
6) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan antara
lain melalui pertemuan ilmiah.

8
7) Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapai pelayanan
yangoptimal.
8) Menyususn permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obatdan bahan lain
yang diperlukan di ruangrawat.
9) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam
kegiatan siappakai.
10) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan.
11) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya meliputi
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan vasilitas yang
ada cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari diruangan.
12) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk
pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan, serta menyampaikan
kepada staf untuk melaksanakannya.
13) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk memudahkan
pemberian asuhankeperawatan.
14) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yangdihadapinya.
15) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatanberlangsung.
16) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam
bataskewenangan.
17) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
18) Memelihara dan mengembangkan system pencatatandan pelaporan asuhan
keperawatan system pencatatan d pelaporan asuhan keperawatan dan
kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar untuk tindakan
selanjutnya
19) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruangan yang lain, seluruh
kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan kepala unit diRS.
20) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,
pasien dan keluarganya, sehingga memberikan ketenangan.
21) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasienruangan. Memeriksa dan

9
meneliti pengisian daftar permintaan makanan berdasarkan macam dan jenis
makanan pasien, kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian
sesuai dengandiitnya.
22) Memelihara buku register dan berkas catatanmedic.
23) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan asuhan
keperawatan serta kegiatan lain diruang perawat.

3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi :

1) Mengawasi dan menilai asuhan keperawatan yang telah ditentukan.


2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dibidangperawaatan.
3) Mengawasi dan mengendalikan penyalahgunaan peralatan perawatan serta
obat-obatan secara efektif danefisien.
4) Mengawasi pelaksanaan sistim pencatatn dan pelaporan kegiatan asuhan
keperawatan serta mencatat kegiatan lain diruangrawat.
2) Perawat Primer
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprenshif.

2. Membuat tujuan daan rencakan keperawatan

3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.

4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang di berikan


oleh disiplin ilmu lain maupun perawatlain.

5. Mengevaluasi keberhasilan asuhankeperawatan.

6. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social


dimasyarakat.

7. Membuat jadwal perjanjianklinik.

8. Mengadakan kunjungan rumah bilaperlu.

9. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan


pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar rumahsakit.

10. Mengikuti timbang terima.

11. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.

12. Membuat tujuan dan rencanakeperawatan.

10
13. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama iadinas.

14. Mengkomunikasikan atau mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan


oleh disiplin lain maupun perawatlain.

15. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.

16. Menerima dan menyesuaikan rencana.

17. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.

18. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.

19. Membuat jadwal perjanjian klinik.

20. Mengadakan kunjungan rumah.

21. Melaksanakan sentralisasi obat.

22. Mendampingi visite.

23. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan


perawat associate. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala
ruangan

24. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.

25. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang di berikan


oleh disiplin ilmu lain maupun perawatlain.

26. Mengevaluasi keberhasilan asuhankeperawatan.

27. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.

28. Membuat jadwal perjanjian klinik

29. Mengadakan kunjungan rumah bilaperlu.

30. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan


pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar rumahsakit.

31. Mengikuti timbang terima.

32. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.

33. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.

11
34. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama iadinas.

35. Mengkomunikasikan atau mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan


oleh disiplin lain maupun perawatlain.

36. Mengevaluasi keberhasilan yangdicapai.

37. Menerima dan menyesuaikanrencana.

38. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.

39. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.

40. Membuat jadwal perjanjian klinik.

41. Mengadakan kunjungan rumah.

42. Melaksanakan sentralisasi obat.

43. Mendampingi visite.

44. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala


ruangan dan perawat associate.

45. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepalaruangan.

12
1) Perawat Assosiate
Tugas pokok:
1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan
dengan sentuhan kasih sayang.
1) Melaksanakan tindakan perawatan yang telah disusun.
2) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telahdiberikan.
3) Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan respon klien
pada catatankeperawatan.
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggungjawab
1) Pemberian obat.
2) Pemeriksaan laboraturium.
3) Persiapan klien yang akandioperasi.
3. Memperhatiakan keseimbangan kebutuhan fisik, mental daan spiritual dari
klien
1) Memelihara kebersihan klien danklien.
2) Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
3) Pendekatan komunikasi terapeutik.
4. Mempersiapkan klien secara fisik mental untuk menghadapi tindakan
perawatan dan pengobatan serta diagnostik
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannya
6. Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut.
7. Membantu kepala ruaangan dalam ketatalaksanaan ruangan secara
administrasitif
1) Menyiapkan data klien baru, pulang ataumeningggal.
2) Sensus harian danformulir.
3) Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
8. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan
9. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan,
kenyaman dan keindahatanruangan.

13
10. Melaksanakan tugas dinas pagi/sore/ malam secarabergantian
11. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan
denganpenyakitnya.
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan
maupuntertulis.
13. Membuat laporanharian.
14. Mengikuti timbangterima.
15. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
16. Melaksaanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer.
17. Berorganisasi dengan perawat assosiate lain dan perawat primer.
18. Malakukan evaluasiformatif.
19. Pendokumentasian tindakan dan catatat perkembanganpasien.
20. Melaporkaan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada
perawatprimer.

Gambaran Ketenagaan

1.) Tenaga Keperawatan


Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Roudhoh RS Siti Khodijah
Sepanjanng

No Nama Jabatan Jenjang Pendidikan Pelatihan dan Seminar


Karir terakhir
1 Sutik KA Area PK III S.Kep.Ns 1. Nicu Rscm 2014
Winarsih, 2. Ponek P2kt Rsud
S.Kep.,Ns Soetomo2016
3. Pmba Dinkes Sda
2019
4. Update SwunIdai 2018

2 Triana PJ PK III AMK CI, IHT, BLS,5S


Listyorini
3 Diana KATIM PK III AMK IHT,BLS,5S
Fitriyah
4 Ary KATIM PK III AMK IHT, 5S
ekawati
5 Yeni KATIM PK III AMK IHT,5S,
rahmawati
6 Faridatul KATIM PK III Amd keb IHT,5S,MIDEFERY
Ula
7 Suliswati Perawat PK II AMK IHT,5S,
Pelaksana
8 Sri Perawat PK II S,Kep,NS IHT,5S

14
Wahyuni Pelaksana
9 Tyas Perawat PK II AMK IHT,5S
anggreani Pelaksana
10 Riza Perawat PK II AMK IHT,5S
Dahniar Pelaksana
11 Ryan Perawat PK II S,Kep,Ns IHT,5S
Priambodo Pelaksana
12 Dedik Perawat PK II S,Kep, Ns IHT,5S,ENDOSKOPI
handoka Pelaksana
13 Anis Perawat PK II AMK IHT,5S
mardayati Pelaksana
14 Wenny Perawat PK II AMK IHT,5S,
anggraini Pelaksana
15 Wirangga Pelaksana PK I AMK BLS,IHT,5S
16 Lilis dwi Perawat PK II AMK IHT,5S
pelaksana
17 Eevi sri Perawat PK I AMK BLS, IHT
wahyuni pelaksana
18 Susi sun a Perawat SPV AMK IHT ICU
pelaksana
19 Novia nur Perawat SPV AMK Tidak terkaji
pelaksana
20 Eka lutfia Perawat SPV AMK Tidak terkaji
pelaksana
21 Ifa nur Perawat PK I AMK IHT,5S,
latifah pelaksana

15
Dari hasil pengkajian yang sudah dilakukan, sejumlah 100% perawat merasa
struktur organisasi yang sudah sesuai degan keampuan perawat, sejumlah 100 %
perawat merasa pembagian tugas sudah sesuai dengan struktur organisasi, sejumlah
100% perawat merasa Kepala Area dan Penanggung jawab Ruangan sudah optimal
melaksanakan tugas – tugasnya, sejumlah 100% perawat menganggap kinerja ketua tim
sudah kompeten dalam tugasnya, sejumlah 90% perawat menganggap beban kerja
sudah sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien, sejumlah 90 % perawat
menganggap pembagian tugas diruangan sudah jelas.

Analisis Kualitas Ketenagaan Perawat : Ketenagaan perawat mencakup


jumlah tenaga keperawatan dan non keperawatan. Kualitas tenaga keperawatan yang
ada sudah cukup memenuhi kualifikasi RS Siti Khodijah Sepanjang kemampuan dalam
bidang keperawatan maupun kolaborasi dengan tenaga medis lain, pada umumnya
perawat di Ruang Paviliun Ar-Roudhoh kemampuan yang sudah memadai, kolaborasi
dengan tenaga medis lainnya terjalin dengan baik dan terkoordinasi dengan baik. Dari
segi kedisiplinan perawat Ar-Roudhoh disiplin dan sesuai dengan jadwal dinas per shift
yang diberikan, datang tepat waktu, pelaksanaan dilaksanakan tepat waktu, disiplin
dalam pendokumentasian tindakan keperawatan, universal precaution dan penerapan
mutu pelayanan berupa 5S sudah dilaksanakan.

Latar belakang pendidikan tenaga keperawatan dan non keperawatan yang


bekerja di ruang paviliun Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang, antara lain: tenaga S1
Ners Keperawatan 4 orang, tenaga DIII Keperawatan sebanyak 16 orang. Perawat telah
melakukan beberapa pelatihan yang dilaksanakan didalam Rumah Sakit maupun dari
luar Rumah Sakit. Total jumlah perawat di ruang Paviliun terdapat 20 orang dengan
jumlah tempat tidur di ruangan sebanyak 29 tempat tidur. Jika melihat jumlah tempat
tidur yang banyak dengan jumlah perawat yang terbatas membuat kualitas pelayanan
perawat terhadap ke pasien kurang karena beban kerja yang berat.

16
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Ruang Paviliun Roudhoh RS Siti Khodijah
Sepanjang

Ket PJ : Penanggung Jawab

PP : Perawat Pelaksana

1) Tenaga Non Keperawatan


Tabel 2.2 Tenaga PRS Keperawatan di Paviliun Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang

Di ruangan Roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang tenaga non medis terdiri pekarya
kesehatan (PRS) yang membantu perawat di ruangan . PRS dinas setiap pagi. Latar
pendidikan PRS adalah lulusan SMA.
No Nama Pendidikan Terakhir Pelatihan yang diikuti
1. Yayuk SMA -

2.) Tenaga Medis


Dokter yang bertanggung jawab terahadap pasein di ruang roudhoh yaitu dokter sesuai
dengan diagnosis pasien tersebut

3. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat

Tingkat ketergantungan pasien di ruang Roudhoh dinilai dengan menggunakan


instrument penilaian ketergantungan klien menurut Orem: total, parsial dan minimal
care. Kebutuhan tenaga perawat di ruang paviliun Raudoh dari hasil pengkajian

17
sebagai berikut :

a. Minimal care

1. Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan

2. Mampu naik-turun tempat tidur

3. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri

4. Mampu makan dan minum sendiri

5. Mampu mandi sendiri/mandi dengan sebagian bantuan

6. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)

7. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan

8. Status psikologis stabil

9. Pasien di rawat untuk prosedur diagnostic

10. Operasi ringan

b. Partial care

1. Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian

2. Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik-turun tempat tidur

3. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/berjalan

4. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan

5. Membutuhkan bantuan untuk makan/disuap

6. Membutuhkan bantuan untuk membersihkan mulut

7. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan

8. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/kamar mandi)

9. Post operasi minor 24 jam

10. Melewati fase akut dari post operasi mayor

11. Fase awal dari penyembuhan

12. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

13. Gangguan emosional ringan

c. Total care

18
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawatan yang lebih lama

2. Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke
kereta dorong atau kursi roda

3. Membutuhkan latihan pasif

4. Kebutuhan nutrisi dan cairan di penuhi melalui terapi intravena (infus)


atau NG tube (sonde)

5. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut

6. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan

7. Dimandikan perawat

8. Dalam keadaan inkontinensia

9. 24 jam post operasi mayor

10. Pasien tidak sadar

11. Keadaan pasien tidak stabil

12. Observasi TTV setiap kurang dari 1 jam

13. Perawatan luka bakar

14. Perawatan kolostomi

15. Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)

16. Menggunakan WSD

17. Irigasi lambung secara terus menerus

18. Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)

19. Fraktur dan atau pasca operasi tulang belakang/leher

20. Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi

1) Ruang Roudhoh

Berdasarkan perhitungan kebutuhan perawat sesuai tingkat ketergantungan


pasien pengelompokan berdasarkan teori Douglas dan Orem yang dilakukan pada
tanggal 13 Januari 2021 didapatkan sebagai berikut :
13 Januari 2021

19
No Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga keperawatan
Pasien pasien Pagi Sore Malam
1 Minimal Care 15 orang 15 X 0,17 15 X 0,14 15 X 0,07
=2,55 = 2,1 = 1,05
2 Partial Care 6 orang 6X0,27 6 X0,15 6 X0,15
=1,62 =0,9 = 0,9

3 Total Care 7 orang 7 X 0,36 7 X 0,3 7 X 0,20


= 2,52 =2,1 = 1,4
Jumlah 28 orang 6,69 (7) 5,1 (5) 3,35 (3)
Total tenaga perawat :

Pagi = 7 orang
Sore = 5 orang
Malam = 3 orang
Total Jumlah = 15 orang
Jumlah tenaga lepas dinas perhari : 3 orang

Jumlah hari libur X Total tenaga Perawat

Jumlah hari efektif

15+ 5+ 3 = 23 orang

86 x 15 = 4,6 pembulatan 5 perawat

279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di Ruang Roudhoh RS
Siti Khotijah Surabaya adalah 5 orang + 2 struktural (ka Area + pj pav roudhoh) + 3
orang yang lepas dinas. Berdasarkan penghitungan Douglas didapatkan bahwa
kebutuhan perawat di Ruang Roudhoh sebanyak 23 orang per hari.
Dari 28 pasien di Ruang Roudhoh , ada 15 pasien dengan tingkat ketergantungan
minimal, 6 pasien dengan tingkat ketergantungan parsial, dan 7 pasien dengan tingkat
ketergantungan total. Jumlah tenaga lepas dinas perhari adalah 3 orang dan jumlah
perawat 16 orang. Jam kerja dibagi menjadi 3 shift, shift pagi (07.00-14.00), shift sore
(14.00-21.00), dan shift malam (21.00-07.00). Perawat yang bertugas di Ruang
Roudhoh shift pagi berjumlah 4 orang, sore 4 orang, dan malam 3 orang.

20
2.2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material)

Manajemen keperawatan dan kegiatan pembelajaran pada mahasiswa Praktek


Manajemen Keperawatan Program Profesi Ners Muhammadiyah Surabaya mengambil
tempat di Ruang Paviliun Roudhoh RS SITI KHODIJAH SEPANJANG, dengan alamat
Jl. pahlawan No.260, Bebekan Taman Sepanjang, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur 61257 Jawa Timur. Data-data yang diperoleh antara lain:

1. Penataan gedung / Lokasi dan denah ruangan


1) Lokasi Ruang Paviliun Roudhoh

 SebelahUtara : Ruang
 Sebelah selatan : Ruang
 Sebelah barat : Ruang
 Sebelah timur : Ruang

21
RUANG ROUDHOH ( R.: 29 TT)

2) Data Tempat TidurPasien

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 13 Januari 2021 didapatkan gambaran


kapasitas ruang tidur ruang Roudhoh adalah sebagai berikut:
NO RUANG JUMLAH BED
1 1 2
2 2 5
3 3 2
4 4 5
5 5 4
6 6 3
7 7 2
8 8 2
9 9 2
10 10 2

22
Total 29

Ruang Paviliun Roudhoh berada di lantai 2 dan lantai 3 yang terdiri dari Ruang
Rawat Inap kelas 1, 2, 3,VIP,VVIP dan kemoterapi. Total kapasitas Ruang Rawat Inap
terdapat 29 TT, yang terdiri dari 10 ruangan,

23
a. Gambaran Berdasarkan Jumlah BOR Pasien di ruang Roudhoh bulan Januari –
Desemebr 2020

NO Bulan BOR
1 Januari 73,3%
2 Februari 61,4%
3 Maret 62,8%
4 April 37,0%
5 Mei 47,8%
6 Juni 75,2%
7 Juli 111,7%
8 Agustus 135,2%
9 September 126,0%
10 Oktober 93,0%
11 November 123,0%
12 Desember 151,0%
Total 79,9%

2. Fasilitas dan Sarana Prasarana


1) Fasilitas untuk pasien

Pada tanggal 13Januari 2021 di dapatkan hasil di ruang


Paviliun Roudhoh sudah memiliki fasilitas, baik untuk pasien dan
tenaga kesehatan. Sumber listrik yang digunakan adalah dari PLN.
Sumber air menggunakan air PDAM.
Untuk pemeliharaan alat - alat medis dilakukan kalibrasi setiap
satu tahun sekali, jika kalibrasi tersebut hasilnya baik maka alatnya
masih bisa digunakan dan apabila alat tersebut hasil kalibrasinya tidak
baik maka ada alat yang dapat diperbaiki dan ada alat yang tidak dapat
diperbaiki dan membutuhkan pengadaan yang baru.
Standar fasilitas dimasing-masing ruang untuk pasien adalah
sebagai berikut:

Peralatan Standar Ruang Standart Peralatan yang ada Jumlah Kondisi


Roudhoh menurut Depkes Depkes 2002 di Ruang Roudhoh

1. Saturasi O2 1. 1 buah 1. Ada 1. 1 1. Baik


2. Syringe pump 2. Ada 2. 2 2. Baik
3. Sphygmomanometer 2. - 3. Ada 3. 2 3. Baik
24
4. Tempat tidur dewasa 3. - 4. Ada 4. 31 4. Baik
5. Pengukur panjang bayi 4. 31 buah 5. Ada 5. 1 5. Baik
6. Timbangan anak 5. 1 buah 6. Ada 6. 1 6. Baik
7. Pengukur tinggi anak 6. 1 buah 7. Ada 7. 1 7. Baik
8. Manset tensimeter anak 7. 1 buah 8. Ada 8. 2 8. Baik
dan bayi 8. 2 buah
9. Rectal irifatoranak 9. Tidak ada 9. - 9. –
10. Stetoskop anak 9. - 10. Tidak ada 10. - 10. –
11. Bengkok 10. – 11. Ada 11. 4 11. –
12. ThermometerAxila 11. – 12. Ada 12. 7 12. Baik
13. Nebulizer 12. – 13. Ada 13. 5 13. Baik
14. Tongspatel 13. – 14. Ada 14. 3 12. Baik
15. InfusPump 14. 1 buah 15. Ada 15. 2 13. Baik
16. Tabung O2besar 15. – 16. Ada 16. 1 14. Baik
17. Tabung O2 kecil 16. – 17. Ada 17. 1 15. Baik
18. Suction 17. – 18. Ada 19. 1 16. Baik
19. Kursi Roda 18. Minimal 19. Ada 20. 1 17. Baik
20. Kotak emergency 19. Miniml 20. Ada 21. 1 18. Baik
21. Pispot 20. 1 buah 21. Ada 22. 1 19. Baik
22. Lampu Rontgen 21. 2 buah 22. Ada 20. Baik
22. 1 buah 21. Baik
22. Baik

Panduan Standar Minimal ALKES PPK Dinas Kesehatan Prov.Jatim tahun 2013

a. Fasilitas di Ruang Rawat Paviliun Roudho

NO RUANG FASILITAS JUMLAH


1. 1-10 1. Tempat tidur pasien 31
2. Bedside cabinet 31
3. Standart infus 37
4. Kursi 31
5. Kipas angina 8
6. AC 12
7. Jemuran handuk 6
8.Wastafel 12
9. Oksigen central 26
10. Jam dinding 6
11. Pispot 3
12. Kamar mandi/WC 8
13. Tempat sampah medis 1
14. Tempat sampah non medis 7

A) Fasilitas di Ruang Pasien kelas I, ruang Roudhoh terdiri dari:

FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 2
2. Bedside Cabinet 2. 2
3. Standar Infus 3. 2
4.Kursi 4. 2
5.AC 5. 1
6. Jemuran Handuk 6. 1
25
7.Wastafel 7. 1
8. Oksigen Sentral 8. 2
9. Jam Dinding 9. 1
10. Tempat Sampah Non Medis 10. 1
11. Tempat tissue 11. 1
12. Ners call 12. 2
13. Al-quran 13. 2
14. Handsrub 14. 1
15. Tv 15. 1
16. Kamar mandi 16. 1

26
B) Fasilitas di Ruang Pasien kelas 2, ruang roudhoh terdiridari:

FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 5
2. Bedside Cabinet 5
3. Standar infus 5
4. Kursi 8
5. AC 2
6. Jemuran Handuk 1
7. Wastafel 1
8. Oksigen Sentral 5
9. Jam Dinding 1
10. Tempat Sampah Medis 1
11. Tempat tissue 5
12. Ners call 1
13. Tata tertib 2
14. Korden 1
15. Tv 1
16. Kamar mandi 1

C ) Fasilitas di Ruang Pasien kelas III, ruang roudhoh terdiri dari:

Fasilitas Jumlah
1. Bed Pasien 1. 3
2. Bedside Cabinet 2. 3
3. Standar Infus 3. 3
4. Kursi 4. 3
5. Kipas angin 5. 3
6. Jemuran Handuk 6. 1
7. Wastafel 7. 1
8. Kamar mandi 8. 1
9. Oksigen Sentral 9. 2
10.Tempat Sampah Non 10. 1
Medis
11. Jam dinding 11-1

27
D). Fasilitas di Ruang Pasien Intensive, ruang ROUDHOH terdiri darI

FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 4
2. Bedside Cabinet 2. 4
3. Standar Infus 3. 4
4.Kursi 4. 4
5.AC 5. 1
6.Wastafel 6. 2
7. Oksigen Sentral 7. 4
8. Jam Dinding 8. 1
9. Tempat Sampah Non 9. 1
Medis

E). Fasilitas di Ruang Pasien isolasi, ruang ROUDHOH terdiridari:

FASILITAS JUMLAH
1. Bed Pasien 1. 2
2. Bedside Cabinet 2. 2
3. Standar Infus 3. 2
4.Kursi 4. 2
5. Kipas angin 5. 2
6. Jemuran Handuk 6. 1
7.Wastafel 7. 3
8. Oksigen Sentral 8. 2
9. Jam Dinding 9. 2
10.Tempat Sampah 10 1
Medis
11. Kamar mandi
11..

2) Fasilitas untuk petugas kesehatan

1. Ruang Kepala Ruangan terletak di lantai 2 digabung dengan kamar jaga dokter
muda yang terdiri dari kamar mandi, tempat tidur, meja, loker staf, kasur, kipas
angin, tempat tisu, alquran, jam, tempat sampah non medis, wastafel dan biasanya
di gunakan untuk solat. Di sampingnya ada ruangan linen yang berisi lemarai
linen bersih, kulkas, troli, tempat jemuran handuk, bedside cabinet, dispenser serta
gallon nya, tempat cuci alat dan kompor.
2. Nurse Station terpisah dengan ruang kepala ruangan, yang mana terletak dilantai 2
depan ruangan santai untuk pasien nonton televisi dan tidak ada ruang
administrasi terdiri dari 4 stetoskop, 1 ners kid, 1 lampu baca rongent, 1
komputer, 1 printer 2 layar callners 1 jam dinding, 1 kipas angin, 2 meja dan rak
untuk dokumen, 1 lemaribesi.
3. Di belakang ruang perawat ada ruang tindakan yang berisi laci obat emergency
tapi tidak ada isinya, ada 3 tensi 1 suction 2 nebulizer dan ruang sentralisasi obat
28
yang berisi kulkas obat, trolly injeksi, kotak obat dan 1 lemari besi, 1 tempat
sampah medis dan 1 tempat sampah non medis 1 safety box, tempat alkes 1.
Lemari obat alkes, label infuse, plastic klip obat oral, lemari sentralisasi alkes,
tabel puasa, spet 10cc 5 cc 3 cc, obocath 16 dan18.
4. Ruang Sholat terletak di kamar jaga DM dan ruangKARU
5. Ruang Penyuluhan terletak di depan ners station dan di depan kamar 1 dan
kamar2.
6. Dokumentasi
1) Dokumen nota dinas

29
2) Daftar inventaris alat kesehatan dan nonkesehatan
3) Daftar pegawairuangan
4) Standar asuhankeperawatan
5) Buku rekammedik
6) Buku pengirimanlaborat
7) BukuVisite
8) Bukuoperan
9) BukukamusBPJS
10) Buku morningreport
11) Buku observasiTTV
12) Buku kamusBPJS
13) Buku morningreport

7. Daftar SOP Keperawatan

1) SOP memberikan O2 dengan nasalO2


2) SOP memberikan O2 dengan maskerO2
3) SOP memberikan jalan nafas dengan suctionoral
4) SOP memberikan jalan nafas dengan suctionendotracheal
5) SOP monitoringEKG
6) SOP Intubasi
7) SOP visioterapidada
8) SOP memantau saturasiO2
9) SOP menghitung nadi
10) SOP menghitung nafas
11) SOP mengukur suhu rektal
12) SOP mengukur suhu aksila
13) SOP mengukur TD
14) SOP pemasangan IV lineperifer
15) SOP memberikan transfusidarah
16) SOP mengukur balencecairan
17) SOP memandikan pasien di tempat tidur
18) SOP memindahkan pasien keBrancard

30
19) SOP memindahkan pasien ke kursiroda
20) SOP menyiapkan tempat tanpa pasien diatasnya
21) SOP menyiapkan linen dengan pasien diatasnya
22) SOP ambulasi dini
23) SOP membantu rentan gerak
24) SOP Membantu pasien posisiflowler
25) SOP Membantu pasien posisisim
26) SOP Membantu pasien posisitendelenburg
27) SOP Membantu pasien posisi dorsalrecumben
28) SOP Membantu pasien posisi genupektoral
29) SOP Membantu pasien posisiflowler
30) SOP memasangbidai
31) SOP perawatanLuka
32) SOP melakukanskintest
33) SOP memberikan obat melalui intracutan
34) SOP memberikan obat melalui subCutan
35) SOP memasang NGT
36) SOP memasang Kumbah lambung
37) SOP memberikan obat melalui suntikanIM
38) SOP memberikan suntikan melaluiIV
39) SOP meberikan suntikan melalui injeksiport
40) SOP memberikan suntikan melaluiinstoper
41) SOP memberikan kompresdingin
42) SOP memberikan mompres hangat/WWZ
43) SOP memberi obat melaluimulut
44) SOP memberikan obat melalui sonde
45) SOP memberi obat melalui rektal
46) SOP memberi obat tetes mata
47) SOP irigasimata
48) SOP memberi tetestelinga
49) SOP irigasitelinga

31
50) SOP mantouxtest
51) SOP membersihkanmulut
52) SOP menyuapipasien
53) SOP membantu pasien BAK dan BAB di tempattidur
54) SOP pasang dowerkateter
55) SOP bladertraining
56) SOP melepas dowerkateter
57) SOP melepas infus
58) SOPlavement
59) SOP melepasNGT

7. Standar AsuhanKeperawatan
1) Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gastroenteritis
2) Asuhan keperawatan pada pasien dengan CKD
3) Asuhan keperawatan pada pasien dengan DM
4) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Typhoid
5) Asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF
6) Asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke
7) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Anemia
8) Asuhan keperawatan pada pasien dengan LABIOpalato szikis

9) Asuhan keperawatan pada pasien sofftissue

10) Asuhan keperawatan pada pasien dispepsia


Standar fasilitas dimasing-masing ruang untuk tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:

NO RUANG FASILITAS Jumlah


1 Kepala 1. kamar mandi 1. 1
Ruangan/ kamar 2.Wastafel 2. 1
jaga DM 3. Tempat tidur 3. 1
4. Meja 4. 1
5. Loker staf 5. 1
6. kipas angin 6. 1
7. Tempat tisu 7. 1
8.Al-qur’an 8. 3
9. Jam dinding 9. 2
10. Tempat sampah non medis 10. 1

32
Linen 1. Lemarai linen bersih 1. 1
2.Kulkas 2. 1
3.Troli 3. 1
4. Tempat jemuran handuk 4. 1
5. Bedside cabinet 5. 1
6. Dispenser serta gallon nya 6. 1
7. Tempat cuci alat 7. 1
8. Kompor 8. 1
2 Ruang perawat ( 1.Stetoskop 1. 4
nurse station) 2. Ners kid 2. 1
3. lampu baca rongent 3. 1
4. Komputer 4. 1
5.Printer 5. 1
6. Layar callners 6. 2
7. Jam dinding, 7. 1
8. kipas angin, 8. 1
9. Meja 9. 2
10. Rak untuk dokumen, 10. 1
11. Lemari besi 11. 1
3 Ruang 1.Almari 1. 1
Tindakan/ 2.Troli 2. 2
Ruang Obat 3. Tempat sampah medis 3. 1
4. Tempat sampah non medis 4. 1
5.Safetybox 5. 2
6. Lemari obat alkes 6. 1
7. label infuse 7. 1
8. Plastic klip obat oral 8. 1
9. Lemari sentralisasi alkes 9. 1
10. Tabel puasa 10. 1
11. Spuit 10cc 11. 1
12. Spuit 5 cc 12. 6
13. Spuit 3 cc 13. 6
14. Spuit 1cc 14. 20
15. Abocath 26 15. 20
16. Abocath 24 16. 20
17. Abocath 24 17. 10
18. Infus set micro 18. 10
19. Infus set macro 19. 10
20. Spalek 20. 5
21. Gelang identitas (pink) 21. 6
22. Gelang identitas (biru) 22. 5
23. Septic gel 23. 20
24. Termometer 24. 6
25. Alcohol swab 25. 3 pack

33
DAFTAR INVENTARIS ALAT NON MEDIS RUANG RAWAT INAP ROUDHOH
13 januari 2021
Tahun Rencana
No. Nama Barang Merek Jumlah B C R
Perolehan Tindak Lanjut
1 AC Panasonic 12 12
2 TV Sharp 8 8
3 Komputer Acer 1 1
4 Mesin Foto Kopi Brother 1 1
5 Telepon Panasonic 2 2
6 Monitor Bell LG 2 2
7 Lemari Toshba 2 2
8 Kipas Angin Maspion 20 20
9 Jam Dinding Ruangan 13 13
10 Bell 29 29

34
DAFTAR INVENTARIS ALAT MEDIS RUANG RAWAT INAP PAV ROUDHO
No Nama Barang Tahun Merek Jumlah B C R Rencana
Perole Tindak
han Lanjut
1. Suction 2011 Gea 1 1
2. Nebulizer 2016 Philips 3 3
3. Monitor 2015 Votem 1 1
4. Tensi digital 2017 ABN 2 2
5. Lemari Obat 1 1
6. Timbangan Bayi Gea 1 1
7. Timbangan Berdiri Laika 1 1
8. Tensimeter dewasa 2011 RK 2 2
9. Saturasi Oksigen 2011/202 Massimo 2 2
1
10. Infus Pump 2016 Fressimus 1 1
Kabi
11. Manometer Sentral 2016 Cantec 4 4
12. Manometer Tabung 2016 Gea 5 5
13. Kursi Roda 1 1
14. Lang Spatel Pendek 18 18
15. Lang Spatel Panjang 19 19
16. Com 1 1
17. Bengkok 7 7
18. Gunting Kasa 2
19. Pinset Anatomis 1 1
20. Klem 2 2
21. Gerusan obat 1 1
22. Emergency lamp 1 1
23. Gunting Lancio 3 3
24. Bak Injeksi Kecil 1 1
25. Stetoskop Lyttmann 3 3
26. Thermometer Digital 5 5

35
27. Syringe Pump 2011 BB 2 2
28. Nurse Call 10 10
29. Thermometer Gan 2021 2 2

Gambar diagram :

Keterangan :
Dari hasil rekap pengumpulan data di ruang Roudhoh didapatkan 80%
tenaga kesehatan bisa mengoperasionalkan Sarana prasarana dan hanya 20 %
yang tidak bisa mengoperasikan.

Gambar diagram :

Keterangan :
Terkait fasilitas yang ada di ruang Roudhoh data kami
menunjukkan 85% pasien dan keluarga dapat menggunakan
fasilitas yang ada.

3. Persyaratan Administrasi Rawat paviliun Roudhoh

BPJS Kesehatan UMUM PIHAK KETIGA

36
1. Peserta BPJS kesehatan PBI dari 1. Pasien umum 1. Pasien
Surabaya menyiapkan surat kuota tidak perlu yang akan
dari kelurahan, dan rujukan dari menyiapkan surat masuk rawat
RS terdekat, apabila dari luar apapunkarena inap harus
Surabaya non kuota atau BPJS biayasemua menyiapkan
Kesehatan PBI menyiapkan surat ditanggung oelh kartuasuransi.
dari kelurahan dan tanda tangan pribadi.
Bupati atau Walikota serta surat
rujukan dari Rumah sakit
terdekat.
2. Untuk kuota surat yang
dipersiapkan dari pemerintahan
pusat yang sudah masuk data
base, untuk melihat sudah masuk
atau belum dilihat dari IKTK atau
Instalasi rawatjalan.
3. Ketika pasien pulang harus
melampirkan foto copy KSK,
surat rujukan, kartu
BPJS Kesehatan PBI, surat dari
kelurahan dan form Rawat Inap
BPJS KesehatanPBI.
4. Untuk pengambilan obat perlu
menambahkan foto copy KTP
pengambilan obat.

37
2.2.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan ( M3 – Method)
1. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan(MAKP)

Ruang Pavilun Roudhoh memiliki misi yang sama dengan RS Siti Kodijah.
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 13 Januari 2021 di dapatkan bahwa model
pemberian asuhan keperawatan di ruang roudho menggunakan model Tim. Terdapat 2
katim. Katim hanya dinas pagi, sedangkan siang dan malam terdapat PJ sift yang
bertanggung jawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan dan dibantu oleh perawat
pelaksana. Ketua tim bertanggung jawab dalam pendokumentasian keperawatan,
sedangkan anggota tim melaksanaan asuhan keperawatan sesuai fungsinya. Jika ada
masalah, maka PJ sift akan melaporkan kepada katim. Perawat mengatakan asuhan
keperawatan tim dirasa lebih sesuai dan efektif, karena dapat membina komunikasi
antar tim, sehingga konflik mudah di atasi dan memberi kepuasan terhadap anggota tim.
Selain itu pendidikan terakhir tenaga kesehatan dengan diploma III masih lebih banyak
dibandingkan tenaga kesehatan dengan pendidikan S1.
Jadwal dinas tenaga kesehatan telah dibuat selama 1 bulan dengan shif pagi,
sore, malam yang sudah tercantum nama perawat dan penanggung jawab harian. Daftar
pasien sudah tercantum dengan Jenis kelamin, dokter yang bertanggung jawab, tanggal
dan tahun. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam metode yang diterapkan di
ruangan ini adalah timbang terima, discharge planning, ronde keperawatan yang sering
disebut refleksi diskusi kasus, supervisi, sentralisasi obat dan pendokumentasian sudah
dilakukan sesuai SOP dan SAK yang ada namun belum optimal, dikarenakan
keterbatasan jumlah tenaga.
Jumlah tenaga yang terbatas dapat mempersulit asuhan keperawatan pada pasien
anak yang berada di ruang Roudhoh. Anak yang berada di rumah sakit cenderung akan
mengalami dampak hospitalisasi yang tinggi. Anak sering rewel dan sulit dikendalikan
bahkan oleh orang tuanya. Penting untuk menumbuhkan rasa kepercayaan pada anak
agar dapat mengurangi dampak hospitalisasi anak.Terbatasnya tenaga diruang pav
roudhoh dapat menyebabkan kesulitan bagi perawat sendiri karena terlalu memegang
banyak pasien.

38
1) Penerimaan Pasien Baru

Dari hasil pengkajian tanggal 13 Januari 2021 dengan metode pengisian google
form didapatkan bahwa penerimaan pasien baru di ruang Roudhoh sudah berjalan
dengan lancar namun kurang optimal.

Penerimaan pasien baru yang datang dari IGD atau Poli, dan jika datang dari
IGD maka dilakukan penanganan kegawatan dahulu dan setelah dokter Jaga
mendiagnosa lalu di laporkan ke DPJP lalu Advis di tulis kemudian setelah ruangan
sudah siap , pasien di bawa ke pavilion Roudhoh. Perawat IGD atau poli melakukan
handover dengan perawat ruangan. Selain itu perawat ruangan melakukan pengkajian
pasien baru di ruang tindakan dan langsung melakukan pendokumentasian.

Alur penerimaan pasien baru seharusnya saat pasien datang perawat ruangan
memperkenalkan diri, melakukan identifikasi pasien. Gelang identitas pasien sudah
dipasang di IGD dan jika datang dari Poli maka dipasang di ruangan. Isi yang ada pada
gelang pasien yaitu Nama pasien, No Rekam Medis, Tanggal Lahir, dan, Usia. Setelah
itu melakukan pengkajian pasien baru dan melakukan orientasi ruangan diantaranya
dengan menjelaskan fasilitas, tata tertib, dan aturan rumah sakit sesuai yang tercantum
dalam lembaran penerimaan pasien baru. Setelah itu memberikan informasi untuk
menekan bel pasien yang tersedia pada setiap kamar bila memerlukan bantuan perawat.
Penting bagi orang tua untuk mengetahui fungsi bel karena pasien anak rawan dan
bahaya jika ditinggal sndirian jika orang tua ingin melapor.

39
2) TimbangTerima

Dari hasil pengkajian tanggal 13 Januari 2021 didapatkan bahwa observasi


perawat di ruang roudhoh saat ini untuk pergantian shif telah dilaksanakan dan sudah
menggunakan format timbang terima sudah baik.. Kegiatan timbang terima dipimpin
kepala ruangan kemudian untuk shif selanjutnya diserahkan kepada Penanggung jawab
shif selanjutnya. Setelah itu Katim menyampaikan timbang terima pada penanggung
jawab shif selanjutnya. Hal yang disampaikan adalah : jumlah pasien, identitas, dan
diagnosa medis pasien yang mengacu pada SOAP, data keluhan pasien, data fokus,
masalah keperawatan yang muncul, tindakan yang sudah dilakukan dan tindakan yang
belum dilakukan, pesan dokter mengenai perubahan dosis atau nama obat dan terapi
yang diberikan pada pasien, serta pesan khusus untuk kegiatan cek laboratorium.
Penanggung jawab shift mengkonfirmasi jika ada penjelasan yang kurang jelas.
Pada saat mengawali timbang terima mengucap salam ddan Berdoa sudah
dilakukan, ada lembaran kertas doa yang dilaminating dibacakan oleh salah satu
perawat kemudian disimak atau diikuti oleh perawat lain. Setelah itu baru
menyampangaikan timbang terima. Setelah timbang terima dilakukan di ruang timbang
terima kemudian di validasi langsung ke semua pasien. Perawat melakukan cuci tangan
6 langkah terlebih dahulu. Pada saat validasi ke pasien, perawat penanggungjawab
ruang setiap Tim belum semuanya memperkenalkan perawat jaga selanjutnya pada
pasien. Misalnya pada saat operan shif pagi ke siang, belum memperkenalkan perawat
yang bertanggungjawab atau yang bertugas nanti selama shifsiang.
Kegiatan timbang terima yang dilakukan di ruang Roudhoh sudah
berjalandenganbaikdanlancar.

Alur Penerimaan Pasien Baru

Pra

40
Pelaksanaan

Post

Gambar 1. Alur Penerimaan Pasien Baru

41
3) SentralisasiObat

Sentralisasi obat berlajan di pavilion Roudho, setelah pasien baru mendapat obat
dan diterima, ditunjukkan ke keluarga setelah itu di simpan di ruangan sentralisasi obat
dan terdapat petugas farmasi. Untuk UDD farmasi hanya obat oral di siapkan langsung
untuk 24 jam oleh petugas farmasi shift pagi.
Namun pada lembar pemberian dan sentralisasi obat masih belum terisi TTD
dari pasien / keluarga pasien dan hanya ada TTD oleh perawat saja ketika pemberian
obat ke pasien sehingga jika ada masalah atau keluarga pasien yang bilang kalau belum
diberi obat maka perawat tidak ada bukti dokumentasi pemberian obat yang sudah
diberikan ke perawat.
4) Supervisi Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok didapatkan


hasil sebagai berikut : Di ruang sudah dilakukan supervisi (dokumentasi dan tindakan
keperawatan) tetapi menurut katim tidak ada jadwal secara pasti, maka dari itu bisa
dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Supervisi dilakukan oleh kepela
ruangan kepada kepala tim dan atau perawat pelaksana. Dalam pelaksanaan supervisi
dan waktunya pun secara mendadak dan tanpa adanya persiapan dari perawat yang akan
di supervise. Format supervisi sudah disediakan di keperawatan dan format supervisi
sudah sesuai SOP guna untuk meningkatkan kualitas kerja perawat. Hasil supervisi
disampaikan kepada perawat, apabila penilaian masih kurang maka akan dilakukan
supervisi ulang. Setelah melakukan supervisi selalu ada feed back dari supervisor dan
selalu ada follow up. Namun selama pandemi ini pelaksanaan supervise tidak berjalan
sesuai rencana.
5) RondeKeperawatan

Dari hasil pengumpulan data yang didapat Pengetahuan mengenai ronde


keperawatan bagi setiap perawat berdasarkan angket sangat baik. Ronde keperawatan
belum di lakukan karena factor pandemic covid 19.

42
6) Perencanaan Pulang ( Discharge Planning)

Dari hasil pengumpulan data yang didapat pada tanggal 13 Januari 2021 dan
laporan perawat di ruang Roudho, discharge planning sudah dilaksankan dalam
pelaksanaannya dan dilakukan oleh perawat, isinya singkat yang mencakup HE
mengenai cuci tangan, keperawatan selama di Rumah Sakit dan persiapan untuk kontrol
selanjutnya. Discharge planning di ruang Roudhoh sudah disampaikan saat pasien
datang, saat pasien dirawat dan saat pasien akan pulang. Format discharge planning
sudah tersedia meski terkadang pendokumentasian discharge planning masih ada yang
belum terisi. Berdasarkan wawancara pemberian leaflet dan penjelasan diberikan pada
pasien saat akan pulang. Discharge Planning sudah sesuai dengan prosedur yang ada,
terdapat leaflet di ruangan. Namun dengan keingintahuan pasien yang tinggi dan persai
ngan rumah sakit edukasi dengan leaflet dan kelengkapan serta update leaflet perlu
untuk ditingkatkan.

Dalam hal ini format discharge planning lebih optimal jika menggunakan
metode IDEAL yaitu include (melibatkan pasien dan keluarga), Discuss (diskusikan
dengan pasien dan keluarga lima bidang utama untuk mencegah masalah dirumah
seperti menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang dukungan yang diperlukan,
menjelaskan obat, mengidentifikasi tanda gejala atau potensi masalah yang bisa timbul,
menjelaskan hasil tes dan membuat janji tindak lanjut atau control), Educate (mendidik
pasien dan keluarga), Asses(menilai seberapa baik dokter dan perawat menjelaskan
diagnosis, kondisi, dan langkah-langkah selanjutnya), dan Listen (mendengarkan dan
menghomati pasien dan keluarga dan memberikan kesempatan kepada pasien dan
keluarga untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.

43
Jika ada hal- hal yang kurang di pahami pasien bisa menenlpon ke pavilun
roudho atau jika ada kegawatan langsung ke IGD. HE pada orang tua di lihat dari
spesifikasi kasusnya, meliputi jika ada alergi, hal- hal yang harus di hindari atau di
perhatikan saat di rumah, dan tanggal control lagi. Perawat juga menjelaskan obat yang
harus diminum dirumah.
7) Dokumentasi Keperawatan

Dari hasil pengkajian tanggal 13 Januari 2021 didapatkan bahwa sistem


pendokumentasian yang berlaku saat ini adalah SOR (Source, Oriented, Record), yaitu
sistem pendokumentasian yang berorientasi kepada sumber (lembar penilaian berisi
biodata, lembar order dokter, lembar riwayat medis/penyakit, catatan perawat, dan
laporan). Selama ini catatan keperawatan berisikan jawaban nasihat dokter dan tindakan
keperawatan mandiri perawat.

No Uraian Bagan Kode


1 Ringkasan pasien masuk dan keluar RS RM 01
2 Lembar persetujuan umum pasien masuk RM 02
RS / General Concent
Formulir permintaan penerjemah RM 02a K
3 Formulir permintaan rohani bimbingan RM 02b K
non muslim
4 Formulir penyimpanan hata benda milik R M 02c K
Pasien
5 Surat pengantar MRS RM 03
6 Assement GADAR/ Rawat Jalan RM 04
7 Assesment Keperawatan Medikal Bedah RM 04a K
8 Assesment Keperawatan Medikal Kritis RM 04b K
9 Assesment Kebidanan dan kandungan RM 04c K
10 Assesment Keperawatan Anak RM 04d K
11 Assesment Neonatus RM 04e K
12 Asuhan Gizi RM 04f K
13 Assesment perioperasi RM 04g K
14 Assesment Pra anastesi RM 04h K
15 Assesment Pra op dan penandaan lokasi RM 04i K
Op
16 Assesment Khusus ( K1 Kelompok RM 04j K
Khusus K2 Assesment awal dan ulang

44
pasien terminal dan keluarga, K3
assessment
17 Rencana pelaksanaan & evaluasi ASKEP RM 05
18 Rencana pemulangan pasien & resume RM 05a K
Keperawatan
19 Form TT RM 051
20 Catatan perkembangan pasien Terintegrasi RM 08
21 Catatan Daftar masalah dan prioritasnya RM 08a
22 Hasil Laborat RM 09
23 Grafik monitoring RM 10
24 Assesment Awal Pembagian informasi RM 11
dan edukasi pasien
25 Lembar Tranfer dan pasien interna RM 14
26 Formulir Relionsiliasi RM 17
27 Pengkajian resiko jatuh khusus anak RM 18 ak
28 Resume Medis RM 21
29 Formulir Surveilans pemakaian kateter RM 25K
Vena

Sistem pendokumentasian pada ruang roudho masih lebih banyak di


dokumentasikan secara manual melalui status pasien dengan format format tertentu.
Penggunaan computer sebagai pencatatan pasien masuk dan keluar, pemesanan alkes,
obat, dan pemilahan pasien umum dan BPJS. Dokumentasi yang dilakukan secara
manual meliputi catatan keperawatan berisikan jawaban dari hasil visite dokter dan
tindakan mandiri yang sudah dilakukan perawat. Pengisian evaluasi per shif
menggunakan SOAP namun, pada evaluasi per 24 jam.
2.2.4 Sumber Keuangan (M4/Money)

Dari hasil pengumpulan data yang di dapat pada tanggal 13 januari 2021 dengan
metode pengisian google form pada perawat di Ruang Paviliun roudho lantai 2 dan 3
sebagai berikut:
Sumber dana operasional ruangan, alat kesehatan, fasilitas kesehatan bagi
pasien, fasilitas bahan habis pakai bagi pasien, dan fasilitas kesehatan bagi petugas
kesehatan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari Rumah Sakit Siti Khodijah
Sepanjang, serta dana kesejahteraan pegawai berasal dari Rumah Sakit. Intensif yang
diberikan dari Rumah Sakit yaitu jasa pelayanan yang diberikan sama untuk semua
ruangan sedangkan jasa medic diberikan berdasarkan pendidikan, masa kerja, dan
resiko pekerjaan. Pembiayaan pasien sebagian besar dari BPJS,

45
sedangkan yang lain dari umum dan pihak ke 3. Biaya perawatan yang berlaku saat ini
sesuai perawatan di Ruang Pavilium roudho l terdiri dari ruang perawatan kelas 1. Kelas
2, kelas 3,VIP,VVIP . Bedasarakan akumulasi data penanggungjawab pasien rawat inap
tanggal 13 januari 2021 diperoleh tarif kamar dengan perincian.
TARIF KAMAR & JASA VISITE DOKTER DI RUANG
PAVILIUM ROUDHOH
NO KETERANGAN KAMAR TARIF VISITE
DOKTER
1. Kelas VVIP 900.000
2. Kelas VIP 750.000
3. Kelas 1 500.000
4. Kelas II 300.000
5. Kelas III 200.000

Persyaratan Administrasi Rawat Inap

BPJS Kesehatan Umum Pihak Ketiga


1. Peserta BPJS kesehatan 1. Pasien umum tidak 1. Pasien yang akan masuk
PBI menyerahkan kartu BPJS perlu menyiapkan surat rawat inap harus
ke pendaftaran yang letaknya apapun biaya semua menyiapkan kartu asuransi
di sebelah IGD, kemudian ditanggung oleh pribadi. dan menyerahkannya ke
pihak pendaftaran akan pendaftaran.
mengecek keaktifan nomor
induk keluarga dari kartu
BPJSnya.

46
2.2.5 M5(Mutu)
1. Jumlah Kunjungan Pasien
1) Jumlah BOR di ruang paviliun ROUDHO RS Siti Khodijah Sepanjang Standart
Nasional Indicator MutuPelayanan
Indikator Standart Depkes Standar Baber Johnson
BOR 60-85 % 75-85%
ALOS 6-9 Hari 3-12 hari
TOI 1-3 Hari 1-3 hari
BTO 40-60 Kali 30 kali

Table BOR 3 bulan terakhir Oktober-Desember 2020 di ruangan Paviliun


roudhoh RS Siti Khodijah Sepanjang.

Bulan Hari Rawat Kapasitas TT BOR

Oktoober 2020 402 29 bed 93 %


November 2020 518 29 bed 123 %
Deember 2020 656 29 bed 151 %
Jumlah 1576 29 bed 79,9 %

Tabel BOR tanggal oktober-desember 2020 diruang Paviliun Raudoh


Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang

Tanggal Jumlah Pasien Kapasitas TT BOR

13 Januari 2021 28 29 (1 bed 97 %


Perbaikan )
Jumlah 28 29 97 %

47
Keterangan:

Nilai Kategori
>80% Tinggi
60-80% Sedang
<60% Rendah

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa distribusi BOR 13 Januari 2021
sebesar 97 % yaitu termasuk kategori tinggi .

2) ALOS (Average Length of Stay), BTO (Bed Turn Over), TOI (Turn Over
Interval)
 ALOS (Average Length OfStay)

Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan adalah secara umum nilai


ALOS yang ideal menurut standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan antara
1-10 hari. Adapun rumus ALOS yaitu:
(jumlah lama dirawat) (jumlah pasien keluar (hidup + mati)
802/ 274 = 2,9

 BTO (Bed TurnOver)

Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan adalah frekuensi pemakaian


tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu
satuan waktu tertentu. Idealnya 5-45 hari.

48
BTO =Jumlah pasien dirawat (hidup + mati) (jumlah tempat tidur keseluruhan)

 TOI (Turn Over Interval)

Menurut Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan adalah rata- rata hari
dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat berikutnya.Indikator
ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3hari.
TOI = ((Jumlah tempat tidur xperiode) – hari perawatan) Jumlah pasien
keluar (hidup + mati)
((29 x31) – 802) = 0,35
274

2. Sepuluh (10) Kasus Terbanyak diRuangan

Jumlah kasus terbanyak dalam 1 bulan terakhir di Ruang paviliun


roudho RS. Siti Khodijah Sepanjang (Desember 2020)

NO KASUS
1 GED
2 DHF
3 STROKE
4 THYPOID
5 DM
6 DISPEPSIA
7 LABIOPALATO SZISIS
8 SOFT TISSUE
9 ANEMIA
10 CKD

49
3. Indikator Mutu

1) Pasien safety

Dari pengkajian yang telah dilakukan pada 13 Januari 2021, didapatkan data sebagai
berikut :
No Indikator Standar Bulan Januari
1. Angka Kejadian Plebitis 0% 0%
2. Angka Decubitus 0% 0%
3. Angka Kejadian Jatuh 0% 0%
4. Angka Kesalahan Pemberian Obat 0% 0%
5. Angka Cidera Akibat Restrain 0% 0%

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 13Jajnuari 2021 terkait
upaya peningkatan mutu, didapatkan data bulan Desember sebagai berikut: Angka
kejadian dekubitus 0 %, angka kejadian jatuh 0 %, angka kesalahan pemberian obat 0
%, dan angka cidera akibat restrain 0 %.

2) Kenyamanan

Filosofi asuhan keperawatan anak sesuai dengan definisi keperawatan


yaitu diagnosis dan penanganan respon manusia terhadap masalah kesehatan
aktual atau potensial. Filosofi merupakan keyakinan atau pandangan yang
dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang
berfokus pada keluarga, pencegahan terhadap trauma dan manajemen kasus.
Filosofi keperawatan anak antara lain perawat berfokus pada keluarga (family
centered care), atraumatic care dan manajemen kasus. Filosofi asuhan berpusat
pada keluarga menunjukkan keluarga bersifat konstan dalam hidup anak.
Keluarga didukung dalam peran pemberian perawatan yang alami dan peran
pembuatan keputusan dengan membangun kekuatan unik mereka sebagai
individu dan keluarga. Memberikan pelayanan berpusat pada keluarga berarti
perawat menggabungkan pengetahuan dan keyakinan keluarga untuk secara
konstan peduli terhadap kehidupan anak, melibatkan keluarga dalam proses
perawatan anak sehingga anak anak menerima pelayanan yang berkualitas
(Harrison, 2010). Filosofi family centered care adalah filosofi petugas
kesehatan yang bekerja sama diantara keluarga, perawat, dan timkesehatan

50
yang lain. dimana kebutuhan keluarga diprioritaskan untukmencari pelayanan
kesehatan yang baik untuk anaknya (Ball, Blinder, Cowen, 2012).
Asuhan atraumatik adalah penyediaan asuhan teraputik dalam
lingkugan, oleh personal , dan melalui penggunaan intervensi yang
menghapuskan atau memperkecil distress psikologis dan fisik yang diderita
oleh anak-anak dan kelaurga mereka dalam sistem pelayanan kesehatan.
Manajemen kasus adalah proses mengkoordinasikan pelayanan petugas
kesehatan dengan cara berfokus pada kualitas dan outcome. Dalam praktiknya
diperlukan kolaborasi dengan petugas kesehatan yang lain yang
mempromosikan pelayanan secara berkelanjutan dengan memfasilitasi
kebutuhan pasien dengan ketersediaan sumber. Perawat case manajer
membantu anak dan keluarga memiliki outcome pelayanan yang terbaik (Ball,
Blinder, & Cowen,2012).
Karena keterbatasan waktu dan kondisi pandemi tingkat kenyamanan pasien
tidak Kami lakukan pengkajian.
1) Kepuasan

Karena keterbatasan waktu dan kondisi pandemi tingkat kepuasan pasien

tidak Kami lakukan pengkajian.

51
2) Perawatan Diri

Indikator perawatan diri menurut teori D’Orem pada tanggal 13 januari 2021

No Kategori Jumlah Presentase


Minimal Care 15 53%
1) Kebersihan diri, mandi,
gantipakaian, dilakukansendi.
2) Makan dan minum dilakukan
sendiri.
3) Ambulasi dengan
pengawasan.
4) Observasi tanda-tanda vital
dilakukan setiapshift.
5) Pengobatan minimal,
status psikologisstabil.
2 Partial Care 6 21%
1) Kebersihan diri dibantu,
makan dan minum dibantu
dilakukansendiri.
2) Observasi tanda-tanda vital
tiap 4jam.
3) Ambulasi dibantu, pengobatan
lebih darisekali.
4) Voley kateter, intake output
dicatat.
5) Pasien dengan pasang infus,
pengobatan memerlukan
prosedur.
3. Total Care 7 25%
1) Segalanya diberibantuan.
2) Posisi yang diatur, observasi
TTV setiapjam.
3) Makan memerlukan
NGT, terapiintravena.
4) Pemakaiansuction.
5) Gelisah/disorientasi

52
3) Kecemasan

Karena ketrebatan waktu dan kondisi pandemi tingkat kecemasan pasien tidak Kami
lakukan pengkajian

4) Pengetahuan

Karena ketrebatan waktu dan kondisi pandemi tingkat kecemasan pasien tidak Kami
lakukan pengkajian
4. Sasaran Mutu

Adapun pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) di ruang roudho Rumah Sakit
Siti Khodijah Sepanjang sesuai dengan Standar Akreditasi Rumah Sakit Tipe B
(Kemenkes, 2014) dan JCI Acreditation antara lain :

1) Ketepatan IdentifikasiPasien
a. Standar

Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan ketepatan


identifikasi pasien.

b. Tujuan

Untuk meningkatkan profesionalisme dalam mengenali dan kepada siapa


diberikan suatu asuhan keperawatan.

c. Elemen yang dapatdiukur


a) Pasien diidentifikasi menggunakan dua pengidentifikasi pasien, tidak termasuk
penggunaan nomor kamarpasien.
b) Pasien diidentifikasi sebelum memberikan obat, darah atau produk darah.

53
c) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lainnya untuk
pengujian klinis.
d) Pasien diidentifikasi sebelum memberikan prosedurperawatan.
e) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten dalam jam segala
situasi danlokasi.
d. Implementasi di rumahsakit
a) Minimal 2 identitas: Nama lengkap dan tanggal lahir dan atau nomor rekammedis.
b) Gelang identitas: Pink untuk wanita dan biru untuklaki-laki.
c) Pemasangan gelang identitas untuk semua pasien rawatinap.
d) Berikan informasi ke pasien bahwa petugas kesehatan akan selalu menanyakan
nama dan tanggal lahir sebelum melakukan tindakan/pemberianobat.
e) Nomor kamar dan tempat tidur tidak boleh digunakansebagai identifikasi.
f) Identifikasi pasien dilaksanakan pada saat; Sebelum melakukan
prosedur/tindakan. Sebelum pemberianobat.

Sebelum pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan lab. Sebelum pemberian


transfusi darah.

g) Identifikasi pasien:

Gelang pink digunakan untuk pasien perempuan Gelang biru digunakan untuk
pasien laki-laki. Tambahan Manik kuning di gelang digunakan untuk pasien resiko
jatuh. Pasien anak dengan Humpty Dumpty. Tambahan manik merah di gelang
digunakan untuk pasien alergi. Riwayat alergi (obat-obatan, makanan)/Test antibiotik
dengan hasilpositif.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2021


Ruang paviliun roudho semua perawat menerapkan identifikasi pasien dengan
mencocokkan gelang identitas yang dipakai pasien dan mengonfirmasi nama pasien dan
tanggal lahir/umur sebelum melakukan tindakan keperawatan. Serta didapatkan semua
pasien memakai gelang identitas.

54
2) Peningkatan Komunikasi yangEfektif
a. Standar

Organisasi ini mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas


komunikasi antar perawat.
b. Tujuan

Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat dan lengkap, tidak ambigu dan
dipahami oleh penerima dapat mengurangi kesalahan hasil dalam keselamatan pasien
membaik. Komunikasi dapat berupa elektronik, lisan, atau tulisan. Menerapkan proses
atau prosedur untuk mengambil perintah lisan atau telepon, atau untuk pelaporan hasil
uji laboratorium penting yang membutuhkan verifikasi “read back" dari tatanan lengkap
atau hasil tes oleh orang yang menerimainformasi.
c. Elemen yangdiukur

Perintah verbal dan telepon yang lengkap atau hasil tes tulis oleh penerima perintah

a) Perintah verbal dan telepon yang lengkap atau hasil tes yang dibaca kembali oleh
penerima perintah atau hasiltesnya.
b) Perintah atau hasil tes dikonfirmasi oleh individu yang menerima perintah atau
hasiltes.
c) Kebijakan dan prosedur mendukung praktek konsisten dalam memverifikasi
keakuratan verbal dan komunikasi telepon.
d. Implementasi di rumah sakit
a) Untuk perintah verbal atau melalui telepon, staf yang menerima pesan harus
menuliskan dan membacakan kembali kepada pemberipesan.
b) Komunikasi verbal dengan SBAR dilakukansaat:

55
Saat petugas melaporkan kondisi pasien kepada DPJP (Dokter Penangggung
Jawab Pasien), perawat dengan dengan perawat, perawat dengan PPA lain seperti ahli
gizi, apoteker, tenaga rehabilitasi medik dan tenaga lainnya.
Catat instruksi di formulir catatan terintegrasi.
c) Komunikasi verbal dengan read backdilakukan:

Saat petugas menerima instruksi verbal per telepon/lisan dari DPJP.


Saat petugas menerima laporan tes kritis/pemeriksaan cito. Beri stempel READ BACK.

d) Sistem pendokumentasian denganSBAR:

S (situation): Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan,
serta dokter yang merawat. Sebutkan diagnosis medis dan masalah
keperawatan yang belum atau sudah teratasi/keluhan utama.
B (background): Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari
setiap diagnosis keperawatan.Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan,
pemasangan alat invasive, dan obat-obatan termasuk cairan infuse yang
digunakan. Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosamedis.
A (Assessment): Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti
tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score, status restrain, risiko
jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain. Jelaskan
informasi klinik lain yang mendukung.
R (Recommendation): Merekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan
perlu dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning dan
edukasi pasien dan keluarga.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 13 januari 2021,
komunikasi efektif yang sudah diterapkan di ruang roudho yaitu menggunakan metode
SBAR (Situation, Background, Assesment,

56
Recommendation). Pada saat melaporkan kondisi pasien maupun hasil pemeriksaan
klien berupa hasil lab, foto All kepada DPJP sering dilakukan melalui media sosial,
pada pelaksanaan stempel readback, sebagian rekam medis sudah ada yang diberikan
stempel READ BACK semua rekam medis yang ditulis nama perawat dan advisor,
tetapi terkadang masih ada yang belum ditandatangani oleh dokter DPJP sesuai
ketentuan yang ada.
3) Peningkatan Keamanan Obat yang PerluDi waspadai
a. Standar

Mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan keamanan obatyang perlu


diwaspadai.

b. Tujuan

Mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang mengidentifikasi daftar obat


yang perlu diwaspadai serta dilabeli secara jelas dan diakses oleh petugas mencegah
ketidaksengajaan administrasi.

c. Elemen yangdiukur
a) Kebijakan dan atau prosedur yang dikembangkan untuk mengatasi identifikasi,
lokasi, pelabelan dan penyimpanan obat yang perlu diwaspadai.
b) Kebijakan dan atau prosedur yang telahditerapkan.
d. Implementasi di rumahsakit
a) Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (high alert) terdaftar dalam kategori
obat beresiko tinggi dapat menyebabkan cidera serius pada pasien jika terjadi
kesalahan dalampenggunaannya.
b) Pemberian obat high alert kepadapasien:

Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat lain harus
melakukan pemeriksaan kembali secara independen (PRINSIP 7 BENAR).

1. Kesesuaian antara obat dengan rekam medis/instruksidokter.


2. Ketepatan perhitungan dosisobat.
3. Identitaspasien.
c) Obat high alert infus harus dipastikan:
1. Ketepatan kecepataninfus.

57
2. Jika obat lebih dari satu, tempatkan label nama obat pada syringe pump dan di
setiap ujung jalurselang.
d) Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasienmendapatkan obat highalert.
1. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan labelkhusus.
2. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7BENAR.
3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang
yangberkompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi dimeja dekat pasien
tanpapengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA/NORUM (LookAlike
Sound Alike/Nama ObatRupa

Mirip), saat memberi/menerima instruksi


7.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 13 januari 2021, dapat diketahui bahwa
kewaspadaan tentang obat yang perlu diwaspadai sudah dilakukan dengan memisahkan
obat-obat high alert pada tempat yang telah disediakan dengan ditempatkan di tempat
tersendiri. Pemberian labeling dan double crooscheck juga sudah dilakukan di ruang
Roudhoh.. Sebelum pemberian obat dilakukan identifikasi terlebih dahulu dengan
memanggil nama ataupun memeriksa gelang identitas pasien. Prinsip 7 benar telah
diterapkan dengan baik, pendokumentasian pemberian obat juga sudah dilakukan.
Bukti dokumentasi perawat pemberi obat dan alasan apabila pasien tidak mendapatkan
obat sesuai dengan seharusnya.

4) Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Pasien Operasi dan TepatProsedur


a. Standar

Mengembangkan pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan


tepat pasien operasi.

58
b. Tujuan

Meminimalisir salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien merupakan kejadian
kekhawatiran yang umum dalam organisasi perawatan kesehatan. Praktek-praktek
berbasis bukti (eviden base practics) yang dijelaskan dalam “The (US) Join
Commission’s Universal Protocol” untuk mencegah salah pasien, salah prosedur dan
salah lokasi operasi. Proses penting yang ditemukan di protokol universal yaitu
menandai lokasi bedah, proses verifikasi sebelum operasi dan Time out yang diadakan
segera sebelum memulai prosedur.

c. Elemen yangdiukur

1) Menggunakan tanda yang langsung dikenali untuk identifikasi pada lokasi bedah dan
melibatkan pasien dalammenandai.
2) Menggunakan daftar periksa atau proses lain untuk memverifikasi lokasi yang tepat
dan pasien yang tepat bahwa semua dokumen dan peralatan yang dibutuhkan berada
di tangan yang benar dan fungsional sebelum melakukanoperasi.

d. Implementasi di rumahsakit
a) Penandaan (MarkerSite)

Dilakukan oleh dokter operator menggunakan spidol permanen di daerah


operasi, jika operasi selektif dilakukan di rawat inap, sedangkan operasi cito dilakukan
di IGD atau rawat inap.
b) ProsesPreverifikasi

Kegiatan verifikasi yang dilakukan oleh tim bedah sebelum tindakan operasi dilakukan.
4) Pengurangan Resiko Infeksi Terkait dengan PelayananKesehatan
a. Standar

Mengembangkan pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi.


b. Tujuan

Mencegah terjadinya pengendalian infeksi dengan cuci tangan. Pedoman


kebersihan tangan yang diterima oleh internasional tersedia dari organisasi kesehatan
dunia (WHO), pusat pengendalian dan

59
pencegahan penyakit America (CDC US). Monitor dan evaluasi terhadap kejadian
plebitis.
c. Elemen yangdiukur
1. Organisasi yang telah diadopsi atau di adaptasi saat ini menerbitkan dan umumnya
menerima pedoman kebersihan tangan.
2. Organisasi ini menerapkan program kebersihan tangan yang efektif.
3. Kebijakan dan terkait denganinfeksi.
d. Implementasi di rumahsakit

1) HandHygiene

Suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan sabun


/antiseptik di bawah air mengalir atau dengan menggunakan
handrub berbasis alkohol.
2) Kebersihan tangan/Hand Hygiene
a) Handhygien emenggunakan handrub (6langkah) tangan dalam keadaan bersih
b) Handhygiene menggunakan handwash/air dansabun (6 langkah) tangan dalam
keadaankotor. TIPS: setiap langkah 4 hitungan dan semua cincin dan jam dilepas
3) Lima waktu wajib mencucitangan:

1. Sebelum Kontak denganpasien.


2. Sesudah tindakanaseptic.
3. Setelah terkena cairan tubuhpasien.
4. Sesudah kontak denganpasien.
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitarpasien

4) Komponen KewaspadaanStandar

1. Handhygiene.
2. Pemakaian APD secara teratur
3. Penangan benda tajam dengan tepat dan benar (pembuangan tempat sampah benda
tajam ke kotak khusus/safetybox).
4. Dekontaminasi alat.
5. Penanganan limbah dan lingkungan.
6. Penanganan linen/laundry yang memadai.
7. Penempatan pasien isolasi.
8. Etika batuk.
9. Praktek menyuntik aman.
10. Praktek pencegahan infeksi

60
Sebagai upaya pencegahan infeksi, di RS Siti Khodijah Sepanjang telah
terbentuk tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Infeksi nosokomial meliputi
plebhitis, decubitus, ISK (Infeksi Saluran Kemih), ILO (Infeksi Luka Operasi). Selain
terdapat Tim PPI terdapat tim surveilans untuk mengetahui kejadian infeksi di rumah
sakit, tindakan yang dilakukan yaitu mendata infeksi tiap hari. Pendataan infeksi setiap
hari dilakukan dimasing masing ruamgan oleh IPCLN kemudian dijadikan satu setiap
bulannya oleh IPCN (Depkes RI, 2012).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 13 Januari 2021 dapat diketahui bahwa
hanya disediakan 1 handscrub di setiap bed. Dan di depan ruangan. Di setiap kamar
terdapat 1 wastafel dan tersedia sabun antiseptik disediakan RS. Perawat di Roudho
sudah menerapkan 6 langkah cuci dan lima momen mencuci tangan yang ditetapka oleh
WHO dengan benar. Pemberian health education pada keluarga pasien mengenai cara
cuci tangan yang benar sudah dilakukan saat awal masuk rawat inap dan melalui media
berupa poster yang ditempel di setiap ruangan.

6) Pengurangan ResikoJatuh
a. Standar

Mengembangkan pendekatan untuk mengurangi resiko yang membahayakan akibat


klien jatuh.

b. Tujuan

Menilai kembali resiko secara berkala setiap pasien untuk jatuh, termasuk potensi resiko
yang terkait dengan regimen pengobatan pasien dan mengambil tindakan untuk
mengurangi atau menghilangkan resiko yang teridentifikasi.

61
c. Elemen yangdiukur
1. Rumah sakit menerapkan suatu proses untuk penilaian awal pasien untuk resiko jatuh
dan penilaian ulang pasien ketika ditunjukkan oleh perubahan dalam kondisi atau
pengobatan atau yanglain.
2. Ukuran yang diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang
dinilaiberesiko.
3. Ukuran dipantau untuk hasil, baik kesuksesan pengurangan cidera jatuh dan apapun
yang terkait konsekuensi yang tidakdiinginkan.
4. Kebijakan dan atau prosedur terus mendukung penguranganresiko membahayakan
pasienjatuh.
d. Implementasi di rumahsakit

1) Pengkajian risiko jatuh anak menggunakan HumptyDumpty:


1. Pada saat pengkajian awal pasiendirawat.
2. Pengkajian dilengkapi dalam waktu 1x24jam.
3. Jika ada pasien dengan resiko jatuh Pasangkan manic berwarna kuning pada gelang,
bertuliskan fallrisk.
4. Pasang sign bertuliskan resikojatuh.
2) Tingkatan risiko ditentukan sebagaiberikut:
1. Risiko Rendah: Skor7-11
2. Risiko tinggi: Skor≥12
3) Intervensi:
1. Lakukan orientasi kamar pasien.
2. Posisikan tempattidur.
3. Pencahayaan yangadekuat.
4. Penggunaan alatbantu
4) Edukasi pencegahan jatuh selama dirawat kepada pasien/keluarga dan berikan
bacaan pencegahan jatuh (dorong partisipasi keluarga dalam keselamatan pasien,
jangan tinggalkan pasien sendiri, gunakan tempat duduk dikamar mandi saat
pasienmandi)

Pasien dikaji kembali sesuai kondisinya, apabila anak dengan resiko rendah dengan
skala 7-11 di observasi rutin oleh perawat setiap dua jam, dan anak dengan resiko tinggi
dengan skala12-23 di observasi rutin oleh perawat setiap satu jam. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara pada tgl 13 januari 2021, dapat diketahui bahwa pengkajian
resiko pasien jatuh sudah dilakukan pada semua pasien pada awal pasien masuk dan
didokumentasikan di rekam medis pasien. Usaha penanggulangan yang dilakukan pada
62
pasien resiko jatuh adalah dengan menutup side rail dan masing-masing pasien boleh
ditunggu oleh penunggu pasien sebanyak 1 orang penunggu. Serta pada standart infus
diberikan label segita kuning (Resiko Jatuh).

ANALISIS SWOT

No ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT×RATING


1 M1 (KETENAGAAN)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Sejumlah 100% perawat merasa struktur 0.3 4 1,2 S-W = 3.9
organisasi yang sudah sesuai dengan –3,5
kemampuan = -0,4
Perawat
2. Sejumlah 100% perawat merasa 0.2 4 0.8
pembagian tugas sudah sesuai
dengan struktur organisasi
3. Sejumlah 100% perawat merasa 0.3 4 1,2
Kepala Ruangan sudah optimal
melaksanakan tugas – tugasnya
4. Sejumlah 100% perawat 0.1 3 0.3
menganggap kinerja ketua tim
sudah kompeten dalam tugasnya
5. Sejumlah 90% perawat 0.1 2 0.2
mengganggap beban kerja perawat
sudah sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasie
6. Sejumlah 90 % perawat 0,1 2 0.2
menganggap pembagian tugas
diruangan sudah jelas

Total 1 3,9
WEAKNESS
1. Jumlah tenaga perawat belum 0.3 4 1.2
sepada dengan jumlahruangan
2. Minimnya tenaga S1 keperawatan
dibandingkan dengan
D3keperawatan 0.5 3 1.5
S1 keperawatan : 4 orang D3
Keperawatan : 9 orang
3. Banyaknya kebutuhan tenaga 0,2 4 0,8
perawat pershift tidak seimbang
dengan jumlah pxdiruangan 3.5
Total 1

63
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Perawat difasilitasi oleh RS untuk 0.4 4 1,6
mengikutipelatihan
2. Perawat diberikan kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebihtinggi 0.3 3 0,9
3. Adanya PRS yangmembantu
pekerjaan perawatruangan 0.3 3 0,9

Total 1 3,4 O-T = 3,4 –


3,8 =-
0,4

THREATENED
1. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0.3 4 1.2
kesehatan
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakatakan hukum 0.5 4 2
3. Adanyapertanggungjawaban
legalitas bagipasien 0.2 3 0,6

Total 1 3,8

2 M2 (SARANA PRASARANA)
Internal Factor
(IFAS) STRENGTH S–W=
1. Ruangan memiliki fasilitas untuk 0.2 4 0.8 3,5 – 2.8 =
px dan tenagakesehatan 0.5
2. Tersedianya NurseStation. 0,1 3 0,3
3. Mempunyai peralatan yang 0.3 4 1.2
mendukung proses perawatan
seperti alat oksigenasi, nebulizer,
alat pengukur tanda vital, dan
semua tenaga perawat mampu
mengoperasikan dengan baik.
4. RS swasta tipe B sekaligus sebagai 0.3 0.9
3
RSpendidikan
5. Pengelolaan sampah ruangan 0.1 3 0,3
sudah terpisah antara sampah
medis dan nonmedis
Total 1 3,5

64
WEAKNESS
1. Ruangan tindakan kurang luas
2. Beberapa alat tidak tersedia 0,1 3 0,3
3. Ruangan menggunakan bed 0.1 2 0.2
Dewasa
4. Belum terpakainya sarana dan
prasarana secara optimal 0.3
5. Tidak ada nomer urut bed dalam 2 0.6
kamar ruangan. 0.3
3 0,9
6. Kurangnya jumlah alat sesuai
dengan kebutuhan ruangan 0.2 0.8
4
Total 1 2.8

EXTERNAL FACTORS (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya Pengadaan Sarana Dan 0.4 4 1.6 O-T=
Prasarana Yang Rusak Dari 3.1 – 2.4
Bagian Pengadaan Barang = 0.7
2. Adanya pengecekan barang secara
berkala oleh tim pengendalian 0.3 3 0.9
saranaprasaran
3. Adanya audit data alkes oleh tim
0.3 2 0.6
Rumah Sakit.
Total
1 3.1
THREATENED
1. Kesenjangan antara jumlah alat
yang ada denganpasien.
0.6 3 1.8
2. Makin tinggi kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0.2 1 0.2
kesehatan.
3. Adanya tuntutan tinggi dari 0.2 2 0.4
masyarakat utuk melengkapi
sarana danprasarana
Total 1 2.4

3 M3 – METODE
1. MAKP
Internal Factor
(IFAS) STRENGTH
1. RS memiliki, visi, misi dan motto sebagai S-W =
0.3 4 1.2 2.8 – 2 =
acuan melaksanakan kegiatan layanan
0.8

65
2. Telah di gunakan MAKP model 0.6
MAKPtim 0.2 3
3. Hampir semua perawat mengerti atau
memahami model yang digunakan dan 0.2 2 0.4
menyatakan cocok untuk model yang
ada
4. Model yang digunakan cukupefisien
0.1 0.2
5. Memiliki standart asuhankeperawatan 2
0.1 0.2
6. Terlaksananya komunikasi yang 2
0.1 0.2
adekuat antara perawat dan tim 2
kesehatan yang lain
Total
1 2.8
WEAKNESS
1. Kurangnya jumlah tenaga yang
membantu optimalisasi penerapan 2 1
model yangdigunakan 0.5
2. Belum adanya evaluasi pasien yang
ditanda tangani oleh ketua TIM dan PJ 1
0,5 2
Shift
Total
1 2
External Factor

(EFAS)

OPPORTUNITY 4 0.8
0.2
1. Adanya kebijakan RSterhadap
profesionalisasi perawat (perawat
O-T = 2.7 –
bekerja sesuai dengan fungsi dan
2.4 =
perannya) 0.3 3 0.9
0.3
2. Adanya mahasiswa S1 keperawatan
melaksanakan praktek management di
ruang Roudhoh 0.3 2 0.6
3. Ada kerjasama antara institusi
pendidikan dan rumahsakit 0.2 2 0.4
4. Adanya pelatihan management
bangsal 1 2.7
Total
THREATENED 3
1. Persaingan antar Rumah Sakit 0.4 1.2
swasta yang semakinketat.
2
2. Adanya tuntutan masyarakat 0.3 0.6
yang semakin tinggi
terhadappeningkatan pelayanan
keperawatan yanglebih

66
professional.
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan 0.6
hukum. 0.3 2
Total 2.4
2. Penerimaan pasien baru 1
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH S – W = 3.5
1. Sudah sesuai dengan alur peneriman 1.5 -2.75 =
3
pasienbaru 0.5 0.75
2. Proses pengkajian sudahdilaksanakan 1
2
oleh perawatruangan. 0.25
3. Adanya format penerimaan pasien 1
0.25 2
baru
Total 3.5
1
WEAKNESS
1. Perawat terkadang lupa menjelaskan
3 2.25
fasilitas yang ada di RS dan hal-hal
0.75
yang perlu disampaikan padapasien
2. Perawat jarang mamperkenalkan diri
2 0.5
kepasien.
Total 0.25
2.75
External Factor (EFAS ) 1
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 yang
1.5
praktik manajemenkeperawatan 3
0.5
2. Adanya kerjasama yang baik
0.6
antara mahasiswa dengan 0.3 2
perawatRuangan 1 0.2
3. Adanya kemauan perawat 0.2 2.3
untukberubah
1
Total
O-T=
2.3 -1.9 =
TREATHENED 0.9 0.4
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk 0.3 3
mendapatkan pelayanan keperawatan 0.
yangprofesional. 0.2 0.6
2
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0.3
akan pentingnyakesehatan. 0.2
2
3. Persaingan antar Rumah Sakit swasta 0.2
yang semakinketat. 1.9
1
4. Makin tingginyakeingintahuan 1
masyarakat tentangpenyakit.
Total

67
3. Timbang Terima
Internal Factor (IFAS) 1.2
STRENGTH 0.3
1. Timbang terima sudah dilakukan pada 0.6
setiap pergantianshift 0.2 4
2. Timbang terima dilakukan di
nurse station dan divalidasi 0.6
3
0.2
kembali ke pasien
3. Timbang terima dipimpin oleh karu 0.2
0.1 S –W = 3
ataukatim 3 - 2.8 =
4. Sudah ada lembar untuk dokumentasi 0.2
0.2
timbangterima 2
0.1
5. Timbang terima diikuti oleh semua
0.1
perawatjaga 0.1 2
6. Ada interaksi dengan pasien saat
0.1
validasi
0.1 1
7. Ada kemauan dari perawat untuk
3
melakukan timbangterima
1 1
Total

WEAKNESS 0.9
1. Teknik timbang terima, masih 0.3
kurang optimal 0.4
2. Timbang terima tidak selalu tepat 3
0.2
waktu sesuai dengan jadwal
yangditentukan 2
1.5
3. Saat melakukan timbang terima 0.5
terkadang tidak fokus kepada 2.8
masalah yang ada dan sering 1 3
memulai topiklain

Total

External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY 3 0.9
1. Adanya mahasiswa S1 praktik 0.3
manajemenkeperawatan 3 0.9
2. Adanya kerjasama yang baik antara 0.3
mahasiswa S1 yang praktik dengan O–T=
0.4 2.6 –2.4
perawatruangan. 2
0.2 = 0.2
3. Sarana dan prasarana penunjang
0.4
cukuptersedia
4. Adanya komunikasi denganpasien

68
saat timbang terima 0.2 2
Total 2.6
1
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari 1.2
pasien untuk memberikan sarana dan 0.4 3
prasarana yangmemadai
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat 0.6
0.3
tentang tanggungjawab dan 2
tanggunggugat perawat sebagai
pemberi asuhankeperawatan
3. Persaingan antar ruangan yang 0.6
semakin kuat dalam pemberian 0.3 2
pelayanan.
Total 2.4
1
4. DokumentasiKeperawatan
Internal Factor(IFAS)
STRENGTH S–W=
1. Tersedianya sarana dan prasarana 2.5 – 2 =
untuk pendokumentasian (format 1.5 0.5
timbangterima) 0.5
3
2. Sistem pendokumentasian laporan
harian untuk evaluasi menggunakan 0.5
0.25 2
sistem SOAP.
3. Adanya kemauan perawat untuk
melaksanakanpendokumentasian. 0.5
0.25 2
Total
2.5
1

WEAKNESS
1. Dokumentasi obat belum ada stempel
7benar 1.5
2
2. Dalam penerimaan obat kepasien 0.75
belum ada tanda tangan pasien atau
keluarga 2
0.5
Total 0.25
2
1

69
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY O–T=
1. Kerjasama yang baik antara 0.5 2 1 2-1 = 1
perawat denganmahasiswa
2. Adanya mahasiswa keperawatan 2 1
praktik manajemenkeperawatan 0.5
Total
1 2
THREATHENED
1. Adanya tingkat kesadaran yang 1
tinggi dari pasien dan keluarga 0.5 0.5
tentang tanggungjawab dan
tanggunggugat.
2. Banyaknya tugaslimpahkan
0.5 1 0.5
Total
1 1
5. Ronde Keperawatan
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya komunikasi yang baik antar S–W=
tenagakesehatan 2.6 – 3.5 = -
2. Bidang keperawatan dan ruangan 3
0.3 0.9 0.5
mendukung adanya rondekeperawatan
3. Adanya kemauan perawat untuk 3
0.3 0.9
melakukan rondekeperawatan
4. Pelaksanaan ronde keperawatan sudah 2
0.2 0.4
terjadwal
Total 2
0.2 0.4

1 2.6

WEAKNESS
1. Belum terlaksanakannya ronde
keperawatan selama pandemic covid
ini
2. Jumlah tenaga S1 terbatas sehingga
mempengaruhi saat akan dilakukan
rondekeperawatan 0.5 4 2

Total
0.5 3 1.5

1 3.5

70
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan dari KARU untuk
mengadakan ronde keperawatan pada 0.5 1.5
perawat dan mahasiswapraktek. 3
2. Perawat diberikan kesempatan untuk
0.3 0.6
memberikan penanganan awal pada
pasien yang mengalami kegawatan 2
jika dokter tidak bisa langsung datang
pada waktukejadian 0.2 1,2
3. Ronde keperawatan diadakan rutin 3 O–T=
danterjadwal 3,3 – 3 =
Total 1 3.3 0,3

TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk mendapatkan 0.4 1.6
pelayanan yang lebihprofessional. 4
2. Persaingan antara Rumah Sakit
semakin kuat dalam pemberian
pelayanan. 0.2 0.6
3
3. Perkembangan jenis penyakitbaru
Total 0.4 0.8
2
1 3
6. Sentralisasi Obat
Internal Factor
(IFAS) STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan prasarana
untuk pengelolaan sentralisasi obat
0.2 0.6
(tempat obat, sentralisasiobat)
3
2. Petugas farmasi sebagai penanggung
jawab sentralisasiobat 0.2 3 0.6
3. Sentralisasi obat di ruang Roudhoh
dilakukan pada semua pasien baik
pasien umum maupun pasien BPJS 0.4 0.8
2 S–W=
Total 2 - 1.5 =
0.5
1 2

71
WEAKNESS 0.6
1. Depo farmasi belum ada di setiap 0.5 2
ruangan masih tersentral di Depo
farmasiutama 0.4
2. Pemberian obat tidak ada tanda 0.5 2
tangan keluarga pasien hanya
perawatsaja 0.5
Total 1
1
1.5
External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
0.3
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan 0.6
yang dapat membantu pelaksanaan 2
sentralisasiobat. 0.2
2. Kerjasama yang baik antaraperawat 0.4 O–T=
danmahasiswa. 2 1.5 – 1 =
3. Adanya kemauan pasien yang 0.5 0.5
menyetujui dilakukannya sentralisasi 0.5
obat 1
Total 1
1.5
TREATHENED
1. Adanya tuntutan pasien untuk 1
mendapatkan pelayanan yang 1 1
profesional.
Total 1 1

7. Supervisi
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH 3
1. Supervisi keperawatan sudah di 0.5 1.5
lakukan di Ruang Roudhoh
3
2. Adanya kemauan perawat Ruang 0.3 0.9
Roudhoh untukberubah.
3. Kabid keperawatan dan kepala S–W=
3 3–2=1
ruangan mendukung kegiatan 0.2 0.6
supervisi demi peningkaan mutu
pelayanankeperawatan
Total
1 3

72
WEAKNESS
1. Belum ada program yang terjadwal 1 2 2
tentang supervise dari kepala ruangan
kepada perawat selama pandemic
covid 1 2
Total

External Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1Keperawatan
yang praktik managemen 2
0.25 0.5
keperawatan
2. Adanya teguran dari karu bagi 3
0.75 2.25
perawat yang tidak melaksanakan
tugas denganbaik O–T=
Total 2.75 – 2 =
1 2.75 0.75
THREATENED
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen
untuk mendapatkan pelayanan yang 2
profesional dan bermutu sesuai 0.5 1
dengan peningkatan biayaperawatan.
2. Persaingan antar RS akan kualitas
pelayanankeperawatan
0.5 2 1
Total

1 2
8. Discharge Planning
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Diruang Roudhoh sudah
dilakukan dischargeplanning
3
2. Tersedia format dischargeplanning 0.5 1.5
diruang Roudhoh S–W=
2 2.4 – 2.3 =
3. Memberikan pendidikan kesehatan 0.2 0.4
kepada pasien/ keluarga selama 0.1
dirawat ataupulang
2
4. Tersedianya resume keperawatan 0.2 0.4
untuk pasienpulang
Total 1
0.1 0.1

1 2.4

73
WEAKNESS
1. Kurangnya edukasi dengan leaflet
meskipun terdapat leaflet diruangan, 0.5 3 1.5
kelengkapan serta updateleaflet
2. Discharge planning dilakukan secara 0.3 2 0.6
lisan kepada setiappasien/keluarga 1
3. Pendokumentasian dischargeplanning 0.2 0.2
di ruangan
Total 1 2.3

External Factor (EFAS )


OPPORTUNITY 0.5 1.5
1. Adanya mahasiswa S1 yangpraktik 3 O–T=
manajemenkeperawatan 0.2 0.4 2.5 – 2.1 =
2. Adanya kerjasama yang baik antara 2 0.4
mahasiswa dengan perawat Ruang
Roudhoh 0.2 0.4
3. Kemauan pasien/keluarga terhadap 2
anjuranperawat. 0.1 0.2
4. Adanya kemauan perawat 2
untukberubah 1 2.5

Total
0.3 0.9
TREATHENED
3
1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan 0.2 0.4
keperawatan yangprofesional.
2
2. Makin tinggi kesadaran 0.3 0.6
masyarakat akan
pentingnyakesehatan. 0.2 2 0.2
3. Persaingan antar Rumah Sakit
swasta yang semakinketat. 1 1 2.1
4. Makin tingginya keingintahuan
klien/ keluarga/masyarakat
tentangpenyakit.
Total
4 M4 (KEUANGAN)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Dana didapatkan dari rumah sakit 0.3 3 0.9 S–W=
untuk operasionalruangan. 2.6 -2 =
2. Dana didapatkan dari rumah sakit 0.3 3 0.9 0.6
untuk fasilitaskesehatan.
3. Dana didapatkan dari rumah sakit
untuk tunjangan kesejahteraan 0.4 2 0.8
pegawai rumah sakit danruangan.

74
Total 1 2.6

WEAKNESS
1. Perawat bekerja sebagai penanggung 1 2 2
jawab asuhan keperawatan dan
administrasi keuangan di ruangan.

Total 1 2

Eksternal Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Pengeluaran sebagianbesar 1 3 3
dibiayai institusi O–T=3
-2
Total 1 3 =1

THREATENED
1. Adanya tuntutan darimasyarakat 1 2 2
untuk pelayanan kesehatan yang
kurang baik atau kurang
profesional.

Total 1 2

5. M5 (Mutu)
Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Rata-rata BOR pasien rendah 56% 0.5 3 1.5
2. Terdapat 90 % pasien menyatakan 0.5 2 1
puas terhadap mutu pelayanan S-W= 2.5
keperawatan –2=
Total 1 2.5 0.5

WEAKNESS
1. 10% mengatakan cukup puas dengan 1 2 2
pelayanan keperawatan
Total 1 2

OPPORTUNITY
1. Rumah sakit tipe B 0.3 3 0.9
2. Ada Mahasiswa S1 Keperawatan 0.4 3 1.2
praktik manajemen
3. Kerjasama yang baik antara perawat
dan mahasiswa 0.3 2 0.6

75
Total 1 2.7

O-T =
TREATHENED
2.7- 2.25 =
1. Persaingan RS dalam memberikan 0.45
pelayananKeperawatan 0.75 2 1.5
2. Adanya tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan 0.25 3 0.75
pelayanan yang professional dan
bermutu sesuai dengan biaya
perawatan
Total 1 2.25

76
2.4 DIAGRAM LAYANG

Pada kuadran 1 terdapat 10 komponen yang memiliki kekuatan dan menguntungkan


bagi ruangan Roudhoh Siti khodijah yaitu;
1) MAKP yang sesuai dengan kondisi ruangan yaitu menggunakan metode TIM
modifikasi yang dirasa sudah sesuai dengan keadaan ruangan
2) M2,
3) Supervisi dilaksanakan, didokumentasikan dan disampaikan terhadap PP dan PA
oleh Karu dan hanya sebagian kecil yang sudah di supervisi 4 orang dari 15 tenaga
perawat.

77
2) Penerimaan Pasien baru dilakukan sesuai alur
3) Dokumentasi Keperawatan, jarang ada masalah mengenai dokumentasi
keperawatan dan format yang ada sudah baik

4) M5,

5) Timbang terima, dilakukan tepatwaktu

6) M4

7) Discharge Planning sudah baik, RS sudah memiliki leaflet namun dengan


keingintahuan pasien yang tinggi dan persaingan rumah sakit edukasi dan kelengkapan
serta update leaflet perlu untukditingkatkan

8) Sentralisasi Obat di ruang Roudhoh sudah baik. Sarana dan prasarana sudah
memadai. Adanya UDD petugas farmasi yang menyiapkan obat oral untuk 24 jam di
pagihari

2. Kuadran 2 ( Menghadapi ancaman namun memiliki kekuatan internal)


1) Ketenagaan di ruang Roudhoh masih di dominasi oleh kualifikasi pendidikan
D3.
2) Persaingan Antar Rumah Sakit Untuk Meningkatan Kualitas Pelayanan
Meyebabkan ancaman tersendiri bagi ruangan dan rumah sakit karena menurut
akreditasi SNARS yang Mengisi CPPT adalah Tenaga Profesional. (S1Keperawatan)
3. Kuadran 3 ( Peluang pangsa pasar yang besar namun memiliki kendala
atau kelemahan internal)
4. Ronde Keperawatan belum terlaksana selama pandemi covid dan kurangnya
tenaga kesehatan S1
5. Kuadran 4 ( Situasi yang sangat tidak menguntungkan, menghadapi
ancaman dan kelemahan internal)

78
Ruang Roudhoh tidak memiliki komponen ini

2.5 Identifikasi Masalah

Setelah dilakukan analisis situasi dengan mengunakan SWOT maka kelompok dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :

1. M1 (Man) : Kurangnya tenaga perawat dengan jenjang S1 sehingga jika dilihat


dari jumlah pasien yang ada di ruang Roudhoh beban kerja perawat meningkat.
2. M2 (Material):
a. Tempat tidur pasien masih belum sesuai dengan usia pasien / pasien anak
b. Pada ruang tindakan kurang luas sehingga kurang maksimal pada saat
melakukantindakan.
c. Peralatan yang ada diruangan masih belum sesuai antara jumlah rasio
3. M3 (Method):
a. Timbang terima selama ini sudah dilakukan pada setiap pergantian shift jaga,
pelaksanaan terkadang kurang focus dan ruangan yang kurang luas
b. Sentralisasi obat sudah dilakukan di Raudoh RS Siti Khodijah, namun kurang
optimal berhubungan dengan Tidak ada tanda tangan keluarga saat pemberian obat
hanya perawat saja
c. Discharge Planning sudah sesuai dengan prosedur yang ada, terdapat leaflet di
ruangan. Namun dengan keingin tahuan pasien yang tinggi dan persai ngan rumah sakit
edukasi dengan leaflet dan kelengkapan serta update leaflet perlu untukditingkatkan
d. Penerimaan pasien baru sudah dilakukan sesuai alur, proses pengkajian juga
sudah dilakukan oleh perawat, terdapat format penerimaan pasien baru, tetapi perawat
kadang lupa/kurang lengkap menjelaskan fasilitas yang ada diruangan dan hal2 yg
perludisampaikan
e. Pelaksanaan ronde keperawatan biasanya terjadwal namun selama adanya
pandemi covid belum terlaksanakan dan juga kurangnya tenaga S1keperawatan
f. Supervisi keperawatan biasanya dilakukan namun belum ada program yang
terjadwal selama pandemicovid

79
4. M4 (Money) : Pendanaan yang ada di ruangan Roudhoh tidak ada masalah
5. M5 (Mutu) : Rata-rata BOR pasien didapatkan tinggi 97%
2.6 Prioritas Masalah

SKOR ANALISA SWOT


NO Masalah
IFAS EFAS

1 Discharge Planning 0,1 0,4


2 Sentralisasi Obat 0,5 0,5

3 Penerimaan Pasien Baru 3,5 0,4


4 Timbang Terima 1 0,2
5 MAKP 0,8 0,3
6 M5 (Mutu) 0,6 0,45

7 Ronde Keperawatan -0,5 0,3


8 Supervisi 1 0,75
9 Dokumentasi Keperawatan 0,5 1
10 M4 (Keuangan) 0,6 1

11 M1 0,4 -0,4
12 M2 0,5 0,7

80
2.7 Plain of Action (POA)

No Problem Tujuan Kegiatan PJ Waktu Indikator Keberhasilan


1. Discharge Discharge planning 1. Mengajukan pembuatan leaflet yang belum ada Rahayu Setiap klien mulai masuk sampai
planning terlaksanadengan di ruang roudhoh Sutanti,S.kep pulang sudah mendapatkan
baik 2. Membuat inovasi berupa leaflet untuk pasien discharge planning.
pulang dengan menggunakan peralatan medis
misalnya kantong stoma pada anak pot
kolonostomi
3. Melaksanakan discharge planning saat pasien
datang, selama perawatan, maupun saat pasien
KRS.
4. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan
discharge planning
2. Sentralisasi Sentralisasi obat 1. Menentukan penanggung jawab Sentralisasi Merry Yuni, S.Kep Seluruh obat klien tersentralisasi
Obat dilaksanakan secara obat. dengan baik.
optimal 2. Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja
sama denganperawat.
3. Meminta persetujuan sentralisasi obat dari klien
keperawat.
4. Mendokumentasikan hasil pelaksanaaan
pengelolaan sentralisasiobat.
5. Mendokumentasikan tanda tangan perawat dan
keluarga pasien untk pelaksanaan pemberian
obat

81
3. Penerimaan Meningkatkan 1. Menyiapkan form penerimaan pasienbaru. Rizky Akbar Klien percaya kepada perawat dan
pasien baru kepercayan klien 2. Menerima pasien baru dan menjelaskan segala j, S.Kep tingkat kepuasan pasien meningkat.
pada perawat sesuatu sesuai dengan isi form penerimaan
pasien baru (perkenalan perawat dan dokter
yang merawat. Aturan rumah sakit, lingkungan
rumah sakit, anjuran tidak membawa barang
berharga, dan lainsebagainya).
3. Review atau menanyakan kembali tentang
penjelasan yang diberikan oleh perawat saat
penerimaan pasienbaru
4. Meminta persetujuan telah dilakukan edukasi
pada saat penerimaan pasienbaru
4. Timbang Timbang terima 1. Menyiapkan format timbangterima Isnawati, S.Kep 1. Timbang terima dilakukandi
Terima dilakukan secara 2. Menentukan penanggung jawab timbangterima. nurse station dan di klien.
optimal dan 3. Melaksanakan timbang terima sesuaiSOP. 2. Isi timbang terima tentang
terdokumentasi. 4. Mengevaluasi pelaksanaan Timbangterima. masalah keperawatan yang
5. Mendokumentasikan hasil timbangterima sudah dan belumteratasi.
3. Timbang terima
terdokumentasi denganbaik.
5. M3–Methode Mampu 1. Menyiapkan proposal kegiatan Yudha H, S.Kep MAKP primer diterapkan secara
MAKP meningkatkan penerapan MAKPprimer optimal.
penerapan MAKP 2. Menentukan dan melaksanakan deskripsi tugas
Primer secara dan tanggung jawab masing-masingperawat.
optimal. 3. melaksanakan metode MAKP primarynursing
pada perawat di ruang Roudhoh
4. Mendiskusikan setiap hambatan yang
ada dalam penerapan modelprimer.
5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaanMAKP

82
model primer.

6. M5- Mutu Meningkatkan mutu 1. Mengidentifikasi prosentase BORharian. Ummatul Ulyah 1. Prosentase BOR harian
di ruang Roudhoh 2. Mengevaluasi tingkat kepuasan pasien dengan ,S.kep tercover dan terdokumentasi
quisioner sebelumKRS denganbaik
2. Tercapainya kepuasanpasien
7. Ronde Ronde keperawatan 1. Menyusun proposal dan format untuk ronde Fahmi A.,S.Kep Setiap kasus luar biasa dan kasus
Keperawatan terlaksana dengan keperawatan (strategi danmateri). yang sudah dilakukan tindakan
optimal dan teratur 2. Menentukan jadwal kegiatan ronde keperawatan tetapi tidak ada
sesuai jadwal. keperawatan kemajuan telah dilakukan ronde
3. Melaksanakan rondekeperawatan. keperawatan.
4. Mendokumentasikan hasil pelaksanaaan ronde
keperawatan.
8. Supervisi Mampu menerapkan 1. Merencanakan pelaksanaansupervise Rengga.,S.ke 1. Supervisi dilakukan
supervisi 2. Mengajukan proposal dan formatsupervisi. p secara rutin.
keperawatan dengan 3. Melaksanakan supervisi keperawatan bersama- 2. Supervisi dilaksanakan sesuai
benar sesuai dengan sama perawatruangan. dengan tugas pokok dan
SOP serta 4. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan fungsi.
merekomendasikan supervisikeperawatan. 3. Dapat diterapkannyainovasi
optimalisasi 5. Merekomendasikan inovasi pelaksanaan model supervise klinis
supervise dengan supervise klinis modifikasi reflektif proctor modifikasi
model supervise untuk meningkatkan mutu pelayanan
klinis modifikasi keperawatan
9. Dokumentasi Tercipta 1. Menyiapkan format RekamMedis M. Aris Dokumentasi dilakukan sesuai
Keperawatan pendokumentasian 2. Menentukan penanggung jawab H., S.kep format yang ada dan ditulis
yang efektif dan sesuai pendokumentasian dengan lengkap sesuai
standar 3. Melaksanakan dokumentasi keperawatan format yang sudah
disediakan

83
dengan baik dan benar
4. Menyediakan lembar ceklist kelengkapan
dokumentasi
10. M4 Memanfaatkan sarana 4. Mensosialisasi kepada semua perawat tentang Sugeng., S.Kep Semua fasilitas dapat digunakan
dan prasarana ruangan dan alat-alat yang masih belum difungsikan dengan baik.
seoptimal mungkin. dengan memberikan data tentang ruangan dan alat
yang belum digunakan secara
optimal.

84
BAB 3

PERENCANAAN

3.1 Pengorganisasian

Untuk efektifitas pelaksanaan model asuhan keperawatan professional dalam


menentukan kebijakan – kebijakan internal yang sifatnya umum, kelompok menyusun
struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua : Merry Yuni A., S.Kep

Wakil Ketua : Yudha H. Utomo., S.Kep

Sekretaris : Ummatul Ulyah., S.Kep

Bendahara : Fahmi A., S.Kep

Penanggung Jawab MAKP : Isnawati, S.Kep

Penanggung Jawab SO : Moch Aris H., S.Kep

Penanggung Jawab PPB : Anita., S.Kep

Penanggung Jawab TT : Ummi M., S.Kep

Penanggung Jawab RK : Sugeng., S.Kep

Penanggung Jawab SV : Pradistya Winata H., S.Kep

Penanggung Jawab DP : Rengga Rinda., S.Kep

Penanggung Jawab Doc : 1. Rahayu S., S.Kep


2. Fahmi A., S.Kep

Adapundalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan pengorganisasian


dalam pembagian peran sebagai berikut:

1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Associate

Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan Model Asuhan
Keperawatan Professional (MAKP) di ruangan.
. 3.2 Strategi Kegiatan

. 3.2.1 Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP)

Setelah dilakukan analisa dengan metode SWOT maka kelompok praktek klinik
managemen keperawatan di Ruang Roudhoh menerapkan Model Asuhan Keperawatan
85
Professional (MAKP) Primary Nursing.
Model keperawatan primary nursing merupakan salah satu model praktik
keperawatan professional dimana perawat bertanggung jawab penuh terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien mulai dari klien masuk sampai keluar Rumah
Sakit. Model ini mendorong kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat
rencana asuhan keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan selama klien dirawat.
Model ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara klien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan
keperawatan selama klien dirawat. Konsep dasar model ini adalah tanggung jawab dan
tanggung gugat.
Berikut system pemberian asuhan keperawatan primary nursing.

86
Dalam Penerapan MAKP model Primary Nursing terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan :
Kelebihan

1) Bersifat kontinuitas dan komprehensif.


2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil dan memungkinkan pengembangan diri.
3) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan
Rumah Sakit.

Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena


terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu
tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi, dan advokasi. Dokter juga merasaan kepuasan dengan model primer karena
senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan
komprehensif.
Kelemahan

Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki


pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan criteria asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis, penuh
pertimbangan, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
Konsep dasar metode primer :
a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
b. Ada otonomi.
c. Ketertiban pasien dan keluarga.

Tugas perawat primer :

a. Mengkaji kebutuhan pasien secara konprehensif.

b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.

c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas.

d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang


diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapa
f. Menerima dan menyesuaikan rencana.
g. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
h. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social
dimasyarakat.
87
i. Membuat jadwal perjalan kinis.
j. Mengadakan kunjungan rumah.

88
Peran kepala ruang dengan metode primer :

a. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer.


b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru.
c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
d. Evaluasi kerja.
e. Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staf.
f. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang terjadi.

Ketenagaan metode primer :

a. Setiap perawat primer adalah perawat bedside atau selalu berada dekat dengan
pasien.
b. Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer.
c. Penugasan ditentukan oleh kepala ruangan.
d. Perawat primer dibantu oleh perawat professional lain maupun non professional
sebagai perawat asisten.

. 3.2.1.1 Penerapan Model Asuhan Keperawatan


Profesional (MAKP)
a. Penanggung jawab : Aprilia Rizky Anas, S.Kep
 Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen oleh mahasiswa
Profesi Ners, Ruang Roudhoh mampu menerapkan MAKP Primer secara baik.
 Waktu : Pelaksanaan aplikasi MAKP mulai minggu ke II sampai minggu ke III.
b. Rencana strategis :

1) Mendiskusikan bentuk dan penerapan model MAKP yang dilaksanakan, yaitu


model Nurshing Primary.

89
2) Mengajukan proposal MAKP dan melaksanakan desiminasi awal.
3) Sosialisasi hasil desiminasi.
4) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
5) Melakukan pembagian peran perawat.
6) Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawap perawat.
7) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
8) Menerapkan model MAKP yang sudah ditentukan.

c. Kriteria Evaluasi :

1) Struktur :
a. Menentukan penanggung jawab MAKP.
b. Mendiskusikan bentuk penerepan MAKP yaitu Primer.
c. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
d. Melakukan pembagian peran perawat.
e. Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
f. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
2) Proses :

Menerapkan MAKP:
a. Tahap uji coba MAKP pada tanggal 27–28 April 2020 minggu ke II
b. Tahap Aplikasi MAKP tahap II- III pada tanggal 29 April-10 Maret 2020
3) Hasil :

Mahasiswa mampu menerapkan MAKP Primer sesuai dengan


job discription.
. 3.2.1.2 Timbang Terima

Timbang terima (operan) merupakan tehnik atau cara untuk


menyampaikan laporan yang berkenaan dengan keadaan klien.

1. Metode Pelaporan

90
a) Perawat yang bertanggung jawab terhadap klien melaporkan langsung kepada
perawat penanggung jawab berikutnya dengan membawa laporan timbang terima.
b) Pelaksanaan timbang terima dapat dilakukan di ruang perawat, kemudian dilanjutkan
dengan mengunjungi klien satu-persatu terutama pada klien-klien yang memiliki
masalah khusus serta memerlukan observasi lebih lanjut
2. Mekanisme Timbang Terima

3. Prosedur Pelaksanaan

1) Kedua kelompok dinas siap.


2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
3) Kepala ruangan membuka acara timbang terima.
4) Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap
masalah, kebutuhan dan tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang penting
lainnya selama masa perawatan.

5) Hal-hal yang sifatnya khusus di serah terimakan kepada perawat berikutnya.

6) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:

a. Identitas klien dan diagnosis medis.


b. Data (keluhan obyektif dan subyektif).

91
c. Masalah keperawatan yang masih muncul.
d. Intervensi keperawatan yang sudah dilakukan.
e. Intervensi keperawatan yang belum atau akan dilakukan.
f. Intervensi kalaboratif.
g. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, Tanya
jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terima atau
terhadap hal-hal yang kurang jelas.
h. Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
i. Lama timbang terima untuk tiap klien tidak lebih dari 3 menit, kecuali dalam
kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.

92
4. Penerapan timbang terima

1) Penanggung jawab : Ishlah Mardatila, S.Kep

 Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen oleh mahasiswa


Profesi Ners, Ruang Roudhoh mampu melaksanakan timbang terima dengan baik
 Waktu : Pelaksanaan aplikasi timbang terima dimulai minggu ke II-III
 Rencana strategi

a. Menentukan penanggung jawab timbang terima.

93
b. Menyusun format timbang terima serta petunjuk teknis pengisiannya.
c. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan digunakan untuk timbang terima.
d. Menentukan jadwal pelaksanaan timbang terima.
e. Timbang terima dapat dilakukan secara lisan atau tertulis.
f. Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf
keperawatan.
g. Dilaksanakan pada setiap pergantian sift.
h. Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab sift.
i. Diikuti perawat.
2) Kriteria Evaluasi :

1. Sruktur :
a. Menetukan penanggung jawab timbang terima.
b. Menyusun teknik timbang terima bersama–sama dengan staf keperawatan.
c. Menentukan timbang terima.
d. Status klien disiapkan
e. Persiapan buku laporan dan buku pesanan khusus.
2. Proses :
a. Melaksanakan timbang terima bersama dengan Karu dan Staf keperawatan pada
pergantian shift.
b. Timbang terima dipimpin oleh Perawat Primer sebagai penanggung jawab shift.
c. Timbang terima diikuti oleh perawat, mahasisswa yang berdinas atau akan
berdinas.
d. Timbang terima dilaksanakan di nurse station paling lama 15 menit dan 3 menit
di setiap klien dengan keadaan istimewa.

94
3. Hasil :
a. Perawat mampu melaporkan timbang terima yang berisi (identitas, diagnose medis,
masalah keperawatan, intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan, intervensi
kolaboratif, rencana keperawatan).
b. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
c. Dapat meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
d. Menjalin hubungan kerja sama yang bertanggung jawab antar perawat.
e. Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan berkesinambungan.

. 3.2.1.3 Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan merupakan suatau kegiatan dalam mengatasi masalah


keperawatan klien yang dilaksanakan disamping klien, membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukanoleh perawat primer, kepala
ruangan, perawat associate serta melibatkan seluruh anggota Primer.

A. Kriteria klien yang dilakukan ronde :


a. Klien dengan penyakit kronis.
b. Klien dengan komplikasi.
c. Klien dengan penyakit akut.
d. Kasus langka
e. Kasus dengan perawatan yang sulit dan lama.
B. Karakteristik :
a. Klien dilibatkan secara langsung.
b. Klien merupakan fokus kegiatan.
c. PA, PP, dan konselur melakukan diskusi bersama.
d. Konselor memfasilitasi kreatifitas.
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP untuk
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.

95
C. Prosedur pelaksanaan Ronde Keperawatan
a. Persiapan
 Penetapan kasus minimal 1 hari sebelumnya waktu pelaksanaan ronde.

 Pemberian informed consent kepala klien / keluarga.

b. Pelaksanaan ronde
 Penjelasaan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasaan difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan
dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.

 Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.

 Pemberian justifikasi oleh PP atau konselor/kepala ruangan tentang masalah klien


serta rencana tindakan yang akan dilakukan.

 Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
c. Pasca ronde

Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapakan
tindakan yang dilakukan.

96
D. Penerapan Ronde Keperawatan

Diagram 3.3 Alur Ronde

1) Penanggung jawab : Yudha Utomo, S.Kep


 Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen oleh mahasiswa
Profesi Ners, Ruang Roudhoh mampu melaksanakan ronde keperawatan dengan baik
 Waktu : Pelaksanaan aplikasi ronde keperawatan pada minggu III
2) Rencana Strategi :

a. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.


b. Menentuka klien yang akan dijadikan subyek dalam ronde

97
keperawatan.
c. Menyusun proposal kegeiatan ronde keperawatan (strategi dan materi).
d. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan dilakukan.
e. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
f. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan.
g. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala keruangan dan staf
keperawatan.

3) Kriteria Evaluasi

a. Struktur
 Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
 Menetapkan kasus yang akan di rondekan.
 Memberikan informed consent kepada klien dan keluarga.
b. Proses
 Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan dan staf
keperawatan.
 Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi yang telah dilaksanakan tetapi
belum mampu mengatasi masalah klien.
 Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
 Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu mengatasi masalah
klien tersebut.

c. Hasil
 Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah klien.
 Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan dilaksanakan.

. 3.2.1.4 Sentralisasi Obat

Pengendalian sentralisasi obat merupakan salah satu peran perawat sehingga perlu
dilakukan dalam satu pola / alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar –
benar dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian baik material maupun
nonmaterial dapat eliminasi. Upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang
pengelolahan obat secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab
dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan.
Teknik pengelolaan obat kontrol seluruh penuh sentralisasi adalah pengelolahan
obat dimana seluruh obat yang diberikan pada klien diserahkan sepenuhnya oleh
perawat.

98
1. Pengeluaraan dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan perawat.
a. penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala ruang secara
operasional dapat didelegasikan pada staff yang ditunjuk (PP).
b. keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat.

2. Penerimaan obat :
a. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh perawat
diserahkan kepada pasien/keluarga dengan menandatangani lembar
serah terima obat yang ada pada lembar kontrol obat.
b. Perawat menuliskan nama klien nama klien, register, jenis obat,
jumlah dan sediaan serta dosis obat dalam lembar serah terima obat
dan diketahui (tanda tangan) oleh keluarga.
c. Klien/keluarga untuk selanjutnya dapat melakukan kontrol
keberadaan obat pada lembar serah terima obat yang ada di sisi klien
(sisi bed klien).

99
d. Obat yang sudah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kontak obat.
e. Keluarga dan klien wajib mengetahui letak kontak obat.

3. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam format pemberiaan obat
oral/injeksi.
b. Obat – obat yang telah diterima disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang telah tercantum format pemberian obat oral dan
injeksi.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskaan macam obat, kegunaan obat, jumlah
obat dan efek samping kemudiaan memberi kode dan tanda tangan setelah
melakukan pemberian obat.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala ruangan / petugas
yang ditunjuk (PP) dan didokumentasikan dalam format pemberian obat oral/injeksi.
4. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan baru atau perubahan jenis, dosis atau perubahan rute
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku disentralisasi obat
dan lembar control obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu), maka dokumentasi tetap
dicatat pada buku sentralisasi obat dan lembar control obat.
5. Obat khusus
a. Obat tersebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan rute pemberiaan yang cukup sulit, memilki efek samping yang cukup
besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu saja.
b. Pemberiaan obat khusus tetap dicatat pada buku sentralisasi obat yang dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan pada klien/keluarga: nama obat, kegunaaan obat, waktu
pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian.
d. Wadah obat sebaiknya diserahkan / ditunjukkan pada klien atau keluarga.

100
6. Alur pelaksanaan sentralisasi obat

Diagram

PENGATURAN / PENGELOLAAN OLEH PERAWAT

 Surat persetujuan sentralisasi obat


 Lembar serah terima obat
 Buku serah terima obat masuk

7. Penerapan Sentralisasi Obat


a. Penanggung jawab : Hikmatul Hasanah, S.Kep
 Tujuan :Setelah dilakukan praktik manajeme keperawatan,
diharapkan mahasiswa mahasiswa Profesi Ners dan diruang
Roudhoh mampu menerapkan sentralisasi obat yang benar.
 Waktu : Pelaksanaan aplikasi sentralisasi obat pada minggu ke
III- IV

101
b. Rencana strategi :
 Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat.
 Menyusun proposal sentralisasi obat.
 Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja sama dengan perawat, dokter dan
bagian farmasi.
 Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
 Melaksanakan sentralisasi obat klien bekerja sama dengan perawat, dokter dan
bagian farmasi.
 Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
c. Kriteria evaluasi :
 Struktur :
 Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat.
 Menyiapkan sentralisasi obat.
 Proses :
 Melaksanakan sentralisasi obat klien bersama–sama dengan perawat, dokter dan
bagian farmasi.
 Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.
 Hasil :
 Klien menerima sistem sentralisasi obat.
 Perawat mampu mengelola obat klien.
 Mutu pelayanan kepada klien terutama dalam pemberian obat
meningkat.
 Dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat baik secara hukum
maupun secara moral.
 Pengelolaan obat efektif dan efisien.

102
3.2.1.5 Supervisi Keperawatan
Secara teori, supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi pokok manajer
berupa proses pemberian sumber–sumber yang dibutuhkan perawat dalam
menyelesaikan tugas–tugasnya untuk pencapaian tujuan, meliputi : Langkah–langkah
supervisi, Prinsip supervisi, peran dan fungsi supervisi, Tugas supervisi dan Teknik
supervisi.
1. Langkah – langkah supervisi :
a. Pra supervisi
 Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
 Supervisor menetapkan tujuan supervisi.
b. Supervisi
 Supervisor ikut dalam pendokumentasikan kegiatan pelayanan bersama–sama PP dan
PA.
 Supervisuor meneliti dokumentasi stasus klien.
 Supervisor mendapatkan hal–hal yang perlu dilakukan pembinaan.
 Supervisor memanggil PP dan PA yang perlu dilakukan pembinaan.
 Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
 Supervisor memberikan masukan kepada PP dan PA.
c. Evaluasi
 Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan.
 Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada PP dan PA.
2. Prinsip supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar manajemen, kemampuan
menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan sesuai standart.
d. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokrasi antara supervisor dan
perawat pelaksanaan.
e. Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreatifitas dan
motivasi.
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam pelayanan
keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan manajer.
3. Fungsi dan peran supervisor khususnya dalam supervisi keperawatan
mempertahankan keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan, manajemen
sumber daya, dan manajemen anggaran yang tersedia.
Manajemen pelayanan keperawatan meliputi : mendukung pelayanan
103
keperawatan, rencana program keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.

a. Tugas supervisor
 Mempertahankan standart praktek keperawatan.
 Menilai kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.
 Mengembangngkan peraturan dan prosedur pelayanan keperawatan, bekerja
sama dengan tenaga kesehatan lainnya.
 Memantapkan kemampuan perawat.
 Memastikan asuhan keperawatan profesional dilaksanakan.
b. Teknik Supervisi
 Secara langsung

Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berjalan. Supervisor
terlibat dalam kegiatan, memberikan reward dan perbaikan.
Prosesnya :
 Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan
didampingi supervisor.
 Selama proses, supervisor memberi dukungan.

reinforcement dan petunjuk.

104
 Supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi setelah kegiatan selesai,
yang bertujuan untuk menguatkan cara yang telah sesuai dan memperbaiki kekurangan
dan reinforcement positif dari supervisor.
 Secara tidak langsung

Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun lisan. Supervisor tidak terlibatkan
atau melihat langsung apa yang terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan
secara tertulis.

105
Keterangan : Garis Koordinasi Garis
Komando

4. Penerapan Supervisi
a. Penanggung jawab : Merry Yuni., S.Kep
 Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan praktik manajemen oleh mahasiswa
Profesi Ners, Ruang Roudhoh mampu menerapkan supervisi keperawatan dengan baik
 Waktu : Pelaksanaan aplikasi supervisi mulai minggu ke III
b. Rencana strategi :
 Mengajukan proposal pelaksanaan supervisi.
 Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
 Merevisi konsep supervisi keperawatan.
 Menentukan materi supervisi keperawatan
 Merevisi format supervisi

106
 Melaksanakan supervisi keperawatan bersama – sama perawat ruangan.
 Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
c. Kriteria evaluasi :
 Struktur :

 Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan.


 Menyusun konsep supervisi keperawatan.
 Menetukan materi supervisi.

 Proses :

 Melaksanakan supervisi keperawatan bersama perawat ruangan dan supervisor.


 Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.

 Hasil :

 Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.


 Supervisor mengevaluasi hasil supervisi.
 Supervisior memberikan reward/ feed back pada PP dan PA.

107
. 3.2.1.6 Discharge Planning

Perencanaan pelaksanaan discharge planning adalah suatu dokumentasi untuk


menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi klien yang akan pulang dan asuhan
keperawatan saat klien di rumah.
1. Langkah – langkah dalam perencanaan pulang Pra discharge planning
1) Perawat primer mengindentifikasikan klien yang direncanakan untuk pulang
2) Perawat primer melakukan identifikasi kebutuhan klien yang akan pulang.
3) Perawat primer membuat perencanaan klien pulang
4) Melakukan kntrak waktu dengan klien dan keluarga.
2. Tahap Pelaksanaan Discharge Planning :
1) Menyiapkan klien dan keluarga, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
2) Perawat primer dibantu perawat associate melakukan pemeriksaan fisik sesuai
kondisi klien.
3) Perawat primer memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan klien dan
keluarga untuk perawatan di rumah tentang : aturan diet, obat yang harus diminum
dirumah, aktivitas dan kegiatan, yang harus dibawa pulang, rencana control, yang perlu
dibawa saat control, prosedur kntrol, jadwal pesan khusus.
4) Perawat primer memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga untuk
mencoba mendemonstrasikan pendidikan kesehatan yang telah diajarkan.
5) Perawat primer memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga untuk
bertanya bila belum mengerti.
3. Tahap post pelaksanaan Discharge Planning :
1) Karu melakukan evaluasi terhadap perencanaan pulang
2) Karu memberikan reinforcement atau reward kepada klien dan keluarga jiaka
dapat melakukan dengan benar apa yang sudah dilaksanakan.
3) Follow up

108
Diagram 3.6 Alur Dischage Planning

4. Penerapan Discharge Planning


1) Penanggung jawab : Rengga Rinda., S.Kep
 Tujuan : Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan,
 diharapkan semua perawat di Ruang Roudhoh dan mahasiswa Profesi Ners

rnampu melaksanakan discharge planning dengan benar.

 Waktu : Pelaksanaan Discharge Planning mulai minggu ke III

109
2) Rencana Strategi :

1. Menentukan penanggurg jawab discharge planning.


2. Menentukan materi discharge planning.
3. Menentukan klien yang akan dijadikan subjek discharge planning.
4. Menentukan jadwal pelaksanaan discharge planning
5. Melaksanakan discharge planning.

3) Kriteria evaluasi

1. Evaluasi struktur.
a. Persiapan klien, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
b. Penyusunan struktur pelaksanaan Discharge Planning
2. Evaluasi proses

a) Discharge Planning dilaksanakan pada semua klien pulang.


b) Materi yang disampaikan sesuai dengan kebututran klien.

3. Evaluasi hasil

1) Terdokumentasinya pelaksanaan klien pulang.


2) Klien dan keluarga dapat mengetahui perawatan di rumah tentang : Aturan diet,
obat yang harus diminum di rumah, aktivitas, yang harus dibawa pulang, rencana
kontrol, yang perlu di bawa saat kontrol, prosedur kontrol, jadwal pesan khusus.

. Penerimaan Pasien Baru

a) Penanggung Jawab : Anita., S.Kep


 Tujuan : Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan,

diharapkan semua perawat dan masiswa profesi ners di Ruang Roudhoh mampu
menerapkan sistem penerimaan pasien baru dengan baik dan benar.

 Waktu : Pelaksanaan aplikasi dokumentasi mulai minggu II-

III
b) Protap Penerimaan Klien Baru :
1) Tahap pra penerimaan klien baru
a. Menyiapkan fungsi administrasi
b. Menyiapkan fungsi kamar sesuai pesanan
c. Menyiapkan peralatan khusus

110
d. Menyiapkan format penerimaan klien baru
2) Tahap pelaksanaan penerimaan klien baru
a. Klien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/ perawat primer/ perawat
yang diberi delegasi.
b. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
c. Perawat menunjukkan kamar/ tempat tidur kl;ien dan mengantar ke tempat yang
telah ditetapkan.
d. Perawat bersama karyawan lain memindahkan klien ke tempat tidur (apabila
klien datang dengan branchard/ kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.
e. Perkenalkan klien baru dengan klien baru yang sekamar.
f. Perawat melakukan pengkajian data awal sesuai format.
g. Barang-barang untuk klien diinventaris, yang diletakkan dialmari klien yang
tidak diperlukan klien dibawa pulang oleh keluarganya.
h. Setelah klien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang :
a) Orientasi ruangan, perawat (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan
sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan jadwal visite), tata tertib
ruangan.
b) Jarn berkunjung :

Pagi : Pukul 10.00-12.00 WIB


Sore : Pukul 17.00-19.00 WIB
c) Persyaratan menunggu apabila diperlukan : penunggu adalah keluarga yang
terdekat dan masing-masing klien hanya boleh satu penunggu.
d) Administrasi ruangan yang perlu diketahui :
1) Sentralisasi obat
2) Tata cara pembayaran jasa RS
3) Dokter, nama kepala ruangan, perawat penangggung jawab klien dan tenaga non
keperawatan yang akan berhubungan dengan klien.

111
4) Tunjukkan alat-alat yang dapat digunakan klien (tempat tidur,lampu, kipas
angin, AC)
e) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan.
f) Apabila klien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani
informed concent.
g) Perawat mempersilahkan anggota keluarga yang lain untuk keluar.

112
113
. Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam
persoalan hukum. Komponen dari dokumentasi mencakup aspek komunikasi, proses
keperawatan, standar keperawatan.
1. Tujuan Utama Pendokumentasian
1) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien,
merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan.
2) Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika.
2. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
1) Hukum

Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai
hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif dan
ditandatangani oleh tenaga kesehatan atau perawat. Dalam hal ini perlu dicantumkan
waktu dan sebaiknya dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi
yang salah
2) Jaminan Mutu (kualitas pelayanan)

Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahanperawat unruk
menyelesaikan masalatr klien serta untuk mengetahui sejauh mana masalah dapat
teratasi. Hal ini juga memungkinkan perawat untuk rnengetahui adanya masalah baru
secara dini.

3) Komunikasi

Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien sehingga
dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan.

4) Keuangan

Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan
lengkap sebagai acuan dalam menentukan biaya perawatan klien.

114
5) Pendidikan

Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat digunakan
sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
6) Penelitian

Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan riset untuk pengembangan ilmu keperawatanan.
7) Akreditasi

Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh mana peran dan fungsi
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
3. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian (potter dan perry,
2005)
1) Jangan menghapus dengan type-x atau menghapus tulisan yang salah. cara

yang benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2 garis kemudian
dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah itu dituliskan catatan yang benar.

2) Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat sebagai
bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak professional.
3) Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya akurat.
4) Catat hanya faktor akurat, reliable.
5) Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. coret bagian sisa yang
kosong dan bubuhkan tanda tangan.
6) semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
7) Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang mengklarifikasi.
8) Tulis hanya untuk diri sendiri.
9) Hindari penulisan yang kurang spesifik.

115
10) Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan. Pastikan
urutan kejadian dicatat dengan benar dan dianda tangani.

Kelompok mencoba membuat suatu model pendokumentasian yang mengacu


pada model SOAP. Tehnik pengisian lembar dokumentasi keperawatan:

a. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian persistem.


b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan:
1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register klien.
2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi.
d. Pada kolom problem ditambahkan data subjektif dan objektif.
e. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah
ditandai dengan "I" (intervensi), nomor masalah dicatat dan dibuat oleh PP.
f. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi
diidentifikasi dengan tanda "E” (evaluasi) dan nomor masalah, berisi tentang jam dan
paraf perawat.
g. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal tiap 8 jam (setiap
pergantian jaga).

Selain menggunakan model SOAP pada minggu II, digunakan modifikasi model
dokumentasi keperawatan untuk klien kamar 4 ( 6 Tempat Tidur). Dokumentasi tersebut
meliputi lembar pengkajian, lembar intervensi keperawatan dan evaluasi dalam satu hari
(3 shift). Dengan modifikasi ini diharapkan dokumentasi yang dilakukan lebih efektif
dan efisien yang dilaksanakan pada minggu II-III
4. Keuntungan pendokumentasian :
1) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan.
2) Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
3) Memungkinkan pemberian asuhan keperwatan secara kontinyu.
4) Perkembangan klien dapat dengan mudah digambarkan.

116
5. Kerugian pendokumentasian:
1) Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu.
2) Pembatasan rencana tindakan keperawaran yang tidak aplikatif untuk beberapa
situasi keperawatan.
6. Bagian dari dokumentasi keperawatan:

Format pengkajian dengan menggunakan format pengkajian persistem. lembar


dokumentasi keperawatan dengan system SOAP berisi tentang:
a. Nama klien
b. Umur
c. No register
d. Diagnosa medis
e. Diagnosa keperawatan
f. Kolom tanggal dan jam
g. Kolom problem
h. Kolom intervensi
i. Evaluasi
j. Kolom tanda tangan

7. Penerapan Dokumentasi keperawatan Penanggung jawab : 1. Sitti Hotijah,


S.Kep

2. Tantini Ika, S.Kep


 Tujuan : Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan, diharapkan semua
perawat di Ruang Roudhoh dan Mahasiswa Profesi Ners mampu menerapkan
pendokumentasian keperawatan secara baik dan benar.
 Waktu : Pelaksanaan aplikasi dokumentasi mulai minggu II – IV

1) Rencana strategi :
a. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai kasus
b. Merevisi format pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
c. Menyiapkan format / pendokumentasian keperawatan

117
d. Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat ruangan.
2) Kriteria Evaluasi :
a. Struktur
a) Menentukan penanggungiawab kegiatan.
b) Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai kasus
c) Menyiapkan format pengkajian, diagnosa keperawatan, Perencanpan,
pelaksanaan dan evaluasi.
d) Menyiapkan formatrpendokumetasian keperarvatan.
b. Proses:
a) Penggunaan standar terminologi (pengkajian, diagnosa, perencaruum,
pelaksanaan, evaluasi).
b) Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian di catat sesuai dengan
prosedur dalam catatan yang pennanen.
c) Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan analisa data yang
akurat.
d) Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian dari catatan
yang permanen.
e) Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan waktu.
f) Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama dirawat, dirujuk
pulang ataupun perubahan status klien, respon klien terhadap tindakan.
g) Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang diharapkan klien.
c. Hasil :

Mahasiswa mampu menerapkan pendokumentasian secara baik dan benar.

118
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2014. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasinya. Jogjakarta: Ar Ruzz


Media
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE Yogyakarta : Yogyakarta
Nawawi, H.Hadari. 2003. Perencanaan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:Gadjah
Mada University Press
Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2016. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis, Edisi
3. Jakarta: Salemba Medika
Peter hall et al., 1992. "Perceived Usefulness, ease of use, and Usage of Information
Technology : A Replication." Management Information System Quarterly, vol. 21(3).
Agarwal, R., dan Prasad, J. 1999. "Are Individual Differences
Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah. 2005. Perencanaan Pembangunan
Daerah.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Potter, Perry. 2006. Fundamental of Nursing. Jakarta: EGC
Rahayu, Puji. 2011. Penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional Tim dan Tim-
Primer dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan di RSU Haji
Surabaya. Tesis, Univeritas Airlangga.

119
PELAKSANAAN PENERIMAAN PASIEN BARU
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG AR-ROUDHO RS SITI KHODIJAH SEPANJANG

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 3, 4, 5
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Fahmi amrullah (20204663031)
Anita (20204663011)
Pradistya Winata H (20204663070)
Ummi m (20204663098)
Moch aris hasyim (20204663054)
Sugeng w (20204663090)
Rengga rinda (20204663077)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURABAYA

120
2020-2021

Mekanisme Penerimaan Pasien Baru


TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA
Pra 1. KARU Nurse 2 menit KARU
Penerimaan memberitahu PP station PP
Pasien Baru bahwa akan ada
pasien baru.
2. PP menyiapkan hal-
hal yang diperlukan
dalam peneriaan
pasien baru,
diantaranya lembar
pasien masuk RS,
lembar pengkajian,
lembar informed
consent , status
pasien, nursing kit,
lembar tata tertib
pasien, dan lembar
kepuasan pasien.
3. PP meminta
bantuan Perawat
Pelaksana untuk
mempersiapkan
tempat tidur pasien
baru.
4. KARU menanyakan
kembali pada PP
tentang
kelengkapan untuk
penerimaan pasien
baru
5. PP menyebutkan
hal-hal yang telah
dipersiapkan.

121
Pelaksanaan 1. KARU dan PP Kamar 3 menit KARU
Penerimaan menyambut pasien Pasien PP
Pasien Baru dan keluarg, KARU Anggota tim
memberi salam dan pasien dan
memperkenalkan keluarga
diri dan PP pada
klien / keluarga.
2. PP menunjukkan
tempat tidur pasien
yang akan ditempati
dan
memperkenalkan
pasien satu kamar.
3. PP memberikan
informasi tentang
segala hal yang
berhubungan dengan
kebutuhan pasien
mulai dari kamar
mandi, Nurse
Station, dll.
4. PP memberikan
informasi terkait
dokter yang
merawat, kepala
ruangan dan perawat
penanggung jawab
serta sentralisasi
obat
5. Di tempat tidur
pasien, PP
melakukan
anamnesa dengan
dibantu oleh
perawat pelaksana
6. Kemudian PP
mengisi lembar
pasien masuk serta
menjelaskan
mengenai beberapa
hal yang tercantum
dalam lembar

122
penerimaan pasien
baru
7. PP menjelaskan
identifikasi gelang
pasien yang meliputi
nama, No.RM,
warna gelang dan
cara cuci tangan
dengan benar.
8. Ditanyakan kembali
pada pasien dan
keluarga mengenai
hal-hal yang belum
dimengerti.
9. PP memberikan
buku saku ruangan
sebagai pedoman
untuk pasien,
kemudian PP dan
PA kembali ke
Nurse Station.
Post 1. KARU memberikan Nurse 3 menit KARU
Penerimaan reward pada PP dan Station PP
Pasien Baru perawat pelaksana. Anggota tim
2. PP melakukan
laporan kepada DPJP
dengan menggunakan
teknik komunikasi
SBAR
3. PP melaksanakan
intervensi
keperawatan.
Penutup Evaluasi pada PP dan Ners 5 KARU
PA station

123
Evaluasi
Evaluasi struktur
1. Sarana dan prasarana yang meenunjang antara lain lembar peeneerimaan
pasien baru, informed concent, dan format pengkjian, nursing kit, status.
2. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, Katim, dan
anggota tim. Sedangkan padda shift sore dilakukan oleh Katim an anggota tim.
Evaluasi Proses
1. Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan anggota tim.
2. PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh anggota tim.
3. Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan (termasuk
sentralisasi obat), medis, serta tata tertib ruangan.
4. Perawat melakukan komunikasi teerapeutik dengan klien dan keluarga pasien.
Evaluasi Hasil
1. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
2. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata tertib
ruangan.
3. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat.

124
PERENCANAAN KEGIATAN
Kegiatan Penerimaan Pasien Baru
A. Pra Pelaksanaan
1. Membuat Informed Consent
2. Melakukan sosialisasi dikelompok untuk menyamakan persepsi antara
petugas.
B. Proses Pelaksanaan
Pelaksanaan penerimaan pasien baru dimulai oleh perawat shift pagi. Dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memberikan Informed Consent pada klien atau keluarganya
2. Melakukan pencatatan pada format penerimaan pasien baru meliputi :
a) Identitas pasien
b) Hari dan tanggal penerimaan masuk rumah sakit
c) Tanda tangan yang bertanggung jawab atas pasien
3. Melakukan timbang terima pasien baru setiap pergantian shift
C. Post Pelaksanaan
Pendokumentasian semua penjelasan tentang penerimaan pasien baru.
Instrument
Informed Consent penerimaan pasien baru
Pelaksanaan
Hari/ Tanggal : Senin / 19 April 2021
Tempat : Ruang Ar-roudho Rs Siti Khodijah Muhammadiyah
Cabang Sepanjang
Peserta
Kegiatan ini dihadiri oleh :
a Kepala ruang Ar-roudho RS Siti Khadijah Sepanjang
b Penanggung Jawab ruang Ar-roudho RS Siti Khadijah Sepanjang
c Dosen pembimbing akademik
d Mahasiswa S1 Keperawatan praktek manajemen
e Pasien ruang Ar-roudho RS Siti Khadijah Sepanjag

Pengorganisasian
Kepala ruangan : Anita, S.Kep

125
Perawat Primer : Sugeng W, S.Kep
Perawat Associate : Isnawati, S.Kep
Keluarga Pasien : Ummatul Uliyah, S.Kep
Pasien : Rizki Akbar, S.Kep
Perawat IGD : Fahmi Amrullah, S.Kep
Observer : Yudha Utomo, S.Kep
Pembimbing : 1. Ida Agustiningsih, S.Kep, Ns., M. Kes
2. Sutik W, S.Kep,Ns

Denah Kegiatan

Ket :
Karu
PP Pagi
PA Pagi
PP Sore
PA Sore

Metode
Role play.

Media
1. Lembar serah terima pasien.
2. Lembar pasien masuk rumah sakit
3. Lembar pengkajian pasien
4. Nursing kit
5. Lembar informed consent sentralisasi obat
6. Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien

126
Kerangka Kerja Penerimaan Pasien Baru

Pra
Karu memberitahu PP akan ada pasien baru

PP menyiapkan:
1. Lembar serah terima pasien
dari ruangan lain (kelengkapan administrasi)
2. Lembar pasien masuk rumah
sakit
3. Lembar pengkajian pasien
4. Nursing kit
5. Lembar informed consent
sentralisasi obat
6. Lembar tata tertib pasien dan
keluarga pasien
7. Kamar pasien (tempat tidur,

Pelaksanaan
KARU, PP dan PA menyambut pasien baru

PP menjelaskan segala sesuatu yang


tercantum dalam lembar penerimaan pasien
baru (tata tertib rumah sakit, ruangan, pasien
sekamar, obat, perawatan)

Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA

Post
Terminasi

Evaluasi

127
Mekanisme Penerimaan Pasien Baru

TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKT PELAKSANA


U
Pra KARU : Nurse 5 menit KARU
Penerimaan  Minta PP untuk menyiapkan hal-hal Station PP
pasien baru yang berkaitan dengan penerimaan px
baru
 Bertanya kembali pada PP tentang
kelengkapan untuk penerimaan px baru
1. PP
 Beritahu dan minta bantuan PA untuk
menyiapkan tempat tidur px baru
 Menyiapkan hal-hal yang diperlukan
dalam penerimaan px baru (lembar
pasien masuk RS, lembar serah terima
px dari ruangan lain, lembar
pengkajian, lembar
informconsentnursing kit, dan lembar
tata tertib pasien)
 Sebutkan hal-hal yang telah
dipersiapkan
Pelaksanaan 1. KARU, PP dan PA sambut pasien dan Kamar 20 KARU
penerimaan keluarga dengan beri salam Pasien menit PP
pasien baru 2. PP : PA
 menunjukkan pada pasien tempat tidur Pasien dan
yang akan ditempati. keluarga
 menyuruh PA untuk mengantarkan
pasien ke ruangannya danlakukan
asessment
 lakukan serah terima pasien baru
dengan petugas yang mengantar pasien
 tenerima obat, alat, data pemeriksaan
penunjang yang dibawa dan catatan
khusus kemudian dokumentasi pada
lembar serah terima pasien dari ruangan
lain.
3. KARU, PP, dan PA ke ruangan pasien,
KARU :
mengenalkan diri dan mengenalkan PP
serta PA kepada pasien dan keluarga
PP :

128
 mengajak salah satu keluarga pasien ke
ners station
 mengisi lembar pasien masuk serta
menjelaskan mengenai beberapa hal
yang tercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru.
 PP dan keluarga pasien
menandatangani penerimaan dan
persetujuan sentralisasi obat
 PP dan PA kembali ke ruangan
perawatan pasien untuk memberitahu
fasilitas yang ada dan melakukan
pengkajian
 bertanya kembali pada pasien dan
keluarga mengenai hal-hal yang belum
dimengerti.
 PP dan PA kembali ke Nurse Station.
Post KARU : Nurse 5 menit KARU
penerimaan  lakukan evaluasi tentang orientasi Station PP
pasien baru yang telah dilakukan PA
 beri reward pada PP dan PA

3.7 Evaluasi
Evaluasi struktur :
1. Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan pasien
baru, lembar serah terima pasien dari ruangan lain, informed consent, format
pengkajian, nursing kit, dan lembar tata tertib pasien.
2. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan PA.
Pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA. Pada shift malam dilakukan oleh PP
dan PA.
Evaluasi proses :
1. Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.
2. PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa dan catatan
khusus.
3. PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA.

129
4. Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan, medis, serta
tata tertib ruangan.
5. Keluaraga pasien menandatangani informed consent untuk sentralisasi obat.
6. Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga
Evaluasi hasil :
1. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
2. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis serta tata tertib
ruangan
3. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat dan mengetahui alur
pengambilan obat (askeskin, askes dan umum).

CHEK LIST
PENERIMAAN PASIEN BARU
TAHAP KEGIATAN PELAKSANAAN
YA TIDAK
Pra penerimaan 1. PP memberitahu KARU bahwa akan ada
pasien baru pasien baru dan KARU menyuruh PP
untuk mempersiapkan hal-hal yang
berkaitan dengan penerimaan pasien baru
2. PP memberitahu dan meminta bantuan PA
untuk mempersiapkan tempat tidur pasien
baru
3. PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan
dalam penerimaan pasien baru, diantaranya
lembar pasien masuk RS, lembar serah
terima pasien dari ruangan lain, lembar
pengkajian, lembar informed consent,
nursing kit, dan lembar tata-tertib pasien
4. KARU menanyakan kembali pada PP
tentang kelengkapan untuk penerimaan
pasien baru.
5. PP menyebutkan hal-hal yang telah
dipersiapkan

130
Pelaksanaan 1. KARU, PP dan PA menyambut pasien dan
penerimaan keluarga dengan memberi salam
pasien baru 2. PP menunjukkan pada pasien tempat tidur
yang akan ditempati.
3. PP menyuruh PA untuk mengantarkan
pasien ke ruangannya dan melakukan TTV
4. PP melakukan serah terima pasien baru
dengan petugas yang mengantar pasien
5. PP menerima obat, alat, data pemeriksaan
penunjang yang dibawa dan catatan khusus
kemudian mendokumentasikan pada lembar
serah terima pasien dari ruangan lain.
6. KARU, PP, dan PA ke ruangan pasien,
KARU memperkenalkan diri dan
memperkenalkan PP serta PA kepada
pasien dan keluarga
7. PP mengajak salah satu keluarga pasien ke
ners station, PP mengisi lembar pasien
masuk serta menjelaskan mengenai
beberapa hal yang tercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru.
8. PP dan keluarga pasien menandatangani
penerimaan dan persetujuan sentralisasi
obat
9. PP dan PA kembali ke ruangan perawatan
pasien untuk memberitahu fasilitas yang
ada dan melakukan pengkajian
10. Ditanyakan kembali pada pasien dan
keluarga mengenai hal-hal yang belum
dimengerti.
11. PP dan PA kembali ke Nurse Station.

Post penerimaan 1. KARU melakukan evaluasi tentang

131
pasien baru orientasi yang telah dilakukan
2. KARU memberikan reward pada PP dan PA

Kesimpulan :
Keterangan :
Baik : > 76%
Dilakukan :2
Cukup :56 – 75%
Tidak dilakukan : 1
Kurang : < 56%

132
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Gillies. 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Alih bahasa : Dika
Sukmana . Jakarta
---. 2003. Kumpulan Materi Kuliah Manajemen Keperawatan : Disampaikan pada
perkuliahan PSIK FK Unair (tidak dipublikasikan).

133
ROLE PLAY PENERIMAAN PASIEN BARU

1. Prolog
Pada hari Senin jam 09.00 seluruh perawat (PP dan PA) shift pagi serta kepala
ruangan berkumpul di nurse station, untuk melakukan penerimaan pasien baru.
2. Sesi I sebelum pasien datang
Perawat UGD menelpon ruangan dan memberitahukan bahwa akan ada pasien baru
Perawat UGD : “assalamualaikum, selamat pagi dengan ruang Ar-roudho?”
Karu : “waalaikumsalam, dengan saya Anita, iya betul ada yang bisa
dibantu?”
Perawat UGD : “Ini dari UGD dengan saya Fahmi mau menyampaikan bahwa
ada pasien baru anak.......atas nama Tn... umur .......tahun dengan
diagnose medis....... Apakah ada ruangan yang kosong bapak?”
Karu : “ iya mbak masih ada ruangan kosong di kamar...., kondisi
pasien bagaimana? Dan mendapat terapi apa saja untuk kami
siapkan?”
Perawat UGD : “Kondisi pasien stabil, obat-obatan sudah dimasukkan, Baik Bu
terimakasih, 1 jam lagi kami antar keruangan, terimakasih banyak
Bu Assalamualaikum”
Karu : “ baik kami tunggu, waalaikumsalam”,
Kemudian karu menyampaikan pada PP pada saat itu untuk
menyiapkan pasien baru.
“ Pak Sugeng akan ada pasien baru atas nama ....umur.........tahun
dengan diagnose medis........kondisi stabil, tolong siapkan
ruangan di..... dan kelengkapan lainnya”
PP : “Baik Bu akan saya siapkan”
Karu : “Terimakasih Pak Sugeng”
Perawat primer meminta bantuan perawat associate menyiapkan kelengkapan
kamar sesuai pesanan, menyiapkan penerimaan pasien baru, menyiapkan nursing
kit, menyiapkan format pengkajian.
Karu : “Pak Sugeng, bagaimana untuk persiapan Pasien baru?”

134
PP : “Sudah siap Bu (PP menyebutkan hal-hal yang sudah
dipersiapkan)
Karu : “Baik terimakasih atas kerjasamanya Pak”
PP : “sama-sama Bu”
3. Sesi II di ruang perawatan pasien
a Pasien baru datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan. Kepala ruangan
memperkenalkan diri, termasuk perawat primer dan perawat assoasited.
KARU : “Assalamualaikum, selamat pagi Bapak/ibu, saya Anitai kepala
ruangan, dan ini perawat Sugeng dibantu oleh perawat isnawati yang akan
merawat Tn......”
b Perawat primer menunjukan kamar / tempat tidur klien dan mengantar ketempat
yang telah di tetapkan. Perawat associated bersama dengan karyawan lain
memindahkan pasien ketempat tidur (apabila ada pasien datang dengan
branchard/kursi roda) dan diberikan posisi yang nyaman serta memperkenalkan
dengan pasien satu kamar.
Perawat primer : “Bapak/ ibu ini ruangan yang akan Bapak/ ibu tempati
selama dirawat disini, satu kamar berisi 1 pasien...”
c Perawat Primer yang diberi delegasi oleh KARU memberikan informasi tentang
segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan pasien mulai dari, kamar mandi,
Nurse Station, dll.
Perawat primer : “Bapak/ ibu itu kamar mandi pasien, nanti kalau pasien ingin
BAK atau BAB nanti kita bantu di kamar mandi dengan memencet nursecall”
d Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan
informasi kepada klien dan keluarga tentang :
1. Dokter, kepala ruangan, dan perawat yang bertanggung jawab/akan
merawat klien.
Perawat primer : “bapak nanti dokter yang bertanggung jawab pada
Bapak/ ibu yaitu dr. jantung, kepala ruangannya ibu Anita, perawat
yang bertanggung jawab saat ini saya Sugeng, nanti setiap sift perawat
penanggung jawab akan bergantian dan akan ditempel dipapan ini (PP
sambil menunjuk papan pj sift)”
2. Jam berkunjung :

135
Senin s/d Minggu, Hari libur pukul 16.00-19.00 WIB
Perawat primer : “Bapak/ ibu nanti berkunjungnya satu-satu ya,
bergantian dan untuk Jam berkunjungnya Senin s/d Sabtu, Hari libur
pukul 16.00-19.00 WIB”.
3. Persyaratan menunggu apabila diperlukan : penunggu adalah keluarga
terdekat.
4. Sentralisasi obat
Perawat primer : ““Bapak/ ibu obatnya pasien nanti kami sentralkan
ditaruh di meja tempat obat dekat ruang perawat dan nanti kalau
jadwalnya minum/injeksi obat akan diberikan pada pasien, untuk
persetujuan sentralisasi obat mohon keluarga ke nurse station untuk
tanda tangan persetujuan”
5. Untuk administrasi/kasir dan apotik ada dilantai bawah dekat masjid
e Perawat primer melakukan pemeriksaan fisik dibantu perawat pelaksana
Perawat primer :” Bapak mohon permisi saya akan melakukan pemeriksaan
fisik awal yang akan dibantu oleh perawat Isnawati” (PA melakukan
pemeriksaan fisik)
f Perawat primer melakukan anamnese dan mengisi lembar pengkajian pasien
masuk
Perawat primer : “bapak saat ini keluhannya apa yang dirasakan?
Keluarga Pasien : “ saya mngeluh...........”
Perawat primer : “sejak kapan keluhan dirasakan hingga bapak dibawa
kerumah sakit?”
Keluarga Pasien : “ sejak..............................”
Perawat primer : “sebelumnya apakah bapak pernah menderita penyakit yang
sama atau memiliki penyakit turunan?”
Kleuarga Pasien : “ ....................................”
Perawat primer : “apakah ada riwayat alergi?”
Kleuarga Pasien: “......................................”
Perawat Primer : “apakah ada riwayat jatuh dalam 1 / 3 bulan terkahir?”
Keluarga Pasien:” ..............................”

136
g Perawat primer menjelaskan identifikasi gelang pasien dan mengajarkan cara
mencuci tangan dengan benar.
h Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan, misalnya : mengenai tata tertib pengunjung.
Perawat primer : “dari penjelasan saya tadi apakah ada yang belum dimengerti,
bisa Bapak/ ibu tanyakan”
4. Epilog
Kembali ke nurse station. Mendokumentasikan semua penjelasan tentang
penerimaan pasien baru. Kemudian PP melakukan laporan kepada DPJP.

137
PROPOSAL TIMBANG TERIMA
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG AR-ROUDHO SITI KHODIJAH SEPANJANG

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 3, 4, 5
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Fahmi amrullah (20204663031)
Anita (20204663011)
Pradistya Winata H (20204663070)
Ummi m (20204663098)
Moch aris hasyim (20204663054)
Sugeng w (20204663090)
Rengga rinda (20204663077)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

138
2020-2021
RENCANA KEGIATAN
Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Fahmi Amrullah, S.Kep
Perawat Primer (Pagi) : Yudha Utomo, S.Kep

Perawat Associate (Pagi) : 1. Rizki Akbar, S.Kep


Perawat Primer (Sore) : Ummatul uliyah, S.Kep

Perawat Associate (sore) : 1. Anita, S.Kep


Observer : Merry Anggraini, S.Kep

Supervisor : Triyana Listyorini, S.Kep


Pembimbing : 1. Ida Agustiningsih, S.Kep, Ns., M. Kes
2. Sutik W, S.Kep,Ns

Denah Kegiatan

Ket :
Karu
PP Pagi
PA Pagi
PP Sore
PA Sore

Pelaksanaan Timbang Terima


Hari/ tanggal : Senin / 19 April 2021
Jam : 14.00-15.00 WIB-selesai
Pelaksanaan : Timbang terima dari PP Pagi ke PP Sore
Tempat : Ruang perawat dilanjutkan ke bed pasien

139
Sasaran : kamar 205 dan 206
Metode : Pelaporan dan tanya jawab
Media : Format timbang terima, status pasien, lembar observasi,
buku catatan dan bolpoin, stetoskop, sarana dan
prasarana perawatan.

Kegiatan Timbang Terima


a. Menyusun teknik timbang terima bersama – sama dengan staf perawat
b. Menentukan materi timbang terima pasien
c. Membuat format timbang terima pasien
d. Melaksanakan timbang terima bersama –sama dengan kepala ruangan dan staf
keperawatan
e. Mendokumentasikan hasil timbang terima pasien
Metode
a. Bedside teaching (validasi ke pasien)
b. Diskusi
Instrument
a. Status pasien.
b. Catatan timbang terima

140
Mekanisme Kegiatan Timbang Terima
TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA
Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan 5 menit Ners PP, PA
setiap pergantian sif
station
2. Operan. Prinsip timbang terima,
semua pasien dilakukan
timbang terima khususnya
penderita yang memiliki
permasalahan yang belum /
dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih
lanjut
3. PP yang melaksanakan timbang
terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah keperawatan,
kebutuhan dan tindakan yang
telah/belum dilaksanakan serta
hal-hal penting lainya selama
masa perawatan
4. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserah
terimakan kepada petugas
berikutnya
5. Kedua kelompok dinas sudah
siap (Shif jaga)
6. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan
pelaksanaan 1. Kedua kelompok sudah siap 20 menit Nurse KARU, PP,
2. Kepala ruangan membuka station PA
acara timbang terima
3. PP menyampaikan timbang
terima pada PP berikutnya
dengan menggunakan teknik
komunikasi SBAR
4. Perawat yang melakukan
timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, Tanya jawab dan
melakuakan validasi terhadap
hal-hal yang telah ditimbang

141
terimakan dan berhak
menayakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas
5. Sebelum Keruangan Karu,
PP, PA melakukan Hand
Hygiene
6. Karu, PP, PA keruangan
pasien
7. Kepala ruangan / PP
menanyakan kebutuhan dasar
pasien
8. Sebisa mungkin
mengupayakan penyampaian
yang jelas, singkat dan padat
9. Lama timbang terima untuk
tiap pasien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan
keterangan yang rumit
Post 1. Setela 5 menit Nurse KARU, PP,
timbang h kembali ke Nurse Station station PA
terima melakukan Hand Hygiene
2. Pelap
oran untuk timbang terima
dituliskan secara langsung pada
format timbang terima
3. Disku
si
4. Penan
datanganan oleh masing-
masing PP dan diketahui
KARU
3. Penyerahan status dan format

142
timbang terima dari PP pagi ke
PP sore
5. Ditut
up oleh karu

Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan.


1. Dilaksanakan tepat pada waktu, setiap pergantian shift.
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab perawat (PJ).
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
4. Adanya unsur bimbingan, pengarahan serta tanggung jawab.
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
6. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
7. Saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara yang cukup
sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang privacy bagi
pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara
langsung didekat pasien.
8. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut atau merasa tidak nyaman
sebaiknya dibicarakan di Nurse Station.

Evaluasi.
1. Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara
lain: catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shift timbang terima.
Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan
pada pergantian shift yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang
terima pada shift sore ke malam di pimpim oleh perawat primer yang bertugas
saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat

143
primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift.
Timbang terima pertama dilakukan di Nurse station kemudian ke bed pasien
dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien,
diagnosa keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan. Intervensi yang belum
dilakukan dan pesan khusus. Setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat
klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan
baik.

144
ROLE PLAY TIMBANG TERIMA

1. Prolog

Pada hari senin jam 14.00 seluruh perawat (PP, PA) shift pagi dan malam serta kepala
ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan timbang terima
2. Sesi I di Nurse Station

Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan
kemudian mempersilahkan PP dinas malam untuk melaporkan keadaan dan
perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya
(pagi). PP dan PA shift malam memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan
yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan
dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dll), hal yang belum jelas atau laporan yang telah disampaikan
dengan menggunakan teknik komunikasi SBAR. Setelah melakukan timbang terima di
nurse station berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan
pasien.
KARU : “Assalamualaikum Wr.Wb, Selamat pagi semuanya. Sebelum kita mengawali
shift pagi hari ini dan mengakhiri shift malam, marilah kita berdoa bersama-sama
menurut agama dan keyakinan masing- masing. Semoga yang jaga malam pulang
dengan selamat dan berkah apa yang sudah dikerjakan dan bagi yang jaga pagi
pekerjaanya lancar dan tiada hambatan samapi selesai. Berdoa mulai.” (PP, PA dan
Karu terlihat menundukkan kepala untuk berdoa).
“Berdoa selesai. Silahkan PP pagi melaporkan keadaan dan perkembangan pasien
kepada PP sore.”

145
PP Malam : “Sebelum saya membacakan operan pagi ini saya akan membacakan
jumlah pasien terakhir kelolaan kelompok kami, Ini pasiennya ada . Yang pertama
Tn......... umur, tanggal masuk...........hari ke-........ perawatan, dengan dokter yang
merawat dokter...., diagnosa medis........., dengan masalah keperawatan.............
Demikian kondisi pasien...., apakah sudah dimengerti? Atau ada yang perlu
diklarifikasikan?
PP Sore : “Tidak, saya sudah mengerti”
3. Sesi II di ruang Perawatan Pasien

Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ke tempat pasien. PP dinas
selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga
yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus,
kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih dari 10 menit/ pasien. Bila
terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka
dapat dilakukan di nurse station setelah kunjungan pasien berakhir.
PP Pagi : “Baiklah mari kita validasi ke pasien-pasien.” (semua perawat
mengikuti validasi ke pasien-pasien).
KARU : “Selamat siang pak, saya Kepala Ruangan disini. Bagaimana keadaannya
sekarang?”
Pasien : “Masih sesak dan……” (pasien mengatakan keluhanya).
KARU : “Sekarang sudah operan sore mas, untuk perawat yang bertugas sekarang
adalah….” (Karu memperkenalkan perawat-perawat yang bertugas pada saat itu)
4. Epilog

Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia. Setelah
proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan
timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruangan.
KARU : “ Baik, kalau sudah tidak ada yang ingin diklarifikasi, untuk yang dinas sore
silahkan bertugas dan yang dinas pagi dipersilahkan pulang.”

146
FORMAT TIMBANG TERIMA DENGAN KOMUNIKASI SBAR
(SITUATION, BACKGROUND, ASSESMENT, RECOMENDATION)
Nama
SITUATION pasien :
Umur :
No RM :
Diagnosis Medis :
Diagnosis Keperawatan :
Lama hari rawat :
Klasifikasi Pasien : Total Care  Parsial Care  Minimal Care
Keluhan Utama :
BACKGROUND Riwayat penyakit sekarang :
Riwayat Ya Obat:  
alergi : Tidak Makanan:
Riwayat penyakit menular :
Laboratoriu
m :
Foto torax/USG :

EKG :
ASSESMENT Tanda-tanda vital, GCS, Skala Nyeri, Skala Pasien Jatuh
B1 (SISTEM PERNAPASAN)
Keluhan : Sesak Batuk Nyeri saat napas
Irama
Napas : Teratur Tidak teratur
Suara Ronchi D/S  Wheezing
Napas : Vesikuler D/S  Rales D/S
Oksigen : ........... L/menit Masker    Nasal
B2 (SISTEM KARDIOVASKULAR)
Keluhan nyeri dada : Ya Tidak
Irama
Jantung : Teratur Tidak teratur
CRT : < 3 detik > 3 detik

147
Konjungtiva Pucat : Ya Tidak
B3 (SISTEM PERSARAFAN)
Apatis 
Kesadaran : Composmentis  Somnolen
              Sopor         Koma
V=......
GCS : E=....... . M=.......
Keluhan Pusing : Ya Tidak
..........
mm/....
Pupil : Isokor Anisokor, Diameter: ......mm.
Ya, Skala ,
Nyeri : Tidak nyeri :........... Lokasi
B4 (SISTEM PERKEMIHAN)
Keluhan : Kencing menetes Inkontinensia
Retensi urine
Anuria Gross hematuri Disuria
Poliuri Oliguri
Kandung Kemih : Membesar Tidak
Nyeri tekan : Ya Tidak
Alat bantu : Kateter Foley Kateter kondom
Intake cc/jam,
cairan : Oral :................... Parenteral :................. cc/jam
,
Bau :..
ml/jam, ...........
Produksi urine : ..................... Warna :.......................... ..........

148
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, 2002, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan
Profesional, Salemba Medika, Jakarta .

Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Salemba
Medika; Jakarta

Nursalam, 2007, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan


Profesional Edisi:2s, Salemba Medika, Jakarta

149
150
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG ISMAIL SITI HKODIJAH SEPANJANG

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT TIMBANG TERIMA


1. Pengertian.
Format pengkajian timbang terima adalah format yang digunakan untuk
mendokumentasikan permasalahan yang dihadapi pasien dan belum teratasi
dari PP shift dinas saat itu kepada PP shift berikutnya.

2. Tujuan.
Sebagai petunjuk atau acuan untuk mempermudah proses pelaksanaan
timbang terima.

3. Petunjuk Pengisian
a. Identitas pasien dilengkapi yang terdiri dari nama lengkap, nomor kamar,
nomor register dan diagnosa medis.
b. Kolom pertama adalah tanggal, diisi sesuai dengan tanggal saat dilakukan
timbang terima.
c. Kolom kedua adalah asuhan keperawatan, merupakan beberapa petunjuk
poin yang harus di tulis perawat meliputi : keadaan pasien, masalah
keperawatan, intervensi keperawatan yang sudah dilaksanakan, intervensi
keperawatan yang belum dilaksanakan dan pesan khusus.
d. Kolom tiga, empat dan lima tempat mengisi keadaan pasien pada saat itu
dengan menggunakan acuan pada kolom dua. Pengisian format ditulis
sesuai dengan shift jaga masing-masing.
e. Terakhir, PP dinas saat itu dan yang akan dinas berikutnya tanda tangan
dan nama jelas.

151
PROPOSAL PELAKSANAAN SENTRALISASI OBAT
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG AR-ROUDHO RS SITI KHODIJAH
SEPANJANG

DISUSUN OLEH :
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)
Moh aris hasyim (20204663054)
Rengga rinda (20204663077)
Rizki akbar (20204663082)
Fahmi amrullah (20204663031)
Ummi m (20204663098)
Sugeng w (20204663090)
Anita (20204663011)
Pradistya (20204663070)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

152
2020-2021

KEGIATAN

3.1 PELAKSANAAN
1. Topik : Sentralisasi Obat
2. Hari/Tanggal : 19 April 2021
3. Waktu : 10.00 WIB – Selesai
4. Tempat : Ruang Paviliun Ar-roudho RS Siti Khodijah
Sepanjang

3.2 METODE
1. Role Play.
2. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan
pemberiobat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku
serahterima obat.
2. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan
jam pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, sesuai
dengan identitas pasien pada format kontrol dan pemakaian obat.

3.3 INSTRUMEN
1. Surat persetujuan pengelolaan sentralisasi obat
2. Lemari / kotak sentralisasi obat, tempat obat dan baki
3. Format pemberian obat
4. Format serah terima obat
5. Tanda bukti serah terima obat

3.4 PENGORGANISASIAN
Kepala ruangan : Merry Anggraini, S.Kep
PP : Isnawati, S.Kep
PA : 1. Rahayu Sutanti, S.Kep
2. Ummi M, S.Kep

153
3. Sugeng W, S.Kep
Supervisor : Rizki Akbar, S.Kep
Pembimbing :1. Ida Agustiningsih, S.Kep, Ns., M. Kes
2. Sutik W, S.Kep,Ns

3.5 PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Prolog
Pada hari 19 April 2021 10.00 WIB seluruh perawat (PP dan PA) shift
pagi serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan
sentralisasi obat.
b. Sesi I di Nurse Station
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului
dengan do’a dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk
menjelaskan tujuan dilaksanakan sentralisasi obat, manfaat
dilaksanakannya sentralisasi obat, cara penyimpanan dan pemberian
obat.
c. Sesi II di Ruang Perawatan Pasien
Perawat Primer dan Perawat Associate serta Kepala Ruangan
bersama-sama ke tempat pasien. Karu membuka acara untuk
sentralisasi obat kemudian PP menyampaikan tentang sentralisasi
obat kepada pasien dan keluarga, tujuan dan manfaat dilaksanakan
sentralisasi obat, cara pengelolaan obat, cara penyimpanan dan
pemberian obat, cara mengelola jika ada obat habis dan obat baru.
Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya. PP meminta
pasien/keluarga untuk mengisi surat persetujuan sentralisasi obat,
Pasien atau keluarga memberikan obat ke perawat dan menerima
tanda bukti serah terima obat dari perawat. Perawat menerima obat
dari pasien/keluarga, mengisi format pemberian obat pada kolom
terima dan menulis nama pasien/keluarga dan perawat. Kemudian
perawat menyimpan obat yang telah diterima di kotak obat. Perawat

154
meletakkan obat di tempat obat saat mau memberikan obat sesuai
jadwal.
d. Epilog
Kembali ke Nurse Station, diskusikan tentang pengelolaan obat.
Setelah proses sentralisasi obat selesai dilakukan, maka PP
menandatangani surat persetujuan pengelolaan obat dengan diketahui
oleh kepala ruangan.

3.6 KRITERIA EVALUASI


3.4.1 Struktur (input)
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan diruang Paviliun Ar-roudho
RS Siti Khodijah Sepanjang
b. Persiapan dilakukan sebelumnya
c. Perawat yang bertugas

3.4.2 Proses
a. Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan ruangan yang
telah ditentukan dan pasien yang telah menyetujui informed consent
untuk dilakukan sentralisasi obat
b. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan
3.4.3 Hasil
a. Pasien puas dengan hasil sentralisasi obat.
b. Obat dapat diberikan secara tepat sesuai dengan 6T dan 1W.
c. Perawat mudah memberikan obat.
d. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.

155
LAMPIRAN MATERI
A. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT SURAT
PERSETUJUAN SENTRALISASI OBAT.
1. Nama, umur, jenis kelamin, alamat dapat diisi dengan nama pasien
sendiri, anak, istri, suami, orang tua, dan lain-lain.
2. Nama Klien, Umur, Jenis kelamin, alamat, no.reg diisi sesuai dengan
data klien yang bersangkutan.
3. Ruangan diisi sesuai tempat pasien dirawat.
4. Pengisian tanggal sesuai dengan tanggal pelaksanaan informed consent.
5. Format ditandatangani oleh perawat yang menerangkan dan klien yang
menyetujui dilakukan tindakan sentralisasi obat, disertai para saksi-
saksi.

B. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PEMBERIAN OBAT.


1. Pengisian nama pasien, No. Register, umur, ruangan.
2. Kolom Nama obat diisi sesuai dengan obat yang diberikan sesuai dosis
dan cara pemberian.
3. Kolom tanggal diisi tanggal penerimaan obat, secara vertikal begitu
juga pada kolom terima yaitu jumlah obat yang diterima dan ditulis
nama terang perawat dan keluarga yang menerima.
4. Kolom pemakaian obat diisi sesuai jam berapa obat diberikan beserta
nama perawat.
2. Kolom sisa diisi oleh perawat shift malam yaitu jumlah obat yang
masih ada setelah pamberian beserta nama perawat.

C. PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN TANDA BUKTI SERAH TERIMA


OBAT (UNTUK PASIEN)
1. Pengisian nama pasien, umur, No. Registrasi ruangan.

156
2. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah
terima obat.
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama
obat, frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima.
4. Kolom TT/Nama terang yang menyerahkan disi oleh
keluarga/klien.
5. KolomTT/Nama terang yang menerima diisi oleh perawat atau keluarga
yang menerima.

D. PETUNJUK TEKNIS SENTRALISASI OBAT


1. Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat dari sentralisasi obat.
2. Pasien/keluarga mengisi format peersetujuan sentralisasi obat.
3. Pasien/keluarga memberi obat ke perawat dan menerima tanda bukti
serah terima obat dari perawat.
4. Perawat menerima obat dari pasien/keluarga dan mengisi format
pemberian obat pada kolom terima.
5. Perawat menyimpan obat yang telah diterima di kotak obat.
6. Perawat meletakkan obat di tempat obat saat memberikan obat sesuai
jadwal.
7. Perawat memberikan obat ke pasien.
8. Perawat mengisi format pemberian obat.

157
PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG PAVILIUN ISMAIL RS SITI
SEPANJANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 2021

SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan setuju / tidak setuju *)
Untuk dilakukan sentralisasi obat terhadap diri saya sendiri/ isteri/ suami/ anak/ ayah/ ibu saya *),
dengan
Nama :
Umur : tahun
Jenis kelamin : L/P
Alamat :
Ruang/Kelas :
No. Rekam Medis :

Dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam pengelolaan sentralisasi
obat.
2. Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang bertugas saat itu.
3. Kemudian resep di berikan kepada klien/keluarga pasien untuk di berikan di depo farmasi.
4. Obat dari depo farmasi/apotik diserahkan kepada perawat primer yang bertugas saat itu.
5. Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam lembar serah terima obat dan
ditandatangani olehkeluarga/pasien dan perawat primer yang menerima.
6. Obat akan disimpan di tempat penyimpanan obat yang ada diruangan.
7. Setiap hari perawat memberikan obat sesuai dosis atau aturan minum kepadapasien.
8. Bila obat habis akan dimintakan resep kepada dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien
tersebut oleh perawat.
9. Bila ada pergantian obat, akan diinformasikan oleh perawat sesuai hasil koordinasi dengan
dokter.
10. Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan diberikan kepada
pasien/keluarga.

Ketentuan sentralisasi obat tersebut diatas telah dijelaskan oleh perawat dan saya telah mengerti
dengan sepenuhnya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Surabaya,.....……………2021
Perawat Primer Yang membuat pernyataan,
Tanda tangan Tanda tangan

158
( ) ( )

Saksi-Saksi :

1. ........................................... ( )

PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG PAVILIUN ISMAIL RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 2021

LEMBAR STOCK TERIMA OBAT DAN ALKES

Nama Klien : No. Bed :


Umur : No. RM :
Ruang/Kelas: Dx. Medis :

NO NAMA OBAT MASUK PAGI SIANG MALAM

Pakai Sisa Pakai Sisa Pakai Sisa

159
DAFTAR PUSTAKA

Nancy&Patricia (2005). Dokumentasi keperawatan suatu pendekatan proses


keperawatan.Jakarta:EGC

Nursalam, (2007), Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek


Keperawatan Profesional. , Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. (2001).Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.


Jakarta : Salemba Medika.

160
DISCHARGE PLANNING
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG AR ROUDHO RS SITI KHODIJAH SEPANJANG

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 3, 4, 5
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Fahmi amrullah (20204663031)
Anita (20204663011)
Pradistya Winata H (20204663070)
Ummi m (20204663098)
Moch aris hasyim (20204663054)
Sugeng w (20204663090)
Rengga rinda (20204663077)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020-2021

161
KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


Topik : Discharge planning perawatan pasien dengan diagnosa CHF
Hari/tanggal : Senin/ 19 April 2021
Waktu : 10.00 WIB - selesai
Tempat : Ruang Ar-Roudho Rs siti khodijah sepanjang
Pelaksana : KaRu, Perawat primer, Perawat Ascociate
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Tema : Discharge planning edukasi tentang CHF

3.2 Pengorganisasian
Penanggung jawab : Merry Anggraini, S.Kep
Kepala Ruangan : Rizki Akbar, S.Kep
P. Primer : Rahayu Sutanti, S.Kep
P. Asosiet : 1. Isnawati, S.Kep
2. Pradistya W, S.Kep
Pembimbing :1. Ida Agustiningsih, S.Kep, Ns., M. Kes
2. Sutik W, S.Kep,Ns
Supervisor : Anita, S.Kep
Observer : Fahmi Amrullah, S.Kep

3.3 Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Tahap II (Intervensi I-Penjelasan)
menjelaskan tentang : pendidikan kesehatan, penanganan dan perawatan di rumah,
personal hygiene ( mandi, cuci tangan, kebersihan pakaian), alat-alat yang di siapkan di
rumah dan keamanan penggunaan alat, keamanan lingkungan perawatan di rumah.

3.4 Instrumen
1. Status pasien
2. Lembar discharge planning (terlampir)

3.5 Mekanisme kegiatan


Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. KaRu mengucapkan salam 10 menit R.Karu Ka. Ru
kemudian menanyakan bagaimana PP pagi
persiapan PP untuk pelaksanaan
discharge planning
2. PP sudah siap dengan
instrumen
3. Menyebutkan hal-hal yang
162
perlu diajarkan pada pasien dan
keluarga.
4. Karu memeriksa kelengkapan
discharge planning.
Pelaksanaan 1. Karu membuka acara discharge 30 menit Bed Karu
planning. pasien PP pagi &
2. PP pagi dibantu Perawat Associate Perawat
pagi mengevaluasi tentang : Associate
(Pertemuan keluarga)
merencanakan dan mendiskusikan
tentang: pengawasan pengobatan
(definisi, penyebab, cara
mengatasi, dll ) dan support system
(apa yag pasien lakukan untuk
kesembuhan pasien di rumah).
3. PP pagi menanyakan kembali
kepada pasien dan keluarga
tentang materi yang telah
disampaikan.
4. PP mengucapkan terima kasih.
5. Pendokumentasian.
6. Timbal balik antara Karu, PP pagi,
sore, malam & perawat Associate
pagi, sore dan malam dengan
keluarga pasien.

Penutup Karu memberikan pujian dan masukan 2 menit R.Karu Karu


atau saran kepada semua PP dan
semua perawat Associate

3.6 Evaluasi
1. Stuktur
a. Persiapan dilakukan saat pasien di Rawat Ar-roudho RS Siti Khodijah
Sepanjang.
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
c. Menyusun proposal.
d. Menetapkan kasus.
e. Pengorganisasian peran.
f. Menyiapkan discharge planning.
g. Kontrak waktu dengan keluarga dan pasien
2. Proses
a. Kelancaran kegiatan.
b. Peran serta perawat yang bertugas.
c. Pasien dan keluarga berperan aktif dalam diskusi
3. Hasil
163
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh pasien dan keluarga. Pasien dapat
menyebutkan kembali tentang pengetahuan pasien / keluarga tentang penyakit.

LEMBAR OBSERVASI
DISCHARGE PLANNING

No. Pelaksanaan
Kegiatan
Ya= 1 Tidak=0
1. Ka.Ru ucapkan salam kemudian menanyakan bagaimana
persiapan PP untuk pelaksanaan discharge planning
2. PP sudah siap dengan instrumen
3. Ajarkan hal-hal yang perlu diajarkan pada pasien dan
keluarga.
4. Karu memeriksa kelengkapan discharge planning.
5. Karu membuka acara discharge planning.
6. PP pagi dibantu Perawat Associate pagi menyampaikan
pendidikan kesehatan, dan menjelaskan tentang :
7. Melakukan discharge :
 Tahap II (Intervensi I) menjelaskan tentang : definisi
penyakit, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan,
komplikasi, pengobatan (obat, aktivitas, diet dan personal
hygienen) dan lingkungan.

8. PP pagi tanyakan kembali kepada pasien dan keluarga tentang


materi yang telah disampaikan.
9. PP ucapkan terima kasih.
10. Pendokumentasian PP untuk melaporkan ke KaRu ( hasil reviu
ke PA
11. Perawat PP dan PA melaporkan ke KaRu

12. Karu memberikan pujian dan masukan atau saran kepada


semua PP dan semua perawat Associate
Sub Total
Total
Prosentase

Keterangan :
Baik : > 76%
Cukup : 56-75%
Kurang : < 56%
` Observer

(………………....….)

164
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, BA.2005. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien di RumahSakit. Jakarta: EGC
Long, B. 2008, Perawatan Medikal Bedah III . Bandung: Pajajaran
Nursalam, 2002, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional,
Salemba Medika, Jakarta .
Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Salemba Medika;
Jakarta
Nursalam, 2007, Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional
Edisi:2s, Salemba Medika, Jakarta
Swanberg alih bahasa Suharyati. 2000.Pengantar Kepemimpinan dan
ManajemenKeperawatan untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC 

165
Lampiran :FORMAT DISCHARGE PLANNING

No. Reg. : .....................................


DISCHARGE PLANNING Nama : .....................................
Jenis Kelamin : .....................................

Tanggal MRS : ..................................... Tanggal MRS : .....................................


Bagian : ..................................... Bagian : .....................................
Dipulangkan dari RS Siti Khodijah Sepanjang dengan keadaan :
Sembuh Pulang paksa
Meneruskan dengan obat jalan Lari
Pindah ke RS lain Meninggal
       Kontrol
a.       Waktu :
b.      Tempat :
       Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan, dan
lain-lain)

        Aturan diet / nutrisi

        Obat-obat yang masih diminum dan jumlahnya :

        Aktivitas dan istirahat :

Yang dibawa pulang (Hasil Lab, Foto, ECG, obat, dan lain-lain) :

Lain-lain :

Surabaya, .............................
Pasien/Keluarga Perawat

( ) ( )

166
DIALOG SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

Kepala Ruangan : Rizki Akbar, S.Kep


Perawat Primer : Rahayu Sutanti, S.Kep
Perawat Pelaksana / PA : Isnawati, S.Kep
Pradistya W, S.Kep
Keluarga Pasien : Ibu.....

Pada Pagi hari tanggal 19 April 2021 di ruangan Ar-roudho akan di laksanakan discharge
planning kepada keluarga pasien yang dilakukan oleh perawat primer

Karu : “Assalammuallaikum perawat.........”


pp : “Wallaikumsalam Ibu”
Karu :” Bagaimana perawat Rahayu apakah sudah di persiapkan semua untuk kelengkapan
discharge planningnya pasien dirawat ?”
Pp :” Sudah siap semua pak,untuk leaflet juga sudah siap.”
Karu :” Baik kalau begitu perawat Rahayu, saya rasa semua perlengkapan yang nantik anda
gunakan untuk discharge planningnya sudah lengkap semua, segera anda laksanakan !
PP :”Baik Pak ,akan saya laksanakan segera ?
PP di bantu oleh PA datang ke keluarga pasien untuk melakukan kontra waktu
PP :” Perawat Isna, tolong anda sampaikan ke keluarga pasien bahwa nantik saya akan
melalukan penyuluhan tentang CHF sekitar 3 menit lagi
PA : “ Iya Bu”
PA :” Assalammuallaikum bu permisi,nanti sekitar 10 menit akan dilakukan penyuluhan
kesehatan tentang penyakit jantung di ruangan perawat apakah ibu bersedia?”
KP :” Iyaaa mbak saya besedia”
PA :” Baik buk nanti akan saya panggil ibu kalau sudah 10 menit”
KP :” Baik mbak ?
PA memanggil keluarga pasien
PA :”Permisi ibu penyuluhan tentang penyakit jantung akan segera dimulai, mohon ibu
segera menuju ke ruang perawat”
KP :” Iya sus”
PA :” Terima kasih ibu atas kedatanganya, saya akan menjelaskan penyuluhan tentang
penyakit jantung, sebelum apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang CHF?
KP :” Belum pernah sama sekali”
PP ;” Baik ibu, apa yang ibu ketahui tentang sakit jantung?
KP :” Yang saya sedikit ketahui sakit jantung”
PP :” Betul Ibu, sakit jantung itu bisa disebabkan secara tiba-tiba karena bapak sering
mengkonsumsi garam berlebih serta bapak perokok aktif.”
PP :” Penyebab dari semua itu bu karena juga pola bapak yg tidak sehat juga serta bapak
kurang olahraga jadi setelah pulang besok mengubah pola gaya hidup tersebut. Apakah
ibu sudah jelas dengan penyebah dari penyakit CHF?”
KP : “ Iya Sus, saya sudah jelas”

167
PP :” Baik Ibu, akan saya lanjutkan dengan tanda dan gelaja dari penyakit CHF itu sering
lelah napas cepat serta pendek dan cepat lelah saat beraktifitas dan biasanya disertai
dengan pembengkakan d bagian ekstremita semisal kaki?”
KP :” Iya Sus, sudah jelas”
PP : “ Baik, kalau begitu coba ibu sebutkan tentang penyakit CHF?”
KP :” CHF itu penyebab tekanan darah tinggi serta serangan jantung secara tiba-tiba
dengan pembengkakan di tubuh secara tertentu.”
PP : “ Benar ibu apa yang ibu sampaikan, saya ucapkan teimaksih atas kedatanggan ibu
dalam penyuluhan pada hari ini semomoga bermanfaat bagi ibu yang tela datang.”
PP melaporkan ke KaRU hasil discharge planing pada tanggal 19 April 2021
PP : “ Assalamualaikum Pak, saya sudah selesai melaksanakan discharge planing.”
KaRu : “Waalikum salam, Baik perawat Rahayu, Bagaimana discharge planing yang anda
laksanakan tadi?
PP : “Alhamdulilah lancar Pak, Ibu dari pasien mengerti tentang discharge planing yang
saya sampikan?”
KaRu : “Baik terima kasih, semoga apa yang adan sampaikan tadi bermanfaat bagi keluarga
pasien.”

168
PROPOSAL SUPERVISI KEPERAWATAN
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG AR-ROUDHO SITI KHODIJAH SEPANJANG

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 3, 4, 5
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Fahmi amrullah (20204663031)
Anita (20204663011)
Pradistya Winata H (20204663070)
Ummi m (20204663098)
Moch aris hasyim (20204663054)
Sugeng w (20204663090)
Rengga rinda (20204663077)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

169
2020-2021

A. Pelaksanaan :
Topik : Supervisi
Hari/ Tanggal : Senin, 19 April 2021
Waktu : 10.00 WIB - selesai
Tempat : Ruang Ar-roudho Rumah Sakit Siti khodijah Sepanjang
Supervisor : Kepala Ruangan

B. Metode
1) Observasi
2) Diskusi dan Tanya jawab
C. Instrumen
1) Status klien
2) Format Penilaian
3) Alat-alat nebulizer
4) Format Laporan Supervisi Keperawatan
D. Struktur Pengorganisasian
Kepala ruangan : Anita, S.Kep
Perawat Primer : Rizki Akbar, S.Kep
Perawat Asociate : 1. Rengga Rinda, S.Kep
2. Aris Hasyim, S.Kep
Pembimbing akademik : Ida Agustiningsih, S.Kep, Ns., M. Kes
Pembimbing klinik : Triana Listyorini, S.Kep
Supervisor : Sutik W, S.Kep,Ns

3.1 Mekanisme Kegiatan Supervisi

Tahap Kegiatan Waktu Pelaksana Nilai


Tempat 1 2 3 4
Pra 1. Kepala Ruangan Ruangan 5 Menit Karu,Perawat
Supervisi Memanggil Perawat Karu Primer,
Primer dan Perawat
menanyakan rencana Associate
kegiatan yang akan
dilakukan hari ini.
2. Kepala ruangan
170
Menyampaikan
informasi kepada
Perawat Primer bahwa
akan dilakukan
supervisi pada hari ini,
sebagai evaluasi dari
tindakan yang
dilakukan oleh Perawat
Associate.
3. Kepala Ruangan
Menyiapkan format
penilaian untuk
tindakan tindakan
nebulizer.
Supervisi 1. Perawat Primer Perawat
15 menit Melakukan pengawasan Primer,
dan koordinasi. Perawat
2. Perawat Primer Menilai Associate
jalannya supervisi
3. Perawat Primer
Mencatat jika
ditemukan ada hal-hal
yang perlu didiskusikan
bersama PP dan PA.
4. Perawat Primer
Melakukan
dokumentasi hasil
supervisi.
Post 1. Karu memanggil PP Karu,
Supervisi untuk pembinaan dan Perawat
10 menit klarifikasi Primer,
2. ”Fair” (Karu Perawat
memberitahu associate
kekurangan PP dan PA
3. “Feedback” (Karu
memberitahu PP dan
PA bagaimana tindakan
yang seharusnya)
4. “Follow-Up” (Karu
bersama PP dan PA
merencanakan tindakan
tersebut secara bersama
untuk melakukan
perbaikan).
5. Menyampaikan hasil
supervisi
6. “Reinforcement”
(Karu memberikan
reward dan dukungan
pada PP dan PA)

171
Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan proposal,
undangan dan berlatih role play untuk perawat primer yang akandilakukan supervisi
serta kepala ruangan sebagai supervisor dalam kegiatan supervisi.

b. Evaluasi proses
Evaluasi dilihat berdasar kelancaran proses sesuai dengan rencana dan alur yang ada
serta perawat yang bertugas sesuai perannya.
c. Evaluasi Hasil
a. Perawat primer mampu melaksanakan kegiatan tindakan keperawatan sesuai dengan
prosedur.
b. Kepala ruang mampu melakukan kegiatan supervisi sesuai dengan prosedur.
c. Acara berjalan sesuai dengan proposal rencana kegiatan.
d. Setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.

172
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih
Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.

173
SKENARIO ROLE PLAY

Kepala Ruangan akan melakukan supervisi terhadap pendokumentasian asuhan


keperawatan dan salah satu tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Di ruang nurse station
karu menyampaikan maksud dan tujuan supervisi kepada perawat primer dan perawat asosiasi.
Karu : Assalamualaikum, selamat pagi, apa semuanya sudah lengkap?
PP : sudah bu,
Karu : ya, pagi ini saya akan menyampaikan bahwa hari ini akan diadakan supervisi.
Tujuan untuk dilakukannya supervisi adalah untuk mempelajari dan
memperbaiki kualitas asuhan keperawatan yang dilakukan kepada pasien kita.
PP : iya bu, untuk sepervisi tindakan apa bu yang akan dilakukan supervisi?
Karu : pada hari ini, saya akan melakukan supervisi terhadap pendokumentasian
Asuhan keperawatan. Jadi minta tolong disiapkan status pasiennya.
PP : baik bu, akan segera saya persiapkan.
Karu : Baik saya akan mensupervisi dokumen asuhan keperawatan, nanti saya akan
melakukan beberapa penilaian terhadap beberapa insrumet pendokumentasian.
Mungkin ini ada beberapa format/instrumen penilaian silahkan di baca dulu
(menyerahkan map kepada PP).
PP : iya bu (menerima map).
Karu : ada yang ingin ditanyakan dari format penilaian tersebut??
PP : tidak ada bu,,
Karu : baik kalo begitu langsung aja mas rizki saya minta tolong ambilkan status
pasien akan saya chek terlebih dahulu.
PP : ini bu statusnya
Karu : Baik mas rizki terimakasih

Karu melihat dan mencatat hal-hal yang sekiranya perlu pembinaan. Kemudian setelah selesai
Karu, PP dan PA menuju ruangan Karu.
Diruangan karu,..

Karu : ya tadi saya sudah melakukan penilaian terhadap dokumentasi askep. Untuk
secara keseluruhan status pasien sudah lengkap dan prosedur melakukan

174
observasi tanda-tanda vital secara keseluruhan sudah baik, tapi tadi ada yg perlu
kita perhatikan bersama,.
PP : apa itu bu??
Karu : dalam penulisan dan pendokumentasian asuhan keperawatan kita tidak dituntut
hanya untuk melengkapi saja, tetapi…….. . Oke ada yg ingin di klarifikasi??
PP : iya bu, saya menyadari akan hal itu,, dan nanti akan kami perbaiki..,
Karu : untuk semuanya sangat bagus sekali apa yg kalian lakukan pada hari ini
pertahankan terus,.. dan sepertinya hanya itu yang bisa saya sampaikan., untuk
kurang dan lebihnya mohon maaf saya tutup pertemuan ini, wasalammualaikum
wr,wb
PP dan PA kembail keruangnya dan karu melakukan dokumentasi keperawatan untuk hasil
supervisi tersebut.

175
CHEKLIST SUPERVISI

DILAKUKAN
TAHAP KEGIATAN KETERANGAN
YA TIDAK
Pra Supervisi 1. Karu menetapkan kegiatan yang
akan di supervisi dan
menyiapkan instrument
penilaian
2. Karu menetapkan tujuan
supervisi
3. Karu menyesuaikan jadwal
supervisi dengan kegiatan yang
akan disupervisi
4. Karu memberitahu PP dan
kontrak waktu bahwa akan
dilaksanakan supervisi terkait
pendokumentasian askep
5. Karu menjelaskan format
penilaian dan aspek-aspek yang
akan dinilai
6. Karu memeriksa kembali
kelengkapan alat dan bahan
yang dibutuhkan untuk kegiatan
yang disupervisi
Pelaksanaan 1. Karu membuka acara
Supervisi
pelaksanaan supervisi
2. Karu mengobservasi dan
menilai kineja PP dan PA
berdasarkan alat ukur atau
instrument yang disiapkan
3. Karu menemukan dan mencatat
beberapa hal yang memerlukan

176
pembinaan
4. Karu memanggil PP dan PA
untuk mengadakan pembinaan
dan klarifikasi permasalahan
5. Pelaksanaan supervisi dengan
inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekunder
6. Karu mengklarifikasi
permasalahan yang ada.
7. Karu melakukan Tanya jawab
dengan PP dan PA
Post 1. Karu berdiskusi dengan PP dan
Supervisi PA
2. Karu memberikan feedback dan
reinforcement kepada PP dan
PA
3. Karu merencanakan followup

177
DAFTAR TILIK SUPERVISI TINDAKAN OBSERVASI PASIEN

Nama Perawat :
Tanggal :

Petunjuk : berilah tanda ceklist (v) pada kolom YA apabila perawat melakukan
prosedur dengan benar, dan pada kolom TIDAK apabila perawat tidak melakukan
dengan benar.

N PROSEDUR YA TIDAK
O
1. Persiapan Alat
2. Perawat melakukan cuci tangan
3. Perawat melakukan sapa, salam, dan senyum
4. Perawat mencocokkan identitas pasien
5. Perawat menjelaskan tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien
6. Perawat menanyakan keluhan pasien
7. Perawat melakukan pemeriksaan pasien yaitu :
- Keadaan umum
- Akral
- Tekanan darah
- Pernafasan
- Suhu
- Nadi
- Saturasi oksigen

8. Perawat melakukan cuci tangan


9. Perawat mencatat hasil observasi secara lengkap
pada lembar catatan keperawatan
Total


Sesuai
Compliance Rate (CR)
X 100%
=
∑ Sesuai +
Tidak

178
Hasil
Supervisi : .......................................................................................................................
.........................................................................................................................................
....................................................................................................................
Saran dan tindak
lanjut ................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.............................................................................................

Kepala Bidang Perawatan Supervisor

(........................................) (....................................................)

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN


179
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG AR RHOUDHOH RS SITI KHODIJAH MUHAMMADIYAH
CABANG SEPANJANG

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 3, 4, 5
Merry Yuni Anggraini (20204663033)
Fahmi amrullah (20204663031)
Anita (20204663011)
Pradistya Winata H (20204663070)
Ummi m (20204663098)
Moch aris hasyim (20204663054)
Sugeng w (20204663090)
Rengga rinda (20204663077)
Ummatul Ulyah (20204663097)
Rahayu Sutanti (20204663073)
Isnawati (20204663041)
Yudha H. Utomo (20204663117)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2021

180
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ronde keperawatan sebagai salah satu bentuk dari pelaksanaan Model Asuhan
Keperawatan Profesinal dengan metode Keperawatan Primer, merupakan salah satu metode
pemberian pelayanan keperawatan yang harus ditingkatkan dan dimantapkan. Metode ini
ditujukan untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi
pada pasien dan kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh PP, PA, konselor,
kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan melibatkan pasien secara langsung
sebagai fokus kegiatan.
Di Ruang Ar Rhodhoh ini, ronde keperawatan belum pernah dilaksanakan selama masa
pandemi Covid-19. Ronde keperawatan yang sudah dilakukan belum terjadwal dan berbeda
dengan standar. Dalam langkah kegiatan ronde terdapat tahap pra ronde yaitu penetapan pasien
dan persiapan pasien, tahap pelaksanaan yaitu penyajian masalah, validasi data ke pasien dan
diskusi. Pasca ronde yaitu kesimpulan dan rekomendasi solusi masalah.
Ronde keperawatan merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan dan caraberpikir kritis
perawat akantumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian
konsep teori ke dalam praktik keperawatan. Dengan pelaksanaan ronde keperawatan yang
berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perawat ruangan untuk
berpikir secara kritis dalam peningkatan perawatan secara profesional.
Dalam pelaksanaan ronde keperawatan akanterlihat kemampuan perawat dalam
melaksanakan kerja samadengan tim kesehatan yang lain guna mengatasi masalah kesehatan
yang terjadi pada klien.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan ronde keperawatan mahasiswa mampu menyelesaikan masalah
keperawatan klien yang belum teratasi.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis, ilmiah serta sistematis dalam pemecahan masalah
keperawatan klien.
2) Meningkatkan kemampuan menganalisa masalah.

181
3) Meningkatkan kemampuan validasi data klien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
5) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi intervensi keperawatan.
6) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah klien.
7) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
8) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
9) Meningkatkan kemampuan asuhan keperawatan secara menyeluruh.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
a. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa penyembuhan.
b. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
c. Memenuhi kebutuhan pasien
1.3.2 Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan kognitif dan afektif dan psikomotor perawat.
b. Meningkatkan kerjasama tim
c. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
1.3.3 Bagi Rumah Sakit
a. Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
b. Menurunkan lama hari perawatan pasien

182
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Ronde Keperawatan


2.1.1 Pengertian
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konselor, Kepala Ruangan, Perawat Associate
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).

2.1.2 Tujuan Ronde Keperawatan


1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis.
2. Tujuan khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis dalam
pemecahan masalah keperawatan
b. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah
keperawatan klien.
c. Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
e. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

2.1.3 Manfaat Ronde Keperawatan


a. Masalah pasien dapat teratasi.
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
c. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional.
d. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
e. Perawat dapat melaksanakan model keperawatan dengan tepat dan benar.

2.1.4 Kriteria Pasien

183
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.

2.1.5 Peran Masing - Masing Anggota Tim


1. Peran perawat primer dan perawat associate
2. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
3. Menjelaskan diagnosis keperawatan.
4. Menjelaskan intervensi yang sudah dilakukan.
5. Menjelaskan hasil yang didapat.
6. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang dilakukan.
7. Menggali masalah pasien yang belum terkaji.

2.1.6 Peran perawat konselor


1. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional
tindakan.
2. Mengarahkan dan koreksi.
3. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari
4. Memberikan justifikasi
5. Memberikan reinforcement

184
2.1.7 Alur Ronde Keperawatan
TAHAP PRA P
RONDE P

PENETAPAN
PROPOSAL PASIEN

PERSIAPAN PASIEN :
INFORMED CONCENT
HASIL PENGKAJIAN/
VALIDASI DATA
Tahap
Pelaksanaan di
Nurse Station APA YANG MENJADI MASALAH
PENYAJIAN MASALAH CROSS CEK DATA YANG ADA YANG
MENDUKUNG
APA YANG MENYEBABKAN MASALAH
TERSEBUT
INTERVENSI APA YANG SUDAH DILAKUKAN
APA HAMBATAN YANG DITEMUKAN

Tahap
VALIDASI DATA
Pelaksanaan di
Kamar Pasien

Diskusi PP – PP,
Konselor, KARU

TAHAP PASCA RONDE Lanjutan


Diskusi /
Evaluasi

Kesimpulan dan
Rekomendasi
Solusi Masalah

185
2.1.8 Hasil yang diharapkan
a. Struktur
- Persyaratan administrasi (IC, alat, dsb)
- Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
- Persiapan dilaksanakan sebelumnya
b. Proses
- Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
- Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
c. Hasil
- Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
- Masalah pasien dapat teratasi
- Perawat dapat :
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis
2. Menumbuhkan cara berfikir sistematis
3. Menumbuhkan kemampuan validasi data pasien
4. Menumbuhkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
5. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keputusan yang berorientasi pada
masalah klien.

186
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit


2.1 Definisi
1. CHF adalah syndrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh sesak
napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebab kan oleh kelainan
struktur dan fungsi jantung. CHF dapat disebabkan oleh gangguan yang
mengakibatkan terjadinya pengurangan pengisian ventrikel (disfungsi distolik)
dan atau kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik). (Sudoyo Aru, dkk 2009).
2. CHF adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan
sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun tekanan pengisian vena
normal (Arif Muttaqin.2009).
3. CHF adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam
memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrient dan
oksigen secara adekuat. CHF merupakan suatu keadaan dimana patologisnya
yaitu kelainan fungsi jantung yang menyebabkan kegagalan jantung untuk
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan darah yang pada umumnya untuk
metabolisme jaringan. Gangguan fungsi jantung dan metode-metode bantuan
sirkulasi ditinjau dari efek-efeknya terhadap 3 perubahan penentu utama dari
fungsi miokardium yaitu Preload, Afterload dan kontraktilitas miokardium
(Udjianti, 2010 ; Ruhyanudin, 2007).
4. CHF adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu
memenuhi kebutuhan darah untuk matabolisme jaringan (Price, 2010).

187
2.2 Anatomi Fisiologi

Gambar 2.1. Struktur ruang jantung (Sumber: Simon dan Schuster,2003) Anatomi
Jantung
Jantung adalah organ berotot dengan empat ruang yang terletak dirongga
dada, dibawah perlindungan tulang iga, sedikit kesebelah kiri sternum. Jantung
terdapat didalam sebuah kantung longgar berisi cairan yang disebut pericardium.

1. Bentuk Jantung
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpil (pangkal jantung)
dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.
2. Letak
Didalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastrium anterior), sebelah kiri bawah
dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang
kiri antara kota V dan VI dua jari dibawah papila mamae pada tempet ini teraba adanya
pukulan jantung disebut iktus kordis.
3. Ukuran

Ukuran jantung + sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira - kira 250 –
300 gr.

4. Lapisan
Adapun lapisan jantung terdiri atas:
a. Endokardium
Endokardium merupakan lapisan jantung yang terdapat disebelah dalam sekali yang
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga
jantung.
b. Miokardium

188
Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot – otot jantung,
otot jantung ini membentuk bundalan – bundalan otot yaitu:
1) Bundalan otot atria, yang terdapat dibagian kiri / kanan dan basis kordis yang
membentuk serambi / aurikula kordis.
2) Bundalan otot ventrikuler, yang membentuk bilik jantung yang dimulai dari
cincin atrio ventrikuler sampai diapik jantung.
c. Endokardium
Endokardium merupakan lapisan jantung yang terdapat disebelah dalam sekali yang
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga
jantung.
d. Miokardium
Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot – otot jantung,
otot jantung ini membentuk bundalan – bundalan otot yaitu :
1. Bundalan otot atria, yang terdapat dibagian kiri / kanan dan basis kordis yang
membentuk serambi / aurikula kordis.

2. Bundalan otot ventrikuler, yang membentuk bilik jantung yang dimulai dari cincin
atrio ventrikuler sampai diapik jantung.

3. Bundaran otot atrio ventrikuler, yaitu merupakan dinding pemisah antara


serambi dan bilik jantung.

e. Perikardium
Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput
pembungkus, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral yaitu bertemu
dipangkal jantung membentuk kantung jantung. Antara dua lapisan jantung ini terdapat
lendir sebagai pelicin untuk menjaga agar pergeseran antara perikardium pleura tidak
menimbulkan gangguan terhadap jantung. Jantung di persyarafi oleh nervus
simpatikus / nervus akselerantis, untuk menggiatkan kerja jantung dan nervus para
simpatikus, khususnya cabang dari nervus vagus yang bekerja memperlambat kerja
jantung

5. Pergerakan jantung
Jantung dapat bergerak yaitu mengembang dan menguncup disebabkan karena
adanya rangsangan yang berasal dari susunan syaraf otonom. Rangsangan ini diterima
oleh jantung pada simpul syaraf yang terdapat pada atrium dekstra dekat masuknya
vena kava yang disebut nodus sino atrial (sinus knop simpul keith flak). Dari sisi

189
rangsangan akan diteruskan kedinding atrium dan juga kebagian septum kordis oleh
nodus atrio ventrikular atau simpul tawaran melalui berkas wenkebach.
Dari simpul tewara rangsangan akan melalui bundel atrio ventrikuler (berkas
his) dan pada bagian cincin yaitu terdapat antar atrium dan ventrikel yang disebut anulas
fibrosus, rangsangan akan terhenti kira – kira 1/10 detik Seterusnya rangsangan tersebut
akan diteruskan kebagian apeks kordis dan melalui berkas purkinya di sebarkan ke
seluruh dinding ventrikel dengan demikian jantung berkontrksi.

Dalam berkerja jantung mempunyai tiga periode :

a. Periode konstriksi (periode distol). Suatu keadaan dimana jantung bagian ventrikel
dalam keadaan mengatup. Katup bikus dan trukuspidalis dalam keadaan tertutup
valvula seminularis aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka,
sehingga darah dari ventrikel dekstra mengalir ke arteri pulmonalis masuk keparu –
paru kiri dan kanan, sedangkan darah dari ventrikel sinistra mengalir keaortra
kemudian diedarkan keseluruh tubuh.

b. Periode dilatasi (periode diastol). Suatu keadaan dimana jantung mengambang.


Katup bikus dan triskupidalis terbuka, sehingga darah dari atrium sinistra masuk
ventrikel sinistra dan darah dari atrium dekstra masuk ke ventrikel dekstra.
Selanjutnya darah yang ada paru– paru kiri dan kanan melalui vena pulmonalis
masuk keatrium sinistra dan darah dari seluruh tubuh melalui vena kava masuk
keatrium dekstra.

c. Periode istirahat. Yaitu waktu antara periode konstriksi dan dilatasi dimana jantung
berhenti kira – kira 1/10 detik. Pada waktu beristirahat jantung akan menguncup
sebanyak 70 – 80 kali / menit. Pada tiap – tiap kontraksi jantung akan
memindahkkan darah ke aorta sebanyak 60 – 70 cc. Kalau kita bekerja maka jantung
akan lebih cepat berkontraksi sehingga darah lebih banyak dialirkan keseluruhan
tubuh. Kerja jantung dapat diketahui dengan jalan memeriksa perjalan darah dalam
arteri, oleh karena dinding arteri akan mengembangkan jika ke dalamnya mengalir
gelombang darah. Gelombang darah ini menimbulkan denyutnya pada arteri. Sesuai
dengan kuncupnya jantung yang disebut denyut nadi atau pulse. Baik buruknya dan
teratur tidaknya denyut nadi tergantung dari kembang kempisnya jantung.

190
6. Siklus Jantung

Pembuluh darah pada peredaran darah kecil, terdiri atas:

a. Arteri pulmonalis, merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dekstra
menuju keparu – paru. Mempunyai dua cabang yaitu dekstra dan sinestra untuk paru
– paru kanan dan kiri yang banyak mengandung CO2 di dalam darahnya.

b. Vena pulmonalis, merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru – paru
masuk ke jantung bagian atrium sinistra. Di dalam berisi dalam yang banyak
mengandung O2.Pembuluh darah pada peredaran darah besar, yaitu ; aorta,
merupakan pembuluh darah arteri yang besar yang keluar dari jantung bagian
vantrikel sinistra melalui aorta asendens lalu membelok ke belakang melalui radiks
pulmonolis sinistra, turun sepanjang kolumnavertebralis menembus diafragma lalu
menurun ke bagian perut. lebih cepat berkontraksi sehingga darah lebih banyak
dialirkan keseluruhan tubuh. Kerja jantung dapat diketahui dengan jalan memeriksa
perjalan darah dalam arteri, oleh karena dinding arteri akan mengembangkan jika ke
dalamnya mengalir gelombang darah. Gelombang darah ini menimbulkan denyutnya
pada arteri. Sesuai dengan kuncupnya jantung yang disebut denyut nadi atau pulse.
Baik buruknya dan teratur tidaknya denyut nadi tergantung dari kembang kempisnya
jantung.

7. Siklus Jantung
Pembuluh darah pada peredaran darah kecil, terdiri atas :
a. Arteri pulmonalis, merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dekstra
menuju keparu – paru. Mempunyai dua cabang yaitu dekstra dan sinestra untuk paru
– paru kanan dan kiri yang banyak mengandung CO2 di dalam darahnya.
b. Vena pulmonalis, merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru – paru
masuk ke jantung bagian atrium sinistra. Di dalam berisi dalam yang banyak
mengandung O2.Pembuluh darah pada peredaran darah besar, yaitu ; aorta,
merupakan pembuluh darah arteri yang besar yang keluar dari jantung bagian
vantrikel sinistra melalui aorta asendens lalu membelok ke belakang melalui radiks
pulmonolis sinistra, turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma lalu
menurun ke bagian perut.
Jalannya arteri terbagi atas tiga bagian :
a. Aorta asendens, aorta yang naik ke atas dengan panjangnya + 5 cm, cabangnya arteri
koronaria masuk ke jantung.
191
b. Arkus aurta, yaitu bagian aorta yang melengkung arah kekiri, di depan trakea sedikit
ke bawah sampai vena torakalis IV. Cabang – cabangnya: Arteri brakia sefalika atau
arteri anomina, Arteri subklavia sinistra dan arteri karotis komunis sinistra.
c. Aorta desendens, bagian aorta yang menurun mulai dari vertebra torakalis IV sampai
vetebra lumbalis IV.
8. Bunyi Jantung
Bunyi jantung terdengar dua macam suara yaitu bunyi ritma disebabkan menutupnya
katup atrio ventrikel dan bunyi kedua karena menutupnya katup aorta dan arteri
pulmonar setelah kontraksi dari ventrikel. Bunyi pertama panjang yang kedua pendek
dan tajam.
9. Daya Pompa Jantung
Dalam keadaan istirahat jantung beredar 70 kali/menit. Pada waktu banyak pergerakan,
kecepatan jantung dicapai 150 kali/menit dengan daya pompa 20 – 25 liter/menit.
Setiap menit sejumlah volume darah yang tepat sama sekali dialirkan dari vena ke
jantung, apabila pengambalian dari vena tidak seimbang dan vantrikel gagal
mengimbanginya dengan daya pompa jantung jadi membengkak berisi darah sehingga
tekanan dalam vena naik dan dalam jangka waktu lama bisa menjadi edema.
10. Katup – katup Pada Jantung
Didalam jantung terdapat katup yang sangat penting artinya dalam susunan peredaran
darah dan pergerakan jantung manusia.
a. Valvula trikusvidalis, terdapat antara atrium dikstra dengan ventrikel dekstra yang
terdiri dari 3 katup.
b. Valvula bikuspidalis, terletak antara atrium sinistra dengan vantrikel sinistra yang
terdiri dari 2 katup.
c. Valvula semilunaris arteri pulmanalis, terletak antara ventrikel dekstra dengan arteri
polmunalis dimana darah mengalir menuju keparu – paru.
d. Valvula semilunaris aorta, terletak antara ventrikel sinistra dengan aorta dimana
darah mengalir menuju keseluruh tubuh.

2.3 Patofisiologi
Bila cadangan jantung untuk berespons terhadap stress tidak adekuat dalam memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh, maka jantung gagal untuk melakukan tugasnya sebagai pompa,
akibatnya terjadilah CHF. Jika reverasi jantung normal mengalami kepayahan dan kegagalan ,
respon fisiologis tertentu pada penurunan curah jantung adalah penting. Semua respon ini

192
menunjukkan upaya tubuh untuk mempertahankan perfusi organ vital tetap normal. Terdapat
empat mekanisme respons primer terhadap CHF meliputi :

1. Meningkatnya aktivitas adregenik simpatis


2. Meningkatnya beban awal akibat aktivasi nerohormon.
3. Hipertrofi ventrikel
4. Volume cairan berlebih
Keempat respon ini adalah upaya untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat
normal atau hampir normal pada gagal jantung dini dan pada keadaan istirahat. Tetapi,
kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung bisanya tampak pada saat
beraktivitas. Dengan berlanjutnya CHF, maka kompensasi akan menjadi semakin kurang
efektif.
1) Meningkatnya Aktivitas Adrenergik Simpatis
Menurunnya volume sekucup pada gagal jantung akan mem bangkitkan respon
simpatis kompensatoris. Meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis merangsang
pengeluaran katekolamin dari saraf- saraf adrenergik jantung dan medula adrenal.
Denyut jantung akan meningkat secara maksimal untuk mempertahankan curah
jantung. Arteri perifer juga melakukan vasokonstriksi untuk menstabilkan tekanan
arteri dan redistribusi volume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ- organ
yang rendah metabolismennya seperti kulit dan ginjal.
Hal ini bertujuan agar perfusi ke jantung dan otak dapat dipertahankan.
Venokonstriksi akan meningkatkan aliran balik vena ke sisi kanan jantung, untuk
selanjutnya menambah kekuatan konstraksi sesuai dengan hukum starling. Pada
keadaan CHF, baroreseptor diaktivasi sehingga menyebabkan peningkatan aktivitas
simpatis pada jantung, ginjal, dan pembuluh darah perifer. Angiotensin II dapat
meningkatkan aktivitas simpatis tersebut. Aktivitas system saraf simpatis yang
berlebihan menyebabkan peningkatan kadar noradrenalin plasma, yang selanjutnya
akan menyebabkan vasokonstriksi, takikardia, serta retensi garam dan air. Aktivitas
simpatis yang berlebihan juga dapat menyebabkan nekrosis sel otot jantung. Perubahan
ini dapat dihubungkan dengan observasi yang menunjukkan bahwa penyimpanan
norepinefrin pada miokardium menjadi berkurang pada gagal jantung kronis.
2) Peningkatan Beban Awal Melalui Sistem RAA
Aktivasi system renin-angiotensin-aldosteron (RAA) menyebabkan retensi natrium dan
air oleh ginjal, meningkatkan volume ventrikel, dan regangan serabut. Peningkatan
beban awal ini akan menambah kontraktilitas miokardium sesuai dengan hukum

193
Starling. Mekanisme pasti yang mengakibatkan aktivasi sistem RAA pada gagal
jantung masih belum jelas. Sistem RAA bertujuan untuk menjaga keseimbangan cairan
dan elektrolit yang adekuat serta mempertahankan tekanan darah. Renin merupakan
enzim yang disekresikan oleh sel-sel juxtaglomelurus, yang terletak berbatasan dengan
arteriol renal aferen dan bersebelahan dengan makula densa pada tubulus distal. Renin
merupakan enzim yang mengubah angiotensinogen (sebagian besar berasal dari hati)
menjadi angiotensin I. Angiotensin converting enzyme (ACE) yang terikat pada
membran plasma sel endotel akan memecahkan dua asam amino dan angiotensin I
untuk membentuk angiotensin II. Angiotensin II memiliki beberapa fungsi penting
untuk memelihara homeostatis sirkulasi yaitu merangsang konstriksi arteriol pada
ginjal dan sirkulasi sistemis, serta mereabsorbsi natrium pada bagian proksimal nefron.
Angiotensin II juga mentimulasi korteks adrenal untuk mensekresi aldosteron, yang
akan merangsang reabsorpsi natrium (dalam pertukaran dengan kalium) pada bagian
distal dari nefron, serta diusus besar, kelenjar air ludah dan kelenjar keringat. Renin
disekresi pada keadaan menurunnya tekanan darah, kekurangan natrium dan
peningkatan aktivitas simpatis ginjal (Stephen G. Ball et al., 1996). Angiotensin I
sebagian besar diubah di paru-paru menjadi angiotensin II, suatu zat presor yang paten
oleh angiotensin converting enzyme (ACE). ACE juga dapat memecah bradikinin dan
bekerja pada sejumlah peptide lain. Angiotensin II dipecah secara cepat oleh enzim
non-spesifik yang disebut angiotensinase. Angiotensin II memegang peran utama dalam
SRAA karena meningkatkan tekanan darah dengan beberapa macam cara seperti:
vasokonstriksi, retensi garam dan cairan serta takikardia. Peptida natriuretik atrial
(PNA) disekresikan oleh jantung kemudian masuk kedalam sirkulasi. Sekresinya
terutama dipengaruhi oleh peningkatan pada dinding atrium atau vertikel, biasanya
akibat peningkatan tekanan atrium dan vertikel. PNA menyebabkan dilatasi dari arteri
yang mengalami konstriksi akibat neurohormon lain serta meningkatkan ekresi garam
dan air.
3) Hipertrofi Ventrikel
Respons terhadap kegagalan jantung lainnya adalah hipertrofi ventrikel atau
bertambahnya ketebalan dinding vertikel. Hipertrofi meningkatkan jumlah sarkomer
dalam sel-sel miokardium, bergantung pada jenis beban hemodinamil yang
mengakibatkan gagal jantung. Sarkomer dapat bertambah secara paralel atau serial.
Sebagai contoh, suatu beban tekanan yang ditimbulkan oleh adanya stenosis aorta, akan
disertai penambahan ketebalan dinding tanpa penambahan ukuran ruang di dalamnya.
Respon miokardium terhadap beban volume seperti pada regugistasi aorta, ditandai

194
dengan dilatasi dan bertambahannya ketebalan dinding. Kombinasi ini diduga
merupakan akibat dari bertambahnya jumlah sarkomer yang tersusun secara serial.

4) Volume cairan berlebih


Remodelling jantung terjadi agar dapat menghasilkan volume sekuncup yang
besar. Karena setiap sarkomer mempunyai jarak pemendekan puncak yang terbatas,
maka peningkatan volume sekuncup dicapai dengan peningkatan jumlah sarkomer seri,
yang akan menyebabkan peningkatan volume vetrikel. Pelebaran ini membutuhkan
ketegangan dinding yang lebih besar agar dapat menimbulkan tekanan intravertikel
yang sama sehingga membutuhkan peningkatan jumlah miofibril paralel. Sebagai
akibatnya, terjadi peningkatan ketebalan dinding vertikel kiri. Jadi volume cairan
berlebih menyebabkan pelebaran ruang dan hipertrofi eksentik.

195
PHATWAY

196
2.4 Etiologi

197
Faktor - faktor yang mengganggu pengisian vertikel seperti stenosis katup
atrioventrikularis dapat menyebabkan gagal jantung. Keadaan-keadaan seperti pericarditis
konstritif dan temponade jantung mengakibatkan gagal jantung melalui gabungan efek seperti
gangguan pada pengisian vertikel dan ejeksi ventrikel. Dengan demikian jelas sekali tidak ada
satupun mekanisme fisiologis atau gabungan berbagai mekanisme yang bertanggung jawab
atas terjadinya gagal jantung; efektivitas jantung sebagai pompa dapat dipengaruhi oleh
berbagai gangguan patofisiologis. Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal
jantung melalui penurunan sirkulasi yang mendadak dapat berupa aritmia,infeksi,
sistemis,infeksi paru-paru, dan emboli paru.

2.5 Manifestasi klinis


1. Kriteria major
a) Proksimal nocturnal dyspnea
b) Distensia vena leher
c) Ronki paru
d) Kardiomegali
e) Edema paru akut
f) Gallop S3
g) Peninggian vena jugularis
h) Refluks hepatojugular
2. Kriteria minor
a) Edema ekstermitas
b) Batuk malam hari
c) Dipnea d’effort
d) Hepatomegali
e) Efusi pleura
f) Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
g) Takikardia (>120/menit)
3. Major atau minor
Penurunan BB ≥ 4.5 kg dalam 5 hari pengobatan diangnosa gagal jantung ditegakan
minimal ada 1 kriteria major dan 2 kriteria minor (Sudoyo Aru,dkk 2009).
Pada anak dan bayi:

1. Takikardi (denyut jantung > 160 kali / menit pada anak umur dibawah 12
bulan;> 120 kali/menit pada umur 12 bulan-5 tahun
2. Hepatomegali, peningkatan vena jugularis dan edema perifer (tanda

198
kongestif)
3. Irama derap dengan crakles/ronki pada basal paru
4. Pada bayi-napas cepat (atau berkeringat, terutama saat diberi makanan pada
anak yang lebih tua-edema kedua tungkai, tangan atau muka, atau pelebaran
vena leher.
5. Telapak tangan sangat pucat, terjadi bila gagal jantung disebabkan oleh
anemia.

Klasifikasi fungsional gagal jantung menurut New York Heart


Association (NYHA)

 Kelas I : Tidak ada keterbatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak
menyebabkan keletihan atau dispnea.

 Kelas II : sedikit keterbatasan fisik. Merasa nyaman saat istirahat , tetapi


aktifitas fisik biasa menyebabkan keletihan atau dyspnea.

 Kelas III : keterbatasan nyata aktifitas fisik tanpa gejala. Gejala terjadi
bahkan saat istirahat.Jika aktivitas fisik di lakukan, gejala meningkat.

 Kelas IV : Tidak mampu melaksanakan aktivitas fisik tanpa gejala. Gejala


terjadi bahkan pada saat istirahat, jika aktivitas fisik dilakukan, gejala
meningkat.

2.6 Komplikasi
Komplikasi akut gagal jantung meliputi :

1. Edema paru
2. Gagal ginjal akut
3. Aritmia
Komplikasi kronis meliputi :

1. Intoleransi terhadap aktivitas


2. Gangguan ginjal
3. Kakeksia jantung
4. Kerusakan metabolik dan Tromboembolisme

2.7 Pemeriksaan Diagnostik


1. Ecokardiografi
Ecokardiografi sebaiknya digunakan sebagai alat pemeriksaan diagnostik yang pertama
untuk manajemen gagal jantung; sifatnya tidak invasiv dan segera dapat memberikan
199
diagnosis disfungsi jantung. Dengan adanya kombinasi M-Mode, ekokardiografi 2D,
dan Doppler , maka pemeriksaan invasive lain tidak lagi diperlukan. Gambaran yang
paling sering ditemukan pada gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik,
kardiomiopati dilatasi, dan beberapa kelainan katup adalah dilatasi ventrikel kiri yang
disertai hipokinesis seluruh dinding vertikel.
2. Rontgen toraks
Foto Rontagen posterior-anterior dapat menunjukkan adanya hipertensi vena, edema
paru, atau kardiomegali. Bukti yang menunjukkan adanya peningkatan tekanan vena
paru adalah adanya diversi aliran darah ke daerah atas dan adanya peningkatan ukuran
pembuluh darah.
3. Elektrokardiografi
Pemeriksaan EKG meskipun memberikan informasi yang berkaitan dengan penyebab,
tetapi tidak dapat memberikan gambaran spesifik. Pada hasil pemeriksaan EKG yang
normal perlu dicurigai bahwa hasil diagnosis salah.
Pada pemeriksaan EKG untuk klien dengan gagal jantung dapat ditemukan kelainan
EKG seperti berikut ini.

1) Left bundle branch block, kelainan segmen ST/T menunjukan disfungsi ventrikel
kiri kronis.
2) Gelombang Q menunjukkan infark sebelumnya dan kelainan segmen ST
menunjukkan penyakit jantung iskemik.
3) Hipertrofi ventrikel kiri dan gelombang terbalik, menunjukkan stenosis aorta dan
penyakit jantung hipertensi.
4) Aritmia
5) Deviasi aksis ke kanan, right bundle branch block, dan hipertrofi vertikel kanan
menunjukkan disfungsi ventrikel kanan.

2.8 Penatalaksanaan Medis


1. Terapi Oksigen
Pemberian oksigen ditujukkan pada klien gagal jantung disertai dengan edema paru.
Pemenuhan oksigen akan mengurangi kebutuhan miokardium dan membantu
memenuhi kebutuhan oksigen.

2. Terapi nitrat dan vasodilator


Pengunaan nitrat, baik secara akut maupun kronis, sangat dianjurkan dalam
penatalaksanaan gagal jantung. Jantung mengalami unloaded (penurunan afterload-
beban akhir), dengan adanya vasodilatasi perifer. Peningkatan curah jantung lanjut akan
200
menurunkan pengukuran yang menunjukkan derajat kongesti vaskular pulmonal dan
beratnya vertikel kiri dan penurunan pada konsumsi oksigen miokardium

3. Terapi Diuretik
Selain tirah baring, klien dengan gagal jantung perlu pembatasan garam dan air serta
diuretik baik oral atau parenteral. Tujuannya agar menurunkan preload (beban awal)
dan kerja jantung. Diuretik memiliki efek antihipertensi dengan meningkatkan
pelepasan air dan garam natrium. Hal ini menyebabkan penurunan volume cairan dan
merendahkan tekanan darah.

Jika garam natrium ditahan, air juga akan tertahan dan tekanan darah akan meningkat.
Banyak jenis diuretik yang menyebabkan pelepasan elektrolit-elektrolit lainnya,
termasuk kalium, magnesium,klorida dan bikarbonat. Diuretik yang meningkatkan
ekresi kalium digolongkan sebagai diuretik yang tidak menahan kalium, dan diuretik
yang menahan kalium disebut diuretik hemat kalium.

4. Digitalis
Digitalis adalah obat utama untuk meningkatkan kontraktilitas. Digitalis diberikan
dalam dosis yang sangat besar dan dengan cepat diulang. Klien dengan gagal jantung
lebih berat mungkin mendapat keuntugan dengan terapi digitalis jangka panjang.
Mempertahankan kadar obat serum 1,54 sampai 2,56 nmol/liter.

5. Inotropik positif
Dopamin bisa juga digunakan untuk meningkatkan denyut jantung pada keadaan

bradikardi di saat tropin tidak menghasilkan kerja yang efektif pada dosis 5-20
mg/kg/menit. Dopamin sering kali diberikan dalam bentuk campuran dengan
konsentrasi 400-800 mg dalam 250 ml dekstrosa 5% dalam air dan diberikan secara IV
melalui pompa infus volumetrik untuk mendapatkan dosis yang akurat. Dobutamin
(dobutrex) adalah suatu obat simpatomimetik dengan kerja beta 1 adrenergik.
Dobutamin yang sering digunakan adalah 1000 mg dicampur dalam 250 mi dekstrosa
5% dalam air atau normalsalin.

6. Terapi Sedatif
Pada keadaan gagal jantung berat, pemberian sedative untuk mengurangi kegelisahan
dapat diberikan. Dosis phenobarbital 15-30 mg empat kali sehari dengan tujuan
mengistirahatkan klien dan memberi relaksasi pada klien.

7. Diet

201
Rasional dukungan diet adalah mengatur diet sehingga kerja dan ketegangan otot
jantung minimal, dan status nutrisi terpelihara sesuai dengan selera dan pola makan
klien dan pembatasan natrium.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1.1 Pengkajian
1) Keluhan utama
Keluhan klien dengan CHF adalah kelemahan saat beraktivitas dan sesak napas.
 Riwayat Penyakit saat ini
Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama dilakukan dengan mengajukan
serangkaian pertanyaan mengenai kelemahan fisik klien secara PQRST, yaitu :
a. Provoking Incident : kelemahan fisik terjadi setelah melakukan aktivitas ringan
sampai berat, sesuai derajat gangguan pada jantung
b. Quality of pain : seperti apa keluhan kelemahan dalam melakukan aktivitas
yang dirasakan atau digambarkan klien. Biasanya setiap beraktivitas klien
merasakan sesak napas (dengan menggunakan alat atau otot bantu pernapasan)
c. Region radiation, relief
d. Severity (scale) of pain: kaji rentang kemampuan klien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.Biasanya kemampuan klien dalam beraktivitas menurun
sesuai derajat gangguan perfusi yang dialami organ.
e. Time: sifat mula timbulnya (onset), keluhan kelemahan beraktivitas biasanya
timbul perlahan. Lama timbulnya (durasi) kelemahan saat beraktivitas
biasanya setiap saat, baik saat istiahat maupun saat beraktivitas.
 Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian RPD yang mendukung dengan mengkaji apakah sebelumnya klien
pernah menderita nyeri dada, hipertensi, iskemia miokardium, diabetes mellitus,
dan hiperpidemia. Tanyakan mengenai obat-obatan yang biasa diminum oleh klien
pada masa lalu dan masih relevan dengan kondisi saat ini. Obat-obat ini meliputi
diuretik, nitrat, penghambat beta, dan antihipertensi. Catat adanya efek samping
yang terjadi di masa lalu, alergi obat, dan tanyakan reaksi alergi apa yang timbul.
Sering kali klien menafsirkan suatu alergi dengan efek samping obat.
 Riwayat keluarga

202
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga, anggota
keluarga yang meninggal terutama pada usia produktif, dan penyebab kematiannya.
Penyakit jantung iskemik pada orang tua yang timbulnya pada usia muda
merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung iskemik pada keturunannya.
 Riwayat pekerjaan dan kebiasaan
Perawat menanyakan situasi klien bekerja dan lingkungannya. Menanyakan
kebiasaan dan pola hidup misalnya minum alkohol atau obat tertentu. Kebiasaan
merokok dengan menanyakan tentang kebiasaan merokok, sudah berapa lama,
berapa batang perhari, dan jenis rokok.
 Pengkajian Psikososial
Perubahan integritas ego didapatkan klien menyangkal, takut mati, perasaan
ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan yang tak perlu, khawatir
dengan keluarga, pekerjaan dan keuangan. Kondisi ini ditandai dengan sikap
menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku
menyerang, fokus pada diri sendiri.
Interaksi sosial dikaji terhadap adanya stres karena keluarga, pekerjaan,
kesulitan biaya ekonomi, kesulitan koping dengan stressor yang ada. Kegelisahan
dan kecemasan terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan
bernapas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik. Penurunan
lebih lanjut dari curah jantung dapat ditandai dengan insomnia atau tampak
kebinggungan.
 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien gagal jantung biasanya
baik atau compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan perfusi system
saraf pusat.
1. Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum klien gagal jantung biasanya didapatkan
kesadaran yang baik atau compos metis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan
yang melibatkan perfusi system saraf pusat.
B1 (Breathing)
a. Kongesti Vaskular Pulmonal
Gejala-gejala kongesti vascular pulmonal adalah dispnea, ortopnea, dispnea
noktural paroksimal, batuk, dan edema pulmonal akut.
b. Dispnea

203
Dispnea, di karakteristikan dengan pernafasan cepat, dangkal, dan keadaan
yang menunjukkan bahwa klien sulit mendapatkan udara yang cukup, yang
menekan klien. Terkadang klien mengeluh adanya insomnia, gelisah, atau
kelemahan, yang disebabkan oleh dispnea.
c. Ortopnea
Ortopnea adalah ketidakmampuan untuk berbaring datar karena dispnea,
adalah keluhan umum lain dari gagal vertikel kiri yang berhubungan dengan
kongesti vaskular pulmonal.
Perawat harus menetukan apakah ortopnea benar-benar berhubungan dengan
penyakit jantung atau apakah peninggian kepala saat tidur adalah kebiasaan
klien. Sebagai contoh bila klien menyatakan bahwa ia terbiasa menggunakan
tiga bantal saat tidur. Tetapi, perawat harus menenyakan alasan klien tidur
dengan menggunakan tiga bantal. Bila klien mengatakan bahwa ia melakukan
ini karena menyukai tidur dengan ketinggian ini dan telah dilakukan sejak
sebelum mempunyai gejala gangguan jantung, kondisi ini tidak tepat dianggap
sebagai ortopnea.
d. Batuk
Batuk iritatif adalah salah satu gejala kongesti vascular pulmonal yang sering
terlewatkan, tetapi dapat merupakan gejala dominan. Batuk ini dapat produktif,
tetapi biasanya kering dan pendek. Gejala ini dihubungkan dengan kongesti
mukosa bronkial dan berhubungan dengan peningkatan produksi mukus.
e. Edema pulmonal
Edema pulmonal akut adalah gambaran klinis paling bervariasi dihubungkan
dengan kongesti vascular pulmonal. Ini terjadi bila tekanan kapiler pulmonal
melebihi tekanan yang cenderung mempertahankan cairan di dalam saluran
vaskular (kurang lebih 30 mmHg). Pada tekanan ini, terdapat transduksi cairan
ke dalam alveoli, yang sebaliknya menurunkan tersediannya area untuk
transport normal oksigen dan karbondioksida masuk dan keluar dari darah
dalam kapiler pulmonar. Edema pulmonal akut dicirikan oleh dispnea hebat,
batuk, ortopnea, ansietas dalam, sianosis, berkeringat, kelainan bunyi
pernapasan, sangat sering nyeri dada dan sputum berwarna merah mudah, dan
berbusa dari mulut. Ini memerlukan kedaruratan medis dan harus ditangani.
B2 (Blood)
a. Inspeksi

204
Inspeksi tentang adanya parut pada dada, keluhan kelemahan fisik, dan adanya
edema ekstermitas.
b. Palpasi
Denyut nadi perifer melemah. Thrill biasanya ditemukan.
c. Auskultasi
Tekanan darah biasanya menurunkan akibat penurunan volume sekucup.
Bunyi jantung tambahan akibat kelainan katup biasanya ditemukan apabila
penyebab gagal jantung adalah kelainan katup.
d. Perkusi
Batas jantung mengalami pergeseran yang menunjukkan adanya hipertrofi
jantung (kardiomegali).

e. Penurunan Curah Jantung


Selain gejala-gejala yang diakibatkan gagal ventrikel kiri dan kongesti vascular
pulmonal, kegagalan ventrikel kiri juga dihubungkan dengan gejala tidak
spesifik yang berhubungan dengan penurunan curah jantung. Klien dapat
mengeluh lemah, mudah lelah, apatis letargi, kesulitan berkonsentrasi, defisit
memori, atau penurunan toleransi latihan. Gejala ini mungkin timbul pada
tingkat curah jantung rendah kronis dan merupakan keluhan utama klien. curah
jantung rendah kronis dan merupakan keluhan utama klien.Namun, gejala ini
tidak spesifik dan sering dianggap sebagai depresi, neurosis atau keluhan
fungsional.
f. Bunyi Jantung dan Crackles
Tanda fisik yang berkaitan dengan kegagalan vertikel kiri yang dapat dikenali
dengan mudah adalah adanya bunyi jantung ketiga dan keempat (S3, S4) dan
crakles pada paru-paru. S4 atau gallop atrium, dihubungkan dengan dan
mengikuti konstraksi atrium dan terdengar paling baik dengan bell stetoskop
yang ditempelkan dengan tepat pada apeks jantung. Klien diminta untuk
berbaring pada posisi miring kiri untuk mendapatkan bunyi. Bunyi S4 ini
terdengar sebelum bunyi jantung petama (S1) dan tidak selalu merupakan
tanda pasti kegagalan kongestif, tetapi bunyi jantung pertama (S1) dan tidak
selalu merupakan tanda pasti kegagalan kongestif, tetapi dapat menunjukkan
adanya penurunan complains (peningkatan kekakuan) miokardium.Bunyi S4
umumnya ditemukan pada klien dengan infark miokardium akut. S3 terdengar
pada awak diastolik setelah bunyi jantung kedua (S2) dan berkaitan dengan

205
periode pengisian ventrikel pasif yang cepat. Suara ini juga terdengar paling
baik dengan bell stetoskop yang diletakkan tepat apeks, akan lebih baik dengan
posisi klien berbaring miring kiri, dan pada akhir ekspirasi. Crackles atau
ronkhi basah halus secara umum terdengar pada dasar posterior paru dan
sering dikenali sebagai bukti gagal vertikel kiri. Sebelum crackles ditetapkan
sebagai kegagalan pompa jantung, klien harus diinstruksikan untuk batuk
dalam yang bertujuan membuka alveoli basilaris yang mungkin mengalami
kompresi karena berada di bawah diafragma.
g. Disritmia
Karena peningkatan frekuensi jantung adalah respons awal jantung terhadap
stress, sinus takikardia mungkin dicurigai dan sering ditemukan pada
pemeriksaan klien dengan kegagalan pompa jantung. Irama lain yang
berhubungan dengan kegagalan pompa meliputi konstraksi atrium prematur,
takikardia atrium proksimal, dan denyut vertikel prematur. Kapan pun
abnormalitas irama terdeteksi, seseorang harus berupaya untuk menemukan
mekanisme dasar patofisiologisnya, kemudian terapi dapat direncanakan dan
diberikan dengan tepat.
h. Distensi Vena Jugularis
Bila vertikel kanan tidak mampu berkompensasi, maka akan terjadi dilatasi
ruang, peningkatan volume dan tekanan pada diastolik akhir vertikel kanan,
tahanan untuk mengisi vertikel, dan peningkatan lanjut pada tekanan atrium
kanan. Peningkatan tekanan ini sebaiknya memantulkan ke hulu vena kava dan
dapat diketahui dengan peningkatan pada tekanan vena jugularis. Klien
diinstruksikan untuk berbaring ditempat tidur dengan kepala tempat tidur
ditinggikan antara 30 sampai 60 derajat, kolom darah di vena-vena jugularis
eksternal akan meningkat. Pada orang normal, hanya beberapa millimeter di
atas batas atas klavikula, namun pada klien gagal vertikel kanan akan tampak
sangat jelas dan berkisar 1 sampai 2 cm.
i. Kulit dingin
Kegagalan arus darah ke depan (forward failure) pada ventrikel kiri
menimbulkan tanda-tanda yang menunjukkan berkurangnya perfusi ke organ-
organ. Karena darah dialihkan dari organ-organ nonvital ke organ-organ vital
seperti jantung dan otak untuk mempertahankan perfusi organ-organ seperti
kulit dan otot-otot rangka. Kulit tampak pucat dan terasa dingin karena

206
pembuluh darah perifer mengalami vasokonstriksi dan kadar hemoglobin yang
tereduksi meningkat. Sehingga akan terjadi sianosis.
j. Perubahan nadi.
Pemeriksaan denyut arteri selama gagal jantung menunjukkan denyut yang
cepat dan lemah. Denyut jantung yang cepat atau takikardia, mencerminkan
respons terhadap perangsangan saraf simpatis. Penurunan yang bemakna dari
curah sekuncup dan adanya vasokonstriksi perifer mengurangi tekanan nadi
(perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik), sehingga menghasilkan
denyut yang lemah atau theready pulse. Hipotensi sistolik ditemukan pada
gagal jantung yang lebih berat. Selain itu, pada gagal jantung kiri yang berat
dapat timbul pulsus alternans (suatu perubahan kekuatan denyut arteri). Pulsus
alternans menunjukkan gangguan fungsi mekanis yang berat dengan
berulangnya variasi denyut ke denyut pada curah sekuncup.
B3 (Brain)
Kesadaran klien biasanya compos mentis, didapatkan sianosis perifer apabila
gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif klien meliputi wajah meringis,
menangis, merintih, meregang, dan menggeliat.
B4 (Bladder)
Pengukuran volume keluaran urine selalu dihubungan dengan intake cairan.
Perawat perlu memonitor adanya oliguria karena merupakan tanda awal dari syok
kardiogenik. Adanya edema ekstermitas menandakan adanya retensi cairan yang
parah.
B5 (Bowel)
a. Hepatomegali
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena di hepar. Bila proses ini berkembang, maka tekanan dalam
pembuluh portal meningkat, sehingga cairan terdorong keluar rongga
abdomen, yaitu suatu kondisi yang dinamakan asites. Pengumpulan cairan
dalam rongga abdomen ini dapat menyebabkan tekanan pada diafargma dan
distress pernapasan.
b. Anoreksia
Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi akibat pembesaran vena
dan statis vena di dalam rongga abdomen.
B6 (Bone)
a. Edema

207
Edema sering dipertimbangkan sebagai tanda gagal jantung ditandai dengan
gagal vertikel kanan . Akibat ini terutama lansia yang menghabiskan waktu
mereka untuk duduk di kursi dengan kaki tergantung sehingga terjadi
penurunan tugor jaringan subkutan yang berhubungan dengan usia lanjut, dan
mungkin penyakit vena pimer seperti varikositis, edema pergelangan kaki
dapat terjadi yang mewakili faktor ini daripada kegagalan ventrikel kanan. Bila
edema tampak dan berhubungan dengan kegagalan di vertikel kanan,
bergantung pada lokasinya. Bila klien berdiri atau bangun, edema akan
ditemukan secara primer pada pegelangan kaki dan akan terus berlanjut ke
bagian atas tungkai bila kegagalan makin buruk. Bila klien berbaring di tempat
tidur, bagian yang bergantung adalah area sacrum. Manifestasi klinis yang
tampak meliputi edema ekstermitas bawah (edema dependen), yang biasanya
merupakan piting edema, pertambahan berat badan, hepatomegali (pembesaran
hepar), distensi vena leher, asites (penimbunan cairan didalam rongga
peritoneum), anoreksia dan mual, nokturia, serta kelemahan.Edema sakral
sering jarang terjadi pada klien yang berbaring lama. Pitting edema adalah
edema yang akan tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan dengan ujung
jari, dan akan jelas terlihat setelah terjadi retensi cairan minimal 4,5 kg.
b. Mudah lelah
Klien dengan gagal jantung akan cepat merasa lelah, hal ini terjadi akibat
curah jantung yang berkurang yang dapat menghambat sirkulasi normal dan
suplai oksigen ke jaringan dan menghambat pembuangan sisa hasil
katabolisme. Juga terjadi akibat meningkatnya energi yang digunakan untuk
bernapas dan insomnia yang terjadi akibat distress pernapasan dan batuk.
Perfusi yang kurang pada otot-otot rangka menyebabkan kelemahan dan
keletihan. Gejala-gejala ini dapat dipicu oleh ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit atau anoreksia.

1.2 Diagnosa Keperawatan


1. Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d penurunan kontraktilitas ventrikel kiri,
perubahan frekuensi, irama, konduki ektrikal.
2. Nyeri b.d kurangnya suplai darah ke miokardium, perubahan metabolisme, peningkatan
produksi asam laktat.
3. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan perembesan cairan,
kongesti paru akibat sekunder dari perubahan membran kapiler alveoli dan retensi

208
cairan intertestial

1.3 Intervensi Keperwatan


NO SDKI SLKI SIKI

1. Resiko tinggi penurunan Luaran utama: (SLKI Intervensi utama:


curah jantung b/d HAL 20 KODE L.02008) 1. Perawatan jantung
kontraktilisasi, irama, Luaran tambahan : Intervensi pendukung
konduksi elektrikal  Perfusi miokard Code management
perubahan frekuensi,  Perfusi perifer a) Edukasi rehabilitasi
(SDKI HAL 41, KODE  Status cairan jantung
D.0011) kategori:  Status neurologis b) Insersi intravena
fisologis  Status sirkulasi c) Konsultasi manajement
 Tingkat keletihan alat pacu jantung
Sub kategori: sirkulasi CURAH JANTUNG : permanen
DEFENISI:  Definisi : keadekuatan d) Manajement alat pacu
 Berisiko mengalami jantung memompa jantung sementara
pemompaan jantung darah untuk e) Manajemen aritmia
yang tidak adekuat memenuhi kebutuhan f) Manajemen cairan
untuk memenuhi metabolisme tubuh g) Manjeman elketrolit
kebutuhan metabolisme  Ekspetasi: meningkat h) Manajemen elektrolit
tubuh Setelah dilakukan hiperkalemia
FAKTOR RESIKO : tindakan keperawatan i) Manjemen elektrolit
 Perubahan afterload selama 2X 24 jam di hiperkalsimai
 Perubahan frekuensi dapatkan dengan kriteria j) Manajemen elektolit
jantung hasil: hipermagnesiamia
 Perubahan irama 1. Gambaran EKG k) Manjemen elektrolit
jantung aritmia menurun hipernatremia
 Perubahan 2. Batuk menurun l) Manjemen elektrolit
kontraktilitas 3. Edema menurun hipokalemia
 Perubahan preload 4. Murmur jantung m) Manajemn hipokalsima
KONDISI KLINIS menurun n) Manjemen nyeri
TERKAIT: 5. Suara jantung s3 o) Manejemn over dosis
 Gagal jantung kongestif menurun p) Manajemen perdarahan
 Sindrom korener akut 6. Suara jantung s4 pervaginam
209
 Gangguan katup menurun q) Ante partum
jantung 7. Tekanan darah manajemen pervaginam
(stenosis/regurgitasi membaik pasca persalinan
aorta, pulmonalis, 8. Sianosis menurun r) Manajemen spesimen
trikuspidalis, atau 9. Berat badan darah
mitralis) meningkat 2. Perawatan jantung
 Atrial/ ventricular 10. Takikardia menurun akut
septal defect 11. Bradikardia menurun a) Manajmen syok
 Aritma 12. CRT membaik b) Manajemen syok
anafilaktik
c) Manjemen syok
hipovolemik
d) Manajemen syok
kardiogenik
e) Manjemen syok
neurogenik
f) Manajemen
obstruktif
g) Manajemn syok
sptik
h) Pemantauan caiiran
i) Pemantauna
elektrolit
j) Pematauan
himodinamik
invasif
k) Pemantauan
neurologis
l) Pemantauan tanda
vital
m) Pemberian obat
intravena, oral,
n) Pencegahan
perdarahan

2. Nyeri b.d kurangnya Nyeri Akut Intervensi ( SIKI HAL 201


suplai darah ke ( SLKI HAL 174) KODE 1.08238)
miokardium, perubahan Luaran Utama Mengidentifikasi dan
metabolisme, peningkatan Tingkat Nyeri mengelolah pengalaman
sensorik atau emosional ysng
produksi asam laktat Luaran Tambahan
berkaitan dengan kerusakan
( SDKI HAL 172 KODE 1. Fungsi Gastrointestinal jaringan atau fungsional
D0077 ) kategori : 2. Kontrol Nyeri dengan onset mendadak atau
psikologis 3. Mobilitas Fisik lambat dan beritensitas ringan
Subkategori : nyeri dan 4. Penyembuhan luka hingga berat dan konstan
kenyamanan 5. Perfusi miokard Tindakan ‘
 DEFINISI : pengalaman 6. Perfusi penfer  Observasi
ensorik atau emosioonal 7. pola tidur a. Identifikasi lokasi,
yang brkaitan dengan 8. Status kenyamanan karakteristik,
kersakan jaringan aktual 9. Tingkat Cedera durasi,frekuensi,kualitas, dan
atau fungsional, dengan intensitas nyerii
b. Identifikasi skala
konsep mendadak atau ( SLKI HAL 145)
nyeri
lambat dan berintesitas Definisi c. Identifikasi respons
ringan hingga berat yang Pengalaman sensorik
210
berlangsung kurang dari 3 atau emosionl yang nyeri non verbal
bulan berkaitan dengan d. Identifikasi factor
 PENYEBAB: kerusakan jaringan aktual yang memperberat dan
1. Agen penyedera atau fungsional, dengan sumber nyeri dalam pemilhan
dan memperinagn nyeri
fisiologis. onset mendadak atau
e. Identifikasi
2. Agen penyedera lambat dan berintensitas pengetahuan dan keyakinan
kimiawi. ringan hingga berat dari tentang nyeri
3. Agen penyedera fisik konstan. f. Identifikasi pengaruh
GEJALA TANDA Ekspetasi nyeri pada kualitas hidup
MAYOR Menurun g. Monitor efek samping
Subjektif: Kriteria Hasil penggunaan analgesic
1. Mengeluh nyeri  Keluhan Nyeri  Terapeutik
Objektif: menurun Berikan teknik
1. Tampak meringis  Meringis menurun nonfarmakologis untuk
2. Bersikap protektif mengurangi rasa nyeri ( mis.
 Sikap protektif TENS, hypnosis, terapi music,
3. Gelisah menurun biofeddback, terapi pijat
4. Frekuensi nadi  Gelisah menurun teknik imajinasi kompres
meningkat  Kesulitan tidur hangat atau dingin dan terapi
5. Sulit tidur menurun bermain,)
GEJALA TANDA  Menarik diri a. Control lingkunagn
MINOR yang memperberat nyeri rasa
 Berfukus pada diri
Subjektif: nyeri
sendiri sedang
(Tidak Tersedia) b. Fasilitas istirahat dan
 Perasaan depresi tidur
Objektif:
menurun c. Pertimbangkan jenis
1. Tekanan darah
meningkat  Perasaan takut dan sumber nyeri dalam
2. Pola nafas berubah mengalami cedera pemilihan strategi meredakan
terulang menurun nyeri
3. Nafsu makan berubah
 Anoreksia menurun  Edukasi
4. Proses berpikir a. Jelaskan penyebab,
terganggu  Perineum terasa
perriode, dan pemicu nyeri
5. Menarik diri tertekan
b. Jelaskan strategi
6. Berfokus pada diri  Uterus teraba meredakan nyeri
sendiri membulat c. Anjurkan memonitor
7. Diaforesis  Ketegangan otot nyeri secara mandiri
KONDISI KLINIS  Pupil dilatasi d. Anjurkan
TERKAIT  Muntah meurun mengunakan analgesic secata
1. Kondisi pembedahan  Mual menurun tepat
e. Ajarkan teknik
2. Cedera traumatis  Frekuensi nadi sedang nonfarmakologi untuk
3. Infeksi  Pola napas membaik mengurangi ras nyeri
4. Sindrom koroner akut  Tekanan darah  Kolaborasi
5. Glaukoma membaik Kolaborasi pemberian
 Proses berfikir analgesic jika perlu
membaik
 Fokus membaik
 Proses berkemih
membaik
 Perilaku membaik
 Nafsu makan
membaik
 Pola tidur membaik

211
3. Resiko tinggi Definisi : Observasi
gangguan Oksigenasi dan atau 1, Monitor kecepatan aliran
pertukaran gas yang eliminasi karbondioksida oksigen
berhubungan pada membrane alveolus 2, monitor posisi alat terapi
dengan perembesan kapiler dalam batas oksigen
cairan, kongesti normal 3, monitor oksigen secara
paru akibat Ekspektasi meningkat periodic dan pastikan fraksi
sekunder dari Setelah dilakukan yang di berikan cukup
perubahan membran tindakan keperawatan 4, monitor tanda tanda
kapiler alveoli dan selama 2X 24 jam di hipoventilasi
retensi cairan dapatkan dengan kriteria 5, monitor tannda dan
intertestial hasil: gejala terjadi nya toksik
Kategori : fiiologis 1, tingkat kesdaran 6, monitor interegitas
Sub kategori : meningkat mukosa
respirasi 2, dispnoe menurun Terapeutik
Definisi : kelebihan 3, bunyi nafas tambahan 1, bersihkan secret pada
atau kekurangan menurun mulut
oksigenasi dana 4,pusing menurun 2, pertahankan kepatenan
atau eliminasi 5, gelisah menurun jalan nafas
karbondioksida 6, pco2 membaik 3, siapkandan atur
pada membrane al 7, po2 membaik pemberian oksigen
veolus kapiler Ph arteri membaik 4, berikan oksigen
Penyebab : 8, sianosi membaik tamabhan
Ketidak seimbangan 9, pola nafas membaik Edukasi
ventilasi perfusi 1, ajarkan pasien dan
Perubahan keluaraga cara
membrane alveolus menggunakan oksigen pada
kapiler saat di rumah
Gejala dan tanda kolaborasi
mayor Kolaborasi penentuan
Subyektif oksigen
1, dispnoe Kolaborasi penentuan
obyeektif : oksigen saat aktivitas
1, pco2 meningkat
atau menurun
2, po2 menurun
3, takikardi
4, ph arteri
meningkat atau
menurun
5, bunti nafas
tambahan
Gejala dan tanda
minor
Subyektif
1, pusing
2, pengelihan kabur
Obyektif
Sianosis,
diaphoresis,
gelisah , nafas
cuping hidung, pola
212
nafas abnormal
kesadaran menurun

213
1.4 IMPLEMENTASI
NO DIAGSONA HARI/ WAKTU IMPLEMENTASI RESPON TANDA
TGL TANGAN
1 resiko Selasa 08.00 –09.00 1.mengobersavasi RR: 26kali per
tinggi 13/04/2 tanda – tanda vital menit
penurunan 021 pasien terutama RR, N: 121x per
curah kemudian spo2, menit
2.menganjurkan ke TN M
jantung b/d
pasien untuk mengerti tentang
kontraktilis melakukan Tarik nafas cara mengatasi
asi, irama, Dallam jika sesak jika terjadi sesak
konduksi 3. menganjurkan ke mendadak,
elektrikal keluarga pasien agar keluaraga pasien
perubahan penunggu jangan yang menunggu
frekuensi, teralul banyak agar juga hanya satu
oksigen yang di hirup orang minum
pasien tetap stabil pelan pelan dan
12.00- 13.00 1.Menganjurkan sedikit- sedikit
pasien untuk selalu Ijn lasik 3x
rilek sambil Tarik 2amp
nafas dalam
2.memberikan obat
antidiuretic untuk
mengrangi sesak dan
memonitoring intake
output
17.00- 18.00 1. menganjurkan 1, pasien
pasien untuk tidur melakukann hal
dengan posisi setengah itu dan mengerti
duduk bahwa posisi
setengah duduk
akan
mengurangi
sesak

2 Nyeri akut Selasa1 08.00-09.00 Observasi ttv Suhu: 37,2 c


ditandai 3/04/20 Observasi tingkatan N: 121x per
dengan 21 nyeri atau skala nyeri menit
pengalaman Anjurkan untuk tidak Rr: 26 x per
sensorik atau tirah baring terlau menit
emosianal lama Bb: 72kg
yang Skala nyeri 4
berkaitan Memebrikan
denagn analgesic jika
kerusakan perlu
jaringan
actual atau
fungsional,
denagn onset
mendadk
atau lambat
dan ber
intensitas

214
ringan
hingga berat
yang
beralngsung
kuarng dari 3
bulan
12.00- 13.00 1, mengajarakn ke Skala yeri 4
pasien dan keluarga Rr 26 kali per
pasien jika muncul menit
nyeri dada maka
jangan panic harus
rileks dan melakukan
Tarik nafas dalam dan
tetap tenang sambil
diualng

1.5 EVALUASI KEPERAWATAN


TN, M/ 53 tahun dx CHF pav arofah
N Hari atau tangal Dx keperawatan Evaluasi
o
1. 13-04-2020 sabtu jam resiko tinggi penurunan curah S: pasien mengatakan
15.00 jantung b/d kontraktilisasi, irama, masih sedikit merasa
konduksi elektrikal perubahan sesak
frekuensi, O: ttv : s: 36,2 celcius ,
n: 121 x per menit , rr:
24 kali permenit
- Kulit teraba
hangat
- Wajah tampak
menyeringai
A: mx teratasi sebagian
P: intervensi di
lanjutkan no 1-4

14.04.2021 minggu
15.00 S: pasien mengatakan
resiko tinggi penurunan curah
sudah tidak sesak
jantung b/d kontraktilisasi, irama, seealah di ajarkan
konduksi elektrikal perubahan teknik rileksasi dan
frekuensi, pemberian antidiuretic
serta pemakainya baju
yang tipis
O: S: 37,2, N: 120 X
PER MENIT
- Wajah anak
mulai tidak
menyeringai
lagi
- Pasien mulai
tenang
- Akral hkm
A: MX teratasi
P: intervensi di

215
hentikan sambil dalam
pemantauann
2 13.04.2021 sabtu jam Nyeri b.d kurangnya suplai darah ke S: px mengatakan
15.00 miokardium, perubahan badan lemas setiap
metabolisme, peningkatan produksi malam seleruh badan
asam laktat linu linu
O: s: 37,2 , n: 121 x per
menit rr 26 kali per
menit
- Wajah tampak
menyeringai
- Skala nyeri 4
- Setipa malam
hari selalu
muncul nyeri
dada
A: mx teratasi sebagian
P: intervensi di
13.04.2021/ selasa lanjutkan no 1-4
Nyeri b.d kurangnya suplai darah ke
miokardium, perubahan
metabolisme, peningkatan produksi S: px mengatakan rasa
asam laktat nyeri dadanya mulai
hlang sudah membaik
aktivitas sudah muali
ada
O: s: 37, ni 121 x per
menit
- Wajah mulai
tenang
- Skala nyeri
turun 2-3
- Malam juga
tidurnya
nyeynyak
A: mx teratasi
P: intervensi di
hentikan

3 25.10 2020 minggu Nyeri berhubungan dengan proses


15.00 penyakit

216
BAB 3
KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN

3.1 Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab

3.2 Media
3.2.1 Materi disampaikan secara lisan
3.2.2 Rekam Medis pasien
3.2.3 Sarana diskusi :
- Alat tulis
- Kertas
- LCD

3.3 Pelaksanaan
Sasaran : Klien dan keluarga
Hari/Tanggal : Kamis, 15 April 2021
Waktu : Jam 08.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Ar Rhoudhoh lantai 2
Materi : CHF ( Chronic Hearth Failure)

3.4 Pengorganisasian
Penanggung jawab : Rizki Akbar
Kepala Ruangan : Merry Yuni
Konselor : Anita
Dokter : Pradistya
Ahli Gizi : Umi Mucharromah
PP : Moch.Aris Hasyim
PA1 : Yudha
PA2 : Rahayu Sutanti
Pembimbing Akademik : Nur Mukarromah
Supervisor : Sutik Winarsih
Notulen : Ummatul Ulyah
217
Observer : Sugeng Wicaksono, Fahmi Amrullah
Dokumentasi : Rengga Rindayusari, Isnawati

3.5 Penerapan Ronde Keperawatan


Penanggung jawab :
Tujuan : Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan
diharapkan ruang Ar Rhoudhoh mampu melaksanakan ronde
keperawatan dengan baik.
Waktu :
Rencana Strategi
a) Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
b) Menentukan klien yang akan dijadikan subyek dalam ronde keperawatan.
c) Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan (strategi dan materi).
d) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan dilakukan.
e) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
f) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan.
g) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan dan staf
keperawatan.
a. Kriteria Evaluasi
a) Struktur
 Menentukan penanggungjawab ronde keperawatan.
 Menetapkan kasus yang akan di rondekan.
 Memberikan informed consent kepada klien dan keluarga.
b. Proses
a) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan dan staf
keperawatan.
b) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi yang telah dilaksanakan
tetapi belum mampu mengatasi masalah klien.
c) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
d) Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu mengatasi masalah
klien tersebut.

218
c. Hasil
a) Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah
klien.
b) Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan dilaksanakan.

3.6 Mekanisme kegiatan


Tahap Waktu Kegiatan Tempat Pelaksana
Pra  Menetapkan kasus dan Ruang Ar Penanggung jawab :
ronde topik Rhoudhoh
 Menentukan tim ronde
 Membuat proposal
 Mempersiapkan pasien
 Menyiapkan inform consent
 Diskusi kelompok
 Mencari sumber dan
literatur.
 PP1 melaporkan rencana
5 menit ronde pada karu Nurse Kepala Ruangan
station
Pembukaan :
 Salam pembukaan

 Memperkenalkan tim ronde


Ronde 20 menit Perawat Primer 1
 Menyampaikan tujuan ronde
Penyajian Masalah :
 Penyajian riwayat penyakit
dan masalah klien
 Menyampaikan masalah
keperawatan yang belum Karu, konselor,
terselesaikan PP1, PP2, PA.
 Diskusi antar anggota tim Tim gizi, dan
tentang masalah keperawatan dokter.

15 menit Bed Pasien Karu

Validasi Data :
 Memberi salam dan
memperkenalkan tim ronde Karu, konselor,
kepada klien dan keluarga PP1, PP2, PA.
 Validasi data yang telah Tim gizi, dan
disampaikan dengan dokter.
melibatkan keluarga
15 menit  PP lain menanyakan dan Nurse Konselor
memberi masukan Station
 Konselor memberi justi-
fikasi,reinforcement

219
mengenai kebenaran dari
masalah dan intervensi
Paska 5 menit keperawatan serta tindakan Karu, konselor,
ronde PP1, PP2, PA.
Diskusi/Tanya jawab
 Diskusi antar anggota tim
tentang masalah
keperawatan, dan tindak
lanjut pengobatan

 Pemberian justifikasi oleh


perawat primer atau konselor KARU, konselor
atau kepala ruangan tentang
masalah pasien serta rencana Kepala Ruangan
tindakan yang akan
dilakukan

 Menentukan tindakan
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah
ditetapkan
 Evaluasi dan rekomendasi
intervensi keperawatan
 Penutup

3.7 Evaluasi
3.7.1 Evaluasi Struktur :
 Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Ar-Rroudho lantai 2 RS Siti
Khadijah Sepanjang Cabang Muhammadiyah Sidoarjo.
 Persyaratan administratif ( inform consent, alat dan lainnya )
 Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan
 Persiapan dilakukan satu hari sebelumnya.
3.7.2 Evaluasi Proses :
 Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
 Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
3.7.3 Evaluasi Hasil :
 Klien puas dengan hasil kegiatan.
 Masalah klien dapat teratasi.
 Perawat dapat :
- Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.

220
- Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien.
- Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
- Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
- Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa
keperawatan.
- Meningkatkan kemampuan justifikasi
- Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
- Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana
asuhan keperawatan

221

Anda mungkin juga menyukai