KEPERAWATAN JIWA 1
Disusun Oleh :
1. Rohmiati
2. I Kadek Satria
PRODI S1 KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
B. Klasifikasi waham
Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja (2011) yaitu
:
C. Etiologi
Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi otak Menurut
Kusumawati, (2010) yaitu :
a. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai dan
menilik terganggu.
b. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan kemampuan berespons
terganggu, tampak dari perilaku nonverbal (ekspresi dan gerakan tubuh) dan
perilaku verbal (penampilan hubungan sosial).
c. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.
d. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi, efek,
ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.
f. Fase Improving
Apabila tidak ada konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan kebutuhan yang tidak
terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi.
Isi waham yang dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali
untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya
keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar
serta ada konsekuensi sosial.
E. Manifestasi Klinis
1. Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
a. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat) Cara berfikir magis dan
primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan pengorganisasian bicara (tangensial,
neologisme, sirkumtansial).
b. Fungsi persepsi Depersonalisasi dan halusinasi.
c. Fungsi emosi Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak
sesuai, reaksi berlebihan, ambivalen.
d. Fungsi motorik. Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme,
stereotipik gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi
stimulus yang jelas, katatonia.
e. Fungsi sosial kesepian. Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
2. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul adalah
gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.
3. Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu :
Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak makan,
tidak ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan ketakutan,
gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan dan bukan kenyataan, menghindar dari orang lain, mendominasi
pembicaraan, berbicara kasar, menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.
4. Tanda dan gejala
a. Waham kebesaran
Ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulangkali tetapi
tidak sesuai kenyataan.
Contohnya : “saya ini tiitsan bung karno, punya banyak perusahaan, punya
rumah di berbagai negara bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencedrai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Contohnya : “banyak polisi mengintai saya, tengga saya ingin
menghancurkan hiidupsaya, suster akan meracuni makanan saya”.
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contohnya : “tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus
menerus memakai pakaian putih setiap hari agar masuk syurga”.
d. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sessuai kenyataan.
Contohnya : “sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam
tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya
menghilang.
e. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meninggal, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “ saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada didunia ini
adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada didunia”.
F. Pohon masalah
G. Penatalaksanaan
Menurut Harnawati (2008) penanganan pasien dengan gangguan jiwa waham antara lain :
a. Psikofarmalogi
b. Litium Karbonat
a) Indikasi : Mengatasi episode waham dari gangguan bipolar. Gejala hilang dalam
jangka waktu 1-3 minggu setelah minum obat litium juga digunakan untuk
mencegah atau mengurangi intensitas serangan ulang pasien bipolar dengan
riwayat mania.
b) Dosis : Untuk tablet atau kapsul immendiate rease biasanya diberikan 3 dan 4
kali sehari, sedangkan tablet controlled release diberikan 2 kali sehari interval 12
jam. Pemberian dosis litium harus dilakukan hati-hati dan individual, yakni
berdasarkan kadar dalam serum dan respon klinis. Untuk menukar bentuk tablet
dari immediate release maka diusahakan agar dosis total harian keduanya tetap
sama.
c) Control jangka panjang : kadar serum litium yang diinginkan adalah 0,6-1,2
mEq/L. dosis bervariasi per individu,tapi biasanya berkisar 900mg-1200mg per
hari dalam dosis berbagi. Monitor dilakukan setiap bulan, pasien yang
supersensitive biasanya memperlihatkan tanda toksik pada kadar serum dibawah
10mEq/L
d) Efek Samping : Insiden dan keparahan efek samping tergantung pada kadar
litium dalam serum. Adapun efek yang mungkin dijumpai pada awal terapi.
Misalnya tremor ringan pada tangan, poliuria nausea, dan rasa haus. Efek ini
mungkin saja menetap selama pengobatan.
c. Haloperidol
a) Indikasi : Haloperidol efektif untuk pengobatan kelainan tingkah laku berat pada
anak-anak yang sering membangkang an eksplosif. Haloperidol juga efektif
untuk pengobatan jangka pendek, pada anak yang hiperaktif juga melibatkan
aktivitas motorik berlebih disertai kelainan tingkah laku seperti : impulsive, sulit
memusatkan perhatian, agresif, suasana hati yang labil dan tidak tahan frustasi.
b) Dosis
Untuk dewasa dosis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Gejala sedang : 0,5-2mg, 2 atau 3 kali sehari
2. Gejala berat : 3-5mg, 2 atau 3 kali sehari
c) Efek samping :
1. Pada sistem saraf pusat akan menimbulkan gejala ekstrapiramidal,
diskinesia Tardif, distonia tardif, gelisah, cemas, perubahan pengaturan
temperature tubuh, agitasi, pusing. Depresi, lelah, sakit kepala, mengantuk,
bingung, vertigo, kejang.
2. Pada kardiovaskular akan menyebabkan timbulnya takikardi,
hipertensi/hipotensi, kelainan EKG (gelombang T abnormal dengan
perpanjangan repolarisasi ventrikel), aritmia. Sedangkan pada
hematologik : Timbul leucopenia dan leukositosis ringan. Pada hati dapat
menimbulkan gangguan fungsi hati
3. Pada kulit memungkinkan timbulnya makulopapular dan akneiform,
dermatitis kontak, hiperpigmentasi alopesia. Pada endokrin dan metabolic
antara lain laktasi, pembesaran payudara, martalgia, gangguan haid,
amenore, gangguan seksual, nyeri payudara, hiponatremia. Pada saluran
cerna : Anoreksia, konstipasi, diare dan mual muntah. Mata : Penglihatan
kabur. Pernapasan : Spasme laring dan bronkus. Saluran genitourinaria :
Retensi urin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian relitas yang
salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi/informasi
secara akurat.
Seseorang yang mengalami waham berfikir bahwa ia memiliki banyak kekuatan dan
bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia merasa sangat kuat dan sangat terkenal. hal
ini sesudah dengan penjelasan Varcarolis dalam fundamental of pshyatric mental health nursing
(2006 : 39) : grandeur: think he or she powers and talents that are not possed or is someone
fowerful or famous.
Proses terjadinya waham
a. Fase Lack of Huma need
b. Fase Lack of Self Esteem
c. Fase Control Internal Eksternal
d. Fase Environment Support
e. Fase Comforting
f. Fase Improving
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Farida., & Yudi Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika