Anda di halaman 1dari 48

FORMAT LAPORAN KASUS

FORMULIR PENGKAJIANA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT _____________________ TANGGAL DIRAWAT ______________

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Tn. Z (Laki-laki) Tanggal Pengkajian : 05 Oktober 2020

Umur : 35 th RM No. : _________________

Informan : klien dan Istri

33

II. ALASAN MASUK

a. Klien mengatakan dibawa ke rumah sakit jiwa oleh istrinya karena mengamuk dan memukul

tembok.

b. Klien mengatakan jika mengingat ibunya yang hampir setiap hari dipukuli oleh ayahnya ia

menjadi trauma dan ingin mengamuk.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? √ Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil √ kurang berhasil tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia


√ 30 √ 5
Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga √ 30

√ 30
Tindakan kriminal

Jelaskan : klien mengatakan pernah melakukan aniaya fisik seperti kekerasan pernah

memukul orang lain bahkan istrinya sendiri ketika ia tersinggung.

Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya √ Tidak

Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawaran

------------------------ -------- --------------------------------------

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien mengatakan pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu dipisahkan dari

ibunya sejak kecil dan ia sering melihat ayahnya memukul ibunya.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

IV. FISIK

1. Tanda vital : TD : 110/90 mmHg N : 96 x/m S : 36ºC P : 20 x/m

2. Ukur : TB : 175cm BB : 70 kg

3. Keluhan fisik : Ya √ Tidak

Jelaskan : klien mengatakan tidak ada keluhan pada fisiknya baik-baik saja.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki sudah meninggal


: Perempuan sudah meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Pasien

2. Konsep diri

a Gambaran diri :

klien mengatakan anggota tubuhnya baik dan ia menyukai anggota tubuhnya apa adanya.

b. Identitas :

klien mengatakan anak pertama dan satu-satunya. Klien bersekolah sampai lulus SMA lalu

bekerja sebagai karyawan swasta.

c. Peran :

klien mengatakan berperan sebagai suami dan ayah dari 2 anak. Biasanya klien bekerja dan

bermain bersama kedua anaknya.

d. Ideal diri : klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera pulang agar bisa

berkumpul dengan anak dan isterinya.

e. Harga diri : klien mengatakan merasa malu jika bertemu dengan orang lain.

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti :

klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah ibunya.


b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :

klien mengatakan masih berperan aktif dalam kegiatan kelompok seperti rapat, tahlil dan kerja

bakti.

c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain :

klien mengatakan malu jika bertemu orang lain karena dianggap sudah gila.

Masalah keperawatan : Harga diri rendah

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan :

klien memliki keyakinan agama islam

b. Kegiatan ibadah :

klien mengatakan shalat 5 waktu dirumah bersama anak dan istrinya dan kadang-kadang ke

masjid untuk shalat berjama’ah.

Masalah Keperawatan ; Tidak ada masalah keperawatan


VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti

tidak sesuai biasanya

Jelaskan :

Klien mengatakan suka berpenampilan rapi karena bekerja sebagai karyawan dan mandi 2x sehari.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

2. Pembicaraan

√ Cepat √ Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu √ Tidak mampu memulai

pembicaraan

lelaskan : klien tidak mampu memulai pembicaraan ketika berbicara dengan keras dan cepat juga

mudah tersinggung.

Masalah Keperawan : Resiko perilaku kekerasan

3. Aktivitas Motorik:

Lesu √ Tegang √ Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : klien terlihat gelisah dan tegang ketika diajak berbicara perawat maupun dokter karena

merasa malu.

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

4. Alam perasaaan

√ Sedih Ketakutan Putus asa √ Khawatir Gembira berlebihan


Jelaskan : klien mengatakan sedih dan khawatir kehilangan pekerjaannya jika terlalu lama di

rumah sakit.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

5. Afek

Datar Tumpul √ Labil Tidak sesuai

Jelaskan : klien terlihat mudah marah dan tersinggung.

Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

6. lnteraksi selama wawancara

Bermusuhan Tidak kooperatif √ Mudah tersinggung

√ Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : Interaksi selama wawancara baik, namun kontak mata tajam dan mudah tersinggung.

Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

7. Persepsi

√ Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan : klien mengatakan sering mendengar suara ibunya yang menangis dan minta tolong.

Masalah Keperawatan : Halusinasi pendengaran


8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : klien dapat menjawab semua pertanyaan perawat dengan benar meskipun mudah

tersinggung.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan : klien mengatakan tidak ada masalah dalam isi pikir dan proses pikir.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

10. Tingkat kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi

waktu tempat orang


Jelaskan : tingkat kesadaran klien baik, dan klien tidak disorientasi buktinya klien masih

mengingat keluarganya, hari, tanggal dan dimana ia tinggal.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi

Jelaskan : klien tidak memiliki gangguan daya ingat, karena ia mampu menceritakan semua

kegiatan segari-hari dan pengalaman hidupnya.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : tingkat konsentrasi dan berhitung klien masih baik dan dapat menjawab pertanyaan

berhitung sederhana yang diberi perawat.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan gangguan bermakna


Jelaskan : klien dapat memilih jika diberi 2 pilihan oleh perawat.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : klien mengatakan bahwa ia memang sakit dan suka marah-marah tanpa penyebab.

Masalah Keperawatan : : Tidak ada masalah keperawatan

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

Jelaskan : klien mengatakan dapat makan, minum, BAB dan BAK sendiri tanpa bantuan orang

lain.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

5. Istirahat dan tidur


Tidur siang lama : 13.00 s/d 14.00

Tidur malam lama : 22.00 s/d 04.00

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat

√ Bantuan minimal Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan √ Ya tidak

Perawatan pendukung √ Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan √ Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah √ Ya tidak

Mencuci pakaian √ Ya tidak

Pengaturan keuangan √ Ya tidak


9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya tidak

Transportasi √ Ya tidak

Lain-lain Ya tidak

Jelaskan : klien mengatakan masih bisa melakukan semua kegiatan sendiri dan sedikit dibantu

oleh ietrinya.

Masalah Keperawatan : : Tidak ada masalah keperawatan

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

√ Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif √ menghindar

√ Olahraga mencederai diri

Lainnya _______________ lainnya : __________________

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah


IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

1. Masalah dengan dukungan kelompok :

klien mengatakan keluarga mendukung untuk kesembuhannya.

2. Masalah berhubungan dengan lingkungan :

klien mengatakan memiliki masalah dengan lingkungan karena ia tidak diterima dan orang

lain takut dipukul jika bertmu

3. Masalah dengan pendidikan :

Klien mengatakan dapat menyelesaikan pendidikannya hingga SMA meskipun sering

dijauhi oleh temannya.

4. Masalah dengan pekerjaan :

Klien mengatakan tidak mengalami masalah dalam pekerjaannya dan dapat menyelesaikan

pekerjaannya dengan benar meskipun tidak memiliki banyak teman karena dijauhi.

5. Masalah dengan perumahan :

Klien mengatakan jarang keluar dari rumahnya karena dijauhi oleh tetangga.

6. Masalah ekonomi :

Klien mengatakan hidupnya dan keluarga masih terpenuhi dan kecukupan.

7. Masalah dengan pelayanan kesehatan

Klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan pelayanan kesehatan karea ia ingin segera

sembuh.

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah


X. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya :

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


ANALISA DATA

N Data Penyebab Masalah

O
1 DS : Resiko mencederai diri sendiri Resiko Perilaku
dan orang lain
- Klien mengatakan mudah Kekerasan

tersinggung, ingin Resiko perilaku kekerasan

mengamuk, pernah

memukul orang lain bahkan Gangguan konsep diri : Harga

istrinya. diri rendah

- Klien mengatakan ingin

memukul orang yang Koping individu tidak efektif

mengejeknya,

menganggapnya gila dan Faktor predisposisi dan

menjauhinya. presipitasi

DO :

- Kontak mata klien tampak

tajam

- Nada suara saat berbicara

agak keras

- Emosi labil dan mudah

tersinggung.

2 DS : isolasi sosial Harga Diri Rendah

- Klien mengatakan malu jika


bertemu orang lain.

- Klien megatakan sering Gangguan konsep diri : Harga

dikatakan gila. diri rendah

- Klien mengatakan lebih

sering berdiam diri Koping individu tidak efektif

dirumah.

DO : Faktor predisposisi dan

- Klien terlihat menyendiri presipitasi

- Klien lebih banyak

menghabiskan waktu

dirumah.
XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik : Skizofrenia Hebrifenik

Terapi Medik :

- Clozapine 2x25 mg

- Firmania 2x400 mg

- Trihexyphenidyl 2x2 mg

- Inf.Iodomen 1 amp IM

- Inf. Vademix 1 amp IV

XII. Daftar Masalah Keperawatan

1. Resiko perilaku kekerasan

2. Harga diri rendah

Perawat,

(………………….)
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama Klien : …………………… DX Medis : …………………..

RM No. : ……………………

No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
05/1 Resiko perilaku Setelah dilakukan d. Ekspresi wajah Bina hubungan saling percaya
0 kekerasan tindakan bersahabat dan menggunakan prinsip
2020 keperawatan selama menunjukkan rasa komunikasi terapeutik
1 x 24 jam senang a. Sapa klien dengan ramah
diharapkan klien e. Ada kontak mata b. Perkenalkan diri
dapat membina f. Mau berjabat c. Tanyakan nama lengkap
hubungan saling tangan klien dan panggil
percaya g. Mau menjawab namanya dengan
pertanyaan panggilan yang disukai
h. Mau berkenalan

Setelah dilakukan a. Klien dapat SP 1


06/1 tindakan selama mengetahui a. Mengidentifikasi
0 ...x24 jam penyebab penyebab PK
2020 keperawatan marahnya b. Mengidentifikasi tanda
diharapkan : b. Klien dapat dan gejala PK
a. Klien dapat menyebutkan c. Mengidentifikasi PK
mengetahui ketika marah apa yang dilakukan
penyebab yang dilakukan d. Mengidentifikasi akibat
PK PK
b. Klien dapat e. Membantu klien
mengidentifi mempraktikan latihan
kasi PK cara mengontrol Pk
yang f. Menganjurkan klien
dilakukan memasukkan dalam
c. Klien dapat kegiatan harian
menyebutka
n cara
mengontrol
PK

Setelah dilakukan a. Klien dapat SP 2


tindakan mempraktikan cara d. Mengevaluasi jadwal
07/1 keperawatan selama mengontrol PK kegiatan harian klien
0 ...x24 jam dengan cara fisik e. Melatih klien mengontrol
2020 diharapkan : b. Klien dapat PK dengan cara fisik
a. Klien dapat mengontrol PK f. Melatih klien mengontrol
mempraktik secara verbal PK secara verbal
an cara g. Menganjurkan klien
mengontrol memasukkan dalam
PK kegiatan harian

Setelah dilakukan a. Klien dapat SP 3


tindakan mempraktikan a. Mengevaluasi jadwal
keperawatan selama cara kegiatan harian klien
08/1 ...x 24 jam mengontrol PK b. Melatih klien mengontrol
0 diharapkan : dengan cara PK dengan cara verbal
2020 a. Klien dapat fisik c. Melatih klien mengontrol
mempraktik b. Klien dapat PK dengan cara spiritual
an cara mengontrol PK d. Menganjurkan klien
mengontrol secara verbal memasukkan dalam
PK c. Klien dapat kegiatan harian
mengontrol PK
secara spiritual

Setelah dilakukan a. Klien dapat SP 4


tindakan mengontrol PK a. Mengevaluasi jadwal
keperawatan selama secara verbal kegiatan harian klien
...x 24 jam b. Klien dapat b. Melatih klien mengontrol
09/1 diharapkan : mengontrol PK PK dengan cara verbal
0 a. Klien dapat secara spiritual c. Melatih klien mengontrol
2020 mempraktik c. Klien dapat PK dengan cara spiritual
an cara mengontrol PK d. Menjelaskan cara
mengontrol dengan cara mengontrol PK dengan
PK minum obat minum obat
22

CATATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI RSJ/

RSU

Nama : RM No.:

DIAGNOSIS TINDAKAN EVALUASI


Resiko Perilaku a. Bina hubungan S:

Kekerasan saling percaya - Klien menyebutkan

dengan cara : namanya

- Berkenalan dan D:

berjabat tangan - Kontak mata kurang

- Menyapa klien - klien berjabat tangan

dengan ramah baik A:

verbal maupun non - Klien mampu

verbal membina hubungan

saling percaya

P:

- Lanjutkan SP 1

SP 1 S:

a. Mengidentifikasi
- Klien mengatakan
penyebab PK
jika ada yang
b. Mengidentifikasi PK
membuatnya
yang dilakukan
tersinggung ia ingin
23

c. Latih klien marah dan

mengungkapkan memukulnya

marah dengan tarik - Klien mengatakan

nafas dalam dengan tarik nafas

d. Susun jadwal dalam tidak

kegiatan harian membuatnya lega

O:

- Kontak mata kurang

- Nada bicara agak

keras

- Klien menpraktikan

cara mengungkapkan

marah dengan teknik

nafas dalam

A:

- Klien mampu

mengidentifikasi

penyebab dari PK

yang dilakukan

P:

- Lanjutkan SP 1
24

SP 1 S:

e. Mengidentifikasi
- Klien mengatakan
penyebab PK
jika ada yang
f. Mengidentifikasi PK
membuatnya
yang dilakukan
tersinggung ia ingin
g. Latih klien
marah dan
mengungkapkan
memukulnya
marah dengan tarik
- Klien mengatakan
nafas dalam
dengan tarik nafas
h. Susun jadwal
dalam merasa sedikit
kegiatan harian
lega

O:

- Kontak mata kurang

- Nada bicara agak

keras

- Klien menpraktikan

cara mengungkapkan

marah dengan teknik

nafas dalam

A:

- Klien mampu

mengidentifikasi

penyebab dari PK
25

yang dilakukan

P:

- Lanjutkan SP 2

SP 2 S:

- Evaluasi latihan - Klien mengatakan

sebelumnya belum bisa menolak,

- Latih klien meminta/mengungka

mengungkapkan pkan perasaan dengan

marah dengan baik

memukul bantal / - Klien mengatakan

kasur memukul bantal /

- Latih klien kasur dapat sedikit

mengontrol PK mengurangi

secara verbal : kemarahannya

menolak dengan O:

baik, meminta - Kontak mata ada

dengan baik, - Klien kooperatif

mengungkapkan A:

perasaan dengan - Klien belum mampu

baik. sepenuhnya

- Susun jadwal latihan mempraktikan teknik

mengungkapkan marah dengan cara

marah secara verbal memukul bantal /


26

kasur

P:

- SP2 dilanjutkan
SP 2 S:

- Evaluasi latihan - Klien mengatakan

sebelumnya mulai bisa menolak,

- Latih klien meminta/mengungka

mengungkapkan pkan perasaan dengan

marah dengan baik

memukul bantal / - Klien mengatakan

kasur memukul bantal /

- Latih klien kasur dapat sedikit

mengontrol PK mengurangi

secara verbal : kemarahannya

menolak dengan O:

baik, meminta - Kontak mata ada

dengan baik, - Klien kooperatif

mengungkapkan A:

perasaan dengan - Klien mampu

baik. mempraktikan teknik

- Susun jadwal latihan marah dengan cara

mengungkapkan memukul bantal /

marah secara verbal kasur

P:

- Lanjutkan SP3
27

SP 3 S:

a. Evaluasi latihan - Klien mengatakan

sebelumnya shalat dan berdoa

b. Latih klien membuatnya tenang

mengontrol PK O:

dengan cara spiritual - Kontak mata ada

: shalat / berdoa - Klien kooperatif

c. Buat jadwal latihan A:

shalat / berdoa - Klien mampu

secara bersama mempraktikan teknik

mengontrol PK

dengan berdoa /shalat

P:

- SP3 dilanjutkan
SP 3 S:

a. Evaluasi latihan - Klien mengatakan

sebelumnya shalat dan berdoa

b. Latih klien membuatnya tenang

mengontrol PK - Klien mengatakan

dengan cara spiritual ingin terus berdoa

: shalat / berdoa O:

c. Buat jadwal latihan - Kontak mata ada

shalat / berdoa - Klien kooperatif

secara bersama - Klien terlihat


28

tersenyum

A:

- Klien mampu

mempraktikan teknik

mengontrol PK

dengan berdoa /shalat

P:

- Lanjut SP 4
SP 4 S:

- Evaluasi latihan - Klien mengatakan

sebelumnya akan minum obat

- Latih kloen minum dengan teratur agar

obat secara teratur cepat sembuh

dengan benar O:

- Susun jadwal minum - Kontak mata ada

obat secara teratur - Klien kooperatif

A:

- Klien belum mampu

minum obat tepat

waktu karena lupa

P:

- SP4 dilanjutkan
SP 4 S:

- Evaluasi latihan - Klien mengatakan

sebelumnya akan minum obat


29

- Latih kloen minum dengan teratur agar

obat secara teratur cepat sembuh

dengan benar O:

- Susun jadwal minum - Kontak mata ada

obat secara teratur - Klien kooperatif

A:

- Klien mampu minum

obat tepat waktu

P:

- SP4 dilanjutkan

STRATEGI PELAKSANAAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Pertemuan  : Ke 1 (satu)
30

A.    PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang
diajukan.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3.  Tujuan Khusus
a.       Pasien dapat mengidentifikasi PK
b.      Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
c.       Pasien dapat menyebutkan jenis PK yang pernah dilakukannya
d.      Pasien dapat menyebautkan akibat dari PK yang dilakukannya.
e.       Pasien dapat menyebutka cara mencegah / mengendalikan PKny
4.  Tindakan Keperawatan
SP 1 Klien :
Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah,
tanda dan gejala yang  dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan,
akibat dan cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik
pertama ( latihan nafas dalam).

B.      STRATEGI  PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Fase Orientasi :
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Alifa
Firdaus, saya biaya dipanggil Alifa. Saya  perawat yang dinas diruang
Madrim ini, saya dinas diruangan ini selama 3 minggu. Hari ini saya
dinas pagi dari jam 7 sampai jam 1 siang, jadi selama 3 minggu ini saya
yang merawat ibu.
Nama bapak siapa?  Dan senang nya dipanggil apa?”
“ Bagaimana perasaan bapak Z saat ini?”
“masih ada perasaan kesal atau marah?
“ Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan
marah yang ibu rasakan,”
31

“ Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang ? bagaimana kalau 10


menit“ “Dimana kita akan bincang-bincang?
“Bagaimana kalau diruang tamu?”

2. Fase Kerja :
“ apa yang menyebabkan ibu R marah?
Apakah sebelumnya ibu R pernah marah?
Terus penyebabnya apa?
Samakah dengan yang sekarang?
Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan,
makanan yang tidak tersedia, air tak tersedia ( misalnya ini penyebab
marah klien), apa yang ibu R rasakan?“
Apakah ibu R merasa kesal, kemudian dada ibu berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”“ apa yang ibu
lakukan selanjutnya”
“ Apakah dengan ibu R marah-marah, keadaan jadi lebih baik?
“ Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?
“maukah ibu belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?
” ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita
belajar satu cara dulu,
“ begini bu, kalau tanda- marah itu sudah ibu rasakan ibu berdiri lalu
tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-
lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi bu dan
lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali ibu R sudah dapat melakukan
nya.
“ nah sebaiknya latihan ini ibu R lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul ibu R sudah terbiasa
melakukannya”.

3. Fase Terminasi :         


32

“ Bagaimana perasaan ibu R setelah berbincang-bincang tentang


kemarahan ibu? ”
“ Coba ibu  R sebutkan penyebab ibu marah dan yang ibu rasakan  dan
apa yang ibu lakukan serta akibatnya.
“Baik, sekarang latihan tandi kita masukkan ke jadual harian ya Bu”
” berapa kali sehari ibu mau latihan nafas dalam ?” Bagus..
“Nanti tolong ibu tulis M, bila ibu melakukannya sendiri, tulis B, bila
ibu dibantu dan T, bila ibu tidak melakukan”
“baik Bu, bagaimana kalau besok  kita latihan cara lain untuk mencegah
dan mengendalikan marah ibu R.
”Dimana kita akan latihan, bagaimana kalau tempatnya disini saja ya
Bu?”
“Berapa lama kita akan lakukan, bagaimana kalau 10 menit saja”
“Saya pamit dulu Ibu…Assalamu’alaikum.”             

Pertemuan  : Ke 2 (dua)

A.    PROSES KEPERAWATAN
1.  Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, ada kontak mata saat berbicara.
2.  Diagnosa Keperawatan
      Risiko perilaku kekerasan
3.   Tujuan khusus
a. Melatih cara  mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara
fisik kedua
b. Mengevaluasi latihan nafas dalam
c. Melatih cara fisik ke 2: pukul kasur dan bantal
d. Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
4.   Tindakan Keperawatan
SP 2 klien :
Membantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan
cara fisik ke dua (evaluasi latihan nafas dalam, latihan
33

mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik ke dua : pukul


kasur dan bantal), menyusun jadwal kegiatan  harian cara ke dua.

B.    STRATEGI  PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1.   Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum Ibu R, masih ingat nama saya” bagus Ibu,,,ya
saya Alifa”
“sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi.
“Bagaimana perasaan ibu saat ini, adakah hal yang menyebabkan
ibu marah?”
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengendalikan perasaan
marah dengan     kegiatan fisik untuk cara yang kedua.”
“ mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?”
“ Dimana kita bicara? Bagaimana kalau di ruang tamu ini ya Bu”

2. Fase Kerja
“ Kalau ada yang menyebabkan ibu marah dan muncul perasaan
kesal, selain nafas dalam ibu dapat memukul kasur dan bantal.”“
Sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur mari ke
kamar ibu? Jadi kalau nanti ibu kesal atau marah, ibu langsung
kekamar dan lampiaskan marah ibu tersebut dengan memukul
bantal dan kasur.Nah coba ibu lakukan memukul bantal dan kasur,
ya bagus sekali ibu melakukannya!”“ Nah cara ini pun dapat
dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian jangan
lupa merapikan tempat tidur Ya!”

3. Fase Terminasi       
“ Bagaimana perasaan ibu setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?”“ Coba ibu sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih?
Bagus!”
34

“ Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari ibu.


Pukul berapa ibu mau mempraktikkan memukul kasur/bantal?
Bagai mana kalau setiap bangun tidur? Baik jadi jam 5 pagi dan
jam 3 sore, lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan
kedua cara tadi ya Bu.“ sekarang ibu istirahat, 2 jam lagi kita
ketemu ya Bu, kita akan belajar mengendalikan marah dengan
belajar bicara yang baik. Sampai Jumpa!”    Assalamu’alaikum

Pertemuan  : Ke 3 (tiga)
A.    PROSES KEPERAWATAN
1.      Kondisi klien
Klien kooperatif, tenang, ada kontak mata saat berbicara,
sesekali nada bicara agak tinggi.
2.       Diagnosa Keperawatan
    Risiko perilaku kekerasan
3.      Tujuan khusus
a. Melatih cara  mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan
secara sosial/verbal   
b. Mengevaluasi jadual harian untuk dua cara fisik
c. Melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak
dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan
dengan baik
d. Menyusun jadwal latihan mengungkapkan secara verbal

4. Tindakan Keperawatan
SP3 klien :
Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan
secara sosial/verbal (evaluasi jadwal harian tentang dua cara
fisik mengendalikan perilaku kekerasan, latihan
mengungkapkan rasa marah secara verbal ( menolak dengan
baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan
35

baik), susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara


verbal)

B.     STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN.
1. Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum Ibu R, masih ingat nama saya” bagus
Ibu,,,ya saya Alifa”, sesuai dengan janji saya 2 jam yang
lalu sekarang kita ketemu lagi”
“Bagaimana bu, sudah dilakukan tarik nafas dalam dan pukul
kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan
secara teratur?”“Coba saya lihat jadual kegiatan hariannya.
“Bagus,
“Bagaiman kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk
mencegah marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau
ditempat yang sama?”
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaiman
kalau 10 menit?”

2. Fase Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara  ibu baik untuk mencegah
marah. Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam
atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu
bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga
caranya bu: 1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara
yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kemarin
ibu mengatakan penyebab marahnya karena makanan tidak
tersedia, rumah berantakan, Coba ibu minta sediakan
makan dengan baik:” bu, tolong sediakan makan dan bereskan
rumah” Nanti biasakan dicoba disini untuk meminta baju, minta
obat dan lain-lain. Coba ibu praktekkan . Bagus bu. “
36

Yang kedua : Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh


dan ibu tidak ingin melakukannya, katakan: ‘maaf saya tidak
bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba ibu
praktekkan . Bagus bu.”
Yang ketiga Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan
orang lain yang membuat kesal ibu dapat mengatakan:’Saya jadi
ingin marah karena perkataan mu itu’. Coba praktekkan.
Bagus.”
 

3. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik?’
“Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita
pelajari.”“Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam
jadwal. Berapa kali sehari ibu mau latihan bicara yang baik? bisa
kita buat jadwalnya?”
“Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya
meminta obat, makanan dll. Bagus nanti dicoba ya bu!”
“ Bagaimana kalau besok  kita ketemu lagi?”
“ besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa
marah ibu yaitu dengan cara ibadah, ibu setuju? Mau dimana bu?
Disini lagi? Baik sampai nanti ya Ibu…Assalamu’alaikum

Pertemuan  : Ke 4 (empat)
A.    PROSES KEPERAWATAN
1.  Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, bicara jelas.
2.   Diagnosa Keperawatan    
  Risiko perilaku kekerasan
3.   Tujuan khusus
Pasien dapat mencegah/ mengendalikan PKnya secara spiritual,
37

4.    Tindakan Keperawatan


SP 4 klien :
Bantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara
spiritual   (diskusikan hasil latihan mengendalikan perilaku
kekerasan secara fisik dan sosial/verbal, latihan beribadah dan
berdoa, buat jadwal latihan ibadah/ berdoa) 

B.     STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1.  Fase Orientasi
“ Assalamu’alaikum Ibu R, masih ingat nama saya” Betul Ibu
“Bagaiman bu, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali,
bagaiman rasa marahnya?”
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah
rasa marah yaitu dengan ibadah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaiman kalu
ditempat biasa?”
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau 10 menit?”   

2. Fase kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa ibu lakukan! Bagus,
yang mana yang mau di coba?”“Nah, kalau ibu sedang marah
coba langsung duduk dan langsung tarik nafas dalam. Jika tidak
reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda
juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.“Ibu bisa melakukan
sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba ibu sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang
mana? Coba sebutkan caranya?”

3. Fase terminasi
38

“Bagaiman perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara


yang ketiga ini?”“ Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang
kita pelajari? Bagus”
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan ibu.
Mau berapa kali ibu sholat. Baik kita masukkan sholat …….dan
……(sesuai kesebuatan pasien).”
“Coba ibu sebutkan lagi cara ibadah yang dapat ibu lakukan bila
ibu sedang marah”“Setelah ini coba ibu lakukan sholat sesuai
jadwal yang telah kita buat tadi”
“ 2 jam lagi kita ketemu  ya bu,nanti kita bicarakan cara keempat
mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat! “
“Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar
untuk mengontrol rasa marah ibu, setuju
bu?”….Assalamu’alaikum

Pertemuan  : Ke 5 (lima)
A.    PROSES KEPERAWATAN
1.    Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, kontak mata ada saat komunikasi.
2.     Diagnosa Keperawatan
       Risiko perilaku kekerasan
3.     Tujuan khusus
Pasien dapat mencegah/ mengendalikan PKnya dengan terapi
psikofarmaka
4.    Tindakan Keperawatan
SP 5 klien :
Membantu klien latihan mengendalikan PK dengan obat ( bantu
pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar ( benar
pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu
dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna minum obat dan
39

akibat berhenti minum obat, susun jadwal minum obat secara


teratur)

B.    STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase  Orientasi
“ Assalamu’alaikum Ibu R, masih ingat nama saya” bagus Ibu,,,ya
saya Alifa, “sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu, sekarang kita
ketemu lagi”
“Bagaimana bu, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul
kasur bantal, bicara yang baik serta sholat? Apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur? Coba kita lihat
kegiatannya”.“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan
tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa
marah?”“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
ditempat tadi?”
“Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”        

2. Fase Kerja (Perawat membawa obat pasien)


“Ibu sudah dapat obat dari dokter?”“Berapa macam obat yang ibu
minum?warnanya apa saja? Bagus, jam berapa ibu minum?
Bagus”“Obatnya ada 3 macam bu, yang warnanya oranye namanya
CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih namanya THP agar
rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini
namanya HLP rasa marah berkurang. Semuanya ini harus ibu minum
3x sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”“Bila nanti
setelah minum obat mulut ibu terasa kering, untuk membantu
mengatasinya ibu bias mengisap-isap es batu”.“Bila terasa
berkunang-kunang, ibu sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas
dulu”.
“Nanti dirumah sebelum minum obat ini ibu lihat dulu label di kotak
obat apakah benar nama ibu tertulis disitu, berapa dosis yang harus
40

diminum, jam berapa saja harus diminum, baca juga apakah nama
obatnya sudah benar? Disini minta obatnya pada suster kemudian
cek lagi apakah benar obatnya”.
“Jangan penah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi
dengan dokter ya bu, karena dapat terjadi kekambuhan.”“ Sekarang
kita masukkan waktu minum obat kedalam jadwal ya bu”.

3. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara
kita minum obat yang benar?”“Coba ibu sebutkan lagi jenis jenis
obat yang ibu minum! Bagaiman cara minum obat yang
benar?”“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang
kita pelajari? Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya dengan
minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur
ya”.“Baik, besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana ibu
melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa
marah. Selamat siang bu, sampai jumpa.”…. Assalamu’alaikum
41
42

ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : Tn. Z Nama Mahasiwa : Alifa Firdaus


Status interaksi perawat-klien: Pertemuan ke-1 dengan klien (pengkajian status mental) Tanggal : 8 Oktober 2020
Lingkungan : Ruang pertemuan (ruang tengah), berhadapan, kondusif Jam : 13.00
Deskripsi klien : Klien tampak menyendiri, khawatir, bingung Bangsal : Ruang Anggrek
dan jarang berbincang dengan teman-teman disana
Tujuan :
a. Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan perasaannya
b. Dapat mengidentifikasi kondisi status mental dari klien
KOMUNIKASI NON ANALISA BERPUSAT ANALISA BERPUSAT
KOMUNIKASI VERBAL RASIONAL
VERBAL PADA PERAWAT PADA KLIEN
P : “Selamat siang. Bapak Z P : Memandang pasien Perawat dalam kondisi Klien tampak tenang Klien mulai menerima
dan tersenyum tenang dalam memulai sehingga proses interaksi kehadiran perawat.
ya?”
K : Duduk dan diam pembicaraan atau lancar dan kooperatif
K : Ekspresi datar interaksi. memulai interaksi.
P : Fokus pada pembica-
raan
K : “Iya mbak”
P : “Perkenalkan paknama P : Tampak rileks, terse- Perawat merasa bahwa Klien masih memberikan Memperkenalkan diri
nyum ke arah klien
saya Alifa, saya mahasiswa klien harus diberikan tanggapan secara ragu-ragu dapat menciptakan rasa
K : Tampak rileks
yang praktek disini selama K : Kontak mata cukup penjelasan tentang percaya klien terhadap
P : Kontak mata baik, per-
2 minggu ke depan” kedatangan perawat perawat
hatian penuh pada klien

K : (diam)
P : “Bagaimana kalau kita P : Fokus, kontak mata Perawat memulai Klien menunjukkan Kontrak awal sangat
ngobrol-ngobrol pak? baik pembicaraan dengan klien kesedi-annya untuk penting dalam interaksi
Sekitar 20 menit K : Mendengar dengan disertai kontrak terlebih terbuka dan berinteraksi. untuk menunjang hubu-
43

bagaimana?” seksama dahulu. ngan saling percaya.


K : Tampak lelah dan
K : “iya mbak gak apa-apa” mengantuk
P : Mendegarkan dengan
seksama
P : “Bagaimana perasaan P : Kontak mata baik, Perawat berusaha meng- Klien mau Eksplorasi perasaan klien
Bapak hari ini? Apa aja eksplorasi apa yang mengungkapkan apa yang penting untuk mengetahui
perhatian penuh terhadap
yang sudah Mas lakukan dirasakan klien. ia rasakan kepada perawat. apa yang dirasakan klien.
mulai dari tadi pagi?” klien
K : Badan condong ke
depan, mendengarkan
K : “Biasa aja. Tadi pagi
perawat dengan seksama
bangun jam setengah 5
mandi trus bersih-bersih, K : Fokus pada
makan, tidur-tiduran, makan
pembicara-an
kajang ijo, makan siang
kemudian santai-santai di P : Diam sejenak
tempat tidur”
memikir-kan bagaimana
cara me-nyampaikan pada
klien
P : “Oh begitu. Coba bapak P : Fokus pada klien Perawat berusaha me- Klien tampak terbuka dan Daya ingat pasien dapat
ceritakan awal mula Mas K : Kontak mata baik nggali alasan masuk klien mau mengungkapkan dikaji dengan menanyakan
masuk sini?” K : Berbicara menghadap dan menggali daya ingat kronologi klien masuk ke data-data pasien yang
perawat sambil membena- klien RS sederhana
K : “Saya di rumah hi posisi duduk
ngamuk-ngamuk, saya
P : Badan condong ke
melempar benda yang
didekat saya dan memukul depan, ekspresi wajah
44

istri saya terus saya tenang, sikap terbuka


langsung dibawa ke RS
sama istri saya”
P : “Bapak, ingat sekarang P : Eskpresi tenang, tetap Perawat mencoba Klien dapat menyebutkan Daya ingat pasien dapat
dimana dan tanggal berapa? mempertahankan kontak mengorientasikan waktu tempat dimana ia sekarang dikaji dengan menanyakan
mata dengan klien, dan tempat terhadap klien tapi klien tampak kesulitan data-data pasien yang
K : “Ini di RS Jiwa mbak tersenyum saat akan menyebutkan sederhana
ya. Ehmm, lupa mbak K : badan condong ke waktu
sekarang tanggal berapa.” arah perawat, fokus pada
pembicaraan
K : Serius memandang
perawat sambil mengung-
kapkan keinginannya
P : Mendengarkan apa
yang di ungkapkan klien
P : ”Sekarang itu hari Senin
P : Menjelaskan kepada Perawat mencoba Klien berusaha mengingat- Umur mempengaruhi daya
tanggal 8 Oktober 2020 pak.
klien dengan penuh perha-
mengkaji daya ingat klien ingat ingat klien
Bapak ingat sekarang umur
tian sambil menggerak-
berapa?” gerakkan tangannya
K : Mengangguk-
K : “Ehhmmm, saya umur anggukan kepala
35 mbak” mendegarkan penjelasan
perawat
K : Menjawab pertanyaan
sambil menunduk
P : Fokus pada
pembicaraan
45

P : “Apa yang P : Tersenyum, memper- Perawat mencoba Klien dapat menjawab alas Menggali alasan dari
tahankan kontak mata menggali penyebab klien an dari perilaku amuknya perilaku amuk sangat
menyebabkan Bapak sering
dengan klien melakukan perilaku penting untuk menentukan
melempar barang-barang?” K : Menunduk, klien tam- kekerasan penyebab dan menentukan
pak lelah intervensi
K : Klien tampak sedih
K : “Saya mendengar suara dengan kondisinya
P : Fokus pada pembi-
ibu saya yang menangis dan
caraan, mengangguk-
minta pertolongan jadi saya anggukkan kepala
ingin mengamuk kepada
ayah saya.”
P : ”Biasanya pada saat apa P : Empati pada klien, Perawat mencoba Klien mencoba mengingat- Penggalian terhadap
bapak mendengarkan hal itu menggali frekuensi, ingat halusinasi klien penting
badan condong ke arah
kemudian apa yang bapak situasi, dan respon klien untuk mengetahui koping
lakukan?” klien terhadap halusinasi yang klien
dulu dilakukan
K : Tampak lelah dan
K : “Biasanya pada saat
melamun sendirian di mengantuk
rumah kemudian saya
K : Memandang perawat
menuruti suara-suara itu.”
P : Kontak mata baik
P : “Menurut bapak, bagian P : tersenyum, melihat Perawat menggali Klien tampak terbuka Konsep diri menunjukkan
gambaran diri klien menyampaikan hal-hal gambaran diri klien yang
tubuh mana yang disukai, jam tangan, badan terbuka
yang ditanya oleh perawat meliputi citra tubuh,
bapak anak keberapa, dan K : sedikit tersenyum dan identitas diri, peran, ideal
diri, dan harga diri klien
apa yang mas memperhatikan perawat
inginkan/harapkan K : Memandang perawat
sekarang? Kalau dirumah P : Fokus pada klien
46

Mas dekat dengan siapa?”

K : “Saya menyukai semua


bagian tubuh saya, saya
bersyukur atas semuanya.
Saya ini anak kedua dari 3
bersaudara, kakak dan adik
saya ada di Batam. Saya
dirumah hanya tinggal
dengan bapak saya. Saat ini
saya ingin cepat sembuh
dan pulang. Kalau dirumah
saya dekat dengan bapak
Saya”
P : “Mas agamanya apa? P : Menunjukkan Perawat menggal nilai dan Klien dapat menyebutkan Nilai dan keyakinan
Biasanya dirumah sholat? keyakinan klien terkait kegiatan ibadah yang biasa
perhatian sangat penting untuk
Kalau disini sholatmys spiritual serta kegiatan dilakukan baik pada saat
bagaimana? K : Menunduk sambil ibadah yang biasa di rumah atupun di RS menentukan apakah
K : “Saya Islam mbak, dilakukan
memandang kakinya terdapat masalah terkait
kalau dirumah saya
sholatnya kadang-kadang, K : Masih menunduk dengan spiritual klien
kalau disini malah jarang
P : Memperhatikan
sholat mbak…”
P : “Masnya ingat disini P : Memandang klien Perawat mengkaji data Klien berpikir dan Lama rawat menentukan
sudah berapa hari?”
sambil tersenyum umum dan daya ingat berusaha mengingat apakah klien kronis atau
K : “Saya sudah 35 hari di K : Menunduk pasien akut
Rs mbak,”
K : Bicara tanpa menoleh
Perawat
P : Memandang klien
47

P : “Oya, kalau misalnya P : Empati pada klien, Perawat menggali Klien dapat memberikkan Kemampuan penilaian
bapak disuruh milih antara kemampuan penilaian penilaian terhadap hal-hal
badan condong ke arah terhadap hal-hal yang
mandi dan makan, mana klien terhadap hal-hal yang sederhana
yang dipilih?” klien yang sederhana sederhana dapat
K : focus pada menunjukkan adanya
K : “Saya milih mandi dulu pembicaraan gangguan atau tidak.
Mbak”
K : Memandang perawat
P : Kontak mata baik
P : “Wah, bapak pintar… P : badan condong ke arah Perawat mencoba Klien tampak bersemangat Penguatan terhadap klien
Oya,bapak kan tau kalau menggali harapan klien segera ingin pulang atas kemampuannya sa-
klien, kontak mata baik
sekarang ini di RS, berarti untuk memberikan ngat membantu untuk
bapak tau kalau sedang K : Tampak lelah dan semangat cepat sembuh meningkatkan
sakit, terus bagaimana kemampuan dirinya.
mengantuk
perasaan bapak?
K : Memandang perawat
K : “Iya saya tau Mbak
P : Mendengarkan dengan
kalau sakit, jadi saya
seksama
menerima penyakit saya dan
ingin segera pulang
kembali.
P : “Mengapa bapak kalau P : Menunjukkan Perawat mencoba Klien dapat Identifikasi penyebab
di rumah lebih suka menggali alasan klien suka mengungkapkan alasannya
perhatian menarik diri sangat
menyendiri jarang keluar menyendiri di rumah
rumah?” K : Menunduk sambil penting untuk mengetahui
memandang kakinya penyebabnya
K : “Saya kadang merasa
malu Mbak, tapi sebenarnya K : Masih menunduk
saya lebih senang kalau
48

punya teman” P : Memperhatikan


P : “Baik pak, ini sudah 20 P : tersenyum, melihat Perawat mengakhiri Klien tampak memahami Penguatan terhadap klien
kontrak dan membuat apa yang disampaikan atas kemampuannya sa-
menit kita berbincang- jam tangan, badan terbuka
kontrak baru perawat. ngat membantu untuk
bincang jadi kita akhiri saja K : sedikit tersenyum dan meningkatkan
kemampuan dirinya.
ya? Besok kita bertemu lagi memperhatikan perawat
bagaimana?” K : Menganggukkan
kepala
K : “Iya” P : Fokus pada klien
P : “Baiklah saya permisi P : Tersenyum, jabat ta- Perawat mengakhiri inte- Klien berespon untuk Klien sepakat untuk
dulu. bapak bisa beristirahat raksi dengan baik. mengakhiri interaksi
ngan menindakm lanjuti
lagi. Terimakasih ya pak” dengan baik.
K : Menerima jabat pertemu-an. Hal ini
tangan dari perawat menunjukkan bahwa
K : “Iya sama-sama”
K : Berdiri antara klien dan perawat
P : Berdiri sambil telah terjadi trust. Hal ini
memper-silahkan klien sesuai dengan teori bahwa
untuk ber-istirahat aspek utama untuk
kembali mempertahankan hubu-
ngan adalah adanya
hubungan saling percaya.

Anda mungkin juga menyukai