Anda di halaman 1dari 10

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) KEPERAWATAN BENCANA

METODE STANDART PERLAKUAN HUMATARIAN AND SHALTER


PADA KEJADIAN BENCANA DI KLUSTER HUNIAN

DISUSUN OLEH :

NISSAK NUR AINI

(NIM 20161660039)

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia berada di wilayah garis khatulistiwa, posisi tersebut menjadikan


Indonesia sebagai negara yang rawan terhadap bencana, baik bencana alam, bencana
social, maupun bencana teknologi seperti gempa bumi, tsunami, banjir bandang, longsor,
kebakaran hutan maupun pemukiman, gunung meletus, wabah penyakit, dsb. Bencana
tersebut memakan banyak korban dan mempunyai efek atau dampak kerugian yang
cukup besar dari segi fisik, psikologis dan ekonomi. Kejadian bencana telah meningkat
secara signifikan dalam dekade terakhir ini. Terdapat 11.274 kejadian bencana telah
menimbulkan banyak korban sebesar 193.240 jiwa dan kerugian 420 triliun. Kejadian
bencana tersebut antara lain erupsi gunung merapi dan lahar dingin dari gunung Merapi
pada tahun 2010 - 2011, erupsi gunung Sinabung 2014 , Lumpur Lapindo yang
dampaknya cukup besar di masyarakat sampai sekarang ini , banjir bandang Jakarta
secara berturut – turut setiap tahunnya, tsunami aceh 2004 bencana tersebut tidak hanya
menimpa aceh saja tetapi juga sampai ke negara tetangga dan masih banyak lagi
bencana yang terjadi di Indonesia yang menimbulkan banyak korban. Dari banyaknya
angka kejadian dan banyak korban yang ditimbulkan dari bencana. Hal tersebut
pemerintah, lembaga usaha, lembaga non pemerintah (baik lembaga asing atau lokal),
masyarakat, dan lembaga kemanusiaan lainnya harus segera tanggap darurat bencana
untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan seperti kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan
pengungsian, penyelamatan serta pemulihan prasarana dan sarana. Serta koordinasi
kemanusiaan penting untuk segera dilakukan untuk mengurangi ketidakseimbangan dan
menghindari tumpang tindih dalam memberikan bantuan kepada korban bencana.
Mekanisme Klaster sangat penting digunakan dalam menjalankan fungsi koordinasi
tersebut

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari bencana, kluster hunian ?


2. Bagaimana metode standart perlakuan humatarian and shalter pada kejadian
bencana di kluster hunian?

1.3 TUJUAN

1. Untuk menyelesaikan UAS Keperawatan Bencana


2. untuk mengetahui maksud dari bencana , klustur hunian
3. untuk mengetahui metode standart perlakuan humatarian and shalter pada
kejadian bencana di kluster hunian?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Bencana dan Kluster hunian


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh factor alam
atau faktor nonalam maupun factor manusia sehingga mengakibatka timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
kluster merupakan pengelompokan lembaga atau instasi yang didasarkan pada
kedekatan atau kesamaan fungsi dari organisasi , sifatnya voluntary (tidak mengikat) dan
dibentuk oleh organisasi yang bersifat pemberi bantuan (donor). Sedangkan Klaster
hunian merupakan platform kerja sama dari berbagai kementerian/lembaga, lembaga
usaha, dan masyarakat. Klaster hunian berfokus untuk memobilisasi sumber daya secara
strategis dalam koordinasi kegiatan klaster maupun operasional dalam merespon
keadaan darurat kemanusiaan.
2. Metode standart perlakuan humatarian and shalter pada kejadian bencana di
kluster hunian
Humanitarian adalah pengerahan bantuan darurat untuk mereka yang mengalami ke
krisisan atau usaha cepat untuk mengevakuasi para korban sedangkan Shelter adalah
tempat tinggal sementara untuk kelangsungan hidup agar tidak kehujanan atau bahkan
kedinginan
Penyediaan bantuan shelter bagi masyarakat terdampak dapat dilakukan melalui
serangkaian atau kombinasi modalitas implementasi. Metodologi terbaik bergantung pada
jenis bantuan yang akan diberikan, kapasitas dan kemampuan kita, juga kapasitas dan
kemampuan masyarakat terdampak. Berikut ini merupakan metode utama implementasi :
a. Distribusi langsung perlengkapan hunian atau material hunian
Rrelawan dan staf datang ke lapangan dan secara langsung mengkaji kemudian
melakukan distribusi, atau membangun sesuatu sebagian besar oleh mereka sendiri.
Pendekatan ini berasumsi bahwa set barang standar akan cocok untuk semua penerima
manfaat, juga berasumsi bahwa tidak ada masalah keselamatan dan keamanan bagi tim
distribusi atau penerima manfaat. Modalitas ini biasanya digunakan dalam fase tanggap
darurat, ketika terdapat kebutuhan untuk tanggapan cepat, dan ketika kebutuhan mereka
yang kehilangan rumah dalam bencana tidak terlalu berbeda, serta pada titik ketika
kemungkinan besar pasar setempat belum dapat berfungsi kembali. Organisasi harus
berhati-hati untuk memastikan bahwa penerima bantuan mengetahui cara yang sesuai
dalam penggunaan barang-barang tersebut, atau bahwa barang-barang tersebut memiliki
informasi teknis.
Kelebihan :
1. Kendali yang lebih besar, yang menyebabkan kemudahan akuntabilitas
dan implementasi cepat, begitu pula jaminan barang-barang berkualitas
bagi semua penerima manfaat
2. Baik ketika kebutuhan sama dan tidak rumit. Ideal untuk penugasan
cepat atau pembelian kembali stok kontingensi

Kekurangan :

1. Dapat berarti berkurangnya partisipasi komunitas


2. Dapat membutuhkan relawan berjumlah besar
3. Relawan mungkin tidak memiliki keterampilan terbaik untuk pekerjaan
tersebut
4. Semua biaya logistik, termasuk transportasi dan biaya penyimpanan,
dibayar oleh organisasi
5. Membutuhkan ruang publik yang lebih luas, untuk mengelola distribusi
aman
6. Kesalahan penargetan dapat menyebabkan penjualan kembali atau
kesalahan penggunaan barang-barang oleh sebagian penerima
bantuan, yang barangnya tidak sesuai dengan kebutuhan shelter
b. Implementasi Didorong Komunitas atau Pemilik
Bekerja bersama komunitas untuk memberdayakan dan memungkinkan mereka dapat
membantu dirinya sendiri maupun orang lain selama masa pemulihan. Modalitas ini
seringkali dirujuk sebagai pembangunan kembali perumahan yang didorong oleh para
pemilik rumah.
Kelebihan :
1. Rasa kepemilikan yang lebih besar dalam komunitas
2. Kemungkinan yang lebih besar dalam mendapatkan hasil positif bagi
komunitas, dan meningkatkan ketahanan terhadap peristiwa bencana
di masa depan
3. Dapat memiliki manfaat psikologi lebih besar dalam membuat orang
bangkit kembali dan aktif bergerak dibandingkan merasakan
ketergantungan

Kekurangan :

1. Seringkali berakhir dalam peran kontrol kualitas


2. Lebih sulit untuk mengontrol waktu
3. Komunitas tidak selalu memiliki keterampilan yang dibutuhkan
atau terlalu trauma
4. Anggota masyarakat dengan kerentanan mungkin tidak dapat
mandiri tanpa dukungan
5. Sulit mengelola uang
c. Implementasi Berdasarkan Kontraktor
Ketika kontraktor independen dipekerjakan untuk bertindak dalam menjalankan tugas
khusus atas nama organisasi. Hal ini dapat mencakup pengadaan, distribusi,
pembangunan, pelatihan, evaluasi dll
Kelebihan :
Dapat memberikan akses kepada keterampilan yang tidak dimiliki
organisasi
Kekurangan :
1. Membutuhkan keterampilan pengawasan kontrak yang baik
2. Idealnya membutuhkan keterampilan proses serah terima
3. Kontraktor mungkin tidak memiliki prinsipprinsip utama seperti
organisasi dapat dianggap mempengaruhi kebebasan dan
kenetralan organisasi
d. Implementasi Melalui atau Bersama-sama Pemerintah
Bantuan shelter diberikan kepada masyarakat terdampak melalui atau berkaitan dengan
pemerintah
Kelebihan :
1. Dukungan dan pemberdayaan pemerintah sebagai entitas
dengan tanggung jawab utama dalam manajemen bencana
2. Dapat memperkuat hubungan dengan pemerintah setempat

Kekurangan :

1. Dapat dianggap mempengaruhi kebebasan dan kenetralan


organisasi
2. Harus memastikan tujuan dan sasaran adalah serupa
e. Implementasi Melalui Kemitraan Setempat
Implementasi melalui atau dalam kemitraan dengan organisasi nirlaba yang memiliki
tujuan dan sasaran yang serupa
Kelebihan :
1. Mitra implementasi mungkin membawa keterampilan khusus atau
kemampuan yang tidak dimiliki badan pelaksanaan implementasi,
misalnya bahasa teknis atau pengetahuan budaya, jejaring atau
keterampilan.
2. Dapat meningkatkan kapasitas, kecepatan dan efisiensi yang dapat
dibantu oleh kedua badan.

Kekurangan :

1. Dapat dianggap mempengaruhi kebebasan dan kenetralan organisasi


2. Harus memastikan tujuan dan sasaran serupa
3. Memastikan prinsip-prinsip utama dan kode etik kemanusiaan
dipahami dan diterapkan.
4. Badan lain dapat dipandang sebagai satusatunya pemberi bantuan
oleh komunitas
f. Implementasi Berdasarkan Dana Tunai atau Kupon
'Pendekatan berbasis pasar' berbentuk tunai atau kupon mencakup sejumlah
pendekatan yang dirancang untuk memberikan pilihan dan kendali maksimal terhadap
para penerima manfaat atas rancangan dan implementasi shelter dan pembangunan
kembali. Pendekatan tersebut juga memiliki potensi untuk memberikan stimulus pada
pasar setempat. Distribusi tunai yang 'tidak tertutup' dan tidak memiliki batasan tentang
cara penerima bantuan dapat menggunakan bantuan tunai, memiliki potensi terbesar
untuk menanggapi kebutuhan para penerima manfaat dan prioritas di seluruh sektor
kemanusiaan. Akan tetapi modalitas tersebut juga memiliki risiko terbesar dalam hal
memastikan bahwa para penerima manfaat mencapai tujuan program shelter, baik dalam
hak penggunaan sebagian atau seluruh dana tunai untuk prioritas darurat lainnya
(misalnya obat-obatan, makanan atau biaya pendidikan), dan dalam hal pengetahuan
para penerima manfaat membeli materia berkualitas tinggi, serta cara menggunakan
teknik pembangunan tahan bencana. Dalam banyak kasus, perencana program shelter
memilih untuk menggunakan modalitas yang dalam beberapa hal:
1. Tertutup - melalui mengganti dana tunai dengan kupon yang hanya dapat digunakan
untuk membeli barang dalam daftar tertutup material atau peralatan khusus
pembangunan
2. Bersyarat - melalui pemberian dana tunai kepada para penerima manfaat dengan dicicil
atau bertahap, tergantung apakah para penerima manfaat telah menyelesaikan fase awal
pembangunan kembali

Kelebihan :

1. Pemberdayaan bagi komunitas


2. Memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar, berpotensi memastikan
kebutuhan dapat ditangani dengan lebih baik
3. Memungkinkan para penerima manfaat mengontrol waktu
perkembangan shelter dan pembangunan kembali, berpotensi
melompat melampaui solusi sementara dan langsung menuju
perbaikan permanen dan pembangunan kembali, jika memungkinkan
4. Saat ini populer di kalangan donor
5. Ideal ketika pasar sudah berfungsi penuh karena dapat
membangkitkan kembali perekonomian
6. Dapat digunakan untuk mendukung kebutuhan masyarakat yang
lebih luas, termasuk mereka yang telah mengungsi ke area urban,
dan sedang menyewa apartemen atau rumah dengan jangka waktu
pendek
Kekurangan :
1. Sulit mengontrol apakah dana digunakan untuk barang-barang yang
telah sebelumnya telah disepakati sebagai barang penting bagi
pemulihan shelter
2. Membutuhkan kontrol keuangan yang ketat
3. Sulit mengontrol kualitas bangunan
4. Sulit mengontrol sumber dan dampak pengadaan
5. Mungkin tidak sesuai ketika akses dan suplai tidak terjamin
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana baik bencana


alam, bencana social dan bencana teknologi dari peristiwa bencana tersebut mempunyai
dampak merugikan yang cukup besar di masyarakat dari segi psikologis seperti PTSD,
fisik dan ekonomi. Hal tersebut pemerintah, lembaga usaha, lembaga non pemerintah
(baik lembaga asing atau lokal), masyarakat, dan lembaga kemanusiaan lainnya harus
segera tanggap darurat bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan
seperti kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan
dasar, perlindungan, pengurusan pengungsian, penyelamatan serta pemulihan prasarana
dan sarana. ada beberapa metode standart untuk menangani korban bencana (humatrian
and shelter), yaitu :

1. Distribusi langsung perlengkapan hunian atau material hunian


2. implementasi didorong komunitas atau pemilik
3. implementasi berdasarkan kontraktraktor
4. implementasi melalui atau bersama – sama pemerintah
5. implementasi melalui kemitraan setempat
6. implementasi berdasrkan dana tunai atau kupon

3.2 SARAN

Diharapkan penanganan humatarian dan shalter pada kejadian bencana di kluster


hunian akan terus berkembang baik seiring kemajuan penanggulangan bencana di
Indonesia dan masyarakat semakin memahami tentang cara menyelamatkan dirinya
sendiri pada saat ada bencana.
DAFTAR PUSTAKA

Kemensos. PMI .2019. Panduan Shelter Untuk Kemanusiaan ( Edisi 2019). Jakarta :
Kementerian Sosial Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai