Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA

DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

“WAHAM”

Disusun oleh:

SELY IMANIAH 20204663089

S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2020
LEMBAR PENGESAHAN
A. Tinjauan Pustaka

Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa berat yang dapat


mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku individu. Skizofrenia adalah bagian
dari gangguan psikosis yang terutama ditandai dengan kehilangan pemahaman
terhadap realitas dan hilangnya daya tilik diri (Yudhantara dan istiqomah,2018:1).

Skizofrenia merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat, dan


menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar. Dalam kasus berat, pasien
tidak mempunyai kontak dengan realitas,sehingga pemikiran dan perilakunya
abnormal (Ingram,dkk,1993:51).

Skizofrenia adalah suatu sindrom yang ditandai oleh manifestasi


psikologis spesifik. Manifestasi ini meliputi halusinasi auditorik,waham,
gangguan pikiran, dan gangguan perilaku (Neal,2006:60). Waham atau delusi
adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai dengan
kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu
dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan
kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum.

B. Definisi Waham

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas


yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien ( Keliat, 2010).

Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan,


tetapidipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain.
Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol.
(Depkes RI, 2000 dalam Fitria, 2012).

Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham


atau delusi adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua
kenyataan dan tidak ada kaitannya degan latar belakang budaya ( Keliat, 2010).
C. Klasifikasi dan Rentang Respon Waham
1. Klasifikasi Waham
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja
(2011) yaitu :

Jenis Waham Pengertian Perilaku klien


Waham kebesaran Keyakinan secara “Saya ini pejabat di
berlebihan bahawa dirinya kementrian semarang!”
memiliki kekuatan khusus “Saya punya perusahaan
atau kelebihan yang paling besar lho “.
berbeda dengan orang
lain, diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
Waham agama Keyakinan terhadap suatu “ Saya adalah tuhan yang
agama secara berlebihan, bisa menguasai dan
diucapkan berulang-ulang mengendalikan semua
tetapi tidak sesuai dengan makhluk”.
kenyataan.
Waham curiga Keyakinan seseorang atau “ Saya tahu mereka mau
sekelompok orang yang menghancurkan saya,
mau merugikan atau karena iri dengan
mencederai dirinya, kesuksesan saya”.
diucapkan berulang-ulang
tetapai tidak sesuai dengan
kenyataan.
Waham somatik Keyakinan seseorang “ Saya menderita kanker”.
bahwa tubuh atau Padahal hasil pemeriksaan
sebagian tubuhnya lab tidak ada sel kanker
terserang penyakit, pada tubuhnya.
diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Waham nihlistik Keyakinan seseorang “ ini saya berada di alam
bahwa dirinya sudah kubur ya, semua yang ada
meninggal dunia, disini adalah roh-roh nya
diucapkan berulangulang
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.

2. Rentang respon

Menurut Keliat (1999) dalam Fitria (2012) rentang respon gangguan


adaptif dan maladaptif dapat dijelaskan sebagai  berikut :

Respon adaptif Respon maladaptive

Pikiran Logis Distorasi Pikiran Gangguan Isi Pikir


Waham

- Persepsi akurat. - Kadang-kadang isi - Ketidakmampuan untuk


- Emosi konsisten dengan pikir terganggu ilusi. mengalami emosi.
pengalaman. - Reaksi emosional - Ketidakmampuan
- Prilaku sesuai dengan berlebihan atau kurang. isolasi social.
hubungan social. - Perilaku ganjil atau
tidak lazim.

D. Faktor Predisposisi
a. Biologi

Waham dari bagian dari manifestasi psikologi dimana abnormalitas otak


yang menyebabkan respon neurologis yang maladaptif yang baru mulai dipahami,
ini termasuk hal-hal berikut :

1) Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak


yang luas dan dalam perkermbangan skizofrenia. Lesi pada area frontal,
temporal dan limbik paling berhubungan dengan perilaku psikotik.

2) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil penelitian


sangat menunjukkan hal-hal berikut ini :
a) Dopamin neurotransmitter yang berlebihan

b) Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain

c) Masalah-masalah pada sistem respon dopamin

Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak yang
diadopsi telah diupayakan untuk mengidentifikasikan penyebab genetik pada
skizofrenia.

b. Psikologi

Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologik yang


maladaptif belum didukung oleh penelitian. Sayangnya teori psikologik terdahulu
menyalahkan keluarga sebagai penyebab gangguan ini sehingga menimbulkan
kurangnya rasa percaya (keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional).

c. Sosial budaya

Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia dan


gangguan psikotik tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama
gangguan.Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham (Direja, 2011).

E. Faktor Presipitasi
a. Biologi

Stress biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang


maladaptif termasuk:

1) Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses


informasi

2) Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang


mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
rangsangan.

b. Stres lingkungan
Stres biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
perilaku.

c. Pemicu gejala

Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang yang sering menunjukkan


episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat pada respon
neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan. Lingkungan,
sikap dan perilaku individu (Direja, 2011).

F. Tanda dan Gejala

Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :

1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)


Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan
pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).
2. Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi.
3. Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak
sesuai, reaksi berlebihan, ambivalen.
4. Fungsi motorik.
Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik
gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi
stimulus yang jelas, katatonia.
5. Fungsi sosial kesepian
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering
muncul adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.

Data Subyektif Data Obyektif


- Klien mengatakan sebagai - Marah-marah tanpa sebab
orang hebat - Banyak kata (logorrhoe)
- Klien mengatakan memiliki - Menyendiri
kekuatan luar biasa - Sirkumtasial
- Klien merasa sudah mati - Menyendiri
- Klien merasa sakit/rusak - Mudah tersinggung
organ tubuh - Sangat waspada
- Klien merasa - Tidak tepat menilai
diancam/diguna-guna lingkungan/realitas
- Klien merasa curiga - Merusak
- Klien merasa orang lain
menjauh
- Klien merasa tidak ada yang
mau mengerti

G. PROSES TERJADINYA MASALAH

Dalam Yosep (2009), ada 3 fase terjadinya waham yakni :

1. Fase lack of human need


Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan
klien baik secara fisik maupun psikis sehingga seseorang
terdorong untuk melakukan kompensasi yang salah agar
keinginan untuk memenuhi kebutuhannya terpenuhi.
2. Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya
kesenjangan antara self ideal  dengan self reality (kenyataan
dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yag tidak terpenuhi
sedangkan standar lingkungan sudah melampaui
kemampuannya.
3. Fase control internal external 
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini
atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi
kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi
menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat
berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk
dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas
dalam hidupnya. Lingkungan sekitar klien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu
tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena
besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan

H. Pohon Masalah
Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan
Efek

Perubahan Proses Fikir : Waham


Core Problem

Isolasi Sosial : Menarik Diri


Causa

I. Diagnosis
1. Perilaku kekerasan
2. Gangguan proses pikir (waham)
3. Harga diri rendah
J. Penatalaksanaan

PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Penataklasanaan Keperawatan

Tujuan :

 Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap 

 Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar  

 Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan

lingkungan 

 Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar  

Tindakan :

1. Bina hubungan saling percaya


 Mengucapkan salam terapeutik

 Berjabat tangan

 Menjelaskan tujuan interaksi

 Membuat kontrak topik, waktu dan tempat

setiap kali bertemu pasien

2. Bantu orientasi realita

 Tidak mendukung atau membantah waham

pasien

 Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman

 Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas

sehari-hari

 Jika pasien terus menerus membicarakan

wahamnya dengarkan tanpa memberikan

dukungan atau menyangkal sampai pasien

berhenti membicarakannya

 Berikan pujian bila penampilan dan orientasi

pasien sesuai dengan realitas.

3. Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak

terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut

dan marah ingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi

kebutuhan fisik dan emosional pasien

4.  Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki

5.  Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki

6.  Berdiskusi tentang obat yang diminum


7.  Melatih minum obat yang benar

2. Penataklasanaan Keperawatan Keluarga

Tujuan:

 Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien

 Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi

kebutuhan yang dipenuhi oleh wahamnya.

 Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan

pasien secara optimal

Tindakan :

1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat

merawat pasien di rumah.

2. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang

dialami pasien

3. Diskusikan dengan keluarga tentang

 Cara merawat pasien waham dirumah

 Follow up dan keteraturan pengobatan

 Lingkungan yang tepat untuk pasien

4. Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama

obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat penghentian

obat)

5. Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang

memerlukan konsultasi segera

6. Latih cara merawat

7. Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga


3. Intervensi keperawatan

No Diagnosa Perencanaan Intervesi Rasional


keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
1. Gangguan Tujuan Umum : Kriteria Evaluasi: Bina hubungan Hubungan saling
proses pikir: Klien dapat 1. Ekspresi wajah saling percaya percaya menjadi
Waham berkomunikasi bersahabat dengan dasar interaksi
dengan baik dan 2. Ada kontakmenggunakan selanjutnya
terarah. mata. prinsip dalam membina
TUK 1 : 3. Mau berjabat komunikasi klien dalam
Klien dapat tangan. teraupetik. berinteraksi
membina 4. Mau menjawab 1. Sapa klien dengan baik dan
hubungan saling salam. dengan ramah benar, sehingga
percaya baik verbal klien mau
5. Klien mau
maupun non mengutarakan isi
duduk
verbal perasaannya.
berdampingan.
2. Perkenalkan
6. Klien mau
diri dengan
mengutarakan
sopan
isi perasaannya
3. Tanyakan
nama lengkap
dan nama yang
disukai klien.
4. Jelaskan
tujuan
pertemuan
5. Jujur dan
menepati janji
6. Tunjukkan
rasa empati
dan menerima
klien dengan
apa adany
TUK 2 : Kriteria Evaluasi :  Beri pujian Reinforcement
Klien dapat 1. Klien dapat pada positif dapat
mengidentifikasi mempertahanka penampilan meningkatkan
kan kemampuan n aktivitas dan kemampuan yang
yang dimiliki. sehari-hari kemampuan dimiliki oleh
2. Klien dapat klien yang klien dan harga
mengontrol realistis diri klien
wahamnya.  Diskusikan
dengan klien
kemampuan
yang dimiliki
pada waktu
lalu dan saat
ini.
Klien terdorong
 Tanyakan apa
untuk memilih
yang bisa
aktivitas seperti
dilakukan
sebelumnya
(kaitkan tentang aktivitas
dengan yang pernah
aktivitas dimiliki oleh
sehari-hari dan klien.
perawatan diri) Dengan
kemudian mendengarkan
anjurkan untuk klien akan
melakukan merasa lebih
saat ini. diperhatikan
 Jika klien sehingga klien
selalu bicara akan
tentang mengungkapkan
wahamnya perasaannya
dengarkan
sampai
kebutuhan
waham tidak
ada. Perawat
perlu
memperhatika
n bahwa klien
sangat penting
TUK 3 : Kriteria Evaluasi :  Observasi Observasi dapat
Klien dapat 1. Kebutuhan klien kebutuhan mengetahui
mengidentifikasi terpenuhi klien sehari- kebutuhan klien.
kebutuhan yang 2. Klien dapat hari
tidak dimiliki melakukan  Diskusikan Dengan
aktivitas secara kebutuhan mengetahui
terarah. klien yang kebutuhan yang
3. Klien tidak tidak terpenuhi tidak terpenuhi
menggunakan/ selama maka dapat
membicara kan dirumah diketahui
wahamnya. maupun di RS. kebutuhan yang
akan diperlukan.
 Hubungkan
kebutuhan
Dengan
yang tidak
melakukan
terpenuhi
aktivitas klien
dengan
tidak akan lagi
timbulnya
menggunakan isi
waham
wahamnya.
 Tingkatkan
aktivitas yang Dengan situasi
dapat tertentu klien
memenuhi akan dapat
kebutuhan mengontrol
klien dan wahamnya.
memerlukan
waktu dan
tenaga
 Atur situasi
agar klien
tidak
mempunyai
waktu untuk
menggunakan
wahamnya

TUK 4 : Kriteria Evaluasi : - Berbicara Reinforcement


Klien dapat dengan klien adalah penting
berhubungan 1. Klien dapat dalam konteks untuk
dengan realitas. berbicara realitas meningkatkan
dengan realitas. (realitas diri, kesadaran klien
2. Klien mengikuti realitas orang akan realitas.
Terapi Aktivitas lain, waktu
Kelompok. dan tempat). Pujian dapat
- Sertakan klien memotivasi klien
dalam terapi untuk
aktivitas meningkatkan
kelompok: kegiatan
orientasi positifnya.
realitas.
- Berikan pujian
tiap kegiatan
positif yang
dilakukan oleh
klien.
TUK 5 : Klien Kriteria Evaluasi: - Diskusikan Obat dapat
dapat 1. Klien dapat dengan klien mengontrol
menggunakan menyebutkan dan keluarga waham yang
obat dengan manfaat, efek tentang obat, dialami oleh
benar. samping dan dosis dosis, dan efek klien dan dapat
obat. samping obat membantu
2. Klien dapat dan akibat penyembuhan
mendemonstrasikan penghentian. klien.
penggunaan obat - Diskusikan
dengan benar. perasaan klien
3. Klien dapat setelah minum
memahami akibat obat
berhentinya - Berikan obat
mengkonsumsi obat dengan prinsip
tanpa konsultasi. lima benar dan
4. Klien dapat observasi
menyebutkan setelah minum
prinsip lima benar obat
dalam penggunaan
obat.
TUK 6 : Klien Kriteria Evaluasi : -Diskusikan Perhatian
dapat dukungan 1. Keluarga dapat dengan keluarga keluarga dan
dari keluarga. membina hubungan tentang : pengertian
saling percaya 1. Gejala waham keluarga akan
dengan perawat. 2. Cara merawat dapat membantu
2. Keluarga dapat 3. Lingkungan klien dalam
menyebutkan keluarga mengendalikan
pengertian, tanda 4. Follow up dan wahamnya.
dan tindakan untuk obat.
merawat klien -Anjurkan
dengan waham. keluarga
melaksanakan
dengan bantuan
perawat.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN


(Basic Course). Jakarta : EGC

Direja. A. H. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.


Kusumawati, F & Hartono.Y. (2010).Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba.

Anda mungkin juga menyukai