Anda di halaman 1dari 15

DISPEPSIA

1) Pengertian
Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati. Kondisi ini
dianggap gangguan di dalam tubuh yang diakibatkan reaksi tubuh terhadap
lingkungan sekeliling. Reaksi ini menimbulkan gangguan ketidakseimbangan
metabolisme, dan sering kali menyerang individu usia produktif, yakni usia 30-50
tahun (Arif dan Sari, 2011)
2) Penyebab Dispepsia
Dispepsia dapat diakibatkan oleh banyak hal. Sering kali hal ini dikaitkan dengan
gaya hidup dan dapat dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan minuman atau efek
samping dari obat-obatan. Contohnya:
1. Makan terlalu banyak atau makan terlalu cepat.
2. Konsumsi makanan yang terlalu berlemak, berminyak, dan pedas.
3. Konsumsi terlalu banyak kafein, alkohol, cokelat, dan minuman bersoda
4. Merokok.
5. Rasa cemas.
6. BeberapKomplikasi Dispepsia
3) Tanda dan gejala
Menurut (Arif dan Sari, 2011) :
a. Adanya gasdi perut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat kenyang,
mual, tidak nafsu makan, dan perut terasa panas.
b. Rasa penuh, cepat kenyang, kembung etelah makan, mual, muntah, sering
bersendawa, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan dadaatau regurgitasi asam
lambung ke mulut
4) Penanganan Dispepsia
1. Membatasi konsumsi makanan yang dapat menyebabkan terjadinya dispepsia.
2. Makan dalam porsi yang kecil, tetapi sering dan dianjurkan untuk makan 5-6
kali sehari. Bu
3. Membatasi konsumsi kafein dan alkohol.
4. Menghindari penggunaan atau konsumsi anti nyeri seperti aspirin dan
ibuprofen. Gunakan anti nyeri lain yang lebih aman bagi lambung seperti
parasetamol.
5. Mengontrol stres dan rasa cemas.
6. Segera ke dokter jika menimbulkan rasa nyeri yang amat hebat
DHF
1) Pengertian Demam Berdarah
DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu
dari empat virus dengue. Demam berdarah merupakan penyakit yang mudah menular.
Sarana penularan demam berdarah sendiri berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albocpictus.
2) Penyebab Demam Berdarah
Penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua nyamuk dapat menggigit di pagi
hari sampai sore menjelang petang. Penularan terjadi saat nyamuk menggigit dan
menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue, ketika nyamuk
tersebut mengigit orang lain, maka virus akan tersebar. Hal tersebut terjadi karena
nyamuk berperan sebagai medium pembawa (carrier) virus dengue tersebut
3) Gejala Demam Berdarah
Gejala umumnya timbul 4-7 hari sejak gigitan nyamuk, dan dapat berlangsung
selama 10 hari. Beberapa gejala demam berdarah, yaitu:
1. Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius;
2. Nyeri kepala berat;
3. Nyeri pada sendi, otot, dan tulang;
4. Nyeri pada bagian belakang mata;
5. Nafsu makan menurun;
6. Mual dan muntah;
7. Pembengkakan kelenjar getah bening;
8. Ruam kemerahan sekitar 2-5 hari setelah demam;
9. Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening; dan
10. Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit.
4) Pengobatan Demam Berdarah
Pengobatan yang spesifik untuk mengobati demam berdarah saat ini belum ada.
Pengobatan bertujuan untuk mengatasi gejala dan mencegah infeksi virus semakin
memberat. Beberapa upaya yang dianjurkan dokter, yaitu:
1.Banyak minum cairan agar terhindar dari dehidrasi;
2.Cukup istirahat;
3.Konsumsi obat penurun panas yang relatif aman dan dianjurkan dokter;
4.Menghindari konsumsi obat-obatan pereda nyeri. Hal ini dikarenakan obat-
obatan tersebut dapat menimbulkan komplikasi perdarahan.
5.Pantau frekuensi buang air kecil dan jumlah urine yang keluar
6.Peran keluarga dalam merawat pasien dhf

DM
1) Pengertian Diabetes
Diabetes adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka panjang yang
ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga di atas nilai
normal. Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
2) Penyebab Diabetes
Diabetes disebabkan karena adanya gangguan dalam tubuh, sehingga tubuh tidak
mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel, sehingga glukosa menumpuk
dalam darah.
Pada diabetes tipe 1, gangguan ini disebabkan sistem kekebalan tubuh yang
biasanya menyerang virus atau bakteri berbahaya lainnya, malah menyerang dan
menghancurkan sel penghasil insulin. Akibatnya, tubuh kekurangan atau bahkan
tidak dapat memproduksi insulin sehingga gula yang seharusnya diubah menjadi
energi oleh insulin menyebabkan terjadinya penumpukan gula dalam darah.
Sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh bisa menghasilkan insulin secara normal,
tetapi insulin tidak digunakan secara normal. Kondisi ini dikenal juga sebagai
resistensi insulin.
3) Tanda dan gejala
 Sering merasa haus.
 Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
 Sering merasa sangat lapar.
 Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
 Berkurangnya massa otot.
 Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot
dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.
 Lemas.
 Pandangan kabur.
 Luka yang sulit sembuh.
 Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran
kemih.
 Mulut kering
 Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
 Gatal-gatal.
 Disfungsi ereksi atau impotensi.
 Mudah tersinggung.
 Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa
jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.
 Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan,
(akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.
4) Pengobatan Diabetes
Pengobatan akan disesuaikan dengan jenis diabetes yang kamu alami. Terapi
insulin menjadi salah satu pengobatan yang bisa dilakukan oleh pengidap diabetes
tipe 1 maupun tipe 2. Bahkan, pada diabetes tipe 1 yang cukup berat, tranplantasi
pankreas bisa dilakukan guna mengatasi kerusakan pada pankreas. Sedangkan,
pengidap diabetes tipe 2 akan diberikan beberapa jenis obat-obatan untuk
menangani diabetes tipe 2. Namun, umumnya ada beberapa perawatan yang harus
dilakukan untuk menurunkan risiko diabetes, seperti:
1. Melakukan Pola Makan Sehat: makanan yang mengandung lemak jenuh,
karbohidrat olahan, hingga pemanis buatan.
2. Rutin Melakukan Aktivitas Fisik

VERTIGO
1) Pengertian Vertigo
Vertigo adalah gejala yang menyebabkan seseorang mengalami sensasi pusing
berputar yang muncul secara tiba-tiba. Pada kondisi yang parah, gejala vertigo bisa
mengganggu aktivitas sehari-hari. Sebab, vertigo bisa menyebabkan hilang
keseimbangan dan disorientasi. Serangan vertigo bahkan bisa menyebabkan
pengidapnya sampai terjatuh.
2) Tanda gejala vertigo
 Mual
 Muntah
 Pergerakan bola mata yang tidak normal (nistagmus)
 Berkeringat
 Hilangnya pendengaran
 Tinnitus
3) Penyebab Vertigo
Penyebab utama vertigo adalah gangguan pada telinga bagian dalam. Hal ini
kemudian memicu masalah mekanisme keseimbangan tubuh. Selain itu, ada
beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan vertigo, di antaranya:
1. Perubahan posisi secara tiba-tiba.
2. Migrain atau sakit kepala tidak tertahankan.
3. Stroke.
4. Penyakit Meniere, gangguan yang menyerang telinga bagian dalam.
5. Vestibular neuronitis, inflamasi saraf vestibular pada telinga bagian dalam.
6. Gangguan pada otak, misalnya tumor.
7. Obat-obatan tertentu yang menyebabkan kerusakan telinga.
8. Trauma atau luka di kepala dan leher.
4) Pengobatan Vertigo
Vertigo bisa dicegah dengan beberapa cara, antara lain:
 Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi.
 Duduk diam sejenak saat bangun tidur.
 Gerakkan kepala secara perlahan.
 Hindari posisi membungkuk, agar vertigo tidak kambuh.
Peran keluarga dalam merawat pasien vertigo

CVA
1) Definisi CVA
CVA atau cedera serebrovaskular adalah gangguan suplai darah otak secara
mendadak sebagai akibat oklusi pembuluh darah parsial atau total, atau akibat
pecahnya pembuluh darah otak. Gangguan pada aliran darah ini aka menguramgi
suplai oksigen, glukosa, dan nutrien lain kebagian otak yang disuplai oleh
pembuluh darah yang terkena dan mengakibatkan gangguan pada sejumlah fungsi
otak (Hartono, 2010).
2) Tanda gejala
 Salah satu sisi wajah akan terlihat menurun dan tidak mampu tersenyum
karena mulut atau mata terkulai.
 Tidak mampu mengangkat salah satu lengannya karena terasa lemas atau mati
rasa. Tidak hanya lengan, tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut juga
mengalami kelemahan.
 Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali
meskipun penderita terlihat sadar.
 Mual dan muntah.
 Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher dan
pusing berputar (vertigo).
 Penurunan kesadaran.
 Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak.
 Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.
 Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda.
3) Penyebab
 Hipertensi.
 Diabetes.
 Kolesterol tinggi.
 Obesitas.
 Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi
jantung, atau aritmia.
 Sleep apnea.
 Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.
 Merokok.
 Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
 Konsumsi obat-obatan terlarang.
 Kecanduan alkohol.
4) Pengobatan
 Pengobatan stroke iskemik. Penanganan awal akan berfokus untuk menjaga
jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah.
 Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik, pengobatan
awal bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol
perdarahan. Ada beberapa bentuk pengobatan terhadap stroke hemoragik,
antara lain dengan mengonsumsi obat-obatan dan operasi.
 Pengobatan TIA (Transient Ischemic Attack). Pengobatan TIA bertujuan
untuk menurunkan faktor risiko yang dapat memicu timbulnya stroke,
sehingga penyakit jantung tersebut dapat dicegah. Obat-obatan akan diberikan
oleh dokter untuk mengatasinya. Dalam beberapa kasus, prosedur operasi
endarterektomi karotis diperlukan jika terdapat penumpukan lemak pada arteri
karotis.
5) Pencegahan
 Menjaga pola makan
 Olahraga secara teratur
 Berhenti merokok.
 Hindari konsumsi minuman beralkohol. 
 Hindari penggunaan NAPZA.

GEA
1) Definisi Gastroentritis Akut (GEA)
Istilah Gastroenteritis digunakan secara luas untuk menguraikan anak
yang mengalami perkembangan diare. Istilah ini mengacu pada proses inflamasi
dalam lambung dan usus, yang disebabkan karena infeksi virus dan kuman –
kuman patogen, yang ditandai dengan gejala diare disertai peningkatan suhu
tubuh. Diare yang dimaksud ialah defekasi cair lebih dari 3 kali sehari, dengan
atau tanpa disertai lendir dan darah dalam feses (Sodikin, 2011). Gastroenteritis
akut adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peradangan pada saluran
pencernaan yang disebabkan oleh infeksi dengan gejalanya terutama adalah
muntah, dehidrasi dan diare (Cakrawardi, 2011)
2) Penyebab
1. Faktor Infeksi
2. Faktor Makanan
3. Faktor Kebersihan
4. Faktor Psikologi (Rasa takut dan cemas )
3) Tanda gejala
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat tanda gejala dehidrasi : turgor kuit jelek (elastisitas kulit
menurun), ubun- ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering.
3. Demam
4. Nafsu makan berkurang
5. Mual dan muntah
6. Anoreksia
7. Lemah
8. Pucat
9. Nyeri abdomen
10.Perih di ulu hati
11.Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan pernafasan cepat
12.Menurun atau tidak adanya pengeluaran urine.
4) Penanganan dan pengobatan
 Upayakan untuk meminum lebih banyak cairan. Jika kesulitan minum air,
gunakan sedotan. Hindari mengonsumsi jus buah-buahan karena minuman ini
justru bisa meningkatkan gejala diare yang dialami.
 Mengonsumsi makanan dalam jumlah sedikit dan mudah dicerna, seperti
pisang, bubur, dan ikan. Hal ini bertujuan memberikan waktu pemulihan bagi
perut untuk berhenti makan jika mual mulai terasa kembali.
 Menggunakan lebih banyak waktu untuk beristirahat.
 Anak-anak dan orang dewasa bisa mengonsumsi minuman berenergi untuk
menggantikan elektrolit dalam tubuh. Untuk bayi dan anak-anak disarankan
mengonsumsi oralit. Es krim, minuman bersoda, dan permen bisa
memperparah diare pada anak-anak.
 Berikan cairan pada bayi yang sakit 15-20 menit setelah muntah atau diare,
hal ini dilakukan agar perut sang bayi bisa beristirahat sejenak. ASI bisa
diberikan pada bayi jika dia masih mengonsumsi ASI. Selain ASI, cairan
oralit atau susu formula juga bisa diberikan, jika bayi sudah bisa minum dari
botol.
5) Pencegahan Gastroenteritis
 Mencuci tangan
 Selalu memakai peralatan pribadi
 Menjaga jarak dengan orang yang terkena gastroenteritis.
 Membersihkan barang-barang, tempat, dan juga permukaan yang disentuh
oleh orang yang sudah terinfeksi gastroenteritis.
 Hindari mengonsumsi makanan mentah, baik sayuran maupun buah-buahan
yang sudah dikupas atau disentuh oleh tangan orang lain.
 Jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan matang. Pastikan
meminta orang yang untuk memasaknya hingga matang.
 Belilah air minum dalam kemasan untuk menghindari mengonsumsi air yang
terkontaminasi. Termasuk saat menggosok gigi, disarankan tetap
menggunakan air kemasan.
 Hindari mengonsumsi es batu yang kebersihannya tidak terjamin, bisa jadi air
yang digunakan untuk membuat es sudah terkontaminasi oleh virus.

TB
1) Pengertian TB
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh bakteri micobacterium tuberculosa yang lebih sering
menginfeksi organ pari-paru dibandingkan oleh organ tubuh lain (Depkes,
2016).
2) Tanda gejala
 Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih), biasanya berdahak.
 Batuk mengeluarkan darah.
 Berkeringat pada malam hari.
 Penurunan berat badan.
 Demam dan menggigil.
 Lemas.
 Nyeri dada saat bernapas atau batuk.
 Tidak nafsu makan.
 Lemas.
3) Penyebab
Penyebab tuberkulosisi adalah mycobacterium tuberculosis. Basil ini tidak
berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari, dan sinar
ultraviolet. Ada dua macam mikrobakteria tuberkulosis yaitu tipe human dan tipe
bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderita mastitis
tuberkulosis usus. Basil tipe human bisa berada pada bercak ludah (droplet)
diudara yang berasal dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi
TBC ini bila menghirup bercak ini, perjalanan TBC setelah infeksi melalui udara
(Wim de jong et al, 2005 )(NandaNicNoc, 2013).
4) Pengobatan
TBC dapat disembuhkan jika penderitanya patuh mengonsumsi obat sesuai
dengan resep dokter. Untuk mengatasi penyakit ini, penderita perlu minum
beberapa jenis obat untuk waktu yang cukup lama (minimal 6 bulan). Obat itu
umumnya berupa:
 Isoniazid
 Rifampicin
 Pyrazinamide
 Ethambutol
5) Pencegahan Tuberkulosis
TBC dapat dicegah dengan pemberian vaksin, yang disarankan dilakukan sebelum
bayi berusia 2 bulan. Selain itu, pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara:
 Mengenakan masker saat berada di tempat ramai.
 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa.
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.

COR
1) Pengertian
Cedera kepala ringan adalah cedera atau trauma pada kepala dan otak yang dapat
memberikan dampak pada fungsi otak. Dampak kondisi ini biasanya hanya
sementara dan disertai dengan sakit kepala serta gangguan pada memori,
keseimbangan, koordinasi, serta konsentrasi seseorang.
2) Penyebab
Menurut Swasanti (2014) :
1. Kecelakaan kerja
2. Kecelakaan lalu lintas dengan kendaraan bermotor
3. Jatuh atau tertimpa benda berat (benda tumpul)
4. Serangan atau kejahatan (benda tajam)
5. Pukulan (kekerasan, akibat luka tembak)
6. Kecelakaan olah raga
7. Patofisiologi
3) Tanda dan Gejala Cedera Kepala
1. Gangguan kesadaran
2. Konfusi
3. Abnormalitas pupil
4. Awitan tiba-tiba defisit neurologi
5. Perubahan tanda vital
6. Gangguan penglihatan dan pendengaran
7. Disfungsi sensori
8. Kejang otot
9. Sakit kepala
10. Vertigo
11. Gangguan pergerakan
12. Kejang
4) Pengobatan
 Jangan mengonsumsi obat aspirin dan ibuprofen.
 Jangan mengonsumsi obat tidur atau obat golongan sedatif, seperti
alprazolam, kecuali diresepkan oleh dokter.
 Jangan mengonsumsi minuman beralkohol.
 Jangan berkendara, mengoperasikan mesin atau melakukan olahraga yang
melibatkan kontak fisik sebelum benar-benar sembuh.
 Tanyakan kepada dokter kapan Anda dibolehkan untuk kembali bersekolah,
berolahraga, atau bekerja.
5) Pencegahan Cedera Kepala Ringan
Berikut ini adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk
menghindari terjadinya cedera kepala ringan:
 Menggunakan alat pelindung diri saat melakukan aktivitas atau olahraga yang
berisiko terjadi benturan
 Memakai sabuk pengaman saat mengendarai mobil dan mengenakan helm
saat mengendarai motor
 Memastikan keamanan di rumah, seperti membuat pegangan tangan di tangga
dan memasang alas antiselip agar lantai kamar mandi tidak licin
 Berolahraga secara teratur untuk melatih keseimbangan dan memperkuat otot
kaki

HIPOKALEMIA
1) Pengertian Hipokalemia
Hipokalemia adalah suatu kondisi ketika kadar kalium dalam peredaran darah
seseorang lebih rendah daripada normal, yaitu di bawah 3,5 mEq/L.
2) Gejala Hipokalemia
 Kelemahan, letih, keram otot pada tangan dan kaki yang kadang dapat cukup
parah, hingga menyebabkan pengidapnya tidak dapat menggerakkan tangan
dan kaki.
 Keram perut dan perut begah.
 Kesemutan atau mati rasa.
 Konstipasi.
 Buang air kecil yang banyak atau sering merasa haus.
 Mual dan muntah.
 Palpitasi atau detak jantung cepat dan tidak teratur.
 Pingsan karena tekanan darah yang rendah.
 Gangguan psikis, seperti depresi, psikosis, delirium, kebingungan, atau
halusinasi.
3) Penyebab dan Faktor Risiko Hipokalemia
 Kehilangan kalium berlebihan dari urine, yang dipicu oleh penggunaan obat-
obatan diuretik. Obat diuretik ini umumnya digunakan oleh pengidap
hipertensi dan penyakit jantung. Oleh karena itu, penggunaan obat ini harus
selalu di bawah pengawasan dokter untuk menghindari komplikasi yang tidak
diinginkan.
 Kehilangan cairan dari muntah, diare, atau keduanya.
 Berkeringat berlebihan.
 Kekurangan atau defisiensi asam folat.
 Operasi bariatik atau gastric bypass, yaitu pemotongan sebagian dari lambung
atau usus untuk menurunkan berat badan.
 Pecandu alkohol.
 Penggunaan insulin.
 Penggunaan antibiotik seperti aminoglikosida.
 Penggunaan laksatif berlebihan.
 Penggunaan obat asma seperti bronkodilator, steroid, atau teofilin.
 Pengidap gangguan kebiasaan makan, seperti anoreksia dan bulimia.
 Pengidap HIV/AIDS.
 Pengidap ketoasidosis diabetikum.
 Pengidap leukemia.
 Pengidap malnutrisi atau kurang gizi.
 Pengidap penyakit Cushing.
 Pengidap penyakit ginjal kronis.
4) Pencegahan Hipokalemia
 Mengonsumsi makanan tinggi kalium, antara lain pisang, jeruk, stoberi, kiwi,
alpukat, dan persik. Konsumsi juga sayuran hijau, jamur, kacang-kacangan,
dan tomat.
 Menghindari penggunaan obat diuretik dan laksatif secara berlebihan atau
tanpa pengawasan dokter.
 Menghindari penggunaan suplemen kalium sendiri tanpa pengawasan dokter.
5) Pengobatan Hipokalemia
 Jika akibat penggunaan obat diuretik yang menyebabkan kekurangan cairan
berlebih, perubahan dosis obat diuretik mungkin dibutuhkan.
 Jika akibat muntah atau diare yang memicu kehilangan cairan tubuh,
penyebab muntah dan diare tersebut harus diobati.
 Jika akibat berkeringat berlebihan, dapat dengan menghindari aktivitas fisik
atau kegiatan olahraga yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai